Anda di halaman 1dari 19

Tugas Makassar, 21 Oktober 2022

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN

NAMA/NIM : DIMAS DWI ARDHANA/13020200015


: MUH ALDO RIFALDI/13020200007
: MARUF ASHARI/13020200014

PROGRAM STUDI TEKNIK INFORMATIKA


FAKULTAS ILMU KOMPUTER
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
MAKASSAR
2022
PENGAMBILAN KEPUTUSAN SEBAGAI SUATU PROSES

Latar Belakang :
Membuat keputusan merupakan bagian dari kehidupan kita sehari-hari baik secara individu
ataupun secara kelompok, terutama dalam suatu organisasi. Pengambilan keputusan yang tepat
akan menghasilkan suatu perubahan terhadap organisasi ke arah yang lebih baik, namun
sebaliknya pengambilan keputusan yang salah akan berdampak buruk pada roda organisasi dan
administrasinya. Setiap manusia memiliki tujuan yang hendak diraih. Tujuan tersebut dapat diraih
secara “tersendiri”, atau dicapai melalui kelompok. Organisasi merupakan wadah atau alat yang
digunakan oleh manusia untuk mengkoordinasikan seluruh tindakan mereka dengan tujuan saling
berinteraksi untuk mencapai sejumlah tujuan yang sama.

Organisasi muncul didorong oleh kemunculan sejumlah masalah dan tantangan yang harus
dihadapi manusia. Mencari solusi yang akan membantu kelangsungan hidup organisasi sehingga
organisasi dapat terus menciptakan kemakmuran bagi pemiliknya merupakan tujuan utama dari
pengambilan keputusan.

Tugas strategis seorang pimpinan adalah mengambil keputusan, maka seorang pimpinan
dituntut punya kemampuan dalam mengambil keputusan, karena dari keputasan tersebutlah akan
menentukan langkah selanjutnya, keputusan yang cepat tepat dan benar akan membawa
kesuksesan suatu organisasi baik organisasi profit maupun non profit, begitu juga sebaliknya
keputusan yang tidak tepat akan beresiko terhadap langkah berikutnya.

Pembahasan :

Keputusan (decision) secara harfiah berarti pilihan (choice). Pilihan yang dimaksud di sini
adalah pilihan dari dua atau lebih kemungkinan, atau dapat dikatakan pula sebagai keputusan
dicapai setelah dilakukan pertimbangan dengan memilih satu kemungkinan pilihan. Seperti yang
diungkapkan oleh Gito Sudarmo, bahwa keputusan terkait dengan ketetapan atau penentuan suatu
pilihan yang diinginkan.
Definisi di atas mengandung pengertian, dalam keputusan yaitu: (1) ada pilihan atas dasar
logika atau pertimbangan; (2) ada beberapa alternatif yang harus dipilih salah satu yang terbaik;
dan (3) ada tujuan yang ingin dicapai dan keputusan itu makin mendekatkan pada tujuan tersebut.

Hakikatnya pengambilan keputusan adalah suatu pendekatan yang sistematis terhadap


suatu masalah yang dihadapi. Pendekatan yang sistematis itu menyangkut pengetahuan tentang
hakikat masalah yang dihadapi itu, analisis masalah dengan menggunakan fakta dan data, mencari
alternatif pemecahan, menganalisis setiap alternatif sehingga ditemukan alternatif yang paling
rasional, dan penilaian dari hasil yang dicapai sebagai akibat dari keputusan yang diambil.

Thohiron menjelaskan proses pengambilan keputusan meliputi sebagai berikut :

a. Perumusan Masalah
Dalam hal ini pemimpin diharapkan mampu merumuskan masalah yang ada di
dalam suatu organisasi. Suatu masalah hadir karena: a) adanya gap atau
kesenjangan antara kenyataan, titik berangkat, dengan tujuan yang ingin diraih atau
standar yang ingin dicapai; b) adanya halangan dan kesulitan untuk menjembatani
kesenjangan itu; c) adanya kemungkinan penyelesaian masalah bila
perumusannya benar.
b. Pengumpulan dan Penganilisis Data
Fase pengumpulan data/fakta meliputi kegiatan mendefinisikan masalah serta
mengumpulkan masalah serta menganalisis data yang penting. Satu cara untuk
meningkatkan kemampuan pengumpulan data adalah dengan mulai dulu melihat
masalah yang ada secara luas dan kemudian melanjutkannya dengan menentukan
sub masalah yang ada. Dalam hal ini, diperlukan kemampuan untuk membedakan
antara gejala dari masalah yang sebenarnya.
c. Pembuatan alternatif-alternatif kebijakan
Setelah masalah dirinci dengan tepat dan tersusun baik, maka perlu dipikirkan
caracara pemecahannya. Cara peme-cahan ini hendaknya selalu diusahakan adanya
alternatif-alter-natif beserta konsekuensinya, baik positif maupun negative. Untuk
mengadakan perkiraan dibutuhkan adanya informasi yang secukupnya dan metode
perkiraan yang baik. Perkiraan itu terdiri dari berbagai macam pengertian: a)
perkiraan dalam arti proyeksi, perkiraan yang mengarah pada kecenderungan dari
data yang telah terkumpul dan tersusun secara kronologis; b) perkiraan dalam arti
prediksi, perkiraan yang dilakukan dengan menggunakan analisis sebab akibat; c )
perkiraan dalam arti konjeksi, perkiraan yang didasarkan pada kekuatan intuisi
(perasaan). Intuisi di sini sifatnya subjektif, artinya tergantung dari kemampuan
seseorang untuk mengolah perasaan.
d. Pemilihan salah satu alternatif terbaik
Pemilihan satu alternatif yang dianggap paling tepat untuk memecahkan masalah
tertentu dilakukan atas dasar pertimbangan yang matang atau rekomendasi. Dalam
pemilihan satu alternatif dibutuhkan waktu yang lama karena hal ini menentukan
alternatif yang dipakai akan berhasil atau sebaliknya. Pengambilan keputusan oleh
pimpinan, kaitannya dengan pemilihan alternatif pemecahan masalah, akan
melibatkan semua pihak yang terlibat dalam lembaga Pendidikan, Pim-pinan harus
mengembangkan konsep kerja sama antar personal agar pelaksanaan alternatif
pemecahan masalah lebih cepat dan mudah. Kerja sama dapat diciptakan jika
pimpinan memiliki keterampilan manusiawi.
e. Pelaksanaan keputusan
Dalam pelaksanaan keputusan berarti seorang pemimpin harus mampu menerima
dampak yang positif atau negatif. Ketika menerima dampak yang negatif,
pemimpin harus juga mempunyai alternatif yang lain.
f. Pemantauan dan Pengevaluasian Hasil Pelaksanaan
Setelah keputusan dijalankan seharusnya pimpinan dapat mengukur dampak dari
keputusan yang telah dibuat. Penilaian ulang perlu diadakan. Faktor-faktor penentu
yang akan dinilai harus diputuskan sejak awal dan tidak setelah pelaksanaan ber-
jalan. Dengan cara ini memang akan mudah terjadi debat yang hangat, namun
akurasi akan lebih terjamin.

Kesimpulan :

Pengambilan keputusan adalah proses pemilihan alternatif terbaik untuk pemecahan suatu
masalah melalui metode dan teknik tertentu.

Referensi :

https://osf.io/ntde2/download
PENGAMBILAN KEPUTUSAN MENENTUKAN KELANGSUNGAN
HIDUP SETIAP ORGANISASI

Oleh: Rosemarie S.

Pedahuluan:

Manusia di dalam menjalani kehidupannya tidak akan pernah lepas dari pengambilan
keputusan, manusia adalah makhluk pengambil keputusan (decisionmaking- man). Pengambilan
keputusan begitu dekat dengan kehidupan manusia. Pengambilan keputusan terjadi setiap saat
sepanjang hidup manusia. Kehidupan manusia adalah kehidupan yang selalu diisi oleh peristiwa
pengambilan keputusan. Pengambilan keputusan merupakan prasyarat penentu tindakan.
Pengambilan keputusan yang tidak tepat akan menimbulkan banyak masalah atau mungkin saja
berupa penyesalan yang tidak kunjung padam. Oleh sebab itu ketika kita menyadari bahwa
pengambilan keputusan adalah salah satu bagian penting dari episode kehidupan yang selanjutnya
maka kita dituntut untuk memperhatikan berbagai faktor atau hal ±hal yang akan muncul ketika
suatu keputusan kita ambil. Memang kita tidak tahu apa yang akan terjadi esok hari atau masa
yang akan datang namun itu bukanlah alasan untuk menunda atau bahkan tidak membuat suatu
keputusan. Hampir setiap saat seorang pemimpin dihadapkan pada pengambilan keputusan. Setiap
keputusan yang diambil akan mempengaruhi kehidupan saat ini maupun kehidupan yang akan
datang. Dalam setiap kebijakan yang akan diambil atau yang akan dipilih maka seorang pemimpin
harus terlebih dahulu memutuskan tentang apa yang harus dikerjakan dan adakah pilihan alternatif
yang tersedia, berikutnya dari setiap alternatif tersebut dipertimbangkan pula kelebihan dan
kekurangan atau dampak yang akan ditimbulkan dari setiap alternatif tersebut. Pengambilan
keputusan yang berkualitas dikaitkan dengan dua hal atau keadaan/sesuai dengan pandangan dari
disiplin perilaku organisasi. Kedua keadaan tersebut adalah : (1) kualitas pengambilan keputusan
yang akan mempengaruhi mekanisme pencapaian tujuan pribadi, seperti kesejahteraan, karier,
kepuasan kerja dan lain-lain, (2) pengambilan keputusan yang akan memberikan kontribusi besar
terhadap pencapaian tujuan sosial, tujuan organissai atau tujuan bersama.
Pembahasan :

Dalam menjalani kehidupan yang sering terjadi adalah orang akan mengambil keputusan
manakala dia mempunyai keinginan untuk mencapai sesuatu atau untuk melakukan sesuatu.
Keinginan dan pengambilan keputusan merupakan dua hal yang sulit dibedakan. Yang
membedakan antara keinginan dan pengambilan keputusan seperti yang telah dikemukakan di
awal tulisan ini bahwa pengambilan keputusan merupakan sebuah ilmu dan seni sedangkan
keinginan menurut hemat penulis tidak dapat dikategorikan sebagai ilmu. Selain itu dalam
mengambil keputusan ada prosedur, teknik dan metode yang dilakukan sementara di dalam meraih
keinginan tidaklah persis demikian. Hirarki adalah prinsip pengawasan yang menjamin
keberhasilan fungsi organisasi. Proses hirarki analitik (AHP) ialah pendekatan awal untuk
pengambilan keputusan. AHP dirancang baik untuk mengatasi masalah secara rasional maupun
intuitif untuk memilih solusi terbaik diantara sejumlah alternatif yang dievaluasi dengan
mempertimbangkan beberapa aspek atau kriteria. Dalam proses ini, pengambil keputusan
mengadakan perbandingan sederhana yang kemudian digunakan untuk mengembangkan prioritas
secara menyeluruh untuk mengelompokkan alternatif-alternatif tersebut. AHP memungkinkan
terjadinya inkonsistensi dalam keputusan serta memberikan suatu cara untuk meningkatkan
konsistensi.

Tujuan dari penyusunan AHP ialah untuk memungkinkan terjadinya sebuah keputusan
tentang pentingnya elemen-elemen dalam tingkatan yang diberikan dengan mempertimbangkan
beberapa atau seluruh elemen yang ada dalam tingkatan-tingkatan diatas.

AHP merupakan sebuah teori deskriptif. AHP memperlakukan individu secara terpisah
dari kondisi-kondisi dimana mereka menemukan diri mereka sendiri.,karena sejauh ini tak ada
teori terpadu yang sempurna mengenai keberadaan faktor-faktor alam, politik, budaya, sosial,
ekonomi, religi yang akan memungkinkan kita untuk menarik kesimpulan mengenai prinsip-
prinsip optimalitas untuk perilaku seseorang. AHP ialah sebuah instrumen yang digunakan untuk
menyusun sebuah urutan lengkap melalui pilihan optimum yang diperoleh.

Tujuan AHP ialah untuk membantu seseorang dalam mengatur pemikiran dan keputusan
mereka untuk memperoleh keputusan yang lebih efektif. Dalam penggunaan AHP, langkah
pertama ialah dekomposisi atau menyusun masalah menjadi sebuah hirarki. . Pada tingkat pertama
ialah tujuan yang ingin dicapai secara keseluruhan. Yang kedua ialah faktor-faktor alam, politik,
budaya, sosial, ekonomi, religi atau kriteria yang memberi kontribusi terhadap tujuan dan yang
ketiga adalah alternatif-alternatif yang akan dievaluasi menurut kriteria yang ada di tingkat kedua.
Alternatif yang dipilih adalah berdasarkan pengaruh atau prioritas terbesar dan merupakan
tindakan yang akan dilakukan untuk tercapainya tujuan yang diinginkan.

Pengambilan keputusan dapat dikatakan sebagai unsur dari manajemen, salah satu tugas
pokok dari pimpinan. Seperti halnya Simon (1982) dalam Salusu (2006: 46) mengungkapkan
bahwa: Kewajiban memtuskan menyusupi keseluruhan organisasi administratif sama jauhnya
seperti yang dilakukan oleh kewajiban bertindak sesungguhnya, kewajiban memutuskan itu
terkikat secara integral dengan kewajiban bertindak.

Jika seseorang harus memutuskan untuk memilih alternatif tindakantindakan - jenis


penelitian apa yang harus dipilih, pertimbangan-pertimbangan apa yang mendasarinya, dan
bagaimana prosedurnya ± hal tersebut adalah berkaitan dengan strategi pengambilan keputusan.
Strategi Pengambilan Keputusan menurut Irving dibagi atas 6 macam:

a. . Optimasi dan Resiko Sub-optimasi: Para akhli pengambilan keputusan organisasi


menjelaskan mengenai strategi optimasi sebagai suatu tujuan untuk memilih
tindakan yang memberikan hasil paling tinggi.
b. Kepuasan (Satisficing): Hipotesis yang paling mempengaruhi para administrator
dalam pengambilan keputusan telah dirumuskan oleh Herbert Simon (1976). Para
pengambil keputusan, menurut Simon, cenderung memilih kepuasan, daripada
memaksimalkan ia melihat suatu Tindakan cukup baik telah memenuhi suatu
keputusan yang diperlukan.
c. Kepuasan berpura-pura (Quasi-satisficing): Beberapa orang menggunakan aturan
moral sebagai satu-satunya aturan apabila mereka harus mengambil keputusan
untuk menolong seseorang dalam kesulitan/masalah.
d. Eliminasi dengan Aspek: Selain aturan tunggal dalam strategi pengambilan
keputusan model kepuasan atau quasi-kepuasan, digunakan pula beberapa set
aturan keputusan, termasuk didalamnya beberapa lusin pertimbangan.
e. Incrementalism and Muddling Through: Teori organisasi menganggap bahwa pada
akhir-akhir ini, suatu startegi satisficing dapat berakibat pada progres hasil yang
lamban dalam menghasilkan suatu tindakan yang optimal.
f. Mixed Scanning : Etzioni (1967) menjelaskan strategi seorang konglomerat yang
disebut dengan mixed scanning, yang ia lihat sebagai suatu sintesis dari suatu
pendekatan rasionalisme optimasi dan pendekaan “muddling” dengan incremental
yang ekstrim, dimanfaatkan oleh para birokrat yang menggunakan consensus
sebagai satu-satunya criteria memuaskan.

Untuk menghasilkan keputusan administratif yang sangat menggambarkan suatu


keadilan bagi stakeholder, strategi yang perlu dilakukan adalah strategi mixed
scanning.

Kesimpulan

Dari apa yang sudah dipaparkan dalam makalah ini maka dapat ditarik kesimpulan
sebagai berikut :

1. Setiap orang maupun setiap organisasi akan dihadapkan pada pengambilan


keputusan.

2. Pengambilan keputusan merupakan ilmu dan seni. Dikatakan ilmu sebab didalanya
terdapat metode, prosedur, alternatif dan dikatakan seni sebab dalam setiap
pengambilan keputusan mengandung “keunikan sendiri”.

3. Inti dari kepemimpinan adalah pengambilan keputusan, sehingga pemimpin yang


berhasil adalah pemimpin yang dapat mengambil keputusan secara tepat.

4. Kepemimpinan dapat diartikan sebagai pelaksana otoritas dan pembuat keputusan


sehingga harus mampu menggunakan kewenangannya untuk menggerakkan organisasi
melalui keputusan yang dibuat.

5. Pengambilan keputusan yang dilakukan atas nama suatu organisasi harus


memperhatikan factor eksternal dan faktor internal sebab persoalan organisasi dapat
datang dari dalam maupun dari luar.

Referensi:

https://media.neliti.com/media/publications/112696-ID-pengambilan-keputusan-
menentukan-kelangs.pdf
Faktor Yang Mempengaruhi Pengambilan Keputusan

Oleh. Helmi Rahmawati

Pendahuluan

Setiap hal atau pekerjaan yang akan dilakukan oleh manusia dalam kehidupannya itu tidak
luput di hadapkan pada suatu pilihan dimana manusia dalam kehidupannya selalu didasari pada
pengambilan suatu keputusan, akan tetapi bagi manusia mengambil suatu keputusan itu tidaklah
mudah, tentu harus mempertimbangkan berbagai kemungkinan yang akan datang atau akibat yang
akan ditimbulkan pada hasil dari keputusan tersebut sehingga tidak jarang banyak sekali terdapat
faktor atau hal yang mempengaruhi seorang manusia dalam mengambil suatu keputusan, hal yang
mempengaruhi ini bisa saja berasal dari dalam diri manusia itu sendri maupun berasal dari luar
atau lingkungan manusia itu sendri, sehingga seseorang akan sulit menentukan pilihannya atau
menjatuhkan keputusannya didasarkan oleh hal hal yang mempengaruhi nya sehingga membuat
mereka sulit untuk menentukan suatu pilihan atau mengambil suatu keputusan. Oleh karena itu
dapat dikatakan bahwasannya artikel ini ditulis bertujuan agar kita semua dapat mengetahui apa
saja faktor yang dapat mempengaruhi seseorang dalam mengambil suatu keputusan agar
kedepannya bisa dihindari faktor faktor tersebut.

Pembahasan :

Keputusan atau pengambilan suatu keputusan dapat di artikan sebagai proses memilih salah
satu alternatif diantara banyak alternatif, menurut (siagian,p.24) mendefenisikan pengambilan
keputusan sebagai proses memilih suatu alternatif cara bertindak dengan metode yang efesien
seseuai situasi untuk menemukan dan menyelesaikan masalah organisasi. Sedangkan mennurut
Handoko,2011,p.11) mendefenisikan pengambilan keputusan adalah proses pemilihan
serangkaian kegiatan di pilih sebagai penyelesaian suatu masalah tertentu.

Adapun fungsi dari pengambilan keputusan yaitu :

1. Pangkal permulaan dari segala aktifitas manusia yang dasar dan terarah secara individu
atau kelompok.
2. Sesuatu yang bersifat futuristik yaitu berkaitan dengan hari depan, masa yang akan
datang yang efeknya atau pengaruhnya berlangsung cukup lama.

Faktor yang mempengaruhi pengambilan keputusan

Yang berasal dari luar atau ekternal

1. Kedudukan Jabatan atau kedudukan seseorang dapat dilihat berdasarkan pangkaatnya


apakah sebagai pimpinan atau bawahan, sehingga dapat ditentukan pantas atau tidaknya
mengambil suatu keputusan. Karea jika pimpinan yang mengambil tentu ia telah berpengalaman
dalam mengambil suatu keputusan jika sebaliknya seperti bawahan tentu mereka belum
berpengalaman dan belum lihai dalam mengambil suatu keputusan sehingga jabatan atau
kedudukan ini sangat berperan penting dalam mengambil suatu keputuan.

2. Masalah Adalah hal yang menjadi penghalang untuk tercapainya tujuan yang
merupakan penyimpanga dari hal hal yang diharapkan atau direncanaka.

3. Situasi Adalah keseluruhan faktor dalam keadaan yang berkaitan satu sama lain dan
secara bersama sama memencarkan pengaruh terhadap kita dan apa yang akan hendak kita perbuat.

Faktor Internal yang mempengaruhi pengambilan keputusan meliputi

1. Kepribadian Tingkah laku atau karakter seseorang dalam pengambilan suatu keputusan
juga sangat mempengaruhi dimana sifat manusia ini beragam ada yang tergesa gesa dan dan juga
yang berhati hati dalam menetapka suatu pilihan sehingga kepribadian ini juga sangat berpengaruh
terhadap pemgambilan suatu keputusan. Dan juga dalam hal ini yang dibutuhkan adalah
kebijaksanaan dan ketegassan seseorang dalam mengambil suatu keputusan.

2. Faktor pengalaman Semakin banyak nya seseorang tersebut mengambil keputusan maka
ia akan berani dalam mengambil keputusan dan hal ini juga berkaitan denga keahlian yang dimiliki
oleh pemimpin atau skill yang ia miliki karena pengalaman yang pernah dialaminya
Kesimpulan

Berdasarkan kajian teori diatas dapat disimpulkan bahwa pengambilan keputusan ini dapat
dipengaruhi oleh faktor baik dari luar maupun dari dalam, adapun faktor dari luar ini seperti
kedudukan ataupun gaya kepemimpinan sangat mengambil andil yang cukup besar dalam
mengambil suatu keputusan dimana orang yang berkedudukan lebih tinggi lah yang akan
menentukan suatu putusan dan juga gaya pemimpin suatu pimpinan harus benar benar di
perhatikab karena gaya kempimpinan ini tiap tiap pemimpin beraneka ragam sehingga tidak bisa
disamakan pempimpin yang satu dengan yang lainnya dan juga faktor dari dalam ini meliputi
kepribadian dan juga ilmu pengetahuan yang dimiliki oleh seseorang, orang yang memiliki ilmu
pengetahuan yang tinggi akan berhati hati dan mempertimbangkan dan juga memikirkan segala
hal yang akan terjadi jika ia memutuskan sesuatu dan benar benar mengkaji apakah suatu
keputusan ini pantas untuk dipilih atau tidak .

Referensi

https://osf.io/h6k8x/download/?format=pdf
Keputusan Membeli Secara Online dan Faktor-Faktor yang
Mempengaruhinya

Yohanes Suhari

PENDAHULUAN

Dengan adanya internet sebuah paradigma baru ekonomi telah lahir. Dunia maya terbentuk
seiring dengan berkembangnya teknologi internet, yang dalam perjalanannya membentuk
perdagangan tersendiri yang kerap dinamakan eMarketplace. Didalam e-Marketplace terjadi
interaksi berbagai perusahaan di dunia maya tanpa dibatasi oleh teritori ruang (wilayah geografis)
maupun waktu. Berbagai produk dan jasa ditawarkan melalui dunia maya. Hal yang perlu
diperhatikan dari perdagangan dengan domain yang lebih sempit adalah e-tailing, yaitu berintikan
mekanisme perdagangan antara perusahaan dengan konsumen langsung atau yang dikenal dengan
hubungan bisnis B2C (Business-to-Consumers). Faktor kunci keberhasilan dari penerapan e-
tailing adalah konsumen, sehingga dalam mengaplikasikan etailing haru memperhatikan keinginan
konsumen. Baik menurut perusahaan belum tentu baik menurut konsumen. Dengan kata lain, e-
tailing harus berorientasi konsumen. Istilah konsumen sering diartikan sebagai dua jenis
konsumen, yaitu konsumen individu dan konsumen organisasi. Dalam bahasan berikut yang
dimaksudkan adalah konsumen individu.

PEMBAHASAN

PROSES KEPUTUSAN KONSUMEN

Dalam proses keputusan, tahap-tahap yang dilewati oleh pembeli online adalah:
pengenalan kebutuhan, pencarian informasi, evaluasi alternatif, keputusan membeli dan tingkah
laku setelah pembelian. Pengenalan kebutuhan pada tahap pertama proses keputusan membeli,
adalah ketika konsumen mengenali adanya masalah atau kebutuhan. Pencarian informasi pada
tahap proses keputusan membeli, yang merangsang konsumen untuk mencari informasi lebih
banyak, Evaluasi alternatif pada tahap proses keputusan membeli, adalah ketika konsumen
menggunakan informasi untuk mengevaluasi alternatif dalam perangkat pilihan. Keputusan
membeli pada tahap proses keputusan membeli, adalah ketika konsumen benar-benar membeli
produk. Tingkah laku setelah pembelian pada tahap proses keputusan membeli, adalah ketika
konsumen mengambil tindakan lebih lanjut setelah membeli berdasarkan pada rasa puas atau tidak
puas.

KEPUTUSAN MEMBELI

Secara umum, keputusan adalah pemilihan dari dua atau lebih alternatif pilihan (Schiffman
& Kanuk, 2000:437). Dengan kata lain untuk membuat keputusan harus terdapat alternatif pilihan.
Sebaliknya jika konsumen tidak memiliki alternatif untuk memilih maka tidak dapat dikategorikan
sebagai pengambilan keputusan.

Dalam mengevaluasi alternatif yang potensial, konsumen cenderung menggunakan dua


jenis informasi, yaitu menentukan berbagai merek yang dipertimbangkan untuk dipilih dan kriteria
yang digunakan untuk mengevaluasi merek. Aturan keputusan konsumen sering merujuk pada
turunan (heuristics), strategi keputusan (decision strategies) dan strategi pemrosesan informasi
(information-processing strategies), yang merupakan prosedur yang digunakan untuk memilih
merek. Aturan keputusan oleh konsumen dibagi menjadi dua kategori, yaitu aturan keputusan
compensatory dan aturan keputusan non compensatory.

Pada aturan keputusan compensatory konsumen mengevaluasi merek yang dipilih dan
memberi skor pada masingmasing merek yang dipilih berdasarkan atribut produknya. Pada aturan
keputusan compensatory kelebihan salah satu atribut bisa menutupi kekurangan untuk atribut yang
lain. Sebaliknya pada aturan keputusan non compensatory tidak mungkin kelebihan salah satu
atribut produk untuk menutupi kekurangan pada atribut produk yang lain.

FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPUTUSAN MEMBELI SECARA ONLINE

Keputusan membeli secara online dipengaruhi oleh (Deavaj et al. 2003) : (1) Efisiensi
untuk pencarian (waktu cepat, mudah dalam penggunaan, dan usaha pencarian mudah), (2) value
(harga bersaing dan kualitas baik), dan (3) interaksi (informasi, keamanan, load time, dan
navigasi). Kemudahan dalam mencari informasi tergantung dari layout halaman web. Jika layout
cukup jelas, waktu yang diperlukan untuk searching dapat dipersingkat.

Faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku membeli menurut Kotler (2003:183- 206)


terdiri dari: (1) kebudayaan yang terdiri dari: budaya, sub budaya dan kelas sosial, (2) sosial yang
terdiri dari: kelompok acuan, keluarga, peran dan status, (3) personal yang terdiri dari: usia dan
siklus hidup, pekerjaan, keadaan ekonomi, gaya hidup, kepribadian dan konsep diri, (4) Psikologi
yang terdiri dari: motivasi, persepsi, proses belajar, kepercayaan dan sikap. Disamping empat
faktor di atas, terdapat faktor lain yang ikut mempengaruhi perilaku membeli, yaitu: (1) stimuli
pemasaran, yaitu: produk, harga, tempat dan promosi, (2) stimuli lain / lingkungan makro, yaitu
faktorfaktor yang berdampak luas seperti: ekonomi, teknologi, politik, lingkungan alam dan sosial
budaya.

Menurut Stanton, et al. (1991:135) kekuatan sosial budaya dan psikologis berpengaruh
terhadap perilaku membeli oleh konsumen. Kekuatan sosial budaya terdiri dari faktor budaya,
tingkat sosial, kelompok anutan dan keluarga. Kekuatan psikologis terdiri dari pengalaman belajar,
kepribadian, sikap dan keyakinan, gambaran diri (self-concept).

1. Stimuli Pemasaran
Bauran pemasaran adalah perangkat alat pemasaran taktis yang dapat dikendalikan,
yang dipadukan oleh perusahaan untuk menghasilkan respon yang diinginkan dalam
pasar sasaran. Bauran pemasaran terdiri dari segala sesuatu yang dapat perusahaan
kerjakan untuk mempengaruhi permintaan produk, yang terdiri dari empat kelompok
variabel yang dikenal sebagai 4P, yaitu: produk (product), harga (price), tempat
(place) dan promosi (promotion) (Kotler, 1999:109).
2. Lingkungan Sosial Budaya
Lingkungan sosial budaya adalah kelompok sosial budaya yang hidup dalam batas-
batas tertentu yang ditata berdasarkan norma sosial budaya yang membedakannya
dengan lingkungan alam (Muhammad, 2005:6).
3. Psikologi
Bidang psikologi menggambarkan pengaruh internal (yang meliputi motivasi,
kepribadian, persepsi, belajar dan sikap) yang mempengaruhi proses keputusan
konsumen (Schiffman & Kanuk, 2000:444).
KESIMPULAN

Dari uraian di atas dapat diambil kesimpulan bahwa keputusan membeli melalui secara online
yang didahului oleh pengenalan kebutuhan, pencarian informasi, evaluasi alternatif dipengaruhi
oleh banyak faktor. Faktor ini dapat dikelompokkan menjadi faktor internal, yaitu psikologi
konsumen, dan faktor eksternal, yang terdiri dari lingkungan sosial budaya masyarakat, stimuli
pemasaran, dan sistem kontrol vendor yang meliputi (1) Efisiensi untuk pencarian (waktu cepat,
mudah dalam penggunaan, dan usaha pencarian mudah), (2) value (harga bersaing dan kualitas
baik), dan (3) interaksi (informasi, keamanan, load time, dan navigasi. Mana diantara faktor-faktor
tersebut yang dominan perlu diadakan penelitian lebih lanjut.

REFERENSI

https://unisbank.ac.id/ojs/index.php/fti1/article/view/79/74
PENGAMBILAN KEPUTUSAN DI LEMBAGA PENDIDIKAN

Hasbi Abduh

PENDAHULUAN

Suatu organisasi adalah wadah bagi beroperasinya manajemen karena di


situlah aktivitas manajemen menjadi salah satu sub sistem dari sistem organisasi.
Manajemen menjadi tehnik atau alat yang menggerakkan organisasi menuju
tercapainya tujuan yang diinginkan. Dalam konteks tugas manajer, pengambilan
keputusan merupakan salah satu peranan manajer yang disebut peranan desisional.
Dalam menentukan tindakan manajerial seorang manajer dituntut untuk berani
mengambil keputusan baik atas pertimbangan individu dengan kewenangannya
sebagai pimpinan, maupun keputusan dari hasil musyawarah dengan
memperhatikan pemikiran, perasaan atau masukan dari anggota organisasi.
Pembuatan (pengambilan) keputusan adalah bagian kunci kegiatan manajer.
Kegiatan ini memainkan peranan penting, terutama bila manajer melaksanakan
fungsi perencanaan. Perencanaan menyangkut keputusan-keputusan sangat
penting dan jangka panjang yang dapat di buat manajer. Dalam proses
perencanaan, manajer memutuskan tujuan-tujuan organisasi yang akan dicapai,
sumber daya yang akan digunakan, dan siapa yang akan melaksanakan setiap
tugas yang dibutuhkan. Seluruh proses perencanaan itu melibatkan manajer dalam
serangkaian situasi pembuatan keputusan. Kualitas keputusan-keputusan manajer
akan menentukan efektivitas rencana yang disusun.
PEMBAHASAN

1. Pengertian, Dasar Pertimbangan dan Proses Pengambilan Keputusan

Istilah “Pengambilan Keputusan” sesungguhnya adalah terjemahan dari


bahasa Inggris decision maker, yang berasal dari kata decision dan maker
keduanya berasal dari bahasa Inggris. Decision berarti keputusan dan maker
adalah pembuat.8 Dalam bahasa Latin, kata decide berasal dari prefik de yang
berarti off, dan kata caedo yang berarti to cut. Hal ini berarti proses kognitif cut off
sebagai tindakan memilih di antara beberapa alternatif yang mungkin.9
Menurut Atmosudirjdo, bahwa decision atau keputusan adalah suatu
pengakhiran atau pemutusan dari pada suatu proses pemikiran tentang suatu
masalah atau problema untuk menjawab pertanyaan apa yang harus diperbuat
guna mengatasi masalah tersebut, dengan menjatuhkan choice pada salah satu
alternatif yang tertentu.10 Keputusan dapat berupa tindakan terhadap pelaksanaan
yang sangat menyimpang dari rencana semula.11 Keputusan adalah pemilihan di
antara alternatif-alternatif. Definisi ini mengandung tiga pengertian, yaitu (1) Ada
pilihan atas dasar logika atau pertimbangan; (2) Ada beberapa alternatif yang
harus dipilih salah satu yang terbaik; (3) Ada tujuan yang ingin dicapai dan
keputusan itu makin mendekat pada tujuan tersebut.12 Dengan demikian dapat
dipahami bahwa keputusan adalah hasil pemecahan masalah yang dihadapi
dengan tegas. Suatu keputusan harus dapat menjawab pertanyaan tentang apa
yang dibicarakan dalam hubungan dengan perencanaan.

2. Langkah Langkah Pengambilan Keputusan

Seorang manajer perlu memahami langkah-langkah pengambilan keputusan


sebagaimana dikemukakan oleh Mondy dan Premeaux, yang terdiri dari lima
langkah, yaitu: (1) Mengidentifikasi masalah atau peluang, (2)Membuat alternatif-
alternatif, (3) Mengevaluasi alternatif, (4) Memiliki dan meng implementasikan
alternatif, dan (5) Mengavaluasi alternatif
3. Unsur-Unsur Yang Perlu Diperhatikan Dan Prinsip Dasar Dalam Pengambilan
Keputusan

Menurut Ibnu Syamsi, unsur-unsur dalam pengambilan keputusan yang harus


dipertimbangkan adalah sebagai berikut:
a. Tujuan dari pengambilan keputusan, yaitu mengetahui terlebih dahulu
tujuan yang ingin dicapai dari pengambilan keputusan tersebut,
b. Identifikasi alternatif-alternatif keputusan untuk memecahkan masalah yang
dipilih untuk mencapai tujuan tersebut,
c. Perhitungan mengenai faktor-faktor yang tidak dapat diketahui sebelumnya
atau di luar jangkauan manusia,
d. Sarana atau alat untuk mengevaluasi atau mengukur hasil dari suatu
pengambilan keputusan.

4. Pembagian Jenis Dan Tingkatan Dalam Pengambilan Keputusan

Keputusan berdasarkan pembagian jenis masalah yang dihadapi, terdiri dari:


a. Keputusan yang diprogramkan (programmed decesion); keputusan ini
adalah keputusan yang dibuat berdasarkan problem yang diketahui secara
baik (well structured problem) atau masalahnya diketahui secara jelas.
Informasi juga tersedia secara mencukupi untuk di gunakan dalam
mengambil keputusan. Demikian pula informasinya dapat dinilai
relevansinya untuk mengambil keputusan. Fakta-fakta dan angka-angka
serta data diolah untuk memberikan informasi yang bermakna sehingga
keputusan bisa diprogramkan.
b. Keputusan yang tidak diprogramkan (Non-programmed decesion);
keputusan ini adalah keputusan yang diambil atau dibuat berdasarkan
masalah yang tidak diketahui secara jelas (ill-structured problem) atau data
dan informasinya kurang tersedia sebagaimana mestinya.
KESIMPULAN

Keputusan adalah hasil pemecahan masalah yang dihadapi dengan tegas.


Suatu keputusan harus dapat menjawab pertanyaan tentang apa yang dibicarakan
dalam hubungan dengan perencanaan. Pengambilan keputusan yaitu perumusan
beberapa alternatif tindakan dalam menggarap situasi yang dihadapi serta
menetapkan pilihan yang tepat antara tujuan para pengambil keputusan.
Pengambilan dilakukan atas dasar fungsi dan tujuan yang telah ditentukan
sebelum pengambilan keputusan tersebut dilakukan. Ada beberapa model dalam
pengambilan keputusan yaitu rational model, political model, anarchy model, dan
process model. Jenis-jenis pengambilan keputusan dapat dibedakan atas tingkat
kepentingannya, regularitasnya, dan lingkungannya. Inti dalam langkah-langkah
pengambilan keputusan itu adalah mengidentifikasi masalah, menganalisis
alternatif yang ada, pemilihan alternatif yang terbaik, dan implementasi dari
alternatif tersebut.

REFERENSI

https://ojs.staituankutambusai.ac.id/index.php/hikmah/article/view/14

Anda mungkin juga menyukai