Anda di halaman 1dari 30

MAKALAH

MANAJEMEN ASRAMA SEKOLAH

Disusun dalam rangka memenuhi tugas mata kuliah Manajemen Berbasis Sekolah

Dosen Pengampu Bapak Totok Sudarmanto, S.Kom, M.Pd.

JUDUL

Disusun oleh

Kelompok 4 :

1. M. Zaenurrozikin (202101030069)
2. Habib Tufiqurohman (202101030066)
3. Tri Bintang Wijaya Kusama (202101030065)
4. Vikri Natasya Ayu Kusuma (202101030067)
5. Devita Fitriani (202101030068)

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

PRODI MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM

UNIVERSITAS KH. ACHMAD SIDDIQ JEMBER


2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT. Yang telah memberi kami


kesehatan, sehinggak kami bisa menyelesaikan makalah ini yang berjudul
“Manajemen Asrama Sekolah” dengan tepat waktu.

Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi


tugas Bapak Totok Sudarmanto, S.Kom, M.Pd. pada mata kuliah
Manajemen Layanan Khusus. Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk
menambah wawasan mengenai Manajemen Asrama Sekolah bagi para
pembaca dan juga bagi penulis.

Kami mengucapkan terima kasih kepada Bapak Totok Sudarmanto,


S.Kom, M.Pd. selaku dosen pengampu mata kuliah Manajemen Konflik
yang telah membimbing kami dan kepada orang tua yang telah
mendoakan, juga kepada teman-teman seperjuangan.

Makalah ini tidak terlepas dari tugas kuliah yang kami


tempuh terutama untuk Mata kuliah Manajemen Asrama Sekolah. Kami
sadar bahwasannya makalah yang ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh
karena itu, kami butuk kritik dan saran dari para pembaca agar ketika kami
membuat makalah kembali bisa menjadi lebih baik.

Jember, 29 September 2022

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan

BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian Asrama Sekolah (Boarding School)


B. Perkembangan Asrama dalam Sejarah Pendidikan
C. Hakikat dan Fungsi Kehidupan Asrama Sekolah
D. Tujuan Penyelenggaraan Asrama Sekolah
E. Pengelolaan dan Penyelenggaraan Asrama Sekolah
F. Organisasi Pengurusan Asrama
G. Aspek Pembiayaan Asrama Sekolah
H. Aspek Tata Tertib Asrama
I. Pengalaman Belajar Yang Perlu Dikembangkan di Asrama

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan
B. Saran

DAFTAR PUSTAKA
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pendidikan merupakan suatu hal yang sangat penting bagi
kemajuan suatu bangsa. Pendidikan pada umumnya berarti suatu proses
kehidupan untuk hidup dalam pengembangan diri setiap orang, sehingga
sangat penting untuk menjadi orang yang terdidik serta dapat berguna bagi
keberlangsungan kehidupan suatu negara (Alpian & Anggraeni, 2019).
Pendidikan juga sangat penting untuk memnbentuk kualitas sumber daya
manusia yang baik. Hal tersebut juga di dukung oleh Undang-Undang No.
20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional bahwa tujuan dari
pendidikan adalah untuk mengembangkan kemampuan dan membentuk
watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka
mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi
peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada
Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif,
mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung
jawab.
Untuk mencipatakan kualitas peserta didik yang baik, dimulai pula
melalui proses manajemen pendidikan yang baik di suatu sekolah. Dalam
ungkapan yang diutarakan oleh Griffin dalam Batlajery, dalam proses
manajemen pendidikan, sekira nya meliputi proses perencanaan yang baik,
proses pelaksanaan yang sesuai dengan perencanaan yang sudah
ditentukan, adanya proses pengorganisasian, serta pengawasan dan
evaluasi yang dilakukan (Batlajery, 2016). Fungsi manajemen tersebut
sangat penting untuk diperhatikan sebagai upaya dalam menciptakan
proses pendidikan yang optimal sebagai upaya untuk meningkatkan mutu
pendidikan serta mutu lulusan yang baik serta berkualitas (Siswanto,
2015).
Manajemen pendidikan pada prinsipnya memiliki arti yaitu suatu
bentuk penerapan manajemen atau administrasi pada mengelola, mengatur
dan mengalokasikan sumber daya yang ada dalam dunia pendidikan
khususnya dalam institusi atau lembaga pendidikan di berbagai jenjang
(Bahri, 2022) Sekolah berbasis asrama merupakan salah satu solusi dalam
upaya meningkatkan mutu sekolah serta meningkatkan kualitas lulusan
yang baik.
Sekolah berbasis asrama diharapkan mampu membina peserta
didik untuk membangun karakter mereka serta kemampuan soft skill serta
hard skill mereka dan juga membangun jiwa kedisiplinan mereka
(Hanafiah, dkk :2019). Dalam penelitian yang dilakukan oleh Mustain
(2019) mengungkapkan bahwa sekolah berbasis asrama betujuan untuk
mengembangkan berbagai aspek yang ada pada diri peserta didik guna
dapat bermanfaat bagi masyarakat luas (Mustain, 2020). Penelitian lain
yang dilakukan oleh Herlina (2016) diungkapkan bahwa sekolah asrama
memiliki peran penting dalam menanggulangi kenakalan remaja
diakibatkan sistem manajemen pendidikan asrama yang diterapkan secara
intensif membangun berbagai karakter serta keterampilan dan kemampuan
belajar sehingga akan membangun semangat berprestasi yang ada di dalam
diri peserta didik (Herlina, 2016).
Dalam proses sekolah berbasis asrama, perlu di iringi dengan
proses manajemen pendidikan di dalam nya, dimana manajemen ini
memiliki urgensi sebagai proses kolaborasi untuk mencapai misi atau
tujuan yang telah ditetapkan bersama serta mumdahkan kegiatan
peneglolaan pendidikan dengan mudah (Farikhah & Wahyudhiana, 2018)
Kebaruan dari penelitian ini adalah penelitian ini akan membahas
mengenai proses manajemen pendidikan berbasis asrama pada sekolah
menengah kejuruan dimana sekolah kejuruan ini memiliki basis atau
keterampilan yang diajarkan adalah seni musik klasik.
Pada penelitian-penelitian yang dilakukan sebelumnya oleh peneliti
terdahulu, berdasarkan kajian literatur yang dilakukan oleh peneliti,
penelitian yang membahas mengenai manajemen pendidikan asrama di
sekolah menengah kejuruan terutama sekolah kejuruan dengan basis
keterampilan seni musik masih sangat sedikit dilakukan.
Tetapi beberapa penelitian terdahulu mengungkapkan bahwa
manajemen pendidikan asrama memiliki posisi yang sangat penting.
Seperti yang dikatakan oleh (Perawironegoro, 2019) dalam penelitian nya
bahwa manajemen pendidikan asrama sangat penting agar lembaga
sekolah baik yang berbasis keagamaan maupun umum untuk dapat
memaksimalkan proses implementasi fungsi-fungsi manajemen
pendidikan agar dapat menjadikan lembaga sekolah tersebut menciptakan
sumber daya manusia atau peserta didik yang memiliki keunggulan.
Sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh (Rohaenah, dkk: 2020)
bahwa manajemen pendidikan berbasis asrama sangat penting untuk
dilaksanakan sebagai upaya untuk menciptakan tujuan pendidikan yang
unggul serta dapat memaksimalkan potensi sekolah yang baik dari sisi
manajemenisasi pendidikan di asrama.1

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana Pengertian Asrama Sekolah (Boarding School)?
2. Bagaimana Perkembangan Asrama dalam Sejarah Pendidikan?
3. Bagaimana Hakikat dan Fungsi Kehidupan Asrama Sekolah?
4. Bagaimana Tujuan Penyelenggaraan Asrama Sekolah?
5. Bagaimana Pengelolaan dan Penyelenggaraan Asrama Sekolah?
6. Bagaimana Organisasi Pengurusan Asrama?
7. Bagaimana Aspek Pembiayaan Asrama Sekolah?
8. Bagaimana Aspek Tata Tertib Asrama?
9. Bagaimana Pengalaman Belajar Yang Perlu Dikembangkan di Asrama
C. Tujuan

1
Muhammad Farhan Ramadhan, Masduki Ahmad, Manajemen Pendidikan Asrama di Sekolah
Menengah Kejuruan Musik, Jurnal Ilmu Pendidikan Vol 4 No 1 Tahun 2022 p-ISSN 2656-8063 e-
ISSN 2656-8071, (Universitas Negeri Jakarta: 2022) hal.845
1. Untuk mengetahui Pengertian Asrama Sekolah (Boarding School)
2. Untuk mengetahui Perkembangan Asrama dalam Sejarah Pendidikan
3. Untuk mengetahui Hakikat dan Fungsi Kehidupan Asrama Sekolah
4. Untuk mengetahui Tujuan Penyelenggaraan Asrama Sekolah
5. Untuk mengetahui Pengelolaan dan Penyelenggaraan Asrama Sekolah
6. Untuk mengetahui Organisasi Pengurusan Asrama
7. Untuk mengetahui Aspek Pembiayaan Asrama Sekolah
8. Untuk mengetahui Aspek Tata Tertib Asrama
9. Untuk mengetahui Pengalaman Belajar Yang Perlu Dikembangkan di
Asrama
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Asrama Sekolah (Boarding School)


Asrama biasanya berupa bangunan dengan kamar-kamar yang dapat
ditempati oleh beberapa penghuni di setiap kamarnya. Asrama sekolah
merupakan perkembangan dari ma’had atau pondok. Sebelum sekolah gencar
membangun asrama untuk peserta didiknya, sejak dahulu sudah dikenal
pondok pesantren yang juga diperuntukkan untuk para santri yang belajar ilmu
agama di pondok tersebut. Hal inilah yang membedakan asrama sekolah
dengan pondok. Asrama sekolah baru dikenal di kehidupan masyarakat
modern dan umumnya istilah asrama sekolah ini diperuntukkan untuk
sekolah-sekolah umum yang tidak terlalu bernapaskan islam. Sementara itu,
pondok sudah dikenal sejak zaman dahulu dan umumnya istilah pondok ini
diperuntukkan untuk para santri yang sedang menempuh pendidikan atau
belajar ilmu agama islam.
KI Hajar Dewantoro dengan system amongnya juga membuat pondok
asrama dalam perguruan kebangasaan taman siswa. Wujudnya sebuah gedung,
untuk berguru, dan bertempat tinggal bersama guru dan peserta didik sebagai
suatu keluarga besar. Hal ini sesuai dengan sifat perguruan zaman dahulu,
yaitu guru dan peserta didik selalu berdekatan, bersama-sama mengatur rumah
dan memajukan hidup keluarga. Peserta didik yang rumahnya jauh dari
sekolah atau yang memang membutuhkannya, ditampung dalam pondok
asrama. Pertemuan guru, peserta didik, dan orang tua diadakan diwaktu
tertentu dengan bermacam-macam pertunjukan dan ceramah. Sesuai dengan
keadaan dalam keluarga, maka peserta didik ikut mengatur sekolah, menjaga
kebersihan pondok asrama dan halamannya, merawat yang sakit, dan
sebagainya. Jadi, perkembangan asrama tidak terlepas dari penyelenggaraan
pendidikan itu sendiri.
Asrama juga merupakan suatu tempat penginapan untuk anggota
kelompok tertentu, umumnya peserta didik di sekolah. Para penghuni
menginap di asrama untuk jangka waktu yang lebih lama daripada di hotel
atau losmen. Alasan untuk memilih menghuni sebuah asrama dapat berupa
tempat tinggal asal sang penghuni yang terlalu jauh, maupun untuk biayanya
yang terbilang lebih murah disbanding bentuk penginapan lain misalnya
apartemen. Selain factor tersebut, biasanya sekolah membuat asrama ditujukan
untuk peserta didik yang berprestasi, tetapi tidak mempunyai biaya untuk
melanjutkan sekolahnya. Mereka dibina di asrama agar dapat hidup mandiri
dan dapat menghasilkan uang sendiri dengan berwirausaha.
Asrama sekolah dalam bahasa inggris boarding school terdiri atas dua
kata, yaitu boarding berarti asrama dan school berarti sekolah. Jadi, boarding
school adalah system sekolah berasrama dengan peserta didik, para guru, dan
pengelola sekolah tinggal di asrama yang berada dalam lingkungan sekolah
dalam kurun waktu tertentu. dengan demikian, asrama sekolah dapat diartikan
sebagai suatu tempat peserta didik bertempat tinggal dalam jangka waktu yang
relative tetap, bersama dengan guru sebagai pengasuhnya yang memberikan
bantuan kepada peserta didik tersebut dalam proses pengembangan pribadi
disini disesuaikan dengan bidang atau profesi yang sedang ditempuh disekolah
yang bersangkutan.2

B. Bagaimana Perkembangan Asrama dalam Sejarah Pendidikan?

JF. Tahalele dalam Kusmintardjo, 1992 menggambarkan


perkembangan asrama dalam sejarah pendidikan sebagai berikut. 1. Dalam
zaman mesin purba, kasta yang sangat berkuasa ialah kasta pendeta. Pusat-
pusat pendidikan calon-calon pendeta 108 disebut sekolah kuil dan merupakan
pusat kuliah yang diatur. Seluruh organisasi kuil disebut kesatuan rumah
sejati. Di samping sekolah kuil ada juga asrama bagi para pengajar, di mana
penghuni asrama sebagian besar terdiri dari pendeta- pendeta. Ada juga

2
Wildan Zulkarnain. 2018. Manajemen Layanan Khusus. Penerbit : PT Bumi Aksara. Hal 132-133
asrama bagi para pelajarnya. 2. Pada zaman pendidikan India Purba,
pendidikan agama dinomorsatukan. Yang menyelenggarakan pendidikan ialah
kasta Brahmana. Murid-murid berdiam serumah dengan gurunya. Guru dan
istrinya dianggap sebagai orang tuanya sendiri. Sistem ini disebut sistem guru
kulo atau pendidikan asrama. Sistem guru kulo ini, sekarang banyak juga
dikuti. Ini disebabkan karena pengaruh Rabindranath Tagore, seorang tokoh
pendidikan dan ahli filsafat di India yang terkenal 1861- 1941. Menurut
Tagore, pendidikan yang sejati adalah pendidikan asrama. Ia menekankan
pada penanaman perasaan keagamaan pada umumnya. Oleh karena itu mereka
berdiam bersama dalam suatu asrama. Di dalam asrama ini ada hubungan
yang erat antara guru dan murid, karena mereka bediam bersama, berusaha
bersama, sebagai anak-anak dan orang tua dalam suatu keluarga. 3. Dalam
perkembangan “Indonesische Nederlandse School” yang kemudian berganti
nama menjadi “Institut Nasional Syafe’i di Kayutanam, Moh. Syafe’i juga
membangun asrama yag cukup besar untk menampung 300 murid, ruang
makan, dapur, restoran , lanpangan tenis, taman bacaan, tempat bersenam dan
lain-lain. Bagaimana Moh. Syafe’i memperoleh biaya untuk membiayai semua
usaha itu?. Semboyan yang digunakan Moh. Syafe’i adalah carilah dan
usahalah sendiri, 109 misalnya dengan mengadakan sandiwara, mengadakan
pertandingan sepak bola, dan mengadakan bazaar. 4. Ki Hajar Dewantaro
dengan sistem amongnya dalam pelaksanaan Perguruan Kebangsaan Taman
Siswa, menganjurkan supaya segala sesuatu harus didasarkan kekuatan
sendiri. Itulah sistem hidup atas kakinya. Berkenaan dengan sistem among,
maka diadakan pondok asrama. Wujudnya sebuah gedung, untuk beguru, dan
bertempat tinggal guru dan siswa. Pondok mengingatkan pada pendidikan
agama Islam, dan perkataan asrama kepada pendidikan agama Hindu. Kedua
perkataan ini dipergunakan bersama-sama untuk menjelaskan bahwa
pendidikan yang didasarkan atas suatu agama tertentu, sebagaimana
dikehendaki juga oleh R. Tagore. 5. Di pondok asrama, guru dan siswa
berdiam bersama sebagai suatu keluarga besar sesuai dengan sifat perguruan
bangsa Indonesia pada jaman dulu, di mana guru dan murid selalu berdekatan,
bersama-sama mengatur rumah, memelihara kebun, memajukan hidup
keluarga,. Yang ditampung dalam pondok asrama adalah murid-murid yang
rumahnya jauh dari tempat sekolah atau yang memang membutuhkannya.
Pertemuan guru, murid dan orang tua diadakan pada waktu tertentu dengan
bermacam-macam pertunjukan dan ceramah. Sesuai dengan keadaan dalam
keluarga, maka murid ikut mengatur sekolah, menjaga kebersihan pondok
asrama dan halamannya, merawat yang sakit, mengatur perpustakaan, dan
sebagainya. 110 6. Pondok Modern Gontor Ponorogo diselenggarakan dengan
menggunakan cara-cara mendidik dan belajar menurut sistem modern. Semua
pelajar berdiam di asrama gedung sekolah yang dilengkapi dengan aula besar
dengan kepentingan pertemuan para pelajarsantri. Prinsip “self government”
juga diterapkan di sini, di mana para pelajar mengorganisir sendiri
perkumpulan yang terdiri dari bagian-bagian seperti: olah raga, kesenian,
kesehatan, keagamaan, kepramukaan, pelajaran, penerangan, dan sebagainya.
7. Dari uraian di atas, maka perkembangan asrama tidak bisa terlepas dari
penyelenggaraan pendidikan itu sendiri. Murid- murid ditampung di asrama,
dididik dalam suasana kekeluargaan, yang berguna sekali bagi hidup mereka
selanjutnya di dalam masyarakat kemudian hari.3

C. Hakikat dan Fungsi Kehidupan Asrama Sekolah


Penghuni asrama adalah individu-individu peserta didik yang berasal
dari latar belakang yang berbeda-beda, baik dari segi pendidikan orang tua,
status sosial-ekonomi, dan adat istiadat. Oleh karena itu perludisusun etos
kehidupan asrama yang mempertimbangkan faktor-faktor tersebut diatas.
Piet A. Sahertian dalam Kusmintardjo (1992:4), menguraikan tentang
hakekat dan fungsi asrama sekolah sebagai berikut:
1. Hakekat kehidupan asrama sekolah
Hakekat kehidupan asrama bukan sekedar pembentukan
kebiasaan (habit formation) dan kesan-kesan sensoris, namun suatu

3
Atkinson, M. (et.al). The Educators Encyclopedia; Prentice Hall, Inc. Englewowod Cliffs, New
York. Hal 127
proses pembentukan nilai. Ddengan kata lain, hidup di asrama pada
hakekatnya adalah pembentukan nilai-nilai hidup, yakni:
a) Nilai keagamaan
b) Nilai kebenaran
c) Niali kebersamaan (sosial)
d) Nilai keindahan
e) Nilai ekonomis dan sebagainya.

Oleh karena itu, dalam kehidupan di asrama diperlukan adanya


saling menghargai, saling mengakui, saling menerima dan member,
dan saling mengembangkan diri sendiri.

2. Fungsi kehidupan asrama sekolah


Sejalan dengan hakekat kehidupan asrama adalah pembentukan
nilai, maka fungsi kehidupan asrama harus mengandung hal-hal
sebagai berikut:
a) Kehidupan asrama sekolah harusdapat menciptakan suasana
“home”. Maksudnya kultur kehidupan di asrama harus berisi
susasana “home” dalam pengertian sebagai berikut:
 Lingkungan penuh kasih sayang, jauh dari suasana
perselisihan (a world strife shut out, a world of love
shut in).
 Tempat dimana yang kecil merasa dibesarkan dan
yang besar merasa kecil (the place where the small are
great, and the great are small)
 Tempat dimana kita tidak banyak menggerutu dan
diperlakukan dengan sebaik-baiknya (the place where
we grumble most and treated the best).
 Tempat dimana kita makan tiga kali sehari sekenyang-
kenyangnya dan memuaskan diri seribu kali (the place
where stomach gets three square meals a day and our
heart a thousands)
 Pusat pertumbuhan dwi-tunggal antara peri kasih
sayang dan angan-angan pribadi (the center of our
affection round which our heart best wishes twine)
 Satu-satunya tempat di dunia, dimana kesalahan-
kesalahan dan kekurangan/kegagalan kita
sembunyikan oleh cinta dan pengorbanan
 Mahligai kebapakan, dunia keibuan, dan paradise bagi
kehidupan anak-anak.
b) Kehidupan asrama harus dapat menjadi laboratorium
sosiologis, dimana hubungan-hubungan manusia merupakan
kunci utama. Artinya dalam kehidupan asrama di sekolah
harus diusahakan berbagai pengalaman belajar (learning-
activity) sebagai persiapan untuk hidup di masyarakat.

D. Tujuan Penyelenggaraan Asrama Sekolah


Menurut Kusmintardjo (1992:6) selaras dengan hakekat dan fungsi
kehidupan asrama sekolah, maka secara umum tujuan diselenggarakannya
asrama sekolah adalah untuk menunjang keberhasilan pencapaian tujuan
pendidikan di sekolah. Sedangkan secara khusus tujuan penyelenggaraan
asrama adalah sebagai berikut:
a) Memberikan bimbingan kepada peserta didik (penghuni asrama
sekolah) dan menanamkan rasa disiplin pada diri peserta didik;
b) Membiasakan para peserta didik untuk mencintai belajar bersama-
sama dengan teman sebayanya;
c) Membantu peserta didik agar dapat menyesuaikan diri pada kehidupan
sosial dalam lingkungan sebaya;
d) Membantu peserta didik dalam proses pengambangan nilai-nilai
kecerdasan dan ketrampilan;
e) Membantu memberikan tempat penginapan bagi para peserta didik
yang rumahnya jauh dari sekolah.

E. Pengelolaan dan Penyelenggaraan Asrama Sekolah


Menurut Kusmintardjo (1992) ada beberapa aspek yang perlu mendapat
perhatian dalam pengelolaan dan penyelenggaraan asrama sekolah, aspek-
aspek tersebut adalah:
1. Aspek sarana fisik (hard-ware)
Maksud dari sarana fisik di sini adalah fasilitas yang harus ada dalam
asrama sekolah. Fasilitas-fasilitas tersebut perlu untuk dipenuhi agar
pengelolaan dalam asrama sekolah dapat berjalan dengan lancar. Beberapa
fasilitas yang harus ada dalam asrama sekolah adalah sebagai berikut:
a. memiliki kamar tidur yang cukup luas yang dapat menampung
semua penghuni asrama;
b. memiliki kamar pakaian yang dilengkapi dengan lemari pakaian
serta rak sepatu/sandal yang jumlahnya disesuaikan dengan jumlah
penghuni;
apabila kamar tidur dan kamar pakaian tidak memungkinkan untuk
dipisah maka dapat digabung dengan pengaturan yang sesuai
dengan fungsi masing-masing;
c. memiliki ruang makan;
d. memiliki kamar mandi dan WC yang memadai dengan jumlah
penghuni;
e. memiliki ruangan belajar;
f. memiliki tempat mencuci pakaian;
g. memiliki halaman yang dapat digunakan beristirahat atau tempat
rekreasi bagi para penghuninya;
h. memiliki lapangan olahraga;
i. memiliki tempat ibadah;
j. memiliki ruang untuk menerima tamu;
k. memiliki perpustakaan;
l. memiliki ruang pelayanan kesehatan atau ruangan khusus bagi
penghuni yang sedang sakit.

Di samping penyediaan fasilitas yang disebutkan di atas, perlu


juga adanya pengaturan sarana atau fasilitas-fasilitas tersebut. Di
dalam upaya mengatur sarana-sarana yang ada, perlu dipertimbangkan
agar pelaksanaan aktivitas di dalam fasilitas tersebut dapat diatur
dengan baik. Jangan sampai kegiatan yang satu dapat menghalangi
proses kegiatan yang lain. Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam
pengaturan sarana atau fasilitas dalam asrama seklah adalah sebagai
berikut:

a. kamar mandi hendaknya selalu higienis;


b. persediaan air cukup banyak;
c. letak WC terpisah dengan kamar mandi;
d. WC harus terpelihara bersih dan tidak berbau;
e. ruang belajar tidak boleh menjadi satu dengan kamar tidur
f. ruang belajar harus tenang, pencahayaannya baik;
g. letak tempat tidur harus diatur sebaik mungkin agar terlihat rapi
dan mudah dibersihkan;
h. jumlah alat-alat yang sifatnya individual seperti tempat tidur
dan almari hendaknya disesuaikan dengan kebutuhan.
2. Aspek pengelola asrama
Yang dimaksud dengan pengelola asrama adalah pengurus asrama
dan pelaksana asrama. Karena pengurus asrama sekolah merupakan bagian
dari sistem sekolah maka dalam melaksanakan kegiatannya pengurus
asrama bertanggungjawab langsung kepada kepala sekolah. Pengurus
asrama dapat diketuai oleh wakil kepala sekolah bagian kesiswaan dengan
anggotanya beberapa staf guru. Sedangkan pelaksana asrama terdiri dari
pegawai tata sekolah yang ikut bertempat tinggal di asrama dan dibantu
beberapa pembantu operasional yang bertugas dalam bidang kebersihan
dan keamanan.
Adapun tugas dari pengelola asrama sekolah adalah sebagai
berikut:
a. membuat peraturan penyelenggaraan asrama sekolah yang meliputi
syarat penerimaan, biaya minimum, batas waktu pembayaran, dan
mengatur sanksi bagi penghuni yang melanggar peraturan;
b. menyusun rencana anggaran belanja untuk pengelolaan per tahun;
c. membuat peraturan yang berkaitan dengan keamanan asrama
sekolah;
d. membuat peraturan yang berkaitan dengan hak dan kewajiban
petugas pelaksana.
Sementara itu tugas dari pengelola asrama dibagi dalam
beberapa pengawas pelaksanaan kegiatan di asrama selain dari
petugas kebersihan dan keamanan, tugas tersebut antara lain:
a. pengawas ruang belajar, bertugas untuk mengawasi dan
menjaga ketertiban pada waktu belajar, mengawasi dan
menjaga ketenangan pada saat belajar, mengawasi agar
jalannya waktu belajar tetap merupakan situasi yang benar-
benar menjamin hasil belajar yang optimal.
b. pengawas kamar tidur, bertugas untuk menjaga ketertiban dan
keteraturan perlengkapan yang ada, menjaga ketenangan di
waktu tidur, menjaga agar waktu tidur berjalan dengan teratur
sesuai dengan waktu.
c. pengawas di ruang makan, bertugas untuk menyediakan
makanan dan minuman dan membagi-bagi ke meja makan,
mengambil alat-alat dan sisa makanan, mengatur meja dan
kursi tempat makan, mencuci peralatan makan, menyimpan
sisa makanan, mengatur makanan atau minuman jatah
penghuni yang sakit.
d. pengawas kamar pakaian, bertugas untuk menjaga kamar agar
tetap bersih dan rapi, mengatur petugas secara bergilir untuk
membersihkan dan mengawasi pelaksanaannya.
e. pengawas di tempat cucian, bertugas untuk mencatat jenis dan
jumlah pakaian yang akan dicucikan penghuni asrama,
membawa pakaian kotor ke tempat cucian untuk dicuci oleh
petugas, membagi-bagikan pakaian bersih.
f. pengawas kesehatan, bertugas untuk membantu penghuni yang
sakit untuk pindah ke ruang kesehatan, mengantarkan makanan
atau minuman serta obat kepada penghuni yang sakit ke ruang
kesehatan, memintakan obat atau mengantar berobat ke layanan
kesehatan masyarakat.
3. Aspek pembiayaan asrama sekolah
Untuk menyelenggarakan asrama sekolah tentu saja memerlukan
biaya yang tidak sedikit. Ada beberapa cara yang dapat ditempuh untuk
mengadakan dana bagi pengelolaan asrama sekolah, diantaranya yakni:
a. Seluruh beban anggaran dan belanja asrama ditanggung oleh
pemerintah.
b. Seluruh dana dan beban anggaran asrama dibebankan kepada
penghuni asrama. Artinya, penghuni asrama diwajibkan untuk
membayar uang sewa yang dipergunakan dalam pengelolaan
asrama.
c. Beban biaya ditanggung kedua belah pihak yakni pemerintah dan
penghuni asrama.
4. Aspek tata tertib asrama
Di dalam pengelolaan asrama perlu adanya tata tertib. Tata tertib
ini bersifat umum yang meliputi kewajiban dan larangan bagi seluruh
penghuni asrama. Secara terperinci tata tertib asrama dapat diuraikan
sebagai berikut:
a. Kewajiban penghuni asrama.
a) mematuhi semua peraturan yang ada;
b) menjalankan semua kegiatan yang tercantum dalam jadwal
secara tertib;
c) melaksanakan kegiatan sesuai jadwal atau waktu yang telah
ditentukan;
d) patuh dan tunduk kepada semua pengawas;
e) menjaga kebersihan di semua tempat;
f) ikut aktif menjaga ketenangan dan ketenteraman;
g) menjaga nama baik lembaga baik di dalam maupun di luar
asrama;
h) bertanggungjawab atas keutuhan, kebersihan dan ketertiban
alat-alat yang dipergunakan serta mengembalikan kembali
alat-alat tersebut ke tempatnya semula setelah dipergunakan;
i) berpakaian rapi dan sopan.
b. Larangan penghuni asrama.
1) berbuat sekehendaknya dimanapun berada;
2) meninggalkan asrama tanpa melapor pengawas atau petugas
keamanan;
3) absen dalam kegiatan-kegiatan asrama tanpa ijin;
4) membuat gaduh atau mengganggu ketenangan saat kegiatan
sedang berjalan;
5) menerima tamu di luar jam berkunjung
Selain tata tertib di atas, bisa juga ditambah tata tertib
khusus yang disesuaikan dengan situasi dan kondisi asrama.
Tata tertib khusus ini antara satu asrama dengan asrama lainya
bisa berbeda. Hal ini juga bergantung pada pengelola atau
pengurus dalam asrama yang bersangkutan. Juga hendaknya
tata tertib yang ada telah diketahui dan disetujui oleh seluruh
penghuni dalam asrama sehingga dalam pelaksanaannya tidak
terjadi keberatan dan dengan kesadaran hati peraturan itu
dapat ditaati. Apabila dari tata tertib tersebut ada yang
dilanggar maka tentu saja harus ada sanksi mendidik yang
diberikan.4
F. Organisasi Pengurusan Asrama
Penyelenggaraan asrama merupakan usaha yang kompleks, sehingga
karenannya memerlukan pengelolaan yang serius. Agar pengelolaan asrama
dapat bejalan seperti yang diharapkan serta mewujudkan cita-cita pengadaan
asrama, maka diperlukan pelaksana yang lengkap dan sesuai dengan
kebutuhan. Untuk maksud itu perlu dibentuk organisasi pengurusan asrama.
Organisasi kepengurusan asrama terdiri atas Ibu/ Bapak arsrama dan dibantu
oleh beberapa pengawas sebagai berikut.
a. Seorang Bapak/Ibu asrama, yang dibantu oleh beberapa orang
pengawas beserta regu-regu kerja dalam bidang-bidang tertentu.
Bapak/Ibu asrama berfungsi sebagai pengawas umum, yaitu
penanggung jawab atas seluruh situasi dan penyelenggaraan asrama
sebagai suatu kesatuan yang intergral.
b. Pengawas, yang mempunyai fungsi membantu Bapak/ibu asrama
dalam menjalankan kebijaksanaan dan pengelola asrama sekolah.
Pengawas-pengawas ini dibantu dan bekerja sama dengan regu-
regu kerja sesuai dengan bidang masing-masing. Oleh karena itu akan
terdapat beberapa pengawas dengan fungsi yang berbeda- beda.
Di bawah ini disajikan macam-macam pengawas beserta fungsi
dan cara-cara pembentukannya.

1. Pengawas ruang belajar

Pada waktu belajar diperlukan beberapa pengawas sesuai dengan


adanya kelompok-kelompok yang ada atau disesuaikan dengan
banyaknya ruang belajar yang ada.

Tugasnya:

4
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan RI. 1979. Administrasi dan Metodologi Pengajaran
(jilid 2). Proyek BPGT. Bandung. Hal 101
a) mengawasi dan menjaga ketertiban pada waktu belajar, karena
pada waktu belajar penghuni tidak boleh berkeliaran;
b) mengawasi dan menjaga ketenangan pada waktu belajar. Setiap
orang tidak boleh gaduh atau membuat kegaduhan dengan bunyi-
bunyi apapun;
c) mengawasi dan menjaga agar jalannya waktu belajar tetap
merupakan situasi yang benar-benar menjamin hasl belajar yang
optimal;
d) membantu apabila ada kesulitan belajar.

Pengawas dipilih dari mereka yang telah lama tinggal dalam


asrama atau penghuni yang kelas tertinggi. Pengawas dipilih oleh para
penghuni dan disyahkan oleh para Bapak/Ibu asrama.

2. Pengawas kamar tidur

Adanya pengawas tidur, apabila kamar tidur terpisah dari kamar- kamar
yang lain. Sering terjadi kamar tidur juga sebagai kamar pakaian,
sehingga pengawasnya cukup salah satu saja. Akan tetapi apabila ruang-
ruang tidur itu terdiri dari beberapa bilik, maka pengawaspun
dibutuhkan sebanyak bilik-bilik itu, sehingga setiap bilik ada seorang
pengawas.

Tugasnya:

a) menjaga ketertiban dan keteraturan perlengkaoan yang ada, tempat


tidur, kasur, bantal, dan sebagainya;
b) menjaga ketenangan di waktu tidur. Semua penghuni wajib
menciptakan suasana tenang, tidak gaduh atau berisik;
c) waktu tidur dapat berjalan tertib sesuai dengan jadwal waktu.
Pengawas dapat dipilih dari penghuni yang telah lama/lebih lama
menjadi penghuni asrama atau yang tertinggi kelasnya.

Hfhj
3. Pengawas di ruang makan

Kegiatan di ruang makan memerlukan juga seorang pengawas.


Pengawas-pengawas ini dibantu oleh tim atau satu regu kerja untuk
menjalankan tugas pada saat melayani makan. Baik pada waktu pagi,
makan siang, atau malam.

4. Pengawas cucian pakaian

Di samping pengawas kamar pakaian, dibentuk pula seorang pengawas


cucian pakaian, yang perlu dibantu oleh satu regu kerja yang cukup
jumlahnya.

5. Pengawas kesehatan

Untuk menanggulangi anggota/penghuni yang menderita sakit


diperlukan petugas/pengawas kesehatan.

Tugas pengawas kesehatan adalah:

a. membantu si penderita untuk pindah tempat tidur ke ruang khusus


untuk penghuni yang sakit;
b. melaporkan kepada Bapak/Ibu asrama identitas penderita;
c. mengantarkan makanan dan minuman (obat) untuk penderita ke
ruang sakit;
d. memintakan obat atau mengantarkan obat;
e. melaporkan perkembangan sipenderita itu kepada bapak/Ibu asrama.

Pengawas kesehatan dipilih secara bergilir untuk jangka waktu


tertentu di antara para penghuni asrama.

6. Pengawas dan regu kerja bidang hiburan/rekreasi

Untuk mengisi waktu senggang di antara kegiatan belajar dan


atau kegiatan lainnya, diperlukan alat-alat hiburan ringan ataupun buku-
buku perpustakaan. Alat-alat itu misalnya: catur, dam, kartu alat
musik sederhana, tennis meja, dan sebagainya. Alat-alat dan buku
perpustakaan ini harus ada yang bertanggung jawab mengatur.,
menyimpan dan merawatnya, agar tetap dipakai, awet serta tidak cepat
rusak atau hilang. Untuk maksud ini dibentuk pengawas dan regu kerja
hiburan/rekreasi, dengan pembagian kerjanya sekali.

Tugas pengawas dan regu kerja adalah:

a) menyiapkan dan menyerahkan alat-alat itu serta memberikan


pesan untuk bertanggung jawab akan keutuhan dan kebersihannya;
b) menerima kerja kembali alat-alat itu serta mengecek dengan teliti
julah dan hal-hal yang lain;
c) menyiapkan dan mengatur kembali alat-alat tersebut pada tempat
semula;
d) begitupun untuk peminjaman buku, majalah, surat kabar, atau
bacaa yang lain, kecuali buku-buu perpustakaan yang mempunyai
aturan tersendiri.

Pengawas dan regu kerja hiburan/rekreasi ini, dipilih untuk


jangka waktu saat semester atau jangka waktu tertentu.5

G. Aspek Pembiayaan Asrama Sekolah


Untuk menyelenggarakan asrama sekolah tentu saja memerlukan biaya
yang tidak sedikit. Ada beberapa cara yang dapat ditempuh untuk mengadakan
dana bagi pengelolaan asrama sekolah, diantaranya yakni:
a. Seluruh beban anggaran dan belanja asrama ditanggung oleh
pemerintah.
b. Seluruh dana dan beban anggaran asrama dibebankan kepada penghuni
asrama. Artinya, penghuni asrama diwajibkan untuk membayar uang
sewa yang dipergunakan dalam pengelolaan asrama.

5
Hack, W. G. et.al. 1965. Educational Administration; Selected Readings, Boston: Allyn and Bacon.
Inc. hal 76
c. Beban biaya ditanggung kedua belah pihak yakni pemerintah dan
penghuni asrama.6
H. Aspek Tata Tertib Asrama
Di dalam pengelolaan asrama perlu adanya tata tertib. Tata tertib ini
bersifat umum yang meliputi kewajiban dan larangan bagi seluruh penghuni
asrama. Secara terperinci tata tertib asrama dapat diuraikan sebagai berikut:
a. Kewajiban penghuni asrama.
1) mematuhi semua peraturan yang ada;
2) menjalankan semua kegiatan yang tercantum dalam jadwal secara
tertib;
3) melaksanakan kegiatan sesuai jadwal atau waktu yang telah
ditentukan;
4) patuh dan tunduk kepada semua pengawas;
5) menjaga kebersihan di semua tempat;
6) ikut aktif menjaga ketenangan dan ketenteraman;
7) menjaga nama baik lembaga baik di dalam maupun di luar asrama;
8) bertanggungjawab atas keutuhan, kebersihan dan ketertiban alat-alat
yang dipergunakan serta mengembalikan kembali alat-alat tersebut ke
tempatnya semula setelah dipergunakan;
9) berpakaian rapi dan sopan.
b. Larangan penghuni asrama.
1) berbuat sekehendaknya dimanapun berada;
2) meninggalkan asrama tanpa melapor pengawas atau petugas
keamanan;
3) absen dalam kegiatan-kegiatan asrama tanpa ijin;
4) membuat gaduh atau mengganggu ketenangan saat kegiatan sedang
berjalan;
5) menerima tamu di luar jam berkunjun.

6
Kusmintardjo. 1993. Pengelolaan Layanan Khusus di Sekolah.(Jilid 2). Malang: OPF IKIP
Malang.hal 45
Selain tata tertib di atas, bisa juga ditambah tata tertib khusus yang
disesuaikan dengan situasi dan kondisi asrama. Tata tertib khusus ini
antara satu asrama dengan asrama lainya bisa berbeda. Hal ini juga
bergantung pada pengelola atau pengurus dalam asrama yang
bersangkutan. Juga hendaknya tata tertib yang ada telah diketahui dan
disetujui oleh seluruh penghuni dalam asrama sehingga dalam
pelaksanaannya tidak terjadi keberatan dan dengan kesadaran hati
peraturan itu dapat ditaati. Apabila dari tata tertib tersebut ada yang
dilanggar maka tentu saja harus ada sanksi mendidik yang diberikan.

I. Pengalaman Belajar Yang Perlu Dikembangkan di Asrama


Sahertian (dalam Kusmintardjo, 1993) mengemukakan bahwa dalam
menyusun pengalaman belajar bagi kehidupan di asrama perlu adanya
‘standart-performance” yakni jenis criteria yang bersumber dari wawasan
(filosofis) kita tentang makna kehidupan. Standart-performance” tersebut
adalah sebagai berikut:
1. bahwa subyek didik adalah merupakan pelaku aktif yang harus selau
mengusahakan keselarasan, keseimbangan dan keserasian dalam
hubungan dengan dirinya dan lingkungannya;
2. bahwa ada kemingkinan untuk berbuat baik, karena setiap orang
mempunyai kata hati (conscience)
3. bahwa perlu membina manusia manusia agae mereka mampu berdiri
sendiri atas tanggung jawab sendiri;
4. bahwa perlu hidup ini berada dalam konteks kebersamaan dalam
keperbedaan.
Dari standart tersebut, maka dapatlah disusun sejumlah
pengalaman belajar yang dapat ditranformasikan dan diaktualisasikan
99dalam suatu pembinaan hidup di asrama sekolah. Selanjutnya juga
disarankan sejumlah pengalaman belajar yang perlu dikembangkan dalam
kehidupan di asrama sebagai berikut.
1. Pembinaan disiplin dan tanggung jawab
Yang perlu dikembangkan adalah disipli yang timbul dari diri
sendiri (self-dicipline). Program ini harus menyatu dengan afeksi
subyek didik supaya disiplin dapat menyatu dengan diri.

Kehidupan disiplin dapat disusun berdasarkan dimensi waktu:

a. pada saat bangun pagi, termasuk saat beribadah;


b. pada saat mengatur tempat tidur serta buku-buku;
c. pada waktu mandi;
d. pada waktu makan (pagi, siang, sore);
e. pada waktu belajar bersama;
f. pada waktu menerima tamu;
g. pada waktu istirahat dan tinggalkan asrama;
h. pada saat membersihkan an pemeliharaan asrama;
i. pada saat menggunakan ruang milik bersama;
j. pada saat realita apresiasi dan kreasi seni.

Pembentukan nilai tanggung jawab dan kesediaan di mintai


tanggung jawab, perlu dikembangkan dalam kehidupan asrama. Oleh
karena itu kegiatan di asrama harus diarahkan kepada pembentukan
keberdiri-sendirian atas tanggung jawab sendiri. Tanggung jawab
mengandung makna yang multi-dimensi, yakni:

a. tanggungjawab kepada Tuman Yang Maha Esa;


b. tanggungjawab sesama penghuni asrama;
c. tanggungjawab kepada Pembina;
d. tanggungjawab terhadap orang tua;
e. tanggungjawab terhadap diri sendiri.
Proses internalisasi nilai berdiri sendiri atas tanggung jawab
sendiri ini dapat dibina melalui pengalaman riil hidup di asrama.
Karena itu peristiwa pengalaman hidup ini harus dapat merefleksi
penetapan diri, agar setiap orang dapat melihat konsep dirinya
(selfconcept), idea tentang dirinya (self- idea), dan identitas diri
(selfidenty). Pengalaman di asrama harus mampu
mengakomodasikan gambar diri setiap orang.7

7
Sutisna, O. 1983. Administrasi Pendidikan: Dasar Teoritis untuk Praktik Profesional. Bandung :
Penerbit Angkasa. Hal 56
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Pengertian asrama suatu tempat peserta didik bertempat tinggal dalam
jangka waktu yang relative tetap, bersama dengan guru sebagai pengasuhnya
yang memberikan bantuan kepada peserta didik tersebut dalam proses
pengembangan pribadi disini disesuaikan dengan bidang atau profesi yang
sedang ditempuh disekolah yang bersangkutan.
Penghuni asrama adalah individu-individu peserta didik yang berasal
dari latar belakang yang berbeda-beda, baik dari segi pendidikan orang tua,
status sosial-ekonomi, dan adat istiadat.
a. Pengelolaan dan Penyelenggaraan Asrama Sekolah
1) Aspek pengelolaan asrma sekolah
2) Aspek sarana fisik (hard-ware)
3) Aspek pembiayaan asrama sekolah
4) Aspek tata tertib asrama

Penyelenggaraan asrama merupakan usaha yang kompleks, sehingga


karenannya memerlukan pengelolaan yang serius. Agar pengelolaan asrama
dapat bejalan seperti yang diharapkan serta mewujudkan cita-cita pengadaan
asrama, maka diperlukan pelaksana yang lengkap dan sesuai dengan
kebutuhan. Untuk maksud itu perlu dibentuk organisasi pengurusan asrama.

B. Saran
SLEBEW
DAFTAR PUSTAKA

Atkinson, M. (et.al). The Educators Encyclopedia; Prentice Hall, Inc.


Englewowod Cliffs, New York.

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan RI. 1979. Administrasi dan


Metodologi Pengajaran (jilid 2). Proyek BPGT. Bandung.

Elsbree, et al. 1998. Elementary School Administration and Supervision. New


York: American Book Company.

Good, C. V. 1959. Dictionaryof Education. New York Toronto-London: Mc


Graw Hill Book Company. Inc.

Hack, W. G. et.al. 1965. Educational Administration; Selected Readings,


Boston: Allyn and Bacon. Inc.

Hunt, H. C. and Piere, P.R. 1965. The Practice of School Administration.


Cambrige: The Riberside Press.

Jones, A. J. 1970. Principles of Guidance. Cacho Hermanos, Philippines : Inc.


Rizal.

Jones, James J. Secondary School Administration. New York: Mc Graw Hill


Book Company.

Kusmintardjo. 1993. Pengelolaan Layanan Khusus di Sekolah.(Jilid 2). Malang:


OPF IKIP Malang.

Shuster, A.H. and Wetzel, W.F. 1978. Leadership in Elementary School


Administration and Supervision. Boston: H. Mifflin Company.

Anda mungkin juga menyukai