Anda di halaman 1dari 3

Validitas

Validitas berasal dari kata validity yang mempunyai arti sejauh mana ketepatan dan kecermatan suatu
alat ukur dalam melakukan fungsi ukurnya. Suatu tes atau instrumen pengukur dapat dikatakan
mempunyai validitas yang tinggi apabila alat tersebut menjalankan fungsi ukurnya, atau memberikan
hasil ukut yang sesuai dengan maksud dilakukannya pengukuran tersebut. Tes yang menghasilkan data
yang tidak relevan dengan tujuan pengukuran dikatakan sebagai tes yang memiliki validitas rendah.

Validitas adalah aspek kecermatan pengukutan. Suatu alat ukur yang valid, tidak sekedar mampu
mengungkapkan data dengan tepat akan tetapi juga harus memberikan gambaran yang cermat
mengenai data tersebut. Cermat berarti bahwa pengukuran itu mampu memberikan gambaran
mengenai perbedaan yang sekecil-kecilnya di antara subyek yang satu dengan yang lain.

Sebagaimana telah dikemukakan di atas, pengertian validitas sangat erat berkaitan dengan masalah
tujuan pengukuran. Oleh karena itu, tidak ada validitas yang berlaku secara umum untuk semua tujuan
pengukuran. Suatu alat ukur biasanya hanya merupakan ukuran yang valid untuk satu tujuan spesifik.
Dengan demikian, jelaslah mengapa suatu alat ukur yang dikatakan sebagai valid guna pengambilan
suatu keputusan dapat saja sangat tidak berguna dalam pengambilan keputusan lain dan bagi kelompok
subyek yang lain. Validitas instrumen menunjukkan bahwa hasil dari suatu pengukuran menggambarkan
segi atau aspek yang diukur.

Beberapa karakteristik dari validitas:

a. Validitas sebenarnya menunjuk kepada hasil dari penggunaan instrumen tersebut bukan pada
instrumennya. Suatu instrumen dikatakan valid atau memiliki validitas bila instrumen tersebut benar-
benar mengukut aspek atau segi yang akan diukur.

b. Validitas menunjukkan suatu derajat atau tingkatan, validitasnya tinggi, sedang atau rendah,
bukan valid atau tidak valid.

c. Validitas instrumen juga memilii spesifikasi tidak berlaku umum. Suatu tes matematika
menunjukkan validitas tinggi untuk menghitung keterampilan menghitung, tetapi hanya sedang dalam
mengukur kemampuan berpikir matematis, bahkan rendah dalam memprediksi keberhasilan dalam
matematika untuk yang akan datang.

Reliabilitas

a. Pengertian Reliabilitas

Sejalan dengan uraian di atas, Suryabrata (2000:29) menyatakan bahwa reliabilitas alat ukur menunjuk
pada sejauh mana hasil pengukuran dengan menggunakan alat tersebut dapat dipercaya. Hal ini
ditunjukkan oleh taraf keajegan (konsistensi) skor yang diperoleh para subyek yang diukur dengan alat
ukur yang sama, atau diukur dengan alat yang setara pada kondisi yang berbeda
Reliabilitas berhubungan dengan masalah kepercayaan. Suatu tes dapat dikatakan mempunyai taraf
kepercayaan yang tinggi jika tes tersebut dapat memberikan hasil yang tetap. Maka pengertian
reliabilitas tes berhubungan dengan masalah ketetapan hasil tes, atau seandainya hasilnya berubah-
ubah, perubahan yang terjadi dapat dikatakan tidak berarti.

Reliabilitas berkenaan dengan tingkat keajegan atau ketetapan hasil pengukuran. Suatu instrumen
memiliki tingkat reliabilitas yang memadai, bila instrumen tersebut digunakan mengukur aspek yang
diukur beberapa hali hasilnya sama atau relatif sama. Minilai ada metode untuk menguji reliabilitas
suatu instrumen, pertama metode Tes – Retes, dan kedua metode Paruh. Dalam metode Tes – Retes
pengujian (uji coba) dilakukan dua atau tiga kali terhadap sampel yang sama. Hasilnya dihitung dengan
uji korelasimenggunakan rumus Product Moment dari Pearson. Bila korelasi atau r-nya signifikan, maka
instrumen tersebut memiliki reliabilitas yang memadai dan bisa digunakan untk pengukuran
selanjutanya. Dalam metode Paruh, pengukuran uji coba hanya dilakukan satu kali, skor dari nomor-
nomro butir pertanyaan (soal) ganjil dikorelasikan dengan skor tes dari butir-butir soal genap.
Penafsirannya sama dengan Tes – Retes.

2. Mana yang lebih diutamakan antara validitas atau reliabilitas?

Keduanya sama-sama penting

Reliabilitas digunakan sebagai indikator dalam mempercayai nilai dari suatu tes karena memiliki
konsistensi/ajeg. Validitas digunakan sebagai pengembangan dan pengevaluasian suatu tes. Selain itu,
validitas juga diperlukan untuk mengetahui kelayakan butir-butir dalam suatu konstruk pertanyaan
dalam mendefinisikan suatu variabel. Pada dasarnya uji reliabilitas dan validitas merupakan suatu
tahapan penting dalam penyusunan suatu instrument penelitian.

Validitas dan reliabilitas merupakan konsep yang saling melengkapi. Reliabilitas berbicara mengenai
konsistensi, sedangkan validitas berbicara mengenai apakah sebuah alat ukur benar-benar mengukur
apa yang sedang diukur. Sebuah alat yang memiliki validitas yang baik maka dapat dipastikan memiliki
reliabilitas yang baik. Hal ini dikarenakan sebuah alat yang memiliki validitas yang baik pastinya telah
benar-benar mengukur apa yang ingin diukur dan pastinya telah sesuai dengan konsep ataupun teori
yang mendukung suatu variabel tertentu. Kesesuaian inilah yang nantinya membuat reliabilitas dari
sebuah alat juga akan meningkat. Walaupun alat tersebut dicoba beberapa kali, hasil yang didapatkan
pun tetap akan sama.

Tanpa validitas dan reliabilitas alat ukur, kita tidak akan mungkin memperoleh hasil penelitian yang
representatif terutama bila kesimpulannya akan di generalisasikan ke populasi. Karena dalam ilmu-ilmu
dan masalah sosial, gejala empirik yang sering ditemui merupakan gejala yang memiliki keragaman yang
harus dibahas sesuai dengan kajian teori yang benar, tidak melanggar kaidah dan tidak bertentangan
dengan kelaziman.
Namun, pada tes-tes yang bermaksud memprediksi sebuah kriteria tertentu, (predictive-criterion
related) validitas menjadi lebih penting daripada reliabilitas. Ketika nilai validitas memuaskan, maka
rendahnya nilai reliabilitas tidak akan menjadi masalah. Contohnya pada tes-tes kreativitas.

Anda mungkin juga menyukai