Anda di halaman 1dari 10

BAB 1

PENDAHULUAN

A. latar belakang

Pendidikan merupakan proses pembudidayaan dan pemberdayaan manusia


yang sedang berkembang menuju kepribadian yang mandiri untuk dapat
membangun diri sendiri dan masyarakat. Di dalam Undang-Undang no 20 tahun
2003 tentang sistem Pendidikan Nasional pasal 3 yang menyebutkan: “pendidikan
nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk karakter serta
peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan
bangsa.

Berdasarkan fungsi pendidikan nasional tersebut, tampak bahwa didalam


pengembangan diri sebagaimana dimaksud dalam KTSP merupakan wilayah
komplementer antara guru dan konselor.

Perlu ditegaskan bahwa kurikulum 2013 dimana bimbingan dan konseling


bukanlah kegiatan pembelajaran dalam konteks adegan mengajar yang layaknya
dilakukan guru sebagai pembelajaran bidang studi, melainkan pelayanan ahli
dalam konteks memandirikan peserta didik. Akademik S-1 Bimbingan Dan
Konseling / Nur Hidayah (Naskah Akademik ABKIN, Penataan Pendidikan
Profesional Konselor dan Penyelenggaraan Bimbingan dan Konseling dalam Jalur
Pendidikan Formal, 2007).

Pengembangan diri merupakan kegiatan pendidikan di luar mata pelajaran


sebagai bagian integrasi dari kurikulum sekolah/madrasah. Kegiatan
pengembangan diri merupakan upaya pembentukan watak dan kepribadian peserta
didik yang dilakukan melalui kegiatan pelayanan konseling berkenaan dengan
masalah pribadi dan kehidupan sosial, kegiatan belajar, dan pengembangan karir,
serta kegiatan ekstra kurikuler.

1
Pelayanan pengembangan diri yang terkandung dalam KURIKULUM
2013. Sebagian dari pengembangan diri dilaksanakan melalui pelayanan
bimbingan dan konseling. Dengan demikian pengembangan diri tidak
menggantikan fungsi bimbingan dan konseling melainkan sebagai wilayah
komplementer dimana guru dan konselor memberikan kontribusi dalam
pengembangan diri konseli.

B. Rumusan masalah
1) Apa pengertian dari pengembangan diri
2) Bagaimana posisi pengembangan diri dalam bimbingan dan konseling
3) Bagaimana bentuk pelaksanaan pengembangan diri
4) Siapa yang menjadi sasaran pengembangan diri?

C. Tujuan
1) Untuk mengetahui pengertian dari pengembangan diri.
2) Untuk mengetahui posisi pengembangan diri dalam bimbingan dan
konseling.
3) Untuk mengetahui bentuk pelaksanaan pengembangan diri dalam
bimbingan dan konseling.
4) Untuk mengetahui target atau sasaran dari pengembangan diri dalam
bimbingan dan konseling.

2
BAB II

KAJIAN TEORI

A. Kedudukan bimbingan dan konseling dalam sistem pendidikan indonesia:


1. Kedudukan Bimbingan dan Konseling secara formal
Secara formal kedudukan bimbingan dan konseling ada dalam Sistem
Pendidikan di Indonesia, antara lain :
a. UU No. 20 tahun 2003 bab I pasal 1 ayat 6, yang menyatakan:
“Pendidik adalah tenaga kependidikan yang berkualifikasi sebagai
guru, dosen, dan konselor, widyaiswara(PNS), pamong belajar,
fasilitator dan sebutan lain sesuai dengan kekhususannya serta
berpartisipasi dalam menyelenggarakan pendidikan”
b. Dalam Permendiknas No. 22/2006 tentang Standar Isi, pelayanan
Bimbingan dan Konseling diletakkan sebagai bagian dari kurikulum
yang isinya dipilah menjadi (a) kelompok mata pelajaran, (b) muatan
lokal, dan (c) Materi Pengembangan Diri, yang harus “disampaikan”
oleh Konselor kepada peserta didik.
c. Permendiknas No 27 Tahun 2008 menegaskan bahwa konteks tugas
konselor berada dalam kawasan pelayanan yang bertujuan
mengembangkan potensi dan memandirikan konselidalam
pengambilan keputusan dan pilihan untuk mewujudkan kehidupan
yang produktif, sejahtera, dan peduli kemaslahatan umum

2. Kedudukan Bimbingan dan Konseling dalam Setting Pendidikan Formal


Layanan BK yang merupakan layanan manajemen pendidikan dan
layanan pembelajaran yang dibingkai oleh kurikulum khusus sistem
persekolahan sebagai bentuk kelembagaan dalam jalur pendidikan formal.

3
B. Defenisi Pengembangan diri menurut para ahli:
 Abraham Maslow – pengembangan diri merupakan suatu usaha individu
untuk memenuhi kebutuhan aktualisasi diri. Kebutuhan aktualisasi
merupakan kebutuhan puncak/tertinggi diantara kebutuhan-kebutuhan
manusia.
 Mc Clelland – Pengembangan Diri bisa dikategorikan pada usaha
pemenuhan kebutuhan untuk berprestasi (n’Ach – need for achievement).
Prestasi disini adalah dalam pengertian luas, tidak sekedar dalam ruang
lingkup akademis
 Erik Erikson – menegaskan bahwa setiap orang mengalami serangkaian
“krisis psikososial” pada saat jatuh tempo. Setiap orang memiliki
rintangan emosional tertentu untuk mengatasinya. Bagaimana mereka
mengatasi rintangan tersebut mempengaruhi perkembangan pribadi
mereka.
 Lev Vygotsky – teori ini juga disebut sebagai “ Kontruktivisme Sosial “.
Dia percaya bahwa bahasa, khususnya inner speech memainkan peran
utama dalam pengembangan diri.

4
BAB III

IMPLIKASI DAN PEMBAHASAN

“POSISI PENGEMBANGAN DIRI DALAM BIMBINGAN DAN


KONSELING”

A. Pengembangan Diri
a) Pengertian

Pengembangan diri merupakan kegiatan pendidikan diluar mata pelajaran


wajib yang merupakan bagian integral dari kurikulum/madrasah. Kegiatan-
kegiatan yang tercangkup dalam pengembangan diri, diantaranya pemecahan
masalah pribadi dan kehidupan sosial, penanganan masalah belajar,
pengembangan karir, dan kegiatan-kegiatan yang tercangkup dalam
ekstrakulikuler.

b) Tujuan
1. Tujuan Umum
Pengembangan diri bertujuan memberikan kesempatan kepada
peserta didik untuk mengembangkan dan mengekspresikan diri
sesuai dengan kebutuhan, potensi, bakat, minat, kondisi dan
perkembangan peserta didik, dengan memperhatikan kondisi
sekolah/madrasah.
2. Tujuan khusus
Pengembangan diri bertujuan menunjang pendidikan peserta didik
dalam mengembangkan:
a) Bakat
b) Minat
c) Kreativitas
d) Kompetensi dan kebiasaan dalam kehidupan
e) Kemampuan kehidupan keagamaan
f) Kemampuan sosial
g) Kemampuan belajar
h) Wawasan dan perencanaan karir

5
i) Kemampuan pemecahan masalah
j) Kemandirian

c) Ruang lingkup
1. Bimbingan karir meliputi pengembangan:
a. Kehidupan pribadi
b. Kemampuan sosial
2. Bimbingan konseling meliputi pengembangan:
a. Kehidupan pribadi
b. Kehidupan sosial
3. Ekstrakurikuler
a. Kepramukaan,latihan kepemiminan
b. Ilmiah remaja,palang remaja
c. Seni,olahraga dan keagaaam

B. Posisi Pengembangan Diri Dalam Bimbingan Dan Konseling

Pengembangan diri bukan sebagai mata pelajaran, mengandung arti bahwa


bentuk, rancangan dan metode pengembangan diri tidak dilaksanakan sebagai
sebuah adegan mengajar seperti layaknya pembelajaran bidang studi. Namun,
manakala masuk ke dalam pelayanan pengembangan minat dan bakat tidak dapat
dihindari akan terkait dengan substansi bidang studi dan/atau bahan ajar yang
relevan dengan bakat dan minat konseli dan disitu adegan pembelajaran akan
terjadi. Ini berarti bahwa pelayanan pengembangan diri tidak semata-mata tugas
konselor, dan tidak semata-mata sebagai wilayah bimbingan dan konseling.

Pelayanan pengembangan diri dalam bentuk ekstrakurikuler mengandung


arti bahwa didalamnya akan terjadi diversifikasi program berbasis minat dan bakat
yang memerlukan pelayanan pembina khusus sesuai dengan keahliannya.

Kedua hal diatas menunjukan bahwa pengembangan diri bukan substitusi


atau pengganti pelayanan bimbingan dan konseling, melainkan didalamnya
mengandung sebagian saja dari pelayanan bimbingan dan konseling yang harus
diperankan oleh konselor.

6
Dengan demikian, bimbingan dan konseling tetap sebagai bagian yang
terintegrasi dari sistem pendidikan dimana pelayanan pengembangan diri
merupakan bagian dari kurikulum dan pengembangan diri tidak menggantikan
fumgsi bimbingan dan konseling melainkan sebagai wilayah komplementer
dimana guru dan konselor memberikan konstribusi dalam pengembangan diri
konseli.

C. Bentuk-bentuk Pelaksanaan
Pengembangan diri terdiri atas kegiatan bimbingan karir, konseling dan
pengembangan kreativitas, dilakukan secara terprogram dan tidak terprogram.
Kegiatan terprogram dilaksanakan melalui perencanaan khusus dalam kurun
waktu tertentu untuk memenuhi kebutuhan peserta didik secara individual,
kelompok, atau klasikal yang diikuti oleh peserta didik sesuai dengan
kebutuhan dan kondisi pribadi.
Kegiatan tidak terprogram (rutin, spontan, keteladanan) dilakasnakan
secara langsung oleh pendidik dan tenaga kependidikan disekolah/madrasah
yang diikuti oleh semua peserta didik.

1. Kegiatan terprogram
 Dalam ruang lingkup bimbibngan karir (hubungan industrial)
dan konseling dilaksanakan dalam bentuk: kunjungan
lapangan, dan pertemuan kelas.
 Dalam ruang lingkup pengembangan kreativitas dilaksanakan
melalui kegiatan ekstrakurikuler dalam bentuk: PMR,
PRAMUKA, dan pecinta alam.

2. Kegiatan Tidak Terprogram


Kegiatan pengembangan diri secara tidak terprogram dapat dilakukan:
a. Kegiatan rutin yaitu kegiatan yang dilakukan terjadwal
seperti upacara bendera dan senam.

7
b. Kegiatan spontan adalah kegiatan tidak terjadwwal dalam
kegiatan khusus seperti: pembentukan perilaku memberi
salam dan membuang sampah pada tempatnya.
c. Kegiatan keteladanan adalah kegiatan dalam bentuk
perilaku sehari-hari seperti: berpakaian rapi dan datang
tepat waktu.

D. Sasaran Pengembangan Diri


Sasaran kegiatan pengembangan diri adalah Peserta didik(SD,SMP dan
SMA/MAK), untuk menumbuhkembangkan bakat, minat, kreativitas, kompetensi
dan kebiasaan dalam kehidupan, kemampuan keagamaan, kemampuan sosial,
kemampuan belajar, wawasan dan perencanaan karir, kemampuan memecahkan
masalah, kemandirian dan kemampuan-kemampuan lain yang mendukung
pembentukan watak dan kepribadian peserta didik. .

8
BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari materi yang sudah dipaparkan di atas, maka kami memperoleh


kesimpulan bahwa Pengembangan diri merupakan kegiatan pendidikan di luar
mata pelajaran sebagai bagian integrasi dari kurikulum sekolah/madrasah yang
bertujuan memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk mengembangkan
dan mengekspresikan diri sesuai dengan kebutuhan, potensi, bakat, minat, kondisi
dan perkembangan peserta didik, dengan memperhatikan kondisi
sekolah/madrasah.Pengembangan diri ini memiliki 3 ruang lingkup,yaitu:
Bimbingan Karir,Bimbingan Konseling dan Ekstrakulikuler yang dilakukan
secara terprogram dan tidak terprogram.
Bimbingan dan konseling tetap sebagai bagian yang terintegrasi dari sistem
pendidikan dimana pelayanan pengembangan diri merupakan bagian dari
kurikulum dan pengembangan diri tidak menggantikan fumgsi bimbingan dan
konseling melainkan sebagai wilayah komplementer dimana guru dan konselor
memberikan konstribusi dalam pengembangan diri konseli.Kegiatan
pengembangan diri dilakukan secara terprogram dan tidak terprogram.
Sasaran kegiatan pengembangan diri adalah Para Peserta didik(SD,SMP dan
SMA/MAK), untuk menumbuhkembangkan bakat, minat, kreativitas, kompetensi
serta kepribadian peserta didik.

.
B. Saran
Dalam pembuatan makalah ini, semoga materi yang tercantum
dapat sodara-sodari pahami. Makalah ini belum semuanya dibahas sesuai
dengan judul karena keterbatasan sumber, dengan demikian kami
mengharapkan kritik dan saran untuk pembuatan makalah kedepannya
menjadi lebih baik lagi.

9
Daftar pustaka

Rubiyanto, Rubino. 2008. Bimbingan Konseling SD. Surakarta: Badan


PenerbitFKIP Universitas Muhamadiyah Surakarta
Prayitno.2009.Dasar-Dasar Bimbingan Dan Konseling.Jakarta:PT RINEKA
CIPTA.

Lesmana,Jeanette.2005.Dasar-Dasar Konseling.Jakarta:Penerbit Universitas


Indonesia(UI-Press).

Nuhrisan,Achmad.2006.Bimbingan Dan Konseling Dalam Berbagai Latar


Kehidupan.Bandung:Refika Aditama

Hikmawati,Fenti.2010.Bimbingan Dan Konseling Edisi Revisi.Jakarta:PT Raja


Grafindo Persada.

Jurnal.konselingindonesia.com/index.php/jkp/article/view/12 (27-03-2017/05:15
WIB)

http://www.g-excess.com/pengembangan-diri-dalam-pembelajaran-bimbingan-
konseling-bk.html (27-03-2017/05:30)

https://sites.google.com/site/espatkonseling/training/pengembangan-diri(28-03-
2017/03:00)

10

Anda mungkin juga menyukai