Anda di halaman 1dari 4

Pertemuan: 10 LEMBARAN KERJA 9 NILAI

Hari / Tanggal : MATA KULIAH METODOLOGI


Senin, 3 April 2023 PENELITIAN
Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar
FIP – UNIMED

Dosen Pengampu Mata Kuliah : Nama Mhs : Hizkia Kiki Sihombing

Dr. Irsan.,M.Si.,M.Pd NIM : 1203111058

Materi : Analisis Syarat-syarat instrumen alat pengumpul data penelitian.

Indikator Capaian : Mahasiswa dapat menetapkan syarat-syarat yang diperlukan


untuk setiap jenis alat pengunpul data, serta menentukan analisis statistiknya.

Deskripsi Tugas : Melalui pengerjaan LK-9 mahasiswa menyusun instrument alat


pengumpul data, serta menetapkan pensekoran sesuai skala yang digunakan.

Soal:
1. Kemukakan defenisi Validitas dari 3 pakar/ahli, rumuskan menurut pendapat
sendiri!
2. Kemukakan jenis-jenis validitas, beserta dengan contoh-contohnya.
3. Kemukakan defenisi Reliabilitas dari 3 pakar/ahli, rumuskan menurut pendapat
sendiri!
4. Kemukakan jenis-jenis Reliabilitas, beserta dengan contoh-contohnya.

Jawaban:
1. defenisi Validitas dari 3 pakar/ahli :
 Suryabrata
Validitas yaitu sebuah derajat fungsi pengukuran suatu tes, atau derajat kecermatan
ukurnya sesuatu tes. Validitas suatu tes mempermasalahkan apakah tes tersebut benar-
benar mengukur atap yang hendak diukur.
 Arikunto
Validitas yakni berbagai ukuran yang menunjukkan tingkat kesalihan suatu tes. Suatu
tes dikatakan valid apabila tes tersebut mengukur apa yang hendak diukur. Tes
memiliki validitas yang tinggi jika hasilnya sesuai denga kriteria, dalam arti memiliki
kesejajaran antara tes dan kriteria.
 Nursalam
Validitas merupakan salah satu ukuran yang menunjukkan tingkat kevalidan atau
keshalihan suatu instrumen.
definisi Validitas (menurut pendapat sendiri): Validitas adalah ukuran atau indikator
sejauh mana suatu instrumen pengukuran dapat dipercaya dan akurat dalam mengukur
apa yang dimaksudkan. Validitas mencerminkan kesesuaian atau kecocokan antara
instrumen dan konstruk yang ingin diukur, sehingga hasil pengukuran yang diperoleh
dapat diandalkan untuk menarik kesimpulan atau membuat generalisasi. Validitas
memastikan bahwa variabel-variabel yang diukur dalam suatu penelitian benar-benar
merepresentasikan konsep yang sedang diteliti, sehingga hasil penelitian menjadi lebih
meyakinkan dan berarti.

2. jenis-jenis validitas, beserta dengan contoh-contohnya


1. Validitas Internal: Validitas internal berkaitan dengan keabsahan hubungan
kausalitas antara variabel-variabel dalam penelitian. Hal ini menunjukkan sejauh mana
hasil penelitian dapat diinterpretasikan sebagai hasil yang benar-benar disebabkan oleh
hubungan antara variabel yang diteliti. Contohnya, dalam sebuah penelitian mengenai
hubungan antara merokok dan risiko kanker paru-paru, validitas internal dapat dijaga
dengan mengontrol faktor-faktor pengganggu potensial seperti paparan asap rokok dan
riwayat keluarga dengan kanker paru-paru.
2. Validitas Eksternal: Validitas eksternal mengacu pada sejauh mana hasil
penelitian dapat digeneralisasi ke populasi atau situasi yang lebih luas. Hal ini
berkaitan dengan apakah temuan dalam penelitian dapat diterapkan pada populasi atau
konteks lain di luar sampel penelitian. Misalnya, jika sebuah penelitian dilakukan pada
mahasiswa di satu perguruan tinggi, validitas eksternal akan berkaitan dengan
kemampuan untuk menggeneralisasi hasil penelitian tersebut ke populasi mahasiswa di
perguruan tinggi lain.
3. Validitas Konstruk: Validitas konstruk berhubungan dengan sejauh mana
instrumen pengukuran atau variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian secara
akurat mencerminkan konsep atau konstruk yang ingin diukur. Contohnya, jika seorang
peneliti ingin mengukur tingkat kecemasan, maka validitas konstruk akan berkaitan
dengan sejauh mana pertanyaan-pertanyaan dalam instrumen pengukuran tersebut
benar-benar mencerminkan tingkat kecemasan yang ingin diukur.
4. Validitas Content: Validitas konten menilai sejauh mana instrumen pengukuran
atau metode penelitian mencakup semua aspek yang relevan dari konstruk yang ingin
diukur. Misalnya, jika ada instrumen pengukuran yang dirancang untuk mengukur
depresi, validitas konten akan berkaitan dengan sejauh mana instrumen tersebut
mencakup berbagai gejala dan aspek yang terkait dengan depresi.

5. Validitas Kriteria: Validitas kriteria berkaitan dengan kemampuan instrumen


pengukuran atau metode penelitian untuk memprediksi atau berkorelasi dengan hasil
yang diukur atau diketahui sebelumnya yang dianggap sebagai standar emas (gold
standard). Contohnya, jika seorang peneliti mengembangkan sebuah tes baru untuk
mengukur kecerdasan, validitas kriteria akan melibatkan membandingkan hasil tes
tersebut dengan tes kecerdasan yang sudah teruji secara umum untuk memastikan
bahwa tes baru tersebut memberikan hasil yang konsisten.

3. defenisi Reliabilitas dari 3 pakar/ahli, rumuskan menurut pendapat sendiri


1. Sukadji
Reliabilitas yaitu seberapa besar derajat tes mengukur secara konsisten sasaran yang
diukur. Reliabilitas dinyatakan dalam bentuk angka, biasanya koefisien.
2. Nursalam
Reliabilitas ialah satu kesamaan hasil pengukuran atau pengamatan jika fakta atau
kenyataan hidup tadi diukur atau diamati berulang kali dalam waktu yang berlainan.
3. Sugiono
Reliabilitas yakni serangkaian pengukuran atau serangkaian alat ukur yang memiliki
konsistensi jika pengukuran yang dilakukan dengan alat ukur itu dilakukan secara
berulang.

Pendapat saya sendiri menggabungkan pandangan ketiga pakar/ahli tersebut dan


menjelaskan bahwa reliabilitas adalah sifat suatu sistem, metode, atau proses yang
menunjukkan sejauh mana dapat diandalkan dalam memberikan hasil yang konsisten,
akurat, dan dapat dipercaya dalam berbagai kondisi dan selama periode waktu yang
ditentukan. Reliabilitas melibatkan penilaian terhadap tingkat kegagalan, kesalahan,
atau ketidakpastian yang mungkin terjadi, serta upaya untuk mengelola dan
meningkatkan sistem agar dapat menjaga kinerjanya dengan baik.

4. jenis-jenis Reliabilitas, beserta dengan contoh-contohnya.

Reliabilitas adalah ukuran seberapa konsisten dan andal suatu pengukuran atau alat
pengukuran dalam menghasilkan hasil yang konsisten dan dapat diandalkan. Terdapat
beberapa jenis reliabilitas yang umum digunakan dalam penelitian dan pengukuran.
Berikut ini adalah beberapa jenis reliabilitas beserta contoh-contohnya:
1. Reliabilitas Internal:
 Contoh: Anda melakukan survei dengan menggunakan seperangkat pertanyaan
yang mengukur tingkat kepuasan pelanggan. Anda ingin memastikan bahwa
pertanyaan-pertanyaan tersebut konsisten dan saling berkaitan. Anda
menghitung reliabilitas internal dengan menggunakan koefisien alpha
Cronbach. Jika nilai alpha Cronbach tinggi, misalnya 0,85, maka dapat
dikatakan bahwa pertanyaan-pertanyaan tersebut memiliki reliabilitas internal
yang tinggi.
2. Reliabilitas Test-Retest:
 Contoh: Anda ingin mengukur reliabilitas test-retest dari sebuah tes
kepribadian. Anda memberikan tes yang sama kepada subjek pada dua waktu
yang berbeda, misalnya dengan selang waktu satu bulan. Anda kemudian
membandingkan skor yang diperoleh pada kedua waktu untuk melihat seberapa
konsisten hasilnya. Jika skor-skornya memiliki korelasi yang tinggi antara
waktu pertama dan kedua, maka dapat dikatakan bahwa tes tersebut memiliki
reliabilitas test-retest yang tinggi.
3. Reliabilitas Paralel:
 Contoh: Anda ingin mengukur reliabilitas paralel dari dua versi tes yang
seharusnya mengukur hal yang sama. Anda memberikan kedua versi tes
tersebut kepada subjek secara acak dan membandingkan skor-skornya. Jika
kedua versi tes tersebut memberikan hasil yang konsisten dan berkorelasi
tinggi, maka dapat dikatakan bahwa tes tersebut memiliki reliabilitas paralel
yang tinggi.
4. Reliabilitas Inter-Rater:
 Contoh: Anda melakukan penelitian yang melibatkan dua atau lebih penilai
yang memberikan penilaian terhadap suatu objek, misalnya dalam hal penilaian
kualitas produk. Anda ingin memastikan bahwa penilaian dari setiap penilai
konsisten dan dapat diandalkan. Anda menghitung koefisien kappa Cohen
untuk mengukur reliabilitas inter-rater. Jika nilai kappa Cohen tinggi, maka
dapat dikatakan bahwa penilaian tersebut memiliki reliabilitas inter-rater yang
tinggi.
5. Reliabilitas Split-Half:
 Contoh: Anda ingin mengukur reliabilitas split-half dari sebuah kuesioner
dengan 20 pertanyaan. Anda membagi pertanyaan-pertanyaan tersebut menjadi
dua set yang berbeda secara acak. Anda menghitung korelasi antara skor yang
diperoleh dari set pertama dengan set kedua. Jika korelasinya tinggi, maka
dapat dikatakan bahwa kuesioner tersebut memiliki reliabilitas split-half yang
tinggi.

Anda mungkin juga menyukai