Anda di halaman 1dari 13

Rangkaian seri dan paralel

Nama : alki wijanarko


Npm : 211030014
Prodi : teknik elektro
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa berkat rahmat


dan hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan
makalah dengan judul rangkaian seri dan paralel
Dalam penyusunannya, penulis memperoleh banyak bantuan
dari berbagai pihak, karena itu penulis mengucapkan terima
kasih yang sebesar-besarnya kepada yang telah memberikan
dukungan, kasih, dan kepercayaan yang begitu besar.
Dari sanalah semua kesuksesan ini berawal, semoga semua ini
bisa memberikan sedikit kebahagiaan dan menuntun pada
langkah yang lebih baik lagi. Meskipun penulis berharap isi
dari makalah ini bebas dari kekurangan dan kesalahan, namun
selalu ada yang kurang.
Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang
membangun agar makalah ini dapat lebih baik lagi. Akhir
kata penulis berharap agar makalah ini bermanfaat bagi semua
pembaca.

batam,

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR............................................................................... i
DAFTAR ISI.............................................................................................. ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar belakang............................................................................ 1
1.2. Tujuan ........................................................................................ 1
BAB II PEMBAHASAN
1. Rangkaian Seri................................................................................ 2
1.1. Rangkaian Resistor Seri dan Rumus........................................ 2
1.2. Sifat – sifat Rangkaian Seri...................................................... 3
1.3. Fungsi Rangkaian Seri............................................................. 3
1.4. Prinsip Rangkaian Seri............................................................. 3
1.5. Contoh kasus untuk menghitung rangkaian seri....................... 3
2 Rangkaian Paralel........................................................................... 4
2.1...........................................................Rangkaian Listrik Paralel 4
2.2........................................................Rangkaian Resistor Paralel 6
2.3........................................................Sifat-sifat Rankaian Paralel 7
2.4..............................................................Fungsi Rangkai Paralel 7
2.5..........................................................Prinsip Rangkaian Paralel 7
2.6...................................Contoh Soal Rangkaian Paralel Resistor 8
BAB III PENUTUP
3 Kesimpulan ..................................................................................... 9
DAFTAR PUSTAKA

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Rangkaian Listrik adalah suatu hubungan sumber listrik dengan alat-alat listrik
lainnya yang mempunyai fungsi tertentu. Berdasarkan susunan hubungan alat-alat
listrik, maka rangkaian listrik tersusun dengan tiga cara, yaitu: rangkaian seri,
rangkaian paralel, dan rangkaian campuran. Rangkaian seri adalah rangkaian alat-alat
listrik yang disusun berurut tanpa cabang.
Ciri-ciri rangkaian seri antara lain: Arus listrik mengalir tanpa melalui cabang.
Arus listrik yang mengalir melalui lampu 1 melalui lampu 2, demikian pula yang
melalui baterai 1 dan baterai 2, dan Jika salah satu alat listrik dilepas atau rusak maka
arus listrik akan putus.
Kelebihan dari rangkaian seri adalah: Lebih menghemat daya yang
dikeluarkan pada baterai, Pengerjaan yang singkat dan Tidak memerlukan banyak
penghubung pada penyambungan jalur sehingga hemat kabel dan saklar (hemat biaya)
Kekurangan rangkaian seri adalah: Jika salah satu komponen dicabut atau
rusak maka komponen yang lain tidak akan berfungsi sebagai mana mestinya.
Misalnya saja tiga buah lampu disusun secara seri, maka apabila salah satu lampu
dicabut atau rusak maka lampu yang lain akan ikut padam, Nyala lampu yang satu
dengan yang lain tidak sama terangnya, dan Semakin jauh dari sumber listrik maka
nyala lampu semakin redup.
Hambatan aliran muatan listrik disebut juga resistor. Dalam rangkaian listrik,
resistor dapat disambung dengan dua cara, yaitu seri dan paralel. Tapi bisa juga
disambung dengan cara campuran yaitu paralel dan  seri secara bersama-sama.

1.2   Tujuan

1. Untuk mengetahui Rangkaian tahanan yang dihubungkan secara seri


2. Untuk mengetahui Rangkaian tahanan yang dihubungkan secara paralel

iv
BAB II
PEMBAHASAN

1. Rangkaian seri
Rangkaian seri adalah rangkaian yang memiliki komponen dan beban (lampu, resistor atau lain - lain)
saling terhubung satu sama lain dengan sejajar, maka dari itu rangkaian ini akan mengurutkan satu
komponen ke komponen lain. Karena pemasangan dari rangkaian seri ini berjajar, maka pembagian
tegangan dari sumber tegangan akan merata ke seluruh komponen
Coba perhatikan gambar

 
Gambar Rangkaian Seri diatas menunjukan bahwa ke -4 lampu yang disusun seri diatas akan saling
berbagi tegangan karena memiliki sumber yang sama dalam satu jalur yang sama pula

1.1 Rangkaian Seri Resistor Beserta Rumus


Bentuk rangkaian seri hambatan(resitor) adalah seperti berikut ini:

Arus pada rangkaian hambatan seri memiliki nilai yang sama sehingga :

Itot=I1=I2=I3

Sedangkan tegangan pada rangkain hambatan seri yaitu :


Vtot=V1+V2+V3
Maka hambatan total pada rangkaian hambatan seri (hambatan pengganti ) yaitu :
Vtot=V1+V2+V3
Itot⋅Rtot=I1⋅R1+I2⋅R
2+I3⋅R3
Rtot =R1+R2+R3

v
1.2 Sifat-sifat Rangkaian Seri
1. Arus yang mengalir pada masing beban adalah sama.
2. Tegangan sumber akan dibagi dengan jumlah tahanan seri jika besar tahanan sama.
Jumlah penurunan tegangan dalam rangkaian seri dari masing-masing tahanan seri
adalah sama dengan tegangan total sumber tegangan.
3. Banyak beban listrik yang dihubungkan dalam rangkaian seri, tahanan total rangkaian
menyebabkan naiknya penurunan arus yang mengalir dalam rangkaian.  Arus yang
mengalir tergantung pada jumlah besar tahanan beban dalam rangkaian.
4. Jika salah satu beban atau bagian dari rangkaian tidak terhubung atau putus, aliran
arus terhenti
1.3. Fungsi rangkaian seri
a. Rangkaian seri berfungsi untuk memperbesar hambatan total
b. Rangkaian seri berfungsi sebagai pembagi tegangan
c. Pada rangkaian seri memiliki arus yang sama pada masing-masing hambatan

1.4 Prinsip dalam Rangkaian Seri adalah sebagai berikut:


1. Hambatan total merupakan hasil penjumlahan tiap-tiap hambatan serinya.
2. Kuat arus dalam tiap-tiap hambatannya tetap dan besar kuat arus setiap hambatan
sama dengan kuat arus totalnya,
3. Beda potensial/tegangan tiap-tiap hambatannya berbeda-beda dan hasil penjumlahan
tegangan tiap-tiap hambatannya sama dengan tegangan totalnya.

1.5 Contoh Kasus untuk menghitung Rangkaian Seri Resistor


Sebuah rangkaian resistor dipasang secara seri dengan hambatan masing-masing 20 ohm,
15 ohm, 30 ohm. Tegangan pada rangkaian tersebut adalah 12 volt. Berapa total resistansi
dan arus yang mengalir pada rangkaian tersebut?

Jawab :
Total Resistor(R) : 10 + 15 + 30 = 55 ohm
Arus (I) = V/R = 12 /55 = 0,21 A.

vi
2.        Rangkaian Paralel
Rangkaian Paralel adalah salah satu rangkaian listrik yang disusun secara
(paralel). Lampu yang dipasang di rumah umumnya merupakan rangkaian paralel.

2.1  Rangakain listrik paralel


Suatu rangkaian listrik, di mana semua input komponen berasal dari sumber
yang sama. Semua komponen satu sama lain tersusun paralel. Hal inilah yang
menyebabkan susunan paralel dalam rangkaian listrik menghabiskan biaya yang lebih
banyak (kabel penghubung yang diperlukan lebih banyak). Selain kelemahan tersebut,
susunan paralel memiliki kelebihan tertentu dibandingkan susunan seri. Adapun
kelebihannya adalah jika salah satu komponen dicabut atau rusak, maka komponen
yang lain tetap berfungsi sebagaimana mestinya Berikut contoh gambar rangkaian
paralel : Contoh pengaplikasian rangkaian paralel pada 3 buah lampu : Pada
umumnya hambatan(R) yang dirangkaia paralel akan menghasilkan hambatan
tota(RT) yang semakin kecil . Untuk mengetahui hambatan total dari hambatan(RT)
yang dipasang paralel dapat menggunakan perhitungan di bawah:
Hubungan Antara Tegangan (V), Arus (I) Dan Hambatan (R) Dan Hukum
Ohm Hukum Ohm adalah hukum yang mengatakan bahwa apabila arus listrik
mengalir ke dalam sebuah penghantar, intensitas arusnya sama dengan tegangan yang
mendorongnya dibagi dengan tahanan penghantar. Hukum Ohm digunakan untuk
melihat besarnya arus (I), tegangan (V) dan hambatan (R). Rumus: V = I . R bunyi
Hukum Ohm “Besarnya kuat arus (I) yang melalui konduktor antara dua titik
berbanding lurus dengan beda potensial atau tegangan (V) di dua titik tersebut, dan
berbanding terbalik dengan hambatan atau resistansi (R) di antara mereka”. Arus
adalah elektron yang mengalir dari satu atom ke atom lainnya melalui penghantar dan
diukur dalam ampere. Satu ampere adalah aliran arus listrik dari 6,28 x 10 pangkat 28
elektron / detik pada sebuah penghantar. Jadi, arus adalah jangkauan aliran listrik
yang diukur dalam ampere atau elektron / detik. Arus dapat digolongkan atas dua
macam, yaitu arus searah (DC) dan arus bolak-balik (AC).

a. Arus Searah (DC)

vii
Arus searah (DC) yaitu arus yang mengalir ke satu arah saja dengan harga
konstanta. Salah satu sumber arus searah adalah batere. Di samping itu arus searah
dapat diperoleh dengan menggunakan komponen elektronik yang disebut Dioda pada
pembangkit listrik arus bolak-balik (AC).

b. Arus Bolak-balik (AC)

Arus bolak-balik (AC) adalah arus yang mengalir dengan arah bolak-balik.
Arus ini bisa juga disebut arus tukar sebab polaritasnya selalu bertukar-tukar. Juga
dapat disebut dengan arus AC sebagai istilah singkatan asing (Inggris) yaitu
Alternating Current. Sumber arus listrik bolak-balik adalah pembangkit tegangan
tinggi seperti PLN (Perusahaan Listrik Negara) dan generator.
Tegangan adalah suatu tekanan yang menyebabkan terjadinya aliran arus listrik pada
sebuah penghantar. Biasanya tegangan tergantung pada ujung-ujung kawat
penghantar. Apabila ujung-ujung penghantar tersebut dihubungkan dengan batere atau
generator, maka akan terjadi tegangan. Jadi, tegangan adalah daya potensial yang
tetap ada walaupun tidak ada arus. Walaupun tidak ada hubungan terhadap peralatan
lain tegangan tetap ada. Tegangan tetap ada walaupun tanpa arus, tetapi arus tidak
akan ada tanpa ada tekanan dari tegangan-tegangan

c. Arus Searah (DC)

Arus searah (DC) yaitu arus yang mengalir ke satu arah saja dengan harga
konstanta. Salah satu sumber arus searah adalah batere. Di samping itu arus searah
dapat diperoleh dengan menggunakan komponen elektronik yang disebut Dioda pada
pembangkit listrik arus bolak-balik (AC).

d. Arus Bolak-balik (AC)

Arus bolak-balik (AC) adalah arus yang mengalir dengan arah bolak-balik.
Arus ini bisa juga disebut arus tukar sebab polaritasnya selalu bertukar-tukar. Juga
dapat disebut dengan arus AC sebagai istilah singkatan asing (Inggris) yaitu

viii
Alternating Current. Sumber arus listrik bolak-balik adalah pembangkit tegangan
tinggi seperti PLN (Perusahaan Listrik Negara) dan generator.
Tegangan adalah suatu tekanan yang menyebabkan terjadinya aliran arus listrik pada
sebuah penghantar. Biasanya tegangan tergantung pada ujung-ujung kawat
penghantar. Apabila ujung-ujung penghantar tersebut dihubungkan dengan batere atau
generator, maka akan terjadi tegangan. Jadi, tegangan adalah daya potensial yang
tetap ada walaupun tidak ada arus. Walaupun tidak ada hubungan terhadap peralatan
lain tegangan tetap ada. Tegangan tetap ada walaupun tanpa arus, tetapi arus tidak
akan ada tanpa ada tekanan dari tegangan-tegangan

2.2 Rangkaian Paralel Resistor

Adalah sebuah rangkaian yang terdiri dari 2 buah atau lebih Resistor yang
disusun secara berderet atau berbentuk Paralel. Sama seperti dengan Rangkaian Seri,
Rangkaian Paralel juga dapat digunakan untuk mendapatkan nilai hambatan
pengganti. Perhitungan Rangkaian Paralel sedikit lebih rumit dari Rangkaian Seri.

2.2.1. Rumus dari Rangkaian Seri Resistor adalah :

1/Rtotal = 1/R1 + 1/R2 + 1/R3 + ….. + 1/Rn

Dimana :
Rtotal = Total Nilai Resistor
R1 = Resistor ke-1
R2 = Resistor ke-2
R3 = Resistor ke-3
Rn = Resistor ke-n

Berikut ini adalah gambar bentuk Rangkaian Paralel :

ix
 V total = V1 = V2 = V3 = .. Vn
 I total = I1 + I2 +.. In
2.3. Sifat-sifat Rangkaian
1/RParalel
total = 1/R1 + 1/R2 + … 1/R n
1. Tegangan pada masing-masing beban listrik sama dengan tegangan sumber.
2. Masing-masing cabang dalam rangkaian parallel adalah rangkaian individu. Arus
masing-masing cabang adalah tergantung besar tahanan cabang.
3. Sebagaian besar tahanan dirangkai dalam rangkaian parallel, tahanan total rangkaian
mengecil, oleh karena itu arus total lebih besar. (Tahanan total dari rangkaian parallel
adalah lebih kecil dari tahanan yang terkecil dalam rangkaian.)
4. Jika terjadi salah satu cabang tahanan parallel terputus, arus akan terputus hanya pada
rangkaian tahanan tersebut. Rangkaian cabang yang lain tetap bekerja tanpa terganggu
oleh rangkaian cabang yang terputus tersebut.

2.4 Fungsi rangkaian paralel


a. Rangkaian paralel berfungsi untuk memperkecil hambatan total
b. Rangkaian seri berfungsi sebagai pembagi arus
c. Pada rangkaian seri memiliki tegangan yang sama pada masing-masing hambatan

2.5 Prinsip dalam Rangkaian Paralel


Seper hambatan paralel merupakan hasil penjumlahan seper tiap-tiap hambatan
paralelnya.
1. Kuat arus dalam percabangannya berbeda-beda dan perbandingan kuat arus tiap-tiap
percabangan berbanding terbalik dengan perbandingan hambatan tiap-tiap
percabangannya serta hasil penjumlahan kuat arus tiap-tiap percabangannya sama
dengan kuat arus totalnya.
2. Beda potensial/ tegangan tiap-tiap percabangannya tetap dan besar tegangan setiap
percabangan sama dengan tegangan totalnya.

x
2.6. Contoh Kasus untuk Menghitung Rangkaian Paralel Resistor

Terdapat 3 Resistor dengan nilai-nilai Resistornya adalah sebagai berikut :


R1 = 100 Ohm
R2 = 200 Ohm
R3 = 47 Ohm

Berapakah nilai hambatan yang didapatkan jika memakai Rangkaian Paralel Resistor?

Penyelesaiannya :

1/Rtotal = 1/R1 + 1/R2 + 1/R3


1/Rtotal = 1/100 + 1/200 + 1/47
1/Rtotal = 94/9400 + 47/9400 + 200/9400
1/Rtotal = 341 x Rtotal = 1 x 9400 (→ Hasil kali silang)
Rtotal = 9400/341
Rtotal = 27,56

Jadi Nilai Hambatan Resistor pengganti untuk ketiga Resistor tersebut adalah 27,56
Ohm.

Hal yang perlu diingat bahwa Nilai Hambatan Resistor (Ohm) akan bertambah jika
menggunakan Rangkaian Seri Resistor sedangkan Nilai Hambatan Resistor (Ohm)
akan berkurang jika menggunakan Rangkaian Paralel Resistor.

xi
BAB III
PENUTUP

3. Kesimpulan
Rangkaian seri adalah sebuah rangkaian yang terdiri dari 2 buah atau lebih
Resistor yang disusun secara sejajar atau berbentuk Seri. Dengan Rangkaian Seri ini
kita bisa mendapatkan nilai Resistor Pengganti yang kita inginkan.
Rangkaian peralel adalah sebuah rangkaian yang terdiri dari 2 buah atau lebih
Resistor yang disusun secara berderet atau berbentuk Paralel. Sama seperti dengan
Rangkaian Seri, Rangkaian Paralel juga dapat digunakan untuk mendapatkan nilai
hambatan pengganti. Perhitungan Rangkaian Paralel sedikit lebih rumit dari
Rangkaian Seri.

xii
DAFTAR PUSTAKA

https://tianphysics.wordpress.com/2013/11/05/rangkaian-seri-dan-rangkaian-paralel/

http://teknikelektronika.com/rangkaian-seri-dan-paralel-resistor-serta-cara-menghitung-nilai-
resistor/

https://id.wikipedia.org/wiki/Rangkaian_seri_dan_paralel

https://www.scribd.com/doc/226925230/Rangkaian-Listrik-Seri

http://www.rangkaianelektronika.org/rangkaian-thevenin.htm

https://www.academia.edu/28544029/LAPORAN_PERCOBAAN_TEOREMA_THEVENIN

http://elektronika-dasar.web.id/teorema-thevenin/

xiii

Anda mungkin juga menyukai