Anda di halaman 1dari 24

IMPLEMENTASI KOMUNIKASI INTERPERSONAL JARAK JAUH

ANTARA ORANG TUA DENGAN ANAK MELALUI WHATSAPP

(Studi Deskriptif Pada Mahasiswa Angkatan 2016 Universitas Pertamina)

Disusun oleh:

Susana Mabelia Br Karo

106116024

FAKULTAS ILMU KOMUNIKASI DAN DIPLOMASI

UNIVERSITAS PERTAMINA

2019
BAB I

Pendahuluan

1.1 Latar Belakang

Komunikasi pada dasarnya adalah sebuah proses penyampaian pesan oleh komunikator
(pengirim pesan) kepada komunikan (penerima pesan). Dalam komunikasi disarankan bahwa
suatu pikiran, suatu makna, atau suatu pesan harus disamakan (Mulyana, 2010:46). Dalam
komunikasi sendiri terdapat beberapa jenis atau tipe seperti komunikasi intrapersonal, komunikasi
interpersonal, komunikasi massa, komunikasi kelompok, komunikasi organisasi dan lain-lain.
Komunikasi interpersonal sendiri merupakan suatu bentuk komunikasi manusia yang khas dan
transaktual yang melibatkan pengaruh timbal balik, biasanya untuk tujuan mengelola hubungan.

Salah satu hubungan yang harus dikelola dengan melakukan komunikasi interpersonal adalah
komunikasi dalam hubungan keluarga yaitu komunikasi orang tua dengan anaknya. Saat ini,
banyak orang tua yang menginginkan anaknya menempuh pendidikan yang setinggi mungkin agar
dapat menjadi sosok yang cerdas serta membanggakan kedua orang tuanya. Hal ini pula yang
kemudian membuat orang tua saat ini tidak segan-segan untuk membiarkan anaknya menempuh
pendidikan jauh dari mereka khususnya menempuh pendidikan di jenjang universitas. Sama
halnya di mahasiswa angkatan 2016 Universitas Pertamina, hampir setengah dari jumlah
mahasiswa angkatan 2016 Universitas Pertamina merupakan mahasiwa yang berasal dari luar kota
Jakarta atau tinggal berjauhan dengan orang tua mereka. Hal ini pula yang membuat saya tertarik
untuk melakukan penelitian ini.

Awalnya, komunikasi merupakan kegiatan yang dilakukan secara langsung atau tatap muka.
Namun dengan seiring perkembangan jaman komunikasi terus berkembang diikuti dengan
teknologi yang ada saat ini. Teknologi yang berkembang saat ini membuat komunikasi dapat
dilakukan dengan berbagai media teknologi yang ada sehingga komunikasi tidak selalu dilakukan
dengn cara tatap langsung namun juga dapat dilakukan dengan jarak jauh. Sehingga saat ini dalam
dunia komunikasi, komunikasi dapat dilakukan dengan meggunakan aplikasi maupun media
lainnya. Salah satu aplikasi pesan yang sering digunakan saat ini adalah Whatsapp.

Menurut Bambang Winarso dalam DailySocal.id Whatsapp adalah aplikasi pesan berbasis
pesan untuk pengguna smartphone. Aplikasi pesan Whatsapp merupakan aplikasi pesan lintas
platform yang menawarkan penggunanya untuk bertukar pesan tanpa biaya, karena aplikasi pesan
Whatsapp menggunakan paket data internet yang sama dengan penggunaan email, browsing web,
dan lain-lain. Selain itu fitur-fitur yang ditawarkan oleh Whatsapp juga sangat canggih mulai dari
video call, grup call, mengirim voice note, mengirim video dan gambar, bahkan berbagi lokasi saat
ini.

Sebuah penelitian dalam republika.co.id (2016) yang dilakukan oleh peneliti Prancis dan
Finlandia mengatakan bahwa komunikasi bertatap muka memiliki tingkat keberhasilan yang lebih
tinggi yaitu mencapai 72 persen dibandingkan dengan komunikasi dengan menggunakan media
digital yang hanya mencapai keberhasilan senilai 0,21 persen saja. Sedangkan menurut Australians
Media Consumer Survey (2018) 81 persen dari populasi yang mereka teliti mengatakan bahwa
mereka menggunakan media seperti media sosial dalam berkomunikasi dikarenakan lebih efisien
namun mereka tidak memungkiri bahwa komunikasi secara tatap langsung masih menjadi
komunikasi yang menjadi komunikasi yang paling ideal.

Dengan begitu dalam penelitian ini peneliti ingin melihat bagaimana implementasi komunikasi
interpersonal antara orang tua dan anak yang terpisah oleh jarak. Apakah dapat terjalin dengan
harmonis, intens, atau malah tidak baik jika menggunakan aplikasi pesan Whatsapp?. Mengingat
fitur yang ditawarkan oleh Whatsapp saat ini sangat canggih dan mendukung proses komunikasi
jarak jauh. Dengan fitur yang ditawarkan oleh Whatsapp seharusnya komunikasi yang terjalin
seharusnya dapat menciptakan keharmoniasan diantara orang tua dan anak yang terpisahkan oleh
jarak. Namun banyak hal juga yang dapat membuat aplikasi Whatsapp bahkan fitur yang ia
sediakan tidak menciptakan keharmonisan tersebut dan bahkan sebaliknya. Hal ini dikarenakan
masih banyak orang yang merasa bahwa komunikasi tatap muka masih menjadi komunikasi yang
efektif dan juga ideal. Karena banyak hal-hal dalam komunikasi tatap muka yang tidak bisa
dilakukan apabila melakukan komunikasi melalui media seperti whatsapp.

1.2 Rumusan masalah

Adapun rumusan masalah dari penelitian saya adalah:

Bagaimana implementasi komunikasi interpersonal jarak jauh antara orang tua dengan anak
melalui Whatsapp?

1.3 Tujuan penelitian


Adapun tujuan dari penelitian ini adalah:

Penelitian ini bertujuan untuk melihat implementasi komunikasi interpersonal jarak jauh antara
orang tua dengan anak melalui Whatsapp.

1.4 Manfaat penelitian

Manfaat penulisan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

a. Secara akademis
1) Hasil penelitian ini dapat memberikan sumbangan ilmiah bagi pengembangan ilmu
pengetahuan, khususnya dalam bidang studi Ilmu Komunikasi dalam kajian komunikasi
interpersonal.
2) Hasil penelitian ini bisa menjadi bahan bacaan atau referensi bagi semua pihak yang
membutuhkan pustaka mengenai komunikasi interpersonal.
b. Secara praktis
1) Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan preferensi bagi anak dan orang tua yang
mejalin hubungan jarak jauh agar dapat menjaga komunikasi jarak jauh serta media yang
sesuai.
2) Hasil penelitian ini diharapkan mampu memberikan masukan kepada setiap mahasiwa
maupun anak yang memiliki hubungan jarak jauh dengan orang tua dalam mejaga
keharmonisan berkomunikasi dengan orang tua.
1.5 Kajian literature

Adapun penelitian sebelumnya yang memperkuat penelitian ini adalah milik Sherry J.
Holladay & Heather L. Seipke yang berjudul Communication Between Grandparents and
Grandchildren in Geographically Separated Relationship Brussoni & Boon (2012) penelitian
tersebut menyebutkan jarak geografis memengaruhi pilihan dalam berkomunikasi, terutama
kontak face to face meskipun frekuensi berinteraksi secara face to face lebih bernilai dan
penting kontak lain seperti telepon dan komunikasi lainnya berpengaruh dan bermakna pada
hubungan. Penelitian ini berfokus pada hubungan antara cucu dengan nenek dan kakek mereka
sedangkan penelitian saya lebih berfokus pada hubungan antara dengan orang tua dengan
anaknya.
Selanjutnya ada penelitian dari Tantri Aji Putri yang berjudul Komunikasi Interpersonal
Jarak Jauh Orang Tua dengan Anak Menggunakan Smartphone (2017) yang menyatakan
bahwa melalui smartphone dapat meningkatkan kedekatan di antara keduanya dan akan
berjalan efektif apabila dilakukan dengan intensitas yang sering. Selain itu anak dan orang tua
yang menjadi informan memiliki cara masing-masing dalam melakukan pola komunikasi serta
dengan media yang berbeda. Penelitian ini memiliki letak perbedaan dengan penelitian saya
yaitu penelitian saya lebih berfokus pada aplikasi pesan Whatsapp sedangkan penelitian oleh
Tantri Aji Putri mengambil focus yang lebih luas yaitu Smartphone.

Selanjutnya ada penelitian dari Novia Sabrina Ginting yang berjudul Komunikasi Keluarga
Dalam Hubungan Jarak Jauh (Studi Deskriptif Kualitatif Peran Komunikasi Keluarga
Terhadap Mahasiswa yang Tinggal Terpisah dengan Orangtua dalam Hubungan Harmonisasi
di Kota Medan) (2013) dimana hasil penelitiannya adalah peran komunikasi keluarga pada
orang tua dan anak yang tinggal berjauhan dapat dilihat dari fungsi yang mereka jalankan, anak
yang merantau memilih untuk tidak menceritakan masalah-masalah mereka terhadap orang tua
dan keharmonisan di antara orang tua dan anak biasanya akan muncul kembali ketika anak
kembali ke rumah. Perbedaan penelitian saya dengan penelitian ini adalah penelitian saya lebih
focus pada sebuah media yaitu Whatsapp.

Yang terakhir adalah penelitian dari Andry yang berjudul Pola Komunikasi Pada
Hubungan Jarak Jauh Anak Dan Orangtua Dalam Menjaga Hubungan Keluarga (Studi
Komunikasi Keluarga pada Mahasiswa S1 Ilmu Komunikasi Fisip Unhas yang Berasal dari
Luar Daerah) (2017) penelitian ini menyatakan bahwa hasil penelitian menujukkan Pola
komunikasi pada hubungan jarak jauh anak dan orangtua menggunakan salah satunya pola
komunikasi seluruh jaringan, Pola ini memungkinkan adanya partisipasi anggota secara
optimum. Adapun Faktor yang menjadi pendukung dan penghambat dalam proses komunikasi
hubungan jarak jauh anak dan orangtua yaitu adanya rasa ingin tau satu sama lain, sibuknya
mahasiswa dengan perkuliahan, persoalan waktu yang kurang tepat dan ganguan jaringan.
Penelitian ini tidak membatasi jaringan yang digunakan oleh orang tua dan anak dalam
berkomunikasi, sedangkan penelitian saya hanya meneliti pada satu jaringan yaitu satu
jaringan komunikasi melalui aplikasi pesan Whatsapp.
BAB II

Landasan Konseptual

2.1 Konsep Penelitian

-Komunikasi interpersonal

Dalam Littlejohn dan Foss (2011:7) komunikasi adalah aktivitas manusia yang sangat
mendasar dan selalu dijalankan dalam kehidupan sehari-hari dan menyatu dengan semua aspek
kehidupan manusia. Komunikasi cenderung diterima oleh manusia begiru saja, namun komunikasi
sendiri merupakan fenomena yang sangat kompleks dan memegang peran yang sangat penting,
luas dan berdampak besar bagi kehidupan manusia.

Menurut Anderson (1959) dalam Syaiful Rohim (2009 : 10), komunikasi adalah proses
dimana kita memahami orang lain dan pada gilirannya berusaha untuk dipahami oleh mereka yang
terjadi dengan dinamis serta konstan berubah sesuai dengan kondisi yang berlaku. Sedangkan
menurut Menurut Shannon dan Weaver dalam Ruben dan Stewart (2013) dalam Hafied Cangara
(2011: 20-21) komunikasi mencakup semua prosedur dengan mana satu pikiran dapat
memengaruhi yang lain dan tidak hanya mencakup tulisan dan pidato lisan saja namun juga
termasuk music, seni gambar, teater, teknologi bahkan seluruh perilaku manusia.

Dikarenakan komunikasi merupakan kegiatan pertukaran pesan yang sangat luas,


kemudian komunikasi sendiri di bagi dalam beberapa jenis. Contoh dari jenis-jenis komunikasi
seperti komunikasi antar pribadi, komunikasi antar kelompok, komunikasi intrapribadi,
komunikasi organisasi, komunikasi massa dan lain-lain. Dalam komunikasi antar pribadi sendiri
terdapat berbagai jenis komunikasi dan salah satu dinataranya adalah komunikasi interpersonal.

Menurut Devito dalam Effendy (2003 : 30) komunikasi interpersonal adalah penyampaian pesan
oleh satu orang dan penerimaan pesan oleh orang lain atau sekelompok kecil orang, dengan berbagai
dampaknya dan dengan peluang untuk memberikan umpan balik segera. Namun secara umum
komunikasi interpersonal sendiri merupakan suatu bentuk komunikasi manusia yang khas dan
transaktual yang melibatkan pengaruh timbal balik, biasanya untuk tujuan mengelola hubungan.
Sehingga dalam komunikasi interpersonal sangat dipengaruhi oleh tahap hubungan serta konteks
hubungan yang dijalan. William Schutz dalam Ruben dan Stewart (2013:56) menyatakan bahwa
kebutuhan interpersonal seperti keinginan memberi dan menerima kasih sayang, ikut dalam
kegiatan orang lain dan orang lain ikut turut dalam kegiatan kita, mengendalikan atau dikendalikan
orang lain dan sebagainya adalah sebuah orientasi aling mendasar dari sebuah hubungan dan
komunikasi interpersonal.

Namun apa yang dimaksud dengan implementasi itu sendiri? Menurut Nurdin Usman (
2002:70 ) berpendapat bahwa implementasi bermuara pada aktivitas, aksi, tindakan, atau adanya
mekanisme suatu sistem. Implementasi bukan sekedar aktivitas, tetapi suatu kegiatan yang
terencana dan untuk mencapai tujuan kegiatan. Dalam hal ini impelementasi komunikasi
interpersonal yang dimaksud adalah penerapan atau aktivitas seperti apa dalam komunikasi
interpersonal antara orang tua dan anak yang terpisah oleh jarak khususnya di Universitas
Pertamina.

-Hubungan jarak Jauh

Hampton (2004:37) menyatakan bahwa hubungan jarak jauh merupakan sebuah hubungan
antar individu atau kelompok yang memiliki hubungan namun terpisahkan oleh jarak fisik yang
tidak memungkinkan terjadinya kedekatan fisik dalam kurun waktu tertentu. Stafford (2005:109)
menyatakan bahwa kesempatan untuk komunikasi sangat terbatas bagi masing-masing individu
yang menjalani hubungan jarak jauh. Sulitnya berkomunikasi dikarenakan keterbatasan alat serta
tempat yang tidak memungkinkan untuk berkomunikasi secara makimal.

-Whatsapp

Whatsapp adalah aplikasi pesan berbasis pesan untuk smartphone dengan basic mirip
Blackberry Messenger. Whatsapp massanger merupakan aplikasi pesan lintas platform yang
memungkinkan kita bertukar pesan tanpa biaya sms, karena Whatsapp Massanger menggunakan
paket data internet yang sama untuk email, browsing web, dan lain-lain. Whatsapp menawarkan
beberapa fitur canggih yang dapat mendukung proses pengiriman dan penerimaan pesan melalui
aplikasi mereka, diantaranya:

1. mengirim pesan teks


2. mengirim gambar
3. mengirim video
4. mengirim pesan suara
5. mengurum lokasi
6. mengirim kontak
7. panggilan suara
8. panggilan video
9. penggunaan sticker
10. dll

Tak hanya berhenti sampai disitu Whatsapp juga memberi kesempatan bagi penggunanya
untuk mengatur foto profil, status profil, bahkan mengupload Whatsapp story. Melalui Whatsapp
story ini pengguna dapat membagikan hal apapun yang ingin dibagikan kepada pengguna
Whatsapp lain yang terdaftar di kontak pengguna atau yang mendaftarkan pengguna dalam kontak
orang lain. Status ini juga dapat berupa video, foto, tulisan, tautan, dan lain-lain.

2.2 Kerangka Konsep

Adapun kerangka konsep dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

Komunikasi
interpersonal

Orang tua Whatsapp Anak

Hubungan
jarak jauh

2.3 Keterkaitan antar konsep

Berdasarkan definisi masing-masing konsep yang telah dipaparan diatas setiap konsep
memiliki keterkaitan dimana komunikasi interpersonal yang merupakan komunikasi yang bersifat
transaksional yang mengutamakan hubungan timbal balik dan biasanya dilakukan untuk membina
suatu hubungan. Salah satu hubungan yang dimaksud adalah hubungan keluarga atau hubungan
yang terjadi antara orang tua dan anak. Dimana hubungan antara orang tua dan anak biasanya
dilakukan karena adanya rasa ingin saling berbagi kasih sayang dan terlibat diantara satu sama lain
dan hal ini juga merupakan bentuk dari komunikasi interpersonal. Namun ketika orang tua dan
anak terlibat dalam hubungan jarak jauh yang terpisahkan oleh jarak fisik sehingga membuat
mereka memiliki keterbatasan untuk melakukan kedekatan fisik maka orang tua dan anak akan
melakukan upaya untuk tetap menjalin komunikasi tersebut. Di era yang peka terjadap teknologi
saat ini, salah satu cara untuk tetap melakukan komunikasi walaupun terpisahkan oleh jarak fisik
adalah dengan menggunakan media atau aplikasi. Salah satu media atau aplikasi yang serng
digunakan alah Whatsapp. Whatsapp merupakan salah satu aplikasi pesan yang dapat digunakan
untuk mengirim pesan yang berupa teks, foto, video, pesan suara, panggilan suara, panggilan video
dan lain-lain.

Setiap konsep inilah yang kemudian membuat saya akan melakukan penelitian terhadap
mahasiwa-mahasisiwi prodi Ilmu Komunikasi Universitas Pertamina angkatan 2016 yang
melakukan komunikasi interpersonal jarak jauh dengan orang tua mereka dengan menggunakan
media Whatsapp. Konsep-konsep ini nantinya akan menghubungkan penelitian saya untuk
mencapai tujuan penelitian saya yaitu apakah Whatsapp mampu menjadi aplikasi pesan yang
mampu menciptakan komunikasi yang intim diantara orang tua dan anak yang memiliki hubungan
jarak jauh?

2.4 Kajian Teori

Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori teori self disclosure dimana menurut
Devito (2011:60) menyebutkan bahwa makna dari teori teori self disclosure adalah teori dari suatu
bentuk komunikasi dimana anda atau seseorang menyampaikan informasi tentang dirinya yang
biasanya disimpan. Selain itu dalam Dalam Littlejohn dan Foss (2011:49) teori self disclosure
adalah ekspresi informasi pribadi yang bersifat deskriptif, afektif, atau evaluatif. Informasi pribadi
melibatkan konten yang tidak diketahui secara luas atau intim dan yang dirilis secara selektif.
Selain itu, tindakan pengungkapan diri berbeda-beda sehubungan dengan luasnya informasi yang
diungkapkan (yaitu, jumlah topik) dan kedalamannya (yaitu, keintiman informasi).

Teori Teori self disclosure dapat diartikan sebagai teori dalam pemberian informasi tentang
diri sendiri kepada orang lain. Informasi yang diberikan tersebut dapat mencakup berbagai hal
seperti pengalaman hidup, perasaan, emosi, pendapat, cita-cita, dan lain sebagainya. Hal ini sesuai
dengan hubungan interpersonal antara orang tua dengan anak yang pastinya aka sangat
dipengaruhi oleh teori self disclosure. Hal tersebut dikarenakan seorang anak dan orang tua pastiya
melakukan pertukaran informasi pribadi satu sama lainnya secara mendalam atau intim.

Devito (2011:62) menyebutkan bahwa terdapat lima dimensi di dalam teori self disclosure,
yaitu:

1. Amount, adalah frekuensi dari dengan siapa individu mengungkapkan diri dan durasi dari
pesan self-disclosing atau waktu yang diperlukan untuk mengutarakan statemen teori self
disclosure individu tersebut terhadap orang lain. Frekuensi ini kemudian diukur untuk menemukan
kuantitas dari self disclosure yang ditawarkan.

2. Valence Self-Disclosure, ialah bentuk-bentuk hal yang positif atau negative dari self
disclosure. Individu dapat mengungkapkan diirnya mengenai hal-hal yang menyenangkan atau
tidak menyenangkan mengenai dirinya, memuji hal-hal yang ada dalam dirinya atau menjelek-
jelekkan diri individu sendiri. Banyak factor yang akan mempengaruhi pengungkapan diri ini,
mulai dari sifat, karakter, dll.

3. Accuracy / Honesty, yaitu kejujuran dan keakuratan individu dalam mengungkapkan diri.
Keakuratan dari pengungkapan diri individu diukur oleh tingkat dimana individu mengetahui
dirinya sendiri. Pengungkapan diri dapat dilakukan dengan tidak jujur dengan melebih-lebihkan
sesuatu atau mengabaikan nilai kejujuran itu sendiri..

4. Intention, adalah tolak ukur seluas apa individu dalam melakukan pengungkapan dirinya,
selain itu juga merupakan tolak ukur seberapa besar kesadaran individu untuk mengontrol
informasi-informasi yang akan dikatakan dalam pengungkapan dirinya pada orang lain.

5. Keakraban / Intimacy, merupakan sekala kedekatan yang dapat membuat individu


mengungkapkan detail yang paling intim dari hidupnya, semakin ia mengetahui sekala
keintimannya dengan orang lain maka ia akan semakin mudah membedakan hal-hal yang dirasa
sebagai periperal atau impersonal atau hal yang hanya bohong untuk dibagikan kepada orang lain.

2.5 Kerangka Berfikir

Adapun kerangka berpikir dari penelitian ini adalah melihat komunikasi interpersonal sebagai
subjek dari penelitian yang diikuti dengan teori self disclosure diantara orag tua dan anak yang
mengalami hubungan jarak jauh dan melakukan komunikasi dengan media aplikasi Whatsapp
yang kemudian akan menjembatani hubungan jarak jauh mereka serta proses komunikasi
interpersonal mereka (teori self disclosure).
BAB III

Metodologi

` Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Kualitatif deskriptif, diamana
penelitian ini berusaha untuk menggambarkan obyek yang diteliti berdasarkan pada fakta yang ada
di lapangan atau data dan informasi yang di dapat melalui wawancara. Tujuannya peneliti
menggunakan metode ini adalah untuk menjelaskan dengan sedalam dalamnya pada riset kualitatif
dan tidak hanya mengutamakan besarnya populasi atau informan. Bahkan penelitian ini akan
membatasi populasi atau informannya karena yang terpenting adalah data yang terkumpulkan
sudah mendalam dan telah menjelaskan masalah yang diteliti, maka tidak perlu menambah jumalh
informan lainnya karna didalam riset kualitatif lebih menekankan persoalan mengenai kedalaman
(kualitas) bukan banyaknya data (kuantitas).

3.1 Paradigma Penelitian

Paradigm yang digunakan dalam penelitian ini adalah paradigm konstruktivisme. Konsep
tentang paradigma konstruktivis pertama kali diperkenalkan oleh sosiolog interpretative, Peter
L.Berger bersama Thomas Luckman. Dalam konsep kajian komunikasi, teori konstruksi sosial bisa
disebut berada diantara teori fakta social dan defenisi sosial (Eriyanto 2004:13). Paradigma
konstruktivisme adalah paradigma yang menyatakan kebenaran suatu realitas sosial dilihat sebagai
hasil dari konstruksi sosial, dan kebenaran suatu realitas social itu bersifat relatif. Paradigma
konstruktivisme ini berada dalam perspektif interpretivisme (penafsiran) yang terbagi dalam tiga
jenis, yaitu interaksi simbolik, fenomenologis dan hermeneutik. Paradigma konstruktivisme
menentang dan merupakan kritik terhadap paradigma positivis. Berdasarkan pada paradigma
konstruktivisme, realitas sosial yang diamati oleh peneliti tidak dapat digeneralisasikan sama
seperti semua orang, hal inilah yang biasanya dilakukan oleh kaum paradigma positivis.

Menurut pemikiran Weber paradigma konstruktivisme menilai perilaku manusia secara


fundamental berbeda dengan perilaku alam, karena dalam realitas social manusia mereka bertindak
sebagai agen yang mengkonstruksi realitas social tersebut, baik itu melalui pemberian makna
maupun pemahaman perilaku. Weber juga menerangkan bahwa substansi bentuk kehidupan di
masyarakat tidak hanya dilihat dari penilaian objektif saja, melainkan dilihat dari tindakan
perorang yang timbul dari alasan-alasan subjektif. Selain itu Weber juga mengatakan bahwa tiap
individu akan memberikan pengaruh satu sama lain alam masyarakatnya.

3.2 Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini merupakan penelitian etnometodologi dimana fokus kepada peran individu
bagaimana individu menciptakan metode dalam mencapai dan mamahami kehidupan sehari-hari.
Misal: alasan, aturan atau pengurus struktur yang membuat individu melakukan tindakan-tindakan.

Sama halnya dalam penelitian ini peneliti ingin melihat interaksi antara orang tua dengan
informan yang memiliki hubungan jarak jauh melalui Whatsapp pada mahasiswa angkatan 2016
Universitas Pertamina. Kegiatan ini juga dapat menjadi salah satu keseharian dari informan.

3.3 Unit analisis penelitian

Interaksi antara orang tua dengan anak yang memiliki hubungan jarak jauh melalui Whatsapp
pada mahasiwa angkatan 2016 Universitas Pertamina.

3.4 Key informan

Informan kunci dalam penelitian ini adalah mahasiswa-mahasiswi prodi Ilmu Komunikasi
Universitas Pertamina angkatan 2016 yang memiliki hubungan jarak jauh dengan orang tua dan
menggunakan Whatsapp dalam menjalin komunikasi.

3.5 Metode pengumpulan data


a. Wawancara

Wawancara merupakan alat pengumpulan data yang sangat penting dalam penelitian jenis
kualitatif karena dapat melibatkan informan sebagai subjek (pelaku) dengan objek penelitian yaitu
gejala atau interaksi yang akan diteliti. Lexy J Moleong (1991:135) mengatakan bahwa
wawancara merupakan percakapan dengan tujuan tertentu. Dalam sebuah penelitian, peneliti dan
responden berhadapan langsung (tatap muka) untuk mendapatkan informasi secara lisan dengan
mendapatkan data tujuan yang dapat menjelaskan masalah penelitian.

Teknik wawancara dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode semi
terstruktur. Wawancara semi terstruktur adalah proses wawancara yang menggunakan panduan
wawancara yang berasal dari pengembangan topik dan mengajukan pertanyaan dan penggunaan
lebih fleksibel.Wawancara dilakukan dengan bertanya langsung kepada informan untuk menggali
dan mendapatkan informasi yang berkaitan dengan data yang dibutuhkan. Peneliti memilih
wawancara jenis ini karena saya tidak menutup kemungkinan peneliti akan mengembangkan
pertanyaan-pertanyaan penelitian sesuai dengan kebutuhan informasi yang diinginkan.

Wawancara semi terstruktur ini juga mampu menciptakan wawancara yang mendalam
sehingga dapat mempermudah peneliti untuk melakukan konstruksi terhadap informasi maupun
data yang diberikan oleh informan. Dengan begitu wawancara ini nantinya juga dapat menciptakan
wawancara yang mendalam namun tetap focus pada masalah penelitian. Selain itu teknik
penelitian semi terstruktur juga akan dimulai dengan kesepakatan dengan informan bahwa
informan secara sadar akan diteliti oleh peneliti sehingga data atau informasi yang ia berikan dapat
digunakan peneliti dalam penelitiannya.

Pada pelitian ini peneliti akan melakukan penelitian terhadap sejumlah mahasiwa angkatan
2016 Universitas Pertamina yang memiliki hubungan jarak jauh dengan orang tua dan
menggunakan Whatsapp sebagai media untuk melakukan komunikasi interpersonal secara
mendalam dan tidak mengutamakan jumlah dari informan namun lebih mengutamakan kedalaman
penelitian pada tiap informan agak dapat mengutamakan salah satu nilai penelitian kualitatif.
BAB VI

Hasil

Temuan dan Analisis Wawancara

Penelitian tentang implementasi komunikasi interpersonal jarak jauh antara orang tua
dengan anak melalui whatsapp pada mahasiswa angkatan 2016 Universtas Pertamina ini
menggunakan teknik wawancara. Metode wawancara yang digunakan adalah metode wawancara
semi terstruktur. Wawancara semi terstruktur adalah proses wawancara yang menggunakan
panduan wawancara yang berasal dari pengembangan topik dan mengajukan pertanyaan dan
penggunaan lebih fleksibel. Dalam penelitian ini peneliti mewawancarai beberapa mahasiswa
angkatan 2016 Universitas Pertamina dari beberapa program studi.

1. Informan Pertama

Nama : Chyntia Pertiwi

Prodi : Ilmu Komunikasi

Dari wawancara yang cukup mendalam yang saya lakukan dengan informan pertama ia
menyatakan bahwa implementasi komunikasi interpersonal yang ia lakukan dengan orang tuanya
intens dan intim. Berdasarkan jawaban yang ia berikan, justru informan pertama merasa ketika ia
jauh dari orang tuanya ia lebih intim dan terbuka berkomunikasi dengan orang tuanya karena ketika
ia jauh dengan orang tuanya ia merasakan bahwa tingkat saling membutuhkan dan memiliki anatar
dirinya dan orang tuanya semakin tinggi. Hal ini bisa dilihat dari intensitas mereka saling
menghubungi yang sangat sering bahkan setiap hari serta kualitas komunikasi Interpersonal yang
mereka lakukan cukup dalam satu sama lain. Selain itu fitur-fitur Whatsapp juga emmbantu
mereka dalam melakukan komunikasi interpersonal seperti fitur free call dan vidio call.

2. Informan Kedua

Nama : Herna Vamela

Prodi : Ilmu Komunikasi

Dari jawaban informan kedua melalui wawancara yang kami lakukan ia menyatakan bahwa
implementasi komunikasi interpersonalnya bersama orang tuanya tidak terlalu intens dan intim.
Hal ini berbanding terbalik dengan komunikasi interpersonal yang ia lakukan dengan orang tuanya
ketika ia berkomunikasi dengan bertatap langsung. Namun fitur-fitur yang dimiliki Whatsapp
seperti video call membantu ia melakukan komunikasi interpersonal yang lebih baik dengan orang
tua nya. Namun ia tidak memungkiri bahwa intensitas serta kualitas komunikasi interpersonal yang
ia jalin dengan orang tuanya masih tergolong biasa saja atau bahkan kurang baik. Fitur Whatsapp
yang sering ia gunakan dalam implementasi komunikasi interpersonal bersama orang tuanya
adalah video call, chat dan free call.

3. Informan ketiga

Nama: Sonya Tambunan

Prodi : Ilmu Ekonomi

Menurut informan ketiga dalam wawancara yang telah kami lakukan, implementasi dari
komunikasi interpersonal antara dirinya dan orang tuanya itu cukup baik, berkualitas dan intens.
Hal ini dapat dilihat dari intensitas komunikasi interpersonal yang ia lakukan dengan orang tuanya
melalui Whatsapp itu ia lakukan setiap itu. Selain itu pertukaran informasi yang ia lakukan juga
cukup mendalam mulai dari kegiatan sehari-hari, perkuliahan, serta keluarga dan hal-hal lain.
Selain itu fitur Whatsapp yang sering ia gunakan dalam berkomunikasi dengan orang tuanya
adalah chat dan juga free call. Namun ia tidak memungkiri bahka komunikasi melalui media
Whatsapp yang ia lakukan tidak lebih intim apabila dibandingkan dengan komunikasi secara
langsung atau tatap muka. Namun dikarenakan hubungan jarak jauh yang mereka jalani
penggunaan Whatsapp ini sudah sanat membantunya untuk menjalin komunikasi interpersonal
yang baik dengan orang taunya.

4. Informan Keempat

Nama : Annisa Nava

Prodi : Ilmu Komunikasi

Berdasarkan hasil analisa wawancara yang saya lakuka, informan keempat juga tidak jauh berbeda
dengan informan lainnya, dimana ia menyatakan bahwa implementasi dari komunikasi
interpersonal dirinya dengan orang tuanya melalui Whatsapp dapat membuat ia menjalin hubungan
yang baik dengan orang tuanya serta fitur-fitur yang disedikan oleh Whatsapp mempermudah
dirinya dalam menjalin hubungan dengan orang tuanya yang sedang jauh. Adapun fitur Whatsapp
yang paling sering ia gunakan dengan orang tuanya adalah chat dan free call.

5. Informan Kelima

Nama : Citra Uliana Simanjuntak

Prodi : Hubungan Internasional

Berdasarkan wawancara yang mendalam dengan informan kelima ini, ia memberikan jawaban
bahwa Whatsapp memiliki peran yang sangat penting ketika ia berkomunikasi dengan orang tua
nya yang jauh. Hal ini juga di dukung dengan fitur-fitur yang yang dimiliki oleh Whatsapp yang
membantu pengimplementasi komunikasi interpersonal diantara mereka. Selain itu implementai
komunikasi interpersonal yang dilakukan juga cukup intens dan mendalam bahkan menurut
informan kelima ini lebih intens dan terbuka ketika mereka berada jauh dengan orang tuanya
apalagi menggunakan aplikasi Whatsapp yang ia nilai cukup mudah untuk digunakan walaupun
oleh orang tua nya atau orang tua lain yang dinilai masih tidak cukup melek dengan teknologi saat
ini. Adapun fitur Whatsapp yang paling sering ia gunakan dengan orang tuanya adalah vidio call,
free call dan chat.

6. Informan Keenam

Nama : Yolanda Monita

Prodi : Ilmu Komunikasi

Berdasarkan hasil analisa saya terhadap hasil wawancara dengan informan keenam ini
implementasi komunikasi interpersonal antara informan dengan orang tua melalui Whatsapp ini
cukup penting dan intens hal ini dilihat dari intensitas komunikasi yang mereka lalukan yaitu setiap
hari atau sangat sering bahkan informan merasa melalui penggunaan Whatsapp ini mampu
membuat orang tuanya yang jauh menjadi seolah tidak jauh dikarenakan fitur yang disediakan oleh
Whatsapp yang membuat komunikasi informan dengan orang tua berjalan lancar, baik dan
berkualitas. Fitur yang paling sering ia gunakan juga adalah video call dan free call. Dengan begitu
impelementasi komunikasi interpersonal anatara informan dan orang tua melalui Whatsapp
mampu menciptakan kedekatan dan keintiman diantara mereka sehingga mampu menciptakan
suasana yang dekat walaupun mereka sedang berjauhan.
7. Informan Ketujuh

Nama: Pebiola

Prodi : Ilmu Ekonomi

Berdasarkan hasil analisa saya terhadap hasil wawancara dengan informan ketujuh ini
implementasi komunikasi interpersonal antara informan dengan orang tua melalui Whatsapp ini
sangat penting dan intens. Hal ini dapat dilihat dari frekuensi ia menghubungi orang
tuanyasebaliknya setiap hari. Selain itu ia juga menyatakan bahwa dengan adanya Whatsapp
sangat membantu dirinya untuk tetap berhubungan dengan orang tuanya yng berada jauh dengan
dia serta membuatnya merasa tidak jauh dari orang tuanya. Selain itu. Dengan begitu
impelementasi komunikasi interpersonal anatara informan dan orang tua melalui Whatsapp
mampu menciptakan kedekatan dan keintiman diantara mereka sehingga mampu menciptakan
suasana yang dekat walaupun mereka sedang berjauhan. Selain itu, fitur Whatsapp yang paling
sering ia gunakan dalam berkomunikasi dengan orang tuanya adalah Free Call, video call dan juga
Chat.
BAB V

Kesimpulan dan Saran

5.1 Kesimpulan

Kesimpulan dari hasil penelitian implementasi komunikasi interpersonal jarak jauh antara
orang tua dengan anak melalui whatsapp pada mahasiswa angkatan 2016 Universitas Pertamina
berdasarkan hasil analisa yang saya lakukan adalah implementasi komunikasi interpersonal yang
terjadi cukup membantu menjalin komunikas yang baik antara orang tua dan mahasiswa angkatan
2016 Universitas Pertamina yang menjalani hubungan jarak jauh dengan orang tuanya. Selain itu
fitur yang disediakan oleh Whatsapp juga membantu komunikasi yang terjalin lebih intens,
terbuka, serta lebih intim diantara keduanya walaupun dipisahkan dengan jarak yang terbilang
cukup jauh. Adapun fitur Whatsapp yang paling sering digunakan adalah Free Call dan Vidio Call
Tak hanya bagi mahasiswa bagi orang tua juga implementasi komunikasi interpersonal melalui
Whatsapp juga membantu mereka dalam menjalin hubungan yang baik dengan anak mereka hal
ini dapat terlihat dari sebagain besar informan yang menyatakan bahwa orang tua mereka yang
lebih sering menghubungi mereka terlebih dahulu dan bahkan ada orang tua yang bila
berkomunikasi secara tatap muka tidak terlalu terbuka namun ketika mereka berkomunikasi
melalui Whatsapp dan sudah berada berjauhan justru pesan yang mereka tukarkan lebih baik,
terbuka dan intens. Hal ini sesuai dengan teori self disclosure dimana dalam pemberian informasi
tentang diri sendiri kepada orang lain. Informasi yang diberikan tersebut dapat mencakup berbagai
hal seperti pengalaman hidup, perasaan, emosi, pendapat, cita-cita, dan lain sebagainya.

Dengan demikian impelementasi komunikasi interpersonal jarak jauh antara orang tua
dengan anak melalui whatsapp pada mahasiswa angkatan 2016 Universitas Pertamina dapat
membantu dan menumbuhkan self disclosure dari seseorang terutama kepada orang dekat mereka
dan dalam konteks ini adalah anatara anak dengan orang tua mereka hal ini juga dibantu dengan
fitur-fitur yang diberikan oleh Whatsapp. Namun tak sering juga keterbatasan yang dimiliki oleh
aplikasi Whatsapp membuat penerapan self disclosure antara orang tua dan anak dalam hal ini
pada mahasiswa angkatan 2016 Universitas Pertamina yang tinggal berjauhan dengan orang tau
mereka juga terbatas.
5.2 Saran

a. Saran akademik

Peneliti berharap agar penelitian ini dapat berguna bagi mahasiswa yang melakukan penelitian
serupa atau melakukan penelitian lanjutan atas topik yang sama. Selain itu konsep-konsep dan
pengembangan teori dalam penelitian ini juga masih jauh dari kesempurnaan untuk itu kerangka
berfikir serta kerangka konsep dari penelitian ini masih dapat diperbaiki agar lebih baik lagi.

b. Saran praktis

Mengingat bagaimana membuat hubungan yang harmonis tetap terjaga pada mahasiswa yang
tinggal terpisah dengan orangtuanya, maka diharapkan agar mahasiswa yang tinggal terpisah dari
orangtuanya tetap menjaga komunikasi di antara mereka. Sehingga ketika mahasiswa tersebut
tinggal terpisah dengan orangtua dan juga ketika kembali ke rumah hubungan yang terjalin di
antara mereka tetap harmonis.

c. Saran metodologis dan social

Penelitian ini perlu menambah jumlah reposden yang ingin diteliti lebih lanjut, sehingga dari hasil
penelitian dapat menggambarkan secara lebih jelas hubungan atau perbedaan antara kelompok-
kelompok responden tersebut. Selain itu, metodologi dalam penelitian ini juga masih dapat
dikembangkan apabila kiranya terdapat metodologi penelitian yang lebih baik yang dapat
menunjang penelitian ini kearah yang lebih baik.
Referensi:

Andry. (2017). Pola Komunikasi Pada Hubungan Jarak Jauh Anak Dan Orangtua Dalam Menjaga
Hubungan Keluarga.

Batasan dan Pengertian MDK. (2011). Retrieved from BKKBN:


http://aplikasi.bkkbn.go.id/mdk/BatasanMDK.aspx
Cangara, Hafied. 2011. Pengantar Ilmu Komunikasi, Raja Grafindo Persada, Jakarta
Cincotta, K. (2015, Agustus 27). Social media or face to face: is one better than the other?
Retrieved from The Sydney Morning Herald: https://www.smh.com.au/technology/social-
media-or-face-to-face-is-one-better-than-the-other-20150827-gj8uwu.html
Deddy, M. (2010). Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Devito, J. A. (2011). Komunikasi Antar Manusia. Jakarta: Proffesional Book.
Effendy, O. U. (2003). Ilmu, teori dan filsafat komunikasi. Bandung: Citra Aditya Bakti.
Eriyanto. (2004). Analisis Framming. Yogyakarta: LkiS.
Foss, S. W. (2011). Encyclopedia of Communication Theory. Amerika Serikat: SAGE Publication.
Ginting, N. S. (2013). KOMUNIKASI KELUARGA DALAM HUBUNGAN JARAK JAUH.
Moleong, L. J. (1991). Metodologi penelitian kualitatif. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Putri, R. W. (2016, Oktober 28). Komunikasi Tatap Muka Lebih Efektif Dibandingkan dengan
Email. Retrieved from Republica.co.id:
https://republika.co.id/berita/trendtek/internet/16/10/28/ofq1d7359-komunikasi-tatap-
muka-lebih-efektif-dibandingkan-dengan-email

Putri, T. A. (2017). Komunikasi Interpersonal Jarak Jauh Orang Tua dengan Anak Menggunakan
Smartphone.
Rohim, Syaiful. 2009. Teori Komunikasi Perspektif Ragam Dan Aplikasi. Rineka Cipta. Jakarta
Seipke, S. J. (2012). Communication Between Grandparents and Grandchildren in Geographically
Separated Relationship Brussoni & Boon.
Stewart, B. D. (2013). Komunikasi dan Perilaku Manusia. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada.
Sudiharto. (2007). Asuhan Keperawatan keluarga dengan pendekatan. Jakarta: EGC.

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA . (n.d.). Retrieved from


https://jdih.kemenkeu.go.id/fulltext/1979/4tahun1979uu.htm
Winarso, B. (2019, Mei 4). Apa Itu WhatsApp, Sejarah dan Fitur-fitur Unggulannya? Retrieved from
DailySocial.Id: https://dailysocial.id/post/apa-itu-whatsapp
Lampiran

Panduan Wawancara

Aspek-aspek yang akan menjadi pertanyaan adalah sebagai berikut:

1) Identitas informan
2) Latar belakang hubungan informan dengan orang tua
3) Bagaimana implementasi komunikasi dengan orang tua via Whatsapp
4) Fitur Whatsapp yang sering digunakan dalam berkomunikasi dengan orang tua
5) Keterbukaan dengan orang tua
 Judul:

“Implikasi komunikasi interpersonal jarak jauh antara orang tua dengan anak melalui whatsapp
(studi deskriptif pada mahasiswa angkatan 2016 Universitas Pertamina)”

 Masalah:

Bagaimana implikasi komunikasi interpersonal jarak jauh antara orang tua dengan anak melalui
whatsapp?

 Konsep:
1. Komunikasi interpersonal

Komunikasi interpersonal sendiri merupakan suatu bentuk komunikasi manusia yang khas dan
transaktual yang melibatkan pengaruh timbal balik, biasanya untuk tujuan mengelola hubungan.
Sehingga dalam komunikasi interpersonal sangat dipengaruhi oleh tahap hubungan serta konteks
hubungan yang dijalan.

Pertanyaan:

1) Bagaimana komunikasi interpersonal kamu dengan orang tua melalui whatsapp?


2) Bagaimana komunikasi yang khas antara kamu dengan orang tua khususnya melalui
whatapp?
3) Menurut kamu, bagaimana peran komunikasi interpersonal melalui whatsapp dalam
menjalin hubungan yang jauh dengan orang tua?
4) Menurut kamu, seberapa penting peran komunikasi interpersonal melalui whatsapp
dalam mengelola hubungan kamu dengan orang tua? Mengapa?
5) Apakah komunikasi melalui whatsapp dengan orang tua sudah memiliki kualitas yang
baik untuk tetap membangun hubungan kalian sebagai orang tua dan anak? Kenapa?
2. Hubungan jarak Jauh

Hubungan jarak jauh merupakan sebuah hubungan antar individu atau kelompok yang
memiliki hubungan namun terpisahkan oleh jarak fisik yang tidak memungkinkan terjadinya
kedekatan fisik dalam kurun waktu tertentu.

Pertanyaan:

1) Menurut kamu hubungan jarak jauh itu seperti sih?


2) Hubungan jarak jauh kamu sama orang tua gimana?
3) Kenapa mau tinggal jauh dengan orang tua?
4) Sebelumnya udah sering menjalin hubungan jarak jauh? Dengan siapa saja?
5) Menurut kamu, bedanya hubungan jarak jauh dengan hubungan yang normal itu seperti
apa?
6) Mungkin gak kalo hubungan jarak jauh bisa seperti hubungan normal?
3. Whatsapp

Whatsapp adalah aplikasi pesan lintas platform yang memungkinkan kita bertukar pesan tanpa
biaya sms, karena Whatsapp Massanger menggunakan paket data internet yang sama untuk email,
browsing web, dan lain-lain.

Pertanyaan:

1) Bagaimana komunikasi dengan orang tua via Whatsapp


2) Seberapa sering berkomunikasi dengan orang tua via Whatsapp?
3) Kapan terakhir kali mengubungi orang tua? Kenapa?
4) Lebih sering orang tua yang menghubungi atau informan? Kenapa?
5) Kalau berkomunikasi via Whatsapp lebih sering pake vitur apa? Kenapa?
6) Sering kirim lokasi informan saat ini dengan orang tua gak?
7) Sering kirim gambar atau video yang berupa aktivitas sehari-hari gak?
8) Orang tua sering minta laporan yang berupa foto, video, panggilan video, dll?
9) Apakah berkomunikasi via Whatsapp cukup untuk menambah keharmonisan
dengan keluarga?
10) Apakah Whatsapp mampu membuat hubungan baik dengan orang tua yang jauh?

Anda mungkin juga menyukai