Disusun Oleh :
180403008
Fakultas Teknik
2018
11
KATA PENGANTAR
Segala puji syukur kita haturkan kepada Allah SWT sebab karena limpahan
rahmat serta anugerah dari-Nya saya mampu untuk menyelesaikan makalah saya
Shalawat serta salam tidak lupa selalu kita haturkan untuk junjungan nabi
agung kita, yaitu Nabi Muhammad SAW yang telah menyampaikan petunjuka
Allah SWT untuk kita semua, yang merupakan sebuah pentunjuk yang paling benar
yakni Syariah agama Islam yang sempurna dan merupakan satu-satunya karunia
paling besar bagi seluruh alam semesta.
Selanjutnya dengan rendah hati saya meminta kritik dan saran dari pembaca
untuk makalah ini supaya selanjutnya dapat saya revisi kembali. Karena saya sangat
menyadari, bahwa makalah yang telah saya buat ini masih memiliki banyak
kekurangan.
Demikianlah yang dapat saya haturkan, saya berharap supaya makalah yang
telah saya buat ini mampu memberikan manfaat kepada setiap pembacanya.
i
DAFTAR ISI
Halaman
BAB I PENDAHULUAN……….....……………………...................……………………...... 1
ii
BAB I
PENDAHULUAN
Rangkaian Listrik adalah suatu hubungan sumber listrik dengan alat-alat listrik lainnya
yang mempunyai fungsi tertentu. Berdasarkan susunan hubungan alat-alat listrik, maka rangkaian
listrik tersusun dengan tiga cara, yaitu: rangkaian seri, rangkaian paralel, dan rangkaian campuran.
Rangkaian seri adalah rangkaian alat-alat listrik yang disusun berurut tanpa cabang.
Ciri-ciri rangkaian seri antara lain: Arus listrik mengalir tanpa melalui cabang. Arus listrik
yang mengalir melalui lampu 1 melalui lampu 2, demikian pula yang melalui baterai 1 dan baterai
2, dan Jika salah satu alat listrik dilepas atau rusak maka arus listrik akan putus.
Kelebihan dari rangkaian seri adalah: Lebih menghemat daya yang dikeluarkan pada
baterai, Pengerjaan yang singkat dan Tidak memerlukan banyak penghubung pada penyambungan
jalur sehingga hemat kabel dan saklar (hemat biaya) Kekurangan rangkaian seri adalah: Jika salah
satu komponen dicabut atau rusak maka komponen yang lain tidak akan berfungsi sebagai mana
mestinya. Misalnya saja tiga buah lampu disusun secara seri, maka apabila salah satu lampu
dicabut atau rusak maka lampu yang lain akan ikut padam, Nyala lampu yang satu dengan yang
lain tidak sama terangnya, dan Semakin jauh dari sumber listrik maka nyala lampu semakin redup.
Hambatan aliran muatan listrik disebut juga resistor. Dalam rangkaian listrik, resistor dapat
disambung dengan dua cara, yaitu seri dan paralel. Tapi bisa juga disambung dengan cara
campuran yaitu paralel dan seri secara bersama-sama.
1.2 Manfaat
Makalah ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi kita semua dalam mempelajari
rangkaian seri, paralel, dan gabungan. Serta dalam perhitungannya.
1
1.3 Tujuan Pembelajaran :
2
BAB II
ISI
Rangkaian seri dapat dilihat seperti Gambar 1.1. Penahan atau resistor yang disambung
secara seri ialah jika ujung kaki belakang tahanan R 1 disambungkan pada ujung kaki depan
tahanan R2 dan ujung kaki belakang R2 disambungkan pada ujung kaki depan tahanan R3 hingga
seterusnya.
3
Gambar 1.1 Tiga resistor terhubung secara seri di antara titik a dan d
Ketiga rangkaian resistor tersebut dapat diganti dengan satu resistor tanpa mengubah
keadaan (baik arus maupun tegangan). Arus yang masuk pada rangkaian seri akan melewati
tahanan R1, R2, dan R3, maka rangkaian seri memiliki arus yang sama disetiap masing-masing
tahanan. Sedangkan jumlah seluruh tegangan disetiap masing-masing tahanan sama dengan
tegangan sumber. [3]
Sedangkan V = I . R, maka:
Arus yang melalui disetiap tahanan adalah sama, I = Iab = Ibc = Icd, maka:
V = I . ( R1 + R2 + R3 )
V = I . RT
Dapat diperoleh:
RT = R1 + R2 + R3. [4]
Perhatikan gambar 1.2, Suatu rangkaian tahanan yang dihubungkan secara seri,
diketahui R1 = 2 Ω, R2 = 5 Ω, R3 = 3 Ω, dan tegangan sumber V = 20 V, maka hitunglah :
a) Hambatan pengganti ( RT )
RT = 2 Ω + 5 Ω + 3 Ω V
I= R1 + R2 + R3
RT = 10 Ω 20 V
I= =2A
10 Ω
c) V1 = I . R1 V2 = I . R2 V3 = I . R3
V V V
V1 = R .R1 V2 = R .R2 V3 = R .R3
T T T
V V V
V1 = R .R1 V2 = R .R2 V3 = R .R3
1 + R2 + R3 1 + R2 + R3 1 + R2 + R3
R1 R2 R3
V1 = R .V V2 = R .V V3 = R .V
1 + R2 + R3 1 + R2 + R3 1 + R2 + R3
20 V 20 V 20 V
V1 = .2Ω V2= .5Ω V3= .3Ω
2Ω + 3Ω + 5Ω 2Ω + 3Ω + 5Ω 2Ω + 3Ω + 5Ω
20 V 20 V 20 V
V1 = .2 Ω V2 = .5 Ω V3 = .3 Ω
10 Ω 10 Ω 10 Ω
V1 = 4 Ω V2 = 10 Ω V3 = 6 Ω
a) Nilai tahanan atau resistor yang dibutuhkan lebih besar dari tahanan atau
resistor yang tersedia
b) Untuk membagi tegangan, bila tegangan yang diminta lebih kecil ataupun
lebih besar daripada yang tersedia. [3]
5
rangkaian listrik paralel, tegangan yang mengalir adalah sama besar pada
masing-masing komponen.[1]
Rangkaian paralel dapat dilihat seperti Gambar 1.3. Tahanan atau resistor
yang dihubungkan secara paralel adalah jika semua ujung kaki depan tahanan
R1, R2, dan R3 disambungkan atau disimpulkan pada satu titik dan semua
ujung kaki belakangnya juga disambungkan atau disimpulkan pada satu titik.
Gambar 1.3 Tiga resistor terhubung secara paralel di antara titik a dan b
Arus yang masuk pada rangkaian tersebut akan terbagi di titik a, sebagian
arus melalui R1 dan sebagiannya lagi melalui R2 serta sebagian lagi melalui
R3. Besarnya arus yang melalui tiap tahanan akan berbeda sesuai dengan nilai
6
tahanannya. Sedangkan beda potensialnya atau tegangan pada tiap masing-
masing tahanan adalah sama dengan tegangan sumber. [3]
V1 V2 V3
I1 = R , I2 = R , I3 = R
1 2 3
Ketiga arus tersebut berasal dari arus yang masuk pada titik a, sehingga:
I = I1 + I2 + I3
atau,
V1 V2 V3
I = + +
R1 R2 R3
V V1 V2 V3
RT
= R1
+ R2
+ R3
karena,
V = V1 = V2 = V3
maka,
1 1 1 1 [4]
= + +
RT R1 R2 R3
1 1 1
= +
RT R1 R2
1 R2 + R1
=
RT R1 . R2
R1 . R2
RT =
R1 + R2
Dapat diperoleh:
7
Dapat diperoleh:
1 1 1 1
= + +
RT R1 R2 R3
1 R2 . R3 + R1 . R3 + R1 . R2
=
RT R1 . R2 . R3
R1 . R2 . R3
RT = R1 . R2 + R1 . R3 + R2 . R3
Penyelesaian :
R1 . R 2
a) RT = R1 + R 2
V
4 Ω.6 Ω b) IT =
RT = RT
4 Ω+6 Ω
V
24 Ω2 IT = R1 . R2
RT = = 2,4 Ω R1 + R2
10 Ω
R1 + R2
IT = .V
R1 . R2
8
4 Ω+6 Ω 10 Ω
IT = . 24 v IT = . 24 v = 10 A
4 Ω.6 Ω 24 Ω2
V1 V2
c) I1 = I2 =
R1 R2
24 v 24 v
I1 = =6A I2 = =4A
4Ω 6Ω
V1 IT . RT
I1 = R I2 =
1 R2
Karena: V = IT . RT , maka: IT R1 . R2
I2 = .( )
R2 R1 + R2
IT . RT
I1 = IT R1 . R2
R1 I2 = R . ( R )
2 1+ R2
IT R 1 . R2
I1 = R . ( R ) R1
1 1+ R2 I2 = . IT
R1 + R2
IT R 1 . R2
I1 = R . ( R ) 4Ω
1 1+ R2 I2 = . 10 A
4 Ω +6Ω
R2
I1 = . IT 4Ω
R1 + R2 I2 = . 10 A = 4 A
10 Ω
6Ω
I1 = . 10 A
4 Ω +6Ω
6Ω
I1 = . 10 A = 6 A
10 Ω
9
a) Nilai tahanan atau resistor yang dibutuhkan lebih besar dari tahanan atau
resistor yang tersedia
b) Diperlukan untuk pembagian aliran, bila aliran yang diminta lebih kecil
ataupun lebih besar daripada yang telah tersedia
10
Perhatikan Gambar 1.7:
Gambar 1.7 Tiga buah resistor yang dihubungkan secara paralel dan seri
a) Nilai tahanan atau resistor yang dibutuhkan lebih besar dari tahanan atau
resistor yang tersedia
b) Diperlukan untuk pembagian aliran, bila aliran yang diminta lebih kecil
ataupun lebih besar daripada yang telah tersedia
a) Nilai tahanan atau resistor yang dibutuhkan lebih besar dari tahanan atau
resistor yang tersedia
b) Diperlukan untuk pembagian aliran, bila aliran yang diminta lebih kecil
ataupun lebih besar daripada yang telah tersedia
11
R3 dapat diumpamakan sebagai tahanan RP (Rangkaian paralel), kemudian RP
ini dihubungkan secara seri dengan tahanan R1.
Arus yang masuk pada rangkaian pada Gambar 1.8 akan melalui tahanan
R1 dan RP, seperti halnya arus yang memasuki pada tahanan seri nilainya sama
besar. Jika kita lihat rangkaian pada Gambar 1.7, arus yang masuk akan
melewati tahanan R1 kemudian akan terbagi di titik b, sebagian arus mengalir
melewati R2 dan sebagiannya lagi melewati tahanan R 3. Sedangkan arus pada
titik c akan sama besar dengan arus yang masuk pada rangkaian. Sesuai dengan
Hukum pertama Kirchoff yaitu “Jumlah arus yang masuk pada suatu titik
cabang harus sama dengan jumlah arus yang meninggalkannya”. Untuk
tegangannya dapat dianalisis sesuai dengan cara sambungannya. Sambungan
secara seri memiliki jumlah seluruh tegangan tiap tahanannya sama dengan
tegangan sumber, sedangkan sambungan paralel tegangan setiap tahanannya
sama besar. Maka persamaan arusnya:
• I = I1 = IP
• I = I1 = I2 + I3
Tegangannya,
• V = Vab + Vbc
• Vbc = V2 = V3
12
2.3.2 Contoh Penyelesaian Rangkaian Gabungan:
Penyelesaian :
a) Untuk menyelesaikan rangkaian gabungan, terlebih dahulu kita analisa
rangkaiannya. Kemudian menggantikan tahanan yang tersambung paralel menjadi
RP.
R2 . R3
RP = R
2+ R3
3 Ω .6 Ω
RP =
3 Ω+6Ω
13
18 Ω2
RP = =2Ω
9Ω
RT = R 1 + R P
RT = 4 Ω + 2 Ω
RT = 6 Ω
V
b) IT =
RT
12 v
IT = 6Ω
=2A
IT = I1 = IP = 2 A
IP = I2 + I3
R3 R2
I2 = . IT I3 = . IT
R2 + R3 R2 + R3
6Ω 3Ω
I2 = .2A I3 = .2A
3 Ω +6 Ω 3 Ω +6 Ω
6Ω 3Ω
I2 = .2A I3 = .2A
9Ω 9Ω
I2 = 1,33 A I3 = 0,67 A
V = V1 + VP
R1 4Ω
V1 =
R1 + RP
.V V1 = .12 v
4Ω+2Ω
14
4Ω 2Ω
V1 = .12 v VP = 4 Ω + 2 Ω .12 v
6Ω
V1 = 8 volt
RP
VP = R .V
1 + RP
2Ω
VP = .12 v
6Ω
VP = 4 volt
VP = V2 = V3 = 4 volt
15
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Rangkaian seri adalah sebuah rangkaian yang terdiri dari 2 buah atau lebih Resistor yang
disusun secara sejajar atau berbentuk Seri. Dengan Rangkaian Seri ini kita bisa mendapatkan
nilai Resistor Pengganti yang kita inginkan.
Rangkaian peralel adalah sebuah rangkaian yang terdiri dari 2 buah atau lebih Resistor yang
disusun secara berderet atau berbentuk Paralel. Sama seperti dengan Rangkaian Seri,
Rangkaian Paralel juga dapat digunakan untuk mendapatkan nilai hambatan pengganti.
Perhitungan Rangkaian Paralel sedikit lebih rumit dari Rangkaian Seri. [5]
16
DAFTAR PUSTAKA
Zahra, Cut Zarmayra. 2013. Rangkaian Seri, Paralel, Gabungan dan Potensiometer
https://www.academia.edu/5515322/Rangkaian_Listrik_I_-
_Rangkaian_Seri_Paralel_dan_Gabungan_serta_Potensiometer
Cekdin, Cekmas dan Barlian, Taufik. 2013. Rangkaian Listrik. Yogyakarta: Penerbit Andi
Harahap, Wahdan. 2015. Makalah Rangkaian Listrik Seri, Paralel dan Campuran
https://www.academia.edu/29580209/Makalah_rangkaian_listrik_seri_paralel_dan_campuran
17