0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
90 tayangan9 halaman
Komunikasi adalah proses penyampaian pesan antara dua pihak atau lebih untuk mencapai kesamaan makna. Terdapat berbagai model komunikasi, termasuk model stimulus-respons, model Aristoteles, dan model Shannon-Weaver yang membahas aliran pesan melalui saluran tertentu.
Komunikasi adalah proses penyampaian pesan antara dua pihak atau lebih untuk mencapai kesamaan makna. Terdapat berbagai model komunikasi, termasuk model stimulus-respons, model Aristoteles, dan model Shannon-Weaver yang membahas aliran pesan melalui saluran tertentu.
Komunikasi adalah proses penyampaian pesan antara dua pihak atau lebih untuk mencapai kesamaan makna. Terdapat berbagai model komunikasi, termasuk model stimulus-respons, model Aristoteles, dan model Shannon-Weaver yang membahas aliran pesan melalui saluran tertentu.
Komunikasi adalah istilah komunikasi berasal dari bahasa latin
communication, yang bersumber dari kata komunis yang berarti sama. Sama disini maksudnya adalah sama makna, jadi komunikasi dapat terjadi apabila terdapat kesamaan makna mengenai suatu pesan yang disampaikan oleh komunikator dan di terima oleh komunikan. Menurut KBBI, komunikasi adalah pengiriman dan penerimaan pesan atau berita antara dua orang atau lebih sehingga pesan yang dimaksud dapat dipahami. Hal ini juga berarti hubungan atau kontak. Sekarang ini, tujuan komunikasi bisa dilakukan secara langsung maupun tidak langsung menggunakan media. Menurut James A. F. Stoner, pengertian komunikasi adalah suatu proses pada seseorang yang berusaha untuk memberikan pengertian dan informasi dengan cara menyampaikan pesan kepada orang lain. Sedangkan, Prof. Drs. H. A. W. Widjaya berpendapat bahwa komunikasi adalah hubungan kontak antar dan antara individu maupun kelompok. Komunikasi berlangsung apabila adanya kesamaan makna. sesuai dengan definisi tersebut pada dasarnya sesorang melakukan komunikasi adalah untuk mencapai kesamaan makna antara manusia yang terlibat dalam komunikasi yang terjadi, dimana kesepahaman yang ada dalam benak komunikator (penyampai pesan) dengan komunikan (penerima pesan) mengenai pesan yang disampaikan haruslah sama agar apa yang komunikator maksud juga dapat dipahami dengan baik oleh komunikan sehingga komunikasi berjalan baik dan efektif (Effendy, 2005: 9). Fungsi Sejumlah pakar komunikasi memiliki pendapat yang berbeda- beda soal fungsi komunikasi. Akan tetapi, semua merujuk pada titik yang sama, yakni menyebarkan informasi untuk memberikan efek tertentu terhadap pesan yang disampaikan oleh komunikator. Menurut Judy C. Pearson dan Paul E. Nelson (Effendy, 2005: 5), komunikasi mempunyai dua fungsi umum. Pertama, untuk kelangsungan hidup sehari-hari, meliputi keselamatan fisik, meningkatkan kesadaran pribadi, menampilkan diri kita pada orang lain dan mencapai ambisi pribadi. Kedua, untuk kelangsungan hidup masyarakat, tepatnya untuk memperbaiki hubungan sosial dan mengembangkan keberadaan suatu masyarakat. Sean MacBride (Effendy, 2006: 26-31) memberikan pandangannya tentang fungsi komunikasi. Menurut MacBride, setidaknya komunikasi memiliki delapan fungsi, yang terdiri dari: Informasi, yakni pengumpulan, penyimpanan, pemrosesan, penyebaran berita, data, gambar, fakta dan pesan, opini dan komentar yang memberikan pengaruh terhadap lingkungan, serta mengambil keputusan dengan tepat. Sosialisasi, yakni penyediaan sumber ilmu pengetahuan yang memungkinkan orang bersikap dan bertindak sebagai anggota masyarakat yang efektif dan membuat dia sadar akan fungsi sosialnya, sehingga ia dapat aktif di masyarakat. Motivasi, yakni menjelaskan tujuan masyarakat baik jangka pendek maupun jangka panjang, mendorong orang menentukan pilihannya dan keinginannya, serta mendorong kegiatan individu dan kelompok berdasarkan tujuan yang dikejar bersama. Perdebatan dan diskusi, yakni menyediakan dan saling menukar fakta yang diperlukan untuk memungkinkan persetujuan atau menyelesaikan perbedaan pendapat mengenai masalah publik, menyedakan bukti-bukti yang relevan sesuai kebutuhan masyarakat umum dengan tujuan agar masyarakat lebih melibatkan diri dalam masalah yang menyangkut kepentingan bersama. Pendidikan, yakni pengalihan ilmu pengetahuan sehingga mengembangkan intelektual, pembentukan watak, dan pendidikan keterampilan serta kemahiran yang diperlukan pada semua bidang kehidupan. Memajukan kebudayaan, yakni penyebarluasan hasil kebudayaan dan seni dengan maksud melestarikan warisan masa lalu, perkembangan kebudayaan dengan memperluas horizon seseorang, membangun imajinasi, serta mendorong kreativitas seseorang sesuai kebutuhan estetikanya. Hiburan, yakni penyebarluasan simbol, sinyal, suara, dan citra dari drama, tari, kesenian, kesusastraan, komedi, olah raga, dan lain sebagainya untuk kesenangan. Intergrasi, yakni menyediakan bagi bangsa, kelompok, dan individu kesempatan untuk memperoleh berbagai pesan yang diperlukan agar mereka dapat saling mengenal dan menghargai kondisi, pandangan, serta keinginan orang lain. Proses Komunikasi cara penyampaisn pesan kepada komunikannya, sehingga dapat menciptakan suatu persamaan makna antara komunikan dengan komunikatornya. Proses komunikasi ini bertujuan untuk menciptakan komunikasi yang efektif (sesuai dengan tujuan komunikasi pada umumnya). Proses komunikasi dapat terjadi apabila ada interaksi antarmanusia dan ada penyampaian pesan untuk mewujudkan motif komunikasi. Proses komunikasi dapat dilihat dari dua perspektif : 1. Perspektif Psikologis. Perspektif ini merupakan tahapan komunikator pada proses encoding, kemudian hasil encoding ditransmisikan kepada komunikan sehingga terjadi komunikasi interpersonal. 2. Perspektif Mekanis. Perspektif ini merupakan tahapan disaat komunikator mentransfer pesan dengan bahasa verbal atau non verbal. Komunikasi ini dibedakan menjadi 4 proses komunikasi adalah sebagai berikut : 1. Proses komunikasi primer. Proses komunikasi primer adalah penyampaian pikiran oleh komunikator kepada komunikan menggunakan lambang sebagai media. 2. Proses komunikasi sekunder. Merupakan penyampaian pesan dengan menggunakan alat setelah memakai alat setelah memakai lambang sebagai media pertama. 3. Proses komunikasi linier. Penyampaian pesan dari komunikator kepada komunikan sebagai titik terminal. 4. Proses komunikasi sirkular. Terjadinya feedback atau umpan balik dari komunikan ke komunikator. Model-model Komunikasi a) Model Stimulus - Respons. Model ini merupakan model yang paling dasar dalam ilmu komunikasi. Model ini menunjukan komunikasi sebagai sebuah proses aksi reaksi. Model ini beranggapan bahwa kata-kata verbal, tanda-tanda nonverbal, gambar-gambar, dan tindakan akan merangsang orang lain untuk memberikan respon dengan cara tertentu. b) Model Aristoteles Model, merupakan model yang paling klasik dalam ilmu komunikasi. Model ini membuat rumusan tentang model komunikasi verbal yang petama. Komunikasi terjadi saat pembicara menyampaikan pesannya kepada khalayak dengan tujuan mengubah perilaku mereka. Aristoteles menerangkan tentang model komunikasi dalam bukunya Rhetorica, bahwa setiap komunikasi akan berjalan jika terdapat tiga unsur utama: Pembicara, Pesan, dan Pendengar. Model ini lebih berorientasi pada pidato. c) Model Lasswell Model, menggambarkan komunikasi dalam ungkapan siapa, mengatakan apa, dengan medium apa, kepada siapa, dan pengaruh apa? Model ini menjelaskan tentang proses komunikasi dan fungsinya terhadap masyarakat. Lasswell berpendapat bahwa di dalam komunikasi terdapat tiga fungsi. Pertama, pengawasan lingkungan, yang mengingatkan anggota- anggota masyarakat akan bahaya dan peluang dalam lingkungan. Kedua, korelasi berbagai bagian terpisah dalam masyarakat yang merespon lingkungan. Ketiga, transmisi warisan sosial dari suatu generasi ke generasi lainnya. d) Model Shannon dan Weaver. Model ini membahas tentang masalah dalam mengirim pesan berdasarkan tingkat kecermatannya. Model ini mengandaikan sebuah sumber daya informasi (source information) yang menciptakan sebuah pesan (message) dan mengirimnya dengan suatu saluran (channel) kepada penerima (receiver) yang kemudian membuat ulang (recreate) pesan tersebut. Model ini menganggap bahwa komunikasi adalah fenomena statis dan satu arah. Model ini juga terkesan terlalu rumit. e) Model Newcomb Theodore Newcomb (1953), melihat komunikasi dari pandangan sosial psokologi. Model ini juga dikenal dengan nama model ABX. Model ini menggambarkan bahwa seseorang (A) mengirim informasi kepada orang lain (B) tentang sesuatu (X). Model ini mengasumsikan bahwa orientasi A ke B atau ke X tergantung dari mereka masing- masing. f) Model Westley dan Maclean. Model ini berbicara dalam dua konteks, komunikasi interperonal dan massa. Perbedaan yang paling penting diantara komunikasi interpersonal dan massa adalah pada umpan balik (feedback). Di interpersonal, umpan balik berlangsung cepat dan langsung, sedang di komunikasi massa, umpan baliknya bersifat tidak langsung dan lambat. g) Model Gerbner. Model ini merupakan perluasan dari model komunikasi milik Lasswell, terdiri dari model verbal dan model diagramatik. Model Verbal, seseorang (sumber) mempersepsi kejadian dan bereaksi dalam situasi melalui suatu alat (saluran, media, rekayasa fisik, fasilitas administrative, dan kelembagaan untuk distribusidan control) untuk menyediakan materi dalam suatu bentuk dan konteks yang mengandung isi dengan konsekuensi yang ada. Model Diagramatik: Seseorang mempersepsi kejadian dan mengirim beberapa pesan untuk pemancar yang akan mengirim sinyal kepada penerima. Pada transmisi ini, sinyal akan menghadapi gangguan dan menjadi SSSE untuk si tujuan. h) Model Berlo. Model ini hanya memperlihatkan proses komunikasi satu arah dan hanya terdiri dari empat komponen yaitu sumber (Source), pesan (Message), saluran (Channel), dan penerima (Receiver). i) Model Defleur. Model ini merupakan model komunikasi massa. Dengan menyisipkan perangkat media massa (mass medium device) dan perangkat umpan balik (feedback device). Model ini menggambarkan sumber (source), pemancar (transmitter), penerima (receiver), dan tujuan (destination) sebagai fase yang terpisah dalam proses komunikasi massa, serupa dengan fase-fase yang digambarkan Schramm. j) Model Komunikasi Linear. Di kemukakan oleh Claude Shannon dan Warren Weaver pada tahun 1949 dalam buku The Mathematical of Communication. Mereka mendeskripsikan komunikasi sebagai proses linear karena tertarik pada teknologi radio dan telepon dan ingin mengembangkan suatu model yang dapat menjelaskan bagaimana informasi melewati berbagai saluran (channel). Hasilnya adalah konseptualisasi dari komunikasi linear (linear communication model). Pendekatan ini terdiri atas beberapa elemen kunci: sumber (source), pesan (message) dan penerima (receiver). Model linear berasumsi bahwa seseorang hanyalah pengirim atau penerima. k) Model Interaksional. Model interaksional dikembangkan oleh Wilbur Schramm pada tahun 1954 yang menekankan pada proses komunikasi dua arah di antara para komunikator. Dengan kata lain, komunikasi berlangsung dua arah, dari pengirim dan kepada penerima serta dari penerima kepada pengirim. Proses melingkar ini menunjukkan bahwa komunikasi selalu berlangsung. l) Model Transaksional. Model komunikasi transaksional dikembangkan oleh Barnlund pada tahun 1970. Model ini menggarisbawahi pengiriman dan penerimaan pesan yang berlangsung secara terus-menerus dalam sebuah episode komunikasi. Komunikasi bersifat transaksional adalah proses kooperatif, pengirim dan penerima sama-sama bertanggungjawab terhadap dampak dan efektivitas komunikasi yang terjadi.