Anda di halaman 1dari 10

ESTIMASI REALIBILITAS

DOSEN PENGAMPU :

Faisal Anwar, M.Ed

DISUSUN OLEH

Liawarika : 190213051

Teuku Musyir Arianda : 190213040

Raihan : 190213047

Aqilla Tantya Gunawan : 180213037

JURUSAN BIMBINGAN DAN KONSELING

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI AR-RANIRY BANDA ACEH

2021
BAB I

PENDAHULUAN

1. Latar Belakang

Reliabilitas merupakan sifat yang ada pada data atau skor yang dihasilkan oleh instrumen,
namun untuk memudahkan reliabilitas dapat dikatakan sifat dari insrumen dan juga reliabilitas
bukanlah bersifat dikotomis, tetapi merupakan rentangan yang biasnya dinyatakan dengan
bentuk angka 0 (nol) sampai 1 (satu). Dengan demikian kurang tepat kiranya kalau
dipertanyakan apakah suatu instumen itu memiliki reliabilitas atau tidak, akan tetapi tepatnya
adalah suatu instrumen dapat menghasilkan data atau skor yang memiliki tingkat reliabilitas yang
memadai atau tidak. Suatu instrumen memiliki tingakat reliabilitas yang tinggi, sedang, atau
rendah. Hampir sama dengan pengertian tersebut, bahwa keberadaan reliabilitas tiada semata-
mata berupa dua pilihan, reliabel ataukah tidak reliabel, akan tetapi merupakan rentang yang
berjenjang dari tingkat yang paling tinggi sampai tingkat yang palinng rendah. Reliabilitas
tingkat paling tinggi yang secara statistik ditulis sebagai 1,00 yang menandakan adanya mutlak
tanpa perbedaan dan penyimpangan sedikitpun. Realiabilitas merupakan salah satu syarat
penting bagi suatu isntrumen evaluasi. Oleh sebab itu kami akan membahas tentang reliabilitas
agar dapat bermanfaat untuk semua.

2. Rumusan Masalah
1. Apakah Pengertian Realibilitas?
2. Apa sajakah Jenis- Jenis Realibilitas dan Bagaimanana Cara Mengujinya?
3. Tujuan

Untuk mengetahui lebih mendalam tentang Realibilitas dan Cara mengujinya

 
BAB II

PEMBAHASAN

1. Pengertian Reliabilitas

Menurut Dr. Saifudin Azwar (2011:4) Reliabilitas merupakan penerjemah dari kata
reliability yang mempunyai asal kata rely dan ability. Pengukuran yang memiliki reliabilitas
tinggi disebut sebagai pengukuran yang reliabel. Konsep reliabilitas adalah sejauh mana hasil
suatu pengukuran dapat dipercaya seperti pendapat dari Masri Singarimbun, realibilitas adalah
indeks yang menunjukkan sejauh mana suatu alat ukur dapat dipercaya atau dapat diandalkan.
Bila suatu alat pengukur dipakai dua kali untuk mengukur gejala yang sama dan hasil
pengukuran yang diperoleh relative konsisten, maka alat pengukur tersebut reliable. Dengan kata
lain, realibitas menunjukkan konsistensi suatu alat pengukur di dalam pengukur gejala yang
sama.

Dapat disimpulkan reliabilitas tes merupakan suatu alat ukur yang digunakan untuk
mengetahui konsistensi pengukuran tes yang hasilnya menunjukan keajegan (konsisten). Seorang
dikatakan dapat di percaya apabila orang tersebut berbicara konsistensi, tidak berubah- ubah
pembicaraannya dari waktu ke waktu. Dalam sebuah tes pentingnya diamati keajegan dan
kepastian tes tersebut dilihat dari hasil tes yang didapat.

2. Jenis- Jenis Reliabilitas

Walizer (1987) menyebutkan bahwa ada dua cara umum untuk mengukur reliabilitas, yaitu;

a. Relibilitas stabilitas.
Menyangkut usaha memperoleh nilai yang sama atau serupa untuk setiap orang
atau setiap unit yang diukur setiap saat anda mengukurnya. Reliabilitas ini
menyangkut penggunaan indikator yang sama, definisi operasional, dan prosedur
pengumpulan data setiap saat, dan mengukurnya pada waktu yang berbeda. Untuk
dapat memperoleh reliabilitas stabilitas setiap kali unit diukur skornya haruslah
sama atau hampir sama.
b. Reliabilitas ekivalen.
Menyangkut usaha memperoleh nilai relatif yang sama dengan jenis ukuran yang
berbeda pada waktu yang sama. Definisi konseptual yang dipakai sama tetapi
dengan satu atau lebih indikator yang berbeda, batasan-batasan operasional,
peralatan pengumpulan data, atau pengamat-pengamat. Menguji reliabilitas
dengan menggunakan ukuran ekivalen pada waktu yang sama bisa menempuh
beberapa bentuk. Bentuk yang paling umum disebut teknik belah- tengah. Cara ini
seringkali dipakai dalam survai. Apabila satu rangkaian pertanyaan yang
mengukur satu variable dimasukkan dalam kuesioner, maka pertanyaan-
pertanyaan tersebut dibagi dua bagian persis lewat cara tertentu. (Pengacakan atau
pengubahan sering digunakan untuk teknik belah tengah ini.) Hasil masing-
masing bagian pertanyaan diringkas ke dalam skor, lalu skor masing-masing
bagian tersebiut dibandingkan. Apabila dalam skor kemudian skor masing-masing
bagian tersebut dibandingkan.
Apabila kedua skor itu relatif sama, dicapailah reliabilitas belah tengah.
Reliabilitas ekivalen dapat juga diukur dengan menggunakan teknik pengukuan
yang berbeda Kecemasan misalnya, telah diukur dengan laporan pulsa. Skor- skor
relatif dari satu indikator macam ini haruslah sesuai dengan skor yang lain. Jadi
bila seorang subyek nampak cemas pada ”ukuran gelisah” orang tersebut haruslah
menunjukkan tingkatan kecermatan relatif yang sama bila tekanan darahnya yang
diukur.

3. Tujuan
Tujuan adanya realibilitas adalah mengkonsep satu variabel dengan jelas. Setiap
pengukuran harus merujuk pada satu dan hanya satu konsep/variabel. Sebuah variabel
harus spesifik agar dapat menguragi intervensi informasi dari variabel lain. Menggunakan
level pengukuran yang tepat. Semakin tinggi atau semakin tepat level pengukuran, maka
variabel yang dibuat akan semakin reliabel karena informasi yang dimiliki semakin
mendetail.
Prinsip dasarnya adalah mencoba melakukan pengukuran pada level paling tepat
yang mungkin diperoleh. Gunakan lebih dari satu indikator. Dengan adanya lebih dari
satu indicator yang spesifik, peneliti dapat melakukan pengukuran dari range yang lebih
luas terhadapkonten definisi konseptual. Gunakan tes pilot, yakni dengan membuat satu
atau lebih draftatau dalam sebuah pengukuran sebelum menuju ke tahap hipotesis
(pretest). Dalam penggunaan pilot studies, prinsipnya adalah mereplikasi pengukuran
yang pernah dilakukan oleh peneliti terdahulu dari literature-literatur yag berkaitan.
Selanjutnya, pengukuran terdahulu dapat dipergunakan sebagai patokan dari
pengukuran yang dilakukan peneliti saat ini. Kualitas pengukuran dapat ditingkatkan
dengan berbagai cara sejauh definisi dan pemahaman yang digunakan oleh peneliti
kemudian tetap sama.
Pada konstruksi alat ukur, perhitungan reliabilitas berguna untuk melakukan
perbaikan pada alat ukur yang dikonstruksi. Dimana perbaikan alat ukur dilakukan
melalui analisis butir untuk mengetahui butir mana yang perlu diperbaiki. Namun pada
pengukuran sesungguhnya, perhitungan reliabilitas dilakukan untuk memberi informasi
tentang kualitas sekor hasil ukur kepada mereka yang memerlukannya. Tentunya
perolehan tersebut bisa di jadikan acuan bagi peneliti untuk menghasilkan penelitian yang
bisa dipertanggung jawabkan di kemudian hari.
Sehingga, jika realibilitas baik, akan menunjukkan kalahan varian yang minim.
Jika tes mempunyai reabilitas tinggi maka pengaruh kesalahan pengukuran telah
terkurangi.[2]
Jenis Realibilitas
Dalam kaitanya dengan sebuah penelitian, berikut ini adalah macam-macam
reliabilitas dan prosedur pelaksanaan pengukuran reliabilitas yang sering ditemui dalam
instrument evaluasi maupun penelitian yaitu:
a. Teknik pengukuran ulang (test-retest)
Pada teknik ini tes yang sama diminta menjawab pentanyaan dalam alat ukur
sebanyak dua kali. Dimana selang waktunyapun tidak terlalu dekat dan tidak
terlalu lama (15 – 30 hari). Kemudian barulah hasil pengukuran I dikorelasikan
dengan pengukuran II.

Ukur Selang waktu Ukur ulang


X ----------------- X

Pada reliabilitas ini, dilihat apakah hasil ukur ulang masih mirip dengan
hasil ukur, apakah jawaban responden stabil sehingga dinamakan reliabilitas
stabilitas. Korelasi dilakukan pada sekor responden saja tanpa memperhatikan
komposisi butir. Komposisi butir boleh apa saja dengan sasaran yang tidak perlu
sama.
Relibilitas tes ini penting, khususnya ketika digunakan untuk menentukan
predictor misalnya tes kemampuan. Para pengambil tes pada umumnya akan terus
mengingat jawabannya, jika item soal yang ada mengandung factor sejarah,
disbanding bentuk soal ilmu pengetahuan aljabar misalnya.
Jika koefisien korelasi menunjukkan tinggi, berarti realibilitas tes bagus,
jika korelasi rendah, berarti tes tersebut mempunyai konsistensi rendah.

b. Teknik belah dua


Pada teknik ini, alat ukur yang disusun harus punya banyak item (50 – 60)
yang mengukur aspek yang sama. Dimana alat ukur diujikan pada tes, kemudian
dihitung validitas itemnya.

Faktor-faktor yang mempengaruhi Reliabilitas

Reliabilitas dapat dipengaruhi oleh waktu penyelenggaran tes-retes.


Interval penyelengaraan yang terlalu dekat atau jauh, akan mempengruhi
koefisien reliabilitas. Faktor-factor lain yang mempengaruhi di antaranya;

 Panjang test, semakin panjang test evaluasi, semakin banyak jumlah item
materi pembelajaran diukur. Ini menunjukan dua kemungkinan yaitu test
semakin mendekati kebenaran, dan dalam memgikuti test, semakin kecil
siswa menebak. Berarti semakin tinggi koefisien reliabilitas.
 Penyebaran skor koefisien reliabiltas secara langsung dipengeruhioleh
bentuk sebaranskor dalam kelompok siswa yang diukur. Semakin tinggi
sebaran semakin tingi estimasi koefisien reliabilitas. Hal ini tejadi karena
posisi skor siswa, secara individual mempunyai kedudukan sama pada tes
retest lain,sebagai acuan.
 Kesulitan test; test normative yang terlalu mudah atau terlalu sulitskor
untuk siswa cenderung menghasilkan reliabilitas rendah. Fenomena
tersebut, akan menghasilkan sebaran skor yang cenderung terbatas pada
salah satu sisi.
 Untuk test yang terlalu mudah skor jawaban siswa akan mengumpul ada
sisi atas, untuk tes terlalu sulit skor jawaban siswa akan cenderung
mengumpul pada ujung bawah. Dua kejadian tersebut mempunyai
kesamaan yaitu bahwa perbedaan di antara individu adalah kecil dan
cenderung tidak relevan

4. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Koefisien Reliabilitas

Ada beberapa faktor yang mempengaruhi koefisien reliabilitas dari instrumen


yang berupa tes, diantaranya:

 Panjang Tes. Pada umumnya semakin panjang tes semakin tinggi reliabilitasnya. Hal
ini disebabkan tes yang cacah butirnya banyak akan memuat cukup banyak tingkah
laku yang diukur.
 Penyebaran Skor. Koefisien reliabilitas dipengaruhi oleh penyebaran skor. Makin
lebar penyebaran skor makin tinggi estimasi koefisien reliabilitasnya. Hal ini
disebabkan koefisien reliabilitas akan semakin tinggi apabila individu- individu
cenderung tetap pada kedudukan terhadap kelompoknya.
 Tingkat Kesukaran Tes. Tes yang terlalu sukar atau terlalu mudah cenderung
menurunkan koefisien reliabilitas. Hal ini disebabkan tes yang terlalu sukar atau
terlalu mudah menghasilkan sebaran yang terbatas dan terkumpul diujung bawah
atau diujung atas.
 Objektivitas suatu tes menunjukan seberapa jauh dua orang yang mempunyai
kemampuan yang sama mendapatkan skor yang sama.

a. Pengujian Realibilitas
Pendekatan dan Teknik pengujian realibilitas antara lain :
 Teknik Paralel (Paralel Form atau Alternate Form)
Teknik paralel disebut juga tenik ”double test double trial”. Sejak awal
peneliti harus sudah menyusun dua perangkat instrument yang parallel
(ekuivalen), yaitu dua buah instrument yang disusun berdasarkan satu
buah kisi- kisi. Setiap butir soal dari instrument yang satu selalu harus
dapat dicarikan pasangannya dari instrumen kedua. Kedua instrumen
tersebut diuji cobakan semua. Sesudah kedua uji coba terlaksana, maka
hasil instrumen tersebut dihitung korelasinya dengan menggunakan rumus
product moment (korelasi Pearson).
 Teknik Ulang (Test Re-test)
Teknik ini disebut juga teknik ”single test double trial”. Menggunakan
sebuah instrument, namun dites dua kali. Hasil atau skor pertama dan
kedua kemudian dikorelasikan untuk mengetahui besarnya indeks
reliabilitas. Teknik perhitungan yang digunakan sama dengan yang
digunakan pada teknik pertama yaitu rumus korelasi Pearson. Menurut
Saifuddin Azwar, realibilitas tes-retest adalah seberapa besar derajat skor
tes konsisten dari waktu ke waktu. Realibilitas diukur dengan menentukan
hubungan antara skor hasil penyajian tes yang sama kepada kelompok
yang sama, pada waktu yang berbeda.

Metode pengujian reliabilitas stabilitas yang paling umum dipakai adalah


metode pengujian tes-kembali (test-retest). Metode test-retest
menggunakan ukuran atau “test” yang sama untuk variable tertentu pada
satu saat pengukuran yang diulang lagi pada saat yang lain. Cara lain
untuk menunjukkan reliabilitas stabilitas, bila kita menggunakan survai,
adalah memasukkan pertanyaan yang sama di dua bagian yang berbeda
dari kuesioner atau wawancara. Misalnya the Minnesota Multiphasic
Personality Inventory (MPPI) mengecek reliabilitas test-retest dalam satu
kuesionernya dengan mengulang pertanyaan tertentu di bagian-bagian
yang berbeda dari kuesioner yang panjang.

Kesulitan terbesar untuk menunjukkan reliabilitas stabilitas adalah


membuat asumsi bahwa sifat/ variable yang akan diukur memang benar-
benar bersifat stabil sepanjang waktu. Karena kemungkinan besar tidak
ada ukuran yang andal dan sahih yang tersedia. Satu-satunya faktor yang
dapat membuat asumsi-asumsi ini adalah pengalaman, teori atau putus dan
terbaik. Dalam setiap kejadian, asumsi ini selalu ditantang dan sulit
rasanya mempertahankan asumsi tersebut atas dasar pijakan yang
obyektif.

 Teknik Belah Dua


Penentuan reabilitas tes hasil belajar bentuk obyektif dengan
menggunakan formula Spearman-Brown dikenal dengan istilah : teknik
belah dua (split half technique). Disebut “belah dua”, sebab dalam
penentuan reabilitas tes, penganalisisannya dilakukan dengan jalan
membelah dua butir-butir soal tes menjadi dua bagian yang sama,
sehingga masing-masing testee memiliki dua macam skor. Salah satu skor
merupakan bagian pertama atau belahan pertama dari tes, sedangkan skor
yang satunya lagi merupakan bagian kedua atau belahan kedua dari tes
hasil belajar bentuk obyektif tersebut.
BAB III

PENUTUP

1. Kesimpulan

Realibilitas menunjuk pada pengertian konsistensi pengukuran yaitu seberapa konsisten


skor tes atau hasil evaluasi dari suatu pengukuran ke pengukuran lain.

Secara umum, ada 2 cara dalam mengukur sebuah realibilitas yaitu:

1. Realibilitas Stabilitas
2. Realibilitas Ekivalen
2. Saran

Semoga makalah ini dapat membantu dan menjadi sebuah referensi bagi pembaca pada
umumnya dan penulis pada khususnya. Kritik dan Saran sangat kami harapkan untuk
membangun dan menjadikan lebih baik lagi di tugas- tugas selanjutnya.

Anda mungkin juga menyukai