Anda di halaman 1dari 28

PROPOSAL POGRAM KREATIVITAS MAHASISWA

JUDUL PROGRAM

PENGARUH MOTIVASI BELAJAR DALAM PEMANFAATAN TES INTELLIGENCE


QUOTIENT (IQ) DI SMA NEGERI 5 MEDAN

BIDANG KEGIATAN
PKM KARSACIPTA

DIUSULKAN OLEH:

EDY ANDRIARTO HABIB 1193151022 / 2019


JHON ERICSON DAMANIK 1193351074 / 2019
PUTRI TASYAA MURI HANDAYANI 1193351031 / 2019
SANTY FLORIDA SITUNGKIR 1193351029 / 2019
SEKAR SARI 1191151013 / 2019

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN


SUMATERA UTARA
2020
PENGESAHAN PROPOSAL PKM-PENELITIAN

1
1. Judul Kegiatan : Pengaruh Motivasi Belajar dalam Pemanfaatan Tes
Intelligence Quotient (IQ) di SMA Negeri 5 Medan.
2. Bidang Kegiatan : PKM-KC
3. Ketua Pelaksana Kegiatan
a. Nama Lengkap : Edy Andriarto Habib
b. NIM : 1193151022
c. Jurusan : Psikologi Pendidikan dan Bimbingan
d. Perguruan Tinggi : Universitas Negeri Medan
e. Alamat Rumah dan No HP : Jl.Randu Lingkungan III, Kelurahan
Sentang, Kecamatan Kisaran Timur,
Kabupaten Asahan./082248472373.
f. Email : edyandriarto18habib@gmail.com

4. Anggota Pelaksana Kegiatan/Penulis : 4 Orang


5. Dosen Pendamping
a. Nama Lengkap dan Gelar : Mirza Irawan, S.Pd, M.Pd.,Kons
b. NIDN/NIDK:
c. Alamat Rumah dan No Tel./HP :
6. Biaya KegiatanTotal
a. Kemristekdikti : Rp . ……………
b. Sumber lain (sebutkan . ..) : Rp (Maksimum 50% nilai)
7. JangkaWaktuPelaksanaan : 4 Bulan

Menyetujui Medan, 30 Mei 2020


Wakil/Pembantu Dekan atau
Ketua Jurusan/Departemen/Program Studi/
Pembimbing Unit Kegiatan Mahasiswa

(_____________________)NIM

Dosen Pendamping
( ) NIP/NIK.

Wakil Rektor Bidang


Kemahasiswaan/ Direktur
Politeknik/ Ketua Sekolah Tinggi,
( ___________________ ) NIP/NIK

2
DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL
HALAMAN PENGESAHAN i
DAFTAR ISI ii
RINGKASAN iii
BAB I PENDAHULUAN 1
1.1 Latar Belakang Masalah 1
1.2 Rumusan Masalah 2
1.3 Tujuan Program 2
1.4 Luaran yang Diharapkan 2
1.5 Kegunaan Program 3
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 4
2.1 Motivasi Belajar 4
2.2 Tes Intelligence Quotient (IQ) 9
BAB III TAHAP PELAKSANAAN 12
3.1 Persiapan Kegiatan 12
3.2 Pelaksanaan Kegiatan 14
3.3 Evaluasi Kegiatan 14
BAB IV BIAYA DAN JADWAL KEGIATAN 15
4.1 Anggaran Biaya 15
4.2 Jadwal Kegiatan 15
DAFTAR PUSTAKA 16
LAMPIRAN-LAMPIRAN 17
Lampiran 1. Biodata Ketua dan Anggota 17
Lampiran 2 Justifikasi Anggaran 22
Lampiran 3. Susunan Organisasi Tim Penyusun dan Pembagian Tugas 24

RINGKASAN

3
Pendidikan pada dasarnya adalah usaha sadar untuk menumbuhkembangkan potensi
atau kemampuan sumber daya manusia peserta didik dengan cara mendorong dan memfasilitasi
kegiatan belajar mereka. Belajar adalah istilah kunci (key term) yang paling vital dalam setiap
usaha pendidikan, sehingga tanpa belajar sesungguhnya tidak pernah ada pendidikan. Sebagai
suatu proses, belajar hampir selalu mendapat tempat yang luas dalam berbagai disiplin ilmu
yang berkaitan dengan upaya pendidikan. Belajar merupakan kegiatan bagi setiap orang.
Seseorang dikatakan belajar, bila dapat di asumsikan dalam diri orang itu menjadi suatiu proses
kegiatan yang menngakibatkan suatu perubahan tingkah laku (Hudoyo :1990), dan juga menurut
Hilgard (Sanjaya, 2007) belajar adalah proses perubahan melalui kegiatan atau prosedur latihan
baik, latihan di dalam laboratorim maupun dalam lingkungan alamiah.
Menurut David Wechsler IQ adalah kemampuan untuk bertindak secara terarah, berfikir
secara rasional dan menghadapi lengkungannya secara efeektif. Lewis Madison Terman juga
mendifinisikan IQ adalah sebagai kemampuan seseorang untuk berfikir secara abstrak. Begitu
banyak definisi tentang intelegensi yang dikemukakan oleh para ahli. Definisi intelegensi
sepertinya mengalami berbagai perubahan dari waktu ke waktu, namun sejak tidak pernah
mengurangi penekanan pada aspek kognitif terhadap nilai tentang IQ.
Menurut Sardiman (2006:73) motivasi adalah suatu perubahan energi di dalam pribadi
seseorang yang ditandai dengan munculnya felling dan didahului dengan tanggapan terhadap
adanya tujuan. Sedangkan menurut Suheri (2018) dalam Lefrancois (1991) Motivasi adalah
penjelasan dari psikologi untuk perilaku. Teori motivasi mencoba menjelaskan mengapa kita
melakukan hal tertentu, mengapa dalam keadaan tertentu kita lebih tertarik untuk melakukan hal
yang lain. Dengan kata lain, seseorang mempunyai tujuan tertentu dari segala aktivitasnya.
Demikian juga dalam proses belajar, seseorang yang tidak mempunyai motivasi belajar, tidak
akan mungkin melakukan aktivitas belajar dan prestasi akademiknya pun akan rendah.
Sebaliknya, seseorang yang mempunyai motivasi belajar, akan dengan baik melakukan aktivitas
belajar dan memiliki prestasi akademik yang lebih baik. Mahasiswa merupakan agen pembawa
perubahan dengan kata lain sebagai generasi penerus masa yang akan datang.
Kemampuan dan kecerdasan yang terdapat dalam pribadi seseorang khususnya siswa
yang masih sangat membutuhkan bimbingan dari seorang pendidik. Sebagai seorang guru harus
bisa memperngaruhi peserta didik guna menanamkan kebiasaan diri dalam belajar. Karena itu
rancangan pembelajaran harus berbasis analisis karakateristik pembelajar, menyangkut cara
berpikir, tingkat pemahaman, jenis kecerdasan, gaya atau kebiasaan belajar, dan lain-lain
(Suheri, 2018). Kemudian selain dari hal itu motivasi juga sangat membantu siswa dalam
meningkatkan belajar agar kaualitas diri dan ilmu semakin bertambah. Sebagai orang tua, guru
serta orang terdekat harus bisa menjadi pengaruh dan motivasi terhadap anak, mengawasi agar
tidak masuk atau terjerumus ke tempat yang buruk.

BAB I

4
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah


Pendidikan pada dasarnya adalah usaha sadar untuk menumbuhkembangkan potensi atau
kemampuan sumber daya manusia peserta didik dengan cara mendorong dan memfasilitasi
kegiatan belajar mereka. Belajar adalah istilah kunci (key term) yang paling vital dalam setiap
usaha pendidikan, sehingga tanpa belajar sesungguhnya tidak pernah ada pendidikan. Sebagai
suatu proses, belajar hampir selalu mendapat tempat yang luas dalam berbagai disiplin ilmu
yang berkaitan dengan upaya pendidikan. Belajar merupakan kegiatan bagi setiap orang.
Seseorang dikatakan belajar, bila dapat di asumsikan dalam diri orang itu menjadi suatiu proses
kegiatan yang menngakibatkan suatu perubahan tingkah laku (Hudoyo :1990), dan juga menurut
Hilgard (Sanjaya, 2007) belajar adalah proses perubahan melalui kegiatan atau prosedur latihan
baik, latihan di dalam laboratorim maupun dalam lingkungan alamiah.
Menurut David Wechsler IQ adalah kemampuan untuk bertindak secara terarah, berfikir
secara rasional dan menghadapi lengkungannya secara efeektif. Lewis Madison Terman juga
mendifinisikan IQ adalah sebagai kemampuan seseorang untuk berfikir secara abstrak. Begitu
banyak definisi tentang intelegensi yang dikemukakan oleh para ahli. Definisi intelegensi
sepertinya mengalami berbagai perubahan dari waktu ke waktu, namun sejak tidak pernah
mengurangi penekanan pada aspek kognitif terhadap nilai tentang IQ.
Salah satu cara yang sering digunakan untuk menyatakan tinggi rendahnya tingkat
intelegensi adalah menerjemahkan hasil tes intelegensi ke dalam angka yang dapat menjadi
petunjuk mengenai kedudukan tingkat kecerdasan seseorang bila dibandingkan secara relatif
terhadap suatu norma. Secara tradisional, angka normatif dari hasil tes intelegensi dinyatakan
dalam bentuk rasio (quotient) dan dinamai IQ (Intelligence Quotient). Standar kesuksesan
adalah Intelektual Quotien (IQ) yang dipelopori oleh Alfred Binet yang dikaitkan dengan
kecemerlangan otak tidak menjamin kehidupan seseorang akan mencapai puncak keberhasilan
(Suheri, 2017).
Intelegensi sebagai unsur kognitif dianggap memegang peranan yang cukup penting.
Standar kesuksesan adalah Intelektual Quotien (IQ) yang dipelopori oleh Alfred Binet yang
dikaitkan dengan kecemerlangan otak tidak menjamin kehidupan seseorang akan mencapai
puncak keberhasilan (Suheri, 2017). Bahkan kadang-kadang timbul anggapan yang
menempatkan intelegensi dalam peranan yang melebihi proporsi yang sebenarnya. Sebagian
orang bahkan menganggap bahwa hasil tes intelegensi yang tinggi merupakan jaminan
kesuksesan dalam belajar sehingga bila terjadi kasus kegagalan belajar pada anak yang memiliki
IQ tinggi akan menimbulkan reaksi berlebihan berupa kehilangan kepercayaan pada institusi
yang menggagalkan anak tersebut atau kehilangan kepercayaan pada pihak yang telah memberi
diagnosa IQ-nya. Sejalan dengan itu, tidak kurang berbahayanya adalah anggapan bahwa hasil
tes IQ yang rendah merupakan vonis akhir bahwa individu yang bersangkutan tidak mungkin
dapat mencapai prestasi yang baik.
Menurut Sardiman (2006:73) motivasi adalah suatu perubahan energi di dalam pribadi
seseorang yang ditandai dengan munculnya felling dan didahului dengan tanggapan terhadap
adanya tujuan. Sedangkan menurut Suheri (2018) dalam Lefrancois (1991) Motivasi adalah
penjelasan dari psikologi untuk perilaku. Teori motivasi mencoba menjelaskan mengapa kita
melakukan hal tertentu, mengapa dalam keadaan tertentu kita lebih tertarik untuk melakukan hal

5
yang lain. Dengan kata lain, seseorang mempunyai tujuan tertentu dari segala aktivitasnya.
Demikian juga dalam proses belajar, seseorang yang tidak mempunyai motivasi belajar, tidak
akan mungkin melakukan aktivitas belajar dan prestasi akademiknya pun akan rendah.
Sebaliknya, seseorang yang mempunyai motivasi belajar, akan dengan baik melakukan aktivitas
belajar dan memiliki prestasi akademik yang lebih baik. Mahasiswa merupakan agen pembawa
perubahan dengan kata lain sebagai generasi penerus masa yang akan datang.
Kemampuan dan kecerdasan yang terdapat dalam pribadi seseorang khususnya siswa yang
masih sangat membutuhkan bimbingan dari seorang pendidik. Sebagai seorang guru harus bisa
memperngaruhi peserta didik guna menanamkan kebiasaan diri dalam belajar. Karena itu
rancangan pembelajaran harus berbasis analisis karakateristik pembelajar, menyangkut cara
berpikir, tingkat pemahaman, jenis kecerdasan, gaya atau kebiasaan belajar, dan lain-lain
(Suheri, 2018). Kemudian selain dari hal itu motivasi juga sangat membantu siswa dalam
meningkatkan belajar agar kaualitas diri dan ilmu semakin bertambah. Sebagai orang tua, guru
serta orang terdekat harus bisa menjadi pengaruh dan motivasi terhadap anak, mengawasi agar
tidak masuk atau terjerumus ke tempat yang buruk.
Banyak siswa yang sudah terpengaruh oleh gadget. Tidak ada jam dan hari tanpa gadged
sehingga jangan kaget jika seorang anak tidak mempunyai kapasitas dan IQ yang tinggi. Hal itu
disebabkan kurang perhatian, ketegasan dan pengawasan dari orang tua dan guru. Saat ini
banyak siswa atau anak didik yang enggan dalam membaca malah lebih mengutamakan
bermain Gadged yang sebetulnya alat/benda itu mengajak anak didik ke arah yang buruk.
Berdasarkan uraian di atas dan mengingat pentingnya Pengaruh Motivasi Belajar dalam
Pemanfaatan Tes Intelligence Quotient (IQ) di SMA Negeri 5 Medan dapat dilaksanakan atau
diterapkan dengan baik maka penulis tertarik untuk mengangkat masalah tersebut dengan
mengambil judul “Pengaruh Motivasi Belajar dalam Pemanfaatan Tes Intelligence
Quotient (IQ) di SMA Negeri 5 Medan”.

1.2 Rumusan Masalah


1. Bagaimana peran guru dalam menerapkan motivasi belajar dengan pemanfaatan Tes
Intelligence Quotient (IQ) di SMA Negeri 5 Medan?
2. Bagaimana aktivitas siswa dalam menerapkan motivasi belajar dengan pemanfaatan Tes
Intelligence Quotient (IQ) di SMA Negeri 5 Medan?
3. Bagaimanakah peningkatan motivasi belajar siswa setelah dilakukannya pemanfaatan
Tes Intelligence Quotient (IQ) di SMA Negeri 5 Medan?

1.3 Tujuan Program


1. Untuk mengetahui peran guru dalam menerapkan motivasi belajar dengan pemanfaatan
Tes Intelligence Quotient (IQ) di SMA Negeri 5 Medan.
2. Untuk mengetahui aktivitas siswa dalam menerapkan motivasi belajar dengan
pemanfaatan Tes Intelligence Quotient (IQ) di SMA Negeri 5 Medan.
3. Untuk mengetahui peningkatan motivasi belajar siswa setelah dilakukannya
pemanfaatan Tes Intelligence Quotient (IQ) di SMA Negeri 5 Medan.

6
1.4 Luaran yang Diharapkan
Diharapkan dengan karya ini akan dihasilkan model pembelajaran yang mampu
memenuhi tujuan pencapaian motivasi belajar siswa. Serta melalui pemanfaatan motivasi
belajar dengan pemanfaatan Tes Intelligence Quotient (IQ) ini menjadi salah satu model
pembelajaran yang wajib diterapkan di setiap sekolah
.
1.5 Kegunaan Program
Adapun kegunaan yang dapat diperoleh dari program ini antara lain sebagai berikut.
1. Membantu peserta didik agar mampu meraih motivasi dalam belajar yang akan
membantunya untuk tolak ukur kemampuannya.
2. Membantu peserta didik agar mampu memotivasi diri sendiri untuk belajar demi masa
depan yang lebih baik lagi.
3. Membantu peserta didik untuk menyadari dan mengidentifikasi nilai yang diraih dalam
pembelajaran.

BAB II

7
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Motivasi Belajar


2.1.1 Definisi Motivasi Belajar
Motivasi berasal dari bahasa Latin, Movere yang berarti dorongan atau daya
penggerak. Banyak ahli yang sudah mengemukakan pengertian motivasi dengan berbagai sudut
pandang mereka masing-masing, namun intinya sama, sebagai suatu pendorong yang mengubah
energi dalam diri seseorang kedalam bentuk aktifitas nyata untuk mencapai tujuan tertentu.
Pengertian motivasi menurut para ahli:
 Huitt, W. (2001) mengatakan motivasi adalah suatu kondisi atau status internal
(kadang-kadang diartikan sebagai kebutuhan, keinginan, atau hasrat) yang
mengarahkan perilaku seseorang untuk aktif bertindak dalam rangka mencapai
suatu tujuan.
 Thursan Hakim (2000:26) mengemukakan pengertian motivasi adalah suatu
dorongan kehendak yang menyebabkan seseorang melakukan suatu perbuatan
untuk mencapai tujuan tertentu.
 Sudarwan Danim motivasi diartikan sebagai kekuatan, dorongan, kebutuhan,
semangat, tekanan, atau mekanisme psikologis yang mendorong seseorang atau
sekelompok orang untuk mencapai prestasi tertentu sesuai dengan apa yang
dikehendakinya. Siswa pada dasarnya termotivasi untuk melakukan suatu aktivitas
untuk dirinya sendiri karena ingin mendapatkan kesenangan dari pelajaran, atau
merasa kebutuhannya terpenuhi.
 Ada juga Siswa yang termotivasi melaksanakan belajar dalam rangka memperoleh
penghargaan atau menghindari hukuman dari luar dirinya sendiri, seperti: nilai,
tanda penghargaan, atau pujian guru (Lepper: 1988).

Dari beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa motivasi merupakan


segala daya pendorong seseorang untuk melakukan sesuatu atau kegiatan terhadap siswa
memiliki intelegensi yang tinggi yang dapat mengalami sesuatu kegagalan karena kurangnya
motivasi yang diterapkan dalam kegiatan belajar mengajar.
Jadi dalam kegiatan belajar dikenal dengan adanya motivasi belajar, yaitu motivasi
yang diterapkan dalam kegiatan belajar mengajar.
 Motivasi belajar adalah keseluruhan daya penggerak psikis dalam diri siswa yang
menimbulkan kegiatan belajar mengajar itu mencapai tujuan.
 Motivasi Belajar adalah sesuatu yang menimbulkan dorongan atau semangat belajar
atau dengan kata lain sebagai pendorong semangat belajar (Islamuddin, 2012:259).
 Hermine Marshall, istilah motivasi belajar adalah kebermaknaan, nilai, dan
keuntungan-keuntungan kegiatan belajar belajar tersebut cukup menarik bagi siswa
untuk melakukan kegiatan belajar.

2.1.2 Prinsip-PrinsipMotivasi Belajar

8
Motivasi mempunyai peranan yang strategis dalam aktivitas belajar seseorang. Tidak
ada seorang pun yang belajar tanpa motivasi.Tidak ada motivasi berarti tidak ada kegiatan
belajar. Agar peranan motivasi lebih optimal, maka prinsip-prinsip motivasi dalam belajar tidak
hanya sekedar diketahui, tetapi harus diterangkan dalam aktivitas belajar-mengajar. Ada
beberapa prinsip motivasi dalam belajar seperti dalam uraian berikut:
 Motivasi sebagai Dasar Penggerak yang Mendorong Aktivitas Belajar
Seseorang melakukan aktivitas belajar karena ada yang mendorongnya.Motivasilah
sebagai dasar penggeraknya yang mendorong seseorang untuk belajar.Minat merupakan
kecenderungan psikologis yang menyenangi suatu objek, belum sampai melakukan
kegiatan.Namun minat adalah motivasi dalam belajar.Minat merupakan potensi psikologi yang
dapat dimanfaatkan untuk menggali motivasi. Bila seseorang sudah termotivasi untuk belajar,
maka dia akan melakukan aktivitas belajar dalam rentang waktu tertentu. Oleh karena itulah,
motivasi diakui sebagai dasar penggerak yang mendorong aktivitas belajar seseorang.
 Motivasi Intrinsik Lebih Utama daripada Motivasi Ekstrinsik dalam Belajar
Dari seluruh kebijakan pengajaran, guru lebih banyak memutuskan memberikan
motivasi ekstrinsik kepada setiap anak didik. Anak didik yang malas belajar sangat berpotensi
untuk diberikan motivasi ekstrinsik oleh guru supaya dia rajin belajar. Efek yang tidak
diharapkan dari pemberian motivasi ekstrinsik adalah kecenderungan ketergantungan anak didik
terhadap segala sesuatu di luar dirinya. Selain kurang percaya diri, anak didik juga bermental
pengharapan dan mudah terpengaruh. Oleh karena itu motivasi intrinsik lebih utama dalam
belajar.
 Motivasi Berupa Pujian Lebih Baik daripada Hukuman
Meski hukuman tetap diberlakukan dalam memicu semangat belajar anak didik,
tetapi masih lebih baik penghargaan berupa pujian. Setiap orang senang dihargai dan tidak suka
dihukum dalam bentuk apa pun juga. Memuji orang lain berarti memberikan penghargaan atas
prestasi kerja orang lain. Hal ini akan memberikan semangat kepada seseorang untuk lebih
meningkatkan prestasi kerjanya. Tetapi pujian yang diucap itu tidak asal ucap, harus pada
tempat dan kondisi yang tepat. Kesalahan pujian bisa bermakna mengejek.
 Motivasi Berhubungan Erat dengan Kebutuhan Belajar
Dalam kehidupan anak didik, membutuhkan penghargaan, perhatian, ketenaran,
status, martabat, dan sebagainya merupakan kebutuhan yang wajar bagi anak didik. Semuanya
dapat memberikan motivasi bagi anak didik dalam belajar. Guru yang berpengalaman harus
dapat memanfaatkan kebutuhan anak didik, sehingga dapat memancing semangat belajar anak
didik agar menjadi anak yang gemar belajar. Anak didik pun giat belajar untuk memenuhi
kebutuhannya demi memuaskan rasa ingin tahunya terhadap sesuatu.
 Motivasi dapat Memupuk Optimisme dalam Belajar
Siswa yang mempunyai motivasi dalam belajar selalu yakin dapat menyelesaikan
setiap pekerjaan.Dia yakin bahwa belajar bukan kegiatan yang sia-sia. Hasilnya akan berguna
tidak hanya kini, tetapi juga di hari mendatang (Rahmah, 2002: 239).

2.1.3 Upaya Meningkatkan Mootivasi Belajar

9
Motivasi belajar itu tidak ubahnya seperti grafik. Ada saatnya naik tetapi ada saatnya
turun juga tetapi ada juga yang datar-datar saja. Hal itulah yang menyebabkan motivasi perlu
ditingkatkan. Sehubungan dengan pemeliharaan dan peningkatan motivasi siswa, dalam buku
Slameto (2010: 175-176) DeCecco 7 grawford (1974) mengajukan 4 fungsi pengajar :
 Menggairahkan siswa
Dalam kegiatan rutin di kelas sehari-hari pengajar harus berusaha menghindari hal-
hal yang monoton dan membosankan. Ia harus selalu memberikan pada siswa cukup banyak
hal-hal yang perlu dipikirkan dan dilakukan. Guru harus memelihara minat siswa dalam belajar,
yaitu dengan memberikan kebebasan tertentu untuk berpindah dari satu aspek ke lain aspek
pelajaran dalam situasi belajar.
 Memberikan harapan realistis
Guru harus memelihara harapan-harapan siswa yang realistis, dan memodifikasikan
harapan-harapan yang kurang atau tidak realistis. Untuk itu pengajar perlu memiliki
pengetahuan yang cukup mengenai keberhasilan atau kegagalan akademis siswa pada masa lalu.

 Memberikan insentif
Bila siswa mengalami keberhasilan, pengajar diharapkan memberikan hadiah pada
siswa (dapat berupa pujian, angka yang baik dan lain sebagainya) atas keberhasilannya,
sehingga siswa terdorong untuk melakukan usaha lebih lanjut guna mencapai tujuan-tujuan
pengajaran.

 Mengarahkan
Pengajar harus mengarahkan tingkah laku siswa, dengan cara menunjukkan pada
siswa hal-hal yang dilakukan secara tidak benar dan meminta pada mereka melakukan sebaik-
baiknya.

Dengan demikian dalam kehidupan seorang siswa motivasi belajar merupakan hal
sangat penting sebagai pendorong manusiauntuk belajar, menentukan arah perbuatan dan
menyeleksi sampai diperoleh tujuan yang hendak dicapai dengan menyisihkan perbuatan-
perbuatan yang kurang bermanfaat bagi tujuan tersebut sehingga diperoleh hasil belajar yang
memuaskan, adanya motivasi yang baik dalam belajar akan menunjukkan hasil yang baik,
dengan kata lain adanya usaha yang tekun dan terutama didasari motivasi, maka seseorang yang
belajar akan dapat menghasilkan prestasi yang baik. Sebaliknya apabila siswa tidak memiliki
motivasi dalam belajar maka akan sulit mencapai hasil yang baik.

2.1.4 Peran Motivasi Belajar


1. Peranan Motivasi dalam Proses Pembelajaran
Proses pembelajaran merupakan kegiatan yang melibatkan seseorang individu
(jasmani dan rohani), kegiatan pembelajaran tidak pernah dilakukan tanpa adanya dorongan
atau motivasi yang kuat dari dalam diri individu ataupun dari luar individu yang mengikuti

10
kegiatan pembelajaran. Adapun peranan motivasi dalam pembelajaran adalah sebagai berikut
(Wasty, 2006: 12-15).
 Peran motivasi sebagai motor penggerak atau pendorong kegiatan pembelajaran.
Motivasi dalam hal in berperan sebagai motor penggerak terutama sebagai siswa untuk
belajar, baik berasal dari dalam dirinya (internal) maupun dari luar diri (eksternal) untuk
melakukan proses pembelajaran.
 Peran motivasi memperjelaskan tujuan pembelajaran. Motivasi bertalian dengan suatu
tujuan, tanpa ada tujuan, maka tidak akan ada ada motivasi seseorang. Oleh sebab itu
motivasi sangat berperan penting dalam mencapai hasil pembelajaran siswa menjadi
optimal. Dengan demikian motivasi dapat memberikan arah dan kegiatan bagi siswa
(peserta didik) yang harus dikerjakan sesuai dengan tujuan tersebut.
 Peran motivasi menyeleksi arah pembuatan.disini motivasi dapat berperan menyeleksi
arah pembuatan bagi siswa apa yang harus dikerjakan guna mencapai tujuan.
 Peran motivasi internal dan eksternal dalam pembelajaran. Dalam kegiatan
pembelajaran, motivasi internal biasanya muncul dari dalam diri siswa, sedangkan
motivasi eksternal siswa dalam pembelajaran umum didapat dari guru (pendidik).
 Peran motivasi melahirkan prestasi. Motivasi sangat berperan dalam pembelajaran
siswa dalam meraih prestasi belajar. Tinggi rendahnya prestasi belajar seorang siswa
(peserta didik) selalu dihubungkan dengan tinggi rendahnya motivasi pembelajaran
seorang siswa tersebut.

2. Peranan Guru dalam Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa


Peran guru dalam meningkatkan motivasi belajar siswa adalah salah satu kegiatan
integral yang wajib ada dalam kegiatan pembelajaran. Selain memberikan dan mentransfer ilmu
pengetahuan guru juga bertugas untuk meningkatkan motivasi anak dalam belajar. Tidak bisa
dipungkiri bahwa semangat belajar seorang siswa dengan yang lain berbedabeda, untuk itulah
penting bagi guru untuk selalu senantiasa untuk membertikan motivasi kepada siswa supaya
siswa senantiasa memiliki semangat belajar dan mampu menjadi siswa yang berprestasi serta
dapat mengembangkan diri secara optimal. Proses pembelajaran akan berhasil apabila siswa
mempunyai motivasi dalam belajar. Oleh karena itu guru perlu menumbuhkan motivasi belajar
siswa yang optimal. Guru dituntut kreatif untuk membangkitkan motivasi belajar siswa.
Adapun peran guru dalam meningktkan motivasi belajar siswa sebagai berikut:
 Menjadikan siswa yang aktif dalam kegiatan belajar mengajar
Guru memberikan arahan kepada siswa dengan memberikan ilmu pengetahuan dan
memberikan pertanyaan-pertanyaan dan siswapun mengerjakan tugas dengan baik dengan
tujuan untuk menumbuhkan motivasi siswa dalam belajar sehingga siswa dapat
menyelesaikannya dengan tuntas, contohnya: setelah guru memberikan ilmu kepada siswa lalu
guru memberikan pertanyaan dan siswa menjawab pertanyaan dengan tuntas.
 Menciptakan suasana kelas yang kondusif
Kelas yang kondusif disini adalah kelas yang aman, nyaman dan selalu
mendukung siswa untuk bisa belajar dengan suasana yang tenang dan mendukung proses
pembelajaran dengan tata ruang sesuai yang diharapkan.

11
 Menciptakan metode pembelajaran yang bervariasi
Metode pembelajaran bervariasi ini agar siswa tidak bosan dan jenuh dalam suatu
pembelajaran maka diciptakanlah pembelajaran yang bervariasi. Tujuannya agar siswa selalu
termotivasi dalam kegiatan proses pembelajaran.
 Meningkatkan antusias dan semangat dalam mengajar
Kepedulian seorang guru dalam proses belajar mengajar merupakan faktor yang
sangat penting untuk menumbuhkan motivasi belajar siswa. Karena apabila guru tidak antusias
dan semangat dalam proses belajar mengajar maka siswa tidak akan termotivasi dalam belajar.
 Memberikan penghargaan
Pemberian penghargaan ini bisa berupa nilai, hadiah, pujian, dan sebagainya agar
siswa termotivasi akan belajar dan selalu ingin menjadi yang terbaik.
 Menciptakan aktivitas yang melibatkan siswa dalam kelas
Ciptakan aktivitas yang melibatkan siswa dengan teman-teman mereka dalam satu
kelas. Tujuannya agar satu sama lain akan membagikan pengetahuan, gagasan, atau ide dalam
penyelesaian tugas invidu siswa dengan seluruh siswa di kelas.

3. Peran Guru dalam memotivasi Siswa dalam proses pembelajaran


Pada diri setiap manusia telah tersedia potensi energi atau sebuah kekuatan yang
dapat menggerakkan dan mengarahkan tingkah lakunya pada tujuan. Di dalamnya tercakup pula
potensi energi/kekuatan untuk berprestasi (motif berprestasi) yang kekuatannya berbeda pada
setiap manusia. Apabila terpicu, potensi energi berprestasi ini keadaannya akan meningkat
bahkan akan menggerakkan dan mengarahkan pada tingkah laku belajar. Dengan demikian hal
ini dapat memberikan pandangan sekaligus harapan bagi para pendidik/guru bahwa:
 Setiap diri anak didik/siswa telah dibekali kekuatan untuk berprestasi (motivasi
berprestasi).
 Kekuatan berprestasi setiap siswa berbeda-beda.
 Kekuatan berprestasi setiap siswa dapat ditingkatkan.
 Setiap siswa dapat menunjukkan tingkah laku belajar atau usaha-usaha untuk
mencapai tujuan belajar (memperoleh pengetahuan, pemahaman, dan
pengembangan belajar).
 Guru perlu lebih menghayati perannya sebagai pendidik sehingga muncul rasa
tanggung jawab dan kepercayaan diri dalam memproses anak didik.
 Guru membutuhkan upaya-upaya yang dapat memicu bergeraknya motivasi
berprestasi setiap siswa.

Dalam proses pembelajaran, motivasi merupakan salah satu aspek dinamis yang
sangat penting. Sering terjadi peserta didik yang kurang berprestasi bukan disebabkan oleh
kemampuannya yang kurang, tetapi karena tidak adanya motivasi untuk relajar sehinhgga ia
tidak berusaha untuk mengerahkan segala kemampuannya. Peran kemauan dan motivasi dalam
Belajar sangat penting di dalam memulai dan memelihara usaha siswa. Motivasi memandu
dalam mengambil keputusan, dan kemauan menopang kehendak untuk menyelami suatu tugas
sedemikian sehingga tujuan dapat dicapai. Di dalam belajar, kendali secara berangsur-angsur

12
bergeser dari para guru ke siswa. Siswa mempunyai banyak kebebasan untuk memutuskan
pelajaran apa dan tujuan apa yang hendak dicapai dan bermanfaat baginya. Belajar, ironisnya
justru sangat kolaboratif. Siswa bekerja sama dengan para guru dan siswa lainnya di dalam
kelas. Belajar mengembangkan pengetahuan yang lebih spesifik seperti halnya kemampuan
untuk mentransfer pengetahuan konseptual ke situasi baru. Upaya untuk menghilangkan
pemisah antara pengetahuan di sekolah dengan permasalahan hidup sehari-hari di dunia nyata.
Tingkah laku belajar dapat terjadi bila siswa memiliki tujuan untuk apa ia belajar. Sehubungan
dengan itu guru sejak awal pengajaran seyogyanya memberikan wawasan/informasi mengenai
tujuan pencapaian tingkah laku belajar yang lebih spesifik atas ilmu yang sedang dipelajarinya
saat itu serta bagaimana manfaat dan aplikasinya dalam kehidupan sehari-hari maupun manfaat
atas pengembangan ilmu tersebut pada masa datang. Setiap siswa memiliki kebutuhan terkait
dengan tingkah laku belajarnya sehingga tujuan belajar pun akan dicapai siswa dalam rangka
memenuhi kebutuhannya tersebut. Dengan kata lain bahwa harapan siswa akan pemenuhan
kebutuhannya yang dapat diperoleh dari pencapaian tujuan tingkah laku belajarnya dapat
mendorong dirinya untuk menunjukkan tingkah laku belajar atau melakukan usaha-usaha
pencapaian tujuan belajar tersebut.

2.2 Tes Intelligence Quotient (IQ)


2.2.1 Definisi Tes Intelligence Quotient (IQ)
Intelegensi adalah salah satu aspek mental yang memiliki fungsi penting didalam
aktivitas kehidupan manusia. Hampir pada setiap aktivitasnya, manusia memerlukan
kecerdasan, baik dalam menghadapi setiap masalah atau menghadapi tantangan-tantangan
kehidupan, maka akan nampak terasa betapa pentingnya peranan intelegensi. Jean Piaget seperti
yang dikutip dalam Asrori (2008 : 48) mendefinisikan “intelligence” atau intelegensi merupakan
“kecerdasan” yaitu seluruh kemampuan berpikir dan bertindak secara adaptif termasuk
kemampuan-kemampuan mental yang kompleks seperti berpikir, mempertimbangkan,
menganlisis, mensintesi, mengevaluasi, dan menyelesaikan persoalan-persoalan.
Menurut pendapat Utami Munandar (1999) yang dikutip dalam Suyanti (2011 : 18),
“bahwa inteligensi meliputi terutama kemampuan verbal, pemikiran lancar, pengetahuan,
perencanaan, perumusan masalah, penyusunan strategi, representasi mental, keterampilan
pengambilan suatu keputusan dan keseimbangan serta integritas”.
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan intelegensi merupakan salah satu
komponen yang penting dalam merancang program pembelajaran, sebab inteligensi adalah
kemampuan belajar, kecepatan berpikir, kesanggupan untuk mengambil keputusan yang tepat,
kepandaian menangkap dan mengolah kesan-kesan dan kemampuan untuk mengambil
keputusan.

2.2.2 Konsep Multiple Intelligences (Kemajemukan Intelegensi)


Teori tentang multiple intelligences ini berdasarkan pakar psikologi Harvard Howard
Gardner. Gardner mengemukakan bahwa pandangan klasik percaya bahwa intelegensi
merupakan kapasitas kesatuan dari penalaran logis, dimana kemampuan abstraksi sangat
bernilai. Pandangan ini berdasar pada teori general ”g” intelligence dari Spearman yang
menganggap inteligensi sebagai kekuatan mental yang timbul selama aktifitas intelektual dan

13
dapat digambarkan dalam berbagai tingkatan. Sama dengan Thurstone dan beberapa ahli
psikometri lain Gardner melihat bahwa inteligensi merupakan meliputi beberapa kemampuan
mental. Namun demikian psikolog Universitas Harvard tersebut tidak terlalu peduli dengan
bagaimana menjelaskan dan menuangkannya dalam skor tes psikometri yang bersifat lintas
budaya.
Gardner menekankan dalam jenis inteligensinya bahwa inteligensi hanya merupakan
konstrak ilmiah yang secara potensial berguna. Multiple intelligences menurut Gardner,
meliputi:
 Kecerdasan Spasial
Kecerdasan merupakan kecerdasan seseorang yang berdasar pada kemampuan
menangkap informasi visual atau spasial, mentransformasidan meodifikasinya, dan membentuk
kembali gambaran visual tanpa stimulus fisik yang asli. Kecerdasan ini tidak tergantung sensasi
visual. Kemampuan pokoknya adalah kemampuan untuk membentuk gambaran tiga dimensi
dan untuk menggerakkan atau memutar gambaran tersebut. Individu yang dominan memiliki
kecerdasan tersebut cenderung berpikir dalam pola-pola yang berbentuk gambar. Mereka sangat
menyukai bentuk-bentuk peta, bagan, gambar, video ataupun film sebagai media yang efektif
dalam berbagai kegiatan hidup sehari-hari.
 Kecerdasan Bahasa
Kecerdasan merupakan kecerdasan individu dengan dasar penggunaan kata-kata
dan atau bahasa. Meliputi mekanisme yang berkaitan dengan fonologi, sintaksis, semantik dan
pragmatik. Mereka yang memiliki kecerdasan tersebut, mempunyai kecakapan tinggi dalam
merespon dan belajar dengan suara dan makna dari bahasa yang digunakan. Pada umumnya
merupakan ahli yang berbicara di depan public. Mereka lebih bisa berpikir dalam bentuk kata-
kata daripada gambar. Kecerdasan ini merupakan aset berharga bagi jurnalis, pengacara,
pencipta iklan.
 Kecerdasan Logis Matematis
Kecerdasan tersebut mendasarkan diri pada kemampuan penggunaan penalaran,
logika dan angka-angka matematis. Pola pikir yang berkembang melalui kecerdasan ini adalah
kemampuan konseptual dalam kerangka logika dan angka yang digunakan untuk membuat
hubungan antara berbagai informasi, secara bermakna. Kecerdasan ini diperlukan oleh ahli
matematika, pemrogram komputer, analis keuangan, akuntan, insinyur danilmuwan.
 Kecerdasan Jasmani Kinestetik
Kemampuan untuk mengendalikan gerakan tubuh dan memainkan benda-benda
secara canggih, merupakan bentuk nyata dari kecerdasan tersebut. Individu akan cenderung
mengekspresikan diri melalui gerak-gerakan tubuh, memiliki keseimbangan yang baik dan
mampu melakukan berbagai maneuver fisik dengan cerdik. Melaui gerakan tubuh pula individu
dapat berinteraksi dengan lingkungan sekelilingnya, mengingat dan memproses setiap informasi
yang diterimanya. Kecerdasan ini dapat terlihat pada koreografer, penari, pemanjat tebing.
 Kecerdasan Musikal
Kememungkinkan individu menciptakan, mengkomunikasikan dan memahami
makna yang dihasilkan oleh suara. Komponen inti dalam pemprosesan informasi meliputi pitch,
ritme dan timbre. Terlihat pada komposer, konduktor, teknisi audio, mereka yang kompeten
pada musik instrumentalia dan akustik.

14
 Kecerdasan Interpersonal
Kecerdasan interpersonal merupakan kecerdasan dalam berhubungan dan
memahami orang lain di luar dirinya. Kecerdasan tersebut menuntun individu untuk melihat
berbagai fenomena dari sudut pandang orang lain, agar dapat memahami bagaimana mereka
melihat dan merasakan. Sehingga terbentuk kemampuan yang bagus dalam mengorganisasikan
orang, menjalin kerjasama dengan orang lain ataupun menjaga kesatuan suatu kelompok.
Kemampuan tersebut ditunjang dengan bahasa verbal dan non-verbal untuk membuka saluran
komunikasi dengan orang lain.
 Kecerdasan Intrapersonal
Kecerdasan intrapersonal tergantung pada proses dasar yang memungkinkan
individu untuk mengklasifikasikan dengan tepat perasaan-perasaan mereka, misalnya
membedakan sakit dan senang dan bertingkah laku tepat sesuai pembedaan tersebut.
Kecerdasan ini memungkinkan individu untuk membangun model mental mereka yang akurat,
dan menggambarkan beberapa model untuk membuat keputusan yang baik dalam hidup mereka.

2.2.3Usaha Guru Membantu Siswa Dalam Belajar Sesuai Dalam Belajar Sesuai
Dengan Potensinya

Guru berusaha membimbing siswa agar dapat menemukan berbagai potensi yang
dimilikinya, membimbing siswa agar dapat mencapai dan melaksanakan tugas-tugas
perkembangan mereka, sehingga dengan ketercapaian itu siswa akan tumbuh dan berkembang
menjadi seseorang sesuai dengan minat dan bakat yang dimilikinya.
Siswa adalah individu yang unik. Artinya, tidak ada dua individu yang sama.
Walaupun secara fisik mungkin individu memiliki kemiripan, akan tetapi pada hakikatnya
mereka tidaklah sama, baik dalam bakat, minat, kemampuan dan sebagainya. Di samping itu
setiap individu juga adalah makhluk yang sedang berkembang. Irama perkembangan mereka
tentu tidaklah sama juga. Perbedaan itulah yang menuntut guru harus berperan sebagai
pembimbing.Seorang guru tidak dapat memaksa agar siswanya menjadi ”itu” atau menjadi
”ini”. Tugas guru adalah menjaga, mengarahkan dan membimbing agar siswa tumbuh dan
berkembang sesuai dengan potensi, minat dan bakatnya.

BAB III
TAHAP PELAKSANAAN

15
3.1 Persiapan Kegiatan
Dalam Pengaruh Motivasi Belajar dalam Pemanfaatan Tes Intelligence Quotient (IQ) di
SMA Negeri 5 Medan, dapat diterapkan dengan efektif apabila fasilitator atau pendidik antara
lain sebagai berikut:
a) Bersikap menerima dan tidak mengadili pilihan nilai peserta didik,menghindari kesan
memberi nasihat, menggurui seakan pendidik lebih tahu dan lebih baik.
b) Membiarkan adanya kebhinekaan pandangan,dialog dilakukan secara terbuka, bebas dan
individual .
c) Menghargai jawaban/respons peserta didik, tidak memaksa peserta didik untuk
memberikan respons tertentu apabila memang peserta didik tidak menghendakinya.
d) Menghargai kesediaan peserta didik untuk ikut berpartisipasi atau tidak,hindari unsur
pemaksaan untuk berpendapat atau bersikap.
e) Mendorong peserta didik untuk menjawab, mengutarakan pilihan dan mengambil sikap
secara jujur.
f) Mahir mendengarkan dan mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang bersifat
mengklarifikasi nilai hidup.
g) Mahir mengajukan atau membangkitkan pertanyaan-pertanyaan yang menyangkut
kehidupan pribadi dan sosial.

Agar proses Motivasi Belajar dapat berlangsug secara efektif dalam proses pembelajaran di
kelas maka metode pembelajaran yang digunakan oleh pendidik adalah dengan berpusat kepada
isi dari pembelajaran, tujuan pembelajaran, metode pembelajaran, dan media pembelajaran yang
digunakan. Adapun metode pembelajaran tersebut adalah sebagai berikut:
1. Dalam kegiatan pembelajaran, usahakan pembelajaran berpusat pada siswa. Jadikan siswa
sebagai peserta aktif bukan pasif. Guru dapat menggunakan metode yang aktif dengan
memberikan tugas yang menantang kepada siswa sehingga siswa termotivasi untuk
menyelesaikan tantangan tersebut.
2. Guru dapat menggunakan media belajar yang tepat. Media belajar yang menarik perhatian
siswa akan membuat sisa termotivasi untuk belajar. Tidak harus sulit dan mahal,
manfaatkan benda-benda atau hal apa saja yang ada di sekitar kita.
3. Tunjukkan antusiasme sebagai guru dalam mengajar. Usahakan guru tampil prima,
bersemangat dan percaya diri. Gunakan kemampuan sebagai penutur cerita yang baik,
karena pada dasarnya guru adalah seorang aktor.
4. Guru menciptakan suasana belajar yang menyenangkan. Siswa hanya mungkin akan belajar
baik jika suasana belajar menyenangkan. Hindari hal-hal yang menimbulkan ketegangan.
Guru juga bisa sesekali menciptakan kelucuan.
5. Berilah komentar yang positif terhadap hasil kerja siswa. Pada dasarnya siswa butuh
penghargaan, paling tidak mendapat komentar positif dari guru misal kata-kata “bagus”,
“teruskan usahamu”, atau “kamu hebat”.

Menurut Komalasari (2010: 57) model pembelajaran pada dasarnya merupakan bentuk
pembelajaran yang tergambar dari awal sampai akhir yang disajikan secara khas oleh guru.
Dengan kata lain, model pembelajaran merupakan wadah atau bungkus dari penerapan suatu
pendekatan, metode, dan teknik pembelajaran.

16
Ada beberapa bentuk dan cara memunculkan motivasi pada peserta didik di sekolah yang
dapat dilakukan oleh guru, (Sardiman, 2011: 92) menjelaskan bentuk dan cara memotivasi
peserta didik dalam kegiatan belajar di sekolah.
1. Memberi Angka
Angka merupakan simbol dari nilai kegiatan belajarnya. Nilai hasil ulangan atau raport
yang baik bagi para siswa adalah motivasi yang sangat kuat.
2. Hadiah
Hadiah dapat juga dikatakan sebagai motivasi, tetapi tidak selalu demikian. Karena
hadiah untuk suatu pekerjaan, mungkin tidak akan menarik bagi seseorang yang tidak senang
dan tidak berbakat untuk suatu pekerjaan tersebut.
3. Saingan/Kompetisi
Saingan atau kompetisi dapat digunakan sebagai alat motivasi untuk mendorong siswa.
Persaingan, baik persaingan individual maupun persaingan kelompok dapat meningkatkan
kegiatan belajar siswa.
4. Ego-involvement
Menumbuhkan kesadaran kepada siswa agar merasakan pentingnya tugas dan
menerimanya sebagai tantangan sehingga bekerja keras dengan mempertaruhkan harga diri,
adalah sebagai salah satu bentuk motivasi yang cukup penting. Penyelesaian tugas dengan baik
adalah simbol kebanggaan dan harga diri, begitu juga untuk siswa si subjek belajar. Para siswa
akan belajar dengan keras bisa jadi karena harga dirinya.
5. Memberi Ulangan
Para sisiwa akan menjadi giat belajar kalau mengetahui akan ada ulangan. Oleh karena
itu, memberi ulangan ini juga merupakan sarana motivasi. Namun yang harus diingat oleh guru
adalah jangan memberikan ulangan terlalu sering karena bisa membosankan dan bersifat
rutitinitas.
6. Mengetahui Hasil
Dengan mengetahui hasil pekerjaan, apabila terjadi kemajuan, akan mendorong siswa
untuk lebih giat belajar. Semakin mengetahui bahwa grafik hasil belajar meningkat, maka ada
motivasi pada diri siswa untuk terus belajar, dengan harapan hasilnya terus meningkat.
7. Pujian
Apabila ada siswa yang sukses berhasil menyelesaikan tugas dengan baik, perlu
diberikan pujian. Pujian ini adalah bentuk reinforcement yang positif dan sekaligus merupakan
motivasi yang baik.
8. Hukuman
Hukuman sebagai reinforcement yang negatif tetapi kalau diberikan secara tepat dan
bijak bisa menjadi alat motivasi. Oleh karena itu guru harus memahami prinsip-prinsip
pemberian hukuman.

9. Minat
Motivasi muncul karena ada kebutuhan, begitu juga minat sehingga tepatlah kalu minat
merupakan alat motivasi yang pokok. Proses belajar itu akan berjalan lancar kalau disertai
dengan minat.

17
3.2 Pelaksanaan Kegiatan
Proses pelaksanaan Motivasi Belajar dalam Pemanfaatan Tes Intelligence Quotient (IQ)
mencakup Keberhasilan dalam mencapai tujuan pembelajaran berupa hasil belajar yang
dipengaruhi oleh beberapa faktor. Hal tersebut sesuai dengan pendapat Slameto (1995) yang
menjelaskan bahwa faktor yang mempengaruhi hasil belajar secara umum dikelompokkan
menjadi dua yaitu faktor eksternal dan internal. Faktor eksternal merupakan faktor yang berasal
dari luar diri seseorang mencakup faktor keluarga, sekolah dan masyarakat. Faktor internal
merupakan faktor yang berasal dari dalam diri seseorang mencakup faktor jasmaniah (kesehatan
dan cacat tubuh), faktor psikologi (inteligensi, motivasi, bakat, minat, perhatian dan lain-lain)
serta faktor kelelahan. Menurut Sudjana (2005), hasil belajar siswa dipengaruhi oleh
kemampuan siswa (internal) sebesar 70% dan dipengaruhi lingkungan (eksternal) sebesar 30%.
Akan tetapi, faktor eksternal dan internal akan saling berhubungan dan saling mendukung dalam
pencapaian hasil belajar siswa.
Hamalik (2003) berpendapat bahwa di dalam diri siswa, terdapat banyak potensi yang siap
berkembang. Potensi tersebut tentunya mencakup kemampuan berpikir, dimana masing-masing
siswa akan memiliki kemampuan berpikir yang berbeda sehingga pencapaian jenjang belajar
kognitif tiap siswa juga tidak sama. Oleh karena itu, hasil belajar kognitif yang dicapai siswa
sebagai subjek pembelajaran akan berbeda pula. Hal tersebut sesuai dengan pendapat
Aunurrahman (2009) yang menyebutkan bahwa hasil belajar kognitif akan bervariasi sesuai
dengan perbedaan kemampuan tiap siswa. Kemampuan berpikir mungkin merupakan faktor
yang sangat mempengaruhi hasil belajar, namun dalam pencapaian hasil belajar, terdapat
banyak faktor yang mempengaruhi.
Inteligensi merupakan salah satu faktor internal yang secara umum dikenal dapat
mempengaruhi hasil belajar. Dimyati dan Mudjiono (2002) berpendapat bahwa inteligensi
merupakan keseluruhan kecakapan yang dimiliki seseorang sehingga dapat bertindak dan
berpikir secara terarah dan baik. Inteligensi seseorang khususnya siswa dapat diukur melalui tes
IQ. Intelligence Quotient (IQ) merupakan skor yang diperoleh dari tes inteligensi yang sudah
distandarisasi atau sebagai ukuran tingkat kecerdasan seseorang yang berkaitan dengan usia
mental dan usia sebenarnya.

3.3 Evaluasi Kegiatan


Tahap evaluasi dilakukan untuk mengetahui seberapa efektif Program Kreativitas
Mahasiswa Karsa Cipta yang telah dilakukan.Tahap ini dilakukan dengan membandingkan
kondisi peserta didik sebelum dan setelah menggunakan Pengaruh Motivasi Belajar dalam
Pemanfaatan Tes Intelligence Quotient (IQ) di SMA Negeri 5 Medan.

BAB IV BIAYA DAN JADWAL KEGIATAN

4.1 Anggaran Biaya

18
Kegiatan Bulan 1 Bulan 2 Bulan 3 Bulan 4

1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5
Study Pustaka
Tahap Persiapan
Tahap Pelaksanaan

Evaluasi

4.2 Jadwal Kegiatan

No. JENIS PENGELUARAN BIAYA (Rp.)


1 Peralatan Penunjang 1.000.000
2 Bahan Habis Pakai 1.200.000
3 Perjalanan 3.000.000
4 Lain-lain 5.000.000
JUMLAH Rp 10.200.000

DAFTAR PUSTAKA

Dr. Tohirin, M. Pd. 2014. Bimbingan dan Konseling di sekolah dan Madrasah. Jakarta. PT:Raja
Grafindo Persada.

19
Drs. Sukardi D. K. 2000. Pengantar Pelaksanaan Program Bimbingan danKonseling di
Sekolah. Jakarta. Pt: Rineka Cipta.
Drs. Walgito Bimo. 1980. Bimbingan dan Penyuluhan di Sekolah. Yogyakarta.
Yayasan Penerbitan Fakultas Psikologi UGM
Oktiani, Ifni. (2017). Kreativitas Guru dalam Memotivasi Belajar Peserta Didik. Jurnal
Kependidikan. 2598-4845.
https://jurnalkependidikan.iainpurwokerto.ac.id
Adiputra, Sofwan. (2017). Motivasi dan Prestasi Belajar Siswa di Indonesia: Kajian Meta-
Analisis. Konselor. 2541-5948.
http://ejournal.unp.ac.id/index.php/konselor
Arianti. (2019). Peranan Guru dalam Meminimalisir. DIDAKTIKA : Jurnal Kependidikan, 12,
117–134.
ARIANTI, A. (2019). Peranan Guru Dalam Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa.
DIDAKTIKA : Jurnal Kependidikan, 12(2), 117–134.
https://doi.org/10.30863/didaktika.v12i2.181
Tabitta Tiurma Daniati. (n.d.). regresi X 1 dan X 2 terhadap Y sebesar 140,616 > F. Pengaruh
Intelegensi Dan Kemandirian Belajar Terhadap Hasil Belajar Matematika, 3, 1–10.
Sunarti, S. (2013). Pengaruh Intelegensi Dan Motivasi Belajar Terhadap Prestasi Belajar Siswa
Kelas X Sma Negeri 6 Purworejo. Oikonomia: Jurnal Pendidikan Ekonomi, 2(4).
https://www.academia.edu/10964731/PERANAN_INTELEGENSI_DALAM_BELAJAR?
auto=download

LAMPIRAN-LAMPIRAN
Lampiran 1. Biodata Ketua, Anggota, dan Dosen Pembimbing

1.1 Identitas Diri Ketua Kelompok

20
1 Nama Lengkap Edy Andriarto Habib
2 Jenis Kelamin Laki-Laki
3 Program Studi Bimbingan dan Konseling
4 NIM 1193151022
5 Email edyandriarto18habib@gmail.com

6 NO Telepon/HP 082248472373

Riwayat Pendidikan
SD SMP SMA
Nama Instansi SD Negeri 018439 MTs. Negeri Kisaran Man Asahan
Sentang
Jurusan - - IPS
Tahun Masuk-Lulus 2008-2013 2013-2016 2016-2019

Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan dapat
dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila di kemudian hari ternyata dijumpai
ketidaksesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima sanksi.Demikian biodata ini saya
buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam pengajuan Program
Kreativitas – Penelitian.

Medan, Mei 2020


                                             Pengusul,

 (Edy Andriarto Habib )

1.2 Identitas Diri Anggota 1

1 Nama Lengkap Jhon Ericson Damanik


2 Jenis Kelamin Laki-laki
3 Program Studi Bimbingan dan Konseling

21
4 NIM 1193351074
5 Email Jhondamanik24@Gmail.com

6 NO Telepon/HP 087890869085

Riwayat Pendidikan
SD SMP SMA
Nama Instansi SD 10740 Tembung SMP Negeri 2 Tembung SMA Negeri 21
Medan
Jurusan - - IPA
Tahun Masuk-Lulus 2007 - 2013 2013 - 2016 2016 – 2019

Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan dapat
dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila di kemudian hari ternyata dijumpai
ketidaksesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima sanksi.Demikian biodata ini saya
buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam pengajuan Program
Kreativitas – Penelitian.

Medan, Mei 2020


                                             Pengusul,

 (Jhon Ericson Damanik)

1.3 Identitas Anggota 2

1 Nama Lengkap Putri Tasyaa Muri Handayani


2 Jenis Kelamin Peremuan
3 Program Studi Bimbingan dan Konseling
4 NIM 1193351058

22
5 Email Putritasyaamurihandayani@Gmail.com
6 NO Telepon/HP 085296426121

Riwayat Pendidikan
SD SMP SMA
Nama Instansi SD Negeri 013858 SMP Negeri 1 Simpang SMA Negeri 1
Empat Simpang Empat
Jurusan - - IPA
Tahun Masuk-Lulus 2007 – 2013 2013-2016 2016-2019

Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan dapat
dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila di kemudian hari ternyata dijumpai
ketidaksesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima sanksi.Demikian biodata ini saya
buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam pengajuan Program
Kreativitas – Penelitian.

Medan, Mei 2020


                                             Pengusul,

(Putri Tasyaa Muri Handayani)

1.4 Identitas Anggota 3

1 Nama Lengkap Santi Florida Situngkir


2 Jenis Kelamin Perempuan
3 Program Studi Bimbingan dan Konseling
4 NIM 1193351029

23
5 Email santi17072016@Gmail.com

6 NO Telepon/HP 08789784773

Riwayat Pendidikan
SD SMP SMA
Nama Instansi SD RK Budi Luhur SMP Negeri 37 Medan SMA Negeri 5
Medan Medan
Jurusan - - IPA
Tahun Masuk- 2007 - 2013 2013 - 2016 2016 – 2019
Lulus

Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan dapat
dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila di kemudian hari ternyata dijumpai
ketidaksesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima sanksi.Demikian biodata ini saya
buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam pengajuan Program
Kreativitas – Penelitian.

Medan, Mei 2020


                                             Pengusul,

(Santi Florida Situngkir)

1.5 Identitas Anggota 4

1 Nama Lengkap Sekar Sari


2 Jenis Kelamin Perempuan
3 Program Studi Bimbingan dan Konseling
4 NIM 1191151013
5 Email Sekarsari12062019@Gmail.com

24
6 NO Telepon/HP 082366825021

Riwayat Pendidikan
SD SMP SMA
Nama Instansi SD Negeri 010208 MTS Negeri Lima Puluh MAN Batu Bara
Simpang Gambus
Jurusan - - IPS
Tahun Masuk- 2003 -2013 2013-2016 2016–2019
Lulus

Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan dapat
dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila di kemudian hari ternyata dijumpai
ketidaksesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima sanksi.Demikian biodata ini saya
buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam pengajuan Program
Kreativitas – Penelitian.

Medan, Mei 2020


                                             Pengusul,

(Sekar Sari)

Lampiran 2. Justifikasi Anggaran


1. Peralatan Penunjang (15-25%)

Material Justifikasi Kuantitas Harga Total


Pemakaian Satuan (Rp)
Buku Sumber 6 buku Rp. 50.000 Rp. 300.000
referensi
Flashdis Menyimpan 1 Unit Rp 100.000 Rp 100.000

25
Kingston dokumen
16 GB penelitian
Rental Cetak 1 Unit Rp 500.000 Rp 400.000
printer laporan
Canon
Rental Dokumentasi 1 Unit Rp 300.000 Rp 200.000
kamera
SUB TOTAL ( Rp) Rp 1.000.000

2. Bahan Habis Pakai (30-40%)

Material Justifikasi Kuantitas Harga Total


Pemakaian Satuan (Rp)
Kertas HVS Mencetak 5 rim Rp 50.000 Rp 250.000
80g Laporan
Tinta printer Mencetak 4 pcs Rp 62.500 Rp 250.000
Lapora
ATK Menyusun 1 set Rp 500.000 Rp 500.000
Laporan
Foto copy Pembuatan tes 1000 hlm Rp 200 Rp 200.000
dan angket
SUB TOTAL ( Rp) Rp 1.200.000

3. Perjalanann (30-40%)

Material Justifikasi Kuantitas Harga Satuan Total


Pemakaian (Rp)
Transportasi ke Transportasi 5 orang Rp 100.000 Rp 2.000.000
tempat selama 4 Bulan
penelitian
Transportasi Transportasi selama 4 5 orang Rp 50.000 Rp 1.000.000
membeli Bulan
barang
Makan dan Keperluan peneliti 5 orang Rp 100.000 Rp 2.000.000
minum selama 4 Bulan

SUB TOTAL (Rp) Rp 5.000.000

4. Lain-lain (10%)

26
Material Justifikasi Kuantitas Harga Total
Penilitian Satuan (Rp)
Pengandaan Dokumentasi 3 buah Rp 150.000 Rp 450.000
laporan
Seminar hasil Publikasi - Rp 1.000.000 Rp 1.000.000
PKM
Laporan Penyusunan 3 orang Rp 100.000 Rp 300.000
kemajuan laporan
Catatan harian Penyusunan 3 orang Rp 50.000 Rp 150.000
laporan
Poster 2 unit Rp 100.000 Rp 200.000
Tabulasi data Penyusunan 2 unit Rp 300.000 Rp 600.000
laporan
Pengolahan dan Penyusunan 2 orang Rp 300.000 Rp 600.000
analisis data laporan
Editing dan Penyusunan 1 orang Rp 800.000 Rp 800.000
Entry data laporan
Foto copy dan Penyusunan laporan 4 unit Rp 150.000 Rp 600.000
penjilidan
laporan
Dokumentasi Cetak Foto 30 buah Rp 10.000 Rp 300.000
SUB TOTAL (Rp) Rp 5.000.000
TOTAL ( KESELURUHAN) (Rp) Rp 10.200.000

Lampiran 3. Susunan Organisasi Tim Peneliti dan Pembagian Tugas

No Nama/NIM Progra Bidang Alokasi Uraian Tugas


m Ilmu Waktu
Studi (jam/minggu)
1 Edy Andriarto Bimbingan dan Ilmu 6 jam Analisis Data
Habib. Konseling Pendidikan /minggu
(113151022)
2 Jhon Erikson Bimbingan dan Ilmu 6 jam Pengumpulan
Damanik Konseling Pendidikan /minggu Data
(1193351074)
3 Putri Tasyaa Bimbingan dan Ilmu 6 jam Pengumpulan
Muri Handayani Konseling Pendidikan /minggu Data
(1193351031)
4 Santi Florida Bimbingan dan Ilmu 6 jam Pembuatan
Situngkir Konseling Pendidikan /minggu Laporan
(1193351029)
5 Sekar Sari Bimbingan dan Ilmu 6 jam Pembuatan

27
(1191151013) Konseling Pendidikan /minggu Laporan

28

Anda mungkin juga menyukai