Disusun Oleh :
KELAS C
PENDIDIKAN TEKNIK MESIN–S1
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
2019
KATA PENGANTAR
Penulis
ii
DAFTAR ISI
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Listrik merupakan kebutuhan yang sangat penting untuk kehidupan.
Bahkan peralatan dalam rumah tangga hampir semuanya menggunakan listrik.
Dalam sebuah rangkain listrik terdapat arus listrik, tegangan, dan hambatan.
Sederhananya rangkaian listrik ada ketika sebuah penghantar listri dialiri electron
bebas secara terus-menerus. Aliran listrik biasa disebut arus dan tegangan adalah
beda potensial pada rangkaian listrik.
Hukum Ohm menyatakan bahwa besar arus listrik yang melewati sebuah
penghantar listrik (hambatan) akan berbanding lurus dengan beda potensial
(tegangan) yang diterapkan. Benda penghantar listrik dikatakan sesuai hukum
Ohm apabila nilai resistansinya tidak tergantung besar polaritas beda potensial
yang dikenakan.
Dengan mempelajari hukum Ohm untuk GGL ini kita dapat mempelajari
tentang hubungan antara tegangan dan kuat arus pada rangkaian listrik dan dapat
mengetahui hambatan listrik. Dengan adanya hukum Ohm ini kita dapat
mengetahui tentang kelistrikan.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang permasalah diatas, penulis memaparkan rumusan
masalah sebagai berikut :
1. Apa yang dimaksud dengan hokum Ohm untuk GGL?
2. Bagaimana Grafik Hubungan Beda potensial (V) terhadap kuat arus
listrik (I)
3. Bagaimana Grafik Hubungan Hambatan (R) terhadap kuat arus listrik
(I)?
4. Bagaimana hubungan panjang kawat dengan hambatan kawat?
5. Bagaimana hubungan hambatan jenis kawat dengan hambatan kawat?
6. Bagaimana hubungan besar luas penampang dengan hambatan kawat?
1.3 Tujuan Penulisan
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Mengetahui apa yang dimaksud dengan hokum Ohm untuk GGL.
1
2. Mengetahui bagaimana Grafik Hubungan Beda potensail (V) terhadap
kuat arus listrik (I)
3. Memgetahui bagaimana Grafik Hubungan Hambatan (R) terhadap kuat
arus listrik (I)
4. Mengetahui bagaimana hubungan panjang kawat dengan hambatan kawat.
5. Mengetahui bagaimana hubungan hambatan jenis kawat dengan hambatan
kawat.
6. Mengetahui bagaimana hubungan besar luas penampang dengan hambatan
kawat
2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Hukum Ohm untuk GGL
Hukum Ohm berbunyi “Kuar arus yang mengalir dalam suatu
pengantar (hambatan) besarnya sebanding dengan beda potensial (tegangan)
antara ujung-ujung penghantar tersebut.” Hukum ini ditemukan oleh George
Simon Ohm dari Jerman pada tahun 1825.
Sebuah benda penghantar dapat dikatakan mematuhi hukum Ohm jika
nilai resistansinya tidak tergantung pada besar dan polaritas beda potensial
yang dikenakan kepadanya. Walaupun hal ini tidak selalu berlaku untuk
semua jenis penghantar, namun istilah “hukum” tetap dipakai dengan alasan
sejarah
Penerapan Hukum Ohm digunakan untuk menghitung tegangan listrik,
hambatan listrik, atau kuat arus dalam rangkaian listrik. Hukum Ohm
digunakan secara luas dalam rangkaian elektronika dan merupakan hukum
dasar pada rangkaian listrik.
Rumus-rumus untuk hukum Ohm:
3
Rumus menghitung tegangan/beda potensial:
𝑉 = 𝐼. 𝑅
Rumus menghitung nilai hambatan:
𝑉
𝑅=
𝐼
Rumus hambatan rangkaian seri:
𝑅𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 = 𝑅1 + 𝑅1 + 𝑅1 + ⋯ + 𝑅𝑛
Rumus hambatan rangkaian parallel:
1 1 1 1 1
= + + +⋯+
𝑅1 𝑅1 𝑅1 𝑅1 𝑅𝑛
Keterangan:
VAB = tegangan jepit (volt) I = arus yang mengalir (ampere)
ε = gaya gerak listrik baterai ( volt) R = hambatan luar (ohm)
r = hambatan dalam baterai (ohm)
4
2.2 Grafik Hubungan
Untuk grafik hubungan dapat dilihat pada gambar di bawah ini:
5
dan juga dari besi. Tentu hambatan masing-masing jenis kawat akan berbeda
pula.
Rumus hambatan jenis kawat:
𝐿
𝑅=𝜌
𝐴
ρ = hambatan jenis kawat (Ωm)
L = panjang kawat (m)
A = luas penampang kawat (m2)
Jika kembali pada konsep “perahu di sungai penuh batu dan ranting”,
tentu perahu kita akan lebih sulit berlayar. Sebaliknya, dengan sedikitnya
hambat jenis (sungai mulus, hanya aliran air lancar) akan mengurangi nilai
hambatan listriknya. Dari situ kita bisa tahu bahwa semakin besar hambat
jenisnya (Ωm), semakin besar juga hambatannya (Ω).
Pada luas penampang, ibaratkan kita melewati sungai yang panjang
dan pendek. Sungai itu sama-sama lancer dan deras. Pasti ketika kita lewat
sungai yang panjang akan merasa lelah dan bosan tidak sampai ujung. Saat
kita melewati sungai yang pendek akan cepat dan lancar sampai ujung. Sama
halnya dengan aliran listrik. Semakin panjang suatu kawat (L), maka
hambatannya (Ω) pun akan semakin besar.
Pada dasarnya saat kita melewati sungai yang lebar akan merasa lebih
bebas dan ketika melewati sungai yang sempit akan terasa terhambat dan
susah bergerak. Artinya semakin besar luas penampangnya (A) maka
hambatannya (Ω) akan semakin kecil.
6
Bahan Penghantar Nilai Hambatan Jenis ρ (Ωm)
Emas 2,44 x 10-8
Perak 1,59 x 10-8
Tembaga 1,68 x 10-8
Alumunium 2,65 x 10-8
Tungsten 5,60 x 10-8
Besi 9,71 x 10-8
Platina 10,6 x 10-8
Tabel bahan penghantar dan nilai hambatan jenisnya
7
Pada gambar di atas menunjukkan bahwa panjang kawat
penghantar listrik dapat mempengaruhi hambatan listrik, sehingga saat
dipasang kawat penghantar yang panjang maka membuat nyala lampu
menjadi redup, namun ketika kawat penghantar yang terpasang jaraknya
pendek, lampu tersebut menyala terang. Artinya “semakin panjang
kawat penghantar listrik, maka akan semakin besar pula nilai
hambatannya"
3. Luas penampang kawat
Perhatikan gambar berikut:
8
Contoh Soal Arus Listrik
1. Pengaturan Power Supply atau DC Generator untuk dapat
menghasilkan output tegangan sebesar 10V, kemudian nilai
potensiometer di atur ke 10 ohm. Berapakah nilai arus listrik (I)?
2. Hambatan listrik 9 ohm dirangkai dengan baterai yang memiliki
tegangan 6 volt. Berapa nilai kuat arus listrik yang mengalir?
3. Buah resistor masing-masing memiliki hambatan 2 ohm dan 2 ohm
yang dirangkai secara seri. Selanjutnya, kedua hambatan dirangkai
dengan tegangan baterai yang nilainya 6 volt. Berapa nilai kuat arus
listrik yang mengalir pada kedua hambatan tersebut?
Penyelesaian:
1. Diketahui:
V = 10 V
R = 10 Ω
Ditanya:
I=...?
Jawab:
I=V/R
I = 10/10
I=1A
Jadi, besar arus listrik adalah 1 A
2. Diketahui
R=9Ω
V = 6 Volt
Ditanya:
I=...?
9
Jawab:
I = V/R
I = 6/9
I = 2/3 = 0.66 A
Jadi, kuat arus listrik yang mengalir di hambatan sebesar 0.66 A
3. Diketahui:
R1 = 2 Ω
R2 = 2 Ω
V = 6 volt
Ditanya:
I=...?
Jawab:
Rtotal=R1+R2
=2+2
=4 Ω
I = V/R
I = 6/4
I = 1,5 A
Jadi, nilai kuat arus listrik yang mengalir pada kedua hambatan adalah
1,5 A
10
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Hukum Ohm menyatakan bahwa besar arus listrik yang melewati
sebuah penghantar listrik (hambatan) akan berbanding lurus dengan
beda potensial (tegangan) yang diterapkan.
Semakin besar hambatannya akan semakin kecil kuat arusnya.
Semakin besar sumber tegangannya maka akan semakin besar kuat
arusnya.
Semakin besar hambat jenisnya (Ωm), semakin besar juga
hambatannya (Ω).
Semakin panjang suatu kawat (L), maka hambatannya (Ω) pun akan
semakin besar.
Semakin besar luas penampangnya (A) maka hambatannya (Ω)
akan semakin kecil.
Faktor-faktor yang mempengaruhi nilai arus listrik adalah panjang
kawat, luas penampang kawat, dan hambatan jenis dari kawat.
Setiap penghantar memiliki nilai hambatan yang berbeda-beda.
3.2 Saran
Penulis tentunya masih menyadari jika makalah di atas masih terdapat
banyak kesalahan dan jauh dari kesempurnaan. Penulis akan memperbaiki
makalah tersebut dengan berpedoman pada banyak sumber serta kritik yang
membangun dari para pembaca.
11
DAFTAR PUSTAKA
12