Anda di halaman 1dari 16

78 JURNAL TEKNIK MESIN, TAHUN 20, NO.

1, APRIL 2012

ANALISIS PEMBIAYAAN PENDIDIKAN DI INDONESIA


(Suatu Kajian praktis dalam Sistem Pengelolaan Anggaran Pendidikan
Pada Sekolah Menengah Umum dan Kejuruan)

Oleh:
Yoto
Dosen Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Negeri Malang;
E-mail : yoto.1718@yahoo.com

Abstrak: Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan
proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk
memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak
mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat bangsa dan negara (UU RI
Nomor: 20 Tahun 2003 tentang Sisdiknas Pasal 1 Ayat 1). Pendidikan dapat diperoleh melalui
MDOXU IRUPDO QRQ IRUPDO GDQ LQ IRUPDO 3HQGLGLNDQ QDVLRQDO PHPSXQ\DL YLVL ´WHUZXMXGQ\D
sistem pendidikan sebagai pranata sosial yang kuat dan berwibawa untuk memberdayakan
semua warga negara berkembang menjadi manusia yang berkualitas sehingga mampu dan
SURDNWLI PHQMDZDE WDQWDQJDQ ]DPDQ \DQJ VHODOX EHUXEDK´ 8QWXN PHQFDSDL PLVL GDQ YLVL
tersebut dibutuhkan pembiayaan pendidikan yang memadai. UU RI Nomor 20/2003 pasal 5
mengatur: setiap warga negara mempunyai hak yang sama untuk memperoleh pendidikan yang
bermutu. Untuk memenuhi hak semua warga negara dan mengejar ketertinggalan dunia
pendidikan baik mutu maupun alokasi anggaran, pemerintah wajib memberikan layanan,
kemudahan, dan menjamin terselenggaranya pendidikan yang bermutu bagi setiap warga
negara. Anggaran pendidikan sebesar 20% yang diharapkan dapat direalisasi bisa menutup
biaya pendidikan mulai pendidikan dasar, pendidikan menengah sampai pada pendidikan tinggi.
Kenaikan jumlah alokasi anggaran pendidikan diharapkan dapat membawa dampak positif pada
pembaharuan sistem pendidikan di negara Republik Indonesia. Peningkatan anggaran
SHQGLGLNDQ PHUXSDNDQ ´DQJLQ VHJDU´ EDJL GXQLD SHQGLGLNDQ 6HODLQ PHQJXUDQJL EHEDQ EDJL
orang tua murid, juga peningkatan kesejahteraan bagi warga sekolah. Pendidikan merupakan
media paling strategis dalam membentuk karakter bangsa dan mempertebal rasa nasionalisme.
Melalui proses pembelajaran juga dapat dikembangkan hard skills dan soft skills peserta didik
yang dapat meningkatkan daya saing pada era global.

Kata-kata kunci: Analisis Biaya, Pendidikan Nasional

Pendidikan nasional berfungsi untuk jawab. Pendidikan tidak hanya diperoleh


mengembangkan kemampuan dan dengan cara menempuh jalur formal saja,
membentuk watak serta peradaban bangsa dengan cara datang, duduk, mendengar dan
yang bermartabat dalam rangka selanjutnya hingga akan memperoleh
mencerdaskan kehidupan bangsa, yang penghargaan dari test yang sudah dilewati.
bertujuan untuk berkembangnya potensi Namun, pendidikan dapat diperoleh dengan
peserta didik agar menjadi manusia yang berbagai cara terlebih lagi dengan
beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang didukungnya media pembelajaran yang
Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, serba canggih dewasa ini. Pendidikan
cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga QDVLRQDO PHPSXQ\DL YLVL ´WHUZXMXGQ\D
negara yang demokratis serta bertanggung sistem pendidikan sebagai pranata sosial
Yoto, Analisis Pembiayaan Pendidikan di Indonesia,..... 79

yang kuat dan berwibawa untuk bantuan likuiditas Bank Indonesia yang
memberdayakan semua warga negara nyaris meluluhlantahkan ekonomi sejak
berkembang menjadi manusia yang masa krisis sampai sekarang.
berkualitas sehingga mampu dan proaktif Hingga Agustus 2007 pemerintah
menjawab tantangan zaman yang selalu baru mengalokasikan 9-10 persen APBN,
EHUXEDK´ dari ketentuan konstitusi 20%, untuk
Sejak Indonesia ditimpa krisis pendanaan pendidikan, di luar gaji
ekonomi tahun 1998 hingga sekarang, guru/dosen (Agus Suwignyo, 2007). Seperti
kemampuan pemerintah dan masyarakat diketahui bahwa rata-rata anggaran
dalam membiayai pendidikan menurun. pendidikan sebesar 12%. Namun, distribusi
Pemerintah terpaksa harus mengurangi porsi dana yang telah dianggarkan bagi
dana rutin dan pembangunan, termasuk pendidikan (dasar-menengah-tinggi) itu
bidang pendidikan dari APBN karena harus harus ditelusuri agar jelas secara publik.
dialihkan untuk membayar hutang baik Untuk menelusuri distribusi dana yang
dalam maupun luar negeri. Kemampuan dianggarkan itu tentunya dibutuhkan
masyarakat untuk membiayai pendidikan informasi biaya pendidikan yang akurat
berkurang karena daya beli mereka melalui analisis pembiayaan pendidikan
menurun. nasional secara keseluruhan. Analisis
Keputusan politik tersebut, memiliki pembiayaan pendidikan ini sangat penting
orientasi yang sangat jelas, yaitu karena besar kecilnya biaya pendidikan
kemandirian dalam penyediaan SDM. sangat berpengaruh terhadap prestasi siswa
Namun, keputusan politik ini tidak serta- dan profesionalisme guru (Syaifudin dan
merta berwujud realitas karena sebagian Ichsan, 2006).
besar komponen dana dalam struktur APBN Kenaikan jumlah alokasi anggaran
tidak dapat dialokasikan (unallocated), yaitu pendidikan diharapkan dapat membawa
34 persen untuk pembayaran utang dan 25 dampak positif pada pembaharuan sistem
persen untuk dana perimbangan. pendidikan nasional yaitu dengan
Di samping itu, keputusan politik memperbaharui visi, misi, dan strategi
tersebut masih mendapat keberatan- pembangunan pendidikan nasional.
keberatan dari departemen lainnya yang Pendidikan nasional mempunyai visi
PHUDVD GLNXUDQJL ³MDWDK´ GDODP $3%1 ´WHUZXMXGQ\D VLVWHP SHQGLGLNDQ VHEDJDL
dengan alasan pada ekonomi Indonesia yang pranata sosial yang kuat dan berwibawa
masih "morat-marit" belum memerlukan untuk memberdayakan semua warga negara
prioritas pada sektor pendidikan, tetapi pada berkembang menjadi manusia yang
sektor-sektor ekonomi untuk dapat memacu berkualitas sehingga mampu dan proaktif
produktivitas dunia usaha. Anggapan menjawab tantangan zaman yang selalu
tersebut sangat beralasan karena sampai saat EHUXEDK´ ,PDP 6HVXDL GHQJDQ YLVL
ini pendidikan dituding belum dapat tersebut, pendidikan nasional berfungsi
menghasilkan pelaku ekonomi atau mengembangkan kemampuan dan mem-
pengusaha yang jangankan memiliki bentuk watak serta peradaban bangsa yang
kemampuan bersaing di era global, untuk bermartabat dalam rangka mencerdaskan
survive saja mereka amat boros subsidi kehidupan bangsa, bertujuan untuk
80 JURNAL TEKNIK MESIN, TAHUN 20, NO. 1, APRIL 2012

berkembangnya potensi peserta didik agar meningkatkan taraf hidupnyata lahir dan
menjadi manusia yang beriman dan batin. Hasil pendidikan adalah lulusan yang
bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, sudah terdidik berdasarkan/mengacu kepada
berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, tujuan pendidikan yang telah ditentukan.
kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara Sistem, secara sederhana dapat didefinisikan
yang demokratis serta bertanggung jawab sebagai suatu kesatuan dari berbagai elemen
(Undang-Undang Nomor 20/2003). Untuk atau bagian-bagian yang mempunyai
mewujudkan visi itulah biaya penddikan hubungan fungsional dan berinteraksi secara
perlu ditingkatkan. dinamis untuk mencapai hasil yang
Di samping itu dengan diketahuinya diharapkan.
secara wajar realisasi biaya pendidikan akan Menurut Coombs ada 12 subsistem
dapat dilihat apakah anggaran pendidikan dalam pendidikan yaitu; Tujuan, Murid/
sebesar Rp. 207.413.531.763.000,00 yakni Mahasiswa, Manajemen, Stuktur dan jadwal
20% dari APBN (di tahun 2009) wakru, Materi, Tenaga Pengajar dan
Rp.1.037.067.338.120.000,00 yang diharap- pelaksana, Alatbantu belajar, Fasilitas,
kan dapat direalisasi dalam APBD 2009 bisa Teknologi, Kendali mutu, Penelitian, Biaya
menutup biaya pendidikan. Banyak pihak pendidikan.
yang mensyukuri dengan meningkatnya Sebagai salah satu sub-sistem di
anggaran pendidikan tahun 2009 yang dalam sistem negara/ pemerintahan, sistem
mencapai Rp. 207.413.531.763.000,00 ter- pendidikan erat kaitannya dengan pengaruh
sebut, namun disisi lain ada kekawatiran dari sub-sistem yang lain (ekonomi, politik,
Depdiknas gagap dalam menyalurkan dana sosial, dsb). Sistem pendidikan nasional
tersebut. Kekawatiran ini bukan tidak juga merupakan bagian dari
beralasan, sebab laporan keuangan Dep- penyelenggaraan sistem kehidupan di
diknas hingga periode 2008 masih Indonesia saat ini.
memperoleh Opini Disclaimer. a. Keterkaitan dengan Sistem Ekonomi
Berlangsungnya sistem ekonomi
PENDIDIKAN SEBAGAI SUATU kapitalis di tengah-tengah kehidupan telah
SISTEM KEHIDUPAN membentuk paradigma pemerintah terhadap
Tujuan sistem pendidikan nasional, penyelenggaraan pendidikan sebagai bentuk
manusia Indonesia diharapkan menjadi pelayanan negara kepada rakyatnya yang
individu yang mempunyai kemampuan dan harus disertai dengan adanya sejumlah
keterampilan untuk secara mandiri pengorbanan ekonomis (biaya) oleh rakyat
meningkatkan taraf hidup lahir batin, dan kepada negara. Pendidikan dijadikan
meningkatkan perannya sebagai pribadi, sebagai jasa komoditas, yang dapat diakses
pegawai/karyawan,warga masyarakat,warga oleh masyarakat (para pemilik modal) yang
negar,dan mahluk Tuhan. Pendekatan sistem memiliki dana dalam jumlah besar saja.
merupakan sutu cara yang memandang Hal ini dapat dilihat dalam UU
pendidikan secara menyeluruh dan sistemik, Sisdiknas No.20/2003 Pasal 53 tentang
tidakpersial atau fragmentaris. Proses Badan Hukum Pendidikan bahwa (1)
Pendidikan adalah proses transformasi atau Penyelenggara dan/atau satuan pendidikan
perubahan kemempuan nyata untuk formal yang didirikan oleh Pemerintah atau
Yoto, Analisis Pembiayaan Pendidikan di Indonesia,..... 81

masyarakat berbentuk badan hukum kotak berdasarkan status sosial, antara yang
pendidikan. (2) Badan hukum pendidikan kaya dan miskin.
sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) Melalui Rancangan Undang-Undang
berfungsi memberikan pelayanan pendi- Badan Hukum Pendidikan (RUU BHP),
dikan kepada peserta didik. (3) Badan Pemerintah berencana memprivatisasi
hukum pendidikan sebagaimana dimaksud pendidikan. Semua satuan pendidikan kelak
dalam ayat (1) berprinsip nirlaba dan dapat akan menjadi badan hukum pendidikan
mengelola dana secara mandiri untuk (BHP) yang wajib mencari sumber dananya
memajukan satuan pendidikan. Sedangkan sendiri. Hal ini berlaku untuk seluruh
dalam pasal 54 disebutkan pula (1) Peran sekolah negeri, dari SD hingga perguruan
serta masyarakat dalam pendidikan meliputi tinggi.
peran serta perseorangan, kelompok, Kenyataan yang menunjukan bahwa
keluarga, organisasi profesi, pengusaha, dan penyelenggaraan pendidikan di Indonesia
organisasi kemasyarakatan dalam merupakan jasa komoditas. Data dari
penyelenggaraan dan pengendalian mutu Balitbang Depdiknas 2003 yang
pelayanan pendidikan. (2) Masyarakat dapat menyebutkan bahwa porsi biaya pendidikan
berperan serta sebagai sumber, pelaksana, yang ditanggung orang tua/siswa berkisar
dan pengguna hasil pendidikan. antara 63,35%-87,75% dari biaya
Berdasarkan pasal-pasal di atas, pendidikan total. Sedangkan menurut riset
terlihat bahwa tanggung jawab penye- Indonesia Corruption Watch (ICW) pada
lenggaraan pendidikan nasional saat ini akan 2006 di 10 Kabupaten/Kota se-Indonesia
dialihkan dari negara kepada masyarakat ternyata orang tua/siswa pada level SD
dengan mekanisme Badan Hukum masih menanggung beban biaya pendidikan
Pendidikan (lihat RUU BHP dan PP tentang Rp 1,5 Juta, yang terdiri atas biaya langsung
SNP No.19/2005) yaitu adanya mekanisme dan tak langsung. Selain itu, beban biaya
Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) pada pendidikan yang ditanggung oleh
tingkat SD, SMP, SMA, dan SMK serta pemerintah dan masyarakat (selain orang
Otonomi Pendidikan pada tingkat Perguruan tua/ siswa) hanya berkisar antara 12,22%-
Tinggi. Seperti halnya perusahaan, sekolah 36,65% dari biaya pendidikan total (Koran
dibebaskan mencari modal untuk Tempo, 07/03/2007). Menurut laporan dari
diinvestasikan dalam operasional bank dunia tahun 2004, Indonesia hanya
pendidikan. menyediakan 62,8% dari keperluan dana
Ini berarti, nantinya sekolah penyelenggaraan pendidikan nasionalnya
memiliki otonomi untuk menentukan sendiri padahal pada saat yang sama pemerintah
biaya penyelenggaraan pendidikan. Sekolah India telah dapat menanggung pembiayaan
tentu saja akan mematok biaya setinggi- pendidikan 89%. Bahkan jika dibandingkan
tingginya untuk meningkatkan dan dengan negara yang lebih terbelakang
mempertahankan mutu. Akibatnya, akses seperti Srilanka, persentase anggaran yang
rakyat yang kurang mampu untuk disediakan oleh pemerintah Indonesia masih
menikmati pendidikan berkualitas akan merupakan yang terendah (www.worldbank.
terbatasi dan masyarakat semakin terkotak- com).
82 JURNAL TEKNIK MESIN, TAHUN 20, NO. 1, APRIL 2012

b. Keterkaitan dengan Sistem Sosial Fenomena pergaulan bebas di


Berlangsungnya kehidupan sosial kalangan remaja (pelajar) yang di antara
yang berlandaskan sekulerisme telah akibatnya menjerumuskan para pelajar pada
menyuburkan paradigma hedonisme (hura- seks bebas, terlibat narkotika, perilaku
hura), permisivisme (serba boleh), sarkasme/kekerasan (tawuran, perpelon-
materialistik (money oriented), dan lainnya coan), dan berbagai tindakan kriminal
di dalam kehidupan masyarakat.Dalam lainnya (pencurian, pemerkosaan,
paradigma materialistikpun indikator pembunuhan) yang sering kita dapatkan
keberhasilan belajar siswa setelah beritanya dalam tayangan berita kriminal di
menempuh proses pendidikan dari suatu media massa (TV dan koran khususnya),
jenjang pendidikan saat ini adalah dengan merupakan sebuah keadaan yang
perlakuan yang sama secara nasional menunjukan kurang berhasilnya sistem
pemerintah mengukurnya berdasarkan pendidikan yang selama berlangsung atau
perolehan angka Ujian Nasional (UN) yang memang perlu adanya perubahan-perubhan
dahulu disebut sebagai Evaluasi Belajar sesuai kebutuhan masyarakat saat ini.
Tahap Akhir Nasional (EBTANAS), Namun karena kehidupan di tengah-tengah
indikator itupun hanya pada tiga mata masyarakat secara umum berlangsung
pelajaran saja (Matematika/Ekonomi, dengan sekuler, ditambah lagi dengan proses
Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris) yang pendidikan dalam satuan pendidikan dalam
ketiganya tersebut berbasis pada aspek kerangka sekulerisme juga, maka siklus ini
kognitif (pengetahuan). Pemerintah akan semakin mengokohkan kehidupan
(Mendiknas) menilai bahwa UN sangat tepat sekulerisme yang makin meluas. Oleh
untuk dijadikan sebagai alat ukur standar karenanya standar kelulusan secara nasional
pendidikan, dan hasil UN sangat riil untuk bagi siswa, hendaknya juga melibatkan
dijadikan alat meningkatkan mutu assesment (penilaian) terhadap aspek
pendidikan Di sisi lain, aspek pembentukan kepribadian (pola fikir dan perilaku) yang
kepribadian yang utuh dalam diri siswa, telah terbentuk dalam individu siswa
tidak pernah menjadi indikator keberhasilan berdasarkan hasil pendidikan (akhlak) di
siswa dalam menempuh suatu proses sekolahnya, selain juga assesment terhadap
pendidikan, sekalipun dalam sekolah yang keterampilan yang telah dimiliki siswa
berbasis agama (Senin, 12/2/07) untuk menempuh kehidupan di dalam
www.indonesia.go.id). masyarakat.
Yoto, Analisis Pembiayaan Pendidikan di Indonesia,..... 83

Jika dikaitkan dengan pertumbuhan bahkan penyimpangan. Koalisi Pendidikan


penduduk Indonesia, lihat pertumbuhan menemukan beberapa kesenjangan
penduduk Indonesia yang per tahunnya (www.tokohindonesia.com), yakni saat
mencapai 4 ± 5 juta jiwa (Syarief, 2008). untuk UN 2006/2007 pemerintah telah
Menurutnya, penduduk Indonesia rata-rata mengalokasikan subsidi dana Rp 244
mencapai tingkat pertumbuhan 2,32% milyar, untuk subsidi siswa SMP Rp 136
selama kurun waktu 1971-1980. Secara miliar, siswa SMA/MA Rp 93 miliar dan Rp
rinci, Adjikoesoemo (2008) menyajikan 15 miliar lainnya untuk honor tim pemantau
gambaran tentang proyeksi jumlah independen. Dengan adanya subsidi tersebut
penduduk seperti tampak pada Tabel 1. Mendiknas menyatakan bahwa otomatis
Berdasarkan proyeksi tersebut peserta UN tidak dipungut biaya apapun
penduduk Indonesia dalam beberapa tahun alias gratis (www.indonesia.go.id), namun
mendatang akan terus meningkat jumlahnya dalam operasionalnya dana tersebut
karena masih banyak jumlah wanita dalam diperuntukan juga untuk pembuatan soal,
usia reproduksi. Selain itu, angka harapan pencetakan dan penggandaan soal (yang
hidup diperkirakan meningkat dari 67.8 tentu melibatkan perusahaan rekanan) serta
tahun pada periode 2000-2005 menjadi 73,6 hal-hal lainnya yang terkait dengan
tahun pada periode akhir proyeksi. Kondisi penyelenggaraan UN (Permendiknas No.
ini berarti membawa dampak pada 45/2006).
meningkatnya biaya pendidikan.
c. Keterkaitan dengan Sistem Politik KONSEP DAN PENTINGNYA
Berlangsungnya kehidupan politik PENINGKATAN BIAYA PENDIDIKAN
yang oportunistik telah membentuk karakter Pengertian biaya dalam ekonomi
politikus machiavelis (melakukan segala adalah pengorbanan-pengorbanan yang
cara demi mendapatkan keuntungan) di dinyatakan dalam bentuk uang, diberikan
kalangan eksekutif dan legislatif termasuk secara rasional, melekat pada proses
dalam perumusan kebijakan pendidikan produksi, dan tidak dapat dihindarkan. Bila
indonesia. Melalui Rancangan Undang- tidak demikian, maka pengeluaran tersebut
Undang Badan Hukum Pendidikan (RUU dikategorikan sebagai pemborosan.
BHP), Pemerintah berencana mempriva- Lembaga pendidikan sebagai
tisasi sektor pendidikan. Semua satuan produsen jasa pendidikan, seperti halnya
pendidikan (sekolah) kelak akan menjadi pada bidang usaha lainnya menghadapi
badan hukum pendidikan (BHP) yang wajib masalah yang sama, yaitu biaya produksi,
mencari sumber dananya sendiri. Hal ini tetapi ada beberapa kesulitan khusus
berlaku untuk seluruh sekolah negeri, dari mengenai penerapan perhitungan biaya ini.
SD hingga perguruan tinggi. Hallack mengemukakan tiga macam
Selain itu dalam beberapa kebijakan kesulitan, yaitu berkenaan dengan (1)
operasional sisdiknas yang dikeluarkan definisi produksi pendidikan, (2) identifikasi
pemerintah yang didukung pula oleh dana transaksi ekonomi yang berhubungan
yang jumlahnya tidak sedikit, ternyata dengan pendidikan, dan (3) suatu kenyataan
dalam implementasinya banyak masyarakat bahwa pendidikan mempunyai sifat sebagai
yang menilai sering terjadi salah sasaran pelayanan umum.
84 JURNAL TEKNIK MESIN, TAHUN 20, NO. 1, APRIL 2012

Biaya pendidikan (Puslitbang Sedangkan alasan ingin hidup bebas,


Pendidikan Agama dan Keagamaan, 2004) untuk uang jajan, dapat teman, dan lainnya
dapat dikategorikan dalam beberapa cara, sekitar 8%. Alasan ekonomi keluarga masih
antara lain biaya ini dikategorikan atas (1) menjadi pendorong utama anak bekerja di
biaya langsung dan biaya tidak langsung, (2) jalan. Akibatnya sebanyak 13% anak jalanan
biaya sosial dan biaya privat, dan (3) biaya mengalami putus sekolah dalam usia
moneter dan biaya non-moneter. Biaya sekolah.
pendidikan masih dianggap mahal oleh Dewasa ini pun masih ada orang tua
sebagian bangsa Indonesia sebagai akibat yang tidak mampu menanggung biaya
dari rendahnya pendapatan sebagian dari pendidikan anak-anaknya. Menurut Badan
mereka. Bagi masyarakat berpenghasilan Penelitian dan Pengembangan Depdiknas
rendah ini, pendidikan masih dianggap tahun 2003 (World Vision International
sebagai kebutuhan sekunder bahkan tertier. Indonesia, 2008) beban biaya pendidikan
Meskipun biaya sekolah telah diturunkan, yang ditanggung orang tua/siswa berkisar
masih ada keluarga Indonesia yang tidak 63,35% - 87,75% dari biaya pendidikan
mampu memasukkan anaknya ke sekolah. total. Biaya yang ditanggung pemerintah
Daradjatun (2008) mengungkapkan bahwa atau masyarakat (selain orang tua/siswa)
berdasarkan survei sosial dan ekonomi hanya berkisar antara 12,25% - 36,65%.
nasional BPS, Maret 2008 jumlah penduduk Akibatnya, tidak sedikit anak yang putus
miskin 34,96 juta orang atau sebesar 15,42 sekolah. Kendala biaya kerap menjadi faktor
%. Hasil survei Indonesian Research and utama penghalang anak mengakses
Development Institute (IRDI) Maret 2008 pendidikan.
pendapatan masyarakat per bulan rata-rata Survei Sosial Ekonomi Nasional
yang kurang dari Rp 600 ribu mencapai (Susenas) tahun 2003 menunjukkan 67%
64,58%. Jika dalam satu keluarga rata-rata masyarakat menyatakan bahwa ketiadaan
empat orang, berarti per individu Rp. 150 biaya memaksa mereka memutuskan tidak
ribu per bulan, di bawah standar kebutuhan bersekolah atau putus sekolah. Faktor
yang layak per individu per bulan Rp 195 lainnya adalah larangan orangtua, keharusan
ribu perkiraan LIPI. Survei Kementerian anak bekerja menopang kehidupan keluarga
Pemberdayaan Perempuan membuktikan, serta faktor geografis. Tabel 2 adalah data
alasan anak bekerja di jalan karena yang menunjukkan rendahnya akses
membantu pekerjaan orangtua sebanyak pendidikan di negeri ini. Dikutip dari World
71%, dipaksa membantu orangtua 6%, Vision International Indonesia (2008).
menambah biaya sekolah 15%.
Yoto, Analisis Pembiayaan Pendidikan di Indonesia,..... 85

Berdasarkan data dalam Tabel 1 kesempatan yang lebih luas bagi semua
tersebut, tampak bahwa masih ada 4% anak warga negara untuk mengakses pendidikan.
usia sekolah dasar yang tidak mengenyam Kualitas pendidikan tenaga pendidik
pendidikan. Tingkat putus sekolah masih pun menjadi pemicu rendahnya kualitas
sebesar 14,5%. Angka partisipasi kasar pendidikan di Indonesia (World Vision
sekolah lanjutan menengah hanya sebesar International Indonesia, 2008). Pada tahun
17,1%. Bahkan di jaman yang serba modern 2004 hanya 9% guru SD bergelar sarjana,
dan mengglobal seperti dewasa ini, angka 44% berpendidikan D2, dan sisanya
buta aksara untuk orang dewasa yang berpendidikan SPG. Guru SMP
berusia 15 tahun atau lebih masih cukup berpendidikan sarjana hanya sekitar 50%.
besar, yaitu 9,6%. Faktor penghambat lainnya adalah
Adanya anggapan dari sebagian keengganan bersekolah, buku pelajaran
masyarakat miskin bahwa pendidikan yang kurang dan mahal serta ketipangan
tertinggi bagi putra-putrinya cukup sampai jender ikut mendorong rendahnya
SD sangat menghambat pencapaian pendidikan masyarakat.
pendidikan untuk semua (education for all). Penerapan sertifikasi guru dan dosen
Kenyataan ini membuktikan bahwa merupakan terobosan baru dari pemerintah
pendidikan SD menjadi satu-satunya untuk mendorong peningkatan kualitas
kesempatan bagi anak dari keluarga dan pendidik. Lebih-lebih jika diingat lonjakan
masyarakat miskin untuk mengenyam kenaikkan gaji yang akan mereka terima.
pendidikan formal. Oleh karena itu, Menurut informasi Mendiknas (dalam
peningkatan kualitas pendidikan SD menjadi Mozilla, 2008) gaji guru PNS golongan
tantangan tersendiri bagi pemerintah dan IV/E bersertifikat profesi bisa mencapai Rp
berbagai pihak untuk mengupayakan 6,9 juta. Gaji tersebut belum termasuk
pendidikan dasar berkualitas yang mampu tunjangan fungsional dan tunjangan profesi
membekali anak dengan melek huruf yang untuk guru dengan sertifikat. Pemerintah
fungsional guna mengembangkan kualitas juga memberikan tunjangan fungsional
kehidupannya secara optimal. untuk guru tetap non-PNS yang belum
Sebenarnya, pemerintah telah sarjana Rp 250 ribu per bulan dan sarjana
berusaha mengatasi masalah tersebut dengan minimal Rp 300 ribu per bulan. Pendapatan
memberikan bantuan langsung tunai kepada 30 ribu guru daerah terpencil juga akan
keluarga miskin, dengan syarat anak-anak ditingkatkan. Jika sebelumnya gaji guru
mereka tetap harus masuk sekolah. BLT daerah terpencil yang bersertifikat Rp 2,29
bersyarat ini, dikenal sebagai program juta pada 2008, tahun 2009 menjadi Rp 5,1
keluarga harapan yang telah dilaksanakan di juta. Guru daerah terpencil yang belum
73 kabupaten/kota Di samping itu, juga bersertifikat sebelumnya mendapatkan Rp
disediakan beasiswa untuk lebih dari 2,29 juta ditambah menjadi Rp 3,6 juta.
1.000.000 siswa SD/MI, lebih dari 600.000 Bukan hanya guru, gaji dosen juga
siswa SMP/MTs, 900.000 siswa meningkat seiring dengan naiknya anggaran
SMA/SMK/MA, dan lebih dari 200.000 pendidikan. Jika sebelumnya dosen PNS
mahasiswa (Yudoyono, 2008). Hal itu golongan III/B tanpa sertifikat profesi
dilakukan pemerintah untuk memberi dengan masa mengajar 0 tahun
86 JURNAL TEKNIK MESIN, TAHUN 20, NO. 1, APRIL 2012

mendapatkan Rp 1,8 juta, tahun 2009 dan berkepribadian Indonesia. Pendidikan


bertambah menjadi Rp 2,26 juta. Untuk guru merupakan upaya yang dapat mempercepat
besar yang berstatus PNS golongan IV/E pengembangan potensi manusia untuk
bersertifikat, gajinya naik tajam dari Rp 5,1 mempu mengemban tugas yang dibebankan
juta menjadi Rp 13,5 juta. Peningkatan kepadanya (6D¶XG GDQ $ELQ
kesejahteraan guru dan dosen, kata
Mendiknas, menempati porsi 27% dari CARA-CARA MEMPERKIRAKAN
anggaran pendidikan. Kenaikan anggaran BIAYA PENDIDIKAN
pendidikan yang menjadi Rp 224,4 triliun Ada dua cara untuk memperkirakan
pada RAPBN 2009 juga dimanfaatkan untuk biaya pendidikan, yaitu (1) memperkirakan
percepatan penuntasan wajib belajar dari biaya atas dasar sumber-sumber pembi-
tingkat dasar hingga sekolah menengah. ayaan, dan (2) memperkirakan biaya atas
Menurut Mendiknas, anggaran pendidikan dasar laporan dari lembaga-lembaga
nanti terserap lebih dari 50 persen untuk pendidikan.
program wajib belajar. Cara yang pertama dilakukan dengan
Pendidikan dapat dipandang sebagai cara meneliti laporan dari sumber-sumber
investasi karena pendidikan yang berhasil pembiayaan pendidikan. Menurut sifatnya
akan dapat meningkatkan kesejahteraan sumber-sumber ini dibedakan atas (1)
masyarakat, kemajuan ekonomi, mendorong pengeluaran yang menyeluruh, dan (2)
perkembangan pendidikan, dan pendidikan pengeluaran menurut status, tingkat, dan
yang maju merupakan salah satu persyaratan sifatnya. Pengeluaran menyeluruh terdiri
untuk perkembangan ekonomi selanjutnya. atas (a) sumber-sumber pemerintah, yang
Pendidikan dipengaruhi oleh kondisi terdiri atas (1) pemerintah pusat, (2)
masyarakat, misalnya keadaan sosial pemerintah daerah, dan (3) bantuan luar
ekonomi. Faktor kesenjangan sosial negeri. Pengeluaran menurut status dan
ekonomi akan mempengaruhi strategi dalam sifatnya. Menurut statusnya pengeluaran
perencanaan pendidikan. Pendidikan dibedakan atas pengeluaran dari lembaga
mempengaruhi kehidupan masyarakat, pendidikan pemerintah dan pengeluaran
dengan memberikan bekal ilmu pendidikan swasta. Kemudian menurut
pengetahuan, keterampilan, pendidikan akal, tingkatnya, yaitu TK, SD, SLTP, SLTA
budi pekerti dan kerohanian kepada peserta (SMU dan SMK), dan perguruan tinggi.
didik secara langsung maupun tidak Selanjutnya menurut sifatnya pengeluaran
langsung akan menentukan jenis pekerjaan dibedakan atas pengeluaran berulang,
dan penghidupan mereka di kemudian hari. pengeluaran modal, dan pengeluaran
Profesi yang diraih akan menempatkan lainnya.
mereka pada tingkat sosial ekonomi tertentu Cara yang kedua, ialah menggu-
dan mepengaruhi perkembangan generasi nakan secara langsung laporan dari
seterusnya. lembaga-lembaga pendidikan. Untuk
Kegiatan pendidikan pada haki- keperluan membuat perkiraan tersebut harus
katnya adalah pembangunan manusia dipenuhi syarat-syarat sebagai berikut. Yang
Indonesia seutuhnya dan pembangunan pertama, dan yang terpenting adalah harus
seluruh masyarakat Indonesia yang maju ada laporan dari lembaga-lembaga
Yoto, Analisis Pembiayaan Pendidikan di Indonesia,..... 87

pendidikan. Kedua, laporan tersebut harus Pemeliharaan dan penggantian sarana


dibuat menurut pola standar fungsional yang dan prasarana pendidikan;
seragam. Ketiga, laporan harus Peningkatan pembinaan kegiatan siswa;
memperlihatkan keseluruhan biaya operasi Kesejahteraan;
dari lembaga tersebut. Rumah tangga sekolah; dan
Pemilihan unit-unit untuk penetapan Biaya pembinaan, pemantauan, penga-
biaya dilakukan dengan cara menghitung wasan dan pelaporan.
biaya: per lulusan, biaya menurut tingkatan
pendidikan, biaya unit per anak didik, rata- Komponen-komponen biaya pendi-
rata biaya kehadiran sehari-hari, biaya dikan yang memberikan kontribusi terhadap
modal per tempat, biaya rata-rata per kelas, kualitas dan optimalisasi Proses Belajar
dan biaya berulang rata-rata per pendidik. Mengajar (PBM) adalah:
Proyeksi biaya unit meliputi Pembinaan tenaga kependidikan
pembiayaan modal dan biaya berulang. Pengadaan alat-alat belajar
Untuk itu perlu memperkirakan luasnya Pengadaan bahan pelajaran
akibat tujuan kuantitatif dan kualitatif dalam Perawatan
memperhitungkan rata-rata biaya unit Sarana kelas
berulang untuk tahun yang bersangkutan. Sarana sekolah
Lembaga pendidikan dalam Pembinaan siswa
melaksanakan tugasnya menerima dana dari Pengelolaan sekolah
berbagai sumber. Penerimaan dari berbagai
Komponen-komponen utama mana-
sumber tersebut perlu dikelola dengan baik
jemen keuangan yang mendukung
dan benar. Banyak pendekatan yang
terlaksananya optimalisasi komponen biaya-
digunakan dalam pengelolaan penerimaan
keuangan pendidikan, namun dalam biaya pendidikan adalah sebagai berikut:
pelaksanaannya pendekatan-pendekatan Prosedur anggaran;
tersebut memiliki berbagai persamaan. Prosedur akuntasi keuangan;
Dana yang diperoleh dari Pembelajaran, pergudangan dan pendis-
berbagai sumber itu perlu digunakan untuk tribusian;
kepentingan sekolah, khususnya kegiatan Prosedur investasi;
belajar mengajar secara efektif dan efisien. Prosedur pemeriksaan.
Sehubungan dengan itu, setiap perolehan
Supriadi (2006) memberi gambaran
dana, pengeluarannya harus didasarkan pada
biaya pendidikan yang harus ditanggung
kebutuhan-kebutuhan yang telah
orang tua, berdasarkan perkiraan sekolah
disesuaikan dengan rencana anggaran
dan hasil penelitian kepada siswa ada 18
pembiayaan sekolah (RAPBS).
komponen seperti Tabel 3.
Jumlah biaya seluruh komponen
KOMPONEN BIAYA PENDIDIKAN
tersebut untuk SMU Negeri di kota sebesar
Komponen-komponen biaya pendi-
Rp 2.551.828,00; di pinggiran kota Rp
dikan meliputi komponen untuk:
1.903.994, dan di desa Rp 1.281.736 per
Peningkatan kegiatan belajar mengajar;
tahun.
88 JURNAL TEKNIK MESIN, TAHUN 20, NO. 1, APRIL 2012

Tabel 3 Komponen Biaya Pendidikan masih banyak masyarakat yang


Siswa SD, SMP, SMA berpendapatan per bulan rata-rata yang
No. Komponen pengeluaran Persentase kurang dari Rp 600 ribu, bahkan dalam
1 Uangpangkal/uang masuk 6,7 kenyataannya banyak diantara mereka yang
2 Iuran rutin sekolah 5,9
pendapatannya tidak tetap.
3 Ulangan/TPB 0,7
Tabel 1 diatas berlaku bagi siswa
4 Kegiatan ekstra kurikuler 0.7
5 Praktikum* 0.3 SD, SMP dan SMA; tidak berlaku bagi
6 Buku 4,2 Siswa SMK yang pada dasarnya
praktikum/latihan/LKS memerlukan biaya pendidikan lebih besar
7 Buku dan alat-alat tulis 5,6 dari pada siswa sekolah menengah umum.
8 Tas Sekolah 2,3 Biaya pendidikan bagi Sekolah Menengah
9 Sepatu sekolah 3,4
Kejuruan bisa mencapai 200% atau lebih
10 Transportasi di sekolah 15,8
11 Pakaian seragam sekolah 3,7 dari biaya pendidikan bagi sekolah umum,
12 Pakaian olah raga 2,1 ini disebabkan anggaran untuk praktikum
13 Les di sekolah oleh guru 2,8 jauh lebih besar jika dibanding sekolah
14 Kursus/les di luar kelas 11,6 menengah umum. Jika anggaran praktikum
15 Karyawisata (study tour) 2,1 untuk sekolah menengah umum mencapai
16 Sumbangan insidental 0,7
0,3% dari seluruh biaya pendidikan, untuk
17 Uang saku/jajanan siswa 27,3
18 Biaya lainnya 4,1
siswa SMK bisa mencapai 100%-150% dari
Jumlah 100% total biaya pendidikan siswa sekolah
Sumber: Supriadi, 2006 : 157 menengah umum. Oleh karenanya biaya
* untuk SD tidak ada biaya praktikum untuk mendirikan Sekolah Menengah
Kejuruan (SMK) jauh lebih mahal
Biaya untuk tingkat Di SLTP Negeri dibanding Sekolah Menengah Umum,
hampir sama dengan di SMU Negeri, terutama dalam penyediaan sarana dan
pengeluaran anak-anak di kota 1,3 kali prasarana praktikum.
pengeluaran anak-anak di desa. Biaya di Dengan kenaikan anggaran biaya
tingkat SD kota Rp 1.263.788, di pinggiran pendidikan, tentunya tidak semua biaya
Rp 581.708 dan di desa Rp 430.649 per pendidikan ditanggung oleh orang tua, tetapi
tahun. Angka-angka tersebut merupakan sebagian ditanggung oleh masyarakat
perkiraan sekolah yang telah dikonfirmasi melalui subsidi pemerintah. Perluasan dan
ke siswa melalui penelitian. Memang ada peningkatan kualitas pendidikan harus
perbedaan jumlah, namun perbedaannya diciptakan bersama, melalui upaya
secara statistik tidak segnifikan. Jumlah- peningkatan investasi dan relevansi
jumlah tersebut berlaku untuk sekolah pendidikan secara lebih merata dan meluas
negeri, sekolah swasta tentu lebih besar dan dalam berbagai jenis, jenjang dan jalur
lebih bervariasi. Dengan melihat jumlah pendidikan.
tersebut kiranya bisa dimaklumi jika ada
sebagian warga negara kita yang merasa MENGUKUR BIAYA PENDIDIKAN
berat untuk memikul biaya pendidikan Didalam menentukan biaya satuan
tersebut, lebih-lebih jika di inggat hasil terdapat dua pendekatan, yaitu (1)
survei IRDI Maret 2008 yang menunjukkan
Yoto, Analisis Pembiayaan Pendidikan di Indonesia,..... 89

pendekatan makro, dan (2) pendekatan t : tahun tertentu


mikro
Selain itu biaya pendidikan menurut
1. Pendekatan makro Nanang Fattah (2002) tidak hanya
Faktor utama yang menentukan berorientasi pada uang saja, tetapi juga
perhitungan biaya satuan dalam sistem dalam bentuk biaya kesempatan
pendidikan adalah kebijakan dalam (oppurtunity cost) yang sering juga disebut
pengalokasian anggaran pendidikan disetiap income forgone (potensi pendapatan bagi
negara. Satuan biaya pendidikan disetiap seorang siswa selama ia mengikuti
pelajaran, atau menyelesaikan studi), yang
negara sangat bervariasi, yang disebabkan
dapat dihitung dengan formula berikut:
oleh perbedaan cara penyelenggaraan C=L+K
pendidikan. Untuk membandingkan biaya Keterangan:
pendidikan pada tiap jenjang ditiap negara, C : biaya pendidikan
L : biaya langsung dan biaya tak langsung
teknik yang dilakukan adalah dengan K : jumlah rata-rata penghasilan tamatan.
membandingkan biaya operasional
pendidikan dan sumber keuangannya, yang
bisa dilihat dari persentase GNP dari tiap ANALISIS KEPUTUSAN INVESTASI
negara. DALAM PENDIDIKAN
2. Pendekatan mikro Untuk menganalisis keputusan
Pendekatan ini menganalisis biaya Investasi dalam pendidikan dapat
pendidikan berdasarkan pengeluaran total menggunakan Cost Benefit Analysis atau
(total cost) dan jumlah biaya satuan (unit Rate of Return Analysis.
cost) menurut jenis dan tingkat pendidikan. Cost Benefit Analysis
Biaya total merupakan gabungan-gabungan 1. Secara konseptual efisiensi pendidikan
biaya per komponen input pendidikan di tiap meliputi efisiensi atau disebut juga
sekolah. Satuan biaya pendidikan keefektifan biaya (cost effectiveness),
merupakan biaya rata-rata yang dikeluarkan dan efisiensi eksternal atau disebut
untuk melaksanakan pendidikan di sekolah manfaat biaya (cost benefit).
per murid per tahun anggaran. Satuan biaya 2. Cost benefit dikaitkan dengan analisis
ini merupakan fungsi dari besarnya keuntungan atas investasi pendidikan
pengeluaran sekolah serta banyaknya murid dari pembentukan kemampuan, sikap
sekolah. Dengan demikian, satuan biaya ini dan keterampilan.
dapat diketahui dengan jalan membagi 3. Dalam perhitungan investasi terdapat
seluruh jumlah pengeluaran sekolah setiap dua hal penting yaitu (1) Investasi
tahun dengan jumlah murid sekolah pada hendaknya menghasilkan kemampuan
tahun yang bersangkutan. Perhtitungan yang memiliki nilai ekonomi di luar nilai
satuan biaya pendidikan dapat menggunakan instrinsiknya, (2) nilai guna dari
formula sebagai berikut: kemampuan.
Sb (s,t) = f [K (s,t) : M (s,t)] 4. Analisis biaya manfaat (cost benefit
Keterangan: analysis) merupakan metodologi yang
Sb : satuan biaya murid per tahun banyak digunakan dalam melakukan
K : jumlah seluruh pengeluaran.
M : jumlah murid analisis investasi pendidikan.
s : sekolah tertentu,
90 JURNAL TEKNIK MESIN, TAHUN 20, NO. 1, APRIL 2012

5. Metode Analisis biaya manfaat dapat 8. Inventarisasi kebutuhan tenaga kerja


membantu para pengambil keputusan dalam jangka pendek berdasarkan
dalam menentukan pilihan diantara estimasi kebutuhan tenaga kerja dalam
alternatif alokasi sumber-sumber persektif jangka panjang merupakan
pendidikan yang terbatas tetapi peluang untuk melakukan investasi
memberikan keuntungan yang tinggi. pendidikan.
Rate of Return Analysis
1. Investasi dibidang pendidikan perlu TELAAH PERHITUNGAN SATUAN
untuk merespon kebutuhan ekonomi BIAYA PENDIDIKAN
tenaga kerja menurut jenjang dan jenis Untuk menelaah perhitungan satuan
pendidikan. biaya pendidikan berikut penulis sajikan
2. Analisis tingkat balik (Rates of Return hasil kajian Dedi Supriadi (2006) dan
Analysis) ekonomi dari investasi ini Bappeda Kabupaten Bandung (2008)
diperoleh dengan membandingkan Dedi Supriadi menampilkan pengeluaran
produktivitas dari tenaga kerja terdidik biaya pendidikan siswa untuk tingkat SMK,
yang biasanya digambarkan oleh profil SMA, dan SLTP dalam mengkaji satuan
upah dengan produktivitas tenaga kerja biaya pendidikan. Sementara itu Bappeda
yang tidak terdidik. Kabupaten Bandung dalam hasil kajiannya
3. Nilai investasi pendidikan dapat berbeda membagi menjadi 4 (empat) unsur satuan
bergantung acuannya, apakah acuannya biaya yakni (1) Pra Sekolah; (2) Pendidikan
dari sudut pandang masyarakat atau Dasar; (3) Pendidikan Menengah, dan (4)
individu. Luar Biasa. Masing-masing unsur tersebut
4. Tidak semua biaya pendidikan mencakup pendidikan formal maupun non
ditanggung oleh individu, tetapi formal, kecuali pendidikan Luar Biasa.
sebagian ditanggung oleh masyarakat Selain komponen-komponen biaya yang
melalui subsidi pemerintah. perlu dibiayai, di dalam komponen tersebut
5. Perluasan dan pembatasan pendidikan pada kajian ini, aktivitas-aktivitas yang
harus diciptakan bersama, dengan ini perlu di biayai dalam penyelenggaraan
dilakukan upaya peningkatan investasi pendidikan di Wilayah Pemerintahan
dan relevansi pendidikan secara lebih Kabupaten Bandung terdiri dari :
merata dan meluas dalam berbagai jenis, 1. Biaya Investasi, terdiri dari komponen
jenjang dan jalur pendidikan. Investasi Lahan Pendidikan dimana
6. Investasi pendidikan di negara-negara aktivitas yang harus dibiayai adalah
berkembang, dimana kondisi ekonomi Sarana dan Prasarana (Bukan Personel);
sudah relatif maju dengan berbasis Sedangkan Komponen Investasi Non
perindustrian, maka strategi investasi Lahan Pendidikan dimana aktivitas yang
pendidikan diarahkan untuk memenuhi harus dibiayai adalah : 1) Pengembangan
lapangan dunia kerja. SDM (Pengembangan Personel); 2)
7. Pengembangan investasi pendidikan Modal Kerja Tetap (Pembinaan Siswa,
perlu dilakukan untuk peningkatan Rapat Dinas Pengawas, Operasional
kualitas pendidikan. Komite Sekolah, Biaya Peningkatan
Yoto, Analisis Pembiayaan Pendidikan di Indonesia,..... 91

Mutu, Biaya Praktik Kerja Lapangan/ Uang makan siang (bagi yang full day);
PKL). 7) Kursus/les di luar sekolah; 8) Try out
2. Biaya Operasional, terdiri dari di luar sekolah; 9) Rental/Pembelian
Komponen Biaya Personalia dan Biaya Komputer.
Non Personal Pendidikan Tak Langsung,
dimana aktivitas yang dibiayainya adalah KESIMPULAN
: 1) Bahan atau Peralatan Habis Pakai 1. Banyak pihak yang mensyukuri dengan
(ATK/Biaya ATS); 2) Daya (listrik); 3) meningkatnya anggaran pendidikan
Air; 4) Jasa Telekomunikasi (daya dan (tahun 2009) yang mencapai Rp.
Jasa); 5) Pemeliharaan Sarana dan 207.413.531.763.000,00 atau 20% dari
Prasarana (Perbaikan ringan dan APBN selain gaji guru/dosen tersebut,
pemeliharaan); 6) Uang Lembur; 7) namun disisi lain ada kekawatiran
Transportasi; 8) Konsumsi; 9) Pajak; dan Depdiknas gagap dalam menyalurkan
10) Asuransi dana tersebut. Kekawatiran ini bukan
3. Biaya Personal (Pribadi Peserta tidak beralasan, sebab laporan keuangan
Didik), terdiri dari Komponen Biaya Depdiknas hingga periode 2008 masih
Langsung PBM, dimana Aktivitas yang memperoleh Opini Disclaimer.
dibiayainya adalah 1) Iuran rutin (SPP); 2. Subsistem dalam pendidikan meliputi:
2) Iuran Pembangunan (DSP); 3) Iuran Tujuan, Murid/Mahasiswa, Manajemen,
Daftar Ulang (siswa lama); 4) Iuran Stuktur dan jadwal wakru, Materi,
Praktikum (laboratorium, bengkel/ Tenaga Pengajar dan pelaksana, Alat
wokshop); 5) Iuran Perpustakaan; 6) bantu belajar, Fasilitas, Teknologi,
Iuran Kegiatan Ekstra Kurikuler; 7) Iuran Kendali mutu, Penelitian, Biaya
Karya Wisata / Studi Tour; 8) Iuran pendidikan. Sistem pendidikan erat
Tes/Ulangan; 9) Iuran Kas Kelas; 10) kaitannya dengan pengaruh dari sub-
Iuran OSIS; 11) Iuran Kegiatan Olahraga sistem yang lain (ekonomi, politik, sosial,
(Renang);12) Pembelian Buku dsb). Sistem pendidikan nasional juga
Pelajaran/Bahan Ajar; 13) Pembelian merupakan bagian dari penyelenggaraan
LKS; 14) Pembelian Buku Tulis; 15) sistem kehidupan di Indonesia saat ini.
Pembelian Alat Tulis; 16) Foto Copy 3. Pendidikan merupakan upaya yang dapat
Bahan pelajaran/tugas-tugas; 17) mempercepat pengembangan potensi
Pembelian bahan praktik manusia untuk mempu mengemban tugas
laboratorium/keterampilan/kesenian/ yang dibebankan kepadanya (6D¶XG GDQ
olahraga; 18) Pembelian Pakaian Abin, 2007).
Seragam Sekolah; 19) Pembelian Pakaian 4. Biaya pendidikan dapat dikategorikan
Olahraga; 20) Kursus/les di sekolah oleh dalam beberapa cara, antara lain biaya ini
guru; dan Biaya Tidak Langsung dikategorikan atas (1) biaya langsung dan
Terhadap PBM dengan Aktivitas yang biaya tidak langsung, (2) biaya sosial dan
dibiayainya meliputi : 1) Sepatu Sekolah; biaya privat, dan (3) biaya moneter dan
2) Sepatu Olahraga; 3) Tas Sekolah; 4) biaya non-moneter.
Transportasi ke sekolah (Umum/ 5. Ada dua cara untuk memperkirakan biaya
Jemputan); 5) Uang saku/jajan siswa; 6) pendidikan, yaitu: (1) memperkirakan
92 JURNAL TEKNIK MESIN, TAHUN 20, NO. 1, APRIL 2012

biaya atas dasar sumber-sumber pendekatan makro, dan (2) pendekatan


pembiayaan, dan (2) memperkirakan mikro.
biaya atas dasar laporan dari lembaga- 7. Untuk menganalisis keputusan Investasi
lembaga pendidikan. dalam pendidikan dapat menggunakan
6. Di dalam menentukan biaya satuan Cost Benefit Analysis atau Rate of Return
terdapat dua pendekatan, yaitu: (1) Analysis.

DAFTAR RUJUKAN Mozilla, 2004. Biaya Pendidikan Lebih


Abdullah N.S. 2008. Pendidikan Sebagai Banyak Ditanggung Orang tua
Konsumsi dan Investasi Ekonomi. Siswa:
http://abd, wordpress. com/feed/ http://www.atmajaya.ac.id/content.
Adjikoesoemo. 2008. Proyeksi Penduduk asp?f=08id=5026
Indonesia Tahun 2000-2025 Mozilla. 2008. Anggaran Pendidikan 20%
Sebuah Peluang Dan Tantangan. meningkatkan Kualitas Pendidik-
http://bung- an?: http: //www.lpmpjateng.go.id/
ak.blogspot.com/2008/03/proyeksi- blog/?p=582
penduduk-indonesia.html 6D¶XG, Udin Syaefudin dan Abin
Bappeda Pemerintah Kabupaten Bandung. Syamsuddin Makmun. 2007.
2008. Analisis Budged Mapping Perencanaa Pendidikan, Suatu
Pendidikan di Kabupaten Bandung. Perencanaan apendidikan.
Bandung: Bapeda Pmda Tk. II Bandung: Rosdakaya
Kabupaten Bandung Senduk, Safir. 2000. MenghitungPerkiraan
Daradjatun, Adang. 2008. Merdeka dari Biaya Pendidikan: http://www.
Kemiskinan. tabloitnova.com/artcles.asp?Id=28
http://www.adangdaradjatun.com 73
Fattah, Nanang. 2002. Ekonomi dan Biaya Supriyadi, Dedi. 2006. Satuan Biaya
Pendidikan. Bandung: PT. Rosda. Pendidikan Dasar dan Menengah.
Hallak, J. 1985. Analisis Biaya dan Bandung: Rosdakaya
Pengeluaran Untuk Pendidikan. Syaifuddin & Ichsan. A. 2007. Analisis
Paris: International Institute For Dampak Pendidikan Terhadap
Planning, UNESCO. Mutu Pendidikan di MIJS Malang
http://timpakul.hijaubiru.org/pendidikan.html Postard, Oleh Sumanto. Malang:
http://www.depdiknas.go.id MIJS
http://ayok.wordpres.com.2007/problematik Syarief, Sugiri. 2008. Pertumbuhan Pendu
a.sistem.pendidikan.indonesia duk Indonesia 5 Juta Per Tahun
http://zuhairistain.blogspot.com/2009/01/pe http://en-US.www.Mozilla.com/en-
ndidikan.sebagai.sistem US/firefox/central
Imam, Tengku. 2008. Anggaran Pendidikan www.worldbank.com
Dalam APBN 2009. http:// www.tokohindonesia.com
bangimam. blog.dada.net/tag.teng www.indonesia.go.id
ku imam yahoo. co.id Yudoyono, S.B. 2000. Sambutan Presiden
Mastofa. 2008. Konsep dan Analisis Biaya RI pada acara puncak peringatan
Pendidikan. http://masofa, word hari guru Nasional 2008, 2
press.com/feed/ Desember 2008. http://www.set
neg.go.id
Yoto, Analisis Pembiayaan Pendidikan di Indonesia,..... 93

------------. 2009. Undang-Undang Dasar Undang-Undang Guru dan Dosen.


1945 (Amandemen). Yogyakarta: Bandung: Fokus Media
Yustisia. ------. 2008. Pendidikan untuk Semua dalam
------------. 2008. Undang-Undang Republik World Vision International Indonesia:
Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 www.worldvision.or.id Kompas, 29/ 10/04
tentang Sistem Pendidikan
Nasional dalam Himpunan

Anda mungkin juga menyukai