Puji syukur kita panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karna atas berkat limpahan rahmmat dan
karunianya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini sesuai waktu yang ditentutukan
Dimana dalam penyusunan makalah ini kami menemukan kendala, namum berkat petunjuk dan
Kami juga mengucapakn terimakasih kepada semua pihak yang telah memberikan kami bimbingan
dan dorongan selama kami mengikuti pembelajaran Dasar Teknik Elektro sehingga selesainya makalah ini.
Kami menyadari dalam penulisan makalah ini masih banyak terdapat kekurangan, oleh karena itu
kami sebagai insan akademis yang membutuhkan bimbingan secara intensif. Mudah mudahan makalah ini
menjadi bahan teladan/sumbangsi bagi pelaksanaan praktikum untuk diabadikan pada nugas bangsa.
2. Agar Mahasiswa dapat mengetahui rangkaian seri dan paralel serta rangkaiannya
Kita sering menjumpai bahkan selalau berhubungan dengan listrik karena hampir semua alat-alat
elektronika yang kita gunakan menggunakan listrik dan tidak akan ada fungsinya kalau tidak di aliri arus
listrik. Contohnya saja seperti computer, CD player, televisi, dan sebagainya. Berbicara mengenai listrik tentu
tidak ketinggalan pula mengenai rangkaian yang ada didalamnya. Hukum Ohm semulanya terdiri atas dua
bagian. Bagian pertama tidak lain ialah definisi hambatan yakni V = IR. Sering hubungan ini dinamai hukum
ohm. Akan tetapi Ohm juga menyatakan bahwa R adalah suatu kostanta yang tidak tergantung pada V
maupun I. bagian kedua ini hukum tidak terlalu benar seluruhnya.
Hubungan V = IR dapat diterapkan pada resistor apa saja, di mana V adalah beda potensial antara
kedua ujung hambatan dan I adalah arus yang mengalir di dalamnya, sedangkan R adalah hambatan atau
resistansi resistor tersebut. Hukum Ohm berbunyi “kuat arus yang mengalir dalam suatu penghantar
(hambatan) besarnya sebanding dengan beda potensial (tegangan) antara ujung-ujung penghantar tersebut”.
Disini misalkan diambil sebuah contoh arus listrik dengan aliran air di sungai atau pipa yang dipengaruhi oleh
gravitasi. Jika pipa atau sungai hampir rata, kecepatan alir akan kecil. Tetapi jika satu ujung lebih tinggi dari
yang lainnya, kecepatan aliran atau arus akan lebih besar. Dalam percobaan ini kami ingin mengetahui
hubungan antara tegangan dan kuat arus listrik, mengetahui prinsip hukum Ohm dan prinsip kerja alat ukur
voltmeter dan amperemeter,
BAB 2
PEMBAHASAN
2.1. LANDASAN TEORI
A.HUKUM OHM
Hukum ohm pertama kali diperkenalkan oleh seorang fisikawan asal Jerman bernama Seperti ini
bunyi hukum ohm:
“Besar arus listrik (I) yang mengalir melalui sebuah penghantar akan berbanding lurus dengan
tegangan/beda potensial (V) yang diterapkan kepadanya dan berbanding terbalik dengan
Nah, setelah kamu paham pengertian dan manfaat dari hukum ohm, sekarang kamu pahami juga
rumusnya. Berdasarkan bunyi hukum ohm di poin sebelumnya, maka bisa dituliskan rumus
hukum ohm sebagai berikut:
V = I.R
Keterangan:
Rumus di atas bisa juga untuk mencari kuat arus listrik dan hambatannya. Tinggal dibalikbalik
aja rumusnya, sesuai dengan piramida berikut ini, guys.
Kalau kamu mau mencari tegangan listrik, kamu gunakan rumus V = I.R. Kalau ternyata kamu perlu
mencari kuat arus listrik, maka gunakan rumus I = V/R. Nah, kalau yang kamu cari adalah hambatan
listrik, maka gunakan rumus R = V/I. Intinya kamu perlu mengingat piramida itu aja ya, guys. Akan
lebih mudah dalam mengingatnya, bukan?
Contoh Soal:
Pada sebuah rangkaian listrik, terdapat penyuplai daya dengan tegangan 20 Volt. Hambatan pada
rangkaian tersebut adalah 20 Ohm. Tentukan kuat arus yang mengalir dalam rangkaian tersebut!
Pembahasan
Ditanya: I Jawab:
I = V/R = 20/20 = 1.
Jadi, kuat arus yang mengalir dalam rangkaian tersebut adalah 1 Ampere.
B. RANGKAIAN SERI
Rangkaian seri adalah rangkaian yang tidak memiliki percabangan, alat-alat listrik tersusun secara
berderet atau berurutan (seri).
Pengertian Rangkaian Seri
Apa yang dimaksud dengan rangkaian listrik seri? Rangkaian seri adalah rangkaian alat/komponen
listrik yang disusun secara berurut, disebut juga rangkaian berderet.
Rangkaian seri tidak memiliki percabangan. Dengan kata lain, rangkaian seri adalah rangkaian yang
arus listriknya mengalir hanya pada satu jalur.
Rangkaian seri terbentuk jika arus listrik dihubungkan secara berurut atau berderet. Kutub negatif
komponen pertama dengan kutub positif komponen kedua, kutub negatif komponen kedua dengan
kutub positif komponen ketiga, kemudian diteruskan ke kutub positif komponen pertama.
Berikut ini adalah contoh bentuk rangkaian seri sederhana yang menghubungkan tiga buah lampu
dan satu sumber tegangan (baterai):
Pada rangkaian seri, kuat arus listrik yang mengalir melalui beberapa hambatan listrik adalah sama
besar. Jumlah kuat arus pada rangkaian seri tidak dipengaruhi oleh nilai hambatan. Jika terdapat
beberapa hambatan berbeda yang dilalui, dalam hambatan mengalir arus yang besarnya sama.
Namun, berbeda dengan arus, tegangan di antara kaki-kaki hambatan yang disusun secara seri
memiliki nilai yang berbeda-beda, bergantung pada nilai hambatan tersebut.
Berdasarkan uraian di atas, maka ciri-ciri khusus rangkaian seri antara lain sebagai berikut:
1. Kuat arus listrik yang mengalir pada tiap bagian besarnya sama.
2. Cara pembuatannya mudah karena bentuknya sederhana.
3. Rangkaian seri tidak membutuhkan terlalu banyak komponen karena pemasangannya secara
sejajar.
4. Rangkaian seri membutuhkan kabel yang lebih sedikit sehingga lebih murah.
Oleh karena itu, rangkaian seri pada lampu tepat digunakan pada ruangan atau area yang yang
berukuran besar seperti misalnya gedung perkantoran, gedung sekolah atau kampus, hotel dan juga
bangunan besar lainnya karena penerapannya yang sangat murah dan praktis.
Penjelasan
Rangkaian seri menghasilkan nyala/cahaya lampu yang tidak sama terangnya.
- Pada rangkaian seri keadaan lampu ketika semua lampu terhubung ke baterai, yaitu lampu
pertama menyala terang, lampu kedua agak redup, dan lampu ketiga sangat redup.
- Rangkaian seri tidak menyala jika salah satu lampu putus/rusak atau dilepas.
- Beberapa baterai atau sumber arus yang disusun secara seri akan menghasilkan tegangan
(tegangan totalnya) lebih besar.
- Makin besar tegangan listrik pada suatu rangkaian seri menyebabkan arus listrik makin besar.
- Rumus yang berlaku pada rangkaian seri adalah rumus hukum Ohm dan rumus hambatan
pengganti (Rs).
- Rumus hambatan pengganti sendiri merupakan hasil penurunan rumus hukum Ohm
berdasarkan analisis rangkaian seri.
Pada rangkaian seri, nilai kuat arus di titik a dan b (I ab) sama dengan yang mengalir di setiap
hambatan:
Iab = I1 = I2 = I3....(1)
Berbeda dengan arus, tegangan dari titik a sampai b (V ab) merupakan hasil penjumlahan dari
tegangan pada masing-masing hambatan.
Dengan kata lain, tegangan di antara kaki-kaki hambatan (R) yang disusun seri memiliki nilai yang
berbeda-beda:
Vab = V1 + V2 + V3...(2)
Artinya, resistor (hambatan) yang dipasang secara seri maka nilai hambatannya (resistansi totalnya)
semakin besar.
Rangkaian seri di dalam alat elektronik berfungsi sebagai pembagi tegangan. Secara matematis
berlaku persamaan:
V1 : V2 : V3 = R1 : R2 : R3
C. RANGKAIAN PARAREL
Rangkaian paralel adalah rangkaian alat-alat listrik yang disusun/dihubungkan secara berjajar atau
bercabang, berfungsi sebagai pembagi arus.
Rangkaian Seri
Sebagaimana yang telah dijelaskan, rangkaian listrik adalah susunan alat, elemen, atau komponen
yang dihubungkan dengan sumber tegangan.
Alat atau komponen listrik tersebut tersusun dengan tiga cara, yaitu secara seri, paralel, atau
campuran.
Lantas, bagaimana bentuk sambungan rangkaian listrik secara paralel? Apa saja fungsinya? Nah,
kalian akan mengetahuinya dalam materi ini.
Apa yang dimaksud dengan rangkaian paralel? Dalam ilmu kelistrikan, rangkaian paralel adalah
rangkaian alat-alat listrik yang disusun/dihubungkan secara berjajar atau bercabang.
Rangkaian paralel terbentuk terbentuk bila semua masukan komponen berasal dari sumber yang
sama.
Konfigurasi ini membuat rangkaian paralel memiliki lebih dari satu jalur arus atau membentuk
percabangan di antara kutub-kutub sumber arus listrik.
Setiap bagian dari percabangan itu disebut rangkaian percabangan. Arus listrik akan terbagi-bagi
begitu memasuki titik percabangan.
Setelah keluar melalui kutub negatif sumber arus listrik dan melalui rangkaian percabangan, arus
listrik akan menyatu kembali sebelum menuju kutub positif sumber arus listrik kembali.
Itulah sebabnya mengapa sehingga rangkaian paralel disebut sebagai rangkaian listrik yang berfungsi
untuk membagi arus.
1. Memiliki percabangan
2. Hambatan total lebih kecil
3. Tegangan listrik pada setiap komponen sama besar
4. Arus listrik yang mengalir pada setiap komponen besarnya tidak sama
Berikut ini adalah beberapa contoh gambar rangkaian paralel berbagai jenis komponen listrik:
Rangkaian paralel lampu/resistor terbentuk jika dua buah bola lampu/resistor atau lebih
dihubungkan secara berjajar.
Rangkaian paralel memiliki beberapa kelebihan dan kekurangan, antara lain sebagai berikut:
Kelebihan/Keuntungan Rangkaian Paralel
Rumus-rumus yang berlaku dalam rangkaian paralel adalah rumus hukum Ohm, hukum Kirchoff, dan
rumus hambatan pengganti (total).
V = I . R.....(1)
Sementara itu, hukum Kirchoff adalah hukum yang mengatur tentang percabangan pada rangkaian
listrik.
Rumus hambatan pengganti (RP) bisa didapatkan dari penurunan rumus hukum Ohm berdasarkan
analisis rangkaian paralel. Perhatikan gambar berikut ini:
Pada rangkaian paralel di atas, tegangan (V) pada setiap hambatan sama besar, walaupun nilai
hambatannya (R) berbeda-beda. Secara matematis, dituliskan:
Vab = V1 = V2 = V3 .....(2)
Menurut Hukum I Kirchoff, kuat arus listrik yang melalui R 1, R2, dan R3 adalah I1, I2, dan I3. Adapun
kuat arus (I) antara titik a dan b adalah IP.
Pada rangkaian berlaku:
maka:
Vab/RP = Vab/R1 + Vab/R2 + Vab/R3....(4)
1
/RP = 1/R1 + 1/R2 + 1/R3....(5, Rumus Hambatan Pengganti Rangkaian Paralel)
Dari rumus (5) dapat disimpulkan bahwa hambatan pengganti susunan paralel (R P) selalu lebih kecil
daripada hambatan paling kecil yang terpasang pada rangkaian.
Khusus untuk dua hambatan R1 dan R2 yang disusun secara paralel, hambatan paralel penggantinya
bisa dinyatakan dengan rumus:
RP = R1R2/R1 + R2.....(6)
Hambatan yang disusun secara paralel berfungsi sebagai pembagi arus dengan nilai perbandingan
kuat arus pada rangkaian di setiap cabang adalah:
Gelang ke 1 : Coklat = 1
Gelang ke 2 : Hitam = 0
Gelang ke 3 : Hijau = 5
Gelang ke 4 : Hijau = 5 nol dibelakang angka gelang ke-2; atau kalikan 10 5
Gelang ke 5 : Perak = Toleransi 10%
Maka nilai Resistor tersebut adalah 105 * 10 5 = 10.500.000 Ohm atau 10,5 MOhm dengan toleransi
10%.
Contoh-contoh perhitungan lainnya :
Merah, Merah,Merah,Emas → 22 * 10² = 2.200 Ohm atau 2,2 Kilo Ohm dengan toleransi 5%
Kuning Ungu,Orange, Perak→47 * 10³ = 47.000 Ohm atau 47 Kilo Ohm dengan toleransi 10% Cara
menghitung Toleransi :
2.200 Ohm dengan Toleransi 5% =
2200 – 5% = 2.090 2200
+ 5% = 2.310
ini artinya nilai Resistor tersebut akan berkisar antara 2.090 Ohm ~ 2.310 Ohm
BAB III PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
A. Hukum Ohm
Hukum Ohm adalah suatu pernyataan bahwa besar arus listrik yang mengalir melalui sebuah
penghantar selalu berbanding lurus dengan beda potensial yang diterapkan kepadanya. Berdasarkan hukum
Ohm, 1 Ohm didefinisikan sebagai hambatan yang digunakan dalam suatu rangkaian yang dilewati kuat arus
sebesar 1 Ampere dengan beda potensial 1 Volt. berbading terbalik dengan luas penampang benda, semakin
luas penampangnya maka semakin kecil hambatannya. Kalau antara dua kutub positif dan kutub negatif dari
sebuah sumber tegangan kita hubungkan dengan sepotong kawat penghantar, maka akan mengalir arus listrik
dari kutub positif ke kutub negatif. Besarnya arus listrik yang mengalir tergantung dari besarnya hambatan
kawat.