Anda di halaman 1dari 20

Rangkaian Seri dan Paralel

Disusun Oleh :

Utari Noor Afifah Panggabean

180403008

Dosen : Dr. Maksum Pinem, ST, MT.

Departemen Teknik Industri

Fakultas Teknik

Universitas Sumatera Utara

2018

11
KATA PENGANTAR

Segala puji syukur kita haturkan kepada Allah SWT sebab karena limpahan
rahmat serta anugerah dari-Nya saya mampu untuk menyelesaikan makalah saya

dengan judul “Rangkaian Seri dan Paralel” ini.

Shalawat serta salam tidak lupa selalu kita haturkan untuk junjungan nabi
agung kita, yaitu Nabi Muhammad SAW yang telah menyampaikan petunjuka

Allah SWT untuk kita semua, yang merupakan sebuah pentunjuk yang paling benar

yakni Syariah agama Islam yang sempurna dan merupakan satu-satunya karunia
paling besar bagi seluruh alam semesta.

Selanjutnya dengan rendah hati saya meminta kritik dan saran dari pembaca

untuk makalah ini supaya selanjutnya dapat saya revisi kembali. Karena saya sangat
menyadari, bahwa makalah yang telah saya buat ini masih memiliki banyak

kekurangan.

Saya ucapkan terimakasih yang sebanyak-banyaknya kepada setiap pihak


yang telah mendukung serta membantu saya selama proses penyelesaian makalah

ini hingga rampungnya makalah ini.

Demikianlah yang dapat saya haturkan, saya berharap supaya makalah yang
telah saya buat ini mampu memberikan manfaat kepada setiap pembacanya.

Medan, 1 Januari 2019

Utari Noor Afifah Panggabean

i
DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR ……………………………………………………………….................... i

DAFTAR ISI ………………………………………………………………………..................... ii

BAB I PENDAHULUAN……….....……………………...................……………………...... 1

1.1 Latar Belakang …………………………….………………………………............ 1

1.2 Manfaat ..................…………...………….……………………………….............. 1

1.3 Tujuan Pembelajaran ………….………………………..............…………............. 2

BAB II ISI ……………….………………………………………………………..................... 3

2.1 Rangkaian Seri..........................……...………...……..............................….....…. 3

2.1.1 Pengertian Rangkaian Seri .........................…..……………....…...…......... 3

2.1.2 Karakteristik Rangkaian Listrik Seri ..............……….......……..……......... 3

2.1.3 Contoh Penyelesaian Rangkaian Seri .........…………...........….........…..... 4

2.2 Rangkaian Paralel .................................................................................................. 6

2.2.1 Pengertian Rangkaian Paralel....................................................................... 6

2.2.2 Karakteristik Rangkaian Listrik Paralel ...................................................... 6

2.2.3 Contoh Penyelesaian Rangkaian Paralel ..................................................... 8

2.3 Rangkaian Gabungan .......................................................................................... 10

2.3.1 Pengertian Rangkaian Gabungan................................................................ 10

2.3.2 Contoh Penyelesaian Rangkaian Gabungan ............................................... 13

BAB III PENUTUP ………………………………………………………....………............... 16

3.1 Kesimpulan ……………………………………………………...……………..... 16

DAFTAR PUSTAKA …………………………………………………………....…................. 17

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang

Rangkaian Listrik adalah suatu hubungan sumber listrik dengan alat-alat listrik lainnya
yang mempunyai fungsi tertentu. Berdasarkan susunan hubungan alat-alat listrik, maka rangkaian
listrik tersusun dengan tiga cara, yaitu: rangkaian seri, rangkaian paralel, dan rangkaian campuran.
Rangkaian seri adalah rangkaian alat-alat listrik yang disusun berurut tanpa cabang.
Ciri-ciri rangkaian seri antara lain: Arus listrik mengalir tanpa melalui cabang. Arus listrik
yang mengalir melalui lampu 1 melalui lampu 2, demikian pula yang melalui baterai 1 dan baterai
2, dan Jika salah satu alat listrik dilepas atau rusak maka arus listrik akan putus.
Kelebihan dari rangkaian seri adalah: Lebih menghemat daya yang dikeluarkan pada
baterai, Pengerjaan yang singkat dan Tidak memerlukan banyak penghubung pada penyambungan
jalur sehingga hemat kabel dan saklar (hemat biaya) Kekurangan rangkaian seri adalah: Jika salah
satu komponen dicabut atau rusak maka komponen yang lain tidak akan berfungsi sebagai mana
mestinya. Misalnya saja tiga buah lampu disusun secara seri, maka apabila salah satu lampu
dicabut atau rusak maka lampu yang lain akan ikut padam, Nyala lampu yang satu dengan yang
lain tidak sama terangnya, dan Semakin jauh dari sumber listrik maka nyala lampu semakin redup.
Hambatan aliran muatan listrik disebut juga resistor. Dalam rangkaian listrik, resistor dapat
disambung dengan dua cara, yaitu seri dan paralel. Tapi bisa juga disambung dengan cara
campuran yaitu paralel dan seri secara bersama-sama.

1.2 Manfaat

Makalah ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi kita semua dalam mempelajari
rangkaian seri, paralel, dan gabungan. Serta dalam perhitungannya.

1
1.3 Tujuan Pembelajaran :

1. Mahasiswa dapat memahami rangkaian seri


2. Mahasiswa dapat memahami rangkaian pararel
3. Mahasiswa dapat memahami rangkaian gabungan
4. Mahasiswa dapat membedakan rangkaian seri, pararel, dan gabungan
5. Mahasiswa dapat mengidentifikasikan masalah yang berhubungan dengan rangkaian seri,
rangkaian pararel, dan rangkaian gabungan.
6. Mahasiswa dapat menghitung besarnya arus, tegangan, dan hambatan dalam rangkaian seri,
rangkaian paralel dan rangkaian gabungan.

Daftar isi pembahasan materi di bawah ini :


✓ Pengertian rangkaian seri, rangkaian paralel dan rangkaian gabungan
✓ Karakteristik rangkaian seri dan rangkaian paralel
✓ Gambar dan persamaan rangkaian seri, rangkaian paralel, dan rangkaian gabungan.
✓ Contoh soal dari rangkaian seri, rangkaian paralel, dan rangkaian gabungan.
✓ Pembahasan soal rangkaian seri, rangkaian paralel, dan rangkaian gabungan

2
BAB II

ISI

2.1 Rangkaian Seri

2.1.1 Pengertian Rangkaian Seri

Rangkaian seri adalah sebuah rangkaian listrik dimana komponen dihubungkan


berurutan tiap ujung kaki komponen yang digunakan sehingga berjajar antara komponen satu
dengan komponen lainnya sehingga dari segi biaya bisa lebih rendah daripada rangkaian
parallel karena tidak diperlukan tambahan kabel penghubung. [1]

2.1.2 Karakteristik Rangkaian Listrik Seri:


1. Cara menyusun rangkaian cenderung praktis dan sederhana.
2. Semua komponen listrik disusun secara sejajar (berderet atau berurutan).
3. Kabel penghubung pada seluruh komponen tidak memiliki percabangan sepanjang
rangkaian.
4. Hanya ada satu jalan yang dapat dilalui oleh arus, jadi jika ada satu jalur yang terputus
maka rangkaian tidak dapat berfungsi dengan benar.
5. Arus listrik yang mengalir di berbagai titik dalam rangkaian sama besarnya
6. Setiap komponen yang terpasang akan mendapat arus yang sama.
7. Beda potensial/tegangan pada setiap komponen yang terpasang memiliki nilai yang
berbeda.
8. Memiliki hambatan total yang lebih besar daripada hambatan penyusunnya. [2]

Rangkaian seri dapat dilihat seperti Gambar 1.1. Penahan atau resistor yang disambung
secara seri ialah jika ujung kaki belakang tahanan R 1 disambungkan pada ujung kaki depan
tahanan R2 dan ujung kaki belakang R2 disambungkan pada ujung kaki depan tahanan R3 hingga
seterusnya.

3
Gambar 1.1 Tiga resistor terhubung secara seri di antara titik a dan d

Ketiga rangkaian resistor tersebut dapat diganti dengan satu resistor tanpa mengubah
keadaan (baik arus maupun tegangan). Arus yang masuk pada rangkaian seri akan melewati
tahanan R1, R2, dan R3, maka rangkaian seri memiliki arus yang sama disetiap masing-masing
tahanan. Sedangkan jumlah seluruh tegangan disetiap masing-masing tahanan sama dengan
tegangan sumber. [3]

Sesuai dengan persamaan berikut:

V = Vab + Vbc + Vcd

Sedangkan V = I . R, maka:

V = Iab . R1 + Ibc . R2 + Icd . R3

Arus yang melalui disetiap tahanan adalah sama, I = Iab = Ibc = Icd, maka:

V = I . ( R1 + R2 + R3 )

V = I . RT

Dapat diperoleh:

RT = R1 + R2 + R3. [4]

2.1.3 Contoh Penyelesaian Rangkaian Seri:

Gambar 1.2 Contoh soal rangkaian seri

Perhatikan gambar 1.2, Suatu rangkaian tahanan yang dihubungkan secara seri,
diketahui R1 = 2 Ω, R2 = 5 Ω, R3 = 3 Ω, dan tegangan sumber V = 20 V, maka hitunglah :
a) Hambatan pengganti ( RT )

b) Arus yang mengalir pada rangkaian tersebut ( I )


c) Tegangan pada masing-masing tahanan ( V1, V2, V3 )
4
Penyelesaian:
a) RT = R1 + R2 + R3 b) V = I . RT

RT = 2 Ω + 5 Ω + 3 Ω V
I= R1 + R2 + R3

RT = 10 Ω 20 V
I= =2A
10 Ω

c) V1 = I . R1 V2 = I . R2 V3 = I . R3

V V V
V1 = R .R1 V2 = R .R2 V3 = R .R3
T T T

V V V
V1 = R .R1 V2 = R .R2 V3 = R .R3
1 + R2 + R3 1 + R2 + R3 1 + R2 + R3

R1 R2 R3
V1 = R .V V2 = R .V V3 = R .V
1 + R2 + R3 1 + R2 + R3 1 + R2 + R3

20 V 20 V 20 V
V1 = .2Ω V2= .5Ω V3= .3Ω
2Ω + 3Ω + 5Ω 2Ω + 3Ω + 5Ω 2Ω + 3Ω + 5Ω

20 V 20 V 20 V
V1 = .2 Ω V2 = .5 Ω V3 = .3 Ω
10 Ω 10 Ω 10 Ω

V1 = 4 Ω V2 = 10 Ω V3 = 6 Ω

Kesimpulan: Semakin besar hambatan, maka semakin besar tegangannya.

Rangkaian tahanan seri dibutuhkan jika:

a) Nilai tahanan atau resistor yang dibutuhkan lebih besar dari tahanan atau
resistor yang tersedia
b) Untuk membagi tegangan, bila tegangan yang diminta lebih kecil ataupun
lebih besar daripada yang tersedia. [3]

2.2 RANGKAIAN PARALEL

2.2.1 Pengertian Rangkaian Paralel

Rangkaian paralel adalah rangkaian listrik dimana setiap komponen


mendapatkan sumber arus yang sama sehingga memiliki banyak cabang yang
otomatis akan membuat biaya koneksi kabel menjadi tinggi. Dan juga dalam

5
rangkaian listrik paralel, tegangan yang mengalir adalah sama besar pada
masing-masing komponen.[1]

2.2.2 Karakteristik Rangkaian Listrik Paralel


1. Cara menyusun rangkaian cenderung lebih rumit.
2. Semua komponen listrik terpasang secara bersusun atau sejajar.
3. Kabel penghubung pada sebuah rangkaian memiliki percabangan.
4. Terdapat beberapa jalan yang dapat dilalui oleh arus.
5. Arus yang mengalir pada setiap cabang memiliki besar nilai yang
berbeda.
6. Setiap komponen yang terpasang mendapat besar arus yang berbeda.
7. Semua komponen mendapat tegangan yang sama besar.
8. Hambatan totalnya lebih kecil dari hambatan pada tiap-tiap komponen
penyusunnya. [2]

Rangkaian paralel dapat dilihat seperti Gambar 1.3. Tahanan atau resistor
yang dihubungkan secara paralel adalah jika semua ujung kaki depan tahanan
R1, R2, dan R3 disambungkan atau disimpulkan pada satu titik dan semua
ujung kaki belakangnya juga disambungkan atau disimpulkan pada satu titik.

Gambar 1.3 Tiga resistor terhubung secara paralel di antara titik a dan b

Arus yang masuk pada rangkaian tersebut akan terbagi di titik a, sebagian
arus melalui R1 dan sebagiannya lagi melalui R2 serta sebagian lagi melalui
R3. Besarnya arus yang melalui tiap tahanan akan berbeda sesuai dengan nilai

6
tahanannya. Sedangkan beda potensialnya atau tegangan pada tiap masing-
masing tahanan adalah sama dengan tegangan sumber. [3]

Jika arus yang melalui tahanan R1 dinyatakan dengan I1, R2 dinyatakan


dengan I2, dan R3 dinyatakan dengan I3, maka:

V1 V2 V3
I1 = R , I2 = R , I3 = R
1 2 3

Ketiga arus tersebut berasal dari arus yang masuk pada titik a, sehingga:

I = I1 + I2 + I3

atau,

V1 V2 V3
I = + +
R1 R2 R3

V V1 V2 V3
RT
= R1
+ R2
+ R3

karena,

V = V1 = V2 = V3

maka,

1 1 1 1 [4]
= + +
RT R1 R2 R3

1 1 1
= +
RT R1 R2

1 R2 + R1
=
RT R1 . R2

R1 . R2
RT =
R1 + R2

Gambar 1.4 Dua resistor


terhubung secara paralel di antara
titik a dan b

Dapat diperoleh:

7
Dapat diperoleh:

1 1 1 1
= + +
RT R1 R2 R3

1 R2 . R3 + R1 . R3 + R1 . R2
=
RT R1 . R2 . R3

R1 . R2 . R3
RT = R1 . R2 + R1 . R3 + R2 . R3

Gambar 1.5 Dua resistor terhubung


secara paralel di antara titik a dan b

2.2.3 Contoh Penyelesaian Rangkaian Paralel:

Gambar 1.6 Contoh soal rangkaian paralel

Tentukan : a) Hambatan pengganti ( RT )


b) Kuat arus pada rangkaian ( IT )
c) Kuat arus pada R1 dan R2 ( I1 dan I2 )

Penyelesaian :
R1 . R 2
a) RT = R1 + R 2

V
4 Ω.6 Ω b) IT =
RT = RT
4 Ω+6 Ω

V
24 Ω2 IT = R1 . R2
RT = = 2,4 Ω R1 + R2
10 Ω

R1 + R2
IT = .V
R1 . R2

8
4 Ω+6 Ω 10 Ω
IT = . 24 v IT = . 24 v = 10 A
4 Ω.6 Ω 24 Ω2

V1 V2
c) I1 = I2 =
R1 R2

tegangan di setiap tahanan sama dengan tegangan sumber, V = V1 = V2

24 v 24 v
I1 = =6A I2 = =4A
4Ω 6Ω

Apabila yang diketahui adalah IT, maka penyelesaian dapat diselesaikan


dengan cara sebagai berikut:

V1 IT . RT
I1 = R I2 =
1 R2

Karena: V = IT . RT , maka: IT R1 . R2
I2 = .( )
R2 R1 + R2
IT . RT
I1 = IT R1 . R2
R1 I2 = R . ( R )
2 1+ R2
IT R 1 . R2
I1 = R . ( R ) R1
1 1+ R2 I2 = . IT
R1 + R2

IT R 1 . R2
I1 = R . ( R ) 4Ω
1 1+ R2 I2 = . 10 A
4 Ω +6Ω

R2
I1 = . IT 4Ω
R1 + R2 I2 = . 10 A = 4 A
10 Ω


I1 = . 10 A
4 Ω +6Ω


I1 = . 10 A = 6 A
10 Ω

Sambungan tahanan yang dihubungkan secara paralel dibutuhkan jika:

9
a) Nilai tahanan atau resistor yang dibutuhkan lebih besar dari tahanan atau
resistor yang tersedia
b) Diperlukan untuk pembagian aliran, bila aliran yang diminta lebih kecil
ataupun lebih besar daripada yang telah tersedia

2.3 RANGKAIAN GABUNGAN

2.3.1 Pengertian Rangkaian Gabungan

Rangkaian Gabungan adalah gabungan dari rangkaian seri dan


rangkaian paralel. Rangkaian campuran biasanya juga terdapat pada rangkaian
listrik. Untuk dapat mencari besarnya hambatan yang terdapat pada rangkaian
campuran, terlebih dahulu kita harus mencari besaran hambatan pada tiap-tiap
model rangkaian (seri dan paralel), setelah kita menemukan besaran hambatan
pada kedua rangkaian tersebut kemudian kita mencari hambatan dari gabungan
rangkaian akhir yang telah kita dapat. Rangkaian gabungan adalah kombinasi
dari rangkaian seri dan paralel.[5]

10
Perhatikan Gambar 1.7:

Gambar 1.7 Tiga buah resistor yang dihubungkan secara paralel dan seri

Pada rangkaian tersebut terlihat bahwa tahanan R2 dan R3 disambung


secara paralel di antara titik b dan di titik c. Hambatan pengganti dari
tahanan.

Sambungan tahanan yang dihubungkan secara paralel dibutuhkan jika:

a) Nilai tahanan atau resistor yang dibutuhkan lebih besar dari tahanan atau
resistor yang tersedia

b) Diperlukan untuk pembagian aliran, bila aliran yang diminta lebih kecil
ataupun lebih besar daripada yang telah tersedia

. Sambungan tahanan yang dihubungkan secara paralel dibutuhkan jika:

a) Nilai tahanan atau resistor yang dibutuhkan lebih besar dari tahanan atau
resistor yang tersedia
b) Diperlukan untuk pembagian aliran, bila aliran yang diminta lebih kecil
ataupun lebih besar daripada yang telah tersedia

Pada rangkaian tersebut terlihat bahwa tahanan R2 dan R3 disambung secara


paralel di antara titik b dan di titik c. Hambatan pengganti dari tahanan R2 dan

11
R3 dapat diumpamakan sebagai tahanan RP (Rangkaian paralel), kemudian RP
ini dihubungkan secara seri dengan tahanan R1.

Gambar 1.8 Tahanan yang dihubungkan secara paralel diubah menjadi RP

Arus yang masuk pada rangkaian pada Gambar 1.8 akan melalui tahanan
R1 dan RP, seperti halnya arus yang memasuki pada tahanan seri nilainya sama
besar. Jika kita lihat rangkaian pada Gambar 1.7, arus yang masuk akan
melewati tahanan R1 kemudian akan terbagi di titik b, sebagian arus mengalir
melewati R2 dan sebagiannya lagi melewati tahanan R 3. Sedangkan arus pada
titik c akan sama besar dengan arus yang masuk pada rangkaian. Sesuai dengan
Hukum pertama Kirchoff yaitu “Jumlah arus yang masuk pada suatu titik
cabang harus sama dengan jumlah arus yang meninggalkannya”. Untuk
tegangannya dapat dianalisis sesuai dengan cara sambungannya. Sambungan
secara seri memiliki jumlah seluruh tegangan tiap tahanannya sama dengan
tegangan sumber, sedangkan sambungan paralel tegangan setiap tahanannya
sama besar. Maka persamaan arusnya:
• I = I1 = IP
• I = I1 = I2 + I3

Tegangannya,

• V = Vab + Vbc
• Vbc = V2 = V3

12
2.3.2 Contoh Penyelesaian Rangkaian Gabungan:

Gambar 1.9 Contoh soal rangkaian gabungan

Tentukanlah: a) Hambatan pengganti ( RT )


b) Kuat arus pada rangkaian ( IT)
c) Kuat arus pada R1, R2, dan R3 ( I1, I2, dan I3 )
d) Tegangan pada R1, R2, dan R3 ( V1, V2, dan V3 )

Penyelesaian :
a) Untuk menyelesaikan rangkaian gabungan, terlebih dahulu kita analisa
rangkaiannya. Kemudian menggantikan tahanan yang tersambung paralel menjadi
RP.

Gambar 1.10 Sambungan paralel diganti dengan RP

R2 . R3
RP = R
2+ R3

3 Ω .6 Ω
RP =
3 Ω+6Ω

13
18 Ω2
RP = =2Ω

R1 dan RP terhubung secara seri, maka:

RT = R 1 + R P

RT = 4 Ω + 2 Ω

RT = 6 Ω

V
b) IT =
RT

12 v
IT = 6Ω
=2A

c) Rangkaian seri, maka:

IT = I1 = IP = 2 A

Rangkaian paralel, maka:

IP = I2 + I3

R3 R2
I2 = . IT I3 = . IT
R2 + R3 R2 + R3

6Ω 3Ω
I2 = .2A I3 = .2A
3 Ω +6 Ω 3 Ω +6 Ω

6Ω 3Ω
I2 = .2A I3 = .2A
9Ω 9Ω

I2 = 1,33 A I3 = 0,67 A

d) Rangkaian seri, maka:

V = V1 + VP

R1 4Ω
V1 =
R1 + RP
.V V1 = .12 v
4Ω+2Ω

14
4Ω 2Ω
V1 = .12 v VP = 4 Ω + 2 Ω .12 v

V1 = 8 volt

RP
VP = R .V
1 + RP


VP = .12 v

VP = 4 volt

Rangkaian paralel, maka:

VP = V2 = V3 = 4 volt

Sambungan seri – paralel atau rangkaian gabungan dibutuhkan jika tegangan


dan kuatnya aliran listrik yang dibutuhkan lebih besar daripada yang telah
tersedia

15
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Rangkaian seri adalah sebuah rangkaian yang terdiri dari 2 buah atau lebih Resistor yang
disusun secara sejajar atau berbentuk Seri. Dengan Rangkaian Seri ini kita bisa mendapatkan
nilai Resistor Pengganti yang kita inginkan.
Rangkaian peralel adalah sebuah rangkaian yang terdiri dari 2 buah atau lebih Resistor yang
disusun secara berderet atau berbentuk Paralel. Sama seperti dengan Rangkaian Seri,
Rangkaian Paralel juga dapat digunakan untuk mendapatkan nilai hambatan pengganti.
Perhitungan Rangkaian Paralel sedikit lebih rumit dari Rangkaian Seri. [5]

16
DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2017. Rangkaian Seri dan Paralel


https://panduanteknisi.com/rangkaian-seri-dan-paralel.html

Anonim. 2107. Rangkaian Listrik Seri,Paralel, dan Campuran


https://idschool.net/smp/rangkaian-listrik-seri-paralel-dan-campuran/

Zahra, Cut Zarmayra. 2013. Rangkaian Seri, Paralel, Gabungan dan Potensiometer
https://www.academia.edu/5515322/Rangkaian_Listrik_I_-
_Rangkaian_Seri_Paralel_dan_Gabungan_serta_Potensiometer

Cekdin, Cekmas dan Barlian, Taufik. 2013. Rangkaian Listrik. Yogyakarta: Penerbit Andi

Harahap, Wahdan. 2015. Makalah Rangkaian Listrik Seri, Paralel dan Campuran
https://www.academia.edu/29580209/Makalah_rangkaian_listrik_seri_paralel_dan_campuran

17

Anda mungkin juga menyukai