FISIKA DASAR
KEMAGNETAN (B1)
Disusun oleh :
Nadia Aulia Salsabila (165221073)
Anggota Kelompok :
Ibrahim Mukti (165221074)
Ervina Izzatul Laili (165221077)
Dosen Pembimbing :
Dr. Imam Sapuan, S.Si., M.Si.
Asisten Pembimbing :
Rofi’i
dengan T adalah tegangan tali (SI: newton) dan adalah masa jenis kawat (SI: kg/m).
Panjang gelombang sendiri dapat langsung dihitung dari pengamatan, yaitu
𝐿
λ = (8)
𝑛
dengan L adalah panjang kawat yang dilewati gelombang dan n adalah jumlah siklus
gelombang yang ada di sepanjang kawat. Satu siklus gelombang didefinisikan sebagai
satu puncak dan satu lembah.
Jika kelajuan perambatan dan panjang gelombang telah diketahui, maka
frekuensi gelombang, f (SI: 1/sekon = hertz) dapat dihitung dari relasi
𝑓𝜆 = 𝑣 (9)
Karena gelombang adalah getaran yang merambat, frekuensi gelombang
identik dengan frekuensi getaran. Dengan kata lain, frekuensi gelombang yang tercipta
pada tali adalah sama dengan frekuensi sumber getar, yaitu arus listrik.
C. ALAT DAN BAHAN
Pengukuran frekuensi dari arus listrik PLN
1. Seperangkat papan eksperimen Melde yang terdiri dari :
a. Sebuah kawat listik halus
b. Sebuah penjepit kawat listrik
c. Sebuah katrol
d. Sebuah batang magnet U
2. Neraca dan sejumlah anak neraca
3. Catu daya yang dilengkapi transformator step-down untuk penurun tegangan PLN
4. Seperangkat kabel-kabel penghubung
5. Penggaris
D. PROSEDUR KERJA
Pengukuran frekuensi dari arus listrik PLN
1. Ukur panjang dan massa kawat listrik yang digunakan. Lakukan pengukuran
setidaknya tiga kali dengan orang berbeda. Catat hasil pengukuran sesuai
dengan kaidah ketidakpastian.
2. Pilih sebuah anak neraca, beri nama N1. Catat nilai anak neraca tersebut. Berat
anak neraca adalah sama dengan tegangan kawat pada Persamaan 7.
3. Rangkailah perangkat eksperimen seperti pada Gambar 10, dengan A adalah
catu daya, B adalah penjepit kawat, C adalah katrol, kawat dibentang antara B
dan C, D adalah anak neraca, E adalah magnet U yang diletakkan pada posisi
sembarangan, dan F adalah pemutar pada papan eksperimen.
4. Nyalakan catu daya jika rangkaian telah siap dan benar.
5. Atur ketegangan tali dengan cara memutar-mutar F sedemikian rupa sehingga
gelombang berdiri yang terbentuk dapat diamati dengan jelas. Teramati jelas
yaitu jika amplitudo gelombang yang tercipta cukup besar untuk dilihat.
6. Ukur panjang antara B dan C, yaitu besaran L pada Persamaan 8. Lakukan
pengukuran setidaknya tiga kali dengan orang yang berbeda. Catat hasil
pengukuran sesuai dengan kaidah ketidakpastian.
7. Hitung dan catat jumlah gelombang, yaitu besaran n pada Persamaan 8, yang
terbentuk di sepanjang BC.
8. Lakukan prosedur 2-7 untuk dua buah anak neraca dengan massa berbeda-beda
(jadi Anda punya semua data untuk tiga jenis anak neraca yang massanya
berbeda). Beri nama anak neraca N2 dan N3.
J. LAMPIRAN