Mendengarkan Secara
Efektif
Roby Istighfari
UNAS - FTKI - TI – KETRAMPILAN BERKOMUNIKASI K.01
KATA PENGANTAR
Pertama kami mengucapkan puji syukur atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas
segala kebesaran dan kelimpahan nikmat yang diberikan-Nya, sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah Teknologi Informasi dan komunikasi yang berjudul
“STRATEGI DAN KIAT-KIAT MENDENGARKAN SECARA EFEKTIF” dengan baik.
Saya menyadari bahwa penulisan makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena
itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu saya harapkan
demi kesempurnaan penulisan makalah ini.
Akhir kata, saya ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan serta
dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir. Semoga Allah SWT senantiasa
meridhai segala usaha kita.
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Dalam lapangan pekerjaan apapun kita bekerja dan dalam perbuatan kita sehari-hari
akan lebih banyak ditentukan oleh apa yang kita dengar daripada yang kita lihat dan kita
rasakan. Seorang buruh yang tidak mampu mendengarkan petunjuk dari majikannya
akan berkemungkinan besar merugikan perusahaan. Begitupun dengan pengusaha yang
tidak mampu menyimak perkembangan perekonomian, akan sulit baginya untuk
memajukan perusahaan. Seorang filsuf Yunani, Epictetus mengatakan, “Manusia
diciptakan dengan dua telinga, tetapi hanya satu lidah, sehingga manusia dapat
mendengarkan secara lebih ketimbang mereka berbicara” (King, 2008). Disini telah
ditekankan bahwa kita sebagai manusia harus lebih banyak mendengarkan daripada
berbicara. Namun dalam praktiknya, dalam kegiatan komunikasi hanya sedikit yang kita
gunakan untuk mendengarkan. Selain itu di dalam penerapannya juga masih kurang
mendapatkan perhatian, baik itu di tingkat sekolah maupun perkuliahan. Hal ini tidak
terjadi di negara berkembang saja, namun di negara maju sekalipun masih kurang
mendapatkan perhatian.
Oleh karena itu, ketrampilan berkomunikasi pada saat ini sangat penting dan menjadi
perhatian khusus untuk ditanamkan terutama pada para pelajar dan mahasiswa. Dengan
semakin cepat berkembangnya teknologi dan media sosial, jangan sampai kita lupa akan
nilai-nilai penting dari ketrampilan berkomunikasi karena manusia ditakdirkan sebagai
makhluk sosial yang saling membutuhkan antara satu dengan yang lainnya.
B. RUMUSAN MASALAH
Landasan konseptual
C. TUJUAN PENULIS
D. METODE PENULISAN
Metodologi yang digunakan dalam penulisan makalah ini diantaranya adalah Metode
literatur dan pustaka yang artinya metode ini dilakukan dengan mengumpulkan data dari
buku dan internet yang mendukung penulisan makalah ini.
BAB II
PEMBAHASAN
Pada tahap ini, akan di bahas mengenai penelitian yang sudah di lakukan sebelumnya
dimana terdapat persamaan dan perbedaan yang akan di lihat dari objek dan metode yang
di teliti. Penyusunan penelitian sebelumnya akan di jabarkan melalui bentuk tabel matrik
yang akan memudahkan pembaca dalam memahaminya.
Jurnal ini membahas mengenai Listening yang merupakan komponen penting dari
keberhasilan dalam komunikasi interpersonal, dan dimana para sarjana komunikasi
interpersonal telah mengabaikan teori teori dan pentingnya mendengarkan.
Memang benar kegiatan mendengarkan serasa sulit di lakukan baik di dunia kerja dan
kehidupan sehari hari. Setelah lulus dari sekolah, seseorang akan masuk ke dunia kerja
dan mendapatkan kendala dalam proses Listening.
Maka dari itu di tuntut adanya Active Listening bagi setiap orang baik para pimpinan
perusahaan maupun karyawan yang berada di lapangan kerja. agar hal itu dapat
memudahkan satu sama lain dan berdampak pada kepuasan kerja bagi diri sendiri dan
juga orang lain.
2. Wong, Huerta; Enrique, Juan; Schoech, Richard (2010 ) : Experential Learning and
Learning Environments: The Case of Active Listening Skills
Penelitian ini membandingkan lingkungan virtual dan tatap muka pembelajaran dan
konsep mendengarkan aktif untuk menguji apakah efektivitas lingkungan belajar
tergantung pada teknik mengajar.
Adanya efektivitas dari dua lingkungan belajar (virtual, face-to-face) dan dua teknik
mengajar (pengalaman, ceramah ditambah diskusi) pada kepuasan, persepsi
keuntungan belajar, dan belajar keterampilan mendengarkan. Penemuan ini
mendukung bahwa baik virtual dan tatap muka adalah teknik yang dapat
mengembangkan keterampilan mendengarkan mengajar.
Lingkungan belajar face-to-face memberikan hasil yang lebih baik daripada lingkungan
belajar virtual hanya ketika teknik experiential learning yang digunakan. Meskipun studi
ini tidak memberikan hasil yang diterapkan pada populasi umum, menggabungkan
sistem virtual learning dengan pengalaman belajar bisa menjadi analisa yang efektif
untuk mendidik siswa.
Sama halnya dengan dunia kerja, efektifitas Active Listening dalam jam kerja dapat
meningkatkan kinerja dibandingkan dengan bekerja melalui virtual. Bekerja dengan
proses virtual dapat membantu seseorang dalam bekerja, namun harus diimbangi
dengan proses face to face sehingga pekerjaan lebih mudah dilakukan dan akhirnya
dapat menghasilkan kepuasan kerja karyawan.
3. Harry Weger, Gina R Castle, Mellisa C .Emmett (2010) : Active Listening in Peer
Interviews: The Influence of Message Paraphrasing on Perceptions of Listening
Skill
Penelitian ini melaporkan percobaan yang dirancang untuk menguji adanya pengaruh
elemen tertentu dari respon mendengarkan secara aktif, yaitu, parafrase pesan. Seratus
delapan puluh mahasiswa berpartisipasi dalam wawancara di mana mereka menerima
baik refleksi lalu diparafrasekan dan adanya pengakuan sederhana dalam menanggapi
pendapat mereka.
Hasil analisa data menunjukkan bahwa parafrase pesan dikaitkan dengan daya tarik
sosial pendengar tetapi tidak terkait dengan kepuasan percakapan atau persepsi
perasaan yang dimengerti oleh peserta.
Hal ini berkaitan pula dengan penelitian yang akan dilakukan mengenai Active
Listening dimana parafrase pesan juga akan mempengaruhi kegiatan mendengar, dan
termasuk dalam bagian proses Active Listening yang nantinya akan membentuk puas
atau tidaknya seorang karyawan dalam bekerja.
Persamaan dari jurnal ini dengan penelitian yang akan dilakukan adalah dengan
adanya proses mendengar dan juga berhubungan dengan memahami lawan
komunikasi. Baik itu mendengarkan secara empatik ataupun secara aktif, dapat
membuat lawan bicara akan merasa nyaman dan tentunya seseorang dapat
membangun keterbukaan dan kepercayaan yang memang mutlak dibutuhkan dalam
membangun kerja sama dengan orang lain.
Jika seseorang mendengarkan aktif, maka cenderung juga berempati dan membuat
seorang karyawan mampu untuk menyampaikan pesan dengan cara dan sikap yang
memudahkan lawan bicara yaitu pimpinan perusahaan untuk menerima pesan yang
disampaikan. Oleh karena itu, berusaha untuk mengerti adalah prinsip benar yang
dimanifestasikan di banyak bidang kehidupan.
Seorang pendengar yang aktif dan empatik dapat membaca hal yang sedang terjadi
secara mendalam dan cepat. Ia dapat menerima dan mengerti orang lain sehingga
orang lain merasa aman untuk membuka hal yang menutupi permasalahan mereka
sebenarnya. Usaha untuk mengerti orang lain adalah satu investasi yang akan
membawa keberuntungan yang besar buat kita.
Pada jurnal terakhir mengenai kepuasan kerja mengungkapkan bahwa seberapa besar
pengaruh motivasi kerja dan kepuasan kerja terhadap kinerja karyawan baik secara
parsial maupun simultan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat pengaruh yang
positif dan signifikan antara motivasi kerja dan kepuasan kerja terhadap kinerja
karyawan.
B. LANDASAN KONSEPTUAL
1. Komunikasi
Sebelum membahas Active Listening dan kepuasan kerja lebih jauh, perlunya
menjabarkan beberapa pengertian mengenai komunikasi. Komunikasi merupakan
proses sosial dimana individu individu menggunakan simbol untuk menciptakan dan
menginterpretasikan makna dalam lingkungan mereka. (West & Turner, 2009 : 5)
Berdasarkan kedua teori menurut ahli di atas, maka dapat di ambil kesimpulan bahwa
komunikasi merupakan suatu proses dimana terdapat dua orang / lebih yang saling
memberikan interaksi baik secara verbal maupun nonverbal dan memberikan dampak
pada lawan komunikasi nya.
Seperti yang sudah diungkapkan oleh West & Turner mengenai definisi komunikasi,
pimpinan perusahaan akan mengkomunikasikan berbagai macam hal yang akan
mendukung kegiatan kerja di perusahaan. Begitu pula dengan karyawan yang harus
melakukan hal yang sama agar alur komunikasi perusahaan menjadi lancar.
Selain itu komunikasi adalah bagian dari cara yang dilakukan dalam Active Listening
yang baik dan sangat bermanfaat dalam mempertahankan kepuasan kerja karyawan
PT Benindo Ekakarya Sempurna. Komunikasi yang baik sangat mendukung perusahaan
dalam melaksanakan Listening yang baik.Pada jurnal terakhir mengenai kepuasan kerja
mengungkapkan bahwa seberapa besar pengaruh motivasi kerja dan kepuasan kerja
terhadap kinerja karyawan baik secara parsial maupun simultan.
Penyampaian Pesan
Komunikasi dapat dilakukan secara lisan dan tertulis atau elektronik
Kemasan Pesan
Komunikasi dapat dilakukan secara verbal dan nonverbal.
Kemasan Keresmian
Komunikasi dapat di kategorikan sebagai komunikasi formal dan
nonformal.
Pasangan Komunikasi
Komunikasi dapat dilihat sebagai Komunikasi Intrapersonal dan Komunikasi
Interpersonal
Purwanto juga meringkas bahwa ada dua bentuk dasar komunikasi yang lazim
digunakan dalam dunia bisnis, yaitu komunikasi verbal dan nonverbal. ( Purwanto,
2006 : 5)
Cara berkomunikasi dalam bukunya (Ruben & Stewart, 2013 : 62-66 ) diungkapkan
dengan 4 cara, yaitu :
Pesan Penglihatan
Pesan Sentuhan
Pesan Penciuman dan Pengecapan
Pesan Pendengaran
2. Proffesional Image
Selain itu, banyak perusahaan yang kurang menerapkan professional image dalam
bekerja sehari-hari yang secara otomatis akan menjatuhkan image perusahaan
tersebut.
Katz menyebutkan bahwa citra adalah cara pihak lain memandang sebuah perusahaan,
produk atau jasa, seseorang atau aktivitas. (Nurjaman & Umam, 2012 : 125).
Mackiewicz percaya bahwa citra korporasi yang kuat adalah aset yang penting dalam
era kompetisi tanpa batas. (Oliver, 2007 : 51)
Menurut pemaparan mengenai citra di atas, maka dapat disimpulkan bahwa citra
adalah suatu penilaian dari pihak luar memandang gambaran pihak dalam perusahaan.
Citra merupakan suatu hal yang tidak bisa diukur menggunakan angka karena citra
berada pada pikiran seseorang. Keterkaitan citra professional dalam penelitian ini
karena citra juga merupakan bagian dari dari perusahaan dimana dari Active Listening
yang baik juga dapat memunculkan image yang professional.
3. Komunikasi Interpersonal
Menurut McDavid & Harari dalam buku (Maulana & Gumelar, 2013 : 75) menyatakan
“komunikasi antarpribadi (interpersonal communication) adalah suatu proses
komunikasi yang bersetting pada objek objek sosial untuk mengetahui pemaknaan
suatu stimulus yang berupa informasi atau pesan.
Menurut ketiga defisini yang di jabarkan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa
komunikasi interpersonal merupakan komunikasi yang di lakukan bersama seseorang
dengan yang lain, dengan cara menyampaikan dan menerima informasi oleh satu
dengan yang lain, bila di kaitkan dengan proses mendengarkan, komunikasi
interpersonal sangat berperan aktif untuk menghasilkan suatu teknik mendengarkan
yang efektif, sehingga menunjukan pengertian lebih di antara keduanya.
Maulana & Gumelar juga memaparkan tujuan dari komunikasi Interpersonal yang
antara lain : (Maulana & Gumelar, 2013 : 75)
Untuk mendapatkan respons / umpan balik. Hal ini sebagai salah satu tanda
efektivitas proses komunikasi.
Melakukan antisipasi setelah mengevaluasi respons/ umpan balik.
Melakukan kontrol terhadap lingkungan sosial, yaitu dengan melakukan
modifikasi perilaku orang lain dengan cara persuasi.
Dengan adanya komunikasi interpersonal dari pihak pimpinan dan juga para
karyawan dapat terlihat sehingga memudahkan proses penelitian yang akan
dijalankan pada objek yang akan diteliti.
a. Komunikasi Verbal
Komunikasi verbal merupakan salah satu bentuk komunikasi yang lazim digunakan
dalam dunia bisnis untuk menyampaikan pesan pesan bisnis kepada pihak lain baik
secara tertulis maupun lisan. Bentuk komunikasi verbal memiliki struktur yang
teratur dan terorganisasi dengan baik, sehingga tujuan penyampaian pesan –
pesan bisnis dapat tercapai dengan baik. ( Purwanto, 2006 : 5 )
Menurut Nurjaman & Umam, Komunikasi verbal sebagai alat komunikasi dengan
masyarakat, bahasa dapat memperlancar pergaulan, memperluas hubungan,
melahirkan gagasan dan idem menambah pengetahuan dan juga untuk
menyampaikan informasi. (Nurjaman & Umam, 2012 : 55)
b. Komunikasi Nonverbal
Sentuhan
Sentuhan sangat efektif digunakan, dalam menggunakan sentuhan, lawan
bicara akan mendapatkan rasa nyaman.
Postur dan gerak tubuh
Lawan bicara menggunakan postur untuk memperjelas topic yang dibahas
dan memfokuskan perhatian. Postur dan gerak tubuh digunakan untuk
menunjukan sikap, suasana hati, setuju atau tidak setuju, rasa ingin tahu,
keramahan. Dalam hal ini seorang pimpinan perusahaan dapat menilai
komunikasi yang terjalin dari gerak tubuh dan postur karyawan.
Ekspresi wajah
Diperlihatkan saat berbicara dan menyimak pembicaraan akan
menginformasikan siapa dan bagaimana seseorang pada lawan bicaranya.
Kontak mata
Kontak mata penting dalam komunikasi. Tatapan mata dapat digunakan
untuk mengetahui tingkat keseriusan dan juga kebohongan.
Intonasi Suara dan Gaya bicara
Dalam hal ini, penting menekankan pada intonasi suara karena
dipergunakan untuk menilai komunikasi seseorang.
Cara berpakaian
Apa yang melekat pada tubuh dapat menginformasikan siapa dan
bagaimana seseorang terhadap yang lainnya. Karyawan akan
memperhatikan secara detail cara berpakaian dari para pimpinan,
begitupula dengan pimpinan perusahaan. Cara berpakaian merupakan
salah satu indikator rasa percara diri dan kredibilitas seseorang, meski
penampilan dari luar memang tidak selalu menjamin kualitas pengetahuan
seseorang.
Selain adanya kiat kiat nonverbal, Maulana & Gumelar memaparkan beberapa
klasifikasi perilaku nonverbal, yaitu : (Maulana & Gumelar, 2013 : 80-81 )
Body Motion
Adanya gesture ( gerak isyarat ), gerakan tubuh, pernyataan air muka,
perilaku / gerakan mata.
Physical Characteristic ( karakteristik fisik )
Adanya tanda tanda fisik yang tak bergerak, seperti bau badan, berat, tinggi,
dan lainnya
Teaching Behavior
Perilaku perilaku dalam kontak dengan orang lain seperti usapan, salaman,
dan lainnya
Paralanguage
Hal hal yang berhubungan dengan lisan/bahasa.suara, termasuk kualitas
bahasa, seperti tekanan suara.
Proxemics
Penggunaan jarak atau pendekatan
Artifac
Penggunaan lipstik, parfum, kacamata, wig, dan sebagainya.
Environmental factor
Penggunaan perabotan, dekorasi interior, lampu, dan sebagainya.
C. PEMBAHASAN LANJUT TENTANG LISTENING
1. Listening
a. Tujuan listening
1. Mendengarkan informasi
Ketika seseorang mendengarkan suatu isi pembicaraan, maka hal hal yang di
butuhkan adalah informasi yang akan menyebabkan pemahaman. Pada tahap ini,
seseorang perlu memahami, bukan mengevaluasi suatu pembicaraan. Fokus pada
informasinya saja.
2. Mendengarkan kritis
Ross Jay mengemukakan terdapat tujuan lain dari mendengarkan dengan saksama,
yaitu : ( Jay, 2007 : 107 )
1. Preoccupation
Situasi dimana seseorang sedang sibuk dengan sebuah urusan lain yang tidak
secara langsung berhubungan dengan topic pembicaraan.
2. Preconceived Ideas
4. Thinking of Responses
Kesulitan untuk menjaga kesinambungan pernyataan.
5. Lack of interest
1. Gangguan
Ada dua jenis gangguan yang menjadi penghambat jalannya komunikasi, yaitu
gangguan semantik yaitu gangguan tentang bahasa dan gangguan mekanik yaitu
gangguan dari saluran komunikasi berupa alat atau media.
2. Kepentingan
3. Motivasi terpendam
4. Prasangka
2. Active Listening
Menurut jurnal oleh Davidhizar, mendengarkan aktif adalah strategi yang di sengaja
yang dapat memberikan jembatan di seluruh hambatan budaya, memungkinkan bias
budaya yang harus ditangani secara konstruktif dan membantu agar memastikan
semua kebutuhan terpenuhi. (Davidhizar & Ruth, 2004 : 22)
Banyak kekurangan dapat dihindari dengan cara mendengarkan secara aktif. Orang
yang mendengarkan dengan aktif harus mengetahui juga perasaan yang
melatarbelakangi pesan itu, artinya harus dapat mengetahui pesan yang di terima
secara keseluruhan.
a. Cara active listening
2. Mengecek kembali
Penerima pesan mengecek kembali hal hal yang ada di balik pesan yang di
terimanya untuk mengerti pesan yang diterima.
3. Gambaran perilaku
Mendengar aktif merupakan salah satu kemampuan atau keterampilan yang dapat
meningkatkan efektivitas komunikasi. Cara meningkatkan kemampuan
mendengarkan aktif, yaitu : ( Mahdi & Sulistami, 2006 : 124 )
Dari kedua sumber mengenai cara mendengarkan aktif, seseorang akan sangat
terbantu jika dapat memahami siapa yang sedang diajak berbicara. Hal ini dapat
terjadi ketika di perusahaan, yang dimana pimpinan dan pekerja dapat saling
memahami agar tercipta komunikasi yang efektif.
1. Hearing / Mendengar
Memberi perhatian tentang apa yang akan di katakan. Dengan kata lain
mendengarkan dengan sungguh pesan yang disampaikan oleh seorang
komunikator.
2. Understanding
Memahami pesan pesan yang dikirim. Melakukan pengulangan isi pesan dengan
kata-kata sendiri guna menghindari kesalahan dalam menerima isi pesan
3. Remembering
4. Interprenting
Tidak membaca apapun dari pesan yang pengirim pesan komunikasikan. berusaha
mengintrepretasikan maksud sang pembicara. Dalam arti lain adanya kemampuan
dalam mengintrepretasikan maksud si pembicara.
5. Evaluating
Tidak segera memeberikan tanggapan atas pesan yang dikirimkan. mengevaluasi
apakah persepsi penerima pesan sudah sesuai dengan si pemberi pesan.
6. Responding
1. Hearing : Penerimaan fisik dari suara. Ketika seseorang mendengar, maka akan
selektif dalam menerima dan mengikuti suara dan stimuli lainnya. Mendengarkan
selektif dapat membantu seseorang mengidentifikasi apa yang penting dan apa
yang tidak dari semua informasi yang diterima setiap hari.
Dari konsep Brownell ini merupakan pedoman yang cukup kuat dalam menganalisa
proses Active Listening oleh pimpinan di perusahaan tempat penelitian
berlangsung. Dari semua proses diatas, peran dari teknik mendengarkan, seperti
kebudayaan dan nilai nilai dapat mengakibatkan setiap komponen yang ada.
Perkataan, nada suara dan pergerakan tubuh juga memainkan peran dalam
membuat suatu pesan yang bermakna.
DAFTAR PUSTAKA