Anda di halaman 1dari 13

Etika Profesi

Public
Relations
ciri-ciri profesional praktisi Public Relations
1) Memiliki skill atau kemampuan, pengetahun tinggi yang tidak dimiliki oleh orang
umum lainnya, baik itu diperoleh dari hasil pendidikan maupun pelatihan yang
diikutinya, ditambah pengalaman selama bertahun-tahun yang telah ditempuhnya
sebagai profesional;

2) Memiliki kode etik yang merupakan standar moral bagi setiap profesi yang
dituangkan secara formal, tertulis, dan normatif dalam suatu bentuk aturan main dan
perilaku ke dalam “kode etik”, yang merupakan standar atau komitmen moral kode
perilaku (code of conduct) dalam pelaksanaan tugas dan kewajiban selaku by
profession dan by function yang memberikan bimbingan, arahan, serta memberikan
jaminan dan pedoman bagi profesi yang bersangkutan untuk tetap taat dan mematuhi
kode etik tersebut

Memiliki tanggung jawab profesi (responsibility) dan integritas pribadi


(integrity) yang tinggi baik terhadap dirinya sebagai penyandang profesi
Public Relations, maupun terhadap publik, klien, pimpinan, organisasi
perusahaan, penggunaan media umum/massa hingga menjaga martabat serta
nama baik bangsa dan negaranya;
4) Memiliki jiwa pengabdian kepada publik atau masyarakat dengan penuh dedikasi
profesi luhur disandangnya. Dalam mengambil keputusan meletakkan kepentingan
pribadinya demi masyarakat, bangsa, dan negaranya;

5) Otonomisasi organisasi professional, yaitu memiliki kemampuan untuk mengelola


(manajemen) organisasi humas mempunyai kemampuan dalam perencanaan
program kerja jelas, strategis, mandiri, dan tidak tergantung pihak lain serta sekaligus
dapat bekerja sama dengan pihak-pihak terkait, dapat dipercaya dalam menjalankan
operasional, peran, dan fungsinya;

6) Menjadi anggota salah satu organisasi profesi sebagai wadah untuk menjaga
eksistensinya, mempertahankan kehormatan, dan menertibkan perilaku standar
profesi sebagai tolok ukur itu agar tidak dilanggar. Selain organisasi profesi sebagai
tempat berkumpul, fungsi lainnya adalah sebagai wacana komunikasi untuk saling
menukar informasi, pengetahuan, dan membangun rasa solidaritas sesama rekan
anggota
tiga konsep penting dalam etika kehumasan
1.The Image, the knowledge about us and the attitudes toward us the our
different interest groups have.
(Citra adalah pengetahuan mengenai kita dan sikap terhadap kita yang
mempunyai kelompok-kelompok dalam kepentingan yang saling berbeda).

2. The Profile, the knowledge about an attitude towards, we want our


various interest group to have.
(Penampilan merupakan pengetahuan mengenai suatu sikap terhadap
yang kita inginkan untuk dimiliki kelompok kepentingan kita yang beragam).

3. The Ethics is branch of philosophy, it is a moral philosophy or


philosophical thinking about morality. Often used as equivalent ti right or
good.
(Etika merupakan cabang dari ilmu filsafat, merupakan filsafat moral atau
pemikiran filosofis tentang moralitas, biasanya selalu berkaitan dengan
nilai-nilai kebenaran dan kebaikan).
Hal yang dipertimbangkan dalam profesionalisme PR:

 Percaya diri akan kemampuan profesionalisme


 Punya kemampuan pertanggungjaaban atas segala ucapan
dan sikapnya
 Punya kemampuan dan keberanian didalam memberi
nasehat yang benar
 Goalnya adalam pembuktian pada diri sendiri dan kepada
manajemen bahwa anda tahu apa itu bisnis
 Jadilah cermin dan jendela dari korporasi agar setiap
keputusan komunikasi dapat diambil dengan benar
 Setiap ucapan dan opini yang diutarakan harus mempunya
nilai yang sebenarnya
Tujuan Kode Etik Humas

 Panduan berperilaku seorang PR terhadap diri sendiri dan


terhadap orang lain, baik publik internal atau eksternal.
 Bentuk tanggung jawab sebagai PR yang dintegrasikan dengan
kode etik organisasi yang terkait.
 Panduan dalam memberi pelayanan terhadap keluhan, ide,
kritik, usulan dan ketergantungannya pada organisasi maupun
lingkungan.
 Acuan dalam melayani kesalahpahaman dengan
memperhatikan kebenaran dan komunikasi yang etis, benar
dan tepat.
 Standar kualitas dengan memperhatikan realisasi dari tujuan
dengan SDM material yang disediakan, sarana / prasarana,
dana, waktu.
pedoman bagi perilaku profesional Public Relations
1) Selalu mengingatkan bahwa karena hubungan profesi dengan khalayaknya,
maka tingkah lakuknya walaupun secara pribadi akan berpengaruh terhadap
penghargaann pada pelaksanaan profesinya;

2) Menghormati pelaksanaan tugas profesinya, prinsip-prinsip moral,


peraturan peraturan dalam “Deklarasi hak-hak asasi

3) Menghormati dan menjunjung tinggi martabat manusia dan mengakui hak-


hak setiap pribadi untuk menilai

4) Menumbuhkan komunikasi moral, psikologi, dan intelektual untuk berdialog


yang terbuka dan sempurna, dan mengakui hak-hak orang yang terlibat untuk
menyatakan persoalannya atau menyatakan pendapatnya;

5) Profesional selalu bertingkah laku dalam keadaan apapun sedemikian


rupa sehingga dapat menumbuhkan kepercayaan orang-orang yang
berhubungan dengannya;
6) Bertindak dalam keadaan apa pun untuk memperhatikan kepentingan
pihak-pihak yang terlibat, baik kepentingan organisasi tempat ia bekerja
maupun kepentingan publik yang harus dilayani;

Melaksanakan tugasnya dengan bermartabat, menghindari penggunaan


bahasa yang samar-samar atau dapat menimbulkan kesalah pahaman, dan
tetap menjaga loyalitas pelanggannya atau perusahaan tempat ia bekerja,
baik yang sekarang maupun yang telah lalu

8) Public Relations Profesional akan selalu menghindari hal-hal seperti:


(a) Menutup-nutupi kebenaran apa pun alasannya;
(b) Menyiarkan informasi dan berita yang tidak didasari fakta yang aktual,
kenyataan, dan kebenaran;
(c) Mengambil bagian dalam usaha yang tidak etis dan tidak jujur yang akan
dapat merusak martabat dan kehormatannya;
(d) Menggunakan segala macam cara dan teknik yang tidak disadari serta
tidak dapat dikontrol sehingga tindakan individu itu tidak lagi didasarkan pada
keinginan pribadi yang bebas dan bertanggung jawab;
9) Menciptakan pola komunikasi dan saluran komunikasi yang dapat lebih
mengukuhkan arus bebas informasi yang penting, sehingga setiap anggota
masyarakat merasakan bahwa mereka selalu mendapatkan informasi yang
dipercaya, dan juga memberikan kepadanya suatu kesadaran akan
keterlibatan pribadinya serta tanggung jawab dan solidaritasnya dengan para
anggota masyarakat lainnya
5 (lima) prinsip atau pilar etika public relations,
a. Veracity
Prinsip atau pilar pertama etika public relations sebagai industri komunikasi
adalah menyampaikan kebenaran. Sebagai sebuah prinsip etika, konsep veracity (to
tell the truth) atau mengatakan atau menyampaikan kebenaran merupakan tahap
awal bagi dasar-dasar asumsi tentang berperilaku etis.

b. Non-maleficence
Konsep non-maleficence (to do no harm) merupakan prinsip dasar perilaku
moral. Sebagai salah satu pilar atau prinsip etika dalam bidang public relations,
prinsip ini menyediakan satu analisis pertanyaan dari berbagai keputusan yang telah
dipilih oleh organisasi sebelum organisasi tersebut memutuskannya. Pertanyaan itu
adalah “apakah tindakan saya menyakiti orang lain?”.

c. Beneficence
Konsep beneficence (to do good) merupakan bentuk lain dari prinsip
menghindari menyakiti orang lain namun lebih proaktif. Dengan mencari kesempatan
untuk melakukan hal-hal baik dapat membantu dalam proses pembuatan keputusan
tentang moralitas relatif dari berbagai kegiatan public relations
d. Confidentiality
Prinsip atau pilar berikutnya adalah confidentiality (to respect
privacy) atau menghormati wilayah pribadi orang lain dengan tetap menjaga
kerahasiaan informasi. Hal ini merupakan salah satu sifat pengambilan
keputusan etis terkait dengan fungsi komunikasi publik. Dalam komunikasi
publik, seringkali terjadi konflik antara kebutuhan untuk menyampaikan
kebenaran dan prinsip kesetaraan dalam menjaga wilayah pribadi.

e. Fairness
Prinsip atau pilar yang terakhir dalam etika public relations adalah
konsep fairness (to be fair and socially responsible) keadilan dan tanggung
jawab sosial. Kita selayaknya mencoba untuk saling menghormati setiap
individu dan masyarakat agar keputusan yang kita ambil adalah keputusan yang
adil bagi semua pihak.
Contoh Kasus Penerapan Etika Humas yang Baik

Peran Humas PT Sampoerna Dalam Program Bimbingan Anak Sampoerna

Peraturan Gubernur DKI Jakarta atau Peraturan Daerah Nomor tentang Kawasan Dilarang
Merokok (KDM) tentu merugikan bagi perusahaan rokok, karena dapat menurunkan volume
penjualan pokok yang disebabkan oleh keterbatasan tempat merokok. Dengan adanya tekanan
tersebut, peran Public Relations (PR) PT HM Sampoerna Tbk amat penting untuk mempertahankan dan
meningkatkan reputasi perusahaan. Untuk mendapatkan opini positif bagi perusahaannya, PT HM
Sampoerna Tbk telah menjalankan program Corporate Social Responsibility (CSR). Carter McNamara
Profesional Humas mendefinisikan PR berdasarkan tujuan kegiatan PR yang dirumuskannya sebagai
aktivitas berkelanjutan untuk menjamin perusahaan memiliki citra yang kuat di mata publik. Aktivitas
Public Relations secara garis besar dibagi dalam dua bagian, yaitu hubungan ke dalam maupun ke luar
(Internal Relations & Eksternal Relations). Tanggung Jawab Sosial Perusahaan adalah komitmen
untuk memperbaiki komunitas melalui praktik bisnis yang bijaksana dan kontribusi dari sumber daya
perusahaan. Dalam konteks PR, CSR diimplementasikan dalam program dan kegiatan community
relations. Peran Public Relations PT. HM Sampoerna Tbk dalam Program Corporate Social Responsibility,
khususnya Program Bimbingan Anak Sampoerna adalah sebagai penentu untuk mempertahankan
opini positif bagi PT. HM Sampoerna Tbk. Hal ini terlihat dari setiap keputusan yang di ambil terkait
dengan PBAS.Teknisi komunikasi, sebagai pelaksana teknis komunikasi yang hanya menyediakan
layanan dibidang teknis. Fasilitator komunikasi, yang berperan sebagai fasilitator komunikasi antara
perusahaan atau organisasi dengan public, baik internal ataupun eksternal. Aktivitas yang dilakukan
oleh Public Relations PT. HM Sampoerna Tbk dalam program PBAS adalah membuat konsep PBAS,
Thanks!

CREDITS: This presentation template was created by Slidesgo,


including icons by Flaticon, and infographics & images by Freepik

Anda mungkin juga menyukai