Komunikasi Keperawatan
Oleh:
Puji syukur saya ucapkan atas kehadirat Allah SWT, karena dengan rahmat dan karunia-
Nya saya masih diberi kesempatan untuk menyelesaikan makalah ini. Dimana makalah ini
merupakan salah satu dari tugas mata kuliah Komunikasi Keperawatan yang berjudul
“FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KOMUNIKASI, HAMBATAN
KOMUNIKASI, DAN TEKNIK MENGATASI HAMBATAN KOMUNIKASI”.
Tidak lupa saya ucapkan terimakasih kepada dosen pembimbing dan teman-teman yang
telah memberikan dukungan dalam menyelesaikan makalah ini. Saya menyadari bahwa dalam
penulisan makalah ini masih banyak kekurangan, oleh sebab itu saya sangat mengharapkan kritik
dan saran yang membangun. Semoga dengan selesainya makalah ini dapat bermanfaat bagi
pembaca dan teman-teman. Amin…
Penulis
2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..........................................................................................................................................................2
DAFTAR ISI.......................................................................................................................................................................3
PENDAHULUAN...............................................................................................................................................................4
1.3 Tujuan............................................................................................................................................................4
1.4 Manfaat.........................................................................................................................................................4
BAB II...............................................................................................................................................................................5
PEMBAHASAN.................................................................................................................................................................5
2.1.1 Manusia................................................................................................................................................5
2.1.2 Pesan....................................................................................................................................................7
2.1.3 Lingkungan............................................................................................................................................8
BAB III............................................................................................................................................................................17
PENUTUP.......................................................................................................................................................................17
3.1 Kesimpulan............................................................................................................................................................17
3.2 Saran.....................................................................................................................................................................17
DAFTAR PUSTAKA.........................................................................................................................................................18
3
BAB I
PENDAHULUAN
1 Latar Belakang
Komunikasi sangat dibutuhkan dimanapun kita berada dan bagi siapa saja. Kita sebagai
makhluk sosial membutuhkan suatu komunikasi agar dapat berinteraksi dengan orang
lain, jika kita tidak bisa berkomunikasi dengan baik akan menimbulkan masalah bagi
lawan bicara kita.
2 Rumusan Masalah
3 Tujuan
4 Manfaat
4
BAB II
PEMBAHASAN
2.1.1 Manusia
Tingkat Pengetahuan
Perkembangan
Sosiokultural
Pada budaya Jawa, dalam berkomunikasi dengan orang yang dihormati atau yang lebih
tua, digunakan bahasa yang halus.
Komunikasi dengan seorang raja di keraton, dilakukan dengan tata cara yang berbeda
dengan cara yang digunakan dalam komunikasi dengan teman sejawat dan sebagainya.
Jenis Kelamin
5
Laki-laki dan perempuan menunjukkan gaya komunikasi yang berbeda dan memiliki
interpretasi yang berbeda terhadap suatu percakapan.
Peran dan tanggung jawab memengaruhi komunikasi yang dilakukan individu, baik
teknik maupun isi komunikasi.
Petugas kesehatan lebih sering menggunakan formal dan membicarakan kondisi klien
karena tanggungjawabnya serta membuat banyak tulisan dalam berkomunikasi sebagai
bentuk tanggunggugatnya.
Komunikasi seperti ini tidak memerlukan media tulisan. Perbedaan peran dan tanggung
jawab menimbulkan perbedaan teknik dan isi komunikasi.
Atensi
Atensi terhadap suatu hal dapat menyebabkan kemampuan fungsi indra menurun dan
bahkan berkurang sehingga kadang kala seseorang yang sedang asyik bekerja tidak
mennyahut panggilan rekan kerjanya.
Sikap
Sikap individu dalam komunikasi dapat menghambat proses komunikasi itu sendiri.
Sikap yang hangat, bersahabat, ramah, dan terbuka akan memungkinkan proses
komunikasi yang terbuka dipertahankan.
Sebaliknya, sikap kurang menghargai orang lain, tertutup, dingin, dan curiga dapat
membuatproses komunikasi terhambat.
Persepsi
6
Persepsi individu ketika berada dalam suatu proses komunikasi dapat memengaruhi,
menghambat, atau bahkan memutus komunikasi yang sedang dilakukan.
Anna:”Wah saya belum tahu, karena saya belum punya calon suami.”
Pada contoh komunikasi diatas, ada perbedaan persepsi antara Andi dan Anna. Andi
mempersepsikan kata ”mau” sebagai ”akan” sementara Anna mempersepsikan kata
”mau” sebagai ”ingin”. Situasi di atas menimbulkan distorsi dalam komunikasi.
Hubungan
Hubungan yang erat antar individu pada suaut proses komunikasi dapat mempengaruhi
teknik dan materi komunikasi. Pada komunikasi yang dilakukan antara dua orang yang
belum saling kenal, umumnya setting komunikasi terjadi pada situasi formal. Sebagai
contoh, hubungan antara pengacara dan kliennya, dokter dan pasien, pedagang dan
pelanggan.
Sedangkan pada komunikasi antara individu yang saling kenal, komunikasi cenderung
berlangsung dalam konteks nonformal, lebih terbuka, dan menggunakan tehnik
komunikasi yang lebih beragam.
2.1.2 Pesan
Isi Pesan
Isi pesan yang ingin disampaikan dapat mempengaruhi tehnik komunikasi yang
digunakan individu. Isi pesan yang menggembirakan biasanya disampaikan dengan
wajah berseri dan suara lantang.
Isi pesan yang yang bersifat informasi disampaikan dengan suara yang relatif datar dan
pelan, sedangkan isi pesan yang bersifat rahasia disampaikan dengan berbisik atau
menggunakan secarik kertas kecil atau dgn bahasa isyarat ttt.
7
Isi pesan mempengaruhi perilaku penyampaian pesan dan perlu tidaknya pesan yang
disampaikan diberi umpan balik.
Selain hal-hal diatas, jumlah pesan juga mempengaruhi proses penerimaan pesan dari
komunikator kepada komunikan. Pesan yang terlalu banyak (overloaded) dapat
menimbulkan kebingungan atau kejenuhan pada penerima pesan.
Penyampaian Pesan
2.1.3 Lingkungan
Stimulus Eksternal
Stimulus eksternal, misalnya suara bising, gaduh, atau perhatian yang tiba-tiba
teralih, dapat menyebabkan penurunan kemampuan untuk menangkap pesan atau
konsentrasi untuk mencerna pesan yang disampaikan.
Bising dari luar dapat membuat pesan mengalami bias dan distorsi atau bahkan tidak
dapat disampaikan baik secara parsial maupun total.
Budaya mengatur bahasa yang digunakan sebagai salah satu alat komunikasi
sekaligus mengatur penggunaan tehnik nonformal dalam komunikasi.
Berkomunikasi dalam jarak yang terlalu dekat dengan lawan jenis yang bukan
suami/istri dipandang kurang baik oelh sebagian besar bangsa Indonesia.
8
Memegang janggut ketika terlibat suatu perbincangan merupakan bentuk
penghormatan bagi orang Arab.
Sedangkan jarak yang cukup jauh, komunikasi dapat dilakukan dengan menggunakan
media tulisan.
Jarak yang jauh ini juga menyebabkan penggunaan media cetak dan media elektronik
untuk menyampaikan pesan, misalnya, menggunakan telepon, televisi, radio dan
sebagainya.
Hambatan dapat diartikan sebagai halangan atau rintangan yang dialami (Badudu &
Zain, 1994), Dalam konteks komunikasi dikenal pula gangguan (mekanik maupun
semantik), Gangguan ini masih termasuk ke dalam hambatan komunikasi (Effendy,
1993), Efektivitas komunikasi salah satunya akan sangat tergantung kepada seberapa
besar hambatan komunikasi yang terjadi.
Oleh karena itu, komunikator perlu memahami setiap hambatan komunikasi, agar ia
dapat mengantisipasi hambatan tersebut.
Atas dasar kepentingan yang berbeda, maka setiap individu komunikan akan melakukan
seleksi terhadap pesan yang diinginkannya (manfaat/kegunaan).
Prasangka berkaitan dengan persepsi orang tentang seseorang atau sekelompok orang
lain, dan sikap serta perilakunya terhadap mereka.
Persepsi ditentukan oleh faktor situasional (struktural): Jika kita ingin memahami suatu
peristiwa, kita tidak dapat menilai fakta-fakta yang terpisah; kita harus memandangnya
dalam hubungan keseluruhan
Apabila suatu proses komunikasi sudah diawali oleh kecurigaan (prasangka) maka tidak
akan efektif.
Stereotif misalnya tercermiun pada: orang Batak itu berwatak keras, orang Sunda
manja, dll.
Apabila dalam proses komunikasi Massa ada komunikan yang memiliki stereotif
tertentu pada komunikatornya, maka dapat dipastikan pesan apapun tidak akan bisa
diterima oleh komunikan.
Satu sisi kenyataan tersebut menjadi kekayaan yang tak terhingga nilainya. Namun di
sisi lain realitas tersebut menjadi salah satu faktor penghambat dalam kegiatan
komunikasi Massa.
Perbedaan budaya sekaligus juga menimbulkan perbedaan Norma sosial yang berlaku di
masyarakat.
Pada konteks seperti itu, komunikator komunikasi massa harus bersikap hati-hati,
terutama dalam menyusun pesan. Dalam arti apakah pesan yang disampaikan tidak
melanggar Norma sosial tertentu.
Semantik adalah pengetahuan tentang pengertian atau makna kata yang sebenarnya.
Hambatan semantik adalah hambatan mengani bahasa.
Hambatan semantik dapat diakibatkan oleh tiga hal: komunikator terlalu cepat dalam
berbicara, adanya perbedaan makna kata, dan adanya pengertian yang konotatif.
Khalayak dalam komunikasi Massa bersifat heterogen, salah satunya pada aspek
pendidikan.
11
Masalah timbul manakala komuniian yang berpendidikan rendah tidak dapat mencerna
pesan komunikasi massa secara benar karena keterbatasan daya nalar dan daya
tangkapnya.
Faktor mekanis merujuk kepada berbagai hambatan pada komunikasi Massa yang
disebabkan oleh terganggunya peralatan.
Pada Surat kabar dan majalah, misalnya huruf tidak jelas, salah pemotongan kata,
sambungan berita yang tidak akurat, dll.
Polarization adalah kecenderungan untuk melihat dunia dalam bentuk lawan kata dan
menguraikannya dalam bentuk ekstrem, seperti baik atau buruk, positif atau negatif,
sehat atau sakit, pandai atau bodoh, dll.
Seandainya komunikator maupun komunikan melihat seperti itu maka sudah dapat
dipastikan di antara keduanya selalu akan terjadi sikap apriori. Padahal pada konteks
tersebut dibutuhkan komunikator dan komunikan harus bersikap netral.
Intensional orientation terjadi bila kita bertindak seakan-akan label adalah lebih penting
daripada orangnya sendiri.
12
Misalnya, seorang presenter yang berbicara di layar TV, dan kebetulan wajah presenter
tersebut kurang menarik, maka biasanya komunikan akan intensional menilainya
sebagai tidak menarik sebelum mendengar apa yang dikatakannya.
Pada suatu ketika kita melihat seorang komunikator X berbicara melalui pesawat tv.
Menurut persepsi kita, Cara berkomunikasi dan materinya tidak baik, sehingga kita
membat abstraksi tentang komunikator tersebut tidak baik.
Evaluasi kita tentang komunikator tersebut bersifat statis (tidak berubah). Akibatnya,
mungkin selamanya kita tidak akan mau menonton atau mendengar komunikator
tersebut. Padahal sangat mungkin gaya komunikator tersebut berubah menjadi lebih
baik dan menarik.
Dalam masalah hambatan komunikasi Massa, juga bisa terjadi diantara individu
(antarmanusia) maupun di dalam organisasi.
Perbedaan Persepsi dan Bahasa Persepsi merupakan interpretasi pribadi atas sesuatu hal.
Definisi seseorang mengenai suatu kata mungkin berbeda dengan orang lain.
13
Pendekatan yang buruk Walaupun sudah mengetahui cara mendengar yang baik,
ternyata menjadi pendengar yang baik tidaklah mudah. Dalam keadaan melamun atau
lelah memikirkan masalah lain, seseorang cenderung kehilangan minat mendengarnya.
Gangguan Emosional, dalam keadaan kecewa, marah, sedih, atau takut, seseorang akan
merasa kesulitan saat menyusun pesan atau menerima pesan dengan baik. Secara
praktis, tidak mungkin menghindari komunikasi ketika sedang ada dalam keadaan
emosi. Kesalahpahaman sering terjadi akibat gangguan emosional.
Perbedaan Budaya Berkomunikasi dengan orang yang berbeda budaya tidak dapat
dihindari, terlebih lagi zaman globalisasi ini. Perbedaan budaya merupakan hambatan
yang paling sulit diatasi.
Gangguan Fisik Pengirim atau penerima mungkin terganggu oleh hambatan yang
bersifat fisik seperti akustik yang jelek, tulisan yang tidak dapat dibaca, cahaya yang
redup, atau masalah kesehatan. Gangguan fisik bisa mengganggu konsentrasi dalam
berkomunikasi. Setiap komunikator selalu mengharapkan agar komunikasi yang
dilaksanakannya dapat mencapai tujuan dengan apa yang telah diharapakannya.
Komunikasi dalam organisasi sering terganggu karena materinya lebih rumit, jumlahnya
banyak, dan kontroversial. Hambatan-hambatan komunikasi dalam organisasi, meliputi:
Kelebihan Beban Informasi dan Pesan Yang Bersaing Perkembangan teknologi telah
menyebabkan jumlah pesan dalam suatu organisasi meningkat tanjam hingga kecepatan
yang semakin tinggi. Pesan melalui surat-surat dari pos, email dan telephon dari
berbagai sumber telah membanjiri organisasi dan masing-masing bersaing untuk
memperoleh perhatian lebih awal. Hal itu bisa berakibat pada adanya pesan yang tidak
ditanggapi, pesan yang dianggap tidak penting, atau pemberian respons yang tidak
akurat.
Penyaringan Yang Tidak Tepat Ketika meneruskan suatu pesan kepada orang lain
dalam organisasi, biasanya terjadi penyaringan yang dilakukan dengan memotong atau
menyingkat pesan. Pesan dalam organisasi dikirim melalui berbagai saringan. Misalnya
melewati penjaga pintu terlebih dahulu, karyawan kantor depan, sekretaris, baru
kemudian sampai kepada pimpinan. Bisa jadi suatu pesan penting tidak sampai sebagian
atau bahkan seluruhnya karena telah dipotong atau dibuang.
Iklan Komunikasi Tertutup atau Tidak Memadai Pertukaran informasi yang bebas dan
terbuka merupakan salah satu ciri komunikasi yang efektif. Iklim komunikasi sangat
terkait dengan gaya kepemimpinan. Gaya manajemen yang tertutup cenderung
menghambat pertukaran informasi. Demikian pula saluran yang terlalu banyak bisa
14
mengubah pesan ketika bergerak vertikal atau horisontal dalam sebuah organisasi.
Permasalahan komunikasi biasanya merupakan suatu gejala bahwa ada sesuatu yang
tidak sesuai. Permasalahan dalam komunikasi menunjukkan adanya masalah yang
terpendam. Hambatan komunikasi ada yang berasal dari pengirim (komunikator),
transmisi, maupun penerima (komunikan). Organisasi.
Hambatan komunikasi pada sumber umumnya berupa perumusan tujuan yang kurang
jelas. Hal ini sering terjadi karena kurangnya fokuspada benefit produk.kegagalan dalam
tahap ini bisa berdampak pada perumusan pesan iklan yang tidak jelas kaitannya dengan
kebutuhan konsumen.
Sumber kegagalan komunikasi pemasaran bisa juga ada pada proses encoding.Misalnya,
copy writer dan perancang iklan lebih terobsesi memebuat iklan kreatif yang orisinil
dari pada focus pada penyampaian benefit produk. Iklan yang menyesatkan (deceptive
advertising) juga bisa digolongkan sebagai hambatan dalam proses encoding karena
sejak awal berusaha menyesatkan konsumen dari kondisi sebenarnya benefit produk.
Pemilihan media yang tidak cocok bisa membuat pemasang iklan gagal menjangkau
kelompok sasaran. Untuk menjangkau audiens yang tepat, pemasang iklan mesti
menyesuaikan ciri-ciri demografis konsumen sasaran dengan profil demografis pembaca
majalah, pemirsa TV atau pendengar radio. Dalam tahap pengiriman pesan, hambatan
yang umumnya ditemui komunikator adalah competitveclutter, kekeusutan yang terjadi
karena kebanyakan iklan, jumlah iklan yang makin banyak disebabkan karena:
Pertama, banyak produk baru yang muncul membuat permintaan waktu melonjak
Kedua, persaingan ketat mendorong pertumbuhan belanja iklan lebih cepat daripada
penjualan.
Apa yang dapat dilakukan pemasar untuk mengatasi kekusutan yang ditimbulkan
competitive clutter? Cara yang mudah adalah frekuensi iklan digencarkan agar kesan
tertancap lebih lama. Hal ini dibenarkan kalau pesan betul-betul berkaitan dengan
kebutuhan konsumen (artinya, pesan tak punya masalah hambatan sumber ataupun
hambatan encoding).
15
d. Hambatan dalam Proses Decoding
Konsumen umunya mengabaikan pesan yang tidak menarik minat mereka. Konsumen
juga akan menolak pesan apabila sumber pesan dianggap tidak kredibel. Hambatan pada
decoding juga mungkin terjadi karena kurangnya perhatian pada pesan. Competitive
clutter selain merupakan hambatan dalam transmisi, juga mengganggu proses decoding
karena bisa membuat pemirsa makin cuek. Iklan yang ditayangkan terus juga
merupakan penyebab pengabian inattantion. Advertising wearout bisa terjadi; yaitu
turunnya efektifitas iklan karena kebosenan pemirsa dan konsumen yang sudah merasa
familiar dengan kampanye iklan tersebut.
1. Meningkatkan umpan balik, untuk mengetahui apakah pesan atau informasi telah
diterima, dipahami, dan dilaksanakan atau tidak.
4. Menggunakan bahasa yang sederhana agar setiap orang dapat memahami isi pesan
yang disampaikan.
5. Penentuan waktu yang efektif, pesan disampaikan pada saat penerima siap
menerima pesan.
7. Mengatur arus informasi, komunikasi harus diatur mutunya, jumlah dan cara
penyampaiannya.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dari uraian diatas pemakalah dapat menyimpulkan Komunikasi merupakan aktifitas
manusia yang sangat penting. Bukan hanya dalam kehidupan organisasi, namun dalam
16
kehidupan manusia secara umum. Komunikasi merupakan hal yang esensial dalam
kehidupan kita. Kita semua berinteraksi dengan sesama dengan cara melakukan
komunikasi. Komunikasi dapat dilakukan dengan cara yang sederhana sampai yang
kompleks, dan teknologi kini telah merubah cara manusia berkomunikasi secara drastis.
Maka akan timbullah suatu hambatan-hambatan dalam penyampaian pesan ini. yang
mana hambatan-hambatan itu sangat mempengaruhi seorang penyampai pesan.
Manakalah hambatan itu ada akan menyembabkan proses dalam komunikasi tidak
efektif.
3.2 Saran
Pemakalah berharap dengan adanya makalah ini dapat dijadikan panutan kita semua
untuk menyampaikan pesan. Mudah - mudahan dengan adanya pengetahuan dari
makalah ini akan membantu kita untuk memebrikan informasi secara jelas dan dapat
diterima oleh komunikan khususnya. Pemakalah juga mengucapkan rasa maaf sebesar-
besarnya jika ada penulisan yang tidak tepat serta penjelasan yang belum rinci. Tidak
lupa pula pemakalah meminta kritikan dan saran kepada kawan-kawan semua terhadap
makalah ini untuk penyempurnaan makalah selanjutnya.
DAFTAR PUSTAKA
Badudu, Y., & Zain. (1994). Kamus Umum Bahasa Indonesia. Bandung: Pustaka Sinar Harapan.
Effendy. (1993). Ilmu Komunikas: Teori dan Praktek / Onong Uchjana Effendy . Bandung: Remaja
Rosdakarya.
17
Gitosudarmo, I., & Sudita, I. N. (1997). Perilaku Keorganisasian. Yogyakarta: BPFE.
Tannen, D. (1990). You Just Don't Understand. New York: New York b.
18