Anda di halaman 1dari 6

LAPORAN

PRAKTIKUM FISIKA DASAR

Percobaan : R1

RADIOAKTIF

Pelaksanaan Praktikum
Hari : Kamis Tanggal : 21 Februari 2019 Jam : 7-8

Oleh :
Fahrizal Wahyu Imami (081811533099)

Kelompok:
1. Tanti Rayantica Wilinanda (081811533094)
2. Saskia Ardhani Ramadona (081811533096)
3. Fahrizal Wahyu Imami (081811533099)

Dosen Pembimbing : Ersyzario E.Y, Ph.D


Asisten Dosen : Fadhilah Febriani S.B.T.

LAPORAN FISIKA DASAR


FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS AIRLANGGA
2018
LAPORAN

PRAKTIKUM FISIKA DASAR

Percobaan : R1

RADIOAKTIF

Pelaksanaan Praktikum
Hari : Kamis Tanggal : 21 Februari 2019 Jam : 7-8

Oleh :
Saskia Ardhani Ramadona (081811533096)

Kelompok:
1. Tanti Rayantica Wilinanda (081811533094)
2. Saskia Ardhani Ramadona (081811533096)
3. Fahrizal Wahyu Imami (081811533099)

Dosen Pembimbing : Ersyzario E.Y, Ph.D


Asisten Dosen : Fadhilah Febriani S.B.T.

LAPORAN FISIKA DASAR


FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS AIRLANGGA
2018
LAPORAN

PRAKTIKUM FISIKA DASAR

Percobaan : R1

RADIOAKTIF

Pelaksanaan Praktikum
Hari : Kamis Tanggal : 21 Februari 2019 Jam : 7-8

Oleh :
Tanti Rayantica Wilinanda (081811533094)

Kelompok:
1. Tanti Rayantica Wilinanda (081811533094)
2. Saskia Ardhani Ramadona (081811533096)
3. Fahrizal Wahyu Imami (081811533099)

Dosen Pembimbing :
Asisten Dosen :

LAPORAN FISIKA DASAR


FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS AIRLANGGA
2018
A. TUJUAN
1. Menentukan efisiensi tabung Geiger Muller.
2. Menentukan koefisien adsobsi linier-Pb dan Al.
3. Menentukan HVL – Pb dan Al.

B. DASAR TEORI
Radiasi dari bahan radioaktif tidak dapat dilihat dengan mata biasa, sehingga untuk
mendeteksinya harus menggunakan alat. Alat yang dapat mendeteksi radiasi dinamakan
detektor radiasi. Salah satu detektor radiasi yang pertama kali di kenalkan dan sampai saat ini
tetap digunakan adalah detektor ionisasi gas. Detektor ini memanfaatkan hasil interaksi
antara radiasi dengan gas yang di pakai sebagai detektor. Radiasi yang masuk ke dalam
detektor dapat mengakibatkan terlepasnya elektron-elektron dari atom gas sehingga terbentuk
pasangan ion positif dan ion negatif. Karena bahan detektornya berupa gas maka detektor
radiasi ini disebut ditektor ionisasi gas.

Pada modul ini akan di pelajari salah satu detektor ionisasi gas, yaitu pencacah
Geiger-Muller (GM). Pencacah GM dapat digunakan untuk mendeteksi keberadaan α, β, dan
γ. Pencacah GM terdiri dari dua bagian, tabung dan pencacah seperti pada gambar 1.1. tabung
tersebut berbentuk silinder terbuat dari bahan gelas yang bagian daamnya dilapisi lapisan
logam dan berfungsi sebagai katoda. Sepanjang sumbu ditengah tabung terdapat kawat logam
halus yang berfungsi sebagai anoda. Antara anoda dan katoda diberi tegangan tinggi. Di
dalam tabung berisi gas mulia (argon atau helium) bertekanan rendah kira-kira 10 cm Hg atau
gas poliatomik (alkohol atau quenching gases) bertekanan kira-kira 1 cm Hg. Salah satu ujung
tabung (end window) tertutup oleh bahan mika yag tipis. Melalui ujung tabung tersebut
partikel-partikel α, β, dan γ masuk ke dalam tabung, kemudian mengionisasikan atom-atom
gas di dalamnya. Ion-ion positif yang terjadi akan bergerak ke katoda, sedangkan ion-ion
negatif bergerak ke anoda. Bila ion-ion tersebut samapi pada anoda dan katoda maka
terjadilah pulsa-pulsa. Pulsa tersebut kemudian diteruskan ke pencacah untuk di hitung.
Pencacah akan “menghitung” setiap kali radiasi mengionisasi gas.
Efisiensi pencacah GM
Jika luas permukaan jendela tabung GM = 𝐴 𝑐𝑚2 , dan diletakkan sejauh d 𝑐𝑚
didepan sumber radiasi, maka radiasi yang dapat masuk melalui jendela ke dalam tabung GM
𝐴
tersebut adalah bagian dari seluruh radiasi yang dipancarkan ke segala arah oleh
4𝜋 𝑑2
sumber radioaktif.

Dalam percobaan sumber radioktif memiliki civitas 5 µCi (1µCi = 3,7x104 𝑑𝑖𝑠⁄𝑠,
maka radiasi dalam tabung :

𝐴
x 5x3,7x104 𝑑𝑖𝑠⁄𝑠
4𝜋 𝑑2

Jadi efisiensi tabung GM mencacah partikel radiasi adalah jumlah ionisasi yang
tercacah dalam tabung dan dalam waktu tertentu dibagi jumlah partikel radiasi yang masuk
dalam tabung dalam waktu yang sama.

(𝑁−𝑛)/𝑡
% efisiensi = 𝐴 x100%
𝑥 5𝑥3,7𝑥104
4𝜋 𝑑2

Bila sinar dijatuhkan pada suatu bahan, sinar akan berinteraksi dengan bahan melalui
efek fotolistrik, efek Compton, atau efek terjadinya pasangan ion. Interaksi antara sinar
dengan bahan tersebut menyebabkan berkurangnya intensitas sonar secara eksponensial,
menurut :

𝐼 = 𝐼0 𝑒 −µ𝑥
𝑁−𝑛 𝑁𝑎−𝑛
Dengan 𝐼0 = 7,5 dan 𝐼 = 7,5

Dengan 𝐼0 intensitas sinar yang datang pada permukaan bahan, 𝐼 intensitas sinar
yang telah melalui bahan setebal 𝑥, dan µ koefisien absorbsi linier bahan.
Dari persamaan diatas dapat ditulis:

𝐼
In 𝐼0 = -µx
0,693
X1 2 = µ

Dengan x1 2 adalah tebal paruh (Half Value Layer, HVL ), yaitu tebal bahan yangdapat
mengabsorbsi intensitas sinar radioaktif sebanyak separuhnya.

C. ALAT DAN BAHAN


1. Detektor Geiger Muller digital
2. Bahan radioaktif Sr-90 dan Ra-226, 5 µCi
3. Pinset
4. Mistar
5. Lempengan logam Pb, Al dan kertas
6. Mikrometer sekrup

D. PROSEDUR KERJA
1. Baca dan catat diameter jendela pada detektor GM. Kemudian atur waktu cacahan 7,5
sekon.

Jendela Detector GM

Tempat plat Pb/Al/kertas


Sumber radiasi

Detector GM

2. Catat cacahan background (n) tanpa sumber radiasi sebanyak 5 kali secara berurutan.
3. Letakkan sumber radiasi pada jarak tertentu didepan detektor GM
4. Catat cacahan dengan sumber radiasi sebanyak 5x berturut-turut.
5. Ukur ketebalan masing-masing bahan (kertas, Pb dan Al) menggunakan mikrosekrup.
6. Setelah itu letakkan bahan Pb yg ukuran pertama diantara detektor GM dan sumber
radioaktif, kemudian catat cacahan dalam tabel sebanyak 5 kali secara berurutan.
7. Ulangi untuk ketebalan Pb yang berbeda.
8. Ulangi langkah 6-7 untuk bahan Al dan kertas.

Anda mungkin juga menyukai