Anda di halaman 1dari 21

LAPORAN MINI RISET (MR)

MK. DASAR-DASAR
BIMBINGAN DAN KONSELING

SKOR NILAI :

PERMASALAHAN YANG DIALAMI SISWA/I DALAM HAL


BERSEKOLAH SELAMA MASA PANDEMI DAN UPAYA/PERAN
GURU BK DALAM HAL TERSEBUT DI SMAN 1 DOLOK
BATUNANGGAR DAN SMAS BINTANG TIMUR

NAMA MAHASISWA : BRYAN FERNANDO TURNIP

NIM : 1203111148

DOSEN PENGAMPU : ARMITASARI, S.Pd, M.Pd

MATA KULIAH : DASAR-DASAR BIMBINGAN DAN KONSELING

PROGRAM STUDI S1 PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN – UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

NOVEMBER, 2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan yang Maha Esa, karena telah memberikan rahmat serta
karuniaNya kepada saya, sehingga saya mampu menyelesaikan tugas Mini Riset (MR) ini.
Tugas ini dibuat semestinya untuk memenuhi salah satu tugas dari mata kuliah Dasar-Dasar
Bimbingan dan Konseling yang diampu oleh Ibu Armitasari S.Pd, M.Pd.

Mini Riset ini disusun dengan harapan dapat menambah pengetahuan serta wawasan
dalam berpikir maupun bertingkah laku khususnya dalam melihat perkembangan dan
menerapkan Bimbingan dan Konseling di sekolah dan di kehidupan sehari-hari. Saya
menyadari bahwa tugas Mini Riset ini masih jauh dari kata sempurna, jika di dalam tugas ini
terdapat banyak kekurangan maupun kesalahan dalam penulisan saya mohon maaf. Karena itu
saya sangat menerima kritik dan saran dari para pembaca yang sifatnya membangun guna
menyempurnakan tugas ini. Atas perhatiannya saya ucapkan terima kasih.

Medan, November 2020

Penulis

Bryan Fernando Turnip

1203111148
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................................................ 2


DAFTAR ISI........................................................................................................................................... 3
BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................................................... 4
1.1 Latar Belakang Masalah.......................................................................................................... 4
1.2 Identifikasi Masalah ................................................................................................................ 4
1.3 Batasan Masalah ..................................................................................................................... 5
1.4 Rumusan Masalah ................................................................................................................... 5
1.5 Tujuan Penelitian .................................................................................................................... 5
1.6 Manfaat Penelitian .................................................................................................................. 6

BAB II LANDASAN TEORI ................................................................................................................. 7


2.1 Teori Bimbingan Konseling .................................................................................................... 7
2.2 Kerangka Berpikir ................................................................................................................. 10

BAB III METODE SURVEY ............................................................................................................... 11


3.1 Tempat Penelitian ................................................................................................................. 11
3.2 Subjek Penelitian .................................................................................................................. 11
3.3 Teknik Pengambilan Data ..................................................................................................... 11
3.4 Instrumen Penelitian ............................................................................................................. 11
3.5 Teknik Analisis Data............................................................................................................. 12

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN .............................................................................................. 13


4.1 Deskripsi Hasil Penelitian ..................................................................................................... 13
4.2 Pembahasan........................................................................................................................... 18

BAB V PENUTUP ............................................................................................................................... 20


5.1 Kesimpulan ........................................................................................................................... 20
5.2 Saran ..................................................................................................................................... 20

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................................................... 21


LINK LAMPIRAN ............................................................................................................................... 21
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Secara umum bimbingan dan konseling telah memiliki kedudukan yang sangat kuat.
Setiap lembaga pendidikan selayaknya memiliki unit bimbingan dan konseling dalam upaya
optimalisasi potensi pendidikan. Bimbingan konseling merupakan serangkaian program
layanan yang diberikan kepada peserta didik agar mereka mampu berkembang lebih baik.
Bimbingan konseling dilaksanakan disekolah-sekolah mulai dari tingkat dasar, bahkan pra
sekolah sampai dengan tingkat tinggi.

Bimbingan dan konseling ada untuk menolong pelajar memahami berbagai pengalaman
diri, peluang yang ada serta pilihan yang terbuka untuk mereka dengan menolong mereka
mengenal, membuat interpretasi dan bertindak terhadap kekuatan sendiri, dan bersumber dari
diri mereka dan bertujuan untuk mempercepat perkembangan diri pelajar. Seorang konselor
dalam pelayanan bimbingan dan konseling merupakan pekerjaan profesional, oleh sebab itu
praktiknya harus mengikuti asas-asas, dan landasan-landasan tertentu.

Keberadaan Bimbingan dan Konseling dalam sistem pendidikan memerlukan berbagai


upaya untuk tercapainya perkembangan yang optimal dari setiap peserta didik, sehingga tujuan
pendidikan nasional dapat tercapai, serta tercapainya pembangunan manusia Indonesia yang
bermutu. Bimbingan dan konseling inilah yang sangat penting di terapkan di lingkungan
sekolah untuk membimbing dan menyelesaikan masalah peserta didik serta memberi motivasi
diri bahwa peserta didik tersebut merupakan suatu pribadi yang unik dan mampu bersaing serta
menyesuaikan diri dengan lingkungan sekitarnya.

1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah, masalah yang muncul dapat diidentifikasi sebagai
berikut:

1. Guru BK di SMAN 1 Dolok Batunanggar dan SMAS Bintang Timur Pematang


Siantar masih ada yang belum menguasai keterampilan konseling secara optimal.
2. Konseli di SMAN 1 Dolok Batunanggar dan SMAS Bintang Timur Pematang
Siantar ada yang cenderung tertutup ketika konseling.
3. Konseli di SMAN 1 Dolok Batunanggar dan SMAS Bintang Timur Pematang
Siantar masih ada yang tidak paham atas pembelajaran yang diberikan Konselor
dikarenakan masa pandemi ini.
4. Guru BK di SMAN 1 Dolok Batunanggar dan SMAS Bintang Timur Pematang
Siantar masih ada yang tidak peduli terhadap konseli.
5. Guru BK di SMAN 1 Dolok Batunanggar dan SMAS Bintang Timur Pematang
Siantar masih memilih-milih untuk berkonseling kepada siswa/i tertentu.

1.3 Batasan Masalah

Dari beberapa permasalahan yang dapat diidentifikasi, penulis membatasi masalah


penelitian pada:

1. Kontribusi kompetensi sosial dan kompetensi kepribadian guru yang berkaitan


dengan pelaksanaan bimbingan dan konseling di SMAN 1 Dolok Batunanggar
dan SMAS Bintang Timur Pematang Siantar.
2. Tingkat penerimaan guru bimbingan dan konseling dalam menghadapi cobaan
yang terjadi pada dirinya masih rendah.
3. Guru bimbingan dan konseling memiliki perilaku prososial yang rendah,
sehingga kurang peka dalam memberikan layanan bimbingan dan konseling.

1.4 Rumusan Masalah

1. Bagaimana upaya/peran yang dilakukan oleh guru BK di SMAN 1 Dolok


Batunanggar dan SMAS Bintang Timur Pematang Siantar dalam bersekolah selama
masa pandemi ini?

1.5 Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui dan mengevaluasi palayanan yang dilakukan guru BK dalam masa
pandemi ini.
2. Untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah dasar-dasar bimbingan dan konseling
3. Untuk mengetahui permasalahan yang dialami siswa/i SMAN 1 Dolok Batunanggar
dan SMAS Bintang Timur Pematang Siantar dalam bersekolah selama masa pandemi
ini.
1.6 Manfaat Penelitian

1. Dapat melatih kemampuan mahasiswa dalam melakukan penelitian terhadap


sekolah.
2. Mahasiswa, guru dan orangtua mengerti akan penerapan pelayanan yang dilakukan
guru bimbingan dan konseling.
3. Menambah wawasan berpikir para pembaca.
4. Menjadi pedoman bagi calon konselor kelak dalam penerapan layanan bimbingan
dan konseling.
5. Dapat menyelesaikan masalah dengan mudah bagi konselor.
BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Teori Bimbingan Konseling

A. Pengertian Bimbingan Konseling

Bimbingan konseling adalah memandirikan individu atau suatu proses usaha yang
diberikan konselor untuk memfasilitasi/ membantu konseli/individu agar mampu
mengembangkan potensi atau mengatasi masalah (Setiawati, 2009: 72). Artinya adalah Proses
bimbingan konseling melibatkan manusia dan kemanusiaanya sebagai totalitas, menyangkut
segenap potensi dan kecenderungannya, perkembangannya, dinamika kehidupannya,
permasalahanpermasalahannya, dan interaksi dinamis antara berbagai unsur yang ada. Dalam
penyelenggaraan pendidikan peristiwa bimbingan setiap kali dapat terjadi yaitu guru
membimbing murid-muridnya, baik melalui kegiatan pengajaran maupun non pengajaran.

Perlu di ketahui bahwa konsepsi bimbingan konseling mengalami perkembangan.


Menurut Miller (Prayitno, 1999) ada 5 periode: 1) Periode parsonian, bimbingan di lihat
sebagai usaha mengumpulkan berbagai keterangan tentang individu dan tentang jabatan (kedua
keterangan di cocokkan yang di gunakan untuk menentukan jabatan yang paling cocok untuk
individu yang di maksudkan). 2) Periode yang menekankan pada bimbingan pendidikan,
artinya bimbingan di rumuskan sebagai suatu totalitas pelayanan yang secara keseluruhan dapat
diintegrasikan ke dalam upaya pendidikan (rumusan tentang konseling belum dimunculkan).
3) Periode yang perhatian utamanya adalah pelayanan untuk penyelesaian diri. Artinya
pelayanan bimbingan tidak hanya untuk usaha-usaha pendidikan dan mencocokkan individu
dengan jabatan yang sesuai tapi juga untuk peningkatan kehidupan mental. Keseluruhan upaya
bimbingan di tekankan untuk membantu penyesuaian diri individu terhadap dirinya,
lingkungan dan masyarakat dalam usaha membantu individu memecahkan masalah-masalah
dalam kehidupan individu yang kadang-kadang pelik dan mendasar (rumusan tentang
konseling di munculkan). 4) Periode yang gerakan bimbingannya menekankan pentingnya
proses perkembangan individu, artinya pelayanan bimbingan dihubungkan dengan usaha
individu untuk memenuhi tugas-tugas perkembangannya yaitu: dalam mengembangkan
potensi dan kemampuannya dalam mencapai kematangan dan kedewasaan. 5) Periode yang
tampak adanya dua arah, yaitu: kecenderungan kembali pada periode pertama dan
kecenderungan yang lebih menekankan pada rekonstruksi sosial (dan personal) dalam rangka
membantu pemecahan masalah yang di hadapi individu.
B. Asas-Asas Bimbingan Konseling

Asas-asas bimbingan konseling yaitu ketentuan-ketentuan yang harus di terapkan


dalam penyelenggaraan pelayanan itu. Apabila asas-asas itu diikuti dan terselenggara dengan
baik sangat dapat diharapkan proses pelayanan mengarah pada pencapaian tujuan. Asasasas
yang dimaksud adalah:

1. Asas kerahasiaan (kunci dalam bimbingan konseling): artinya segala sesuatu yang
di bicarakan klien kepada konselor tidak boleh disampaikan kepada orang lain,
sehingga akan mendapat kepercayaan dari semua pihak.
2. Asas kesukarelaan: artinya proses bimbingan konseling berlangsung atas dasar
sukarela/tidak ada paksaan.
3. Asas keterbukaan: artinya klien berbicara sejujur mungkin tentang dirinya
sehingga penelaahan serta pengkajian berbagai kekuatan dan kelemahan dapat
dilaksanakan.
4. Asas kekinian: artinya masalah individu yang di tanggulangi adalah masalah-
masalah yang sedang di rasakan, konselor juga tidak boleh menunda-nunda
pemberian bantuan.
5. Asas kemandirian: artinya pelayanan bimbingan konseling bertujuan menjadikan
si terbimbing dapat berdiri sendiri/ mandiri setelah dibantu.
6. Asas kegiatan: artinya klien melakukan sendiri kegiatan dalam mencapai tujuan
bimbingan konseling. Konselor hendaklah membangkitkan semangat klien untuk
melaksanakan kegiatan yang diperlukan dalam penyelesaian masalah.
7. Asas kedinamisan: artinya usaha pelayanan bimbingan konseling menghendaki
terjadinya perubahan pada klien.
8. Asas keterpaduan: artinya pelayanan dan bimbingan konseling berusaha
memadukan berbagai aspek kepribadian klien agar seimbang, serasai dan terpadu.
9. Asas kenormatifan: artinya usaha bimbingan konseling tidak boleh bertentangan
dengan norma-norma yang berlaku.
10. Asas keahlian: artinya usaha bimbingan konseling perlu dilakukan secara teratur
dan sistematik dengan menggunakan prosedur, teknik dan alat (instrumentasi
bimbingan konseling) yang memadai.
11. Asas alih tangan: artinya jika konselor sudah mengerahkan segenap
kemampuannya untuk membantu individu, namun individu belum dapat terbantu
sebagaimana yang di harapkan, maka konselor dapat mengirim individu tersebut
kepada petugas/badan yang lebih ahli.
12. Asas tutwuri handayani menuntut agar pelayanan bimbingan konseling tidak hanya
dirasakan pada waktu klien mengalami masalah dan menghadap konselor saja,
namun diluar hubungan proses bantuan bimbingan konseling pun hendaknya
dirasakan adanya manfaatnya pelayanan bimbingan konseling itu.
C. Arah Pelayanan Bimbingan Konseling

a. Pelayanan Dasar
Pelayanan mengarah kepada terpenuhinya kebutuhan siswa yang paling
elementer, yaitu kebutuhan makan dan minum, udara segar, dan kesehatan, serta
kebutuhan hubungan sosio-emosional. Orang tua, guru dan orang-orang yang dekat
(significant persons) memiliki peranan paling dominan dalam pemenuhan kebutuhan
dasar siswa. Dalam hal ini, Guru BK atau Konselor pada umumnya berperan secara
tidak langsung dan mendorong para significant persons berperan optimal dalam
memenuhi kebutuhan paling elementer siswa.

b. Pelayanan Pengembangan
Pelayanan untuk mengembangkan potensi peserta didik sesuai dengan tahap-
tahap dan tugas-tugas perkembangannya. Dengan pelayanan pengembangan yang
cukup baik siswa akan dapat menjalani kehidupan dan perkembangan dirinya dengan
wajar, tanpa beban yang memberatkan, memperoleh penyaluran bagi pengembangan
potensi yang dimiliki secara optimal, serta menatap masa depan dengan cerah. Upaya
pendidikan pada umumnya merupakan pelaksanaan pelayanan pengembangan bagi
peserta didik. Dalam hal ini, pelayanan BK yang dilaksanakan oleh Guru BK atau
Konselor selalu diarahkan dan mengacu kepada tahap dan tugas perkembangan siswa.

c. Pelayanan Teraputik
Pelayanan untuk menangani pemasalahan yang diakibatkan oleh gangguan
terhadap pelayanan dasar dan pelayanan pengembangan, serta pelayanan pemi natan.
Permasalahan tersebut dapat terkait dengan kehidupan pribadi, kehidupan sosial,
kehidupan keluarga, kegiatan belajar, karir. Dalam upaya menangani permasalahan
peserta didik, Guru BK atau Konselor memiliki peran dominan. Peran pelayanan
teraputik oleh Guru BK atau Konselor dapat menjangkau aspek-aspek pelayanan
dasar, pelayanan pengem-bangan, dan pelayanan peminatan.

d. Pelayanan Arah Peminatan/Lintas Minat/ Pendalaman Minat Studi Siswa


Pelayanan yang secara khusus tertuju kepada peminatan/lintas
minat/pendalaman minat peserta didik sesuai dengan konstruk dan isi kurikulum yang
ada. Arah peminatan/lintas minat/pendalaman minat ini terkait dengan bidang
bimbingan pribadi, sosial, belajar, dan karir dengan menggunakan segenap perangkat
(jenis layanan dan kegiatan pendukung) yang ada dalam pelayanan BK.

e. Pelayanan Diperluas
Pelayanan dengan sasaran di luar diri siswa pada satuan pendidikan, seperti
personil satuan pendidikan, orang tua, dan warga masyarakat lainnya yang semuanya
itu terkait dengan kehidupan satuan pendidikan dengan arah pokok terselenggaranya
dan suskesnya tugas utama satuan pendidikan, proses pembelajaran, optimalisasi
pengembangan potensi siswa.
2.2 Kerangka Berpikir

Penyelenggaraan bimbingan dan konseling (BK) di sekolah adalah bagian integral


dari upaya pendidikan yang berperan aktif dalam mencerdaskan kehidupan bangsa melalui
berbagai pelayanan pengembangan potensi peserta didik seoptimal mungkin. Layanan
bimbingan dan konseling dalam implementasi kurikulum 2013 dilaksanakan oleh guru BK
sesuai dengan tugas pokok dalam upaya membantu tercapainya tujuan pendidikan nasional,
dan khususnya membantu peserta didik mencapai perkembangan diri yang optimal,
mandiri, sukses, dan sejahtera.

Menurut Permendikbud Nomor 111 tahun 2014 mengenai Bimbingan dan


Konseling pada Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah yang menyatakan bahwa
pengembangan kompetensi peserta didik memerlukan sistem layanan pendidikan yang
tidak hanya mengandalkan layanan pembelajaran bidang studi dan manajemen, melainkan
layanan bantuan khusus yang bersifat psiko-edukatif melalui layanan bimbingan dan
konseling karena peserta didik masing-masing memiliki perbedaan dalam tingkat
kecerdasan, bakat, minat, kepribadian, kondisi fisik dan latar belakang keluarga serta
pengalaman belajar yang menggambarkan adanya perbedaan masalah yang dihadapi oleh
masing-masing peserta didik. Maka dari itu, guru BK diharapkan memiliki kualitas dalam
pelayanan bimbingan dan konseling (Kemendikbud, 2014).
BAB III

METODE SURVEY

3.1 Tempat Penelitian

Penelitian ini dilakukan di SMAN 1 Dolok Batunanggar dan SMAS Bintang Timur
Pematang Siantar secara online.

Waktu penelitian ini terbagi menjadi dua tahap yaitu tahap persiapan (survey) dan tahap
pengumpulan data dan pengecekan data sampai pada membuat laporan penelitian. Tahap
persiapan dilakukan pada hari Rabu, 11 November 2020. Sedangkan tahap pengumpulan data
dilakukan pada hari Kamis, 12 November 2020 – Jum`at, 13 November 2020.

3.2 Subjek Penelitian

Dalam penelitian ini subjek yang digunakan adalah remaja dengan rentang usia 16-18
tahun yang tertuju pada siswa/i SMAN 1 Dolok Batunanggar dan SMAS Bintang Timur
Pematang Siantar. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik
simple random sampling. Melalui teknik ini, SMAN 1 Dolok Batunanggar dan SMAS Bintang
Timur Pematang Siantar yang menjadi tujuan penelitian di pilih secara acak dari masing-
masing sekolah. Jumlah sampel dalam penelitian ini sebanyak 20 siswa/i yang terdiri dari
SMAN 1 Dolok Batunanggar sejumlah 10 orang dan SMAS Bintang Timur Pematang Siantar
sejumlah 10 orang.

3.3 Teknik Pengambilan Data

Metode pengumpulan data dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan kuesioner
terbuka. Artinya, kuesioner disajikan dalam bentuk sederhana dengan memberikan pertanyaan
sehingga responden dapat memberi isian sesuai kehendak dan keadaanya.

3.4 Instrumen Penelitian

Setelah melakukan pengumpulan data dengan menggunakan kuesioner terbuka, peneliti


mumbuat pertanyaan dengan menggunakan kuesioner tersebut. Pertanyaannya yaitu:
1. Apa permasalahan yang siswa/i hadapi selama masa pandemi ini dalam hal
sekolah ?
2. Apa upaya/peran yang dilakukan guru Bimbingan Konseling (BK) selama masa
pandemi ini dalam hal sekolah ?

3.5 Teknik Analisis Data

Analisi data penelitian ini dilakukan dengan cara mereduksi data, mendisplay data dan
menyimpulkan data.
BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Deskripsi Hasil Penelitian

Penelitian dilakukan dengan metode kuesioner terbuka kepada siswa/i SMAN 1 Dolok
Batunanggar dan SMAS Bintang Timur Pematang Siantar. Dari penelitian yang dilakukan,
peneliti menyebarkan kuesioner kepada siswa/i SMAN 1 Dolok Batunanggar dan SMAS
Bintang Timur berjumlah 20 orang secara online. Masing-masing siswa mendapatkan satu
kuesioner. Peneliti memberikan waktu satu hari untuk menjawab pertanyaan kuesioner terbuka
secara online. Kemudian kuesioner yang sudah diisi oleh siswa/i dikumpulkan kembali untuk
menarik kesimpulan dari penelitian mengenai ” Permasalahan Yang Dialami Siswa/i Dalam
Hal Bersekolah Selama Masa Pandemi dan Upaya/Peran Guru BK Dalam Hal Tersebut ”.

Dari penelitian yang dilakukan dengan metode penyebaran kuesioner, peneliti


menemukan responden yang berbeda dari setiap siswa/i yang berjumlah 20 orang, yaitu sebagai
berikut:

Pertanyaan pertama mengenai :


Pertanyaan kedua mengenai :
Dari lampiran diatas, maka disimpulkan bahwa permasalahan yang dialami siswa/i
dalam bersekolah sangat banyak dan upaya guru BK di masing-masing sekolah sudah baik
tetapi masih ada guru BK yang tidak peduli sama sekali kepada siswa/i tersebut.

4.2 Pembahasan

Dari hasil penelitian yang dilakukan, diketahui bahwa permasalahan yang dialami
siswa/i di SMAN 1 Dolok Batunanggar dan SMAS Bintang Timur Pematang Siantar sangatlah
banyak dalam hal bersekolah, seperti susah sinyal, kurang mengerti pembelajaran karena
dilakukan secara online sehingga membuat siswa/i tersebut sulit menerima penjelasan materi
yang diberikan guru. Upaya guru BK dalam hal ini sudah baik di kedua sekolah tersebut. Akan
tetapi, masih ada sekolah, guru BKnya, tidak peduli kepada siswa/inya, yaitu SMAN 1 Dolok
Batunanggar.

Dari lampiran diatas, ada tiga orang siswa yang menjawab bahwa upaya yang dilakukan
guru BK yaitu ” tidak ada ” di SMAN 1 Dolok Batunanggar. Sedangkan tujuh orang siswa/i
lain di sekolah tersebut menjawab bahwa ada upaya yang dilakukan oleh guru BK seperti
memberikan motivasi agar selalu semangat mengikuti pembelajaran walaupun daring,
memberikan arahan dan memberikan kedisiplinan semasa daring. Dari sini kita melihat, guru
BK di SMAN 1 Dolok Batunanggar ada beberapa orang jumlahnya dan juga ada yang masih
memberikan waktunya untuk siswa/inya. Setiap guru memiliki kesibukan/urusan pribadi
masing-masing. Sebenarnya, bukan tidak peduli kepada siswa/inya melainkan ada urusan yang
lebih penting yang dilakukan.

Pada SMAS Bintang Timur Pematang Siantar, sepuluh/semua orang siswa/i yang
diteliti menjawab bahwa upaya yang dilakukan ada berbeda-beda, seperti memberikan arahan
yang baik untuk tetap semangat menjalani pembelajaran, memberikan motivasi supaya pantang
menyerah, bahkan ada yang memberikan infomasi mengenai PTN. Dari data yang dilihat, guru
BK di SMAS Bintang Timur Pematang Siantar masih menyempatkan waktunya kepada
siswa/inya untuk memberikan pembinaan yang baik.
BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Dari penelitian yang sudah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa SMAN 1 Dolok
Batunanggar dan SMAS Bintang Timur Pematang Siantar yang kedua sekolah tersebut siswa/i
berjumlah 20 orang sangat banyak mengalami masalah dalam bersekolah tetapi mereka tidak
putus semangat karena guru BK melakukan upaya untuk membuat mereka semangat belajar
walaupun pembelajaran dilakukan secara daring. Akan tetapi, masih ada guru BK yang tidak
bisa menyempatkan waktu untuk memberikan pembinaan kepada siswa/inya.

Dari metode penyebaran kuesioner yang dilakukan, jika disimpulkan sekitar 90% guru
BK melakukan pembinaan dengan baik kepada siswa/i nya. Dengan persentase yang ada, dapat
diketahui bahwa upaya/peran guru BK dalam mengatasi permasalahan bersekolah ini sudah
baik dan juga dapat dikembangkan menjadi lebih baik lagi.

5.2 Saran

Dari kesimpulan diatas, sebaiknya:

1. Guru BK harus meluangkan waktunya walaupun sedikit sehingga siswa/i


pantang menyerah melakukan pembelajaran meskipun dilakukan secara daring.
2. Diharapkan sekolah mampu mempertahankan dan memperbaiki pelayanan
bimbingan konseling di SMAN 1 Dolok Batunanggar dan SMAS Bintang
Timur Pematang Siantar.
DAFTAR PUSTAKA

http://repo.iain-tulungagung.ac.id/10814/7/BAB%20II.pdf

https://calongurubk.blogspot.com/2017/03/jenis-jenis-layanan-bimbingan-dan.html

https://www.kajianpustaka.com/2018/02/pengertian-fungsi-tujuan-dan-asas-bimbingan-
konseling

LINK LAMPIRAN

https://docs.google.com/forms/d/1FeiRCSUhL9Ste5WmQ_oUcM-
2UJWvdbOhKOeW1o9YIa0/edit?usp=sharing

Anda mungkin juga menyukai