Anda di halaman 1dari 15

TUGAS KELOMPOK

DECISION MAKING
MATA KULIAH PSIKOLOGI INDUSTRI DAN ORGANISASI
KELAS 22-F

Dosen Pengampu:
Stevi B Sengkey, S.Psi., M.A

Disusun Oleh:
Abdi Marpaung (22101070)
Feylan Wowor (22101060)
Enjelina Wisky (22101143)
Angraini Ivana (22101221)
Angeli Mangundap (2210101191)

PROGAM STUDI PSIKOLOGI


FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN PSIKOLOGI
UNIVERSITAS NEGERI MANADO
2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa yang tekah
memberikan kasih dan karunia-Nya sehingga makalah yang berjudul “decision making”
ini dapat tersusun dengan baik.

Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas Mata
Psikologi Industri dan Organisasi. Selain itu, diharapkan makalah ini dapat menambah
ilmu, wawasan, dan pemahaman kepada para pembaca dan pada penulis tentang konsep
kekuasaan dan wewenang dalam bernegara dan bermasyarakat.

Kami mengucapkan terima kasih kepada Stevi B Sengkey, S.Psi., M.A selaku dosen
pengampu Mata Kuliah psikologi industri dan organisasi yang telah memberikan tugas
ini sehingga memotivasi dan menyemangati kami untuk terus belajar dan menambah
pengetahuan khususnya pemahaman kami tentang materi tersebut.

Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dan
membagi sebagian pengetahuannya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini.

Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna yang memiliki
banyak kekurangan dan kelemahan. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun
kami harapkan demi kesempurnaan dan perbaikan makalah ini,

Tomohon, 15 Mei 2023

Kelompok 2
BAB I
PENDAHULUAN

Latar Belakang
Decision making, atau pengambilan keputusan, merupakan proses inti yang
terjadi dalam kehidupan sehari-hari baik dalam konteks pribadi, profesional, maupun
organisasi. Setiap individu, mulai dari mahasiswa hingga profesional di berbagai
bidang, dihadapkan pada berbagai pilihan dan keputusan yang harus diambil setiap
harinya. Oleh karena itu, pemahaman yang baik tentang konsep, proses, dan implikasi
dari decision making menjadi sangat penting.

Keputusan yang diambil secara efektif dan efisien dapat berkontribusi pada
keberhasilan individu, organisasi, dan masyarakat secara keseluruhan. Sebaliknya,
keputusan yang tidak tepat dapat berdampak negatif dan menghambat pencapaian
tujuan yang diinginkan. Oleh karena itu, memahami bagaimana pengambilan
keputusan berlangsung, faktor-faktor yang mempengaruhi, serta strategi untuk
meningkatkan kualitas keputusan menjadi hal yang krusial.

Dalam konteks mahasiswa, decision making memiliki peran yang signifikan.


Mahasiswa dihadapkan pada berbagai pilihan penting, seperti memilih jurusan,
memilih mata kuliah, menentukan prioritas antara kegiatan akademik dan non-
akademik, serta mengambil keputusan terkait karir dan pengembangan pribadi.
Kemampuan mahasiswa dalam mengambil keputusan yang baik dan cerdas akan
memengaruhi keberhasilan akademik dan perkembangan mereka sebagai individu.

Dalam latar belakang materi ini, akan dianalisis konsep dasar decision making,
tahapan-tahapan yang terlibat dalam proses pengambilan keputusan, serta faktor-
faktor yang mempengaruhi keputusan yang diambil. Selain itu, akan dibahas pula
tantangan dan kompleksitas yang sering muncul dalam pengambilan keputusan, baik
dalam konteks individu maupun kelompok. Terakhir, akan diuraikan strategi dan
pendekatan yang dapat digunakan untuk meningkatkan kemampuan decision making
yang efektif.

Melalui pemahaman yang mendalam tentang decision making, mahasiswa


dapat meningkatkan kualitas pengambilan keputusan mereka, meminimalkan risiko
kesalahan, dan meningkatkan pencapaian tujuan mereka secara efektif.
BAB II
PEMBAHASAN

Tanggung jawab untuk menjadi seorang pemimpin salah satunya harus


memiliki kemampuan decision making yang baik dan hal ini dapat dipelajari dan ada
suatu prosesnya. Menurut Herbert Simon (1957). Decision making adalah, proses
kognitif yang melibatkan pemilihan tindakan atau keputusan dari beberapa alternatif
yang tersedia berdasarkan pertimbangan informasi yang ada.

Sedangkan menurut Richard L. Daft (2015). Decision making adalah proses


memilih tindakan atau keputusan yang dianggap paling optimal dari berbagai
alternatif yang ada, dengan mempertimbangkan informasi yang tersedia dan tujuan
yang ingin dicapai.

Dan menurut Gary Klein (1998). Decision making adalah proses mental yang
melibatkan penilaian, pengambilan risiko, dan pilihan berdasarkan informasi yang
ada, pengalaman sebelumnya, dan pengetahuan intuitif.

Ada tiga hal yang menyebabkan decision making menjadi hal yang penting,
yaitu:

1. Decision making membantu dalam menentukan arah dan strategi yang


akan diambil oleh organisasi. Keputusan yang diambil akan
mempengaruhi tujuan jangka pendek dan jangka panjang organisasi
serta mengarahkan kegiatan operasional.
2. Keputusan yang tepat dapat meningkatkan efisiensi operasional dan
efektivitas kinerja organisasi. Decision making yang baik
memungkinkan alokasi sumber daya yang tepat, pengaturan prioritas
yang efektif, dan pemilihan metode kerja yang efisien.
3. Organisasi seringkali dihadapkan pada perubahan pasar, teknologi,
kebijakan, dan lingkungan bisnis yang tidak pasti. Decision making
yang adaptif dan responsif membantu organisasi mengatasi perubahan
tersebut dengan mengambil langkah-langkah yang sesuai.
A. Metode-metode Pengambilan Keputusan

Metode-metode pengambilan keputusan atau decision making merupakan


bagian utama dalam melakukan decision making itu sendiri. Metode-metode
pengambilan keputusan merupakan langkah-langkah atau pendekatan sistematis yang
digunakan untuk mencapai pengambilan keputusan tersebut.

1. Metode Rasional

Pengambilan keputusan dengan metode rasional dalam pengambilan


keputusan adalah pendekatan yang didasarkan pada logika dan pemikiran rasional
untuk memilih alternatif yang paling optimal berdasarkan informasi yang tersedia.

Metode rasional ini mengasumsikan 4 hal:

1. Pengambilan keputusan yang bersikap rasional, maksudnya ialah


dalam pengambilan keputusan harus berdasarkan pertimbangan dan
pemikiran yang logis atau masuk akal.
2. Memiliki pengetahuan dan informasi yang luas dalam pemecahan
masalah.
3. Mampu menghitung probabilitas kesuksesan masing-masing
alternatif.
4. Sistem preferensi yang konsisten dalam memilih alternatif,
maksudnya ialah kita harus memiliki banyak referensi dalam
menentukan pilihan alternatif yang ada untuk tujuan yang baik.

Kemudian ada juga delapan tahapan mental dalam pengambilan keputusan:

1. Mengenali masalah
2. Identifikasi tujuan pengambilan keputusan
3. Identifikasi data dan analis situasi
4. Mengembangkan alternatif
5. Memilih alternatif terbaik
6. Mengimplementasikan keputusan
7. Mengumpulkan umpan balik atau hasil keputusan
8. Revisi keputusan bila diperlukan
2. Metode Kaleng Sampah

Menurut cohen M.D. (1972). Tidak mempedulikan hubungan keteraturan


diantara masalah yang terjadi, solusi yang ada, pelaku, dan alternatif. Namun
menjelaskan bahwa pengambilan keputusan bersifat acak.

Sebagai contoh adalah, pada sebuah organisasi, suatu organisasi akan


mengadakan yang namanya pemilihan ketua pelaksanaan, setelah dilakukannya
pemilihan siapapun yang ingin menjadi ketua selagi dirinya mampu menjalankan
tugasnya, maka ia akan dipilih tanpa mempertimbangkan aspek-aspek lainnya.
Biasanya individu yang dipilih sudah memiliki pengalaman, tanggung jawab yang
lebih bagus dari yang lainnya.

Metode kaleng sampah merupakan metode pengambilan keputusan secara


acak. Metode kaleng sampah dapat membantu dalam pengambilan keputusan dengan
memaksa pengambil keputusan untuk melihat aspek-aspek yang mungkin terlewatkan
atau diabaikan. Dalam beberapa situasi, terkadang kita tidak menyadari pentingnya
beberapa faktor yang dapat mempengaruhi keputusan kita. Dengan mengacak faktor-
faktor ini melalui metode kaleng sampah, kita dapat memperoleh wawasan baru yang
dapat membantu kita dalam pengambilan keputusan yang lebih baik dan lebih
seimbang.

Namun, penting untuk diingat bahwa metode kaleng sampah bukanlah satu-
satunya metode pengambilan keputusan yang ada, dan tidak selalu cocok untuk setiap
situasi. Metode ini lebih cocok digunakan untuk keputusan yang kompleks atau sulit,
di mana terdapat banyak faktor yang harus dipertimbangkan. Tetaplah menggunakan
nalar dan penilaian pribadi dalam mempertimbangkan faktor-faktor yang terkait
dengan keputusan Anda.

3. Metode transenden

Transenden merupakan metode di luar sistem yang dibicarakan. Seorang


pengambilan keputusan melakukan pengembangan alternatif dalam keterbatasan
dirinya dan menyerahkan keputusan atas alternatif yang ada pada kekuatan
supranatural yang lebih tinggi.
Sebagai contoh adalah, ketika anda mempunyai masalah dalam pengambilan
keputusan maka dapat dilakukan dengan menggunakan alternatif supranatural yang
bersifat kepercayaan, namun harus diiringi dengan usaha.

4. Metode intuitif

Metode pengambilan keputusan ini berbanding terbalik sifatnya dengan


metode rasional. Metode intuitif berlaku hukum “ketidak-terbatasan di luar
rasionalitas” menekankan pada pengetahuan subsconcious yang dimiliki manusia.
Jawaban yang diberikan oleh lubuk hati bukanlah berasal dari jawaban yang disadari,
melainkan jawaban yang tiba-tiba saja datang sebuah pemahaman.

Sebagai contoh adalah, dalam proses seleksi karyawan, pengambil keputusan


mungkin menggunakan intuisi mereka untuk memilih calon yang paling cocok untuk
posisi tertentu. Meskipun ada data dan kriteria objektif yang digunakan dalam seleksi,
namun seringkali keputusan akhir didasarkan pada insting atau perasaan bahwa
seorang kandidat memiliki kemampuan atau kepribadian yang sesuai dengan budaya
organisasi.

Dan juga contoh pengambilan keputusan dalam pengembangan produk baru


seperti, dalam pengembangan produk baru, tim atau individu yang terlibat dalam
proses tersebut dapat menggunakan metode intuitif untuk mengidentifikasi tren pasar,
permintaan konsumen, atau kebutuhan yang belum terpenuhi. Mereka mungkin
mengandalkan perasaan dan pengetahuan tak sadar mereka untuk membuat keputusan
tentang fitur, desain, atau strategi pemasaran yang dianggap tepat.

B. Teori-teori Pengambilan Keputusan

Teori pengambilan keputusan adalah kerangka konseptual yang digunakan


untuk memahami proses dan faktor yang mempengaruhi cara seseorang atau
kelompok mengambil keputusan. Teori-teori ini memberikan panduan dan
pemahaman tentang bagaimana orang membuat pilihan antara berbagai alternatif yang
ada.
1. Teori Rasional (Rational Choice Theory): Teori rasional
mengasumsikan bahwa pengambil keputusan adalah individu yang
rasional, memiliki informasi yang
lengkap dan konsisten, dan bertujuan untuk memaksimalkan
keuntungan atau manfaat dalam pengambilan keputusan. Teori ini
menekankan pada analisis terperinci, penilaian risiko, dan perhitungan
utilitas untuk memilih pilihan yang optimal.
2. Teori Prospek (Prospect Theory): Teori prospek, dikembangkan oleh
Daniel Kahneman dan Amos Tversky, mengusulkan bahwa orang
cenderung berpikir dalam hal kerugian dan keuntungan relatif, bukan
dalam term utilitas absolut. Teori ini mengakui adanya bias kognitif
dan emosional dalam pengambilan keputusan, seperti efek kerugian
yang lebih besar daripada efek keuntungan yang sebanding.
3. Teori Kepuasan (Satisficing Theory): Teori kepuasan, yang
dikemukakan oleh Herbert Simon, menyatakan bahwa pengambil
keputusan cenderung mencari solusi yang memuaskan, bukan yang
optimal. Mereka membuat keputusan dengan memilih pilihan yang
"cukup baik" atau memenuhi kriteria tertentu, daripada
memaksimalkan hasil yang diharapkan.
4. Teori Pengambilan Keputusan Grup (Group Decision Making Theory):
Teori ini berfokus pada pengambilan keputusan dalam konteks
kelompok atau tim. Menurut teori ini, kelompok dapat mencapai hasil
yang lebih baik melalui kolaborasi, diskusi, dan integrasi berbagai
pandangan. Namun, ada juga risiko terjadinya bias kelompok,
dominasi kelompok, atau konformitas yang dapat mempengaruhi
proses pengambilan keputusan.
5. Teori Perilaku (Behavioral Theory): Teori perilaku berpendapat bahwa
pengambil keputusan terpengaruh oleh faktor-faktor sosial, psikologis,
dan lingkungan yang mempengaruhi perilaku mereka. Teori ini
menekankan pentingnya faktor-faktor seperti bias kognitif,
kecenderungan pengambilan risiko, dan pengaruh sosial dalam
pengambilan keputusan.
6. Teori pohon keputusan, juga dikenal sebagai analisis pohon keputusan,
adalah metode visual yang digunakan dalam pengambilan keputusan
untuk menganalisis dan memodelkan serangkaian keputusan serta
konsekuensi yang mungkin terjadi. Teori ini menggunakan struktur
pohon yang berhirarki untuk memvisualisasikan alternatif keputusan,
kemungkinan hasil, dan nilai yang terkait.

C. Tahapan-tahapan atau langkah-langkah dalam pengambilan keputusan

1. Penetapan goal khusus dan objektif serta pengukuran hasil.

Pengambilan keputusan diawali dari penetapan goal khusus dan objektif dan
pengukuran hasil. Sebagai contoh adalah, ketika tujuan anda adalah laba, maka berapa
laba yang ingin diperoleh perbulannya, ini yang dimaksud oleh pengukuran hasil.

Penetapan goal dan objektif mengarahkan pada hasil mana yang sudah dicapai
dan pengukuran mana yang menunjukkan hasil yang sesuai dengan yang dinginkan.

Penetapan goal dan objektif membutuhkan komunikasi antara manejer dengan


bawahan.

2. Identifikasi masalah

Yang kedua, adalah peng-identifikasi masalah, jadi setelah anda menetapkan


tujuan yang ingin dicapai maka hal yang dapat dilakukan adalah kita identifikasi
masalah-masalah apa yang akan timbul. Sebagai contoh adalah, ketika anda Ingin
membangun sebuah perusahaan dan tujuannya sudah ditetapkan ingin memperoleh
laba yang perbulannya sekian maka masalah yang ada misalnya pengadaan bahan
baku, penngadaan tenaga kerja dan sebagainya.

Adanya masalah menunjukkan adanya gap antara goal atau objektif organisasi
dengan hasilnya atau kinerja aktual.

Faktor yang menggangu identifikasi masalah adalah:

 Persepsi terhadap masalah (harapan dari setiap individu berbeda-beda)


 Penetapan masalah dalam lingkup solusi (setiap individu memiliki
solusi yang berbeda-beda
 Identifikasi gejala sebagai masalah (setiap individu memiliki
identifikasi gejala yang berbeda-beda, dalam suatu masalah bisa saja
individu satu menyebutkan faktor sosial, sedangkan individu lainnya
menyebutkan faktor motivasi atau persepsi)

3. Pengembangan alternatif

Yang ketiga, adalah pengembangan alternatif, yang dimaksud pengembangan


alternatif disini adalah, bagaimana anda dapat membuat pilihan-pilihan. Sebagai
contoh adalah, ketika anda ingin mendirikan pabrik maka tujuan kita adalah pabrik
yang dekat dengan konsumen, selain itu anda juga dapat memilih alternatif-alternatif
yang bisa mencapai tujuan tersebut misalnya, saat ingin membangun pabrik ada
beberapa lokasi yang dekat dengan konsumen, tugas anda adalah memilih alternatif
yang paling baik. Cara untuk mengembangkan alternatif adalah dengan menganalisis
skenario.

4. Evaluasi alternatif

Yang keempat, adalah peng-evaluasian alternatif, disini anda dapat melakukan


dengan metode faktor rating sebagai contoh atau dapat menggunakan teori pohon
keputusan.

Setelah anda menetapkan pilihan maka hal yang dapat dilakukan adalah
penerapan keputusan atau eksekusi, setelah melakukan keputusan anda harus
melakukan evaluasi kembali pengambilan keputusan tersebut yang tujuannya adalah
untuk pengendalian.
D. Faktor-faktor yang mempengaruhi pengambilan keputusan

Dalam pengambilan suatu keputusan ada beberapa faktor yang dapat


mempengaruhi pengambilan keputusan tersebut. Beberapa ahli menjelaskan bahwa
faktor yang mempengruhi pengambilan keputusan adalah:

1. Jhon D. Millet

Menurut jhon millet, faktor-faktor yang mempengaruhi pengambilan


keputusan adalah, gender (dilihat dari sisi psikologis), jabatan, keahlian dan
ketidakahlian, dan waktu (seseorang yang memiliki waktu lebih, akan lebih
komprehensif untuk memikirkan keputusan).

2. George R Terry

Menurut george terry, faktor yang mempengaruhi pengambilan keputusan


adalah, hal-hal yang berwujud (secara fisik) dan tidak berwujud (pikiran dan
perasaan), yang emosional maupun yang rasional, tujuan organisasi (pengambilan
keputusan menyesuikan dengan visi dan misi yang ada), orientasi, dan tindakan.

3. Faktor lainnya

Pendapat lain menyatakan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi


pengambilan keputusan adalah,

1. Keadaan internal organisasi


 Dana yang tersedia
 Keadaan sumber daya manusia
 Kemampuan karyawan
 Kelengkapan dari peralatan organisasi
 Struktur organisasi
2. Keadaan eksternal organisasi
 Keadaan ekonomi
 Politik
 Sosial
 Hukum
 Budaya
E. Penelitian mengenai pengambilan keputusan dalam suatu perusahaan

1. Penelitian Pengambilan Keputusan dalam Menetapkan Strategi


Persaingan pada Perusahaan Jasa Tenaga Kerja Indonesia PT.654
Surabaya

Kesimpulan dari penelitian ini adalah Peningkatan kualitas pada Perusahaan


Jasa Tenaga Kerja Indonesia PT. 654 sangatlah berperah penting dalam meningkatkan
jumlah calon tenaga kerja yang mendaftar. Terutama peningkatan fasilitas dalam
pelatihan dan pelayanan karyawan pelatih atau pembimbing di tempat pelatihan.
Karena dengan ditingkatkannya dua faktor tersebut para calon tenaga kerja akan
merasa nyaman dan puas ketika berada di tempat pelatihan PT. 654. Sehingga ketika
mereka merasa puas dan merasa di layani dengan baik nanti nya ketika mereka finish
contract dari Luar Negeri mereka akan kembali lagi ke PT. 654, bahkan bisa juga
karena mereka puas mereka akan merekomendasikan teman atau saudaranya untuk
menggunakan jasa PT. 654. Untuk bekerja ke Luar Negeri.

Penelitian di atas memiliki relevansi pada teori rasional (rational choice


theory). Dimana teori ini mengasumsikan bahwa pengambilan keputusan adalah
individu yang rasional, memiliki informasi yang lengkap dan konsisten, dan bertujuan
untuk memaksimalkan keuntungan atau manfaat dalam pengambilan keputusan.

Hal ini dapat dibuktikan pada Perusahaan Jasa Tenaga Kerja Indonesia PT.
654 dimana mereka meningkatkan kualitas pada perusahaanya, salah satunya dengan
meningkatkan fasilitas dalam pelatihan dan pelayanan karyawan pelatih atau
pembimbing di tempat pelatihan. Karena dengan ditingkatkannya dua faktor tersebut
para calon tenaga kerja akan merasa nyaman dan puas ketika berada di tempat
pelatihan PT. 654. Sehingga calon karyawan dapat mengambil suatu keputusan yang
rasional karena pada perusahaan jasa tenaga kerja Indonesia memberikan dan
memasimalkan keuntungan atau manfaat pada calon karyawan tersebut.

2. Penelitian oleh Gary Klein

Gary Klein melakukan penelitian tentang pengambilan keputusan berbasis


pengalaman dan mengembangkan teori "Recognition-Primed Decision". Penelitian
Klein menunjukkan bahwa para profesional yang berpengalaman dapat mengandalkan
intuisi dan pola pengenalan untuk membuat keputusan yang cepat dan tepat dalam
situasi kompleks. Hasil penelitian ini membantu memahami peran pengetahuan dan
pengalaman dalam pengambilan keputusan yang efektif.

Contoh perusahaan adalah, apple inc

Pengambilan keputusan di perusahaan iPhone didasarkan pada kombinasi


data, analisis, penelitian, pengalaman, dan visi strategis perusahaan. Keputusan ini
dipengaruhi oleh tujuan bisnis, budaya perusahaan, dan kebutuhan pasar. Penting bagi
Apple untuk terus memperbarui dan menyesuaikan keputusan mereka sesuai dengan
perkembangan teknologi dan tuntutan pasar yang terus berubah. Dari pengalam yang
dimiliki perusahaan apple sejak tahun 1977, maka perusahaan apple memiliki tingkat
prefesional yang tinggi dalam hal pengambilan keputusan, hal ini dapat dibuktikan
dengan melihat produk yang dijual oleh perusahaan apple sangatlah digemari oleh
banyak masyarakat.
BAB III
PENUTUP

Pengambilan keputusan merupakan hal yang sangat penting di dalam suatu


organisasi. Pengambilan keputusan yang baik dan efektif memiliki banyak manfaat
bagi suatu perusahaan seperti, peningkatan kinerja, pengurangan resiko, keunggulan
kompetitif, dan efisiensi serta produktifitas.

Dalam pembahasan di atas maka dapat kelompok simpulkan bahwa:

1. Metode pengambilan keputusan dapat dilakukan dengan berbagai


metode seperti, metode rasional, metode kaleng sampah, metode
transenden dan metode intuitif
2. Tahapan untuk mengambil keputusan adalah, penetapan goal, objektif
dan pengukuran hasi, peng-identifikasi masalah, pengembangan
alternatif, penerapan alternatif, dan peng-evaluasian alternatif.
3. Dan faktor yang mempengaruhi pengambilan keputusan sangatlah
bervarian dan kompleks

Jurusan Psikologi harus dapat mempelajari materi pengambilan keputusan


dalam suatu organisasi karena keputusan yang dibuat oleh individu dan kelompok
dalam organisasi dapat memengaruhi kinerja dan keberhasilan perusahaan.
Pemahaman tentang faktor-faktor yang mempengaruhi pengambilan keputusan,
proses pengambilan keputusan, dan teknik-teknik yang dapat digunakan dalam
pengambilan keputusan dapat membantu anda dalam memahami dan menganalisis
perilaku individu dan kelompok dalam situasi pengambilan keputusan di lingkungan
kerja.
DAFTAR PUSTAKA

Dendi Hamidi (2021). Proses pengambilan keputusan dan faktor-faktor yang mempengaruhi
pengambilan keputusan.

Denik Wahyu Nilasari Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Jurusan Manajemen Universitas
Narotama,Jl Arif Rahman hakim,Surabaya, Indonesia. Pengambilan Keputusan dalam
Menetapkan Strategi Persaingan pada Perusahaan Jasa Tenaga Kerja Indonesia PT.654
Surabaya.

Gary Klein (1998). Sources of Power: How People Make Decisions

George Terry (1968). Principles of Management

Herbert Simon (1957). Administrative Behavior: A Study of Decision-Making Processes in


Administrative Organization.

Richard L. Daft (2015). Organization Theory and Design.

Wenti Krisna (2021). Model-model pengambilan keputusan.

Anda mungkin juga menyukai