Anda di halaman 1dari 9

Definisi Komunikasi

Komunikasi adalah istilah komunikasi berasal dari bahasa latin


communication, yang bersumber dari kata komunis yang berarti
sama. Sama disini maksudnya adalah sama makna, jadi
komunikasi dapat terjadi apabila terdapat kesamaan makna
mengenai suatu pesan yang disampaikan oleh komunikator dan
di terima oleh komunikan.
Menurut KBBI, komunikasi adalah pengiriman dan penerimaan
pesan atau berita antara dua orang atau lebih sehingga pesan
yang dimaksud dapat dipahami. Hal ini juga berarti hubungan
atau kontak. Sekarang ini, tujuan komunikasi bisa dilakukan
secara langsung maupun tidak langsung menggunakan media.
Menurut James A. F. Stoner, pengertian komunikasi adalah
suatu proses pada seseorang yang berusaha untuk memberikan
pengertian dan informasi dengan cara menyampaikan pesan
kepada orang lain. Sedangkan, Prof. Drs. H. A. W. Widjaya
berpendapat bahwa komunikasi adalah hubungan kontak antar
dan antara individu maupun kelompok.
Komunikasi berlangsung apabila adanya kesamaan makna.
sesuai dengan definisi tersebut pada dasarnya sesorang
melakukan komunikasi adalah untuk mencapai kesamaan
makna antara manusia yang terlibat dalam komunikasi yang
terjadi, dimana kesepahaman yang ada dalam benak
komunikator (penyampai pesan) dengan komunikan (penerima
pesan) mengenai pesan yang disampaikan haruslah sama agar
apa yang komunikator maksud juga dapat dipahami dengan
baik oleh komunikan sehingga komunikasi berjalan baik dan
efektif (Effendy, 2005: 9).
Fungsi
Sejumlah pakar komunikasi memiliki pendapat yang berbeda-
beda soal fungsi komunikasi. Akan tetapi, semua merujuk pada
titik yang sama, yakni menyebarkan informasi untuk
memberikan efek tertentu terhadap pesan yang disampaikan
oleh komunikator. Menurut Judy C. Pearson dan Paul E.
Nelson (Effendy, 2005: 5), komunikasi mempunyai dua fungsi
umum. Pertama, untuk kelangsungan hidup sehari-hari,
meliputi keselamatan fisik, meningkatkan kesadaran pribadi,
menampilkan diri kita pada orang lain dan mencapai ambisi
pribadi. Kedua, untuk kelangsungan hidup masyarakat,
tepatnya untuk memperbaiki hubungan sosial dan
mengembangkan keberadaan suatu masyarakat.
Sean MacBride (Effendy, 2006: 26-31) memberikan
pandangannya tentang fungsi komunikasi. Menurut MacBride,
setidaknya komunikasi memiliki delapan fungsi, yang terdiri
dari:
Informasi, yakni pengumpulan, penyimpanan, pemrosesan,
penyebaran berita, data, gambar, fakta dan pesan, opini dan
komentar yang memberikan pengaruh terhadap lingkungan,
serta mengambil keputusan dengan tepat.
Sosialisasi, yakni penyediaan sumber ilmu pengetahuan
yang memungkinkan orang bersikap dan bertindak sebagai
anggota masyarakat yang efektif dan membuat dia sadar
akan fungsi sosialnya, sehingga ia dapat aktif di
masyarakat.
Motivasi, yakni menjelaskan tujuan masyarakat baik
jangka pendek maupun jangka panjang, mendorong orang
menentukan pilihannya dan keinginannya, serta mendorong
kegiatan individu dan kelompok berdasarkan tujuan yang
dikejar bersama.
Perdebatan dan diskusi, yakni menyediakan dan saling
menukar fakta yang diperlukan untuk memungkinkan
persetujuan atau menyelesaikan perbedaan pendapat
mengenai masalah publik, menyedakan bukti-bukti yang
relevan sesuai kebutuhan masyarakat umum dengan tujuan
agar masyarakat lebih melibatkan diri dalam masalah yang
menyangkut kepentingan bersama.
Pendidikan, yakni pengalihan ilmu pengetahuan sehingga
mengembangkan intelektual, pembentukan watak, dan
pendidikan keterampilan serta kemahiran yang diperlukan
pada semua bidang kehidupan.
Memajukan kebudayaan, yakni penyebarluasan hasil
kebudayaan dan seni dengan maksud melestarikan warisan
masa lalu, perkembangan kebudayaan dengan memperluas
horizon seseorang, membangun imajinasi, serta mendorong
kreativitas seseorang sesuai kebutuhan estetikanya.
Hiburan, yakni penyebarluasan simbol, sinyal, suara, dan
citra dari drama, tari, kesenian, kesusastraan, komedi, olah
raga, dan lain sebagainya untuk kesenangan.
Intergrasi, yakni menyediakan bagi bangsa, kelompok, dan
individu kesempatan untuk memperoleh berbagai pesan
yang diperlukan agar mereka dapat saling mengenal dan
menghargai kondisi, pandangan, serta keinginan orang lain.
Proses Komunikasi
cara penyampaisn pesan kepada komunikannya, sehingga dapat
menciptakan suatu persamaan makna antara komunikan dengan
komunikatornya. Proses komunikasi ini bertujuan untuk
menciptakan komunikasi yang efektif (sesuai dengan tujuan
komunikasi pada umumnya). Proses komunikasi dapat terjadi
apabila ada interaksi antarmanusia dan ada penyampaian pesan
untuk mewujudkan motif komunikasi.
Proses komunikasi dapat dilihat dari dua perspektif :
1. Perspektif Psikologis. Perspektif ini merupakan tahapan
komunikator pada proses encoding, kemudian hasil
encoding ditransmisikan kepada komunikan sehingga
terjadi komunikasi interpersonal.
2. Perspektif Mekanis. Perspektif ini merupakan tahapan
disaat komunikator mentransfer pesan dengan bahasa
verbal atau non verbal.
Komunikasi ini dibedakan menjadi 4 proses komunikasi adalah
sebagai berikut :
1. Proses komunikasi primer. Proses komunikasi primer
adalah penyampaian pikiran oleh komunikator kepada
komunikan menggunakan lambang sebagai media.
2. Proses komunikasi sekunder. Merupakan penyampaian
pesan dengan menggunakan alat setelah memakai alat
setelah memakai lambang sebagai media pertama.
3. Proses komunikasi linier. Penyampaian pesan dari
komunikator kepada komunikan sebagai titik terminal.
4. Proses komunikasi sirkular. Terjadinya feedback atau
umpan balik dari komunikan ke komunikator.
Model-model Komunikasi
a) Model Stimulus - Respons. Model ini merupakan model
yang paling dasar dalam ilmu komunikasi. Model ini
menunjukan komunikasi sebagai sebuah proses aksi reaksi.
Model ini beranggapan bahwa kata-kata verbal, tanda-tanda
nonverbal, gambar-gambar, dan tindakan akan merangsang
orang lain untuk memberikan respon dengan cara tertentu.
b) Model Aristoteles Model, merupakan model yang paling
klasik dalam ilmu komunikasi. Model ini membuat rumusan
tentang model komunikasi verbal yang petama. Komunikasi
terjadi saat pembicara menyampaikan pesannya kepada
khalayak dengan tujuan mengubah perilaku mereka. Aristoteles
menerangkan tentang model komunikasi dalam bukunya
Rhetorica, bahwa setiap komunikasi akan berjalan jika terdapat
tiga unsur utama: Pembicara, Pesan, dan Pendengar. Model ini
lebih berorientasi pada pidato.
c) Model Lasswell Model, menggambarkan komunikasi dalam
ungkapan siapa, mengatakan apa, dengan medium apa, kepada
siapa, dan pengaruh apa? Model ini menjelaskan tentang proses
komunikasi dan fungsinya terhadap masyarakat. Lasswell
berpendapat bahwa di dalam komunikasi terdapat tiga fungsi.
Pertama, pengawasan lingkungan, yang mengingatkan anggota-
anggota masyarakat akan bahaya dan peluang dalam
lingkungan. Kedua, korelasi berbagai bagian terpisah dalam
masyarakat yang merespon lingkungan. Ketiga, transmisi
warisan sosial dari suatu generasi ke generasi lainnya.
d) Model Shannon dan Weaver. Model ini membahas tentang
masalah dalam mengirim pesan berdasarkan tingkat
kecermatannya. Model ini mengandaikan sebuah sumber daya
informasi (source information) yang menciptakan sebuah pesan
(message) dan mengirimnya dengan suatu saluran (channel)
kepada penerima (receiver) yang kemudian membuat ulang
(recreate) pesan tersebut. Model ini menganggap bahwa
komunikasi adalah fenomena statis dan satu arah. Model ini
juga terkesan terlalu rumit.
e) Model Newcomb Theodore Newcomb (1953), melihat
komunikasi dari pandangan sosial psokologi. Model ini juga
dikenal dengan nama model ABX. Model ini menggambarkan
bahwa seseorang (A) mengirim informasi kepada orang lain
(B) tentang sesuatu (X). Model ini mengasumsikan bahwa
orientasi A ke B atau ke X tergantung dari mereka masing-
masing.
f) Model Westley dan Maclean. Model ini berbicara dalam dua
konteks, komunikasi interperonal dan massa. Perbedaan yang
paling penting diantara komunikasi interpersonal dan massa
adalah pada umpan balik (feedback). Di interpersonal, umpan
balik berlangsung cepat dan langsung, sedang di komunikasi
massa, umpan baliknya bersifat tidak langsung dan lambat.
g) Model Gerbner. Model ini merupakan perluasan dari model
komunikasi milik Lasswell, terdiri dari model verbal dan model
diagramatik. Model Verbal, seseorang (sumber) mempersepsi
kejadian dan bereaksi dalam situasi melalui suatu alat (saluran,
media, rekayasa fisik, fasilitas administrative, dan kelembagaan
untuk distribusidan control) untuk menyediakan materi dalam
suatu bentuk dan konteks yang mengandung isi dengan
konsekuensi yang ada.
Model Diagramatik: Seseorang mempersepsi kejadian dan
mengirim beberapa pesan untuk pemancar yang akan mengirim
sinyal kepada penerima. Pada transmisi ini, sinyal akan
menghadapi gangguan dan menjadi SSSE untuk si tujuan.
h) Model Berlo. Model ini hanya memperlihatkan proses
komunikasi satu arah dan hanya terdiri dari empat komponen
yaitu sumber (Source), pesan (Message), saluran (Channel),
dan penerima (Receiver).
i) Model Defleur. Model ini merupakan model komunikasi
massa. Dengan menyisipkan perangkat media massa (mass
medium device) dan perangkat umpan balik (feedback device).
Model ini menggambarkan sumber (source), pemancar
(transmitter), penerima (receiver), dan tujuan (destination)
sebagai fase yang terpisah dalam proses komunikasi massa,
serupa dengan fase-fase yang digambarkan Schramm.
j) Model Komunikasi Linear. Di kemukakan oleh Claude
Shannon dan Warren Weaver pada tahun 1949 dalam buku The
Mathematical of Communication. Mereka mendeskripsikan
komunikasi sebagai proses linear karena tertarik pada teknologi
radio dan telepon dan ingin mengembangkan suatu model yang
dapat menjelaskan bagaimana informasi melewati berbagai
saluran (channel). Hasilnya adalah konseptualisasi dari
komunikasi linear (linear communication model). Pendekatan
ini terdiri atas beberapa elemen kunci: sumber (source), pesan
(message) dan penerima (receiver). Model linear berasumsi
bahwa seseorang hanyalah pengirim atau penerima.
k) Model Interaksional. Model interaksional dikembangkan
oleh Wilbur Schramm pada tahun 1954 yang menekankan pada
proses komunikasi dua arah di antara para komunikator.
Dengan kata lain, komunikasi berlangsung dua arah, dari
pengirim dan kepada penerima serta dari penerima kepada
pengirim. Proses melingkar ini menunjukkan bahwa
komunikasi selalu berlangsung.
l) Model Transaksional. Model komunikasi transaksional
dikembangkan oleh Barnlund pada tahun 1970. Model ini
menggarisbawahi pengiriman dan penerimaan pesan yang
berlangsung secara terus-menerus dalam sebuah episode
komunikasi. Komunikasi bersifat transaksional adalah proses
kooperatif, pengirim dan penerima sama-sama
bertanggungjawab terhadap dampak dan efektivitas komunikasi
yang terjadi.

Anda mungkin juga menyukai