b. Inovasi Pendidikan
Pembaruan pendidikan yang diperlukan tidak hanya terpaut pada
pembaruan kurikulum, buku pelajaran dan metode mengajar. Pembaruan
pendidikan akan harus disertai perluasan dan perubahan stuktur
institusional (lembaga-lembaga perencanaan, penelitian dan penilaian;
radio dan TV pendidikan; pusat-pusat pengembangan pengajaran ilmu
alam, matematika, dan seterusnya; pusat komputer; pusat-usat penataran
guru dan pembinaan pendidikan, dan sebagainya; pengadaan tenaga
bantu untuk memberikan jasa-jasa khusus kepada administrasi
(perencana, peneliti, dan penilai pendidikan; tenaga ahli di bidang
perpustakaan, bimbingan dan penyuluhan, danteknologi, dan seterusnya);
kebijaksanaan baru tentang pengadaan dan penggunaan sumber-sumber
material serta penerapan teknologi modern yang bertalian dengan
peningkatan kualitas dan kuantitas pendidikan. Singkatnya pembaruan
pendidikan memerlukan inovasi-inovasi di seluruh bagian sistem
pendidikan.
Websters New World dictionary (dalam Sutisna, O 1983:12)
mendefinisikan inovasi sebagai : (1) tindakan atau proses pembaruan; (2)
sesuatu yang baru diperkenalkan; metode, kebiasaan, alat dan seterusnya
yang baru; perubahan dalam cara melaksanakan sesuatu. Jadi inovasi
adalah selalu suatu perubahan yang baru dan kualitatif berbeda dengan
keadaan sebelumnya. Perubahan itu didasarkan pada suatu pertimbangan
yang teliti dengan maksud untuk meningkatkan kemampuan guna
mencapai hasil-hasil yang lebih baik. Inovasi karenanya lebih dari
sekedar menambah jumlah unsur-unsur bagian yang telah ada
sebelumnya. Tindakan menambah anggaranbelanja pendidikan supaya
dapat mengadakan lebih banyak guru, murid, ruang kelas, buku dan
seterusnya, misalnya meskipun perlu dan penting bukan merupakan
tindakan inovatif. Tetapi mengatur kembali pengelompokkan mata
pelajaran dan murid, alokasi dan pemakaian ruang dan waktu, dan cara
mengajar sehingga dengan tenaga, uang dan fasilitas yang sama dapat
dicapai hasil pendidikan yang lebih banyak dengan mutu yang lebih baik,
itulah tindakan inovatif. Dengan kata lain, tujuan utama inovasi
pendidikan adalah peningkatan dan pengembangan administrasi
pendidikan sehingga tercapailah pendidikan yang efektif, efesien dan
fungsional.
c. Guru dan pembaharuan pendidikan
Pada setiap usaha pembaruan pendidikan, jelas masalah guru akan
muncul. Perubahan kurikulum dan teknik mengajar serta buku dan
alat pelajaran modern, teknologi pendidikan baru-semuanya adalah
saran dan aspirasi yang sebenarnya ditujukan kepada para guru.
Sebabnya ialah karena semangat baru pendidikan, tak dapat tidak,
harus pula semangat mereka yang melaksanakan kegiatan pendidikan
Para perancang pembaharuan dapat membangun gedung baru,
membuat perubahan dalam kurikulum, menetapkan metode mengajar
dan buku pelajaran baru. Semua itu akhirnya bergantung pada guru
yang diberi kewajiban untuk menerapkannya. Fasilitas fisik yang
serba lengkap, alat dan perlengkapan yang paling modern, dana yang
mencukupi sudah tentu memudahkan pekerjaan. Tetapi, pada kata
akhir mutu pendidikan bergantung pada mutu personil pengajar- the
man behind the gun. Tak diragukan, guru yang baik dapat
memperpanjang beberapa kali kemungkinan berhasilnya pendidikan
yang paling baik. Sebaliknya guru yang buruk bisa
membahayakannya secara tak dapat diperbaiki. Jadi, inovasi yang
diperlukan untuk pembaruan pendidikan harus pula meliputi program
persiapan bakal guru dan program penataran bagi mereka yang telah
bekerja.
Selain dalam cakupan lokal dan nasional, tantangan pendidikan pun
timbul seiring dengan adanya era globalisasi. Menghadapi era globalisasi,
diperlukan suatu visi yang dapat diwujudkan dengan misi-misi yang kuat.
Menurut Tilaar (1997:12) Minimal ada enam komponen yang akan menentukan
perubahan, yaitu: (1) adanya visi yang jelas, (2) misi berupa rumusan langkah-
langkah kunci untuk mulai melakukan inisiatif, mengevaluasi dan mempertajam
bentuk kegiatan untuk mencapai tujuan yang ditetapkan dalam visi, (3)
rancangan kerja, (4) sumber daya, (5) keterampilan profesional, dan (6) motivasi
dan Insentif
Tantangan terbesar bagi penyelenggaraan pendidikan dalam cakupan
global ini adalah mendiptakn sumber-sumber saya manusia yang berkualitas
yaitu dengan peningkatan kemampuan intelektual termasuk penguasaan,
penerapan, dan pengembangan ilmu pengetahuan serta teknologi agar
penguasaan tersebut dapat meningkatkan kualitas hidup tentunya. Manusia
Indonesia yang berkualitas dituntut memiliki daya saing yang tinggi di tengah-
tengah kehidupan globalisasi inu. Penguasaan intelektual menjadi dasar utama
dan tentunya harus seimbang dengan peningkatan kemampuan etis dan moral
serta agama sebagai sumber nilai-nilai etika dan moral.
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi telah membawa
perubahan di hampir seluruh aspek kehidupan manusia dimana hampir semua
permasalahan dapat dipecahkan dengan upaya penguasaan dan peningkatan ilmu
pengetahuan dan teknologi. Selain manfaat bagi kehidupan manusia di satu sisi
perubahan tersebut juga telah membawa manusia ke dalam era persaingan global
yang semakin ketat. Agar mampu berperan dalam persaingan global, maka
sebagai bangsa kita perlu terus mengembangkan dan meningkatkan kualitas
sumber daya manusianya. Oleh karena itu, peningkatan kualitas sumber daya
manusia merupakan kenyataan yang harus dilakukan secara terencana, terarah,
intensif, efektif dan efisien dalam proses pembangunan, kalau tidak ingin bangsa
ini kalah bersaing dalam menjalani era globalisasi tersebut.
Dalam pengembangan kualitas sumber daya manusia, pendidikan
memegang peran yang sangat penting dalam proses peningkatannya. Sadar akan
pentingnya proses peningkatan kualitas sumber daya manusia, sebaiknya
pemerintah bersama masyarakatnya bersama-sama berupaya mewujudkan
amanat tersebut melalui berbagai usaha pembangunan pendidikan yang lebih
berkualitas antara lain melalui pengembangan dan perbaikan kurikulum dan
sistem evaluasi, perbaikan sarana pendidikan, pengembangan dan pengadaan
materi ajar, serta pelatihan bagi guru dan tenaga kependidikan lainnya.
1.2 Organisasi Penyelenggaraan Sistem Pendidikan Nasional
1. Perencanaan
2. Pengorganisasian
4. Pengawasan
Pengawasan (controlling) merupakan fungsi manajemen yang tidak
kalah pentingnya dalam suatu organisasi. Semua fungsi terdahulu, tidak
akan efektif tanpa disertai fungsi pengawasan. Pengawasan merupakan
suatu kegiatan yang berusaha untuk mengendalikan agar pelaksanaan
dapat berjalan sesuai dengan rencana dan memastikan apakah tujuan
organisasi tercapai. Apabila terjadi penyimpangan di mana letak
penyimpangan itu dan bagaimana pula tindakan yang diperlukan untuk
mengatasinya. Selanjutnya dikemukakan pula oleh T. Hani Handoko
bahwa proses pengawasan memiliki lima tahapan, yaitu:
Suatu tujuan pendidikan tidak akan terwujud jika tidak adanya suatu
manajemen pendidikan yang diselenggarakan dengan efektif dan efesien.
Adapun yang menjadi tujuan dari manajemen pendidikan antara lain
adalah :
a. Produktivitas
Adalah perbandingan terbaik antara hasil yang diperoleh (output)
dengan jumlah sumber yang dipergunakan (input). Produktivitas
dapat dinyatakan secara kuantitas maupun kualitas. Kuantitas
output berupa jumlah tamatan dan kuantitas input berupa jumlah
tenaga kerja dan sumber daya selebihnya (uang, peralatan,
perlengkapan, bahan, dsb). Produktivitas dalam ukuran kualitas
tidak dapat diukur dengan uang, produktivitas ini digambarkan
dari ketetapan menggunakan metode atau cara kerja dan cara
serta alat yang tersedia sehingga volume dan beban kerja dapat
diselesaikan sesuai dengan waktu yang tersedia dan mendapat
respons positif dan bahkan pujian dari orang lain atas hasil
kerjanya. Kajian terhadap produktifitas secara lebih komprehensif
adalah keluaran yang banyak dan bermutu dari tiap-tiap fungsi
atau peranan penyelenggaraan pendidikan.
b. Kualitas
Kualitas menunjukkan kepada suatu ukuran penilaian atau
penghargaan yang diberikan atau dikenakan kepada barang
(products) dan jasa (service) tertentu berdasarkan pertimbangan
objektif atas bobot dan/atau kinerjanya (Preffer end Coote, 1991).
Jasa/pelayanan atau produk tersebut harus menyamai atau
melebihi kebutuhan atau harapan pelanggannya. Dengan
demikian mutu adalah jasa/produk yang menyamai bahkan
melebihi harapan pelanggan sehingga pelanggan mendaat
kepuasan.
c. Efektivitas
Efektivitas adalah ukuran keberhasilan tujuan organisasi.
Efektivitas institusi pendidikan terdiri dari dimensi manajemen
dan kepemimpinan sekolah, guru, tenaga kependidikan, dan
personil lainnya, siswa, kurikulum, sarana prasarana,
pengelolaan kelas, hubungan sekolah dan masyarakat,
pengelolaan bidang khusus lainnya hasil nyatanya merujuk
kepada hasil yang diharapkan bahkan menunjukkan
kedekatan/kemiripan antara hasil nyata dengan yang diharapkan.
d. Efesiensi
Efesiensi berkaitan dengan cara yaitu membuat sesuatu dengan
betul (doing things right) sementara egektivitas adalah
menyangkut tujuan (doing the right things) atau efektivitas adalah
perbandingan antara rencana dengan tujuan yang dicapai,
efesiensi lebih ditekankan pada perbandingan input/sumber daya
dengan output. Suatu kegiatan dikatakan efesien bila tujuan dapat
dicapai secara optimal dengan penggunaan atau pemakaian
sumber daya yang minimal. Efesiensi pendidikan adalah
bagaimana tujuan pendidkan itu dicapai dengan emiliki tingkat
efesiensi wakt, biaya, tenaga dan sarana.
Sumber referensi :