Anda di halaman 1dari 8

LAPORAN PRAKTIKUM

FISIKA DASAR
KEMAGNETAN (B1)

Hari : Senin Tanggal : 13 Februari 2023 Jam ke : 11-12

Disusun oleh :
Nadia Aulia Salsabila (165221073)

Anggota Kelompok :
Ibrahim Mukti (165221074)
Ervina Izzatul Laili (165221077)

Dosen Pembimbing :
Dr. Imam Sapuan, S.Si., M.Si.

Asisten Pembimbing :
Rofi’i

LABORATORIUM FISIKA DASAR


DEPARTEMEN FISIKA
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS AIRLANGGA
2023
A. TUJUAN
Mengukur frekuensi arus listrik PLN dengan eksperimen Melde.
B. DASAR TEORI
Gelombang
Gelombang merupakan salah satu fenomena alam yang terjadi dalam
kehidupan sehari-hari. Gelombang termasuk salah satu materi yang dipelajari dalam
fisika. Sumber gelombang adalah getaran (Giancoli, 2001). Gelombang dapat terjadi
karena ada getaran yang merambat. Getaran tersebut bisa dipengaruhi oleh gaya luar.
Gelombang berdasarkan rambatannya terbagi menjadi dua yaitu gelombang
transversal dan gelombang longitudinal. Gelombang adalah gejala rambatan dari suatu
getaran/usikan yang akan terus terjadi apabila sumber getaran ini bergetar terus
menerus. Gelombang mempunyai sifat membawa energi dari satu tempat ke tempat
lainnya.
Berdasarkan medium rambatnya, gelombang dibedakan menjadi 2 jenis, yaitu
gelombang mekanik dan gelombang elektromagnetik. Gelombang mekanik adalah
gelombang yang dalam proses perambatannya memerlukan medium sebagai zat
perantaranya. Artinya jika tidak ada medium, maka gelombang tersebut tidak dapat
merambat. Contohnya adalah gelombang bunyi yang zat perantaranya udara, jadi jika
tidak ada udara bunyi tidak akan terdengar. Sebaliknya, gelombang elektromagnetik
adalah gelombang yang dalam proses perambatannya tidak memerlukan medium
sebagai zat perantaranya. Artinya gelombang ini bisa merambat dalam keadaan
bagaimanapun tanpa memerlukan medium. Contohnya adalah gelombang cahaya yang
tetap merambat walaupun tidak memerlukan zat perantara.
Berdasarkan arah getar dan arah rambatnya, gelombang mekanik dibedakan
menjadi dua, yaitu gelombang transversal dan gelombang longitudinal. Gelombang
transversal adalah gelombang yang arah getarnya tegak lurus dengan arah
rambatannya. Bentuk getarannya berupa lembah dan bukit. Satu getaran terdiri atas 1
bukit dan 1 lembah. Contoh sederhananya apabila kita menggerakkan tali horizontal
secara vertikal maka akan terbentuk banyak bukit dan lembah pada tali yang arah
rambat gelombang adalah ke kiri dan ke kanan, sedangkan arah getarnya adalah ke
atas dan ke bawah sesuai pergerakan tangan.
Sedangkan gelombang longitudinal adalah gelombang yang arah rambatnya
sejajar dengan arah getarannya. Bentuk getarannya berupa rapatan dan renggangan.
Satu getaran terdiri atas 1 regangan dan 1 rapatan. Contohnya pada pegas horizontal
yang diberi tekanan ataupun pegas vertikal yang diberi dorongan. Arah rambat
gelombang pada pegasnya kan ke kiri dan ke kanan, dan arah getarnya ke kiri dan ke
kanan pula sesuai dorongan yang diberikan. Oleh karena itu, gelombang ini adalah
gelombang longitudinal yang arah getar dan arah rambatnya sejajar. Contoh
gelombang ini adalah gelombang bunyi. Di udara yang dirambati, gelombang ini akan
terjadi rapatan dan renggangan pada molekul-molekulnya, dan saat ada rambatan
molekul-molekul ini juga bergetar. Akan tetapi getaranya hanya sebatas gerak maju
mundur dan tetap di titik keseimbang, sehingga tidak membentuk bukit dan lembah.
Gelombang mekanik dapat merambat sepanjang tali bila direntangkan (diberi
tegangan). Pada saat gelombang menjalar, setiap bagian tali melakukan gerakan
vertikal. Gelombang tali yang merambat dan mencapai ujung tali memantul kembali
ke arah yang berlawanan dengan gelombang datangnya. Namun bentuk gelombang
tidak berubah. Peristiwa ini disebut dengan refleksi (pemantulan). Berdasarkan
amplitudonya atau simpangan terjauhnya, gelombang dibedakan menjadi dua yaitu
gelombang berjalan dan gelombang stasioner. Gelombang berjalan yaitu gelombang
yang amplitudonya tetap pada setiap titik yang dilalui gelombang. Misalnya pada
gelombang tali. Gelombang stasioner biasa juga disebut gelombang tegak. Sedangkan
gelombang stasioner atau gelombang diam adalah gelombang yang terbentuk dari
perpaduan atau interferensi dua buah gelombang yang mempunyai amplitudo dan
frekuensi yang sama, tapi arah rambatnya berlawanan. Amplitudo pada gelombang
stasioner tidak konstan, besarnya amplitudo pada setiap titik sepanjang gelombang
tidak sama. Pada simpul amplitudo nol, dan pada perut gelombang amplitudo
maksimum. Misalnya gelombang pada senar gitar yang dipetik.
Eksperimen Melde
Pada eksperimen hukum Melde, jenis gelombang yang dihasilkan yaitu
gelombang transversal atau disebut juga dengan gelombang mekanik karena pada
proses rambatannya memerlukan medium. Gelombang transversal memiliki
amplitudo. Amplitudo suatu gelombang akan tetap apabila frekuensi yang diberikan
konstan. Pada gelombang terdapat istilah gelombang berdiri. Gelombang berdiri dapat
terjadi ketika dua buah gelombang yang terbentuk saling berinterferensi. Ketika salah
satu ujung tali diikat dan ujung lainnya digetarkan maka gelombang yang datang akan
sama dengan gelombang pantul sehingga akan terlihat bahwa gelombang tersebut
tetap seperti tidak berjalan hanya berosilasi dari atas ke bawah hingga membentuk
keadaan destruktif dan konstruktif (Giancoli, 2001).
Jika arus yang mengalir pada kawat I1 adalah jenis bolak-balik (AC)
sedangkan I2 adalah arus searah (AC), maka kawat I2 akan merasakan gaya magnet
bolak-balik antara tarikan dan dorongan. Hal yang sama juga terjadi jika I1 adalah DC
sedangkan I2 adalah AC, maka kawat I2 juga merasakan gaya tarikan dan dorongan.
Akibatnya, kawat I2 bergetar dan getaran tersebut dirambatkan ke sepanjang kawat.
Pada akhirnya, terciptalah gelombang (getaran yang merambat) pada kawat I2.
Pembangkit medan magnet dapat digantikan dengan sepasang magnet batang
yang mengapit seutas kawat dengan kutub utara-selatan masing-masing magnet saling
berhadapan. Sepasang magnet batang dapat digantikan dengan sebuah magnet U.
gelombang akan teramati ketika kawat dialiri arus.
Fenomena yang dibahas pada dua paragraf di atas adalah mimik dari
eksperimen yang dilakukan oleh Franz Melde (Fisikawan Jerman) pada pertengahan
Abad ke-19 – atau lebih dikenal sebagai eksperimen Melde. Melde menyebutkan
bahwa gelombang yang terbentuk adalah gelombang berdiri (standing wave).
Eksperimen Melde orisinalnya adalah untuk menciptakan gelombang berdiri
dari arus listrik dan memperlihatkan fenomena interferensi gelombang. James Clark
Maxwell,pada akhir abad ke-19, menunjukkan secara matematis bahwa medan yang
dibangkitkan oleh arus listrik itu sendiri adalah gelombang, yang disebut gelombang
elektromagnetik. Pada percobaan hukum Melde yang dilakukan dengan variabel bebas
rapat massa tali (μ), panjang tali (l), dengan variabel terikat yaitu panjang gelombang
(λ), jumlah gelombang (n), amplitudo (A), cepat rambat gelombang (v), massa tali
(m), dengan variabel kontrol yaitu massa beban (m), gaya tegangan tali (F), frekuensi
(f).
Gelombang mekanik dan frekuensi listrik
Gelombang yang membutuhkan media untuk merambat disebut gelombang
mekanik. Kelajuan rambat gelombang mekanik ditentukan oleh mediumnya, pada
kasus gelombang satu dimensi seperti pada kawat, diberikan oleh
𝑇
𝑣 = √𝜌 (7)

dengan T adalah tegangan tali (SI: newton) dan  adalah masa jenis kawat (SI: kg/m).
Panjang gelombang sendiri dapat langsung dihitung dari pengamatan, yaitu
𝐿
λ = (8)
𝑛

dengan L adalah panjang kawat yang dilewati gelombang dan n adalah jumlah siklus
gelombang yang ada di sepanjang kawat. Satu siklus gelombang didefinisikan sebagai
satu puncak dan satu lembah.
Jika kelajuan perambatan dan panjang gelombang telah diketahui, maka
frekuensi gelombang, f (SI: 1/sekon = hertz) dapat dihitung dari relasi
𝑓𝜆 = 𝑣 (9)
Karena gelombang adalah getaran yang merambat, frekuensi gelombang
identik dengan frekuensi getaran. Dengan kata lain, frekuensi gelombang yang tercipta
pada tali adalah sama dengan frekuensi sumber getar, yaitu arus listrik.
C. ALAT DAN BAHAN
Pengukuran frekuensi dari arus listrik PLN
1. Seperangkat papan eksperimen Melde yang terdiri dari :
a. Sebuah kawat listik halus
b. Sebuah penjepit kawat listrik
c. Sebuah katrol
d. Sebuah batang magnet U
2. Neraca dan sejumlah anak neraca
3. Catu daya yang dilengkapi transformator step-down untuk penurun tegangan PLN
4. Seperangkat kabel-kabel penghubung
5. Penggaris
D. PROSEDUR KERJA
Pengukuran frekuensi dari arus listrik PLN
1. Ukur panjang dan massa kawat listrik yang digunakan. Lakukan pengukuran
setidaknya tiga kali dengan orang berbeda. Catat hasil pengukuran sesuai
dengan kaidah ketidakpastian.
2. Pilih sebuah anak neraca, beri nama N1. Catat nilai anak neraca tersebut. Berat
anak neraca adalah sama dengan tegangan kawat pada Persamaan 7.
3. Rangkailah perangkat eksperimen seperti pada Gambar 10, dengan A adalah
catu daya, B adalah penjepit kawat, C adalah katrol, kawat dibentang antara B
dan C, D adalah anak neraca, E adalah magnet U yang diletakkan pada posisi
sembarangan, dan F adalah pemutar pada papan eksperimen.
4. Nyalakan catu daya jika rangkaian telah siap dan benar.
5. Atur ketegangan tali dengan cara memutar-mutar F sedemikian rupa sehingga
gelombang berdiri yang terbentuk dapat diamati dengan jelas. Teramati jelas
yaitu jika amplitudo gelombang yang tercipta cukup besar untuk dilihat.
6. Ukur panjang antara B dan C, yaitu besaran L pada Persamaan 8. Lakukan
pengukuran setidaknya tiga kali dengan orang yang berbeda. Catat hasil
pengukuran sesuai dengan kaidah ketidakpastian.
7. Hitung dan catat jumlah gelombang, yaitu besaran n pada Persamaan 8, yang
terbentuk di sepanjang BC.
8. Lakukan prosedur 2-7 untuk dua buah anak neraca dengan massa berbeda-beda
(jadi Anda punya semua data untuk tiga jenis anak neraca yang massanya
berbeda). Beri nama anak neraca N2 dan N3.
J. LAMPIRAN

Pengukuran massa anak neraca menggunakan neraca

Pengamatan dan pendataan jumlah gelombang


Pengukuran panjang kawat arus listrik

Anda mungkin juga menyukai