Anda di halaman 1dari 11

LAPORAN AWAL

PRATIKUM RANGKAIAN LISTRIK

JOB I

HUKUM OHM

Di susun oleh :

Nama : SAID AHMAD NOBEL

Nim : 11950515215

Kelas : 3A

LABORATORIUM RANGKAIAN LISTRIK PROGRAM STUDI


TEKNIK ELEKRO FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTAN SYARIF KASIM
RIAU PEKANBARU
2020
DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR ISI ................................................................................................................ i

DAFTAR GAMBAR ................................................................................................... ii

DAFTAR TABEL ........................................................................................................ iii

Job I Hukum Ohm

1.1 Tujuan ....................................................................................................... 1


1.2 Peralatan yang dibutuhkan ......................................................................... 1
1.3 Teori ........................................................................................................... 1
1.4 Latihan percobaan ...................................................................................... 4
DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman
Gambar 1.1. Rangkaian Pengukuran Tegangan ........................................................... 4
Gambar 1.2. Rangkaian Pengukuran Arus ................................................................... 4
Gambar 1.3. Grafik Arus/Tegangan ............................................................................. 6
DAFTAR TABEL

Tabel Halaman
Tabel 1.1. Hasil Pengukuran Tegangan ........................................................................ 5
Tabel 1.2. Hasil Pengukuran Arus ................................................................................ 5
Job I
Hukum Ohm

1.1 Tujuan :
1. Mahasiswa dapat membentuk Kurva I-V untuk beban dari rangkaian DVC yang
telah terukur.
2. Mahasiswa dapat mengidentifikasi dasar-dasar hukum Ohm
3. Mahasiswa dapat melakukan perhitungan sederhana berdasarkan hukum Ohm

1.2 Peralatan yang dibutuhkan:


1. Komputer/Leptop dengan sistem operasi minimal 32 bit windows XP/Vista/1/8/10
2. National instrument (NI) multisim software

1.3 Teori
Tegangan pada sebuah rangkaian berbanding lurus dengan besarnya arus yang mengalir.
Dapat kita tuliskan:
V I
V = (konstanta)  I
dimana konstanta adalah tahanan (R) pada rangkaian.
maka:
V=IR
yang dimana:
V = Tegangan (Volt)
I = Arus (Ampere)
R = Resistansi (Ohm)
dapat kita rumuskan:
V V
I = dan R=
R I
Hukum ohm berbunyi “kuat arus yang mengalir dalam suatu penghantar (hambatan)
besarnya sebanding dengan beda potensial (tegangan) antara ujung-ujung penghantar
tersebut”. Dan dalam kehidupan sehari-hari kuat arus diperlukan seperti kuat arus listrik.
Sebagai contoh jika menghubungkan kawat ke baterai 6 V, aliran arus akan dua kali lipat
dibandingkan jika dihubungkan ke 3 V. Pada hokum ohm disini menghubungkan antara kuar
arus, tegangan dan hambatan.Untuk membuktikannya diperlukan sebuah percobaan.

Disini misalkan diambil sebuah contoh arus listrik dengan aliran air di sungai atau pipa
yang dipengaruhi oleh gravitasi. Jika pipa atau sungai hamper rata, kecepatan alir akan kecil.
Tetapi jika satu ujung lebih tinggi dari yang lainnya, kecepatan aliran – atau arus – akan lebih
besar. Makin besar perbedaan ketinggian makin besar arus. Bahwa potensial listrik analog, pada
kasus gravitasi dengan ketinggian terbing, dan hal itu berlaku pada kasus ini untuk ketinggian
dari mana fluida mengalir. Sama seperti penambahan ketinggian menyebabkan aliran air yang
lebih besar, demikian pula beda potensial listrik yang lebih besar atau tegangan menyebabkan
aliran arus listrik menjadi lebih besar. Tepatnya berapa besar aliran arus pada kawat tidak
hanya tergantung pada tegangan tetapi juga pada hambatan yang diberikan kawat terhadap
aliran electron. Dinding-dinding pipa atau tepian sungai dan batu-batu di tengahnya,
memberikan hambatan terhadap aliran arus.

Dengan cara yang sama elektron-elektron diperlambat karena adanya interaksi dengan
atom-atom kawat. Makin tinggi hambatan ini makin kecil arus untuk suatu tegangan V.
sehingga arus berbading terbalik dengan hambatan. Pengukuran hambatan dengan amperemeter
dan voltmeter Arus listrik pada rangkaian diukur dengan memasang amperemeter (berhambatan
rendah) secara seri di dalamnya. Beda potensial diukur dengan menghubungkan voltmeter
(berhambatan tinggi) pada kedua ujung resistor yang sedang dicari jadi dihubungkan secara
parallel.

Pada dasarnya sebuah rangkaian listrik terjadi ketika sebuah penghantar mampu dialiri
electron bebas secara terus menerus. Aliran yang terus-menerus ini yang disebut dengan arus,
dan sering juga disebut dengan aliran, sama halnya dengan air yang mengalir pada sebuah pipa.
Tenaga (the force) yang mendorong electron agar bisa mengalir dalam sebauh rangkaian
dinamakan tegangan. Tegangan adalah sebenarnya nilai dari potensial energi antara dua titik.
Ketika kita berbicara mengenai jumlah tegangan pada sebuah rangkaian, maka kita akan
ditujukan pada berapa besar energi potensial yang ada untuk menggerakkan electron pada titik
satu dengan titik yang lainnya. Tanpa kedua titik tersebut istilah dari tegangan tersebut tidak
ada artinya. Elektron bebas cenderung bergerak melewati konduktor dengan beberapa derajat
pergesekan, atau bergerak berlawanan. Gerak berlawanan ini yang biasanya disebut dengan
hambatan. Besarnya arus didalam rangkaian adalah jumlah dari energi yang ada untuk
mendorong electron, dan juga jumlah dari hambatan dalam sebuah rangkaian untuk
menghambat lajunya arus. Sama halnya dengan tegangan hambatan ada jumlah relative antara
dua titik.

Dalam hal ini, banyaknya tegangan dan hambatan sering digunakan untuk menyatakan
antara atau melewati titik pada suatu titik. Untuk menemukan arti dari ketetapan dari persamaan
dalam rangkaian ini, kita perlu menentukan sebuah nilai layaknya kita menentukan nilai masa,
isi, panjang dan bentuk lain dari persamaan fisika. Standard yang digunakan pada persamaan
tersebut adalah arus listrik, tegangan ,dan hambatan.

Simbol yang digunakan adalah standar alphabet yang digunakan pada persamaan aljabar.
Standar ini digunakan pada disiplin ilmu fisika dan teknik, dan dikenali secara internasional.
Setiap unit ukuran ini dinamakan berdasarkan nama penemu listrik. Amp dari orang Perancis
Andre M. Ampere, volt dari seorang Italia Alessandro Volta, dan ohm dari orang Jerman Georg
Simon ohm.

Simbol matematika dari setiap satuan sebagai berikut “R” untuk resistance (Hambatan),
V untuk voltage (tegangan), dan I untuk intensity (arus), standard symbol yang lain dari
tegangan adalah E atau Electromotive force. Simbol V dan E dapat dipertukarkan untuk
beberapa hal, walaupun beberapa tulisan menggunakan E untuk menandakan sebuah tegangan
yang mengalir pada sebuah sumber ( seperti baterai dan generator) dan V bersifat lebih umum.

Salah satu dasar dalam perhitungan elektro, yang sering dibahas mengenai satuan
couloumb, dimana ini adalah besarnya energi yang setara dengan electron pada keadaan tidak
stabil. Satu couloumb setara dengan 6.250.000.000.000.000.000. electron. Symbolnya ditandai
dengan Q dengan satuan couloumb. Ini yang menyebabkan electron mengalir, satu ampere
sama dengan 1 couloumb dari electron melewati satu titik pada satu detik. Pada kasus ini,
besarnya energi listrik yang bergerak melewati conductor (penghantar).
1.4 Latihan Percobaan
Dalam latihan ini kita akan melakukan pengukuran tegangandan arus yang mengalir
pada sebuah rangkaian yang memiliki hambatan.
XMM1

V1
2V R1
1kΩ

Gambar 1.1 Rangkaian Pengukuran Tegangan

• Buatlah rangkaian diatas dengan menggunakan aplikasi Multisim


• Ubah sumber tegangan (V) dengan nilai 0 V, pada nilai hambatan (R) 1 kΩ
• Ukur tegangan pada R, catat di Tabel 1.1
• Lakukan pengukuran tegangan pada R untuk variasi tegangan 2V, 4V, 6V, 8V, dan
12V
• Ulangi langkah-langkah di atas untuk R 330 Ω

Gambar 1.2 Rangkaian Pengukuran Arus

• Buatlah rangkaian diatas dengan menggunakan aplikasi Multisim


• Ubah sumber tegangan (V) dengan nilai 0V, pada nilai hambatan (R) 1 kΩ
• Ukur arus yang mengalir pada rangkaian, catat di Tabel 1.2
• Lakukan pengukuran arus untuk variasi tegangan 2V, 4V, 6V, 8V, dan 12V
• Ubah langkah-langkah di atas untu R 330 Ω
Tabel 1.1 Hasil Pengukuran Tegangan
V (Volt) V pada R=1kΩ (Volt) V pada R=330 Ω (Volt)

10

12

Tabel 1.2. Hasil Pengukuran Arus


V (Volt) I pada R=1kΩ (mA) I pada R=330 Ω (mA)

10

12

• Gambarkan grafik dari Arus vs tegangan untuk resistor R1, R2 pada media grafik di
bawah ini
Gambar 1.3 Grafik Arus/Tegangan

Catatan : Titik-titik plot harus mampu membentuk garis lurus yang menunjukkan arus
berbanding lurus terhadap tegangan.

Gambarkan grafik kedua dari arus vs tegangan untuk resistor R2 pada kolom di atas.
Bandingkan kedua garis lurus yang terbentuk dari titik-titik plot dari R1 dan R2, bagaimana
pengaruh nalai resistor yang lebih rendah yang dapat melewatka arus yang lebih besar sehingga
mempengaruhi kemiringan slope.

Anda mungkin juga menyukai