FISIKA DASAR
RADIOAKTIF (R1)
Disusun oleh :
Nadia Aulia Salsabila (165221073)
Anggota Kelompok :
Ibrahim Mukti (165221074)
Ervina Izzatul Laili (165221077)
Dosen Pembimbing :
Dr. Imam Sapuan, S.Si., M.Si.
Asisten Pembimbing :
Rofi’i
B. DASAR TEORI
Radioaktivitas adalah kemampuan inti atom yang tidak stabil untuk
memancarkan radiasi dan berubah menjadi inti stabil. Radioaktivitas adalah
kemampuan inti atom yang tak-stabil untuk memancarkan radiasi dan berubah menjadi
inti stabil. Proses perubahan ini disebut dengan peluruhan dan inti atom yang tidak
stabil disebut radioisotop. Proses perubahan ini disebut dengan peluruhan dan inti atom
yang tak-stabil disebut radionuklida.. Materi yang banyak mengandung radioisotop
disebut zat radioaktif. Materi yang mengandung radionuklida disebut zat radioaktif.
Peluruhan adalah peristiwa hilang atau pecahnya inti atom yang tidak stabil, atau
berubahnya suatu unsur menjadi unsur yang lain, yang kedua hal tersebut terjadi secara
bersamaan. Peluruhan ialah perubahan inti atom yang tak-stabil menjadi inti atom yang
lain, atau berubahnya suatu unsur radioaktif menjadi unsur yang lain. Radioaktivitas
ditemukan oleh H. Becquerel pada tahun 1896. Becquerel menamakan radiasi dengan
sinar uranium.
Radiasi dari bahan radioaktif tidak dapat dilihat dengan mata biasa, sehingga
untuk mendeteksinya harus digunakan alat. Alat yang dapat mendeteksi radiasi
dinamakan detektor radiasi. Salah satu jenis detektor radiasi yang pertama kali
diperkenalkan dan sampai saat ini tetap digunakan adalah detektor ionisasi gas.
Detektor ini memanfaatkan hasil interaksi antara radiasi dengan gas yang dipakai
sebagai detektor. Radiasi yang masuk ke dalam detektor dapat mengakibatkan
terlepasnya elektron-elektron dari atom gas sehingga terbentuk pasangan ion positif
dan ion negative. Karena bahan detektornya berupa gas maka detektor radiasi ini
disebut detektor ionisasi gas.
Salah satu detektor ionisasi gas tersebut adalah pencacah Geiger-Muller (GM).
Pencacah GM dapat digunakan untuk mendeteksi keberadaan pastikel α, β, γ. Pencacah
GM terdiri dari dua bagian, tabung dan pencacah seperti gambar 1.1. Tabung tersebut
berbentuk silinser terbuat dari bahan gelas yang bagian dalamnya dilapisi lapisan
logam dan berfungsi sebagai katoda. Sepanjang sumbu di tengah tabung terdapat kawat
logam halus yan berfungsi sebagai anoda. Antara anoda dan katoda diberi tegangan
tinggi. Di dalam tabung berisi gas mulia (Argon dan Helium) bertekanan rendah kira-
kira 10 cm Hg atau gas poliatomik (Alkohol atau Quenching Gases) bertekanan kira-
kira 1 cm Hg. salah satu ujung tabung (End Window) tertutup oleh bahan mika yang
tipis. Melalui ujung tabung tersebut partikel-pertikel α, β, dan γ masuk ke dalam
tabung, kemudia mengionasisasikan atom gas di dalam nya. Ion-ion positif yang terjadi
akan bergerak ke katoda, sedangkan ion-ion negatif bergerak ke anoda. Bila ion-ion
tersebut sampai pada anoda dan katoda maka terjadilah pulsa-pulsa. Pulsa tersebut
kemudian diteruskan ke pencacah untuk dihitung. Pencacah akan “menghitung ” setiap
kali radiasi mengionisasi gas.
Efisiensi pencacah GM
Jika luas permukaan jendela tabung GM = A cm2 , dan diletakkan sejauh d cm
di depan sumber radiasi (lihat gambar (1.2)), maka radiasi yang dapat masuk melalui
jendela ke dalam tabung-GM tersebut adalah 𝑨 𝟒𝝅 𝒅𝟐 bagian dari seluruh radiasi yang
dipancarkan ke segala arah oleh sumber radioaktif tersebut.
Sumber radioaktif yang digunakan dalam percobaan ini memiliki aktivitas sebesar 5
µCi. Peluruhan 1 µCi bahan radioaktif setara dengan 3.7x104 dis/s , maka radiasi yang
masuk kedalam tabung adalah :
𝐴
× 5 × 3,7 × 104 𝑑𝑖𝑠⁄𝑠
4𝜋𝑑2
Jadi efisiensi tabung GM mencacah partikel radiasi adalah jumlah ionisasi yang
tercacah dalam tabung dalam waktu tertentu dibagi dengan jumlah partikel radiasi yang
masuk dalam tabung dalam waktu yang sama.
(𝑁−𝑛)/𝑡
% Efisiensi = 𝐴 × 100% (1)
×5×3,7×104
4𝜋𝑑2
Atenusi γ – ray
Bila sinar γ dijatuhkan pada bahan, sinar akan berinteraksi dengan bahan melalui
efek Fotolistrik, efek Chompton, atau efek terjadinya pasangan ion. Efek – efek tersebut
mungkin terjadi bersama – sama, mungkin juga hanya satu atau dua dari tiga efek
tersebut, bergantung pada energy sinarnya.
Interaksi antara sinar γ dengan bahan tersebut menyebabkan berkurangnya
intensitas sinar secara eksponensial, menurut :
𝐼 = 10𝑒 −𝜇𝑥 (2)
𝐼
𝐼𝑛 𝐼 = −𝜇𝑥 (3)
0
0,693
𝑥12 = (4)
𝜇
dengan x1 2 adalah tebal paruh (Half Value Layer, HVL), yaitu tebal bahan yang dapat
mengabsorbsi intensitas sinar radioaktif sebanyak separuhnya.
D. PROSEDUR KERJA
1. Baca dan catat diameter jendela pada detektor GM. Kemudian atur waktu cacahan 7,5
sekon dan aturlah alat-alat seperti gambar di bawah ini :
2. Catat cacahan background (n) tanpa sumber radiasi sebanyak 5 kali secara berurutan.
3. Letakkan sumber radiasi pada jarak tertentu (d) (sesuai bimbingan asisten) di depan
detektor GM.
4. Catat cacahan (N) dengan sumber radiasi sebanyak 5 kali secara berurutan.
5. Letakkan bahan Pb di antara detektor GM dan sumber radioaktif, kemudian catat
cacahan dalam tabel sebanyak 5 kali secara berurutan.
6. Ulangi untuk ketebalan Pb yang berbeda kemudian ukur ketebalan masing-masing
bahan Pb tersebut.
7. Ulangi Langkah 5 – 6 untuk bahan Al.
J. LAMPIRAN
Pengukuran gelombang