PERENCANAAN
PENDIDIKAN
A. Pembuatan Keputusan
Sepanjang hidupnya
manusia
senantiasa
atau alternatif dan pembuatan keputusan. Hal ini sejalan dengan teori real life
choice, yang menyatakan dalam kehidupan sehari-hari manusia melakukan atau
membuat
masalah
yakni
upaya untuk menutup terjadinya kesenjangan antara keadaan saat ini dan keadaan
yang diinginkan. Pembuatan keputusan merupakan salah satu fungsi administrasi yang
penting dalam suatu organisasi.
Proses pembuatan keputusan bukanlah pekerjaan yang mudah dan sederhana.
Hal ini telah mengundang banyak para ahli untuk memikirkan cara atau tehnik
pembuatan keputusan yang paling baik. Pengambilan keputusan memainkan peranan
penting setelah pembuatan keputusan terutama bila manajer menjalankan fungsi
perencanaan. Pembuatan keputusan dan pengambilan keputusan merupakan bagian
integral yang
menyangkut
dibuat
saling
berkaitan dalam
keputusan-keputusan
manajer.
peroses
administrasi.
Perancanaan
yang akan dicapai, sumber daya- sumber daya yang akan digunakan, dan siapa yang
kan melaksanakan setiap tugas yang dibutuhkan. Berikut akan disampaikan mengenai
pembutan konsep, proses dan pendekatan dalam pembuatan keputusan.
1. Konsep Pembuatan Keputusan
Pembuatan keputusan adalah aspek yang penting dari kegiatan manajemen.
Pembuatan keputusan dalam Salusu (2002: 45) merupakan kegiatan sentral
dari manajemen (Perrone, 1968), merupakan kunci kepemimpinan (Gore, 1959)
atau inti dari kepemimpinan (Siagian, 1988), sebagai suatu karakteristik yang
fundamental (Moore, 1966), sebagai jantung administrasi (Mitchell, 1978), suatu
saat kritis bagi tindakan administrasi (Robbins, 1978). Bahkan Higgins (1979)
dalam Salusu (1996:
45)
melanjutkan
bahwa
pengambilan
keputusan
adalah
kegiatan
yang
dan
menurut Hoy dan Miskel (1987) dalam Salusu (2002: 45), itu merupakan
pertangungjawaban utama dari semua administrator melalui suatu proses tempat
keputusan-keputusan dibuat dan dilaksanakan.
Robin
Hughes
(Salusu,
2002:
45)
dalam
Discision
Making
pemikiran manusia,
maka
tidaklah mengherankan
bila begitu banyak disiplin yang berusaha menganalisis dan membuat sistematika
dari seluruh proses keputusan.
Keputusan (decision) oleh berbagai ahli dalam memberikan pengertian
berarti
pilihan (choice). Pilihan tentu terdiri atas dua hal atau lebih kemungkinan
yang nantinya akan dipilih. Namun, yang perlu ditekankan dalam hal ini adalah
bahwa pilihan-pilihan tersebut bukanlah pilihan antara yang benar dan salah,
melainkan pilihan yang hampir benar dan yang mungkin salah hal ini
disampaikan oleh Drucker (1990) dalam buku (Salusu, 2002: 51). Dalam
makna keputusan, pilihan secara lebih dipertajam dinyatakan sebagai pilihan
nyata yang berarti bahwa keputusan dibuat untuk mencapai suatu tujuan dan
ia merupakan keadaan akhir dari suatu proses pengambilan keputusan. Hal ini
juga dipertegas oleh pendapat Morgan dan Cerullo (1984) dalam buku (Salusu,
2002: 51) yang mendefenisikan keputusan sebagai sebuah
kesimpulan
yang
untuk
dilaksanakan,
serangkaian
kegiatan/tindakan
yang
dilakukan
dalam
Sondang
P.
Siagian
(1988)
Hal
ini
senada
dengan
hakikat
alternatif
seba gai keputusan melainkan hanyalah sebagai hasrat atau niat baik.
Tujuan
dari
pembuatan
keputusan
adalah
manajer
dapat
efisien.
Selain
itu dalam
implementasi
program
yang
sedang
dijalankan
Leadaership
Choosing
masalah-maslaah
yang
sedang
dihadapi organisasinya.
Dari masalah-
di kutip
dari bahan
ajar
Suryadi,
meliputi beberapa
langkah
pokok.diantaranya
a. Identifikasi
masalah
Keputusan diperlukan untuk memecahkan masalah-masalah. Langkah
pertama yang harus dilakukan oleh pembuat keputusan adalah masalahmasalah apa saja yang harus diputuskan. Menurut Peter Drucker, seorang
eksekutif yang efektif tidak
membuat
keputusan
untuk
setiap
masalah.
Masalah-masalah
biasa
tidak
dan
menyeluruh
ini disebut
bagi anggota
dengan
generic
dan
problems.
tapi cukup
bagi
oleh
yang
oleh data yang lengkap, sebab bila data yang lengkap harus terkumpul
dahulu, maka tidak akan ada suatu keputusan. Keputusan dapat dimulai dari
judgment rasional dari seorang pemimpin.
b. Perumusan tujuan
Tujuan
apakah
yang
harus
dicapai
melalui
pemecahan
suatu
masalah? Asumsi dasar untuk setiap keputusan adalah bahwa suatu keputusan
dibuat oleh seorang pemimpin untuk mencapai tujuan tertentu. Ini berarti tidak
hanya masalah yang dipecahkan saja yang perlu jelas, tapi juga tujuan yang
akan dicapainya harus labih jelas lagi. Kejelasan tujuan ini diperlukan sebagai
pedoman untuk menentukan pilihan-pilihan keputusan yang paling tepat untuk
suatu masalah. Keberhasilan
suatu
keputusan
ditentukan
oleh
apakah
tujuan yang sudah ditetapkan itu akhirnya dapat dicapai atau tidak. Tujuan
untuk
setiap
atau
pemecahan
masalah
tidak
untuk
mungkin
suatu
masalah
dipecahkan
hanya
sangat
oleh
kepada pilihan keputusan yang tepat dengan resiko yang sangat minimal.
Identifikasi
kemampuan
antisipatif,
kemampuan
suatu
alternatif
pemecahan
sangat
sulit
dikembangkan
secara pasti, karena sangat bergantung kepada kondisi dan visi pembuat dan
pelaksana keputusan untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan. Namun
demikian kriteria umum dapat diungkap seperti dibawah ini:
1) Alternatif solusi itu harus tepat untuk mencapai tujuan yang telah
ditentukan
2) Altertnatif solusi itu harus jelas dampak, resiko dan peluang yang
mungkin diciptakan
3)
Alternatif
dilaksanakan
solusi
untuk
4) Alternatif solusi itu harus tidak bertentangan dengan nilai, etika, moral
yang dipegang oleh anggota organisasi dan oleh organisasi.
5) Alternatif solusi itu harus membawa perubahan bagi organisasi menuju
yang lebih baik dari keadaan sekarang.
Secara operasional akhirnya kriteria ini sangat ditentukan oleh
pembuat
keputusan. Alternatif solusi yang dipilih mungkin mempunyai resiko tinggi
dan sulit dilaksanakan, tapi dapat membawa perubahan yang diinginkan.
Dalam manajemen acapkali ditemukan suatu alternatif solusi yang sangat
mahal yang harus diambil untuk suatu hasil yang mempunyai nilai sangat
tinggi.
e.
Penentuan
(Keputusan)
Pilihan
Penentuan
Alternatif
pilihan
solusi
Solusi
atau
keputusan
ini
dalam
tahapan
diambil dengan
kecermatan,
kejelian,
yang
menciptakan
apa-apa.
Sikap
suatu organisasi.
f.
Keputusan
Implementasi
Langkah
keenam
adalah
mengimplementasi
keputusan.
mencakup
dikomunikasikan
kepada
para
stakeholder
atau
pimpinn
a.
Brinckloe
Model
1) Fakta. Fakta akan memberikan petunjuk keputusan apa yang akan diambil
2) Pengalaman, seseorang yang sudah menimba banyak pengalaman tentu
akan lebih
matang
dalam membuat
keputusan
dibandingkan dengan
tidak
jarang
orang
menggunakan
intuisinya
dalam
itu dikritik
sebagai
semua
pengambilan keputusan.
5) Analisis sistem. Kecanggihan dari komputer telah merangsang banyak
orang
untuk
berkesimpulan
bahwa
pengambilan
kuantitatif
memiliki
Pendekatan
proses
pengambilan
keputusan
rasional
memberikan
Model
tawar-menawar
politik
melihat
kedua
pendekatan
ini
berupaya
sejak
beberapa
tahun
untuk
memperoleh
tambahan guru, namun hingga saat ini belum juga berhasil. Karena itu seluruh
kelas yang ada harus diatur sedemikian rupa sehingga setiap kelas mempunyai
peluang untuk belajar. Akibatnya jumlah jam belajar
murid
jadi berkurang,
dan sebaliknya jumlah mengajar guru bertambah. Bahan bacaan berupa buku
paket amat terbatas,karena itu materi pengajaran yang disajikan amat bergantung
kepada perbendaharaan guru. Dukungan masyarakat terhadap sekolah amat minimal
walaupun sekolah sudah berupaya dengan
berbagai cara dan daya untuk menarik dukungan masyarakat terhadap sekolah
itu. Dengan segala keterbatasan yang ada, upaya meningkatkan mutu perlu
dicoba terus, walaupun belum ditemukan cara yang terbaik untuk mewujudkan
tujuan tersebut.
B. Perencanaan Pendidikan
Pendidikan
merupakan upaya
pembangunan bangsa.
Tantangan dari
adalah untuk
ada tiga kemampuan dasar yang diperlukan agar masyarakat Indonesia dapat
ikut dalam persingan global, yaitu: kemampuan manajemen, kemampuan teknologi,
dan kualitas manusianya sendiri.
-
Aspek
pemerataan,
berkenaan
dengan
peningkatan
aspirasi
pemerataan memperoleh
masyarakat
kesempatan
pendidikan.
Aspek efisiensi manajemen, berkenaan dengan keterbatasan sumber pendanaan
dalam
pelaksanaan
pendidikan.
-
Aspek
peranserta
masyarakat,
berkenaan
dengan
filosofi
diberikannya
pendidikan
Melalui
semakin
sehingga akuntabilitas
berorientasi
otonomi,
dekat
layanan
masyarakat
bergeser
yang
dari
dilayaninya,
yang
lebih
perencanaan yang tepat guna dan terarah demi mewujudkan pendidikan yang lebih
baik lagi.
1.
Konsep
Pendidikan
Perencanaan
sebagai
sebagai
proses
penyusunan
berbagai
keputusan
yang
ditetapkan.
Keputusan-keputusan
itu
disusun
secara
sistematis,
rasional
dan
dapat
pula
diartikan
sebagai
suatu
prosess
kepentingan
itu
masyarakat dan
disusun
dengan
kemampuan
masyarakat.
Perencanaan dapat pula diartikan sebagai upaya untuk memadukan antara citacita
nasional
dan
sumber-sumber
yang
tersedia
kebenarannya.
Perencanaan tidak hanya berakhir pada draft blue print, tetapi harus
disertai
dengan tahapan pelaksanaan, karena perencanaan yang baik adalah perencanaan
yang dapat dilaksanakan. Dengan memahami arti
disimpulkan bahwa perencanaan itu adalah alat perubah dan alat pengendali
perubahan (Fakry Gaffar,1987:15).
merubah
untuk
adalah rumusan
maju
Pembangunan
itu
mengandung
arti
untuk
mewujudkannya.
Perencanaan
menjadi
pegangan baik
pendidikan
dalam proses
mengenal prinsip-prinsip
yang perlu
itu
interdisipliner
karena
pendidikan
itu
sendiri
Perencanaan
itu
kaku
tapi dinamis
serta
d.
Perencanaan itu tidak dimulai dari nol tapi dari apa yang dimiliki. Ini
berarti segala potensi yang tersedia merupakan asetyang perlu digunakan
secara efektif efisien dan optimal.
e. Perencanaan
secara
itu
wahana
untuk
menghimpun
kekuatan-kekuatan
h.
mencakup keseluruhan
yaitu
strategi/ kebijaksanaan,
(1)
dan
memformulasikan
perincian
tujuan;
rencana
untuk
(2)
merumuskan
mencapai tujuan;
(3)
(2007)
analisis bidang
rencana,
terdiri
telaahan
mengevaluasi
dari
mendefnisikan
permasalahan,
permasalahan
mengkonsepsikan
rencana-rencana,
perencanaan,
dan
merancang
menspesifikasikan
rencana,
perencanaan
di
lingkungan
Departemen
Pendidikan
dan
tujuan
yang
akan
pengambilan
dicapai,
analisis
keputusan,
dan
penentuan
sistemnya
(operasional,
institusional,
dan
structural)
dapat
6) Implementasi rencana.
7) Evaluasi implementasi rencana dan umpan baliknya.
pendekatan
perencanaan
sosial
ini
menurut
Gruruge
(1972)
adalah
pemberian
kepada
pemenuhan
Alternative
kesempatan
meneknkan
pada
pemerataan
pendekatan
pendidikan dalam
ini lebih
berbagai
sector
untuk
meneknkan
akan
pembangunan
menjalankan
relevansi program
dilihat
langkah
dari
pemenuhan
sederhana
yang
pada
dibandingkan
dengan
kerja
pelatihan,
dapat diekspresikan
dimana
proyeksi
bentuk
ini
pendidikan/pelatihan.
c. Pendekatan efisiensi Biaya
Pendekatan ini lebih menitik beratkan pada alternatif-alternatif yang
menghasilkan lebih lebih banyak keuntungan daripada biaya yang dikeluarkan.
Pendekatan
ini
dilator
seseorang terhadap
belakangi
pendapatan
oleh
asumsi
nasional adalah
bahwa:
sumbangan
yaitu
program
tinggi menempati
pendidikan
urutan
atau
yang
prioritas
mempunyai
penting,
nilai
karena
ekonmi
pendekatan
usia
pendidikan
dasar, pemerintah
wewenangnya
sekolah
kepada
yang
tinggal
pusat
di
wilayahnya.
membagi
tanggung
Pada
tingkat
jawab
dan
Kini,
commune
menjadi
aktor kunci pendidikan dasar yang terlibat tidak hanya dalam pendidikan formal
di sekolah. Sistem sektor sekolah merupakan me tode yang transparan dan tegas
untuk membagi populasi murid secara geografis, namun lebih dari itu, ia
sekaligus dapat berfungsi sebagai penjaga keberlangsungan sekolah dan mixit
sociale
(pembauran
sosial)
di lingkungan
pendidikan.
Perencanaan sekolah
demografi,
kondisi
penduduk,
karakteristik
wilayah,