Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

ANALISIS RELIABILITAS INSTRUMEN ASESSMEN


PEMBEBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
Ditujukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Pengembangan Asessmen
Pembelajaran PAI
Dosen Pengampu : Dr. Sukiman, S.Ag, M.Pd

Disusun oleh:

Indah Sari
21204011008

PROGRAM MAGISTER PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UIN SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA
2022
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Seorang peneliti dalam mengukur suatu variabel penelitian dapat
mempergunakan instrumen penelitian. Jika instrumen disusun dan
dikembangkan sendiri, maka terdapat langkah-langkah yang harus
diperhatikan. Salah satu cara atau langkah yang penting dilakukan dalam
menyusun instrumen yaitu menguji coba perangkat instrumen. Hal tersebut
sering tidak menjadi perhatian peneliti, padahal pengujian ini memiliki
manfaat dan tujuan yang besar, yaitu sebagai upaya untuk mengetahui
instrumen apakah bisa untuk diadministrasikan secara mudah, kemudian
apakah setiap butir soal bisa dipahami oleh responden, serta ketetapan
instrumen.

Sebuah penelitian idealnya memenuhi sejumlah syarat untuk dapat


dilanjutkan ke tahap analisis. Syarat pokok suatu instrumen yang
menentukan kualitas data analisis adalah reliabilitas. Seringkali muncul
pertanyaan apakah data yang dianalisis memenuhi kriteria tersebut
sehingga hasil yang diperoleh dari analisis dapat diyakini dan tidak bias,
oleh karena itu pengujian reliabilitas instrumen dalam penelitian sangat
penting untuk dilakukan. Untuk pembahasan secara mendalam akan dikaji
lebih jauh di bab berikutnya.

B. Rumusan Masalah
1. Apakah pengertian reliabilitas instrumen
2. Bagaimana cara menguji reliabilitas instrumen

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian reliabilitas instrumen
2. Untuk mengetahui cara menguji reliabilitas instrumen
BAB II
ANALISIS RELIABILITAS

A. Pengertian Reliabilitas
Reliabilitas (reliability) atau derajat keajegan atau derajat keyakinan
menunjukan konsistensi dari skor yang diperoleh. Reliabilitas menunjukan
sejauh mana kekonsistenan skor dari setiap subjek atau responden
berhubungan dengan jawaban atas pertanyaan dari sebuah instrumen
apabila diperbandingkan dengan subjek atau responden yang lainnya
1
ataupun dari sebuah item ke item yang lainnya Reliabilitas dapat
diartikan sejauh mana hasil dari sebuah pengukuran dipercaya. Sebuah
pengukuran bisa dipercayai kereliabilitasannya apabila dari beberapa kali
melakukan pengukuran pada sekelompok subyek yang sama, hasil
pengukuran yang didapatkan cenderung sama, selama aspek yang diukur
pada diri subyek memang belum ada perubahan.2
Reabilitas adalah salah satu karakteri ataupun ciri utama dari instrumen
sebuah pengukuran dapat dikatakan baik. Suatu tes dapat dikatakan
reliabel (baik) apabila tes tersebut selalu menghasilkan tes yang sama jika
tes dilakukan kembali pada kelompok yang sama dengan kesempatan
ataupun waktu yang berbeda. Konsep yang berkaitan dengan reliabelitas
dalam artian reabilitas alat ukur mempunyai hubungan yang erat dengan
permasalahan kekeliruan dalam pengukuran. Kekeliruan dalam pegukuran
memperlihatkan atau membuktikan sejauh mana inkonsistensi dari hasil
pengukuran yang terjadi jika pengukuran diulang kembali pada kelompok
subyek yang sama. Sedangkan jika ditinjau dari konsep reliabelitas dalam
artian hasil pengukuran memiliki kaitan yang erat dengan kekeliruan
dalam mengambil suatu sampel yang berpatokan kepada inkonsistensi
dari hasil pengukuran jika dilaksanakan kembali pengukuran pada

1
Tatang Ary Gumanti and Yunidar, Pendidikan Penelitihan (Jakarta : Mitra Wacana Media,
2016).
2
Zulkifli Matondang, “Validitas Dan Reliabilitas Suatu Instrumen Penelitian,” Jurnal Tabularasa
6, no. 1 (2009): 97.
kelompok yang berbeda. Realibilitas alat penilaian diartikan sebagai
sebuah keajegan ataupun ketepatan alat dalam penilaian subyek yang akan
dinilai. Maknanya alat penilaian tersebut, kapanpun peneliti hendak
mempergunakan akan menunjukkan hasil yang cenderung sama. 3
Reliabilitas serta validitas tergantung kepada konteks dalam mana
suatu instrumen digunakan. Tergantung kepada konteksnya, suatu
instrumen mungkin atau tidak mungkin menghasilkan skor yang
meyakinkan (konsisten). Jika data yang digunakan untuk penelitian
diketahui tidak meyakinkan, maka data tersebut tidak dapat digunakan
untuk menduga dengan baik. Jika reliabilitas suatu data meningkat, maka
validitas data tersebut mungkin juga akan meningkat atau sebaliknya,
mungkin tidak meningkat.4
Serangkaian alat ukur atau pengukuran yang mempunyai
konsistensi jika dilaksanakan pengukuran dengan mempergunakan alat
ukur tersebut secara berulang dapat diartikan sebagai reliabelitas. Keadaan
tersebut dapat ditandai dengan adanya kekonsistensian hasil dari
pemakaian alat ukur yang sama yang dilaksanakan berulang kali serta
menunjukkan hasil yang cenderung sama dan kelaziman yang ditentukan
tidak dilanggar.5
Apabila dikaji secara teoritis, reliabilitas menunjukan seberapa
jauh pengukuran dari sebuah pelaksanaan uji coba yang tetap mempunyai
hasil yang sama walaupun dilaksanakan dengan berulang-ulang pada
kondisi ataupun subjek yang sama. Suatu instrumen alat ukur dapat
dikatakan sama jika menunjukkan kokonsistensian pada hasil pengukuran
yang sama serta pengukuran tersebut tidak dapat untuk diandalkan jika
setelah pengukuran dilaksanakan secara berulang-ulang namun tetap tidak
menunjukkan hasil yang tidak sama.6

3
Zainal Arifin, Penelitian Pendidikan Metode Dan Paradigma Baru (Bandung: Remaja
Rosdakarya, 2012).
4
Gumanti and Yunidar, Pendidikan Penelitihan. hlm. 156
5
Ibid. hlm 157
6
Ibid. hlm 157
Reliabilitas berkaitan dengan ketetapan dalam mengukur apapun yang
hendak diukur. Reliabilitas tidak ada hubungannya dengan dengan apakah
peneliti mengukur apa yang hendak diukur, itu merupakan masalah
validitas. Pengukuran dapat dipercaya atau dapat dikatakan reliabel tanpa
diharuskan valid. namun, suatu pengukuran tidak dapat valid jika hasil
pengukuran tersebut tidak reliabel.7
Uji reliabititas instrumen penelitian, adalah suatu pengujian yang
dilaksanakan dalam rangka mengetahui tingkat kepercayaan atau
kehandalan sebuah item-tem pertanyaan dalam melakukan pengukuran
pada variabel yang hendak diteliti. Sebuah instrumen penelitian bisa
mempunyai tingkat kepercayaan yang tinggi, apabila hasil dari uji
instrumen dapat membuktikan hasil yang konsisten (relatif tetap). Artinya,
permasalahan berkaitan dengan reliabilitas instrumen berkaitan dengan
permasalahan ketepatan hasil. Pengujian reliabilitas dilaksanakan dalam
upaya mengetahui bagaimana stabil atau tidaknya sebuah alat pengukuran.
Uji reliabilitas dapat dilaksanakan dengan mempergunakan pendekatan
internal (consistency reliability) yang mempergunakan alphacronbach
dalam pengidentifikasiannya untuk melihat sebaik apa hubungan atau
keterikatan setiap item dari sebuah instrumen penelitian8

B. Macam-macam reliabilitas
Reliabilitas diklasifikasikan dalam 2 macam, yakni reliabilitas
konsistensi tanggapan serta reliabilitas konsistensi gabungan butir.
Reliabilitas konsistensi tanggapan yaitu responden mempermasalahkan
obyek ukur atau respon responden apakah pada suatu instrumen ataupun
pada tes dapat dikatakan konsisten atau sudah baik. Berkaitan dengan hal
tersebut jika pada sebuah instrumen atau tes yang dipergunakan dalam
melaksanakan pengukuran pada obyek ukur yang selanjutnya diukur

7
Zainal Arifin, Penelitian Pendidikan: Metode Dan Paradigma Baru, ed. Kamsyach Adriyani
(Bandung : Remaja Rosdakarya, 2011).
8
Agung Widhi Kurniawan and Zarah Puspitasningtyas, Metode Penelitian Kuantitatif
(Yogyakarta: Pandiva Buku, 2016).
kembali pada obyek ukur yang sama, hasilnya apakah masih tetap sama
dari pengukuran yang telah dilaksanakan sebelumnya. Apabila hasil dari
pengukuran yang ke-2 memperlihatkan tidak adanya kekonsistenan maka
dapat disimpulkan jika hasil dari pengukuran tersebut tidak menunjukkan
kondisi sesungguhnya dari obyek yang di ukur. 9

Dalam rangka mengetahui tanggapan (respon) terhadap instrumen


atau tes tersebut konsisten (mantap), tidak plin-plan atau berubah-ubah,
bisa dilaksanakan dengan pemberian secara berulang-ulang (2 kali) tes
yang sama pada responden atau obyek pengukuran yang sama. Tes yang
dilaksanakan sebanyak 2 kali adalah syarat minimal dalam upaya
mengetahui tanggapan suatu obyek ukur terhadap tes apakah terjadi
kekonsistenan ataupun tidak. Dalam melaksanakan pengetesan sebanyak 2
kali tersebut dapat dilaksanakan dalam bermacam-macam cara diantaranya
kita (peneliti) melaksanakan tes sebanyak 2 kali dengan yang tes sama
pada suatu obyek pengukuran yang juga sama, ataupun dengan
melaksanakan tes sebanyak 1 kali dengan mempergunakan 2 tes yang
mempunyai butir yang sama (setara). Apabila peneliti mempergunakan
pengetesan sebanyak 1 kali, maka kesetaraan atau kesamaan tes yang
dipergunakan adalah syarat mutlak yang wajib untuk dipenuhi peneliti, hal
ini dikarenakan kekonsistensian atau kemantapan dari tanggapan pada
butir-butir yang hendak dilakukan pemeriksaan. 10
Uji reliabilitas terbagi menjadi dua macam yakni reliabilitas
eksternal dan reliabilitas internal. Apabila kriteria dari suatu ukuran ada di
luar instrumen, dengan demikian perolehan hasil dari pengujian tersebut
diartikan sebagai reliabilitas eksternal. Dan untuk reliabilitas internal akan
didapatkan dengan berpatokan pada data dari sebuah instrumen. Dalam
pengujian reliabilitas eksternal : double test double trial (teknik paralel).
Peneliti yang mempergunakan teknik tersebut dengan penyusunan

9
Matondang, “Validitas Dan Reliabilitas Suatu Instrumen Penelitian.”
10
Ibid.
sebanyak 2 perangkat instrumen. Kedua instrumen akan dilakukan
pengujian secara bersama-sama hanya pada sekelompok responden dimana
responden melakukannya sebanyak 2 kali, setelah itu hasil dari 2 kali tes
uji coba akan dikorelasikan dengan mempergunakan korelasi Pearson
N∑XY−(∑X)(∑Y)
Rumus : rxy =
√√{𝑁∑𝑋2-∑𝑋2)}{𝑁∑𝑌2-(∑𝑌)2

Keterangan :
rxy = koefisien korelasi
N = jumlah nilai
X1 = nilai hasil tes pertama
X2 = nilai hasil tes kedua
Uji reliabilitas internal akan didapatkan melalui penganalisisan
data dari uji coba yang dilaksanakan. Dalam pengujian reliabilitas internal,
peneliti bisa melaksanakannya melalui beberapa langkah atau cara. Salah
satu caranya melalui rumus Alpha. Rumus Alpa tersebut dipergunakan
berdasarkan kepada pertimbangan bahwasannya rumus tersebut bisa
dipergunakan dalam pengujian reliabilitas instrumen yang di mana skor
mempunyai skala 1 hingga 5. Tak hanya sekedar itu, teknik Alpha
tersebut juga cocok untuk dilaksanakan dalam mencari reliabilitas tes
yang berbentuk sebuah uraian.11
𝑘  𝜎 𝑏2
Rumus : ri = [(𝑘−1)] [1 − 𝜎𝑡2

ri = reliabilitas instrumen
k = banyaknya soal atau banyaknya butir pertanyaan
b 2 = jumlah varians butir
t 2 = varians total
Interpretasi dari reliabilitas suatu instrumen
Besarnya Nilai r Interpretasi
0,80 - 1,00 Tinggi

11
Kurniawan and Puspitasningtyas, Metode Penelitian Kuantitatif.
0,60 - 0,80 Cukup
0,40 - 0,60 agak rendah
0,20 - 0,40 Rendah
0,00 – 0,20 sangat rendah

C. Prinsip-Prinsip Reliabilitas
Terdapat tiga prinsip reliabilitas sebagai berikut:
1. Reliabilitas sebagai stabilitas
Reliabilitas instrumen dipergunakan untuk mengukur sejauh mana
kekonsistenan hasil dari pengukuran yang telah dilakukan dari waktu ke
waktu. Sebuah instrumen dalam penelitian bisa disebut reliabel apabila
hasil yang ditunjukkan sama dari responden yang juga sama (dari waktu ke
waktu). Contohnya dengan mempergunakan metode test- retest.12
2. Reliabilitas sebagai ekuivalen
Terdapat dua pola pikir dalam tipe ini, pertama reliabilitas dapat dicapai
dengan mempergunakan format dari test pengumpulan data. Apabila
format test yang dirancang sebelumnya menunjukkan hasil yang sama,
maka dapat dikatakan instrumen tersebut reliabilitas instrumennya
terpenuhi. Contohnya menggunakan pretest dan post test dalam
eskperimen. Selanjutnya, reliabilitas sebagai ekuivalen mungkin bisa
diwujudkan dengan inter-reter reliabilitas. Apabila ada lebih dari 1
peneliti yang berpartisipasi (terlibat) dengan penelitian yang dilakukan
maka dalam pengambilan keputusan orang-orang akan bisa keliru, maka
persetujuan diantara orang-orang harus dicapai.
Uji reliabilitas dengan mempergunakan cara ini dapat dilaksanakan
sebanyak sekali, namun terdapat 2 instrumen dan waktu yang sama pada
responden. Reliabilitas dapat dilakukan pengukuran melalui
pengkorelasian suatu data, dari satu instrumen dengan instrumen yang

12
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif Dan R&D
(Bandung: Alfabeta, 2012).
hendak dijadikan sebagai ekuivalen. Jika korelasi signifikan serta positif,
artinya dapat disimpulkan bahwasannya instrumen tersebut reliabel.13
3. Reliabilitas sebagai konsistensi internal
Meskipun metode test-retest dapat disamakan, reliabilitas memerlukan
pelaksanaan tes sebanyak 2 kali. Konsistensi internal mengharuskan untuk
instrumen tes dilaksanakan hanya sebanyak 1 kali, menggunakan metode
setengah-terpisah (split-half method). Misalnya, tes dilakukan kepada
siswa mata pelajaran PAI. Objek tes tersebut dipisahkan menjadi dua,
dibagi menjadi nomor ganji dan genap. Jika hasil tes menunjukkan
reliabilitas yang kuat, akan didapatkan korelasi yang tinggi dari kedua
bagian yang telah dipisahkan.14
Untuk teknik belah 2 ini, pengukuran dilaksanakan dengan 2
kelompok butir yang mempunyai kesetaraan disaat waktu yang sama.
Dikarenakan tiap-tiap kelompok butir adalah setengah dari keseluruhan
tes, maka kelompok butir yang biasanya diambil adalah yang pertama
dari butir tes dengan nomor ganjil, dan untuk kelompok butir yang ke-2,
diambilkan dari butir tes yang mempunyai nomor genap. Hal yang haru
diketahui bahwasannya reliabilitas dengan mempergunakan teknik ini
cukup relatif, hal tersebut dikarenakan kereliabilitasan sangat bergantung
pada cara pengelompokkan serta penomoran dari butir yang peneliti
ambil. Metode tersebut bisa dianalisis dengan mempergunakan teknik dari
Spearman-Brown yaitu teknik belah dua, Anova Hoyt, KR 20 KR 21,
serta teknik Alpha Cronbach yang akan dijelaskan pada sub materi
berikutnya.
D. Cara mengukur reliabilitas
Terdapat lima tekni dalam mengukur reliabilitas, adapun rumusnya
sebagai berikut.15
Rumus 1 : reliabilitas Spearman-Brown

13
Sugiyono, Statistik Untuk Penelitian, 1st ed. (Bandung: Alfabeta, 2013).
14
Lijan Poltak Sinambela, Metodologi Penelitian Kuantitatif (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2014).
15
Sugiyono, Metode Penelitian Kualitatif Kuantitatif Dan R&D (Bandung: Alfabeta, 2015).
2𝑟𝑏
ri =1+ 𝑟𝑏

keterangan :
ri = reliabilitas internal seluruh instrumen
rb = korelasi product moment antara bagian ganjil serta genap

Rumus 2 : Reliabilitas KR 20 (Kunder dan Richardson)


𝑛 𝑠𝑡 2 − 𝑝𝑖𝑞
ri =(𝑛−1) ( )
𝑆𝑡 𝑖

keterangan :
ri = reliabilitas internal seluruh instrumen
n = jumlah item instrumen butir
Pi = proporsi banyaknya subyek yang menjawab pada item 1
qi = 1-Pi
St2= Varian total

Rumus 3: Reliabilitas KR 21
𝑛 𝑀(𝑚−𝑛)
ri =(𝑛−1) (1 − )
𝑛𝑆𝑡 2

ri = reliabilitas internal seluruh instrumen


n = jumlah item instrumen butur
M = Mean skor total
St2= Varian total
Rumus 4 : Reliabilitas Analisis Varians Hoyt (Anova Hyot)
𝑀𝐾𝑒
ri = 1 −
𝑀𝐾s

keterangan :
r i = reliabilitas internal seluruh instrumen
MKe = Mean kuadrad kesalahan
MKs = Mean kuadrad antar subyek
Rumus 5 : reliabilitas Teknik Alpha Cronbach
𝑘  𝜎 𝑏2
ri = [ ] [1 − ]
(𝑘−1) 𝜎𝑡2

keterangan :
ri = reliabilitas instrumen
K = Banyaknya soal atau banyaknya butir pertanyaan
 𝜎 𝑏2 = jumlah varian butir
𝜎 𝑡 2 = Varians total
Contoh pengujian reliabilitas instrumen penilaian sikap pada pelajaran pendidikan
agama Islam
No No soal / pertanyaan x xi
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1 4 4 4 5 4 3 4 5 5 5 43 1849
2 4 4 4 4 5 4 5 5 5 5 45 2025
3 5 4 4 4 5 3 4 4 5 5 43 1849
4 2 4 5 4 5 5 4 3 5 5 42 1764
5 5 4 3 3 3 5 5 3 5 5 41 1681
6 3 3 5 5 2 5 4 5 5 5 42 1764
7 2 4 5 4 5 5 4 4 5 5 43 1849
8 4 5 5 5 2 4 2 5 5 5 42 1764
9 5 4 5 3 3 4 5 4 5 5 43 1849
10 4 5 4 4 4 5 3 4 5 5 43 1849
11 4 4 4 2 4 2 1 4 5 5 35 1225
12 2 5 5 3 5 5 4 4 4 5 42 1764
13 3 2 3 3 3 3 3 4 4 5 33 1089
14 4 4 5 4 5 4 4 5 5 5 45 2025
15 3 4 4 4 5 5 4 5 5 5 44 1936
16 5 5 2 5 4 4 1 4 5 5 40 1600
17 3 5 4 5 4 4 4 5 5 5 44 1936
18 4 5 3 5 5 4 4 5 4 5 44 1936
19 4 4 5 4 3 4 5 3 5 5 42 1764
20 5 5 4 4 3 4 5 4 4 4 42 1764
21 3 4 5 4 4 5 5 4 5 5 44 1936
22 4 3 5 4 4 3 3 5 5 5 41 1681
23 4 4 3 5 5 4 4 5 5 5 44 1936
24 2 4 3 4 4 4 5 3 5 5 39 1521
25 2 4 5 4 5 5 2 4 5 5 41 1681
26 3 3 4 3 4 4 2 4 5 5 37 1369
27 4 4 5 4 5 5 4 5 5 5 46 2116
28 3 4 1 5 2 4 2 3 5 5 39 1521
29 3 4 1 5 2 4 2 3 5 5 34 1156
30 3 3 5 5 2 5 4 5 5 5 42 1764
31 4 4 4 4 2 4 5 4 4 4 39 1521
32 3 3 4 4 4 4 4 5 5 5 41 1681
33 2 4 4 4 3 4 5 3 5 5 39 1521
34 4 4 22 5 4 3 3 5 5 5 43 1849
35 4 4 2 5 4 3 3 5 5 5 40 1600
36 4 4 5 5 4 5 4 5 4 4 44 1936
37 4 3 3 5 4 3 4 3 5 5 39 1521
38 2 4 5 4 5 4 2 5 5 5 41 1681
∑xj 134 150 155 158 145 158 140 162 183 186

(∑xj)²
17956 22500 24025 24964 21025 24964 19600 26244 33489 34596
∑xj² 506 614 671 678 599 680 568 712 887 914

S²j 0,88 0,58 1,02 0,55 1,2 0,61 1,37 0,56 0,15 0,09

∑S²j 7,20

Langkah-langkah menghitung uji reliabilitas dengan

menggunakan Alpha Cronbach:

1. Menentukan varian skor total

= = 38,36
2. Menentukan varian skor butir soal/pernyataan ke-I, yaitu butir ke-1

sampai ke-10

= = = 0,88

= = = 0,58

= = = 1,02

= = = 0,55

= = = 1,2

= = = 0,6

= = = 1,37

= = = 0,56

= = = 0,15
= = = 0,09

3. Jumlah varian skor butir

∑S²j = S²1 + S²2 + S²3 + S²4 + S²5 + S²6 + S²7 + S²8 + S²9 + S²110

= 0,88 + 0,58 + 1,02 + 0,55 +1,2 + 0,6 + 1,37 + 0,56 + 0,15 + 0,09

= 7,02

4. Koefisien Reliabilitas Alpha Cronbach


k  S2 j

α= 1 −
k −1 S2x 

= 1,11 x 0,82

= 0,91

Nilai uji reliabilitas di atas menunjukkan angka 0,91. Artinya nilai

keandalan Alpha Cronbach sudah melebihi dari ambang batas yang

diinginkan. Sesuai tabel pada Alpha Cronbach, uji reliabilitas tersebut

merupakan nilai tertinggi yaitu termasuk ke dalam kategori sangat andal

atau sangat baik16.

16
Khoirul Anam, “Pengembangan Instrumen Penilaian Diri Pada Sikap Sosial Untuk Pembelajaran Berbasis
Masalahpada Mata Pelajaranpendidikan Agama Islamdi Smpnegeri 48 Surabaya” (UIN Sunan Ampel, 2018).
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Uji reliabititas instrumen penelitian diartikan sebagai bentuk pengujian yang
dilaksanakan dalam rangka mengetahui sejauh mana tingkat kehandalan
(kepercayaan) dari sebuah item yang dipertanyakan dari pengukuran variabel yang
hendak diteliti. Sebuah instrumen penelitian bisa dikatakan mempunyai tingkat
kepercayaan yang tinggi, jika hasil dari pengujian instrumen memperlihatkan hasil
yang relatif konsisten. Artinya, persoalan reliabilitas instrumen memiliki kaitan
dengan permasalahan ketepatan suatu hasil yang diperoleh. Terdapat prinsip-
prinsip dalam uji reliabilitas yakni, stabilitas, ekuivalen, konsistensi internal.
Dalam menguji reliabilitas bisa dilakukan dengan metode Spearman-Brown,
Anova Hoyt, KR 20 KR 21, serta teknik Alpha Cronbach.
DAFTAR PUSTAKA
Anam, Khoirul. “Pengembangan Instrumen Penilaian Diri Pada Sikap Sosial
Untuk Pembelajaran Berbasis Masalahpada Mata Pelajaranpendidikan
Agama Islamdi Smpnegeri 48 Surabaya.” UIN Sunan Ampel, 2018.
Arifin, Zainal. Penelitian Pendidikan Metode Dan Paradigma Baru. Bandung:
Remaja Rosdakarya, 2012.
Gumanti, Tatang Ary, and Yunidar. Pendidikan Penelitihan. Jakarta : Mitra
Wacana Media, 2016.
Kurniawan, Agung Widhi, and Zarah Puspitasningtyas. Metode Penelitian
Kuantitatif. Yogyakarta: Pandiva Buku, 2016.
Matondang, Zulkifli. “Validitas Dan Reliabilitas Suatu Instrumen Penelitian.”
Jurnal Tabularasa 6, no. 1 (2009): 97.
Sinambela, Lijan Poltak. Metodologi Penelitian Kuantitatif. Yogyakarta: Graha
Ilmu, 2014.
Sugiyono. Metode Penelitian Kualitatif Kuantitatif Dan R&D. Bandung: Alfabeta,
2015.
———. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif Dan
R&D. Bandung: Alfabeta, 2012.
———. Statistik Untuk Penelitian. 1st ed. Bandung: Alfabeta, 2013.
Zainal Arifin. Penelitian Pendidikan: Metode Dan Paradigma Baru. Edited by
Kamsyach Adriyani. Bandung : Remaja Rosdakarya, 2011.

Anda mungkin juga menyukai