Validitas berasal dari kata validity yang mempunyai arti sejauh mana ketepatan dan
kecermatan suatu alat ukur dalam melakukam fungsi ukurannya (Azwar 1986). Selain
itu validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan bahwa variabel yang diukur
memang benar-benar variabel yang hendak diteliti oleh peneliti (Cooper dan Schindler,
dalam Zulganef, 2006).
Sedangkan menurut Sugiharto dan Sitinjak (2006), validitas berhubungan dengan suatu
peubah mengukur apa yang seharusnya diukur. Validitas dalam penelitian menyatakan
derajat ketepatan alat ukur penelitian terhadap isi sebenarnya yang diukur. Uji validitas
adalah uji yang digunakan untuk menunjukkan sejauh mana alat ukur yang digunakan
dalam suatu mengukur apa yang diukur. Ghozali (2009) menyatakan bahwa uji validitas
digunakan untuk mengukur sah, atau valid tidaknya suatu kuesioner. Suatu kuesioner
dikatakan valid jika pertanyaan pada kuesioner mampu untuk mengungkapkan sesuatu
yang akan diukur oleh kuesioner tersebut.Suatu tes dapat dikatakan memiliki validitas
yang tinggi jika tes tersebut menjalankan fungsi ukurnya, atau memberikan hasil ukur
yang tepat dan akurat sesuai dengan maksud dikenakannya tes tersebut. Suatu tes
menghasilkan data yang tidak relevan dengan tujuan diadakannya pengukuran
dikatakan sebagai tes yang memiliki validitas rendah.
Sisi lain dari pengertian validitas adalah aspek kecermatan pengukuran. Suatu alat ukur
yang valid dapat menjalankan fungsi ukurnya dengan tepat, juga memiliki kecermatan
tinggi. Arti kecermatan disini adalah dapat mendeteksi perbedaan-perbedaan kecil yang
ada pada atribut yang diukurnya.
Dalam pengujian validitas terhadap kuesioner, dibedakan menjadi 2, yaitu validitas
faktor dan validitas item. Validitas faktor diukur bila item yang disusun menggunakan
lebih dari satu faktor (antara faktor satu dengan yang lain ada kesamaan). Pengukuran
validitas faktor ini dengan cara mengkorelasikan antara skor faktor (penjumlahan item
dalam satu faktor) dengan skor total faktor (total keseluruhan faktor).
Validitas item ditunjukkan dengan adanya korelasi atau dukungan terhadap item total
(skor total), perhitungan dilakukan dengan cara mengkorelasikan antara skor item
dengan skor total item. Bila kita menggunakan lebih dari satu faktor berarti pengujian
validitas item dengan cara mengkorelasikan antara skor item dengan skor faktor,
kemudian dilanjutkan mengkorelasikan antara skor item dengan skor total faktor
(penjumlahan dari beberapa faktor).
Dari hasil perhitungan korelasi akan didapat suatu koefisien korelasi yang digunakan
untuk mengukur tingkat validitas suatu item dan untuk menentukan apakah suatu item
layak digunakan atau tidak. Dalam penentuan layak atau tidaknya suatu item yang akan
digunakan, biasanya dilakukan uji signifikansi koefisien korelasi pada taraf signifikansi
0,05, artinya suatu item dianggap valid jika berkorelasi signifikan terhadap skor total.
Untuk melakukan uji validitas ini menggunakan program SPSS. Teknik pengujian yang
sering digunakan para peneliti untuk uji validitas adalah menggunakan
korelasi Bivariate Pearson (Produk Momen Pearson). Analisis ini dengan cara
mengkorelasikan masing-masing skor item dengan skor total. Skor total adalah
penjumlahan dari keseluruhan item. Item-item pertanyaan yang berkorelasi signifikan
dengan skor total menunjukkan item-item tersebut mampu memberikan dukungan
dalam mengungkap apa yang ingin diungkap à Valid. Jika r hitung ≥ r tabel (uji 2 sisi
dengan sig. 0,05) maka instrumen atau item-item pertanyaan berkorelasi signifikan
terhadap skor total (dinyatakan valid).
Validitas adalah tingkat keandalah dan kesahihan alat ukur yang digunakan. Intrumen
dikatakan valid berarti menunjukkan alat ukur yang dipergunakan untuk mendapatkan
data itu valid atau dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya di ukur
(Sugiyono, 2004:137). Dengan demikian, instrumen yang valid merupakan instrumen
yang benar-benar tepat untuk mengukur apa yang hendak di ukur.
Penggaris dinyatakan valid jika digunakan untuk mengukur panjang, namun tidak valid
jika digunakan untuk mengukur berat. Artinya, penggaris memang tepat digunakan
untuk mengukur panjang, namun menjadi tidak valid jika penggaris digunakan untuk
mengukur berat.
Langkah-langkah dalam pengujian validitas ini yaitu :
1. Buat skor total masing-masing variabel (Tabel perhitungan skor)
Dari tabel diatas dapat dijelaskan bahwa nilai r hitung > r tabel berdasarkan uji
signifikan 0.05, artinya bahwa item-item tersebut diatas valid
Ket :
R 11 adalah nilai reliabilitas
R b adalah nilai koefisien korelasi
Nilai koefisien reliabilitas yang baik adalah diatas 0,7 (cukup baik), di atas 0,8
(baik). Pengukuran validitas dan reliabilitas mutlak dilakukan, karena jika instrument
yang digunakan sudah tidak valid dan reliable maka dipastikan hasil penelitiannya pun
tidak akan valid dan reliable. Sugiyono (2007: 137) menjelaskan perbedaan antara
penelitian yang valid dan reliable dengan instrument yang valid dan reliable sebagai
berikut :
Penelitian yang valid artinya bila terdapat kesamaan antara data yang terkumpul
dengan data yang sesungguhnya terjadi pada objek yang diteliti. Artinya, jika objek
berwarna merah, sedangkan data yang terkumpul berwarna putih maka hasil penelitian
tidak valid. Sedangkan penelitian yang reliable bila terdapat kesamaan data dalam
waktu yang berbeda. Kalau dalam objek kemarin berwarna merah, maka sekarang dan
besok tetap berwarna merah.
Validitas Pengertian Validitas Validitas adalah suatu derajat ketepatan/kelayakan
instrumen yang digunakan untuk mengukur apa yang akan diukur (Zainal Ariffin.2012).
Menurut Sukardi (2013) validitas adalah derajat yang menunjukkan dimana suatu tes
mengukur apa yang hendak diukur. Sedangkan menurut Saifuddin Azwar (2014) bahwa
validitas mengacu sejauh mana akurasi suatu tes atau skala dalam menjalankan fungsi
pengukurannya. Dari ketiga pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa validitas adalah
Derajat keetepatan/kelayakan instrumen yang digunakan untuk mengukur apa yang
akan diukur serta sejauh mana instrumen tersebut menjalankan fungsi pengukurannya .
Validitas merupakan produk dari validasi. Validasi adalah suatu proses yang dilakukan
oleh penyusun atau pengguna instrumen untuk mengumpulkan data secara empiris
guna mendukung kesimpulan yang dihasilkan oleh skor instrumen. Sedangkan validitas
adalah kemampuan suatu alat ukur untuk mengukur sasaran ukurnya.Dalam mengukur
validitas perhatian ditujukan pada isi dan kegunaan instrumen. Validitas terdiri dari
validitas internal dan validitas eksternal. Validitas internal meliputi validitas konstruk dan
validitas isi, sedangkan validitas eksternal meliputi validitas empiris yang di dalamnya
ada validitas kongkuren, validitas prediktif, dan validitas sejenis.
Jenis-jenis Validitas Validitas terdiri dari validitas internal dan eksternal. Suatu
penelitian memiliki validitas internal sepanjang faktor-faktor yang dimanipulasikan
(variable bebas) benar-benar berpengaruh terhadap variable tergantung yang
diobservasi dalam latar penelitian. Bila peneliti hanya sekedar mencapai validitas
internal, maka nilai praktis penemuannya akan rendah. Sebab tak bisa diberlakukan di
luar latar penelitian yang bersangkutan. Untuk itu, perlu pula mencapai validitas
eksternal. Dikatakan memiliki validitas eksternal sepanjang hubungan antara variable
yang ditemukan dapat digeneralisasikan pada situasi-situasi non penelitian (bisa
digeneralisasikan pada latar lain, tritment lain, pengukuran lain, populasi lain).
. b) Validitas isi Menunjuk kepada suatu instrumen yang memiliki kesesuaian isi
dalam mengukur yang akan diukur. Penentuan suatu alat ukur mempunyai validitas isi,
biasanya dapat juga didasari pada penilaian para ahli dalam bidang tersebut.
2. Validitas Isi Untuk instrumen berbentuk tes, pengujian validitas isi dapat
dilakukan dengan membandingkan antara isi instrumen dengan materi pelajaran yang
telah diajarkan. Untuk instrumen yang akan mengukur efektivitas pelaksanaan program,
maka pengujian validitas isi dapat dilakukan dengan membandingkan antara isi
instrumen dengan isi rancangan yang telah ditetapkan. Persamaan dalam uji validitas
instrument non-test. Uji validitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah validitas
konstruk (Construct Validity). Menurut Jack R. Fraenkel (dalam Siregar 2010:163)
validitas konstruk merupakan yang terluas cakupannya dibanding dengan validitas
lainnya, karena melibatkan banyak prosedur termasuk validitas isi dan validitas
kriteria.Pengujian Validitas instrument test. Penelitian berupa achivement test, memiliki
nilai benar – salah, maka pengujian validitas item instrumen dilakukan dengan
menggunakan rumus koefisien korelasi biserial. Rumus yang digunakan adalah sebagai
berikut:
Reliabilitas tes bervariasi dari suatu kelompok dengan kelompok lainnya. Uno,
dkk. memberikan penekanan pada pengertian reliabilitas sebagai konsistensi tes.
Yaitu, seberapa konsisten skor tes dari satu pengukuran ke pengukuran berikutnya.
Reliabilitas merujuk pada ketetapan/keajegan alat tersebut dalam menilai apa yang
diinginkan, artinya kemampuan alat tersebut digunakan akan memberikan hasil yang
relatif sama. Sehingga berdasarkan pernyataan-pernyataan diatas dapat disampaikan
bahwa, reliabilitas diartikan dengan keajekan (konsistensi) bila mana tes tersebut diuji
berkali-kali hasilnya relatif sama, artinya setelah hasil tes yang pertama dengan tes
yang berikutnya dikorelasikan terdapat hasil korelasi yang signifikan.
Contoh dari validitas logis adalah validitas isi dan validitas konstruk. Kemudian
validitas empiris merupakan validitas yang dapat diuji secara empiris. Instrumen diuji
melalui metode statistika. Validitas empiris dapat dibagi menjadi dua, yaitu validitas
internal dan validitas eksternal. Validitas internal memperlihatkan seberapa jauh hasil
ukur setiap butir tes konsisten dengan hasil ukur instrumen secara keseluruhan.
Sedangkan validitas eksternal adalah hasil ukur instrumen atau tes lain diluar instrumen
itu sendiri yang menjadi kriteria. Contoh dari validitas eksternal adalah
validitas konkuren (bandingan) dan validitas prediktif. Sedangkan reliabilitas dibagi
menjadi dua, yaitu: reliabilitas tanggapan(eksternal) dan reliabilitas konsistensi
gabungan item. Reabilitas tanggapan menekankan pada bagaimana proses penerapan
dan penyampaian instrumen sedangkan reabilitas konsistensi tanggapan item lebih
pada pengolahan item bagai mana hasil yang diperoleh instrumen. Instrumen yang
valid dan reliabel merupakan syarat untuk memperoleh data-data yang valid. Data-data
ini yang kemudian dianalisis dalam rangka mencari kesimpulan penelitian.
Daftar Referensi dan Bacaan Arifin, Zainal. (2012). Evaluasi Pembelajaran. Bandung:
PT. Remaja Rosdakarya Azwar S. 2014. Psikologi Inteligensi. Yogyakarta Kerlinger,
Fred N. 1973. Asas-Asas Penelitian Behavioral. Yogyakarta: UGM Sukardi, 2009.
Metodologi penelitian pendidikan: kompetensi dan praktiknya Jakarta: Bumi Aksara
Source: http://www.eurekapendidikan.com/2015/10/pengertian-uji-validitas-dan-
reliabilitas-empirik-teoritik.html
Disalin dan Dipublikasikan melalui Eureka Pendidikan
Source: http://www.eurekapendidikan.com/2015/10/pengertian-uji-validitas-dan-
reliabilitas-empirik-teoritik.html
Disalin dan Dipublikasikan melalui Eureka Pendidikan