NIM : 20170510252
Kelas : Manajemen 3A
PENDAHULUAN
Setiap tindakan manusia sehari-hari, selalu didasari oleh keputusan yang diambil. Mulai aktivitas
individual hingga aktivitas dalam organisasi, semuanya didasari pada keputusan yang telah ditetapakan
sebelumnya. Akan tetapi, karena keputusan-keputusan tersebut telah rutin diambil, kita biasanya tidak
lagi berfikir lama untuk menetapkan keputusan tersebut. Setiap tindakan seolah-olah dilakukan begitu
saja secara alami tanpa perlu pertimbangan.
Keputusan untuk memilih ini tidak selalu mudah, terutama karena itu mempunyai berbagai
keterbatasan. Apabila dengan keterbatasan tersebut kita paksa untuk mendapatkan sesuatu yang sangat
ideal, tidak jarang keputusan tersebut menjadi salah. Akibatnya kita harus menanggung resiko memilih
pilihan yang kurang tepat sehingga merugikan diri sendiri maupun organisasi.
Berdasarkan pemaparan diatas, maka peneliti mengambil keputusan untuk menentukan lokasi
penelitian di Pondok Pesantren Al-Ikhlas, Bandung. Ponpes Al-Ikhlas merupakan lembaga pendidikan
islam yang refresentatif untuk dijadikan objek penelitian karena menjadi lembaga yang diminati oleh
masyarakat yang memang dianggap sebagai lembaga pendidikan islam yang memiliki program
pendidikan islam yang maju dan menghasilkan output pendidikan yang berkualitas sebagai bentuk
pengambilan keputusan dan kebijakan lembaga pendidikan islam yang sedang dikaji oleh peneliti.
Dilihat dari segi pengertiannya, keputusan adalah pemutusan satu pengakhiran dari proses
pemikiran tentang satu masalah atau problem, untuk menjawab pertanyaan apa yang harus diperbuat guna
mengatasi masalah tersebut, dengan menjadikan pilihan pada salah satu alternative tertentu.
Siagian mendefinisikan pengambilan keputusan sebagai usaha sadar untuk menentukan satu
alternatife dari berbagai alternatife untuk memecahkan masalah.
Prinsip-prinsip dari pengambilan keputusan menurut Piet Saher Tian adalah sbb :
a. Dapat dibedakan dengan jelas antara pengambilan keputusan dengan pemecahan masalah;
b. Pengambilan keputusan harus selalu dilihat dalam kaitannya dengan tujuan- tujuan yang hendak
dicapai:
c. Sebab pengambilan keputusan sering mengandung factor mereka maka selalu diperlukan data
penunjang dan analisa yang komprehensif dalam mengambil suatu keputusan.
d. Pimpinan tidak hanya mau mengambil keputusan, tetapi juga bertanggung jawab atas segala
tindakan keputusan itu.
a. Pangkal permulaan dari semua aktivasi manusia yang dasar dan terarah, baik secara individu atau
kelompok, baik secara institusional maupun secara organisasional.
b. Sesuatu yang bersifat futuristic, yaitu berkaitan dengan hari depan, masa yang akan dating yang
efeknya atau pengarahannya berlangsung cukup lama.
a. Tujuan yang bersifat tunggal, terjadi apabila keputusan yang dihasilkan hanya menyangut satu
masalah.
b. Tujuan yang bersifat ganda, terjadi apabila keputusan yang diambil sekaligus memecahkan dua
masalah atau lebih yang bersifat kontradiktif.
a. Tujuan dari pengambilan keputusan, yaitu mengetahui terlebih dahulu tujuan yang ingin dicapai
dari pengambilan keputusan tersebut
b. Identifikasi alternatife-alternatife keputusan untuk memecahkan masalah yang dipilih untuk
mencapai tujuan tersebut.
c. Perhitungan mengenai factor-faktor yang tidak dapat siketahui sebelumnya atau diluar jangkauan
manusia.
d. Sarana atau alat untuk mengevaluasi atau mengukur hasil dari suatu pengambilan keputusan.
a. Kedudukan
b. Masalah
Gaya dan Model Pengambilan Keputusan dalam Organisasi Pendidikan Gaya dan Model
Pengambilan Keputusan
Para manajer memiliki berbagai gaya menyangkut pengambilan keputusan dan penyelesaian
berbagai persoalan. Salai satu pandangan mengenai gaya-gaya pengambilan keputusan mengemukakan
bahwa ada tiga cara yang berbeda dimana para manajer dalam mendekati masalah tersebut antara lain :
pertama, menghindari masalah. Kedua, penyelesaian masalah. Ketiga, pencari masalah. Dan supaya
menjadi organisasi-organisasi yang sukses. Inovatif kreatif, organisasi itu membutuhkan manajer secara
proaktif mencari peluang dan cara untuk melakukan segala sesuatunya.
Menurut Syamsi dalam buku Rusdiana,2016, p. 18), khusus pengambilan keputusan dalam
kelompok, ada dua teknik yang dilaukan :
1. Teknik Delphi.
2. Teknik Kelompok Nominal.
Pengambilan keputusan merupakan tahapan utama yang menentukan arah dan tujuan sebuah
lembaga pendidikan islam.kemudian, dasar kebijakan pengambilan keputusan bukan hanya diambil ketika
lembaga menhadapi masalah tertentu, akan tetapi juga mengambil saat mengembangkan lembaga
pendidikan.
Visi: Menjadi Madrasah Tsanawiyah terdepan dilingkungan Kementrian Agama bahkan Kementrian
Pendidikan dan kebudayaan dalam pengembangan dibidang Alqur’an
Misi: Mengembangkan potensi siswa menjadi masyarakat yang memiliki kemampuan akademik yang
seimbang dengan amal yang dilandasi dengan keimanan dan ketakwaan kepada Allah SWT.
KESIMPULAN
Berdasarkan kajian teori dan hasil penelitian serta pembahasan hasil penelitian maka dapat disimpulkan
bahwa kebijkan dasar pengambilan keputusan Pondok Pesantren Al-ikhlas Bandung merupakan proses
penyusunan program baik jangka pendek, menengah, maupun jangka panjang. Selain dari itu
pengambilan kebijakan dan keputusan dilakukan untuk menyelesaikan berbagai yang dihadapi lembaga
dan factor utama yang mempengaruhi pengambilan kebijakan adalah adanya keterbatasan wewenang
kepala sekolah yang berada dibawah yayasan.