Anda di halaman 1dari 15

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI................................................................................................................ BAB


I PENDAHULUAN ............................................................................................
1.1 Tujuan pembuatan makalah ...........................................................................
1.2 Latar Belakang .................................................................................. ..................
BAB II PEMBAHASAN.............................................................................................
2.1 Landasan Teori ...............................................................................................
A. Hukum ohm.....................................................................................................
B. Rangkaian seri..................................................................................................
C. Rangkaian pararel...........................................................................................
D. Cara menghitung resistor.................................................................................
BAB III PENUTUP
.......................................................... .................................................................
3.1 kesimpulan .......................................................................... .......................................
3.2 kritik dan
saran………………………………………... ..............................................
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karna atas berkat limpahan rahmmat dan

karunianya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini sesuai waktu yang ditentutukan

Dimana dalam penyusunan makalah ini kami menemukan kendala, namum berkat petunjuk dan

bimbingan dari teman teman maka kendala tersebut dapat terselesaikan

Kami juga mengucapakn terimakasih kepada semua pihak yang telah memberikan kami bimbingan

dan dorongan selama kami mengikuti pembelajaran Dasar Teknik Elektro sehingga selesainya makalah ini.

Kami menyadari dalam penulisan makalah ini masih banyak terdapat kekurangan, oleh karena itu

kami sebagai insan akademis yang membutuhkan bimbingan secara intensif. Mudah mudahan makalah ini

menjadi bahan teladan/sumbangsi bagi pelaksanaan praktikum untuk diabadikan pada nugas bangsa.

Kendari, 23 September 2021


BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Tujuan Pembuatan Makalah

1. Agar Mahasiswa dapat mengetahui bunyi hukum ohm

2. Agar Mahasiswa dapat mengetahui rangkaian seri dan paralel serta rangkaiannya

3. Agar Mahasiswa dapat mengetahui cara menghitung gelang resistor

1.2 Latar Belakang

Kita sering menjumpai bahkan selalau berhubungan dengan listrik karena hampir semua alat-alat
elektronika yang kita gunakan menggunakan listrik dan tidak akan ada fungsinya kalau tidak di aliri arus
listrik. Contohnya saja seperti computer, CD player, televisi, dan sebagainya. Berbicara mengenai listrik tentu
tidak ketinggalan pula mengenai rangkaian yang ada didalamnya. Hukum Ohm semulanya terdiri atas dua
bagian. Bagian pertama tidak lain ialah definisi hambatan yakni V = IR. Sering hubungan ini dinamai hukum
ohm. Akan tetapi Ohm juga menyatakan bahwa R adalah suatu kostanta yang tidak tergantung pada V
maupun I. bagian kedua ini hukum tidak terlalu benar seluruhnya.
Hubungan V = IR dapat diterapkan pada resistor apa saja, di mana V adalah beda potensial antara
kedua ujung hambatan dan I adalah arus yang mengalir di dalamnya, sedangkan R adalah hambatan atau
resistansi resistor tersebut. Hukum Ohm berbunyi “kuat arus yang mengalir dalam suatu penghantar
(hambatan) besarnya sebanding dengan beda potensial (tegangan) antara ujung-ujung penghantar tersebut”.
Disini misalkan diambil sebuah contoh arus listrik dengan aliran air di sungai atau pipa yang dipengaruhi oleh
gravitasi. Jika pipa atau sungai hampir rata, kecepatan alir akan kecil. Tetapi jika satu ujung lebih tinggi dari
yang lainnya, kecepatan aliran atau arus akan lebih besar. Dalam percobaan ini kami ingin mengetahui
hubungan antara tegangan dan kuat arus listrik, mengetahui prinsip hukum Ohm dan prinsip kerja alat ukur
voltmeter dan amperemeter,
BAB 2
PEMBAHASAN
2.1. LANDASAN TEORI

A.HUKUM OHM

Apa Itu Hukum Ohm?

Hukum ohm pertama kali diperkenalkan oleh seorang fisikawan asal Jerman bernama Seperti ini
bunyi hukum ohm:

“Besar arus listrik (I) yang mengalir melalui sebuah penghantar akan berbanding lurus dengan

tegangan/beda potensial (V) yang diterapkan kepadanya dan berbanding terbalik dengan

hambatannya R” Rumus Hukum Ohm

Nah, setelah kamu paham pengertian dan manfaat dari hukum ohm, sekarang kamu pahami juga
rumusnya. Berdasarkan bunyi hukum ohm di poin sebelumnya, maka bisa dituliskan rumus
hukum ohm sebagai berikut:

V = I.R

Keterangan:

V : tegangan listrik (Volt)

I : kuat arus (Ampere)

R : hambatan (Ω atau Ohm)

Rumus di atas bisa juga untuk mencari kuat arus listrik dan hambatannya. Tinggal dibalikbalik
aja rumusnya, sesuai dengan piramida berikut ini, guys.
Kalau kamu mau mencari tegangan listrik, kamu gunakan rumus V = I.R. Kalau ternyata kamu perlu
mencari kuat arus listrik, maka gunakan rumus I = V/R. Nah, kalau yang kamu cari adalah hambatan
listrik, maka gunakan rumus R = V/I. Intinya kamu perlu mengingat piramida itu aja ya, guys. Akan
lebih mudah dalam mengingatnya, bukan?

Contoh Soal dan Pembahasan

Contoh Soal:

Pada sebuah rangkaian listrik, terdapat penyuplai daya dengan tegangan 20 Volt. Hambatan pada
rangkaian tersebut adalah 20 Ohm. Tentukan kuat arus yang mengalir dalam rangkaian tersebut!

Pembahasan

Diketahui: V = 20 Volt; R = 20 Ohm.

Ditanya: I Jawab:

I = V/R = 20/20 = 1.

Jadi, kuat arus yang mengalir dalam rangkaian tersebut adalah 1 Ampere.

B. RANGKAIAN SERI

Rangkaian seri adalah rangkaian yang tidak memiliki percabangan, alat-alat listrik tersusun secara
berderet atau berurutan (seri).
Pengertian Rangkaian Seri

Apa yang dimaksud dengan rangkaian listrik seri? Rangkaian seri adalah rangkaian alat/komponen
listrik yang disusun secara berurut, disebut juga rangkaian berderet.

Rangkaian seri tidak memiliki percabangan. Dengan kata lain, rangkaian seri adalah rangkaian yang
arus listriknya mengalir hanya pada satu jalur.

Rangkaian seri terbentuk jika arus listrik dihubungkan secara berurut atau berderet. Kutub negatif
komponen pertama dengan kutub positif komponen kedua, kutub negatif komponen kedua dengan
kutub positif komponen ketiga, kemudian diteruskan ke kutub positif komponen pertama.

Berikut ini adalah contoh bentuk rangkaian seri sederhana yang menghubungkan tiga buah lampu
dan satu sumber tegangan (baterai):

Pada rangkaian seri, kuat arus listrik yang mengalir melalui beberapa hambatan listrik adalah sama
besar. Jumlah kuat arus pada rangkaian seri tidak dipengaruhi oleh nilai hambatan. Jika terdapat
beberapa hambatan berbeda yang dilalui, dalam hambatan mengalir arus yang besarnya sama.

Namun, berbeda dengan arus, tegangan di antara kaki-kaki hambatan yang disusun secara seri
memiliki nilai yang berbeda-beda, bergantung pada nilai hambatan tersebut.

Ciri-Ciri Rangkaian Seri

Berdasarkan uraian di atas, maka ciri-ciri khusus rangkaian seri antara lain sebagai berikut:

1. Komponennya disusun secara berurutan atau berderet


2. Arus listrik mengalir tanpa melalui cabang
3. Arus listrik yang mengalir di berbagai titik dalam rangkaian besarnya sama
4. Tegangan listrik disetiap hambatan nilainya berbeda-beda

Kelebihan dan Kekurangan Rangkaian Seri

Kelebihan/Keuntungan Rangkaian Seri


Dari sisi penerapan, rangkaian seri memiliki kelebihan atau keutungan, yaitu:

1. Kuat arus listrik yang mengalir pada tiap bagian besarnya sama.
2. Cara pembuatannya mudah karena bentuknya sederhana.
3. Rangkaian seri tidak membutuhkan terlalu banyak komponen karena pemasangannya secara
sejajar.
4. Rangkaian seri membutuhkan kabel yang lebih sedikit sehingga lebih murah.
Oleh karena itu, rangkaian seri pada lampu tepat digunakan pada ruangan atau area yang yang
berukuran besar seperti misalnya gedung perkantoran, gedung sekolah atau kampus, hotel dan juga
bangunan besar lainnya karena penerapannya yang sangat murah dan praktis.

Kekurangan/Kerugian Rangkaian Seri


Namun, disamping memiliki kelebihan, rangkaian seri juga memiliki beberapa kekurangan atau
kerugian, yaitu:
1. Rangkaian seri jika salah satu alat listrik dilepas atau rusak maka arus listrik akan terputus.
2. Rangkaian seri memerlukan daya listrik lebih banyak sehingga boros listrik, akibatnya baterai
cepat habis.
3. Rangkaian seri yang digunakan pada lampu akan menghasilkan nyala lampu yang agak redup
dan tidak stabil, semakin banyak lampu makin redup.

Penjelasan
Rangkaian seri menghasilkan nyala/cahaya lampu yang tidak sama terangnya.

- Pada rangkaian seri keadaan lampu ketika semua lampu terhubung ke baterai, yaitu lampu
pertama menyala terang, lampu kedua agak redup, dan lampu ketiga sangat redup.

- Rangkaian seri tidak menyala jika salah satu lampu putus/rusak atau dilepas.
- Beberapa baterai atau sumber arus yang disusun secara seri akan menghasilkan tegangan
(tegangan totalnya) lebih besar.

- Makin besar tegangan listrik pada suatu rangkaian seri menyebabkan arus listrik makin besar.

Contoh Penggunaan Rangkaian Seri

Berikut ini adalah beberapa contoh penggunaan rangkaian seri:

• Senter, lampu dan baterai tersusun secara seri

Rumus Rangkaian Seri

- Rumus yang berlaku pada rangkaian seri adalah rumus hukum Ohm dan rumus hambatan
pengganti (Rs).

- Rumus hambatan pengganti sendiri merupakan hasil penurunan rumus hukum Ohm
berdasarkan analisis rangkaian seri.
Pada rangkaian seri, nilai kuat arus di titik a dan b (I ab) sama dengan yang mengalir di setiap
hambatan:

Iab = I1 = I2 = I3....(1)

Berbeda dengan arus, tegangan dari titik a sampai b (V ab) merupakan hasil penjumlahan dari
tegangan pada masing-masing hambatan.

Dengan kata lain, tegangan di antara kaki-kaki hambatan (R) yang disusun seri memiliki nilai yang
berbeda-beda:

Vab = V1 + V2 + V3...(2)

Berdasarkan Hukum Ohm (V = I . R), berlaku:

V1 = I . R1, V2 = I . R2, V3 = I . R3...(3) Sehingga,


persamaan (2) menjadi:
I . Rs = I . R1 + I . R2 + I . R3
= I (R1 + R2 + R3)
Rs = R1 + R2 + R3.....(4, Rumus Hambatan Pengganti)
Persamaan (4) di atas menjelaskan bahwa hambatan yang dirangkai secara seri dapat digantikan
dengan hambatan pengganti (Rs). Selain itu, hambatan pengganti (R s) selalu lebih besar dari
hambatan yang diganti.

Artinya, resistor (hambatan) yang dipasang secara seri maka nilai hambatannya (resistansi totalnya)
semakin besar.
Rangkaian seri di dalam alat elektronik berfungsi sebagai pembagi tegangan. Secara matematis
berlaku persamaan:
V1 : V2 : V3 = R1 : R2 : R3

C. RANGKAIAN PARAREL

Rangkaian paralel adalah rangkaian alat-alat listrik yang disusun/dihubungkan secara berjajar atau
bercabang, berfungsi sebagai pembagi arus.
Rangkaian Seri

Sebagaimana yang telah dijelaskan, rangkaian listrik adalah susunan alat, elemen, atau komponen
yang dihubungkan dengan sumber tegangan.

Alat atau komponen listrik tersebut tersusun dengan tiga cara, yaitu secara seri, paralel, atau
campuran.

Lantas, bagaimana bentuk sambungan rangkaian listrik secara paralel? Apa saja fungsinya? Nah,
kalian akan mengetahuinya dalam materi ini.

Baiklah, kita mulai saja pembahasannya...

Pengertian Rangkaian Paralel

Apa yang dimaksud dengan rangkaian paralel? Dalam ilmu kelistrikan, rangkaian paralel adalah
rangkaian alat-alat listrik yang disusun/dihubungkan secara berjajar atau bercabang.

Perhatikan gambar rangkaian paralel berikut ini:

Rangkaian paralel terbentuk terbentuk bila semua masukan komponen berasal dari sumber yang
sama.

Konfigurasi ini membuat rangkaian paralel memiliki lebih dari satu jalur arus atau membentuk
percabangan di antara kutub-kutub sumber arus listrik.

Setiap bagian dari percabangan itu disebut rangkaian percabangan. Arus listrik akan terbagi-bagi
begitu memasuki titik percabangan.
Setelah keluar melalui kutub negatif sumber arus listrik dan melalui rangkaian percabangan, arus
listrik akan menyatu kembali sebelum menuju kutub positif sumber arus listrik kembali.

Itulah sebabnya mengapa sehingga rangkaian paralel disebut sebagai rangkaian listrik yang berfungsi
untuk membagi arus.

Ciri-Ciri Rangkaian Paralel

Ciri-ciri khusus rangkaian paralel, antara lain sebagai berikut:

1. Memiliki percabangan
2. Hambatan total lebih kecil
3. Tegangan listrik pada setiap komponen sama besar
4. Arus listrik yang mengalir pada setiap komponen besarnya tidak sama

Gambar Rangkaian Paralel

Berikut ini adalah beberapa contoh gambar rangkaian paralel berbagai jenis komponen listrik:

Rangkaian paralel 3 lampu

Rangkaian paralel 3 resistor

Rangkaian paralel lampu/resistor terbentuk jika dua buah bola lampu/resistor atau lebih
dihubungkan secara berjajar.

Contoh Rangkaian Paralel

Beberapa contoh rangkaian paralel, antara lain sebagai berikut:


1. Rangkaian Paralel Lampu Rumah
Peralatan listrik yang sering dirangkai secara paralel adalah lampu pada instalasi rumah tangga.
Keuntungan merangkai lampu secara paralel adalah nyala lampu lebih terang karena hambatan total
seluruh lampu menjadi kecil.
Kelebihan dan Kekurangan Rangkaian Paralel

Rangkaian paralel memiliki beberapa kelebihan dan kekurangan, antara lain sebagai berikut:
Kelebihan/Keuntungan Rangkaian Paralel

• Hambatan kecil sehingga nyala lampu lebih terang.


• Masing-masing komponen dapat bekerja secara bebas tanpa dipengaruhi komponen lain.
• Rangkaian paralel bila salah satu lampu atau alat listrik dilepas/rusak/padam, maka
lampu/alat listrik yang lain tidak ikut mati atau tetap menyala/berfungsi.

Kelemahan/Kekurangan/Kerugian Rangkaian Paralel

• Biaya lebih mahal karena memerlukan banyak kabel


• Kurang efisien dalam menghantarkan arus listrik
• Rangkaian lebih rumit karena terdiri dari banyak percabangan

Rumus Rangkaian Paralel

Rumus-rumus yang berlaku dalam rangkaian paralel adalah rumus hukum Ohm, hukum Kirchoff, dan
rumus hambatan pengganti (total).

Rumus hukum Ohm adalah:

V = I . R.....(1)

Sementara itu, hukum Kirchoff adalah hukum yang mengatur tentang percabangan pada rangkaian
listrik.

Rumus hambatan pengganti (RP) bisa didapatkan dari penurunan rumus hukum Ohm berdasarkan
analisis rangkaian paralel. Perhatikan gambar berikut ini:

Pada rangkaian paralel di atas, tegangan (V) pada setiap hambatan sama besar, walaupun nilai
hambatannya (R) berbeda-beda. Secara matematis, dituliskan:

Vab = V1 = V2 = V3 .....(2)

Menurut Hukum I Kirchoff, kuat arus listrik yang melalui R 1, R2, dan R3 adalah I1, I2, dan I3. Adapun
kuat arus (I) antara titik a dan b adalah IP.
Pada rangkaian berlaku:

IP = I1 + I2 + I3.....(3) Oleh karena


I1 = Vab/R1, I2 = Vab/R2, I3 = Vab/R3, dan IP = Vab/RP,

maka:
Vab/RP = Vab/R1 + Vab/R2 + Vab/R3....(4)

1
/RP = 1/R1 + 1/R2 + 1/R3....(5, Rumus Hambatan Pengganti Rangkaian Paralel)

Dari rumus (5) dapat disimpulkan bahwa hambatan pengganti susunan paralel (R P) selalu lebih kecil
daripada hambatan paling kecil yang terpasang pada rangkaian.

Khusus untuk dua hambatan R1 dan R2 yang disusun secara paralel, hambatan paralel penggantinya
bisa dinyatakan dengan rumus:

RP = R1R2/R1 + R2.....(6)

Hambatan yang disusun secara paralel berfungsi sebagai pembagi arus dengan nilai perbandingan
kuat arus pada rangkaian di setiap cabang adalah:

R1 : R2 : R3 = 1/I1 : 1/I2 : 1/I3.....(7)

D. CARA MENGHITUNG GELANG RESISTOR


Resistor merupakan komponen penting dan sering dijumpai dalam sirkuit Elektronik. Boleh
dikatakan hampir setiap sirkuit Elektronik pasti ada Resistor. Tetapi banyak di antara kita yang
bekerja di perusahaan perakitan Elektronik maupun yang menggunakan peralatan Elektronik
tersebut tidak mengetahui cara membaca kode warna atau angka yang ada di Resistor itu sendiri.
Perhitungan untuk Resistor dengan 5 Gelang warna :
Cara Menghitung Nilai Resistor 5 Gelang Warna
Masukkan angka langsung dari kode warna Gelang ke-1 (pertama)
Masukkan angka langsung dari kode warna Gelang ke-2
Masukkan angka langsung dari kode ke-3
Masukkan nol dari warna Gelang ke-4 atau pangkatkan angka tersebut dengan 10 ( 10 n )
Merupakan Toleransi dari nilai Resistor tersebut.
Contoh:

Gelang ke 1 : Coklat = 1
Gelang ke 2 : Hitam = 0
Gelang ke 3 : Hijau = 5
Gelang ke 4 : Hijau = 5 nol dibelakang angka gelang ke-2; atau kalikan 10 5
Gelang ke 5 : Perak = Toleransi 10%
Maka nilai Resistor tersebut adalah 105 * 10 5 = 10.500.000 Ohm atau 10,5 MOhm dengan toleransi
10%.
Contoh-contoh perhitungan lainnya :
Merah, Merah,Merah,Emas → 22 * 10² = 2.200 Ohm atau 2,2 Kilo Ohm dengan toleransi 5%
Kuning Ungu,Orange, Perak→47 * 10³ = 47.000 Ohm atau 47 Kilo Ohm dengan toleransi 10% Cara
menghitung Toleransi :
2.200 Ohm dengan Toleransi 5% =
2200 – 5% = 2.090 2200
+ 5% = 2.310
ini artinya nilai Resistor tersebut akan berkisar antara 2.090 Ohm ~ 2.310 Ohm
BAB III PENUTUP

3.1 KESIMPULAN
A. Hukum Ohm
Hukum Ohm adalah suatu pernyataan bahwa besar arus listrik yang mengalir melalui sebuah
penghantar selalu berbanding lurus dengan beda potensial yang diterapkan kepadanya. Berdasarkan hukum
Ohm, 1 Ohm didefinisikan sebagai hambatan yang digunakan dalam suatu rangkaian yang dilewati kuat arus
sebesar 1 Ampere dengan beda potensial 1 Volt. berbading terbalik dengan luas penampang benda, semakin
luas penampangnya maka semakin kecil hambatannya. Kalau antara dua kutub positif dan kutub negatif dari
sebuah sumber tegangan kita hubungkan dengan sepotong kawat penghantar, maka akan mengalir arus listrik
dari kutub positif ke kutub negatif. Besarnya arus listrik yang mengalir tergantung dari besarnya hambatan
kawat.

B. Rangkaian Seri dan Paralel Serta Gambar Rangkaiannya


Rangkaian seri merupakan sebuah rangkaian listrik yang komponennya disusun secara berderetan
hanya melalui satu jalur. Keuntungan dari rangkaian dari rangkaian seri adalah besar kuat arus listrik yang
tidak di bagi, sehingga lampu dalam rangkaian seri lebih terang.
Rangkaian Paralel merupakan sebuah rangkaian listrik yang komponennya disusun sejajar dimana
terdapat lebih dari satu jalur listrik(bercabang) secara paralel. Semua percabangan yang ada dalam rangkaian
ini bisa di lewati oleh arus listrik.

C.Cara Menghitung Gelang Resistor


Resistor merupakan komponen penting dan sering dijumpai dalam sirkuit Elektronik. Boleh dikatakan
hampir setiap sirkuit Elektronik pasti ada Resistor.

3.2 KRITIK DAN SARAN


DAFTAR PUSTAKA
https://www.academia.edu/16837240/Hukum_Ohm_Prak_Fisika_Dasar
https://docplayer.info/62208974-Makalah-suatu-tugas-diajukan-untuk-memenuhi-mata-kuliah-
dasarelektronika-disusun-oleh.html

Anda mungkin juga menyukai