Disusun dalam rangka memenuhi tugas mata kuliah Manajemen Berbasis Sekolah
JUDUL
Disusun oleh
Kelompok 4 :
1. M. Zaenurrozikin (202101030069)
2. Habib Tufiqurohman (202101030066)
3. Tri Bintang Wijaya Kusama (202101030065)
4. Vikri Natasya Ayu Kusuma (202101030067)
5. Devita Fitriani (202101030068)
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
BAB II PEMBAHASAN
A. Kesimpulan
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan merupakan suatu hal yang sangat penting bagi
kemajuan suatu bangsa. Pendidikan pada umumnya berarti suatu proses
kehidupan untuk hidup dalam pengembangan diri setiap orang, sehingga
sangat penting untuk menjadi orang yang terdidik serta dapat berguna bagi
keberlangsungan kehidupan suatu negara (Alpian & Anggraeni, 2019).
Pendidikan juga sangat penting untuk memnbentuk kualitas sumber daya
manusia yang baik. Hal tersebut juga di dukung oleh Undang-Undang No.
20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional bahwa tujuan dari
pendidikan adalah untuk mengembangkan kemampuan dan membentuk
watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka
mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi
peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada
Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif,
mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung
jawab.
Untuk mencipatakan kualitas peserta didik yang baik, dimulai pula
melalui proses manajemen pendidikan yang baik di suatu sekolah. Dalam
ungkapan yang diutarakan oleh Griffin dalam Batlajery, dalam proses
manajemen pendidikan, sekira nya meliputi proses perencanaan yang baik,
proses pelaksanaan yang sesuai dengan perencanaan yang sudah
ditentukan, adanya proses pengorganisasian, serta pengawasan dan
evaluasi yang dilakukan (Batlajery, 2016). Fungsi manajemen tersebut
sangat penting untuk diperhatikan sebagai upaya dalam menciptakan
proses pendidikan yang optimal sebagai upaya untuk meningkatkan mutu
pendidikan serta mutu lulusan yang baik serta berkualitas (Siswanto,
2015).
Manajemen pendidikan pada prinsipnya memiliki arti yaitu suatu
bentuk penerapan manajemen atau administrasi pada mengelola, mengatur
dan mengalokasikan sumber daya yang ada dalam dunia pendidikan
khususnya dalam institusi atau lembaga pendidikan di berbagai jenjang
(Bahri, 2022) Sekolah berbasis asrama merupakan salah satu solusi dalam
upaya meningkatkan mutu sekolah serta meningkatkan kualitas lulusan
yang baik.
Sekolah berbasis asrama diharapkan mampu membina peserta
didik untuk membangun karakter mereka serta kemampuan soft skill serta
hard skill mereka dan juga membangun jiwa kedisiplinan mereka
(Hanafiah, dkk :2019). Dalam penelitian yang dilakukan oleh Mustain
(2019) mengungkapkan bahwa sekolah berbasis asrama betujuan untuk
mengembangkan berbagai aspek yang ada pada diri peserta didik guna
dapat bermanfaat bagi masyarakat luas (Mustain, 2020). Penelitian lain
yang dilakukan oleh Herlina (2016) diungkapkan bahwa sekolah asrama
memiliki peran penting dalam menanggulangi kenakalan remaja
diakibatkan sistem manajemen pendidikan asrama yang diterapkan secara
intensif membangun berbagai karakter serta keterampilan dan kemampuan
belajar sehingga akan membangun semangat berprestasi yang ada di dalam
diri peserta didik (Herlina, 2016).
Dalam proses sekolah berbasis asrama, perlu di iringi dengan
proses manajemen pendidikan di dalam nya, dimana manajemen ini
memiliki urgensi sebagai proses kolaborasi untuk mencapai misi atau
tujuan yang telah ditetapkan bersama serta mumdahkan kegiatan
peneglolaan pendidikan dengan mudah (Farikhah & Wahyudhiana, 2018)
Kebaruan dari penelitian ini adalah penelitian ini akan membahas
mengenai proses manajemen pendidikan berbasis asrama pada sekolah
menengah kejuruan dimana sekolah kejuruan ini memiliki basis atau
keterampilan yang diajarkan adalah seni musik klasik.
Pada penelitian-penelitian yang dilakukan sebelumnya oleh peneliti
terdahulu, berdasarkan kajian literatur yang dilakukan oleh peneliti,
penelitian yang membahas mengenai manajemen pendidikan asrama di
sekolah menengah kejuruan terutama sekolah kejuruan dengan basis
keterampilan seni musik masih sangat sedikit dilakukan.
Tetapi beberapa penelitian terdahulu mengungkapkan bahwa
manajemen pendidikan asrama memiliki posisi yang sangat penting.
Seperti yang dikatakan oleh (Perawironegoro, 2019) dalam penelitian nya
bahwa manajemen pendidikan asrama sangat penting agar lembaga
sekolah baik yang berbasis keagamaan maupun umum untuk dapat
memaksimalkan proses implementasi fungsi-fungsi manajemen
pendidikan agar dapat menjadikan lembaga sekolah tersebut menciptakan
sumber daya manusia atau peserta didik yang memiliki keunggulan.
Sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh (Rohaenah, dkk: 2020)
bahwa manajemen pendidikan berbasis asrama sangat penting untuk
dilaksanakan sebagai upaya untuk menciptakan tujuan pendidikan yang
unggul serta dapat memaksimalkan potensi sekolah yang baik dari sisi
manajemenisasi pendidikan di asrama.1
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana Pengertian Asrama Sekolah (Boarding School)?
2. Bagaimana Perkembangan Asrama dalam Sejarah Pendidikan?
3. Bagaimana Hakikat dan Fungsi Kehidupan Asrama Sekolah?
4. Bagaimana Tujuan Penyelenggaraan Asrama Sekolah?
5. Bagaimana Pengelolaan dan Penyelenggaraan Asrama Sekolah?
6. Bagaimana Organisasi Pengurusan Asrama?
7. Bagaimana Aspek Pembiayaan Asrama Sekolah?
8. Bagaimana Aspek Tata Tertib Asrama?
9. Bagaimana Pengalaman Belajar Yang Perlu Dikembangkan di Asrama
C. Tujuan
1
Muhammad Farhan Ramadhan, Masduki Ahmad, Manajemen Pendidikan Asrama di Sekolah
Menengah Kejuruan Musik, Jurnal Ilmu Pendidikan Vol 4 No 1 Tahun 2022 p-ISSN 2656-8063 e-
ISSN 2656-8071, (Universitas Negeri Jakarta: 2022) hal.845
1. Untuk mengetahui Pengertian Asrama Sekolah (Boarding School)
2. Untuk mengetahui Perkembangan Asrama dalam Sejarah Pendidikan
3. Untuk mengetahui Hakikat dan Fungsi Kehidupan Asrama Sekolah
4. Untuk mengetahui Tujuan Penyelenggaraan Asrama Sekolah
5. Untuk mengetahui Pengelolaan dan Penyelenggaraan Asrama Sekolah
6. Untuk mengetahui Organisasi Pengurusan Asrama
7. Untuk mengetahui Aspek Pembiayaan Asrama Sekolah
8. Untuk mengetahui Aspek Tata Tertib Asrama
9. Untuk mengetahui Pengalaman Belajar Yang Perlu Dikembangkan di
Asrama
BAB II
PEMBAHASAN
2
Wildan Zulkarnain. 2018. Manajemen Layanan Khusus. Penerbit : PT Bumi Aksara. Hal 132-133
asrama bagi para pelajarnya. 2. Pada zaman pendidikan India Purba,
pendidikan agama dinomorsatukan. Yang menyelenggarakan pendidikan ialah
kasta Brahmana. Murid-murid berdiam serumah dengan gurunya. Guru dan
istrinya dianggap sebagai orang tuanya sendiri. Sistem ini disebut sistem guru
kulo atau pendidikan asrama. Sistem guru kulo ini, sekarang banyak juga
dikuti. Ini disebabkan karena pengaruh Rabindranath Tagore, seorang tokoh
pendidikan dan ahli filsafat di India yang terkenal 1861- 1941. Menurut
Tagore, pendidikan yang sejati adalah pendidikan asrama. Ia menekankan
pada penanaman perasaan keagamaan pada umumnya. Oleh karena itu mereka
berdiam bersama dalam suatu asrama. Di dalam asrama ini ada hubungan
yang erat antara guru dan murid, karena mereka bediam bersama, berusaha
bersama, sebagai anak-anak dan orang tua dalam suatu keluarga. 3. Dalam
perkembangan “Indonesische Nederlandse School” yang kemudian berganti
nama menjadi “Institut Nasional Syafe’i di Kayutanam, Moh. Syafe’i juga
membangun asrama yag cukup besar untk menampung 300 murid, ruang
makan, dapur, restoran , lanpangan tenis, taman bacaan, tempat bersenam dan
lain-lain. Bagaimana Moh. Syafe’i memperoleh biaya untuk membiayai semua
usaha itu?. Semboyan yang digunakan Moh. Syafe’i adalah carilah dan
usahalah sendiri, 109 misalnya dengan mengadakan sandiwara, mengadakan
pertandingan sepak bola, dan mengadakan bazaar. 4. Ki Hajar Dewantaro
dengan sistem amongnya dalam pelaksanaan Perguruan Kebangsaan Taman
Siswa, menganjurkan supaya segala sesuatu harus didasarkan kekuatan
sendiri. Itulah sistem hidup atas kakinya. Berkenaan dengan sistem among,
maka diadakan pondok asrama. Wujudnya sebuah gedung, untuk beguru, dan
bertempat tinggal guru dan siswa. Pondok mengingatkan pada pendidikan
agama Islam, dan perkataan asrama kepada pendidikan agama Hindu. Kedua
perkataan ini dipergunakan bersama-sama untuk menjelaskan bahwa
pendidikan yang didasarkan atas suatu agama tertentu, sebagaimana
dikehendaki juga oleh R. Tagore. 5. Di pondok asrama, guru dan siswa
berdiam bersama sebagai suatu keluarga besar sesuai dengan sifat perguruan
bangsa Indonesia pada jaman dulu, di mana guru dan murid selalu berdekatan,
bersama-sama mengatur rumah, memelihara kebun, memajukan hidup
keluarga,. Yang ditampung dalam pondok asrama adalah murid-murid yang
rumahnya jauh dari tempat sekolah atau yang memang membutuhkannya.
Pertemuan guru, murid dan orang tua diadakan pada waktu tertentu dengan
bermacam-macam pertunjukan dan ceramah. Sesuai dengan keadaan dalam
keluarga, maka murid ikut mengatur sekolah, menjaga kebersihan pondok
asrama dan halamannya, merawat yang sakit, mengatur perpustakaan, dan
sebagainya. 110 6. Pondok Modern Gontor Ponorogo diselenggarakan dengan
menggunakan cara-cara mendidik dan belajar menurut sistem modern. Semua
pelajar berdiam di asrama gedung sekolah yang dilengkapi dengan aula besar
dengan kepentingan pertemuan para pelajarsantri. Prinsip “self government”
juga diterapkan di sini, di mana para pelajar mengorganisir sendiri
perkumpulan yang terdiri dari bagian-bagian seperti: olah raga, kesenian,
kesehatan, keagamaan, kepramukaan, pelajaran, penerangan, dan sebagainya.
7. Dari uraian di atas, maka perkembangan asrama tidak bisa terlepas dari
penyelenggaraan pendidikan itu sendiri. Murid- murid ditampung di asrama,
dididik dalam suasana kekeluargaan, yang berguna sekali bagi hidup mereka
selanjutnya di dalam masyarakat kemudian hari.3
3
Atkinson, M. (et.al). The Educators Encyclopedia; Prentice Hall, Inc. Englewowod Cliffs, New
York. Hal 127
proses pembentukan nilai. Ddengan kata lain, hidup di asrama pada
hakekatnya adalah pembentukan nilai-nilai hidup, yakni:
a) Nilai keagamaan
b) Nilai kebenaran
c) Niali kebersamaan (sosial)
d) Nilai keindahan
e) Nilai ekonomis dan sebagainya.
Tugasnya:
4
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan RI. 1979. Administrasi dan Metodologi Pengajaran
(jilid 2). Proyek BPGT. Bandung. Hal 101
a) mengawasi dan menjaga ketertiban pada waktu belajar, karena
pada waktu belajar penghuni tidak boleh berkeliaran;
b) mengawasi dan menjaga ketenangan pada waktu belajar. Setiap
orang tidak boleh gaduh atau membuat kegaduhan dengan bunyi-
bunyi apapun;
c) mengawasi dan menjaga agar jalannya waktu belajar tetap
merupakan situasi yang benar-benar menjamin hasl belajar yang
optimal;
d) membantu apabila ada kesulitan belajar.
Adanya pengawas tidur, apabila kamar tidur terpisah dari kamar- kamar
yang lain. Sering terjadi kamar tidur juga sebagai kamar pakaian,
sehingga pengawasnya cukup salah satu saja. Akan tetapi apabila ruang-
ruang tidur itu terdiri dari beberapa bilik, maka pengawaspun
dibutuhkan sebanyak bilik-bilik itu, sehingga setiap bilik ada seorang
pengawas.
Tugasnya:
Hfhj
3. Pengawas di ruang makan
5. Pengawas kesehatan
5
Hack, W. G. et.al. 1965. Educational Administration; Selected Readings, Boston: Allyn and Bacon.
Inc. hal 76
c. Beban biaya ditanggung kedua belah pihak yakni pemerintah dan
penghuni asrama.6
H. Aspek Tata Tertib Asrama
Di dalam pengelolaan asrama perlu adanya tata tertib. Tata tertib ini
bersifat umum yang meliputi kewajiban dan larangan bagi seluruh penghuni
asrama. Secara terperinci tata tertib asrama dapat diuraikan sebagai berikut:
a. Kewajiban penghuni asrama.
1) mematuhi semua peraturan yang ada;
2) menjalankan semua kegiatan yang tercantum dalam jadwal secara
tertib;
3) melaksanakan kegiatan sesuai jadwal atau waktu yang telah
ditentukan;
4) patuh dan tunduk kepada semua pengawas;
5) menjaga kebersihan di semua tempat;
6) ikut aktif menjaga ketenangan dan ketenteraman;
7) menjaga nama baik lembaga baik di dalam maupun di luar asrama;
8) bertanggungjawab atas keutuhan, kebersihan dan ketertiban alat-alat
yang dipergunakan serta mengembalikan kembali alat-alat tersebut ke
tempatnya semula setelah dipergunakan;
9) berpakaian rapi dan sopan.
b. Larangan penghuni asrama.
1) berbuat sekehendaknya dimanapun berada;
2) meninggalkan asrama tanpa melapor pengawas atau petugas
keamanan;
3) absen dalam kegiatan-kegiatan asrama tanpa ijin;
4) membuat gaduh atau mengganggu ketenangan saat kegiatan sedang
berjalan;
5) menerima tamu di luar jam berkunjun.
6
Kusmintardjo. 1993. Pengelolaan Layanan Khusus di Sekolah.(Jilid 2). Malang: OPF IKIP
Malang.hal 45
Selain tata tertib di atas, bisa juga ditambah tata tertib khusus yang
disesuaikan dengan situasi dan kondisi asrama. Tata tertib khusus ini
antara satu asrama dengan asrama lainya bisa berbeda. Hal ini juga
bergantung pada pengelola atau pengurus dalam asrama yang
bersangkutan. Juga hendaknya tata tertib yang ada telah diketahui dan
disetujui oleh seluruh penghuni dalam asrama sehingga dalam
pelaksanaannya tidak terjadi keberatan dan dengan kesadaran hati
peraturan itu dapat ditaati. Apabila dari tata tertib tersebut ada yang
dilanggar maka tentu saja harus ada sanksi mendidik yang diberikan.
7
Sutisna, O. 1983. Administrasi Pendidikan: Dasar Teoritis untuk Praktik Profesional. Bandung :
Penerbit Angkasa. Hal 56
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pengertian asrama suatu tempat peserta didik bertempat tinggal dalam
jangka waktu yang relative tetap, bersama dengan guru sebagai pengasuhnya
yang memberikan bantuan kepada peserta didik tersebut dalam proses
pengembangan pribadi disini disesuaikan dengan bidang atau profesi yang
sedang ditempuh disekolah yang bersangkutan.
Penghuni asrama adalah individu-individu peserta didik yang berasal
dari latar belakang yang berbeda-beda, baik dari segi pendidikan orang tua,
status sosial-ekonomi, dan adat istiadat.
a. Pengelolaan dan Penyelenggaraan Asrama Sekolah
1) Aspek pengelolaan asrma sekolah
2) Aspek sarana fisik (hard-ware)
3) Aspek pembiayaan asrama sekolah
4) Aspek tata tertib asrama
B. Saran
SLEBEW
DAFTAR PUSTAKA