Anda di halaman 1dari 10

ALAT PERAGA FISIKA SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN MATERI

GELOMBANG STASIONER HUKUM MELDE

BAB I
PENDAHULUAN

Banyak sekali fenomena fisika dalam kehidupan kita sehari-hari. Salah satunya
mengenai gelombang ataupun getaran. Apabila dawai/senar diberi getaran, maka akan timbul
suatu gelombang. Gelombang ini terjadi pada suatu benda
disebabkan adanya gangguan yang diberikan. Gelombang yang timbul pasti akan mempunyai
cepat rambat. Orang yang pertama kali melakukan percobaan, yang mengukur cepat rambat dari
gelombang adalah Franz Melde, seorang fisikawan asal Jerman. Sehingga, percobaannya dikenal
dengan nama percobaan Melde. Getaran adalah suatu gerak bolak-balik disekitar titik
kesetimbangan. Kesetimbangan dalam hal ini adalah keadaan dimana suatu benda berada pada
posisi diam jika tidak ada gaya yang bekerja pada benda tersebut. Satu getaran didefinisikan
sebagai satu kali bergetar. Satu getaran adalah ketika benda bergerak dari titik A-B-C-B-A atau
dari titik B-C-A-C-B. Bandul tidak pernah melewati lebih dari titik A atau titik C karena titik
tersebut adalah simpangan terjauh yang disebut amplitudo. Dimana pada titik A atau C benda
akan berhenti sesaat, sebelum kembali bergerak. Gelombang didefinisikan sebagai getaran yang
merambat melalui suatu medium atau perantara. Medium gelombang dapat berupa zat padat,
cair, dan gas. Dalam perambatannya, gelombang membawa energi. Gelombang memiliki
pengulangan energi serupa dengan getaran, tetapi memungkinkan untuk mentransmisikan energi
dan informasi dari suatu tempat ke tempat lain.Gelombang dapat dibagi atas beberapa
jenis berdasarkan pada perspektif. Berdasarkan arah rambat danarah getarnya, gelombang dapat
dibedakan menjadi dua, yaitugelombang longitudinal dan gelombang transversal.Gelombang
longitudinal adalah gelombang yang arahrambatnya searah dengan arah getarnya. Misalnya pada
gelombang bunyi, gelombang cahaya, dan gelombang air. Gelombang longitudinal memiliki
beberapa ciri-ciri antara lain, gelombang longitudinal memiliki rapatan dan renggangan yang
merambat, jarak antara pusat rapatan terhadap pusat rapatan berikutnya atau jarak antara pusat
renggangan terhadap pusat renggangan berikutnya merupakan satu panjang
gelombang. Sedangkan gelombang transversal adalah gelombang yang arah rambatnya tegak
lurus terhadap arah getarnya. Misalnya pada gelombang tali. Gelombang transversal memiliki
beberapa ciri-ciri antara lain gelombang transversal mempunyai puncak dan lembah gelombang,
satu panjang gelombang transversal terdiri atas satu puncak dan satu lembah gelombang, titik
pada gelombang transversal arah getarannya naik turun, sedangkan arah rambatannya mendatar.
Berdasarkan amplitudonya, gelombang dapat dibedakan menjadi dua yaitu gelombang berjalan
dan gelombang stasioner (diam). Gelombang berjalan yaitu gelombang yang amplitudonya tetap
pada setiap titik yang dilalui gelombang. Misalnya pada gelombang tali. Gelombang stasioner
biasa juga disebut gelombang tegak,
gelombang berdiri atau gelombang diam, adalah gelombang yang terbentuk dari perpaduan atau
interferensi dua buah gelombang yang mempunyai amplitudo dan frekuensi yang sama, tapi arah
rambatnya berlawanan. Amplitudo pada gelombang stasioner tidak konstan, besarnya amplitudo
pada setiap titik sepanjang gelombang tidak sama. Pada simpul amplitudo nol, dan pada perut
gelombang amplitude maksimum. Berdasarkan medium perambatannya, dapat dibedakan
menjadi dua jenis yaitu gelombang mekanik dan gelombang elektromagnetik. Gelombang
mekanik adalah gelombang yang membutuhkan medium perantara. Misalnya gelombang
tali, pegas, bandul, dan lain-lain. Sedangkan gelombang elektromagnetik adalah gelombang yang
tidak membutuhkan medium perantara dalam merambat. Misalnya pada gelombang cahaya,
gelombang radio, inframerah, radiasi, ultraviolet, dan sinar X. Pada proses pemantulan
gelombang, terjadi gelombang pantul yang mempunyai amplitudo dan frekuensi yang sama
denga gelombang datangnya, hanya saja arah
rambatnya berlawanan. Hasil dari perpaduan dua gelombang tersebut disebut dengan gelombang
stasioner atau gelombang berdiri.
“Percobaan Melde” terdapat 3 tujuan dari dilakukannya eksperimen tersebut pada
eksperimen pertama agar siswa dapat memahami prinsip kerja percobaan gelombang tali, yang
kedua agar siswa dapat memahami hubungan antara tegangan tali dengan cepat rambat
gelombang pada tali, dan yang terakhir untuk memahami hubungan antara rapat massa tali
dengan cepat rambat gelombang pada tali.
BAB II
KAJIAN TEORI

A. GELOMBANG
Gelombang adalah getaran yang merambat. Di dalam perambatannya tidak diikuti oleh
berpindahnya partikel-partikel perantaranya. Pada hakekatnya, gelombang merupakan rambatan
energi(energi getaran).Gelombang dibedakan menjadi dua jenis menurut mediumnya.Yaitu
gelombang elektromagnetik yang merambat tanpa melalui mediumatau perantara. Contoh
gelombang elektromagnetik adalah gelombang cahaya dan gelombang bunyi. Sedangkan
gelombang yang merambat melalui suatu medium atau perantara yaitu gelombang
mekanik.Terdapat dua jenis gelombang mekanik, berdasarkan arah gerakan partikel terhadap
arah perambatan gelombang, yaitu :
1. Gelombang longitudinal adalah gelombang yang arah perambatannya searah dengan arah
getaran partikelnya. Contoh gelombang longitudinal adalah gelombang pada pegas.
2. Gelombang transversal adalah gelombang yang arah perambatannya tegak lurus dengan
arah getaran partikelnya.Contoh gelombang transversal adalah gelombang pada tali.
3. Gelombang stasioner biasa juga disebut gelombang tegak,gelombang berdiri atau
gelombang diam, karena terbentuk dari perpaduan atau interferensi dua buah gelombang
yang mempunyai amplitudo dan frekuensi yang sama, tapi arah rambatnya berlawanan.
Amplitudo pada gelombang stasioner tidak konstan, besarnya amplitudo pada setiap titik
sepanjang gelombang tidak sama. Pada simpul amplitudo nol, dan pada perut gelombang
amplitudo maksimum.
Periode gelombang (T) adalah waktu yang diperlukan oleh gelombang untuk menempuh
satu panjang gelombang penuh. Panjang gelombang (λ) adalah jarak yang ditempuh dalam waktu
satu periode. Frekuensi gelombang adalah banyaknya gelombang yang terjadi tiap satuan waktu.
Cepat rambat gelombang (v) adalah jarak yang ditempuh gelombang tiap satuan waktu. Secara
umum, cepat rambat gelombang dapat dirumuskan sebagai berikut :
v =λf
Dimana :
v = cepat rambat gelombang (m/s)
λ = panjang gelombang (m)
 f = frekuensi (Hz)
B. HUKUM MELDE
Bila seutas tali dengan tegangan tertentu digetarkan secara terus menerus maka akan
terlihat suatu bentuk gelombang yang arah getarnya tegak lurus dengan arah rambat gelombang.
Gelombang ini dinamakan gelombang transversal. Jika kedua ujungnya tertutup, gelombang
pada tali itu akan terpantul-pantul dan dapat menghasilkan gelombang stasioner yang tampak
berupa simpul dan perut gelombang.Dari gambar di atas diketahui bahwa amplitudo adalah jarak
antara perut gelombang dengan arah cepat rambatnya. Sedangkan panjang gelombang adalah
jarak satu perut dan satu lembah yang terdiri dari tiga simpul.
Percobaan Melde bertujuan untuk mengukur cepat rambat gelombang. Untuk
mengetahui faktor-faktor yang memengaruhi cepat rambat gelombang dapat dilakukan dengan
mengubah-ubah panjang tali, massa tali, dan tegangan tali (berat beban yang digantungkan).
Orang yang pertama kali melakukan percobaan mengukur cepat rambat gelombang adalah
Melde, sehingga percobaan seperti di atas dikenal dengan sebutan Percobaan Melde.

Gambar di atas menunjukkan peralatan yang digunakan untuk mengukur cepat rambat
gelombang transversal pada sebuah dawai (senar). Apabila vibrator dihidupkan maka tali akan
bergetar sehingga pada tali akan merambat gelombang transversal. Kemudian vibrator digeser
menjauhi atau mendekati katrol secara perlahan-lahan sehingga pada tali timbul gelombang
stasioner. Setelah terbentuk gelombang stasioner, kita dapat mengukur panjang gelombang yang
terjadi (λ) dan jika frekuensi vibrator sama dengan f maka cepat rambat gelombang dapat dicari
dengan v = f.λ.
C. HASIL PERCOBAAN MELDE
Berdasarkan percobaan melde tersebut diperoleh hasil bahwa kecepatan merambat
gelombang transversal pada dawai :
1. Berbanding lurus dengan akar panjang dawai,
2. Berbanding terbalik dengan akar massa dawai,
3. Berbanding lurus dengan akar gaya tegangan dawai,
4. Berbanding terbalik dengan akar massa per satuan panjang dawai,
5. Berbanding terbalik dengan akar massa jenis dawai,
6. Berbanding terbalik dengan akar luas penampang dawai.
Pernyataan tersebut jika dinyatakan dalam persamaan adalah sebagai berikut.

Dengan :
v = Cepat rambat gelombang (m/s, cm/s)
F = Gaya tegangan tali (N, dyne)
l  = Panjang dawai (m, cm)
m = Massa dawai (kg, gr)
μ = Massa persatuan panjang tali ( kg/m, gr/cm)
ρ = Massa jenis tali (kg/m3 , gr/cm3)
A = Luas penampang tali (m2 , cm2)
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

Pada percobaan melde ini alat dan bahan yang digunakan yakni:
1. Vibrator
2. Neraca
3. Penggaris/ Mistar
4. Kabel penghubung ganda
5. Katrol meja
6. Beban
7. Tali
Pada eksperimen ini terbagi menjadi 2 percobaan yang terdiri dari percobaan 1, yaitu hubungan
kecepatan gelombang dengan tegangan tali, percobaan 2, yaitu hubungan antara kecepatan rambat
gelombang dengan persatuan massa panjang tali.
Pada percobaan pertama : Mengetahui panjang gelombang stasioner.
a. Mengukur panjang dan massa tali.
b. Menimbang massa beban yang dipakai.
c. Merangkai alat seperti pada gambar di bawah ini.

d. Mencatat frekuensi yang dipakai


e. Menyalakan sumber getaran
f. Mencari gelombang stasioner dengan cara menggerakkan sumber getaran mendekati katrol.
g. Mencatat panjang tali yang diperoleh dan jumlah gelombang.
h. Mengulagi langkah b sampai g dengan memvariasi massa beban jenis tali.
Percobaan kedua  (variasi jenis tali) :
a.  Mengukur panjang dan massa tali.
b.  Menimbang massa beban yang dipakai.
c.   Merangkai alat seperti pada percobaan I.
d.   Mencatat frekuensi yang dipakai.
e.    Menghidupkan vibrator dengan menghubungkan pada sumber tegangan.
f.     Mengukur panjang gelombang yang terjadi.
g.    Mencatat data yang diperoleh.
h.    Mengulangi langkah a sampai g dengan memvariasi jenis tali.
Percobaan ini merupakan percobaan eksperimen yang terdiri dari tiga variabel yaitu, variabel kontrol,
variabel bebas dan variabel terikat. Dimana pada percobaan 1 variabel kontrolnya adalah frekuensi getar
(F), variabel bebasnya adalah massa beban, dan variabel terikatnya adalah cepat rambat
gelombang dan jumlah gelombang. Pada kegiatan 2 variabel kontrolnya adalah massa beban dan
frekuensi getar (F), variabel bebasnya adalah rapat massa tali (µ), dan variabel terikatnya adalah cepat
rambat gelombang dan jumlah gelombang.

BAB IV
HASIL PENGAMATAN
A. Hasil Pengamatan
a.       Percobaan 1
f = 50 Hz ;
No Massa Tegangan Jumlah Panjang Panjang Kecepatan
Beban Tali Perut Tali Gelombang Gelombang
( gr ) (N) ( m) (m)
1 50 50. 10-3 x 10 5 1,45 0,29 14,5
2 100 100. 10-3 x 10 4 1,53 0,38 19
3 150 150. 10-3 x 10 3 1,59 0,53 26,5

b.      Percobaan 2
f = 50 Hz ;
No Massa Tegangan Jumlah Panjang Panjang Kecepatan
Beban Tali Perut Tali Gelombang Gelombang
( gr ) (N) ( m) (m)
1 50 50. 10-3 x 10 6 1,62 0,27 13,5
2 100 100. 10-3 x 10 7 1,60 0,22 11
3 150 150. 10-3 x 10 7 1,58 0,22 11

c.       Percobaan 3
f = 50 Hz ;
No Massa Tegangan Jumlah Panjang Panjang Kecepatan
Beban Tali Perut Tali Gelombang Gelombang
( gr ) (N) ( m) (m)
1 50 50. 10-3 x 10 10 1,64 0,16 8
2 100 100. 10-3 x 10 7 1,62 0,23 11,5
3 150 150. 10-3 x 10 6 1,70 0,28 14

Perbandingan hasil kecepatan gelombang secara teori dan secara hukum Melde


F = 150. 10-3 x 10
No µ λ Vmateri Vmelde
1 1 (21. 10-4) 0,53 26,5 26,72
2 2 (21. 10-4) 0,22 11 18,8
3 3 (21. 10-4) 0,28 14 15,43

B. Analisis Data

Percobaan I :
Cepat rambat gelombang secara umum/sinusoidal diperoleh dengan rumus :
1.)    v1 = λ1.f1
= 0,29 m.50 Hz = 14,5 m/s
2.)    v2 = λ2.f2
= 0,38 m.50 Hz = 19 m/s
3.)    v3 = λ3.f3
= 0,53 m.50 Hz = 26,5 m/s
Percobaan II :
Cepat rambat gelombang secara umum/sinusoidal diperoleh dengan rumus :
1.      v1 = λ1.f1
= 0,27 m.50 Hz = 13,5 m/s
2.      v2 = λ2.f2
= 0,22 m.50 Hz = 11 m/s
3.      v3 = λ3.f3
= 0,22 m.50 Hz = 11 m/s
Percobaan III :
Cepat rambat gelombang secara umum/sinusoidal diperoleh dengan rumus :
1.      v1 = λ1.f1
= 0,16 m.50 Hz = 8 m/s
2.      v2 = λ2.f2
= 0,23 m.50 Hz = 11,5 m/s
3.      v3 = λ3.f3
= 0,28 m.50 Hz = 14  m/s
Sedangkan cepat rambat dihitung dengan Hukum Melde adalah :
1.)     = 26,72 m/s
2.)     = 18,8 m/s
3.)     = 15,43 m/s
Sesuai dengan hasil perhitungan, maka perbandingannya :
No mbeban (kg) λ (m) f (Hz) µ (kg/m) vsin (m/s) vmelde (m/s)
1 0,15 0,53 50 21.10 -4
26,5 26,72
2 0,15 0,22 50 21.10 -4
11 18,8
3 0,15 0,28 50 21.10 -
14 15,43
∑v = 51,5 ∑v = 60,95

Ketidakpastian        = │15,5│x100%
                                = 15,5%
Ketelitian         = 100% - 15,5%
                                = 84,5%

BAB V
PEMBAHASAN DAN KESIMPULAN
A. Pembahasan

Percobaan Melde dilakukan untuk mengetahui hubungan antara cepat rambat


gelombang dengan gaya ketegangan tali. Pada vibrator diikatkan tali yang panjang melalui katrol
lalu digantungkan massa beban. Vibrator sudah memiliki frekuensi tertentu yaitu 50 Hz. Vibrator
kemudian dihidupkan dengan menghubungkan pada sumber tegangan. Pada saat itu timbul
gelombang transversal yang merambat dari vibrator ke katrol dan dipantulkan oleh katrol ke
vibrator, dan akhirnya timbul gelombang stasioner pada tali sehingga simpul dan perut dapat
diamati. Jarak antara vibrator dan katrol diatur sedemikian rupa sehingga memudahkan praktikan
dalam menentukan panjang gelombang. Dalam praktikum ini praktikan menggunakan jarak 200
cm. Panjang tali antara vibrator dan katrol, dibagi banyaknya gelombang yang terbentuk, akan
mendapatkan nilai panjang satu gelombang: Untuk gelombang yang panjangnya lebih dari 200
cm, gelombang yang tampak tidak sampai satu gelombang. Tapi hanya setengah gelombang,
seperempat gelombang, dsb.
Dalam percobaan Melde ini, praktikan melakukan percobaan dengan dua variasi yaitu
variasi massa beban dan variasi jenis tali. Pada percobaan I (variasi massa beban), semakin besar
massa beban yang digantungkan, maka akan terjadi panjang gelombang yang semakin besar. Hal
ini menyebabkan cepat rambat semakin besar pula. v = λ f
Jika dianalisis dengan Hukum Melde, semakin besar massa beban, maka gaya
ketegangan tali semakin besar :
F = mbeban.g
Dengan bertambah besarnya gaya ketegangan tali, maka cepat rambat
gelombangnyapun semakin besar.

B. Kesimpulan

Dalam percobaan Melde, dapat disimpulkan bahwa :


1. Jika seutas tali digetarkan secara terus menerus, maka akan menimbulkan gelombang
transversal pada tali. Jika kedua ujung tali tertutup, maka gelombang transversal itu akan
bersifat stasioner atau diam.
2. Semakin besar gaya ketegangan tali (F), maka semakin besar pula cepat rambat gelombang
(v). Cepat rambat gelombang (v) berbanding lurus dengan akar kuadrat gaya ketegangan tali
(F).
3. Semakin besar rapat massa linier tali (µ), semakin kecil cepat rambat gelombang (v). Cepat
rambat gelombang (v) berbanding terbalik dengan akar kuadrat rapat massa linier tali (µ).
4. Cepat rambat gelombang secara sinusoidal dapat ditentukan dengan persamaan :
v=λf
5. Cepat rambat gelombang secara sinusoidal dapat ditentukan dengan persamaan Melde yaitu :
6. Kesalahan yang terjadi pada praktikum ini dapat terjadi karena kesalahan pembacaan alat dan
keterbatasan kemampuan dalam menggunakan alat.

Anda mungkin juga menyukai