1, APRIL 2012
Oleh:
Yoto
Dosen Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Negeri Malang;
E-mail : yoto.1718@yahoo.com
Abstrak: Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan
proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk
memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak
mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat bangsa dan negara (UU RI
Nomor: 20 Tahun 2003 tentang Sisdiknas Pasal 1 Ayat 1). Pendidikan dapat diperoleh melalui
MDOXU IRUPDO QRQ IRUPDO GDQ LQ IRUPDO 3HQGLGLNDQ QDVLRQDO PHPSXQ\DL YLVL ´WHUZXMXGQ\D
sistem pendidikan sebagai pranata sosial yang kuat dan berwibawa untuk memberdayakan
semua warga negara berkembang menjadi manusia yang berkualitas sehingga mampu dan
SURDNWLI PHQMDZDE WDQWDQJDQ ]DPDQ \DQJ VHODOX EHUXEDK´ 8QWXN PHQFDSDL PLVL GDQ YLVL
tersebut dibutuhkan pembiayaan pendidikan yang memadai. UU RI Nomor 20/2003 pasal 5
mengatur: setiap warga negara mempunyai hak yang sama untuk memperoleh pendidikan yang
bermutu. Untuk memenuhi hak semua warga negara dan mengejar ketertinggalan dunia
pendidikan baik mutu maupun alokasi anggaran, pemerintah wajib memberikan layanan,
kemudahan, dan menjamin terselenggaranya pendidikan yang bermutu bagi setiap warga
negara. Anggaran pendidikan sebesar 20% yang diharapkan dapat direalisasi bisa menutup
biaya pendidikan mulai pendidikan dasar, pendidikan menengah sampai pada pendidikan tinggi.
Kenaikan jumlah alokasi anggaran pendidikan diharapkan dapat membawa dampak positif pada
pembaharuan sistem pendidikan di negara Republik Indonesia. Peningkatan anggaran
SHQGLGLNDQ PHUXSDNDQ ´DQJLQ VHJDU´ EDJL GXQLD SHQGLGLNDQ 6HODLQ PHQJXUDQJL EHEDQ EDJL
orang tua murid, juga peningkatan kesejahteraan bagi warga sekolah. Pendidikan merupakan
media paling strategis dalam membentuk karakter bangsa dan mempertebal rasa nasionalisme.
Melalui proses pembelajaran juga dapat dikembangkan hard skills dan soft skills peserta didik
yang dapat meningkatkan daya saing pada era global.
yang kuat dan berwibawa untuk bantuan likuiditas Bank Indonesia yang
memberdayakan semua warga negara nyaris meluluhlantahkan ekonomi sejak
berkembang menjadi manusia yang masa krisis sampai sekarang.
berkualitas sehingga mampu dan proaktif Hingga Agustus 2007 pemerintah
menjawab tantangan zaman yang selalu baru mengalokasikan 9-10 persen APBN,
EHUXEDK´ dari ketentuan konstitusi 20%, untuk
Sejak Indonesia ditimpa krisis pendanaan pendidikan, di luar gaji
ekonomi tahun 1998 hingga sekarang, guru/dosen (Agus Suwignyo, 2007). Seperti
kemampuan pemerintah dan masyarakat diketahui bahwa rata-rata anggaran
dalam membiayai pendidikan menurun. pendidikan sebesar 12%. Namun, distribusi
Pemerintah terpaksa harus mengurangi porsi dana yang telah dianggarkan bagi
dana rutin dan pembangunan, termasuk pendidikan (dasar-menengah-tinggi) itu
bidang pendidikan dari APBN karena harus harus ditelusuri agar jelas secara publik.
dialihkan untuk membayar hutang baik Untuk menelusuri distribusi dana yang
dalam maupun luar negeri. Kemampuan dianggarkan itu tentunya dibutuhkan
masyarakat untuk membiayai pendidikan informasi biaya pendidikan yang akurat
berkurang karena daya beli mereka melalui analisis pembiayaan pendidikan
menurun. nasional secara keseluruhan. Analisis
Keputusan politik tersebut, memiliki pembiayaan pendidikan ini sangat penting
orientasi yang sangat jelas, yaitu karena besar kecilnya biaya pendidikan
kemandirian dalam penyediaan SDM. sangat berpengaruh terhadap prestasi siswa
Namun, keputusan politik ini tidak serta- dan profesionalisme guru (Syaifudin dan
merta berwujud realitas karena sebagian Ichsan, 2006).
besar komponen dana dalam struktur APBN Kenaikan jumlah alokasi anggaran
tidak dapat dialokasikan (unallocated), yaitu pendidikan diharapkan dapat membawa
34 persen untuk pembayaran utang dan 25 dampak positif pada pembaharuan sistem
persen untuk dana perimbangan. pendidikan nasional yaitu dengan
Di samping itu, keputusan politik memperbaharui visi, misi, dan strategi
tersebut masih mendapat keberatan- pembangunan pendidikan nasional.
keberatan dari departemen lainnya yang Pendidikan nasional mempunyai visi
PHUDVD GLNXUDQJL ³MDWDK´ GDODP $3%1 ´WHUZXMXGQ\D VLVWHP SHQGLGLNDQ VHEDJDL
dengan alasan pada ekonomi Indonesia yang pranata sosial yang kuat dan berwibawa
masih "morat-marit" belum memerlukan untuk memberdayakan semua warga negara
prioritas pada sektor pendidikan, tetapi pada berkembang menjadi manusia yang
sektor-sektor ekonomi untuk dapat memacu berkualitas sehingga mampu dan proaktif
produktivitas dunia usaha. Anggapan menjawab tantangan zaman yang selalu
tersebut sangat beralasan karena sampai saat EHUXEDK´ ,PDP 6HVXDL GHQJDQ YLVL
ini pendidikan dituding belum dapat tersebut, pendidikan nasional berfungsi
menghasilkan pelaku ekonomi atau mengembangkan kemampuan dan mem-
pengusaha yang jangankan memiliki bentuk watak serta peradaban bangsa yang
kemampuan bersaing di era global, untuk bermartabat dalam rangka mencerdaskan
survive saja mereka amat boros subsidi kehidupan bangsa, bertujuan untuk
80 JURNAL TEKNIK MESIN, TAHUN 20, NO. 1, APRIL 2012
berkembangnya potensi peserta didik agar meningkatkan taraf hidupnyata lahir dan
menjadi manusia yang beriman dan batin. Hasil pendidikan adalah lulusan yang
bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, sudah terdidik berdasarkan/mengacu kepada
berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, tujuan pendidikan yang telah ditentukan.
kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara Sistem, secara sederhana dapat didefinisikan
yang demokratis serta bertanggung jawab sebagai suatu kesatuan dari berbagai elemen
(Undang-Undang Nomor 20/2003). Untuk atau bagian-bagian yang mempunyai
mewujudkan visi itulah biaya penddikan hubungan fungsional dan berinteraksi secara
perlu ditingkatkan. dinamis untuk mencapai hasil yang
Di samping itu dengan diketahuinya diharapkan.
secara wajar realisasi biaya pendidikan akan Menurut Coombs ada 12 subsistem
dapat dilihat apakah anggaran pendidikan dalam pendidikan yaitu; Tujuan, Murid/
sebesar Rp. 207.413.531.763.000,00 yakni Mahasiswa, Manajemen, Stuktur dan jadwal
20% dari APBN (di tahun 2009) wakru, Materi, Tenaga Pengajar dan
Rp.1.037.067.338.120.000,00 yang diharap- pelaksana, Alatbantu belajar, Fasilitas,
kan dapat direalisasi dalam APBD 2009 bisa Teknologi, Kendali mutu, Penelitian, Biaya
menutup biaya pendidikan. Banyak pihak pendidikan.
yang mensyukuri dengan meningkatnya Sebagai salah satu sub-sistem di
anggaran pendidikan tahun 2009 yang dalam sistem negara/ pemerintahan, sistem
mencapai Rp. 207.413.531.763.000,00 ter- pendidikan erat kaitannya dengan pengaruh
sebut, namun disisi lain ada kekawatiran dari sub-sistem yang lain (ekonomi, politik,
Depdiknas gagap dalam menyalurkan dana sosial, dsb). Sistem pendidikan nasional
tersebut. Kekawatiran ini bukan tidak juga merupakan bagian dari
beralasan, sebab laporan keuangan Dep- penyelenggaraan sistem kehidupan di
diknas hingga periode 2008 masih Indonesia saat ini.
memperoleh Opini Disclaimer. a. Keterkaitan dengan Sistem Ekonomi
Berlangsungnya sistem ekonomi
PENDIDIKAN SEBAGAI SUATU kapitalis di tengah-tengah kehidupan telah
SISTEM KEHIDUPAN membentuk paradigma pemerintah terhadap
Tujuan sistem pendidikan nasional, penyelenggaraan pendidikan sebagai bentuk
manusia Indonesia diharapkan menjadi pelayanan negara kepada rakyatnya yang
individu yang mempunyai kemampuan dan harus disertai dengan adanya sejumlah
keterampilan untuk secara mandiri pengorbanan ekonomis (biaya) oleh rakyat
meningkatkan taraf hidup lahir batin, dan kepada negara. Pendidikan dijadikan
meningkatkan perannya sebagai pribadi, sebagai jasa komoditas, yang dapat diakses
pegawai/karyawan,warga masyarakat,warga oleh masyarakat (para pemilik modal) yang
negar,dan mahluk Tuhan. Pendekatan sistem memiliki dana dalam jumlah besar saja.
merupakan sutu cara yang memandang Hal ini dapat dilihat dalam UU
pendidikan secara menyeluruh dan sistemik, Sisdiknas No.20/2003 Pasal 53 tentang
tidakpersial atau fragmentaris. Proses Badan Hukum Pendidikan bahwa (1)
Pendidikan adalah proses transformasi atau Penyelenggara dan/atau satuan pendidikan
perubahan kemempuan nyata untuk formal yang didirikan oleh Pemerintah atau
Yoto, Analisis Pembiayaan Pendidikan di Indonesia,..... 81
masyarakat berbentuk badan hukum kotak berdasarkan status sosial, antara yang
pendidikan. (2) Badan hukum pendidikan kaya dan miskin.
sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) Melalui Rancangan Undang-Undang
berfungsi memberikan pelayanan pendi- Badan Hukum Pendidikan (RUU BHP),
dikan kepada peserta didik. (3) Badan Pemerintah berencana memprivatisasi
hukum pendidikan sebagaimana dimaksud pendidikan. Semua satuan pendidikan kelak
dalam ayat (1) berprinsip nirlaba dan dapat akan menjadi badan hukum pendidikan
mengelola dana secara mandiri untuk (BHP) yang wajib mencari sumber dananya
memajukan satuan pendidikan. Sedangkan sendiri. Hal ini berlaku untuk seluruh
dalam pasal 54 disebutkan pula (1) Peran sekolah negeri, dari SD hingga perguruan
serta masyarakat dalam pendidikan meliputi tinggi.
peran serta perseorangan, kelompok, Kenyataan yang menunjukan bahwa
keluarga, organisasi profesi, pengusaha, dan penyelenggaraan pendidikan di Indonesia
organisasi kemasyarakatan dalam merupakan jasa komoditas. Data dari
penyelenggaraan dan pengendalian mutu Balitbang Depdiknas 2003 yang
pelayanan pendidikan. (2) Masyarakat dapat menyebutkan bahwa porsi biaya pendidikan
berperan serta sebagai sumber, pelaksana, yang ditanggung orang tua/siswa berkisar
dan pengguna hasil pendidikan. antara 63,35%-87,75% dari biaya
Berdasarkan pasal-pasal di atas, pendidikan total. Sedangkan menurut riset
terlihat bahwa tanggung jawab penye- Indonesia Corruption Watch (ICW) pada
lenggaraan pendidikan nasional saat ini akan 2006 di 10 Kabupaten/Kota se-Indonesia
dialihkan dari negara kepada masyarakat ternyata orang tua/siswa pada level SD
dengan mekanisme Badan Hukum masih menanggung beban biaya pendidikan
Pendidikan (lihat RUU BHP dan PP tentang Rp 1,5 Juta, yang terdiri atas biaya langsung
SNP No.19/2005) yaitu adanya mekanisme dan tak langsung. Selain itu, beban biaya
Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) pada pendidikan yang ditanggung oleh
tingkat SD, SMP, SMA, dan SMK serta pemerintah dan masyarakat (selain orang
Otonomi Pendidikan pada tingkat Perguruan tua/ siswa) hanya berkisar antara 12,22%-
Tinggi. Seperti halnya perusahaan, sekolah 36,65% dari biaya pendidikan total (Koran
dibebaskan mencari modal untuk Tempo, 07/03/2007). Menurut laporan dari
diinvestasikan dalam operasional bank dunia tahun 2004, Indonesia hanya
pendidikan. menyediakan 62,8% dari keperluan dana
Ini berarti, nantinya sekolah penyelenggaraan pendidikan nasionalnya
memiliki otonomi untuk menentukan sendiri padahal pada saat yang sama pemerintah
biaya penyelenggaraan pendidikan. Sekolah India telah dapat menanggung pembiayaan
tentu saja akan mematok biaya setinggi- pendidikan 89%. Bahkan jika dibandingkan
tingginya untuk meningkatkan dan dengan negara yang lebih terbelakang
mempertahankan mutu. Akibatnya, akses seperti Srilanka, persentase anggaran yang
rakyat yang kurang mampu untuk disediakan oleh pemerintah Indonesia masih
menikmati pendidikan berkualitas akan merupakan yang terendah (www.worldbank.
terbatasi dan masyarakat semakin terkotak- com).
82 JURNAL TEKNIK MESIN, TAHUN 20, NO. 1, APRIL 2012
Berdasarkan data dalam Tabel 1 kesempatan yang lebih luas bagi semua
tersebut, tampak bahwa masih ada 4% anak warga negara untuk mengakses pendidikan.
usia sekolah dasar yang tidak mengenyam Kualitas pendidikan tenaga pendidik
pendidikan. Tingkat putus sekolah masih pun menjadi pemicu rendahnya kualitas
sebesar 14,5%. Angka partisipasi kasar pendidikan di Indonesia (World Vision
sekolah lanjutan menengah hanya sebesar International Indonesia, 2008). Pada tahun
17,1%. Bahkan di jaman yang serba modern 2004 hanya 9% guru SD bergelar sarjana,
dan mengglobal seperti dewasa ini, angka 44% berpendidikan D2, dan sisanya
buta aksara untuk orang dewasa yang berpendidikan SPG. Guru SMP
berusia 15 tahun atau lebih masih cukup berpendidikan sarjana hanya sekitar 50%.
besar, yaitu 9,6%. Faktor penghambat lainnya adalah
Adanya anggapan dari sebagian keengganan bersekolah, buku pelajaran
masyarakat miskin bahwa pendidikan yang kurang dan mahal serta ketipangan
tertinggi bagi putra-putrinya cukup sampai jender ikut mendorong rendahnya
SD sangat menghambat pencapaian pendidikan masyarakat.
pendidikan untuk semua (education for all). Penerapan sertifikasi guru dan dosen
Kenyataan ini membuktikan bahwa merupakan terobosan baru dari pemerintah
pendidikan SD menjadi satu-satunya untuk mendorong peningkatan kualitas
kesempatan bagi anak dari keluarga dan pendidik. Lebih-lebih jika diingat lonjakan
masyarakat miskin untuk mengenyam kenaikkan gaji yang akan mereka terima.
pendidikan formal. Oleh karena itu, Menurut informasi Mendiknas (dalam
peningkatan kualitas pendidikan SD menjadi Mozilla, 2008) gaji guru PNS golongan
tantangan tersendiri bagi pemerintah dan IV/E bersertifikat profesi bisa mencapai Rp
berbagai pihak untuk mengupayakan 6,9 juta. Gaji tersebut belum termasuk
pendidikan dasar berkualitas yang mampu tunjangan fungsional dan tunjangan profesi
membekali anak dengan melek huruf yang untuk guru dengan sertifikat. Pemerintah
fungsional guna mengembangkan kualitas juga memberikan tunjangan fungsional
kehidupannya secara optimal. untuk guru tetap non-PNS yang belum
Sebenarnya, pemerintah telah sarjana Rp 250 ribu per bulan dan sarjana
berusaha mengatasi masalah tersebut dengan minimal Rp 300 ribu per bulan. Pendapatan
memberikan bantuan langsung tunai kepada 30 ribu guru daerah terpencil juga akan
keluarga miskin, dengan syarat anak-anak ditingkatkan. Jika sebelumnya gaji guru
mereka tetap harus masuk sekolah. BLT daerah terpencil yang bersertifikat Rp 2,29
bersyarat ini, dikenal sebagai program juta pada 2008, tahun 2009 menjadi Rp 5,1
keluarga harapan yang telah dilaksanakan di juta. Guru daerah terpencil yang belum
73 kabupaten/kota Di samping itu, juga bersertifikat sebelumnya mendapatkan Rp
disediakan beasiswa untuk lebih dari 2,29 juta ditambah menjadi Rp 3,6 juta.
1.000.000 siswa SD/MI, lebih dari 600.000 Bukan hanya guru, gaji dosen juga
siswa SMP/MTs, 900.000 siswa meningkat seiring dengan naiknya anggaran
SMA/SMK/MA, dan lebih dari 200.000 pendidikan. Jika sebelumnya dosen PNS
mahasiswa (Yudoyono, 2008). Hal itu golongan III/B tanpa sertifikat profesi
dilakukan pemerintah untuk memberi dengan masa mengajar 0 tahun
86 JURNAL TEKNIK MESIN, TAHUN 20, NO. 1, APRIL 2012
Mutu, Biaya Praktik Kerja Lapangan/ Uang makan siang (bagi yang full day);
PKL). 7) Kursus/les di luar sekolah; 8) Try out
2. Biaya Operasional, terdiri dari di luar sekolah; 9) Rental/Pembelian
Komponen Biaya Personalia dan Biaya Komputer.
Non Personal Pendidikan Tak Langsung,
dimana aktivitas yang dibiayainya adalah KESIMPULAN
: 1) Bahan atau Peralatan Habis Pakai 1. Banyak pihak yang mensyukuri dengan
(ATK/Biaya ATS); 2) Daya (listrik); 3) meningkatnya anggaran pendidikan
Air; 4) Jasa Telekomunikasi (daya dan (tahun 2009) yang mencapai Rp.
Jasa); 5) Pemeliharaan Sarana dan 207.413.531.763.000,00 atau 20% dari
Prasarana (Perbaikan ringan dan APBN selain gaji guru/dosen tersebut,
pemeliharaan); 6) Uang Lembur; 7) namun disisi lain ada kekawatiran
Transportasi; 8) Konsumsi; 9) Pajak; dan Depdiknas gagap dalam menyalurkan
10) Asuransi dana tersebut. Kekawatiran ini bukan
3. Biaya Personal (Pribadi Peserta tidak beralasan, sebab laporan keuangan
Didik), terdiri dari Komponen Biaya Depdiknas hingga periode 2008 masih
Langsung PBM, dimana Aktivitas yang memperoleh Opini Disclaimer.
dibiayainya adalah 1) Iuran rutin (SPP); 2. Subsistem dalam pendidikan meliputi:
2) Iuran Pembangunan (DSP); 3) Iuran Tujuan, Murid/Mahasiswa, Manajemen,
Daftar Ulang (siswa lama); 4) Iuran Stuktur dan jadwal wakru, Materi,
Praktikum (laboratorium, bengkel/ Tenaga Pengajar dan pelaksana, Alat
wokshop); 5) Iuran Perpustakaan; 6) bantu belajar, Fasilitas, Teknologi,
Iuran Kegiatan Ekstra Kurikuler; 7) Iuran Kendali mutu, Penelitian, Biaya
Karya Wisata / Studi Tour; 8) Iuran pendidikan. Sistem pendidikan erat
Tes/Ulangan; 9) Iuran Kas Kelas; 10) kaitannya dengan pengaruh dari sub-
Iuran OSIS; 11) Iuran Kegiatan Olahraga sistem yang lain (ekonomi, politik, sosial,
(Renang);12) Pembelian Buku dsb). Sistem pendidikan nasional juga
Pelajaran/Bahan Ajar; 13) Pembelian merupakan bagian dari penyelenggaraan
LKS; 14) Pembelian Buku Tulis; 15) sistem kehidupan di Indonesia saat ini.
Pembelian Alat Tulis; 16) Foto Copy 3. Pendidikan merupakan upaya yang dapat
Bahan pelajaran/tugas-tugas; 17) mempercepat pengembangan potensi
Pembelian bahan praktik manusia untuk mempu mengemban tugas
laboratorium/keterampilan/kesenian/ yang dibebankan kepadanya (6D¶XG GDQ
olahraga; 18) Pembelian Pakaian Abin, 2007).
Seragam Sekolah; 19) Pembelian Pakaian 4. Biaya pendidikan dapat dikategorikan
Olahraga; 20) Kursus/les di sekolah oleh dalam beberapa cara, antara lain biaya ini
guru; dan Biaya Tidak Langsung dikategorikan atas (1) biaya langsung dan
Terhadap PBM dengan Aktivitas yang biaya tidak langsung, (2) biaya sosial dan
dibiayainya meliputi : 1) Sepatu Sekolah; biaya privat, dan (3) biaya moneter dan
2) Sepatu Olahraga; 3) Tas Sekolah; 4) biaya non-moneter.
Transportasi ke sekolah (Umum/ 5. Ada dua cara untuk memperkirakan biaya
Jemputan); 5) Uang saku/jajan siswa; 6) pendidikan, yaitu: (1) memperkirakan
92 JURNAL TEKNIK MESIN, TAHUN 20, NO. 1, APRIL 2012