SKRIPSI
LUTFI KAMALUDIN
NIM :1808109123
1
2
daya manusia di Indonesia dapat bersaing dengan pesaing dari negara lain
yang dari segi kualitas dan kualifikasi lulusan lebih tinggi.
B. Identifikasi Masalah
D. Perumusan Masalah
1. Bagaimanakah cara lembaga pendidikan dalam mengelola PKBM
Nurhayati?
2. Bagaimanakah peran pemimpin PKBM Nurhayati dalam menjalankan
Manajemen Mutu pada lembaga pendidikan yang dipimpin?
3. Bagaimana cara lembaga pendidikan PKBM Nurhayati dalam
meningkatkan mutu pembelajaran ?
4. Bagaimanakah cara lembaga pendidikan PKBM Nurhayati
melakukan perbaikan secara berkelanjutan agar konsisten dalam
mengelolanya ?
E. Tujuan Masalah
Sejalan masalah yang terdapat di dalam rumusan, ada tujuan yang
ingin diraih pada penelitian ini yakni:
1. Secara teoritis
a. Penelitian ini berguna untuk memberikan sumbangan pemikiran
tentang pelaksanaan Pengelolaan Program Pendidikan Kesetaraan.
b. Selain itu untuk menambah khasanah keilmuan dalam bidang
pendidikan khususnya dalam penguatan Manajemen Pendidikan di
PKBM.
c. Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan untuk
lembaga lain dan bahan rujukan untuk melakukan hal yang sejenis.
2. Secara praktis
a. Bagi objek penelitian, hasil penelitian ini diharapkan dapat
memberikan gambaran dalam meningkatkan mutu pendidikan di
PKBM Handayani khususnya dalam pengelolaan program
pendidikan kesetaraan.
b. Bagi peneliti, penelitian ini diharapkan dapat menambah
pengetahuan dan menjadi suatu pengalaman guna memperoleh
gambaran yang nyata tentang Manajemen pusat kegiataan belajar
dalam meningkatkan mutu pembelajaran program paket C di PKBM
Nur Hayati Desa Dompyong Kulon Kecamatan Gebang Kabupaten
Cirebon.
BAB II
LANDASAN TEORI DAN KERANGKA BERFIKIR
A. Manajemen
1. Pengertian Manajemen
Secara generik ilmu manajemen bisa diartikan menjadi seni dan ilmu
tentang pendekatan yang ilmiah, logis, dan sistematis untuk mencapai
tujuan organisasi secara efektif dan efesien dan bisa menaruh manfaat
pada seluruh pihak pemangku kepentingan. Manjemen adalah salah satu
proses dari pencapaian tujuan dan dilakukannya melalui tahap
perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan dan pengawasan, ini juga
menggunakan sumber daya yang memiliki organisasi supaya aktivitas bisa
berjalan efektif dan efisien (Nugroho, 2017:62). Semula manajemen yang
asal berdasarkan istilah bahasa inggris yaitu management munggunakan
istilah kerja “to manage” diartikan secara generic menjadi mengurusi atau
kemampuan menjalankan dan mengontrol suatu urusan atau “act running
and controlling a business”. Selanjutnya definisi manajemen berkembang
secara luas. Kata manajemen dari berdasarkan bahasa Perancis kuno
“management” yang mempunyai arti seni melaksanakan dan mengatur
(Fauzi, 2018:23).
9
10
1) Kualitas manajemen
2) Pemberdayaan satuan pendidikan
3) Profesionalisme dan ketenagaan
4) Relevansi dan kebutuhan.
Yaitu kajian pendidikan dengan elemen yang lebih luas dengan elemen
sebagai berikut:
a. Kesesuaian, meliputi:
1) Sepadan dengan karakteristik peserta didik
2) Serasi dengan aspirasi masyarakat atau perorangan
3) Cocok dengan kebutuhan masyarakat
4) Sesuai dengan kondisi lingkungan
5) Selaras dengan tuntutan zaman
6) Sesuai dengan teori, prinsip, dan nilai baru dalam pendidikan
21
5) keperluan.
6) Pemanfaatan sumber belajar bersama, dan usaha inovatif yang
merupakan penghematan, seperti pembelajaran jarak jauh, dan
pembelajaran terbuka.
e. Produktivitas meliputi:
1) Perubahan proses pembelajaran (dari menghafal dan
mengingat ke menganalisis dan mencipta).
2) Penambahan masukan dalam proses pembelajaran (dengan
menggunakan berbagai macam sumber belajar)
3) Peningkatan intensitas interaksi peserta didik dengan sumber
belajar.
4) Gabungan ketiganya dalam kegiatan belajar-pembelajaran
sehingga menghasilkan mutu yang lebih baik, keikutsertaan
dalam pendidikan yang lebih luas, lulusan yang lebih banyak,
lulusan yang lebih dihargai oleh masyarakat, dan
berkurangnya angka putus sekolah.
7. Indikator mutu Pembelajaran
1) Silabus
23
b) Standar kompetensi
c) Kompetensi dasar
4) Tujuan pembelajaran
5) Materi ajar
6) lokasi waktu
7) Metode pembelajaran
8) Kegiatan pembelajaran
a) Pendahuluan
b) Inti
c) Penutup
9) Penilaian hasil belajar
b. Pelaksanaan Pembelajaran
1) Rombongan belajar
Jumlah maksimal peserta didik setiap rombongan belajar
adalah:
a) SD/MI : 28 peserta
b) SMP/MTS : 32 peserta
c) SMA/MA : 32 peserta
2) Beban kerja minimal guru
a) Kegiatan pendahuluan
b) Kegiatan inti
c) Kegiatan penutup
yang nama PKBM baru diawali pada tahun 1998 dengan cara untuk
memperluas kesempatan masyarakat yang memperoleh layanan pendidikan.
PKBM adalah suatu tempat kegiatan belajar masyarakat yang terfokus pada
pemberdayaan masyarakat melalui pendidikan yang sama dengan kebutuhan
belajar dan potensi masyarakat dalam kemajuan pendidikan, ekonomi, sosial
budaya dan aspek aspek kehidupan lainnya. Kamil (2011:85), memberikan
definisi: PKBM adalah suatu lembaga pendidikan yang dilaksanakan di luar
sistem pendidikan formal diarahkan agar masyarakat desa atau kota yang
dikelola pada masyarakat itu sendiri serta memberi kesempatan kepada
masyarakatagar dikembangkan berbagai model pembelajaran dengan suatu
tujuan berkembangnya kemampuan dan keterampilan masyarakat agar mampu
meningkatkan kualitas hidupnya.
1. Tujuan PKBM
Pendidikan NonFormal
PKBM
Manajemen
Mutu Pembelajaran
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
2. Waktu Penelitian
2. Penyusunan Proposal *
3. Seminar Proposal *
9. Perizinan *
10. Penyusunan * *
Instrumen Penelitian
B.Tahap Pelaksanaan *
1. Penelitian Lapangan * *
2. Pengumpulan Data * * *
3. Penyusunan Skripsi * * *
4. Bimbingan dan Revisi * * *
C. Tahap Penyelesaian *
39
40
Adapun waktu penelitian yang dilakukan yaitu mulai dari tahap awal sampai
akhir penyusunan naskah skripsi dengan jadwal sebagai berikul.
Tabel 3.1 Jadwal Pelaksanaan Kegiatan
B. Metode Penelitian
C. Desain Penelitian
D. Subjek Penelitian
1) Data Primer, hanya bisa peneliti dapatkan dari sumber pertama atau
asli. Data primer ialah data yang dikumpulkan oleh peneliti sendiri dan
tidak pernah dikumpulkan sebelumnya. Adapun data primer yaitu:
Kepala PKBM , Tutor, dan Peserta Paket.
2) Data Sekunder, biasanya berasal dari penelitian lain yang dilaksanakan
oleh organisasi atau lembaga. Data sekunder ialah data yang diperoleh
bukan dari sumber pertama, melainkan didapatkan dari sumber kedua
(Kurniawan, 2018:227). Adapun data sekunder yaitu berupa data-data
mengenai Proses berlangsungnya peningkatan Mutu Pembelajaran di
PKBM.
43
1. Observasi
Metode observasi menurut Kurniawan (2018:175) merupakan kegiatan
memusatkan perhatian dan mengangkap (secara empiris) fenomena yang
terjadi pada sasaran survei dengan seluruh panca indera. Di sisi lain, juju
mengatakan observasi adalah teknik perolehan data yang tidak
menggunakan kata-kata atau melibatkan komunikasi verbal. Sasaran
umum, teknik observasi meliputi panca indera visual berupa data virtual,
atau panca indera lainnya seperti pendengaran, taklil, dan bau. (Djuju,
2006:55). Oleh karena itu, metode yang digunakan untuk memperoleh
data tentang kondisi fisik dan lingkungan penelitian, baik fisik maupun
non fisik, atau kejadian-kejadian yang dianggap penting dan relevan
dengan penelitian ini. Metode pengamatan yang digunakan dalam
penelitian ini adalah metode pengamatan langsung, dimana objek yang
diamati dan dicatat pada tempat terjadinya atau terjadinya peristiwa
tersebut sehingga pengamat berada bersama objek tersebut.
2. Wawancara
Wawancara merupakan metode penelitian yang dilakukan dengan cara
mengadakan pertemuan diantara dua orang guna bertukar data serta ide
lewat tanta jawab, sehingga bisa dikonstruksikan arti dalam sesuatu topik
tertentu (Sugiyono, 2015: 72). Wawancara digunakan sebagai metode
pengumpulan informasi apabila jika penelitian mau melaksanakan riset
pendahuluan guna menemukan kasus yang perlu diteliti, namun juga
apabila peneliti mau mengenali hal-hal dari responden yang lebih
mendalam. Berdasarkan pandangan tersebut, maka wawancara bisa
didefinisikan sebagai proses-proses tanya jawab yang dicoba oleh dua
orang ataupun lebih dan terdiri dari narasumber serta pewawancara.
Tujuan dari wawancara ialah untuk memperoleh data yang lebih.
Tujuan wawancara adalah untuk mendapatkan informasi yang lebih
banyak daripada subjek yang dimintai informasi dengan pertanyaan-
pertanyan yang mungkin tidak didapatkan peneliti selama observasi.
Dalam penelitian ini wawancara dilakukan sehubungan dengan
meningkatkan Mutu pembelajaran di PKBM Nur hayati Dompyong Kulon
45
3. Dokumentasi
Sugiyono (dalam Kurniawan, 2018:178) mendefinisikan dokumen
sebagai catatan kejadian yang telah lalu. Dokumen dapat berupa tulisan,
foto, ataupun karya-karya monumental. Dokumen yang berupa tulisan
misalnya catatan setiap hari, sejarah kehidupan life histories, cerita,
biografi, pengaturan, serta kebijakan. Dokumen yang berupa foto misalnya
gambar, foto hidup, sketsa, serta lain-lain. Dokumen yang berupa karya
misalnya karya seni yang bisa berbentuk foto, arca, film, serta lain-lain.
Studi dokumen ialah aksesiris dari pengguna tata cara observasi serta
wawancara dalam riset kualitatif.
Sedangkan menurut (Moleong, 2012:216-217) dokumentasi ialah setiap
bahan tertulis atau film, lain dari record, yang tidak dipersiapkan karena
adanya permintaan seorang penyidik. Dapat disimpulkan bahwa
dokumentasi adalah bahan-bahan atau data yang berupa catatan maupun
transkip yang dijadikan untuk mengumpulkan data. Metode ini digunakan
untuk mengumpulkan data tentang subjek penelitian yang diperoleh dari
dokumen PKBM Nur hayati Dompyong Kulon .
F. Instrumen Penelitian
Ini adalah suatu tulisan singkat yang berisikan daftar informasi yang
perlu dikumpulkan. Pertanyaan-pertanyaan lazimnya bersifat umum yang
memerlukan jawaban panjang, bukan jawaban ya atau tidak.
2. Alat rekaman.
Peneliti dapat menggunakan alat rekaman seperti, tape recorder, telepon
seluler, kamera fot, dan kamera video untuk merekam hasil wawancara.
Alat rekaman dapat dipergunakan apabila peneliti mengalami kesulitan
untuk mencatat hasil wawancara (Affrizal, 2014:34).
G. Teknik Analisis Data
A. Deskripsi Data
48
49
d. Fungsi Pengawasan
“Soal mutu sarana dan prasarana sudah baik yah hanya saja
perlu peningkatan, insyaallah semua memadai, Lab ada, sarana
belajar sudah standar, Ruang belajar yang memadai, MCK, Masjid,
perpustakan dan labolatorium komputer’’(Hasil Wawancara, 23
Agustus 2022)
Berdasarkan hasil wawancara yang penulis lakukan, PKBM Nur
hayati tetap berusaha meningkatkan mutu sarana dan prasarana.
Mutu sarana dan prasarana diperkuat dengan hasil dokumentasi dan
observasi yang dilakukan oleh penulis. Labolatorium Komputer dan
perpustakaan yang ada di PKBM tersebut yang cukup memadai.
d. Mutu Pengelolaan
c. Pelaksanaan Pembelajaran
1) Kegiatan Pendahuluan
“Jadi gini mas PKBM Nur Hayati ini sudah cukup banyak diakui
sepak terjangnya di masyarakat bahkan di luar masyarakat Kecamatan
Gebang dari berbagai aspeknya. Karena apa? Kami sangat
memperhatikan kebutuhan dan harapan dari warga belajar. Adanya
simbiosis mutualisme antara PKBM dengan masyarakat, jadi kami
membutuhkan warga belajar dan interaksi sosial dengan masyarakat,
sebaliknya juga masyarakat membutuhkan bimbingan dari PKBM
Nur Hayati’’(Hasil Wawancara, 23 Agustus 2022).
Hasil wawancara di atas dapat diperkuat dengan hasil wawancara
Tutor PKBM,BapakAbdul Kholiq, S.Pd, yang menyatakan bahwa:
“PKBM ini kan sudah lama berdiri dan sampai saat ini
alhamdulillah belum ada keluhan-keluhan dari masyarakat ataupun
warga belajar. Tapi bukan berarti dengan tidak adanya keluhan yang
datang kami hanya diam dan seolah-olah sudah memberikan
kenyamanan yang terbaik, salah satu yang perlu diketahui bahwa
tempat parkir motor tidak cukup memadai apalagi Lapanagan cukup
73
“Jadi gini mas selama ini kami selaku para tutor belum menerima
keluhan dari masyarakat terkait fasilitas dan lainnya di PKBM,
hubungan kami dengan masyarakat pun baik. Dalam proses
pembelajaran juga dilaksanakan sebagaimana mestinya, ketika ada
tutor yang berhalangan hadir maka digantikan tutor lain agar tidak ada
kekosongan jam pelajaran. Itulah bentuk kepedulian kami agar warga
belajar merasa nyaman dan senang’’,(Hasil Wawancara, 23 Agustus
2022).
Berdasarkan hasil wawancara di atas, penulis dapat menyimpulkan
bahwa PKBM Nur Hayati terus berupaya dalam memberikan
kenyamanan untuk warga belajar dan masyarakat luasnya, dan juga
satu hal yang patut dibanggakan oleh PKBM Nur Hayatiadalah
minimnya komplain ataupun keluhan yang berarti dari masyarakat,
adapun sempat adanya komplain dari masyarakat tapi hal tersebut
terjadi karena perbuatan kurang baiknya warga belajar tersebut,
namun sudah menjadi tugas kami untuk menasihati mereka untuk
tidak mengulanginya lagi. Selain itu salah satu aspek yang tidak kalah
penting adalah terjalinnya hubungan baik dengan masyarakat
sehingga tercipta kerukunan di antara keduanya dan tujuan
pembelajaran akan tercapai dengan maksimal.
B. Pembahasan
Sesuai dengan hasil penelitian yang telah digambarkan pada bagian
sebelumnya, maka peneliti akan membahas data-data yang diperoleh ,
dikaitkan dengan kajian kepustakaan atau referensi dalam penelitian ini.
Berikut dipaparkan lebih jelas dari hasil penelitian yang diperoleh oleh
peneliti. Manajemen Pendidikan Kesetaraan Kejar Paket C Pusat Kegiatan
Belajar Masyarakat Nur masih tergolong belum optimal meskipun terdapat
beberapa alasan-alasan mengenai hal tersebut. Adapun analisis yang lebih
spesifik mengenai Manajemen PKBM dalam meningkatkan Mutu
Pembelajaran Paket C, sebagai berikut:
1. Proses Pengelolaan PKBMdiLembaga PKBM Nur hayati
Penyelenggaraan pendidikan berbasis masyarakat dalam bentuk PKBM
merupakan arah baru dalam sistem pendidikan luar sekolah yang memiliki
visi untuk memberdayakan masyarakat agar mampu meningkatkan kualitas
hidupnya. “PKBM adalah suatu wadah dari berbagai kegiatan pembelajaran
masyarakatyang diarahkan pada pemberdayaan potensi untuk
menggerakkan pembangunan di bidang sosial, ekonomi dan budaya”.
PKBM dibentuk oleh masyarakat, merupakan milik masyarakat, dan
dikelola oleh masyarakat yang pembentukannya dilakukan dengan
memperhatikan sumber-sumber potensi yang terdapat pada daerah yang
bersangkutan terutama jumlah kelompok sasaran dan jenis
75
harus disiapkan agar guru tahu apa yang akan diajarkan, bagaimana
langkah-langkahnya, apa saja peralatan-peralatan yang bisa memotivasi
warga belajarsehingga tutor-tutor ini nanti semangatnya ada untuk
mengajar, sehingga para tutor tidak menganggap remeh tugas mereka
sebagai pengajar.
Pada temuan selanjutnya kepala sekolah melakukan pengawasan.
Pengawasan disini maksudnya membuat rencana yang sebaik-baiknya
dalam rangka memberi jaminan bahwa hasil yang akan dicapai sesuai
dengan yang diharapkan. Temuan Hasil penelitian menunjukkan bahwa
mutu sarana dan prasarana di PKBM Nur Hayati merupakan kegiatan
menyediakan semua sarana dan prasarana yang akan digunakan dalam
meningkatkan mutu pendidikan yangmana arus sejalan dengan visi misi
PKBM agar semunya bermanfaat dengan semestinya. Anatara lain berupa
peralatan dan ruang pembelajaran praktik sesuai dengan apa yang telah
direncanakan. Hal ini sesuai dengan pendapat Kompri (Ikawati, 2018)
bahwa pengadaan sarana dan prasarana pendidikan merupakan upaya yang
dilakukan oleh pihak sekolah dalam memenuhi kebutuhan sarana dan
prasarana yang dibutuhkan dalam proses pembelajaran yang telah
dirumuskan dalam perencanaan.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa inventarisasi sarana dan
prasarana di PKBM Nur Hayati dilakukan dengan mencatat, memberikan
kode dan membuat laporan secara terperinci terhadap semua sarana dan
prasarana yang ada di sekolah. Hal ini berdasarkan dengan pendapat
Bafadal (Ikawati, 2018) yang menyatakan bahwa inventarisasi sarana dan
dan prasarana yang dimiliki oleh sekolah. Hasil penelitian selanjutnya
tentang pemanfaatan sarana dan prasarana di PKBM Nur Hayati
menunjukkan bahwa, yaitu telah menggunakan semua sarana dan
prasarana untuk memperlancar proses pembelajaran guna meningkatkan
mutu pendidikan yang lebih baik dan fasilitas di PKBM Nur Hayati cukup
lengkap dari mulai ruangan kelas, MCK, masjid, labolatorium komputer
dan lain-lainnya.
84
Hal ini berdasarkan pada pendapat Arifin dan Barnawi (Ikawati, 2018)
bahwa pemanfaatan sarana dan prasarana pendidikan merupakan kegiatan
yang dilakukan dalam memanfaatkan sarana dan prasarana pendidikan
untuk memperlancar proses pembelajaran. Perawatan sarana dan prasarana
yang ada pada masing-masing ruang kelas merupakan tanggung jawab
dari masing-masing rombongan belajar, serta pihak pengelola sarana dan
prasarana pendidikan. (Asiyai, 2012:77).
Temuan Hasil penelitian selanjutnya tentang Pembiayaan pendidikan
ini sangat diperlukan untuk program lembaga pendidikan, pengadaan
sarana dan prasarana, gaji tutor, gaji tenaga pendidik dan kependidikan,
keperluan untuk menunjang tercapainya visi dan misi lembaga pendidikan
dan menciptakan sumber daya manusia yang berkualitas. Kolerasi yang
tercipta antara pembiayaan lembaga pendidikan dengan mutu pendidikan
dapat terlihat jelas dalam kegiatan belajar mengajar. Kedua hal tersebut
juga tidak lepas dari proses pengelolaan (manajemen). Maka dari itu
PKBM Nur Hayati melaksanakan , proses belajar mengajar di
lembaganya tidak akan berjalan jika tidak ada manajemen pembiayaan
yang efektif dan efisien yang akan membantu mencapai tujuan pendidikan.
Dengan manajemen pembiayaan pendidikan yang baik, maka PKBM
Nur Hayati dapat meningkatkan mutu pendidikan. Dengan melaksanakan
fungsifungsi manajemen pembiayaan pendidikan mulai dari perencanaan,
pembukuan, penggunaan keuangan atau pembelanjaan, pencatatan,
pengawasan, hingga pertanggungjawaban, PKBM Nur Hayati dapat
terbantu dalam meraih tujuan. Kepala PKBM Nur Hayati, tutor, dan
tenaga pendidik bersama-sama dalam mengelola keuangan PKBM Nur
Hayati agar mampu meningkatan kualitas pendidikan. Kesimpulan Secara
umum, manajemen pembiayaan pendidikan adalah proses mengelola dan
mengatur keuanganPKBM Nur Hayati secara efektif dan efisien untuk
meraih tujuan pendidikan dan meningkatkan mutu pendidikan di PKBM
Nur Hayati. Manajemen pembiayaan pendidikan memiliki hubungan yang
erat dengan mutu pendidikan di lembaga pendidikan. Sehingga, dengan
tata kelola keuangan PKBM Nur Hayati yang baik, diharapkan manajemen
85
C. Keterbatasan Masalah
Penelitian yang telah dilaksanakan ini tidak terlepas dari berbagai macam
keterbatasan. Keterbatasan itu mencakup antara lain:
1. Peneliti belum mampu menerima segala informasi tentang apa yang
peneliti tanyakan terkait dengan peningkatan mutupembelajaran pada
seluruh tingkatan warga belajar di PKBM Nur Hayati. Peneliti hanya
melakukan wawancara untuk penggalian informasi hanya pada warga
belajar paket C kelas 11, hal itu disebabkan karena kesiapan dan
kemampuannya dalam mengetahui pertanyaan yang peneliti tanyakan.
Akan tetapi dengan segala keyakinan peneliti bahwa hasil wawancara
dengan warga belajar paket C dapat mewakili secara keseluruhan warga
belajar di PKBM Nur Hayati.
2. Hasil wawancara yang didapat dari narasumber tutor sangat terbatas
dikarenakan penguasaan terhadap teori dalam meningkatkan mutu
pembelajaran yang dijadikan sebagai perspektif dalam penelitian ini
masih rendah sehingga hasil yang didapat dirasa kurang memuaskan.
Selain itu hasil wawancara yang didapat terbatas disebabkan juga karena
keterbatasan waktu antara peneliti dengan para tutor yang lain sehingga
tidak ada kesempatan untuk berdiskusi. Mengingat keterbatasan
penelitian tersebut maka peneliti memohon maaf kepada pembaca apabila
ada beberapa hal yang tidak sesuai dengan apa yang telah dirumuskan,
karena ini tidak lain adalah keterbatasan dari peneliti sendiri dalam
menyusun tugas akhir skripsi.
98
BAB V
SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN
A. Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian mengenai Manajemen Pusat Kegiataan Belajar
Masyarakat dalam meningkatkan mutu pembelajaran pada program kesetaraan
Paket C di PKBM Nur Hayati Dompyong Kulon dapat diperoleh kesimpulan
sebagai berikut:
1. Proses Manajemen PKBM Nur Hayati
pengolahan data, analisis data dan pembahasan hasil penelitian. Hasil penelitian
ini dapat memberikan kontribusi baik secara teoritis maupun praktik.
1. Implikasi Teoritis
Hasil penelitian ini dapat memberikan kontribusi dalam pengembangan
teori atau menambah wawasan tentang peningkatan mutu pembelajaran pada
program pendidikan kesetaraan Paket C di PKBM. Pengembangan teori akan
menjadi dasar dari implikasi praktik, selain itu hasil dari penelitian ini juga
dapat dijadikan referensi atau informasi bagi para peneliti, stakeholder
PKBM, warga belajar, masyarakat, calon donatur dan pemerintah
pusat/daerah.
Hasil penelitian ini memberikan implikasi secara teoritik bahwa
pentingnya tata kelola manajemen mutu pembelajaran pada program
pendidikan kesetaraan paket C di PKBM, dikarenakan dapat membawa
pengaruh positif terhadap perkembangan dan kemajuan PKBM sehingga
tingkat kepuasan dan kepercayaan masyarakat meningkat.
2. Implikasi Praktik
Hasil penelitian ini mengungkap temuan bahwa manajemen PKBM
dalam meningkatkan mutu pembelajaran pada program pendidikan kesetaraan
Paket C di PKBM sangat berpengaruh secara signifikan pada tingkat
kepuasan dan kepercayaan masyarakat. Temuan tersebut dapat memberikan
kontribusi secara praktik bagi PKBM untuk mampu meningkatkan kualitas
belajar masyarakat setiap tahunnya, PKBM harus mampu secara konsisten
dalam memberikan pelayanan terbaiknya kepada masyarakat di setiap
tahunnya.
Berhubung PKBM Nur Hayati sedikit mengalami keterbatasan dalam hal
pembiayaan sehingga untuk pengembangan fasilitas sarana dan prasarana
menemui hambatan, namun di sisi lain tingkat kepuasan dan kepercayaan
masyarakat sangat tinggi. Kondisi ini seharusnya bisa menarik perhatian para
donatur agar dapat memberikan sumbangan terhadap PKBM Nur Hayati untuk
pengembangan sarana dan prasarana agar dapat memberikan pelayanan
pembelajaran yang semakin maju dan berkembang.
101
C. Saran
Penulis menyadari bahwa dalam skripsi ini masih banyak kekurangan dan
jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik, saran dan bimbingan sangat
dibutuhkan dalam penyelesaian skripsi ini agar lebih baik lagi. Tanpa mengurangi
rasa hormat kepada semua pihak yang terlibat. Dalam penelitian ini, penulis
memberikan rekomendasi sebagai berikut:
1. Bagi Pihak PKBM