Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KOMUNIKASI,


HAMBATAN KOMUNIKASI, DAN TEKNIK MENGATASI
HAMBATAN KOMUNIKASI
Untuk memenuhi tugas Mata Kuliah

Komunikasi Keperawatan

Oleh:

AMELIA ERINTYA (01)


P17210203125

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MALANG


JURUSAN KEPERAWATAN
PRODI D-III KEPERAWATAN LAWANG
AGUSTUS 2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya ucapkan atas kehadirat Allah SWT, karena dengan rahmat dan karunia-
Nya saya masih diberi kesempatan untuk menyelesaikan makalah ini. Dimana makalah ini
merupakan salah satu dari tugas mata kuliah Komunikasi Keperawatan yang berjudul
“FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KOMUNIKASI, HAMBATAN
KOMUNIKASI, DAN TEKNIK MENGATASI HAMBATAN KOMUNIKASI”.

Tidak lupa saya ucapkan terimakasih kepada dosen pembimbing dan teman-teman yang
telah memberikan dukungan dalam menyelesaikan makalah ini. Saya menyadari bahwa dalam
penulisan makalah ini masih banyak kekurangan, oleh sebab itu saya sangat mengharapkan kritik
dan saran yang membangun. Semoga dengan selesainya makalah ini dapat bermanfaat bagi
pembaca dan teman-teman. Amin…

Malang, Agustus 2020

Penulis

2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..........................................................................................................................................................2

DAFTAR ISI.......................................................................................................................................................................3

PENDAHULUAN...............................................................................................................................................................4

1.1 Latar Belakang...............................................................................................................................................4

1.2 Rumusan Masalah.........................................................................................................................................4

1.3 Tujuan............................................................................................................................................................4

1.4 Manfaat.........................................................................................................................................................4

BAB II...............................................................................................................................................................................5

PEMBAHASAN.................................................................................................................................................................5

2.1 Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Komunikasi........................................................................................5

2.1.1 Manusia................................................................................................................................................5

2.1.2 Pesan....................................................................................................................................................7

2.1.3 Lingkungan............................................................................................................................................8

2.2 Hambatan dalam Komunikasi.......................................................................................................................9

2.2.1 Hambatan Psikoligis...........................................................................................................................10

2.2.2 Hambatan Sosiokultural.....................................................................................................................11

2.2.3 Hambatan Interaksi Verbal.................................................................................................................12

2.2.4 Hambatan Komunikasi Massa antara Individu dan Organisasi..........................................................13

2.2.5 Hambatan Komunikasi Massa pada Pemasaran...............................................................................15

2.3 Teknik Mengatasi Hambatan Komunikasi...................................................................................................16

BAB III............................................................................................................................................................................17

PENUTUP.......................................................................................................................................................................17

3.1 Kesimpulan............................................................................................................................................................17

3.2 Saran.....................................................................................................................................................................17

DAFTAR PUSTAKA.........................................................................................................................................................18

3
BAB I

PENDAHULUAN

1 Latar Belakang

Komunikasi sangat dibutuhkan dimanapun kita berada dan bagi siapa saja. Kita sebagai
makhluk sosial membutuhkan suatu komunikasi agar dapat berinteraksi dengan orang
lain, jika kita tidak bisa berkomunikasi dengan baik akan menimbulkan masalah bagi
lawan bicara kita.

Dalam berkomunikasi banyak sekali hal-hal yang menghambat dalam melakukan


komunikasi, baik secara fisik maupun psikis. Oleh karena itu kita harus mengetahui
bagaimana cara komunikasi yang baik dalam keadaan apapun. Dalam makalah ini,
kami akan membahas tentang hambatan dalam berkomunikasi, serta beberapa cara
berkomunikasi melalui keterbatasan yang menghambat kita secara langsung dalam
berkomunikasi.

2 Rumusan Masalah

1. Apa saja faktor dalam komunikasi?


2. Apa saja yang menjadi hambatan komunikasi?
3. Bagaimana teknik mengatasi hambatan komunikasi

3 Tujuan

1. Mengetahui macam – macam factor dalam komunikasi


2. Mengetahui berbagai macam hambatan komunikasi
3. Dapat mempelajari dan memahami hambatan komunikasi yang ada

4 Manfaat

1. Menambah ilmu pengetahuan penulis khususnya faktor dan hambatan komunikasi


2. Dapat menjadi masukan bagi penulis sendiri dan para pembaca

4
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Komunikasi

2.1.1 Manusia

Manusia, baik sebagai komunikator maupun komunikan dapat mempengaruhi proses


komunikasi. Berikut ini faktor manusia yang dapat mempengaruhi komunikasi adalah:

Tingkat Pengetahuan

Pengetahuan mempengaruhi kemampuan seseorang untuk mengirimkan pesan, misalnya


untuk memilih kata-kata (diksi), menentukan saat pesan harus disampaikan, serta
mengembangkan berbagai teknik komunikasi verbal dan non-verbal.

Bagi seorang penerima informasi (komunikan), pengetahuan penting untuk


menginterpretasikan pesan yang disampaikan oleh komunikator, sekaligus untuk
memberi umpan bailk kepada pemberi pesan.

Perkembangan

Perkembangan manusia mempengaruhi bentuk komunikasi dalam dua aspek, yaitu


tingkat perkembangan tubuh mempengaruhi kemampuan untuk menggunakan tehnik
komunikasi tertentu dan untuk mempersepsikan pesan yang disampaikan.

Keterampilan penguasaan bahasa bergantung pada perkembangan neurology dan


kognitif. Bayi berkomunikasi melalui tangisan. Kita tidak mungkin menerangkan
tentang penyakit secara kompleks dan detil kepada anak, karena ia memang masih sulit
menangkap pesan dari situasi non verbal.

Sosiokultural

Posisi individu secaara sosiokultural mempengaruhi perilaku komunikasi antar individu


karena status sosiokultural membentuk tatacara komunikasi.

Pada budaya Jawa, dalam berkomunikasi dengan orang yang dihormati atau yang lebih
tua, digunakan bahasa yang halus.

Komunikasi dengan seorang raja di keraton, dilakukan dengan tata cara yang berbeda
dengan cara yang digunakan dalam komunikasi dengan teman sejawat dan sebagainya.

Jenis Kelamin
5
Laki-laki dan perempuan menunjukkan gaya komunikasi yang berbeda dan memiliki
interpretasi yang berbeda terhadap suatu percakapan.

(Tannen, 1990) menyatakan bahwa kaum perempuan menggunakan teknik komunikasi


untuk mencari konfirmasi, meminimalkan perbedaan, dan meningkatkan keintiman,
sementara kaum laki-laki lebih menunjukkan independensi dan status dalam
kelompoknya.

Peran dan Tanggungjawab

Peran dan tanggung jawab memengaruhi komunikasi yang dilakukan individu, baik
teknik maupun isi komunikasi.

Petugas kesehatan lebih sering menggunakan formal dan membicarakan kondisi klien
karena tanggungjawabnya serta membuat banyak tulisan dalam berkomunikasi sebagai
bentuk tanggunggugatnya.

Sementara dalam pergaulan individu membicarakan tentang rumahtangganya, anak-


anaknya, atau cita-citanya.

Komunikasi seperti ini tidak memerlukan media tulisan. Perbedaan peran dan tanggung
jawab menimbulkan perbedaan teknik dan isi komunikasi.

Atensi

Atensi memengaruhi kemampuan individu untuk berintaraksi.

Atensi terhadap suatu hal dapat menyebabkan kemampuan fungsi indra menurun dan
bahkan berkurang sehingga kadang kala seseorang yang sedang asyik bekerja tidak
mennyahut panggilan rekan kerjanya.

Sedangkan perbedaan atensi dapat menimbulkan perbedaan perbedaan persepsi dan


distorsi pesan. Seorang montir dapat mempersepsikan kata “tank” menjadi tang”. Hal
ini terjadi karena atensi yang berbeda pada masing-masing individu.

Sikap

Sikap individu dalam komunikasi dapat menghambat proses komunikasi itu sendiri.
Sikap yang hangat, bersahabat, ramah, dan terbuka akan memungkinkan proses
komunikasi yang terbuka dipertahankan.

Sebaliknya, sikap kurang menghargai orang lain, tertutup, dingin, dan curiga dapat
membuatproses komunikasi terhambat.

Persepsi

6
Persepsi individu ketika berada dalam suatu proses komunikasi dapat memengaruhi,
menghambat, atau bahkan memutus komunikasi yang sedang dilakukan.

Berikut adalah contoh kesalahan persepsi:

Andi:”Ana, Saya dengar kamu mau menikah?”

Anna:”Ya, pasti pasti saya mau menikah.”

Andi:”Kapan kamu mau menikah?”

Anna:”Wah saya belum tahu, karena saya belum punya calon suami.”

Andi:”Lho…..Tadi katanya mau menikah?”

Anna:”Tentu saja……Masa saya tidak mau menikah!”

Pada contoh komunikasi diatas, ada perbedaan persepsi antara Andi dan Anna. Andi
mempersepsikan kata ”mau” sebagai ”akan” sementara Anna mempersepsikan kata
”mau” sebagai ”ingin”. Situasi di atas menimbulkan distorsi dalam komunikasi.

Hubungan

Hubungan yang erat antar individu pada suaut proses komunikasi dapat mempengaruhi
teknik dan materi komunikasi. Pada komunikasi yang dilakukan antara dua orang yang
belum saling kenal, umumnya setting komunikasi terjadi pada situasi formal. Sebagai
contoh, hubungan antara pengacara dan kliennya, dokter dan pasien, pedagang dan
pelanggan.

Sedangkan pada komunikasi antara individu yang saling kenal, komunikasi cenderung
berlangsung dalam konteks nonformal, lebih terbuka, dan menggunakan tehnik
komunikasi yang lebih beragam.

2.1.2 Pesan

Isi Pesan

Isi pesan yang ingin disampaikan dapat mempengaruhi tehnik komunikasi yang
digunakan individu. Isi pesan yang menggembirakan biasanya disampaikan dengan
wajah berseri dan suara lantang.

Isi pesan yang yang bersifat informasi disampaikan dengan suara yang relatif datar dan
pelan, sedangkan isi pesan yang bersifat rahasia disampaikan dengan berbisik atau
menggunakan secarik kertas kecil atau dgn bahasa isyarat ttt.

7
Isi pesan mempengaruhi perilaku penyampaian pesan dan perlu tidaknya pesan yang
disampaikan diberi umpan balik.

Selain hal-hal diatas, jumlah pesan juga mempengaruhi proses penerimaan pesan dari
komunikator kepada komunikan. Pesan yang terlalu banyak (overloaded) dapat
menimbulkan kebingungan atau kejenuhan pada penerima pesan.

Penyampaian Pesan

Proses penyampaian pesan mempengaruhi komunikasi karena beberapa penggunaan


pola penyampaian pesan yang kurang tepat mengakibatkan distorsi pesan dan bahkan
tidak terjadi kontinuitas.

Penyampaian pesan secara berapi-api pada saat kampanye dan demonstrasi,


penyampaian pesan dengan suara keras dan relatif bersemangat selama proses belajar-
mengajar, merupakan hal-hal yang dapat memperkuat makna pesan dan memungkinkan
pesan lebih dimengerti oleh komunikan.

Penyampaian pesan dengan berbagai metode, misalnya secara lisan, dengan


menggunakan gambar, demonstrasi dan gerakan tertentu membuat pesan diterima secara
bermakna oleh orang lain.

2.1.3 Lingkungan

Stimulus Eksternal

 Stimulus eksternal, misalnya suara bising, gaduh, atau perhatian yang tiba-tiba
teralih, dapat menyebabkan penurunan kemampuan untuk menangkap pesan atau
konsentrasi untuk mencerna pesan yang disampaikan.

 Bising dari luar dapat membuat pesan mengalami bias dan distorsi atau bahkan tidak
dapat disampaikan baik secara parsial maupun total.

Nilai dan Budaya/Adat

 Berbagai nilai dan budaya dalam masyarakat menjadi rambu-rambu bagi


penyelenggaraan komunikasi.

 Budaya mengatur bahasa yang digunakan sebagai salah satu alat komunikasi
sekaligus mengatur penggunaan tehnik nonformal dalam komunikasi.

 Adat dan nilai mengatur hubungan individu ketika melakukan komunikasi.

 Berkomunikasi dalam jarak yang terlalu dekat dengan lawan jenis yang bukan
suami/istri dipandang kurang baik oelh sebagian besar bangsa Indonesia.
8
 Memegang janggut ketika terlibat suatu perbincangan merupakan bentuk
penghormatan bagi orang Arab.

 Membungkukkan badan sebelum berbicara kepada orang Jepang menunjukkan rasa


hormat.

Jarak dan Teritori

 Jarak antara komunikator dan komunikan mempengaruhi komunikais yang


dilakukan. Komunikasi antar individu dalam jarak dekat dapat dilakukan secara lisan,
tulisanataupun non verbal.

 Sedangkan jarak yang cukup jauh, komunikasi dapat dilakukan dengan menggunakan
media tulisan.

 Jarak yang jauh ini juga menyebabkan penggunaan media cetak dan media elektronik
untuk menyampaikan pesan, misalnya, menggunakan telepon, televisi, radio dan
sebagainya.

2.2 Hambatan dalam Komunikasi

Hambatan dapat diartikan sebagai halangan atau rintangan yang dialami (Badudu &
Zain, 1994), Dalam konteks komunikasi dikenal pula gangguan (mekanik maupun
semantik), Gangguan ini masih termasuk ke dalam hambatan komunikasi (Effendy,
1993), Efektivitas komunikasi salah satunya akan sangat tergantung kepada seberapa
besar hambatan komunikasi yang terjadi.

Didalam setiap kegiatan komunikasi, sudah dapat dipastikan akan menghadapai


berbagai hambatan. Hambatan dalam kegiatan komunikasi yang manapun tentu akan
mempengaruhi efektivitas proses komunikasi tersebut. Karena pada pada komunikasi
Massa jenis hambatannya relatif lebih kompleks sejalan dengan kompleksitas
komponen komunikasi Massa. Dan perlu diketahui juga, bahwa komunikan harus
bersifat heterogen.

Oleh karena itu, komunikator perlu memahami setiap hambatan komunikasi, agar ia
dapat mengantisipasi hambatan tersebut.

2.2.1 Hambatan Psikoligis

Hambatan psikologis yakni hambatan-hambatan yang merupakan unsur-unsur dari


kegiatan psikis manusia.sedangkan yang termasuk dalam hambatan komunikasi
psikologis yakni:
9
a. Hambatan Psikologis Kepentingan (Interest)

Kepentingan akan membuat seseorang selektif dalam menanggapi atau menghayati


pesan.

Sebagaimana telah diketahui bahwa komunikan dalam komunikasi massa sangat


heterogen (usia, jenis kelamin, pekerjaan, pendidikan, dll). Hal ini memungkinkan
setiap individu komunikan memiliki kepentingan yang berbeda

Atas dasar kepentingan yang berbeda, maka setiap individu komunikan akan melakukan
seleksi terhadap pesan yang diinginkannya (manfaat/kegunaan).

b. Hambatan Psikologis Prasangka (Prejudice)

Prasangka berkaitan dengan persepsi orang tentang seseorang atau sekelompok orang
lain, dan sikap serta perilakunya terhadap mereka.

Persepsi adalah pengalaman tentang objek, peristiwa atau hubungan-hubungan yang


diperoleh dengan menyimpulkan informasi dan menafsirkan pesan

Persepsi ditentukan oleh faktor personal (fungsional): kebutuhan, pengalaman masa


lalu, peran dan status.

Persepsi ditentukan oleh faktor situasional (struktural): Jika kita ingin memahami suatu
peristiwa, kita tidak dapat menilai fakta-fakta yang terpisah; kita harus memandangnya
dalam hubungan keseluruhan

Apabila suatu proses komunikasi sudah diawali oleh kecurigaan (prasangka) maka tidak
akan efektif.

c. Hambatan Psikologis Stereotif (Stereotype)

Prasangka sosial bergandengan dengan stereotif yang merupakan gambaran atau


tanggapan tertentu mengenai sifat-sifat dan watak pribadi orang atau golongan lain yang
bercorak negatif.

Stereotif misalnya tercermiun pada: orang Batak itu berwatak keras, orang Sunda
manja, dll.

Apabila dalam proses komunikasi Massa ada komunikan yang memiliki stereotif
tertentu pada komunikatornya, maka dapat dipastikan pesan apapun tidak akan bisa
diterima oleh komunikan.

2.2.2 Hambatan Sosiokultural

a. Hambatan Sosiokultural Aneka Etnik


10
Untuk kasus Indonesia, terdapat ribuan pula dari Sabang sampai Merauke.

Satu sisi kenyataan tersebut menjadi kekayaan yang tak terhingga nilainya. Namun di
sisi lain realitas tersebut menjadi salah satu faktor penghambat dalam kegiatan
komunikasi Massa.

b. Hambatan Sosiokultural Perbedaan Norma Sosial

Perbedaan budaya sekaligus juga menimbulkan perbedaan Norma sosial yang berlaku di
masyarakat.

Pada konteks seperti itu, komunikator komunikasi massa harus bersikap hati-hati,
terutama dalam menyusun pesan. Dalam arti apakah pesan yang disampaikan tidak
melanggar Norma sosial tertentu.

Komunikator perlu membekali dirinya dengan beragam pengetahuan mengenai Norma


sosial yang berlaku di masyarakat luas.

c. Hambatan Sosiokultural Kurang Mampu Berbahasa Indonesia

Keragaman etnik menyebabkan keragaman bahasa yang digunakan dalam pergaulan


sehari-hari.

Pada gilirannya dapat menyulitkan penyebarluasan kebijakan program-program


pemerintah yang dikomunikasikan melalui media Massa.

d. Hambatan Sosiokultural Faktor Semantik

Semantik adalah pengetahuan tentang pengertian atau makna kata yang sebenarnya.
Hambatan semantik adalah hambatan mengani bahasa.

Hambatan semantik dapat diakibatkan oleh tiga hal: komunikator terlalu cepat dalam
berbicara, adanya perbedaan makna kata, dan adanya pengertian yang konotatif.

e. Hambatan Sosiokultural Faktor Pendidikan

Khalayak dalam komunikasi Massa bersifat heterogen, salah satunya pada aspek
pendidikan.

11
Masalah timbul manakala komuniian yang berpendidikan rendah tidak dapat mencerna
pesan komunikasi massa secara benar karena keterbatasan daya nalar dan daya
tangkapnya.

f. Hambatan Sosiokultural Faktor Mekanis

Faktor mekanis merujuk kepada berbagai hambatan pada komunikasi Massa yang
disebabkan oleh terganggunya peralatan.

Pada TV misalnya, antena kurang dapat menangkap sinyal gelombang elektromagnetik,


warna tidak jelas, layar banyak “semutnyaâ€, dll.

Pada radio, misalnya suara yang tidak jelas (putus-putus, dll).

Pada Surat kabar dan majalah, misalnya huruf tidak jelas, salah pemotongan kata,
sambungan berita yang tidak akurat, dll.

2.2.3 Hambatan Interaksi Verbal

a. Hambatan Interaksi Verbal Polarisasi

Polarization adalah kecenderungan untuk melihat dunia dalam bentuk lawan kata dan
menguraikannya dalam bentuk ekstrem, seperti baik atau buruk, positif atau negatif,
sehat atau sakit, pandai atau bodoh, dll.

Kita mempunyai kecendeungan kuat untuk melihat titik-tritik ekstrem dan


mengelompokkan manusia, objek, dan kejadian dalam bentuk lawan kata yang ekstrem.
Sementara banyak juga orang-orang berada pada titik tengah-tengah dari keekstriman
tersebut.

Seandainya komunikator maupun komunikan melihat seperti itu maka sudah dapat
dipastikan di antara keduanya selalu akan terjadi sikap apriori. Padahal pada konteks
tersebut dibutuhkan komunikator dan komunikan harus bersikap netral.

b. Hambatan Interaksi Verbal Orientasi Intensional

Intensional orientation mengacu kepada kecenderungan kita untuk melihat manusia,


objek dan kejadian sesuai dengan ciri yang melekat pada mereka.

Intensional orientation terjadi bila kita bertindak seakan-akan label adalah lebih penting
daripada orangnya sendiri.

Dalam proses komunikasi massa, orientasi intensional biasanya dilakukan oleh


komunikan terhadap komunikator, bukan sebaliknya.

12
Misalnya, seorang presenter yang berbicara di layar TV, dan kebetulan wajah presenter
tersebut kurang menarik, maka biasanya komunikan akan intensional menilainya
sebagai tidak menarik sebelum mendengar apa yang dikatakannya.

Cara mengatasinya yaitu dengan cara ekstensionalisasi, yaitu dengan memberikan


perhatian utama kita pada manusia, benda atau kejadian-kejadian di dunia ini sesuai
dengan apa yang kita lihat.

c. Hambatan Interaksi Verbal Evaluasi Statis

Pada suatu ketika kita melihat seorang komunikator X berbicara melalui pesawat tv.
Menurut persepsi kita, Cara berkomunikasi dan materinya tidak baik, sehingga kita
membat abstraksi tentang komunikator tersebut tidak baik.

Evaluasi kita tentang komunikator tersebut bersifat statis (tidak berubah). Akibatnya,
mungkin selamanya kita tidak akan mau menonton atau mendengar komunikator
tersebut. Padahal sangat mungkin gaya komunikator tersebut berubah menjadi lebih
baik dan menarik.

d. Hambatan Interaksi Verbal Indiskriminasi

Indiscrimination terjadi bila komunikan memusatkan perhatian kepada kelompok orang,


benda atau kejadian dan tidak mampu melihat bahwa masing-masing bersifat unik atau
khas dan perlu diamati secara individual.

Indiscrimination merupakan bagian dari stereotif (sikap generalisasi).

Dalam indiskriminasi, jika komunikan dihadapkan dengan seorang komunikator, reaksi


pertama komunikan itu adalah memasukan komunikator ke dalam kategori tertentu,
mungkin menurut suku, agama, dll. Misalnya orang Batak cenderung berwatak keras.

Cara untuk menghilangkan indiskriminasi yaitu dengan cara memandang seseorang


secara individual.

2.2.4 Hambatan Komunikasi Massa antara Individu dan Organisasi

Dalam masalah hambatan komunikasi Massa, juga bisa terjadi diantara individu
(antarmanusia) maupun di dalam organisasi.

a. Hambatan komunikasi antarmanusia

Perbedaan Persepsi dan Bahasa Persepsi merupakan interpretasi pribadi atas sesuatu hal.
Definisi seseorang mengenai suatu kata mungkin berbeda dengan orang lain.

13
Pendekatan yang buruk Walaupun sudah mengetahui cara mendengar yang baik,
ternyata menjadi pendengar yang baik tidaklah mudah. Dalam keadaan melamun atau
lelah memikirkan masalah lain, seseorang cenderung kehilangan minat mendengarnya.

Gangguan Emosional, dalam keadaan kecewa, marah, sedih, atau takut, seseorang akan
merasa kesulitan saat menyusun pesan atau menerima pesan dengan baik. Secara
praktis, tidak mungkin menghindari komunikasi ketika sedang ada dalam keadaan
emosi. Kesalahpahaman sering terjadi akibat gangguan emosional.

Perbedaan Budaya Berkomunikasi dengan orang yang berbeda budaya tidak dapat
dihindari, terlebih lagi zaman globalisasi ini. Perbedaan budaya merupakan hambatan
yang paling sulit diatasi.

Gangguan Fisik Pengirim atau penerima mungkin terganggu oleh hambatan yang
bersifat fisik seperti akustik yang jelek, tulisan yang tidak dapat dibaca, cahaya yang
redup, atau masalah kesehatan. Gangguan fisik bisa mengganggu konsentrasi dalam
berkomunikasi. Setiap komunikator selalu mengharapkan agar komunikasi yang
dilaksanakannya dapat mencapai tujuan dengan apa yang telah diharapakannya.

b. Hambatan Komunikasi Dalam Organisasi

Komunikasi dalam organisasi sering terganggu karena materinya lebih rumit, jumlahnya
banyak, dan kontroversial. Hambatan-hambatan komunikasi dalam organisasi, meliputi:

Kelebihan Beban Informasi dan Pesan Yang Bersaing Perkembangan teknologi telah
menyebabkan jumlah pesan dalam suatu organisasi meningkat tanjam hingga kecepatan
yang semakin tinggi. Pesan melalui surat-surat dari pos, email dan telephon dari
berbagai sumber telah membanjiri organisasi dan masing-masing bersaing untuk
memperoleh perhatian lebih awal. Hal itu bisa berakibat pada adanya pesan yang tidak
ditanggapi, pesan yang dianggap tidak penting, atau pemberian respons yang tidak
akurat.

Penyaringan Yang Tidak Tepat Ketika meneruskan suatu pesan kepada orang lain
dalam organisasi, biasanya terjadi penyaringan yang dilakukan dengan memotong atau
menyingkat pesan. Pesan dalam organisasi dikirim melalui berbagai saringan. Misalnya
melewati penjaga pintu terlebih dahulu, karyawan kantor depan, sekretaris, baru
kemudian sampai kepada pimpinan. Bisa jadi suatu pesan penting tidak sampai sebagian
atau bahkan seluruhnya karena telah dipotong atau dibuang.

Iklan Komunikasi Tertutup atau Tidak Memadai Pertukaran informasi yang bebas dan
terbuka merupakan salah satu ciri komunikasi yang efektif. Iklim komunikasi sangat
terkait dengan gaya kepemimpinan. Gaya manajemen yang tertutup cenderung
menghambat pertukaran informasi. Demikian pula saluran yang terlalu banyak bisa

14
mengubah pesan ketika bergerak vertikal atau horisontal dalam sebuah organisasi.
Permasalahan komunikasi biasanya merupakan suatu gejala bahwa ada sesuatu yang
tidak sesuai. Permasalahan dalam komunikasi menunjukkan adanya masalah yang
terpendam. Hambatan komunikasi ada yang berasal dari pengirim (komunikator),
transmisi, maupun penerima (komunikan). Organisasi.

2.2.5 Hambatan Komunikasi Massa pada Pemasaran

a. Hambatan pada sumber

Hambatan komunikasi pada sumber umumnya berupa perumusan tujuan yang kurang
jelas. Hal ini sering terjadi karena kurangnya fokuspada benefit produk.kegagalan dalam
tahap ini bisa berdampak pada perumusan pesan iklan yang tidak jelas kaitannya dengan
kebutuhan konsumen.

b. Hambatan dalam sistem Encoding

Sumber kegagalan komunikasi pemasaran bisa juga ada pada proses encoding.Misalnya,
copy writer dan perancang iklan lebih terobsesi memebuat iklan kreatif yang orisinil
dari pada focus pada penyampaian benefit produk. Iklan yang menyesatkan (deceptive
advertising) juga bisa digolongkan sebagai hambatan dalam proses encoding karena
sejak awal berusaha menyesatkan konsumen dari kondisi sebenarnya benefit produk.

c. Hambatan dalam Transmisi Pesan

Pemilihan media yang tidak cocok bisa membuat pemasang iklan gagal menjangkau
kelompok sasaran. Untuk menjangkau audiens yang tepat, pemasang iklan mesti
menyesuaikan ciri-ciri demografis konsumen sasaran dengan profil demografis pembaca
majalah, pemirsa TV atau pendengar radio. Dalam tahap pengiriman pesan, hambatan
yang umumnya ditemui komunikator adalah competitveclutter, kekeusutan yang terjadi
karena kebanyakan iklan, jumlah iklan yang makin banyak disebabkan karena:

Pertama, banyak produk baru yang muncul membuat permintaan waktu melonjak

Kedua, persaingan ketat mendorong pertumbuhan belanja iklan lebih cepat daripada
penjualan.

Ketiga, iklan TV makin pendek, yaitu dari 30 menjadi 15 detik.

Apa yang dapat dilakukan pemasar untuk mengatasi kekusutan yang ditimbulkan
competitive clutter? Cara yang mudah adalah frekuensi iklan digencarkan agar kesan
tertancap lebih lama. Hal ini dibenarkan kalau pesan betul-betul berkaitan dengan
kebutuhan konsumen (artinya, pesan tak punya masalah hambatan sumber ataupun
hambatan encoding).

15
d. Hambatan dalam Proses Decoding

Konsumen umunya mengabaikan pesan yang tidak menarik minat mereka. Konsumen
juga akan menolak pesan apabila sumber pesan dianggap tidak kredibel. Hambatan pada
decoding juga mungkin terjadi karena kurangnya perhatian pada pesan. Competitive
clutter selain merupakan hambatan dalam transmisi, juga mengganggu proses decoding
karena bisa membuat pemirsa makin cuek. Iklan yang ditayangkan terus juga
merupakan penyebab pengabian inattantion. Advertising wearout bisa terjadi; yaitu
turunnya efektifitas iklan karena kebosenan pemirsa dan konsumen yang sudah merasa
familiar dengan kampanye iklan tersebut.

2.3 Teknik Mengatasi Hambatan Komunikasi

Menurut (Gitosudarmo & Sudita, 1997) untuk mengatasi hambatan–hambatan dalam


komunikasi dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut:

1. Meningkatkan umpan balik, untuk mengetahui apakah pesan atau informasi telah
diterima, dipahami, dan dilaksanakan atau tidak.

2. Empati, penyampaian pesan disesuaikan dengan keadaan penerima.

3. Pengulangan, untuk menjamin bahwa pesan dapat diterima.

4. Menggunakan bahasa yang sederhana agar setiap orang dapat memahami isi pesan
yang disampaikan.

5. Penentuan waktu yang efektif, pesan disampaikan pada saat penerima siap
menerima pesan.

6. Mendengarkan secara efektif sehingga komunikasi antar atasan dengan bawahan


dapat berlangsung dengan baik.

7. Mengatur arus informasi, komunikasi harus diatur mutunya, jumlah dan cara
penyampaiannya.

BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Dari uraian diatas pemakalah dapat menyimpulkan Komunikasi merupakan aktifitas
manusia yang sangat penting. Bukan hanya dalam kehidupan organisasi, namun dalam
16
kehidupan manusia secara umum. Komunikasi merupakan hal yang esensial dalam
kehidupan kita. Kita semua berinteraksi dengan sesama dengan cara melakukan
komunikasi. Komunikasi dapat dilakukan dengan cara yang sederhana sampai yang
kompleks, dan teknologi kini telah merubah cara manusia berkomunikasi secara drastis.
Maka akan timbullah suatu hambatan-hambatan dalam penyampaian pesan ini. yang
mana hambatan-hambatan itu sangat mempengaruhi seorang penyampai pesan.
Manakalah hambatan itu ada akan menyembabkan proses dalam komunikasi tidak
efektif.

3.2 Saran

Pemakalah berharap dengan adanya makalah ini dapat dijadikan panutan kita semua
untuk menyampaikan pesan. Mudah - mudahan dengan adanya pengetahuan dari
makalah ini akan membantu kita untuk memebrikan informasi secara jelas dan dapat
diterima oleh komunikan khususnya. Pemakalah juga mengucapkan rasa maaf sebesar-
besarnya jika ada penulisan yang tidak tepat serta penjelasan yang belum rinci. Tidak
lupa pula pemakalah meminta kritikan dan saran kepada kawan-kawan semua terhadap
makalah ini untuk penyempurnaan makalah selanjutnya.

DAFTAR PUSTAKA

Badudu, Y., & Zain. (1994). Kamus Umum Bahasa Indonesia. Bandung: Pustaka Sinar Harapan.

Effendy. (1993). Ilmu Komunikas: Teori dan Praktek / Onong Uchjana Effendy . Bandung: Remaja
Rosdakarya.

17
Gitosudarmo, I., & Sudita, I. N. (1997). Perilaku Keorganisasian. Yogyakarta: BPFE.

Tannen, D. (1990). You Just Don't Understand. New York: New York b.

18

Anda mungkin juga menyukai