Anda di halaman 1dari 2

Pengertian Reportase

Reportase adalah kegiatan meliput, mengumpulkan fakta-fakta tentang berbagai unsur berita,
dari berbagai sumber/ narasumber dan kemudian menuliskannya dalam bentuk berita
(produk) jadi.

Reportase adalah kegiatan jurnalistik dalam meliput langsung peristiwa atau kejadian di
lapangan. Wartawan mendatangi langsung tempat kejadian atau TKP (Tempat Kejadian
Perkara) lalu mengumpilkan fakta dan data seputar peristiwa tersebut.

Dalam meliput peristiwa, penting diperhatikan:


1. Kode Etik Jurnalistik atau Kode Etik Wartawan Indonesia (KEWI)
2. Fairness Doctrine (Doktrin kejujuran) yang mengajarkan, mendapatkan berita yang benar
lebih penting daripada menjadi wartwan pertama yang menyiarkan atau menuliskannya.
3. Cover both side / news balance, yakni perlakuan adil terhadap semua pihak yang menjadi
objek berita, dengan meliput semua atau kedua belah pihak yang terlibat dalam sebuah
peristiwa.
4. Cek dan ricek, yakni meneliti kebenaran sebuah fakta atau data beberapa kali sebelum
menuliskannya.

Tahapan-tahapan reportase
1. Reportase dasar adalah peliputan berita tahap dasar atau awal. Berita yang dihasilkan dari
reportase dasar ini adalah straight news atau berita lugas. ciri berita jenis ini adalah
singkat/pendek (2-6 alinea), padat, langsung kepada inti masalahnya, unsure 5W+1H.
2. Reportase madya adalah reportase yang lebih luas daripada sekadar berita lugas. reportase
media menghasilkan berita-kisah (news feature).
3. Reportase lanjutan/mendalam, reportase lanjutan menghasilkan berita analisis (news
analysis). Contohnya depth reporting/investigative reporting.

Jadi syarat menajdi seorang reporter adalah :


1. Apa syarat utama menjadi reporter?
2. Apakah berita?
3. Bagaimana proses pencarian berita?
4. Bagaimana menulis berita

Proses Pembuatan Berita


Mempersiapkan peliputan
1. Mencari informasi awal tentang kejadian yang bernilai berita
Informasi awal dapat diperoleh dari berbagai sumber. Media massa (koran harian, internet,
radio, televisi) adalah salah satu sumber informasi yang terus mengalir tak pernah henti. Bisa
pula dari berbagai sumber personal, seperti pimpinan lembaga, atau kolega (kenalan) yang
bekerja untuk suatu perusahaan dan memiliki cukup informasi tentang perusahaan/ lembaga
tersebut.
Contoh kejadian: rapat anggaran DPRD, wisuda perguruan tinggi swasta, peresmian cabang
baru bank syariah, lomba ilmiah remaja, seminar kebebasan pers/ berekspresi, peringatan
hari bumi, pelatihan PR khusus BUMN.
2. Memastikan kejadian/ peristiwa yang akan diliput/ dicari informasinya
Melakukan konfirmasi berarti mengecek kepastian; baik kepastian jadi-tidaknya acara,
kepastian partisipan/ peserta, penyelenggara, pihak/ pejabat yang akan membuka acara,
rangkaian berserta waktu/ lamanya acara, aturan atau tata tertib peliputan (jika ada). Dengan
demikian, reporter dapat mempersiapkan segala sesuatu; baik fisik, mental, peralatan,
maupun tim peliput.
3. Mendokumentasikan seluruh informasi yang didapatkan
Informasi yang didapatkan setelah peliputan perlu dikumpulkan, disatukan, ditabung
sehingga siap untuk diolah lebih lanjut menjadi berita. Informasi dapat berupa: keterangan
tentang 5W+1H, foto-foto dokumentasi, press release, profil lembaga, pidato, pernyataan
tertulis, komentar (wawancara) dua-tiga narasumber, dan kesaksian saksi mata.

Menulis Berita
1. Menetapkan sudut pandang (angle) pemberitaan sesuai (jenis) beritanya
Reporter menetapkan jenis berita yang akan dibuat (straight, soft, feature, analysis),
kemudian menetapkan sudut pandang (angle) yang menarik-dan menguntungkan. Ukuran
menarik-menguntungkan ini tentu saja dengan (perlu) mengingat sebagian besar khalayak
yang akan menikmati berita kita. Angle pada dasarnya adalah penonjolan informasi,
sekaligus pintu masuk (entry point) ke dalam berita. Rapat Anggaran DPRD dapat
mengambil angle: alokasi anggaran pendidikan sebesar 20%, Harga Draft RUU
Keistimewaan Yogya 500 juta Realistis/Tidak?, Kenaikan Gaji DPRD melebihi gaji PNS.
2. Menulis seluruh (isi) berita
Dengan angle yang ditetapkan kemudian modal dasar dalam menulis berita adalah seluruh
rangkaian informasi yang telah didapatkan, yaitu 5W+1H. Karena anglenya adalah anggaran
pendidikan 20%, maka yang didulukan adalah fakta yang terungkap dalam rapat tentang
anggaran tersebut, beserta seluruh argumentasi yang menyertainya. Begitu pula beberapa
komentar pelaku (peserta rapat) maupun pakar/ pengamat pendidikan yang sengaja dihubungi
untuk dimintai pendapatnya.
3. Mengedit berita, isi maupun bahasa
Jika berita telah jadi, sentuhan terakhir adalah editing, baik isi maupun bahasanya. Editing isi
berarti melihat-mengoreksi adakah isi yang kurang, tidak relevan, kurang sesuai, belum
menonjol, dan kurang menyeluruh. Dari bahasa, adakah kalimat yang belum mengalir, sudah
sesuaikah antara judul dan lead dan isi seluruh tubuhnya, sudah menggunakan bahasa dan
ejaan baku atau belum, dan adakah salah-ketik yang mengganggu pembacaan berita.
Diposkan oleh DenJaka_09di 06.15

Anda mungkin juga menyukai