Anda di halaman 1dari 21

Yanik Sastra

Sabtu, 22 Agustus 2015


Laporan Percobaan Melde
PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN GIANYAR

DINAS PENDIDIKAN PEMUDA DAN OLAH RAGA

LAPORAN PRAKTIKUM FISIKA

HUKUM MELDE

Oleh :

Kelas XII MSc 4

 Dewa Made Irvan Viryadi (03)

 Made Eprilia Helga Risna (06)

 I Kadek Bagus Artanayasa (07)

 Made Laras Setya Dewi (09)


 Ni Wayan Sastraningsih (15)

 Ni Wayan Pipin Peranika (23)

 Kiki Adelya (25)

 Putu Andrean Wiranata (26)

 Desak Ayu Putri Mahadiani (27)

 Putu Jessica Intan J. A. (29)

SMA NEGERI 1 GIANYAR

Jl. Ratna No. 1, Telp. (0361) 943034, Fax.(0361)944073

Website: http://www.dosmangianyar.com E-mail: sman1_gianyar@yahoo.com

KABUPATEN GIANYAR

TAHUN 2015/2016

I. Judul : HUKUM MELDE

II. Tujuan :
Menentukan hubungan antara, panjang senar dawai, frekuensi senar dawai, rapat massa linear senar
dawai.

III. Dasar Teori

Gelombang adalah bentuk dari getaran yang merambat pada suatu medium. Pada gelombang yang
merambat adalah gelombangnya, bukan zat medium perantaranya. Suatu gelombang dapat dilihat
panjangnya, bukan zat medium perantaranya. Suatu gelombang dapat dilihat panjangnya dengan
menghitung jarak antara lembah dan bukit (gelombang tranversal) atau menghitung jarak antara satu
rapatan dengan satu renggangan (gelombang logitudinal). Cepat rambat gelombang dengan adalah jarak
yang ditempuh oleh gelombang dalam satu detik

Gelombang membawa energi dalam arah rambatannya. Dalam daerah yang dilalui gelombang
terjadi getaran periodik. Gelombang merupakan salah satu gejala alam yang paling dikenal oleh semua
orang. Kebanyakan orang tidak memperhatikan gejala-gejala atau karakteristik yang dimiliki oleh
gelombang. Gangguan kecil pada air pun dapat menimbulkan adanya gelombang.

A. Gelombang–gelombang tersebut mempunyai sifat-sifat antara lain :


a. Mengalami refleksi (dapat dipantulkan)
b. Mengalami refraksi (dapat dibiaskan)
c. Mengalami interferensi (dapat dipadukan)
d. Mengalami difraksi (dapat dilenturkan)
e. Mengalami polarisasi (dapat diserap arah getarnya), kecuali gelombang jenis longitudinal

B. Jenis-jenis gelombang
Ditinjau dari zat penghantar atau medium yang dilalui oleh gelombang, kita dapat membedakan dua
macam gelombang, yaitu gelombang mekanik dan gelombang elektromagnetik.

a. Gelombang Mekanik
Gelombang mekanik adalah gelombang yang dalam perambatannya memerlukan medium atau
penghantar untuk dapat merambat. Medium gelombang mekanik dapat berupa zat padat, zat cair, atau
gas. Suara atau bunyi merupakan salah satu contoh gelombang mekanik yang dapat merambat melalui
zat padat, cair atau gas. Contoh lain dari gelombang mekanik yaitu gelombang pada tali, gelombang
pada pegas, gelombang pada permukaan air.
Berdasarkan arah perambatan dan arah getarnya, gelombang mekanik dapat dibagi lagi menjadi dua
macam, yaitu :
 Gelombang Transversal
Gelombang transversal adalah gelombang yang arah getar dari tiap titik partikel dalam medium,
tegak lurus dengan arah perambatan gelombang. Contohnya gelombang cahaya, gelombang permukaan
air, dan gelombang pada tali. Untuk melihat arah getar dari gelombang transversal dapat kita gunakan
tali dengan cara salah satu ujung tali diikat sedangkan ujung yang lain dibiarkan bebas.

Pada kasus gelombang tali, gerakan tangan naik turun mengakibatkan energi pada tali. Energi
tersebut menggetarkan daerah di sekitarnya sehingga daerah disekitarnya ikut pula bergetar naik turun,
demikian seterusnya sampai ujung tali. Pada gelombang transversal, satu panjang gelombang adalah
jarak yang sama dengan satu bukit gelombang ditambah satu lembah gelombang. Ciri yang dimiliki
gelombang transversal, terdapat satu bukit gelombang dan lembah gelombang dan satu panjang
gelombang (lamda) adalah jarak yang sama dengan satu bukit gelombang dengan satu lembah
gelombang.

 Gelombang Longitudinal
Gelombang longitudinal adalah gelombang yang arah getarnya searah (paralel) dengan arah
rambatannya. Contohnya gelombang pada pegas (slinki) dan gelombang cahaya. Ketika slinki di
gerakkan kedepan dan kebelakang, maka pada slinki akan terbentuk rapatan-rapatan dan renggangan-
renggangan seperti yang ditunjukkan pada gambar. Pada gelombang longitudinal, satu panjang
gelombang adalah jarak yang sama dengan satu rapatan dan ditambah satu renggangan. Ciri yang
dimiliki gelombang longitudinal, terdapat rapatan dan renggangan dan satu panjang gelombang adalah
jarak yang sama dengan satu rapatan ditambah satu renggangan.

b. Gelombang Elektromagnetik
Gelombang Elektromagnetik adalah gelombang yang dalam proses perambatannya tidak
memerlukan medium (zat perantara). Artinya gelombang ini bisa merambat dalam keadaan
bagaimanapun tanpa memerlukan medium. Contohnya adalah gelombang cahaya yang terus ada dan
tidak memerlukan zat perantara.

Berdasarkan Amplitudonya(simpangan terjauh) Gelombang juga dibagi menjadi dua :

 Gelombang Berjalan
Gelombang berjalan adalah gelombang yang amplitudonya tetap pada setiap titik yang dilalui
gelombang, misalnya gelombang pada tali.

 Gelombang diam
Gelombang diam adalah gelombang yang amplitudonya berubah, misalnya gelombang pada senar
gitar yang dipetik.
 Pada ujung tetap
 Pada ujung bebas

C. Persamaan Dasar Gelombang


Berkaitan dengan gerak gelombang, besaran frekuensi (f) menunjukkan seberapa sering suatu
partikel medium bergetar ketika gelombang melewati medium tersebut. Dalam terminology
matematika, frekuensi menunjukkan jumlah siklus getaran penuh yang dilakukan oleh partikel medium
dalam satu satuan waktu. Berdasarkan definisi ini, frekuensi mempunyai bermacam-macam satuan
misalnya siklus/sekon, gelombang/sekon, atau getaran/sekon. Satuan lain frekuensi adalah hertz (Hz)
yang setara dengan siklus/sekon.
Sementara itu, periode gelombang (T) menunjukkan waktu yang dibutuhkan oleh suatu partikel
medium untuk melakukan satu siklus getaran penuh. Periode dinyatakan dalam satuan waktu seperti
sekon, menit, hari, atau tahun. Hubungan antar frekuensi dan periode dinyatakan sebagai berikut.

Cepar rambat gelombang adalah jarak tempuh satu panjang gelombang dalam interval waktu
tertentu. Dengan demikan cepat rambat gelombang mempunyai hubungan dengan frekuensi dan
panjang gelombang.
atau
Hasil suatu eksperimen menunjukkan bahwa frekuensi dan panjang gelombang saling memengaruhi
satu sama lain. jika frekuensi lebih tinggi, panjang gelombang menjadi lebih kecil dan demikian pula
sebaliknya.

D. Hukum Melde
Hukum Melde adalah hukum yang mempelajari tentang besar-besaran yang mempegaruhi cepat
rambat gelombag tranversal pada tali. Melde menemukan bahwa cepat rambat gelombang pada dawai
sebanding dengan akar gaya tegangan tali dan berbanding terbalik dengan kar massa persatuan panjang
dawai. Percobaan Melde digunakan untuk menyelidiki cepat rambat gelombang tranversal dalam dawai.
Hukum Melde mempelajari tentang besaran-besaran yang mempengaruhi cepat rambat gelombang
transversal pada tali. Melalui percobaannya, Melde menemukan bahwa cepat rambat gelombang pada
dawai sebanding dengan akar gaya tegangan tali dan berbanding terbalik dengan akar massa persatuan
panjang dawai. Secara sistematis dirumuskan sebagai berikut.

atau

IV. Alat dan Bahan

No. Nama Gambar


1. Penggetar/vibrator

(sebagai getar elektromagnetik)

2. Katrol

(sebagai penyangga agar benang tetap


stasioner)

3. Beban gantung/massa benda yang


berbeda

(sebagai sumber berat)

4. Mistar

(sebagai alat untuk mengukur panjang


gelombang)

5. Senar dawai/benang

(sebagai alat untuk mengamati


gelombang stasioner)

V. Langkah Kerja

Variasi Massa Beban

1. Siapkan semua alat dan bahan


2. Timbang massa senar dawai dan massa beban dengan menggunakan neraca
3. Ambil senar dawai dan kaitkan ujung satu dengan beban dan ujung lain dengan vibrator
4. Hubungkan kabel pada stabilizer dengan aliran listrik AC dan ujung yang satunya pada vibrator
5. Ambil katrol dan letakkan di bagian ujung meja salah satu sisi lalu kaitkan pada katrol di bagian yang di
bebani beban
6. Usahakan panjang senar dawai setelah membentuk gelombang dapat di amati dengan jelas untuk
semua variasi massa
7. Tenangkan senar dawai yang di gantungi massa beban
8. Amati gelombang yang terjadi (jangan terlalu lama karena dapat menyebabkan alat rusak, jika merasa
gelombang yang terjadi jelas dan sudah di hitung jumlah gelombang yang terbentuk cepat matikan
stabilizer dengan menekan tombol OFF)
Ket : Untuk memperoleh gelombang stasioner yang terdiri dari simpul dan perut dapat diatur frekuensi
penggetar yang digunakan dan atau mengubah jarak penggetar terhadap katrol sebagai ujung terikat
Jarak dari titik simpul ke titik simpul terdekat sama dengan setengah gelombang.
Jika jarak titik simpul ke titik simpul = x
Maka panjang gelombang dapat dihitung dengan persamaan … = 2 x
9. Hitung berapa jumlah gelombang yang terbentuk
10. Catat pada tabel pengamatan
11. Ulangi lagi dengan variasi massa beban dengan panjang senar dawai tetap
Variasi Panjang Senar Dawai

1. Siapkan semua alat dan bahan

2. Timbang masaa beban dengan menggunakan neraca

3. Ambil senar dawai dan kaitkan ujung satu dengan beban dan ujung lain dengan viberator

4. Hubungkan kabel pada stabilizer dengan aliran listrik AC dan ujung yang satunya pada vibrator
5. Ambil katrol dan letakkan di bagian ujung meja salah satuu sisi lalu kaitkan senar dawai pada katrol di
bagian yang di bebani beban

6. Ukur panjang senar dawai mulai dari penghubung sampai katrol (senar dawai sisa yang di gantungi
beban setelah katrol tidak di ukur)

7. Tenangkan senar dawai

8. Setelah senar dawai sisa tenang dan beban tidak bergerak lagi, nyalakan stabilizer dengan menekan
tombol ON

9. Amati gelombang yang terjadi (jangan terlalu lama karena dapat menyebabkan alat rusak, jika merasa
gelombang yang terjadi jelas dan sudah dihitung cepat matikan stabilizer dengan menekan tombol OFF

10. Hitung berapa jumlah gelombang yang terbentuk

11. Catat pada table pengamatan

12. Ulangi lagi variasi panjang senar dawai dengan massa beban tetap

13. Vibrator jangan terlalu jauh dari stabilizer karena aliran listrik sulit untuk mengalir (walaupun kabel
masih cukup)

14. Apabila ingin melakukan pengamatan dengan panjang senar dawai yang pendek maka selain didekatkan
vibrator juga didekatkan stabilizernya

VI. Data Hasil Percobaan

Data hasil percobaan untuk mendapatkan hubungan antara cepat rambat gelombang dengan tegangan
senar dawai. (dengan m = 10 ms-2)

No. Massa Beban Tegangan Jarak Simpul Panjang Frekuensi Cepat Rambat
(kg) m Senar Dawai ke Simpul(x) Gelombang (f) Gelombang (V)
(N) F (λ) ms-1

1. 6.86 x 10-3 6.86 x 10-2 11.75 x 10-2 23.5 x 10-2 36.51 Hz 8.53

2. 14.08 x 10-3 14.08 x 10-2 16 x 10-2 32 x 10-2 38.19 Hz 12.22

3. 24.38 x 10-3 24.38 x 10-2 20.5 x 10-2 41 x 10-2 39.24 Hz 16.08

4. 34.38 x 10-3 34.38 x 10-2 24 x 10-2 48 x 10-2 39.785 Hz 19.1

5. 47.38 x 10-3 47.38 x 10-2 25.75 x 10-2 51.5 x 10-2 43.54z 22.42

VII. Analisis Data

1. Perhitungan Tegangan Senar Dawai (N) F


Berdasarkan rumus ; dimana . Maka diperoleh


2. Perhitungan Panjang Gelombang (λ)


)


3. Perhitungan Frekuensi
VIII. Pembahasan

Hukum Melde adalah hukum yang mempelajari tentang besar-besaran yang mempegaruhi cepat
rambat gelombag tranversal pada tali. Melde menemukan bahwa cepat rambat gelombang pada
dawai sebanding dengan akar gaya tegangan tali dan berbanding terbalik dengan kar massa
persatuan panjang dawai. Percobaan Melde digunakan untuk menyelidiki cepat rambat gelombang
tranversal dalam dawai.
Alat Melde merupakan contoh dari alat yang membentuk gelombang stasioner untuk ujung
terikat. Alat tersebut digunakan pada suatu percobaan yang menggunakan alat sonometer.

Gambar di atas menunjukkan peralatan yang digunakan untuk mengukur cepat rambat
gelombang transversal pada sebuah dawai (senar). Apabila vibrator dihidupkan maka tali akan
bergetar sehingga pada tali akan merambat gelombang transversal. Kemudian vibrator digeser
menjauhi atau mendekati katrol secara perlahan-lahan sehingga pada tali timbul gelombang
stasioner.
Panjang dawai adalah jarak dari sumber getar (osilator) sampai ke katrol licin, karena hanya pada
bagian inilah dawai dirambati gelombang transversal. Tegangan dawai setara dengan gaya berat
beban, sedangkan frekuensi gelombang sama dengan frekuensi getaran osilator. Berdasarkan
frekuensi osilator yang digunakan dan panjang gelombang yang terbentuk pada dawai, maka
kecepatan gelombang pada dawai dapat ditentukan. Ketika osilator digetarkan, terjadi rambatan
gelombang dari osilator menuju ke katrol. Sesampai di katrol, gelombang tadi dipantulkan sehingga
di sepanjang dawai terjadi interferensi antara gelombang datang yang berasal dari osilator dan
gelombang pantul yang berasal dari katrol. Interferensi gelombang ini menghasilkan gelombang
stasioner dalam bentuk simpul dan perut yang terjadi di sepanjang dawai. Berdasarkan frekuensi
osilator (penggetar) yang digunakan dan panjang gelombang yang terbentuk pada dawai, maka
kecepatan gelombang pada dawai dapat ditentukan
Setelah terbentuk gelombang stasioner, kita dapat mengukur panjang gelombang yang terjadi
(λ) dan jika frekuensi vibrator sama dengan f maka cepat rambat gelombang dapat dicari dengan v =
f.λ. Untuk mengetahui faktor-faktor yang memengaruhi cepat rambat gelombang dapat dilakukan
dengan mengubah-ubah panjang tali, massa tali, dan tegangan tali (berat beban yang
digantungkan).. Kemudian, diperoleh hubungan frekuensi kuadrat dengan kerapatan panjang dawai
merupakan garis lurus sehingga diperoleh hubungan ƒ²~ .

Berdasarkan hasil percobaan diperoleh bahwa kecepatan merambat gelombang transversal


pada dawai :
a. berbanding lurus dengan akar panjang dawai,
b. berbanding terbalik dengan akar massa dawai,
c. berbanding lurus dengan akar gaya tegangan dawai,
d. berbanding terbalik dengan akar massa per satuan panjang dawai,
e. berbanding terbalik dengan akar massa jenis dawai,
f. berbanding terbalik dengan akar luas penampang dawai.

Pernyataan tersebut jika dinyatakan dalam persamaan adalah sebagai berikut.

Keterangan :
v = cepat rambat gelombang (m/s, cm/s)
F = gaya tegangan dawai (N, dyne)
l = panjang dawai (m, cm)
m = massa dawai (kg, gr)
µ = massa persatuan panjang dawai ( kg/m, gr/cm)
ρ = massa jenis dawai (kg/m3, gr/cm3)
A = luas penampang dawai (m2, cm2)

IX. Jawaban Pertanyaan

1. Buatlah grafik hubungan antara tegangan senar dawai (F) dengan kuadrat kecepatan (v2)

No. Tegangan (F) Kuadrat


N kecepatan (v2)
m2s-2

1. 6.86 x 10-2 72.8

2. 14.08 x 10-2 149.42

3. 24.38 x 10-2 258.7

4. 34.38 x 10-2 364.8

5. 47.38 x 10-2 502.8

2. Buatlah grafik hubungan antara µ dengan kuadrat kecepatan (v2)

3. Dari tabel data yang diperoleh, bagaimanakah hubungan massa beban dengan cepat rambat
gelombang? Berikan alasan!
Jawab :
Semakin berat massa beban maka cepat rambat gelombang semakin besar. Semakin besar massa
yang digantungkan maka akan terjadi panjang gelombang yang semakin besar. Hal ini menyebabkan
cepat rambat gelombang semakin besar pula.
4. Berdasarkan grafik hubungan antara F dan v, hubungan apa yang terdapat antara kedua besaran?
Bagaimana perkiraan rumusan atau formula yang sesuai?
Jawab :
Tegangan tali (F) berbanding lurus dengan cepat rambat (V) karena semakin besar tegangan tali
maka semakin besar cepat rambat gelombang.
Maka
5. Dari tabel data yang diperoleh, bagaimanakah hubungan jenis senar dawai dengan cepat rambat
gelombang? Berikan alasan!
Jawab :
Hubungan antara jenis tali dengan cepat rambat gelombang berbanding terbalik. Karena semakin
besar jenis tali maka cepat rambat gelombangnya semakin kecil.
6. Berdasarkan grafik hubungan antara µ dan v, hubungan apa yang terdapat antara kedua besaran?
Bagaimana perkiraan rumusan yang sesuai?
Jawab :
Hubungan antara µ dan v2 berbanding terbalik karena semakin besar massa per satuan panjang tali
maka semakin kecil kuadrat dari cepat rambat gelombangnya.
Jadi rumusnya adalah

7. Subtitusikan persamaan yang diperoleh antara nomor pada 2 dan 4 digabungkan, rumusan apakah
yang dapat dituliskan?
Jawab :
i.
ii.

Maka substitusi pers. i ke pers. ii

karena

X. Kesimpulan

1. Hubungan antara besar tegangan tali dengan cepat rambat gelombang pada tali adalah berbanding
lurus sehingga semakin besar tegangan tali maka cepat rambat gelombang semakin besar juga.
2. Hubungan antara jenis tali dengan cepat rambat gelombang pada tali adalah sehingga makin

besar massa per satuan panjang tali maka cepat rambat gelombang semakin kecil.
3. Dengan demikian cepat rambat gelombang pada tali tergantung pada panjang dan berat tali serta
beban yang digunakan.

XI. Saran

Sedikit sulit saat mengamati simpul,karena harus benar-benar pas tegak lurus antara benang
dengan pengamat, jadi pengamat harus benar-benar teliti agar dapat mendapatkan data yang bagus.
Teori Percobaan Melde, Bunyi Hukum
Melde, Contoh Soal dan Penyelesaiannya
Teori Percobaan Melde, Bunyi Hukum Melde, Contoh Soal dan Penyelesaiannya -
Hukum Melde mempelajari tentang besaran-besaran yang mempengaruhi cepat rambat
gelombang transversal pada tali.
Melalui percobaannya (Percobaan 1), Melde menemukan bahwa cepat rambat gelombang
pada dawai sebanding dengan akar gaya tegangan tali dan berbanding terbalik dengan akar
massa persatuan panjang dawai.

Percobaan Fisika : [1]


Hukum Melde

Tujuan : Menentukan hubungan i dan F pada dawai yang digetarkan.Alat dan bahan : Tiker
timer, benang, beban, penggaris, power suply.

Kegiatan :

1. Rangkai alat seperti pada Gambar 1. Kemudian sambungkan tiker timer ke power suply
sehingga benang dapat membentuk pola gelombang.

2. Frekuensi gelombang sama dengan frekuensi getaran dan sama pula dengan frekuensi yang
dihasilkan power suply biasanya f = 50 Hz.
3. Gunakan beban m (F = mg) dan ukurlah panjang gelombang .
4. Ulangi langkah (1) dan (2) dengan mengubah beban m.

Tugas :
1. Catat semua data pada tabel.
2. Buatlah grafik hubungan v2 dengan F.
3. Buatlah simpulan.

Gambar 2. Alat Percobaan Melde.

Gambar (2) di atas menunjukkan peralatan yang digunakan untuk mengukur cepat rambat
gelombang transversal pada sebuah dawai (senar). Apabila vibrator dihidupkan maka tali
akan bergetar sehingga pada tali akan merambat gelombang transversal. Kemudian vibrator
digeser menjauhi atau mendekati katrol secara perlahan-lahan sehingga pada tali timbul
gelombang stasioner. Setelah terbentuk gelombang stasioner, kita dapat mengukur panjang
gelombang yang terjadi (λ) dan jika frekuensi vibrator sama dengan f maka cepat rambat
gelombang dapat dicari dengan v = f.λ. Untuk mengetahui faktor-faktor yang memengaruhi
cepat rambat gelombang dapat dilakukan dengan mengubah-ubah panjang tali, massa tali,
dan tegangan tali (berat beban yang digantungkan).

Orang yang pertama kali melakukan percobaan mengukur cepat rambat gelombang adalah
Melde, sehingga percobaan seperti di atas dikenal dengan sebutan Percobaan Melde.
Berdasarkan hasil percobaan diperoleh bahwa kecepatan merambat gelombang transversal
pada dawai :

a. berbanding lurus dengan akar panjang dawai,


b. berbanding terbalik dengan akar massa dawai,
c. berbanding lurus dengan akar gaya tegangan dawai,
d. berbanding terbalik dengan akar massa per satuan panjang dawai,
e. berbanding terbalik dengan akar massa jenis dawai,
f. berbanding terbalik dengan akar luas penampang dawai.

Pernyataan tersebut jika dinyatakan dalam persamaan adalah sebagai berikut.


dengan :

v = cepat rambat gelombang (m/s, cm/s)


F = gaya tegangan dawai (N, dyne)
l = panjang dawai (m, cm)
m = massa dawai (kg, gr)
µ = massa persatuan panjang dawai ( kg/m, gr/cm)
ρ = massa jenis dawai (kg/m3, gr/cm3)
A = luas penampang dawai (m2, cm2)

Contoh Soal 1 :

Percobaan Melde menggunakan tali yang panjangnya 2 meter dan massanya 2,5 gr serta
diberi gaya tegangan sebesar 50 N. Tentukan berapa m/s cepat rambat gelombang pada tali
tersebut!

Penyelesaian :

Diketahui :

l=2m
m = 2,5 × 10-3 kg
F = 50 N

Ditanyakan : v = ... ?

v = 200 m/s

Jadi, cepat rambat gelombang pada tali adalah 200 m/s.


Contoh Soal 2 : [1]

Cepat rambat gelombang transversal pada dawai yang tegang sebesar 10 m/s saat besar
tegangannya 150 N. Jika dawai diperpanjang dua kali dan tegangannya dijadikan 600 N maka
tentukan cepat rambat gelombang pada dawai tersebut!

Pembahasan

Dari soal di atas dapat dibuatkan peta konsep dan beberapa metode penyelesaian seperti di
bawah.

v1 = 10 m/s, F1 = 150 N, l1 = l
v2 = ? , F2 = 600 N, l2 = 2l

Dari data pertama dapat diperoleh massa persatuan panjang :

100 = 150 / µ1

µ1 = 1,5 kg/m

Keadaan kedua :

Dawai jenisnya tetap berarti m2 = m1, sehingga v2 dapat diperoleh :


v2 = 20 m/s

Referensi :

Suharyanto, Karyono dan D. S. Palupi. 2009. Fisika : untuk SMA dan MA Kelas XII. Pusat
Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional, Jakarta. p. 335.

Anda mungkin juga menyukai