Anda di halaman 1dari 104

MANAJEMEN PUSAT KEGIATAN BELAJARMASYARAKAT

(PKBM) DALAM MENINGKATKAN MUTU PEMBELAJARAN


PESERTA KESETARAAN PAKET C PKBM NURHAYATI
CIREBON

SKRIPSI

Diajukan sebagai Salah Satu Syarat


Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)
Program Studi: Manajemen Pendidikan Islam

LUTFI KAMALUDIN
NIM :1808109123

JURUSAN MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM


FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN (FITK)
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)
SYEKH NURJATI CIREBON
Jl. Perjuangan By Pass Sunyaragi Cirebon 45132 Telepon/Fax (0231) 489926
Tahun 2022 M / 1444 H
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Pendidikan merupakan salah satu aspek terpenting dalam


pembangunan suatu bangsa, karena pendidikan merupakan tempat untuk
meningkatkan dan mengembangkan sumber daya manusia yang
dibutuhkan dalam proses pembangunan bangsa. Dalam rangka mencapai
hal tersebut diperlukan pendidikan yang harus dikelola secara profesional.
Menurut (Mustari & Rahman, 2014:37) Pendidikan merupakan aspek
penting di era globalisasi saat ini. Supaya dapat bersaing dalam era
globalisasi saat ini, maka suatu bangsa harus senantiasa melakukan
pengembangan dan peningkatan mutu SDM yang ada. Pendidikan
nasional merupakan usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana
belajar dan proses pembelajaran supaya peserta didik secara efektif dapat
mengembangkan potensi dirinya baik secara spiritual, pengendalian diri,
kecerdasan dan keterampilan bagi yang diperlukan bagi dirinya,
masyarakat dan Negara (UU Nomor 20 Tahun 2013).

Pada hakekatnya pendidikan merupakan usaha sadar dan terencana


guna merealisasikan kondisi belajar dan proses pembelajaran agar subjek
didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk mempunyai
keterampilan, akhlak mulia, kecerdasan, kepribadian, pengendalian diri,
dan kekuatan spiritual keagamaan. Penjelasan ini menjamin dua
penjelasan terkait penyelenggaraan pendidikan harus dilaksanakan dan
kualitas layanan pendidikan sudah semestinya secara berkelanjutan
ditingkatkan dalam merealisasikan tujuan awal pendidikan. Kondisi
pendidikan di Indonesia saat ini dapat dikatakan dalam tingkat yang pesat.
Namun jika dilihat dari segi kualitas kondisi pendidikan di Indonesia
sangat memprihatinkan dikarenakan masih terdapat kesenjangan dalam hal
mengembangkan pendidikan di berbagai wilayah Indonesia. Tiga
permasalahan besar dalam dunia pendidikan di Indonesia saat ini yaitu
kesempatan masyarakat untuk mendapatkan pendidikan masih belum
merata, rendahnya mutu dalam pendidikan, serta masih lemahnya

1
2

manajemen pendidikan. Ketiga permasalahan pendidikan tersebut, dua


masalah yang terakhir yaitu terkait dengan permasalahan mutu dan
manajemen pendidikan merupakan masalah yang lebih banyak dihadapi
dalam hal rendahnya mutu pendidikan di Indonesia.

Mutu pendidikan di Indonesia saat ini sangatlah rendah akibat


masalah kekompleksitasan yang sampai saat ini belum dapat diselesaikan.
Penyebabnya adalah akses pendidikan yang tidak merata mengakibatkan
sistem pendidikan terabaikan. Hal tersebut harus segera diselesaikan
dengan cara salah satunya adalah meningkatkan kualitas output atau
lulusan sekolah di Indonesia. Kualitas lulusan sekolah dinilai sangatlah
penting dikarenakan hal tersebut berpengaruh pada dunia kerja. Maka dari
itu solusi yang dapat ditempuh adalah dengan penyetaraan level
kualifikasi SDM masyarakat Indonesia (Ali, 2021:75). Jika dilihat dari
fenomena kejadian tersebut maka pendidikan di Indonesia semestinya
bergerak cepat untuk melakukan pembenahan, terlebih lagi Indonesia
merupakan anggota dari Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) (Diansyah,
2016:33). MEA merupakan kesempatan bagi Indonesia untuk dapat
memanfaatkan kekayaan potensi local yang ada, namun hal ini dapat
menjadi bumerang bagi Indonesia sendiri jika tidak dapat dikelola dengan
sebaik-baiknya. Selain itu juga dalam MEA setiap negara anggotanya
dapat memperbolehkan sumber daya manusianya secara bebas mencari
pekerjaan ke negara lainnya (Sumintono & Widhiarso, 2015:78).
Fenomena yang terjadi tersebut sudah seharusnya dapat diselesaikan,
solusinya adalah dengan meningkatkan kualitas sumber daya manusia di
Indonesia melalui bidang pendidikan.

Pendidikan sangatlah penting dalam kehidupan berbangsa dan


bernegara, dikarenakan perannya dalam usaha menciptakan dan
meningkatkan kualitas SDM yang ada. Ada berbagai macam langkah yang
dapat ditempuh guna meningkatkan kualitas sumber daya manusia di
Indonesia salah satunya adalah kualifikasi jenjang lulusan sekolah harus
segera ditingkatkan (Sudarsana, 2016:56). Dengan ditingkatkannya
kualifikasi lulusan jenjang sekolah maka tidak dapat dipungkiri sumber
3

daya manusia di Indonesia dapat bersaing dengan pesaing dari negara lain
yang dari segi kualitas dan kualifikasi lulusan lebih tinggi.

Pendidikan pada hakikatnya diawali dari jalur pendidikan informal


yang merujuk pada aktivitas pendidikan keluarga dan lingkungan.
Kemudian ketika pada usia tertentu, seseorang akan memasuki
pendidikan formal. Berdasarkan hal tersebut maka dalam
penyelenggaraan pendidikannya, pendidikan formal memiliki kriteria-
kriteria ataupun batasan berbagai macam faktor. Misalnya, faktor usia,
keadaan peserta didik, dan faktor tempat serta waktu. Dengan adanya
berbagai macam ketentuan tersebut, dapat dikatakan bahwa kesempatan
setiap orang untuk mengeyam pendidikan formal belum sepenuhnya
tercapai meskipun dalam hal ini Pemerintah sudah menetapkan program
wajib belajar pendidikan 12 (dua belas) tahun. Akibatnya, masyarakat
yang tidak dapat memperoleh pendidikan dengan layak dapat
menimbulkan masalah sosial, seperti pengangguran. Menurut laporan
Badan Pusat Statistik (BPS) jumlah pengangguran pada bulan Agustus
2021 ialah sebesar 9,10 juta warga penduduk. Jumlah pengangguran ini
mengalami penurunan dibanding tahun tahun sebelumnya yang mencapai
9,77 juta penduduk. Maka dari itu Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT)
di Indonesia pada bulan Agustus 2021 sebesar 6,49 %, namun mengalami
penurunan sekitar 0,58% dari bulan Agustus tahun 2020. Angka tersebut
masih terbilang cukup tinggi (BPS: Berita Resmi Statistik press release
2021/11/05/1816/ Agustus 2021).

Pendidikan nasional yang diatur dalam Undang-Undang Nomor 20


Tahun 2003 dikenal melalui tiga jalur, yaitu pendidikan nonformal,
pendidikan formal, dan pendidikan informal yang saling melengkapi
dalam pengembangan sumber daya manusia. Satuan pendidikan
nonformal yang berkembang pesat saat ini adalah Pusat Kegiatan Belajar
Masyarakat (PKBM), yang pada awalnya didirikan di tingkat daerah
kemudian meluas ke setiap desa.
4

Pusat kegiatan belajar masyarakat atau yang lebih dikenal PKBM


merupakan lembaga pendidikan informal yang lahir dari kesadaran, akan
pentingnya posisi masyarakat dalam proses pembangunan. Oleh karena
itu, sikap positif kelompok masyarakat sebagai agen perubahan
membuka kunjungan dan menjawab berbagai kebutuhan belajar
masyarakat berdasarkan kondisi lingkungan setempat. Selain itu,
kehadiranya di masyarakat diharapkan dapat menjadi sarana bagi proses
pembangunan dengan meningkatkan potensi yang ada di masyarakat.
Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM), sebagai organisasi yang
berasal dari masyarakat, dikembangkan oleh masyarakat, dan mengabdi
kepada masyarakat, perlu mampu menggerakkan dan menggalakkan
berbagai kegiatan bersama dalam pembangunan masyarakat. Agar
lembaga masyarakat dapat memenuhi harapan tersebut, biasanya
diperlukan dua syarat: di satu pihak mengakar sepenuhnya di masyarakat,
di pihak lain dapat merespon berbagai perubahan dan kebutuhan
pembaruan (Soetomo, 2006:16). Dalam konteks pengembangan
masyarakat melalui jalur kelembagaan PKBM, kedua syarat tersebut
menjadi hal yang menarik untuk dikaji lebih lanjut di lapangan. Seperti
yang kita ketahui bersama, rencana pengembangan pendidikan luar
sekolah yaitu PKBM awalnya digagas oleh pemerintah. Dalam proses
pengembangannya, banyak bermunculan PKBM yang diprakarsai oleh
masyarakat sendiri.

Pendidikan nonformal (PNF) merupakan salah satu pendekatan


pendidikan dalam sistem pendidikan nasional yang salah satu tujuannya
adalah untuk memenuhi kebutuhan belajar masyarakat yang tidak dapat
dipenuhi dan dipuaskan oleh pendidikan sekolah formal. Pendidikan
nonformal memberikan berbagai pelayanan pendidikan bagi seluruh
rakyat, sehingga setiap warga negara dapat memperoleh pendidikan
sepanjang hayat yang sesuai dengan perkembangan dan tuntutan zaman.

Salah satu bentuk layanan pendidikan nonformal adalah melalui


program paket SD sederajat yaitu paket A, Paket SMP sederajat paket B
dan Paket C sederajat setara dengan SMA. Pendidikan kesetaraan
5

bertujuan memperluas akses wajib belajar Sembilan tahun dan


memberikan layanan pendidikanbagi mereka yang kebutuhan
pendidikanya tidak dapat terpenuhi oleh lembaga pendidikan formal.
Namun, ijazah masih menjadi sumber harapan bagi kebanyakan orang,
terutama dalam hal bekerja keras untuk mencari pekerjaan dan kehidupan
yang lebih baik. Meski hanya sebatas ijazah SMA. Setidaknya itulah
harapan Asep Sunandar (25), warga Cirebon , Jawa Barat., Selasa (25 /11)
lalu warga di lingkungan Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat Nurhayti
(PKBM) Dompyong Kulon, Gebang, Cirebon Mengikuti Penilaiaan
Akhir Semester (PAS) C (setara SMA). Mereka mengikuti ujian di lokasi
PKBM Nurhayati dan mengikuti. Penilaian pertama Pendidikan Pancasila
dan Kewarganegaraan (PPKN). Ada juga yang mencari ijazah untuk
memenuhi persyaratan tertentu, seperti pejabat partai politik dan
mencalonkan menjadi Kepala Desa. Misalnya karena ijazahnya
kebanjiran. Dulu di PKBM kita juga ada yang serupa, kata Abdul Kholik
Tutor PKBM Nurhayati (1/ 12). Maka dari itu banyak orang mengikuti
pembelajaran kesetaraan paket karena penggunaan ijazah kesetaraan
untuk kepentingan tertentu, tidak serius terhadap materi yang di
sampaikan tutor terhadap peserta.

Dalam rangka peningkatan kinerja PKBM sebagai sarana


pembelajaran masyarakat, penyedia informasi, tempat bertukar
pengetahuan dan tempat koordinasi dalam memanfaatkan potensi
masyarakat (Sihombing, 1999: 20). Maka dari itu dalam konteks
penjamin mutu penting untuk diketahui sejauh mana keberhasilan program
pendampingan program pengembangan dalam pengelolaan PKBM
terhadap mutu pembelajaran, khususnya dilihat dari sistem dan standar
mutu pendidikan yang perlu di kembangkan secara empirik dalam
kegiataan pembelajaran yang ada di PKBM dan sejauh mana kesesuaian
penyelenggaraan dan pengelolaan dengan panduan yang ada dan sejauh
mana mutu pendidikan yang di harapkan tercapai.

Adapun yang menjadi dasar penulis mengajukan judul tentang


Manajemen Pusat kegiataan belajar masyrakat PKBM dalam
6

meningkatkan mutu pembelajaran adalah peneliti melihat dan


menganalisis teman teman dari peneliti yang mengikuti kegiatan program
paket C di PKBM Nurhayati tersebut cenderung tidak mengindahkan
tentang bagaimana proses pembelajaran secara komprehensif dan masif,
sehingga mutu pembelajaran yang mereka dapatkan hanya sebatas
mengikuti kegiatan tersebut dan lulus mendapatkan ijazah kesetaraan,
tidak memperhatikan dengan seksama bagaimana proses pembelajaran
yang efektif yang mana mereka harus dapatkan pengetahuan, materi yang
di sampaikan tutor agar kualitas nya sama dengan pendidikan formal
lainnya. Maka dari itu penelitian ini akan peneliti buktikan dengan
penelitian yang Berjudul “Manajemen Pusat Kegiatan Belajar
Masyarakat PKBM Dalam Meningkatkan Mutu Pembelajaran
Kesetaraan Paket C Di PKBM Nur hayati” yang menjadi lokasi
penelitian penulis. Selain itu juga yang menjadi ketertarikan penulis
dikarenakan masih jarang penelitian mengenai pendidikan kesetaraan ini.

B. Identifikasi Masalah

Hasil pengenalan masalah atau inventarisasi masalah yang sudah


dijelaskan di latar belakang masalah baik secara implisit (tersirat) maupun
eksplisit (tersurat). Berdasarkan latar belakang masalah yang telah
disebutkan diatas maka dapat diidentifikasikan masalah sebagai berikut:

1. Masih terdapat kesalahpahaman di masyarakat terkait dengan


pelaksanaan program pendidikan kesetaraan di PKBM Nur Hayati
yang dianggap hanya mengejar ijazah secara instan.
2. Menurunnya kualitas SDM yang disebabkan karena masih banyaknya
masyarakat yang tidak memperoleh kesempatan belajar dalam
pendidikan formal karena keterbatasan ekonomi, faktor usia, dan
putus sekolah.
3. Fokus pemerintah terhadap penyelenggaraan pendidikan nonformal
khususnya PKBM dirasa kurang jika dibandingkan dengan fokusnya
7

terhadap penyelenggaraan pendidikan formal yang sangat


komprehensif.
4. Tata kelola yang belum maksimal sehingga menurunya kualitas mutu
peserta PKBM.
C. Fokus Masalah
Merujuk identifikasi masalahnya, terdapat sejumlah hal yang menjadi
fokusnya yaitu upaya kepala PKBM Nur Hayati dalam meningkatkan Mutu
Pembelajaran.

D. Perumusan Masalah
1. Bagaimanakah cara lembaga pendidikan dalam mengelola PKBM
Nurhayati?
2. Bagaimanakah peran pemimpin PKBM Nurhayati dalam menjalankan
Manajemen Mutu pada lembaga pendidikan yang dipimpin?
3. Bagaimana cara lembaga pendidikan PKBM Nurhayati dalam
meningkatkan mutu pembelajaran ?
4. Bagaimanakah cara lembaga pendidikan PKBM Nurhayati
melakukan perbaikan secara berkelanjutan agar konsisten dalam
mengelolanya ?
E. Tujuan Masalah
Sejalan masalah yang terdapat di dalam rumusan, ada tujuan yang
ingin diraih pada penelitian ini yakni:

1. Proses Pengelolaan PKBM NurhayatiDesa Dompyong Kulon


Kecamatan Gebang Kabupaten Cirebon.
2. Peningkatan Mutu PKBM Nurhayati Desa Dompyong Kulon
Kecamatan Gebang Kabupaten Cirebon.
3. Peningkatan Mutu Pembelajaran PKBM Nurhayati Desa Dompyong
Kulon Kecamatan Gebang Kabupaten Cirebon.
F. Manfaat Masalah
Masing-masing orang melaksanakan kegiatan pastinya dengan disertai
tujuan masing-masing, oleh karenanya saat menjalankan kegiatan
membawa manfaat termasuk bagi pihak lainnya ataupun sendiri.
8

1. Secara teoritis
a. Penelitian ini berguna untuk memberikan sumbangan pemikiran
tentang pelaksanaan Pengelolaan Program Pendidikan Kesetaraan.
b. Selain itu untuk menambah khasanah keilmuan dalam bidang
pendidikan khususnya dalam penguatan Manajemen Pendidikan di
PKBM.
c. Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan untuk
lembaga lain dan bahan rujukan untuk melakukan hal yang sejenis.
2. Secara praktis
a. Bagi objek penelitian, hasil penelitian ini diharapkan dapat
memberikan gambaran dalam meningkatkan mutu pendidikan di
PKBM Handayani khususnya dalam pengelolaan program
pendidikan kesetaraan.
b. Bagi peneliti, penelitian ini diharapkan dapat menambah
pengetahuan dan menjadi suatu pengalaman guna memperoleh
gambaran yang nyata tentang Manajemen pusat kegiataan belajar
dalam meningkatkan mutu pembelajaran program paket C di PKBM
Nur Hayati Desa Dompyong Kulon Kecamatan Gebang Kabupaten
Cirebon.
BAB II
LANDASAN TEORI DAN KERANGKA BERFIKIR

A. Manajemen
1. Pengertian Manajemen

Secara generik ilmu manajemen bisa diartikan menjadi seni dan ilmu
tentang pendekatan yang ilmiah, logis, dan sistematis untuk mencapai
tujuan organisasi secara efektif dan efesien dan bisa menaruh manfaat
pada seluruh pihak pemangku kepentingan. Manjemen adalah salah satu
proses dari pencapaian tujuan dan dilakukannya melalui tahap
perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan dan pengawasan, ini juga
menggunakan sumber daya yang memiliki organisasi supaya aktivitas bisa
berjalan efektif dan efisien (Nugroho, 2017:62). Semula manajemen yang
asal berdasarkan istilah bahasa inggris yaitu management munggunakan
istilah kerja “to manage” diartikan secara generic menjadi mengurusi atau
kemampuan menjalankan dan mengontrol suatu urusan atau “act running
and controlling a business”. Selanjutnya definisi manajemen berkembang
secara luas. Kata manajemen dari berdasarkan bahasa Perancis kuno
“management” yang mempunyai arti seni melaksanakan dan mengatur
(Fauzi, 2018:23).

Manajemen adalah ilmu seni mengatur proses pemanfaatan sumber


daya manusia secara efektif, yang didukung oleh sumber-sumber lainnya
dalam suatu organisasi untuk mencapai tujuan tertentu.Banyak para ahli
memberikan pengertian tentang manajemen, sebagaimana dikemukakan
oleh beberapa penulis dari buku manajemen, dasar, pengertian, dan
masalah. Salah satunya yaitu Malayu S.P Hasibuan, beliau mengatakan
bahwa manajemen adalah ilmu dan seni dalam mengatur dan juga proses
memanfaatan sumber daya manusia dan sumber-sumber lainnya (Hikmat,
2014:12).

Para ahli berbeda satu dengan yang lainnya dalam mendefinisikan


manajemen, adapun beberapa pendapat ahli yakni, seperti berikut:

9
10

a. Marry Parker Foilet, Manajemen adalah suatu seni menggerakkan


orang lain untuk mencapai tujuan. Selain itu Mary Parker Follet juga
menyatakan bahwa manajemen adalah suatu seni karena untuk
melakukan suatu pekerjaan itu melalui orang lain dan membutuhkan
keterampilan yang khusus, terutama keterampilan mengarahkan,
memengaruhi, dan membina, agar para pekerja dapat melaksanakan
keinginan pemimpin demi tercapainya tujuan yang sudah ditetapkan
sebelumnya.
b. George R. Terry, Manajemen adalah sebuah proses yang khas yang
mana terdiri dari beberapa tindakan, yaitu perencanaan,
pengorganisasian, penggerakkan, dan pengawasan. Hal ini dilakukan
untuk menentukan pencapaian dengan cara memanfaatkan sumber
daya manusia dan sumber daya lainnya.
c. James A.F Stoner, Manajemen sebuah proses merencanakan,
mengorganisasikan, memimpin dan mengendalikan suatu pekerjaan
anggota organisasi dan menggunakan sumber daya organisasi dalam
rangka mencapai tujuan yang sudah ditetapkan. (Kritiner & Robert,
2016:49).
2. Fungsi Manajemen
Fungsi manajemen juga merupakan elemen dasar yang sudah melekat
dalam proses manajerial. Fungsi Manajemen selalu dijadikan acuan bagi
seseorang untuk mengelola aktivitas atau kegiatan dalam organisasi.
(Muhfizar, 2021:34). Beberapa penjelasan fungsi tersebut yaitu:
a. Perencanaan (Planning)
Proses perencanaan menjadi langka pertama dari fungsi manajemen.
Pada proses ini seseorang manajer dapat mengetahui terkait kegiatan apa
saja yang akan dilakukan ke depannya, apa saja yang harus dilakukan,
siapa saja yang melakukan, bertanggung jawab, dan di mana tempat
kegiatan tersebut akan dilakukan. Proses perencanaan tentu sangatlah
penting untuk dapat melalui suatu kegiatan atau aktivitas, melalui proses
ini pula suatu kegiatan dalam organisasi dapat dibentuk dan
dilaksanakan.Perencaan menjadi proses pertama ketika hendak melakukan
11

suatu kegiatan yang hendak dicapai mendapatkan hasil yang lebih


optimal. Apabila perencanaan tersebut tidak dilakukan dengan baik maka
kemungkinan besar akan terjadi kesalahan dan kekeliruan, kegiatan atau
aktivitas tidak akan berjalan dengan baik pula, disini sudah jelas dan perlu
ditegaskan bahwa perencanaan menjadi syarat yang mutlak untuk
memulai suatu kegiatan atau aktivitas.
Kegiatan perencanaan dalam suatu organisasi sangat diperlukan antara
lain karena:
1) Perencanaan itu dapat memberikan arah ke mana organisasi itu.
2) Dapat mengurangi dampak dari perubahan yang tidak diinginkan.
3) Dapat menertibkan kegiatan.
Perencanaan yang sudah terorganisasi secara sistematis dan dapat
diterapkan dalam berbagai situasi secara sistematis dan dapat diterapkan
dalam berbagai situasi dan keadaan didalamnya, yang melalui tahap
penentuan tujuan, menentukan strategi, dan lanhkah-langkah apa saja yang
dilakukan sesuai dengan perencanaan (Fatimah, 2020:17).
b. Pengorganisasian (Organizing)
Proses ini dapat dilakukan setelah melakukan perencanaan, di mana
semua rencana telah terbentuk maka pengorganisasian yang terstruktur atau
kedudukan masing-masing akan didapatkan. Proses ini mengandalkan
sumber daya tugas yang lebih kecil, membebankan tugas-tugas kepada
orang yang sesuai dengan kemampuannya,dapat mengkoordinasikannya
dalam rangka efektivitas pencapaian tujuan organisasi (Fattah, 2004:71).
Menurut George R.Terry organizing itu mencakup:
1) Membagi komponen-komponen kegiatan atau aktivitas apa saja yang
dibutuhkan untuk mencapai tujuan ke dalam kelompok.
2) Membagi tugas atau kedudukan kepada seorang manajer untuk
mengadakan pengelompokakan tersebut.
3) Menetapkan kedudukan di antara kelompok atau unit organisasi
tersebut. (Terry & George, 2014:17)
Menurut T. Hani Handoko pengorganisasian merupakan proses dan
kegiatan untuk: 1) penentuan sumber daya dan kegiatan-kegiatan yang
12

dibutuhkan untuk mencapai tujuan organisasi, 2) perancangan dan


pengembangan suatu organisasi yang dapat membawa hal-hal tersebut
kearah tujuan yang direncanakan, 3) membagikan tugas dan tanggung
jawab tertentu, 4) mendelegasikan kedudukan yang diperlukan kepada tiap
individu untuk melaksanakan tugas-tugasnya (Hadoko, 2011:24).
c. Pelaksanaan (Actuating)
Setelah proses perencanaan dan pengorganisasian selanjutnya ada
proses pelaksanaan, di mana akan dilaksanakannya suatu kegiatan setelah
melalui kedua proses tersebut yaitu perencanaan dan pengorganisasian.
Dalam proses ini akan menentukan keberhasilan dari suatu rencana dan
pembagian tugas yang sebelumnya sudah dilakukan. Proses ini
membutuhkan sumber daya yang dimiliki organisasi agar tugas tersebut
berjalan sesuai pada tujuan dan target yang sudah ditetapkan, selain itu,
dapat memotivasi sumber daya manusia agar lebih semangat dalam
bekerja, sehingga pelaksanaan dapat berjalan dengan efektif dan efisien.
Pelaksanaan atau penggerakan berkaitan juga dengan fungsi kepemimpinan
di mana merupakan usaha dari pemimpin untuk menggerakkan orang-
orang yang sudah diserahi tugas dan tanggung jawab dalam suatu
pekerjaan (Huda, Kuswana, & Setiawan, 2018:56).
Dalam pelaksanaan ada beberapa proses yang dilakukan oleh suatu
organisasi agar kegiatan berjalan dengan baik, yaitu:
1) Adanya dukungan motivasi dan bimbingan.
2) Adanya penjelasan dan kebijakan untuk setiap keputusan.
3) Menegaskan untuk tetap disiplin kepada anggota organisasi.
4) Pengawasan (Controlling).
Pengawasan adalah proses manajemen dimana dalam proses ini
dilakukan pemantauan terhadap pekerjaan yang sudah dilakukan apakah
singkron menggunakan rencana yang sudah dibuat. Pengawasan
mencangkup penilaian keberhasilan, melakukan penjelasan dan koreksi
terhadap pelaksanaan yang tidak singkron pada sasaran atau target,
melakukan aneka macam cara lain solusi terhadap permasalahan yang
dihadapi supaya singkron menggunakan sasaran dan tujuan. Menurut
13

Ahmad Fauzi dalam bukunya bahwa pengawasan sebagai proses untuk


menetapkan pekerjaan apa saja yang sudah dilaksanakan, menilai dan
mengoreksi dengan maksud supaya pelaksanaan pekerjaan sesuai rencana
awal (Fauzi, 2018:38).
Dari uraian di atas adalah fungsi manajemen yang dapat diterapkan
dalam suatu organisasi termasuk pada organisasi pelajar. Tujuan adanya
fungsi manajemen untuk mengefektifkan dan mengefesienkan segala
sumber daya yang tersedia supaya mencapai tujuan organisasi yang sudah
diterapkan. Selain itu untuk memastikan kelancaran dari fungsi
manajemen, dan memberi manfaat untuk suatu organisasi.
B. Mutu Pembelajaran
1. Komponen Mutu Pembelajaran

Menurut (Baderiyah:2018)Komponen yang terkait dengan mutu


pembelajaran adalah pertama, persiapan dan motivasi siswa. Kedua,
kemampuan guru professional dan kerjasama dalam organisasi sekolah.
Ketiga, kurikulum meliputi relevansi isi dan operasional proses
pembelajarannya. Keempat, sarana dan prasarana meliputi kecukupan dan
keefektifan dalam mendukung proses pembelajaran. Kelima, partisipasi
masyarakat dalam pengembangan program- progam pendidikan sekolah.

Menurut (Ali Wafa:20017)Komponen kriteria pendidikan yang


bermutu, antara lain: (1) materi pelajaran dirasakan manfaatnya oleh
peserta didik baik dirasakan langsung maupun dikemudian, memberi
wawasan yang bersifat meningkat secara terus menerus, memberi
pengalaman berharga, menumbuhkan semangat, motivasi dan kreativitas
berpikir, dan mampu mengubah sikap, pemikiran, dan perilaku; (2)
perencanaan pendidikan yang baik tidak hanya untuk menciptakan dan
mempersiapkan masa depan peserta didik, tapi juga untuk membekali
mereka ketika menghadap Allah; dan (3) tata kelola pendidikan yang baik
adalah sistem tata kelola yang bersifat komprehensif, saling terikat, dan
berkesinambungan antar komponen.
14

2. Unsur-unsur yang terlibat dalam Peningkatan Mutu Pembelajaran

Unsur yang terlibat dalam peningkatan mutu pendidikan dapat lihat


dari sudut pandang makro dan mikro pendidikan, seperti yang dijabarkan
di bawah ini :

a. Pendekatan Mikro Pendidikan :

Yaitu suatu pendekatan terhadap pendidikan dengan indicator


kajiannya dilihat dari hubungan antara elemen peserta didik, pendidik,
dan interaksi keduanya dalam usaha pendidikan. Secara lengkap
elemen mikro sebagai berikut :

1) Kualitas manajemen
2) Pemberdayaan satuan pendidikan
3) Profesionalisme dan ketenagaan
4) Relevansi dan kebutuhan.

Berdasarkan tinjauan mikro elemen guru dan siswa yang


merupakan bagian dari pemberdayaan satuan pendidikan merupakan
elemen sentral. Pendidikan untuk kepentingan peserta didik mempunyai
tujuan, dan untuk mencapai tujuan ini ada berbagai sumber dan
kendala, dengan memperhatikan sumber dan kendala ditetapkan bahan
pengajaran dan diusahakan berlangsungnya proses untuk mencapai
tujuan. Proses ini menampilkan hasil belajar. hasil belajar perlu dinilai
dan dari hasil penilaian dapat merupakan umpan balik sebagai bahan
masukan dan pijakan.bahwa pengetahuan teori yang didapatkan dari
seorang guru melalui kualitas manajemen dengan harapan tujuan
pendidikan akan tercapai, tujuan akan tercapai jika dibekali dengan
bahan sehingga proses pendidikan akan terlaksana dengan baik
sehingga akan menghasilkan penampilan (hasil belajar) hasil belajar
dipengaruhi oleh beberapa factor yaitu melalui penilaian dengan dasar
kriteria penilaian, hasil dari penampilan akan dijadikan umpan balik.
15

3. Pendekatan Makro Pendidikan

Yaitu kajian pendidikan dengan elemen yang lebih luas dengan elemen
sebagai berikut:

a) Standarisasi pengembangan kurikulum


b) Pemerataan dan persamaan, serta keadilan
c) Standar mutu
d) Kemampuan bersaing.

Tinjauan makro pendidikan menyangkut berbagai hal yang


digambarkan dalam dua bagan (P.H Coombs, 1968) dalam Etty Rochaety,
dkk (2005:8) bahwa pendekatan makro pendidikan melalui jalur pertama
yaitu INPUT SUMBER – PROSES PENDIDIKAN – HASIL. Input
sumber pendidikan akan mempengaruhi dalam kegiatan proses pendidikan
, dimana proses pendidikan didasari oleh berbagai unsur sehingga semakin
siap suatu lembaga dan semakin lengkap komponen pendidikan yang
dimiliki maka akan menciptakan hasil pendidikan yang berkualitas.

4. Faktor-faktor yang memengaruhi mutu pembelajaran

Menurut undang-undang system pendidikan Nasional nomor 20 taun


2003, Salah satu point perubahan yang signifikan dalam UU Sistem
Pendidikan Nasional nomor 20 tahun 2003 dibanding UU Sisdiknas tahun-
tahun sebelumnya ialah pendeklarasian konsep pembelajaran dalam system
pendidikan nasional. Konsep pembelajaran yang merupakan perubahan
dari konsep kegiatan belajar mengajar memiliki makna yang dalam dan
luas. Pembelajaran merupakan sebuah proses interaksi antara dengan
sumber belajar dalam suatu lingkungan yang dikelola dengan sengaja agar
tercapai tujuan tertentu yang telah ditetapkan. Dalam konteks ini, sebuah
pembelajaran akan berjalan dengan baik jika berlangsung interaksi yang
intens antara siswa, Usaha meningkatkan mutu pembelajaran bukanlah
pekerjaan mudah tanpa banyak menemui hambatan. Adanya hambatan ini
meminta setiap orang yang mengusahakan peningkatan mutu pembelajaran
untuk memperhatikan segala faktor yang dapat mempengaruhi mutu
16

pembelajaran. Faktor-faktor tersebut perlu diidentifikasi agar usaha yang


dilakukan berjalan lancar.

Berdasarkan identifikasi dari segala faktor yang mempengaruhi mutu


pembelajaran agar diketahui sebab kegagalan setiap usaha yang dilakukan.
Dari sini ditentukan cara-cara terbaik untuk kelancaran dan keberhasilan
setiap usaha yang dilakukan dalam rangka meningkatkan mutu
pembelajaran. Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi mutu
pembelajaran menurut (Amad.sudrajat: 2010:205) adalah:

a) Kepemimpinan Kepala sekolah; kepala sekolah harus memiliki dan


memahami visi kerja secara jelas, mampu dan mau bekerja keras,
mempunyai dorongan kerja yang tinggi, tekun dan tabah dalam
bekerja, memberikanlayananyang optimal, dan disiplin kerja yang
kuat.

b) Siswa; pendekatan yang harus dilakukan adalah “anak sebagai pusat “


sehingga kompetensi dan kemampuan siswa dapat digali sehingga
sekolah dapat menginventarisir kekuatan yang ada pada siswa .

c) Guru; pelibatan guru secara maksimal , dengan meningkatkan


kopmetensi dan profesi kerja guru dalam kegiatan seminar, MGMP,
lokakarya serta pelatihan sehingga hasil dari kegiatan tersebut
diterapkan disekolah.

d) Kurikulum; adanya kurikulum yang ajeg / tetap tetapi dinamis , dapat


memungkinkan dan memudahkan standar mutu yang diharapkan
sehingga goals (tujuan) dapat dicapai secara maksimal;

e) Jaringan Kerjasama; jaringan kerjasama tidak hanya terbatas pada


lingkungan sekolah dan masyarakat semata (orang tua dan masyarakat)
tetapi dengan organisasi lain, seperti perusahaan atau instansi lain
sehingga output dari sekolah dapat terserap didalam dunia kerja.

Faktor-faktor tersebut diatas tidak lain adalah komponen-komponen


dari sekolah, ini menunjukkan bahwa usaha meningkatkan mutu
pembelajaran tidak dapat dilakukan dengan memperhatikan satu atau
sebagian saja dari komponen sekolah tetapi harus seluruhnya, karena
17

setiap komponen dapat mempengaruhi mutu pembelajaran.sumber belajar


dan lingkungan yang telah direkayasa sedemikian rupa oleh. Untuk itulah
maka keberhasilan sebuah pembelajaran menurut (cecep riyana:2015:22)
setidaknya dipengaruhi oleh 5 komponen kunci, yaitu: (1) guru, (2)
Sumber dan Media Belajar, (3) Lingkungan, (4) siswa dan (5) proses
pembelajaran. dalam pembelajaran memiliki peran yang sangat strategis
karena akan berkaitan dengan pengelolaan 4 komponen kunci lainnya.

5. Upaya Peningkatan Mutu Pembelajaran


Menurut (Sriswarti:20017.56), Pendidikan membentuk manusia
pembangunan dengan cara mengarahkan manusia pada pemanfaatan
potensi yang ada pada dirinya sekaligus mengembangkannya seoptimal
mungkin. Ini menjadikan manusia lebih mengenali kemampuannya
sehingga tahu menggunakannya untuk mengatasi setiap masalah yang
dihadapi. Maka dari itu Kemajuan di bidang ilmu pengetahuan dan
teknologi membawa tuntutan baru bagi pendidikan, yaitu penyediaan
manusia-manusia yang mampu menyesuaikan diri terhadap berbagai
perubahan yang diakibatkan oleh kemajuan ilmu pengetahuan dan
teknologi itu sendiri. Hanya pendidikan yang memiliki proses
pembelajaran yang bermutu sajalah tuntutan tersebut dapat terpenuhi.
Sehubungan dengan hal itu, meningkatkan mutu pembelajaran menjadi
sangat esensial karena pembelajaran adalah bagian dari sebuah proses
pendidikan. Banyak pakar pendidikan di Indonesia yang telah memberikan
resep mengenai usaha yang perlu ditempuh untuk meningkatkan mutu
pembelajaran. Peningkatan mutu berkaitan dengan target yang harus
dicapai dan proses untuk mencapainya. Dan faktor-faktor yang terkait
dalam peningkatan mutu ada dua aspek yang perlu mendapatkan perhatian,
yakni aspek kualitas hasil dan aspek proses mencapai hasil tersebut.
Adapun upaya peningkatan mutu menurut (Zamroni: 2007) dalam
bukunya yang berjudul meningkatkan mutu sekolah, dapat dicapai melalui:
a. Peningkatan Kualitas Lulusan.
Peningkatan kualitas sekolah senantiasa bermuara pada peningkatan
kualitas lulusannya. Dalam pengertian yang paling dasar pada
18

kurikulum berbasis kompetensi sebagaimana yang ada Indonesia


dewasa ini, kualitas lulusan adalah tercapainya standar kompetensi
lulusan yang telah ditetapkan oleh Menteri Pendidikan. Sedangkan
dalam pengertian yang lebih luas maka kualitas tidak hanya terkait
dengan standar kualitas tersebut, melainkan terdapat tolok ukur lain.
b. Peningkatan Kualitas Proses Belajar Mengajar
Inti dari sekolah adalah interaksi guru dan siswa, khususnya di
ruang-ruang tertentu di sekolah. Ruang-ruang tertentu bisa berupa
ruang kelas, ruang laboratorium, ruang praktek, lapangan olah raga,
ataupun fasilitas lainnya yang memungkinkan berlangsungnya
interaksi antara guru dan siswa. Interaksi gurusiswa tersebut
berlangsung secara terencana dan dilaksanakan secara sistematis untuk
mencapai tujuan tertentu dengan melibatkan kurikulum dan fasilitas.
Kurikulum sudah diolah dengan sedemikian rupa oleh guru sehingga
berada pada diri guru, sedangkan fasilitas berada diluar dari guru,
misalnya berupa buku, lembar kerja, alat peraga, dan yang lainnya.
Kualitas proses belajar mengajar ditentukan oleh kualitas interaksi
guru-siswa tersebut. Kualitas interaksi guru-siswa ditentukan oleh
status kesiapan guru untuk melaksanakan proses pembelajaran di satu
sisi dan pada sisi lain ditentukan oleh kesiapan siswa untuk menjalani
proses pembelajaran.
Sehubungan dengan usaha meningkatan mutu pembelajaran di
sekolah, peran kepala sekolah yang menyandang tiga predikat, yaitu
sebagai pemimpin, administrator, dan supervisor pendidikan itu tidak
kecil. Sebagai pemimpin usaha yang dapat dilakukannya guna
meningkatkan mutu pembelajaran adalah menciptakan suasana kerja
yang menyenangkan, aman, dan menantang. Usaha ini akan membawa
dampak positif bagi tumbuhnya sikap terbuka dari guru-guru. Selain
itu guru-guru juga didorong untuk lebih kreatif serta memiliki kerja
tinggi. Sebagai administrator pendidikan usaha yang dapat
dilakukannya adalah melalui peningkatan dan pengembangan fasilitas
sekolah antara lain gedung sekolah, sarana belajar mengajar di kelas,
19

keuangan dan lain-lain. Sedangkan sebagai supervisor pendidikan


usaha yang dapat dilakukan adalah dengan meningkatkan kemampuan
guru beserta seluruh staf sekolah diantaranya melalui rapat, diskusi,
seminar, observasi kelas, dan penataran. Untuk itu pembelajaran
dikatakan bermutu jika tujuan instruksional khusus (TIK) tercapai
secara maksimal sebagai wujud dari target pencapaian daya serap
siswa. Pada kurikulum berbasis kompetensi yang menjadi indikator
mutu pembelajaran adalah apabila tercapainya target kompetensi. Oleh
karena itu kepala sekolah, guru, siswa dan para staff sekolah
hendaknya turut serta berperan aktif dalam upaya peningkatan mutu
pembelajaran.
Mutu pembelajaran pada hakikatnya menyangkut mutu proses dan
mutu hasil pembelajaran. Hadis menjelaskan bahwa mutu proses
pembelajaran diartikan sebagai mutu aktivitas pembelajaran yang
dilaksanakan oleh guru dan peserta didik di kelas dan tempat lainnya.
Sedangkan sedangkan menurut (Nurhayati, 2010:37) adalah mutu hasil
pembelajaran adalah mutu aktivitas pembelajaran yang terwujud dalam
bentuk hasil belajar nyata yang dicapai oleh peserta didik berupa nilai-
nilai. Olehkarenanya Pembelajaran yang baik adalah pembelajaran
yang menuntut keaktifan siswa. Dalam pembelajaran yang demikian,
siswa tidak lagi ditempatkan dalam posisi pasif sebagai penerima
bahan ajaran yang diberikan guru, tetapi sebagai subyek yang
aktif melakukan proses berfikir, mencari, mengolah, mengurai,
menggabung, meyimpulkan dan menyelesaikan masalah.
Menurut (Cairul Anwar, 2011:77) Proses pembelajaran termasuk
proses komunikasi melibatkan tiga komponen pokok, yaitu komponen
pengirim pesan (pendidik), komponen penerima pesan (peserta didik),
dan komponen pesan berupa materi pelajaran. Pemahaman dan retensi
akan meningkatkan jika materi pelajaran disusun dengan menggunakan
pola atau logika dari sederhana ke kompleks atau dari mudah ke yang
sulit. Hal tersebut merupakan kegiatan membelajarkan peserta didik
dengan upaya menciptakan kondisi agar terjadi kegiatan belajar. Bahan
20

ajaran dipilih, disusun dan disajikan kepada siswa oleh guru


dengan penuh makna, sesuai dengan kebutuhan dan minat siswa,
serta sedekat mungkin dihubungkan dengan kenyataan dan
kegunaannya dalam kehidupan. Oleh karena itu pembelajaran yang
demikian disebut pembelajaran bermakna atau meaning full learning.
Hal tersebut tidak berarti pembelajaran yang bersifat menghafal
atau rote learning dan pembelajaran yang bersifat menerima atau
reception learning sama sekali tidak berhak untuk digunakan.
6. Konsep Mutu Pembelajaran

Mutu pembelajaran pada hakikatnya menyangkut mutu perencanaan,


proses, dan evaluasi. (Hadis:2017.112) menjelaskan bahwa mutu proses
pembelajaran diartikan sebagai mutu aktivitas pembelajaran yang
dilaksanakan guru dan peserta didik di kelas dan tempat lainnya.
Sedangkan mutu hasil pembelajaran adalah mutu aktivitas pembelajaran
yang terwujud dalam bentuk hasil belajar nyata yang dicapai oleh peserta
didik berupa nilai-nilai.

Berkaitan dengan pembelajaran yang bermutu, (Pudji


Muljono:2016:67) menyebutkan bahwa konsep mutu pembelajaarn
mengandung lima rujukan, yaitu: (1) kesesuaian, (2) daya tarik, (3)
efektifitas, (4) efesiensi, dan (5) produktivitas pembelajaran. Penjelasan
kelima rujukan yang membentuk konsep mutu pembelajaran sebagai
berikut:

a. Kesesuaian, meliputi:
1) Sepadan dengan karakteristik peserta didik
2) Serasi dengan aspirasi masyarakat atau perorangan
3) Cocok dengan kebutuhan masyarakat
4) Sesuai dengan kondisi lingkungan
5) Selaras dengan tuntutan zaman
6) Sesuai dengan teori, prinsip, dan nilai baru dalam pendidikan
21

b. Daya tarik, meliputi:


1) Kesempatan belajar yang besar dan karena itu mudah dicapai
dan
2) diikuti,
3) Isi pendidikan yang mudah dicerna karena telah diolah
sedemikian rupa.
4) Kesempatan yang tersedia yang dapat diperoleh siapa saja pada
setiap saat diperlukan.
5) Pesan yang diberikan pada saat peristiwa yang tepat dan
Keteladanan yang tinggi.
6) Keanekaragaman sumber baik yang dengan sengaja
dikembangkan maupun yang sudah tersedia dan dapat dipilih
serta dimanfaatkan untuk kepentingan belajar.
7) Suasana kelas yang akrab hangat dan merangsang pembentukan
karakter.
c. Efektivitas meliputi:
1) Dilakukan secara teratur, konsisten, atau berurutan melalui
tahap perencanaan, pengembangan, penyusunan, dan
penyempurnaan
2) Sesitif terhadap kebutuhan akan tugas belajar dan kebutuhan
pembelajaran
3) Kejelasan akan tujuan karena itu akan dapat dihimpun usaha
untuk penilaiaan dan
4) mencapainya, bertolak dari kemampuan kekuatan mereka yang
bersangkutan (peserta didik, pendidikan masyarakat dan
pemerintahan).
d. Efesiensi meliputi:
1) Merancang kegiatan pembelajaran berdasarkan model yang
mengacu pada kepentingan, kebutuhan peserta didik.
2) Pengorganisasian kegiatan belajar dan pembelajaran yang rapi
3) Pemanfaatan sumber daya pembagian tugas seimbang
4) Pengembangan dan pemanfaatan aneka sumber belajar sesuai
22

5) keperluan.
6) Pemanfaatan sumber belajar bersama, dan usaha inovatif yang
merupakan penghematan, seperti pembelajaran jarak jauh, dan
pembelajaran terbuka.
e. Produktivitas meliputi:
1) Perubahan proses pembelajaran (dari menghafal dan
mengingat ke menganalisis dan mencipta).
2) Penambahan masukan dalam proses pembelajaran (dengan
menggunakan berbagai macam sumber belajar)
3) Peningkatan intensitas interaksi peserta didik dengan sumber
belajar.
4) Gabungan ketiganya dalam kegiatan belajar-pembelajaran
sehingga menghasilkan mutu yang lebih baik, keikutsertaan
dalam pendidikan yang lebih luas, lulusan yang lebih banyak,
lulusan yang lebih dihargai oleh masyarakat, dan
berkurangnya angka putus sekolah.
7. Indikator mutu Pembelajaran

Mutu pembelajaran merupakan gambaran kualitas pembelajaran secara


utuh dari proses dan hasil pembelajaran sesuai dengan yang diharapkan.
Menurut ( Rusman : 2012 ) : Proses dan hasil pembelajaran meliputi
perencanaan proses pembelajaran, pelaksanaan proses pembelajaran,
penilaian hasil pembelajaran, dan pengawasan proses pembelajaran untuk
terlaksananya proses pembelajaran yang efektif dan efesien.

a. Perencanaan proses pembelajaran

Perencanaan pembelajaran meliputi silabus dan Rencana


Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang memuat identitas mata
pelajaran, Standar Kompetensi (SK), Kompetensi Dasar (KD),
indikator Pencapaian Kompetensi, tujuan pembelajaran, materi ajar,
alokasi waktu, metode pembelajaran, kegiatanpembelajaran, penilaian
hasil belajar, dan sumber belajar.

1) Silabus
23

Silabus sebagai acuan pengembangan rencana Pembelajaran (RPP)


memuat identitas mata pelajaran atau tema pelajaran,standar
kompetensi, kompetensi dasar, materi pembelajaran,
kegiatanpembelajaran, indikator pencapaian kompetensi, penilaian,
alokasi waktu, dan sumber belajar.

2) Rencana pelaksana pembelajaran (RPP)

Rencana pelaksanaan pembelajaran dijabarkan dari silabus untuk


mengarahkan kegiatan belajar siswa dalam upaya mencapai kompetensi
dasar. Setiap guru pada satuan pendidikan berkewajiban menyusun
RPP secara lengkap sistematis agar pembelajaran berlangsung secara
interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta
didik agar berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi
prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan
perkembangan fisik, serta psikologis peserta didik. Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran disusun untuk setiap kompetensi dasar yang
dapat dilaksanakan dalam satu kali pertemuan atau lebih. Guru
merancang penggalan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran untuk setiap
pertemuan yang disesuaikan dengan penjadwalan disatuan pendidikan.
Adapun beberapa komopnen Rencana Pelaksanaan Pembelajaran :

a) Identitas Mata Pelajaran

Identitas mata pelajaran, meliputi satuan pendidikan,


kelas,semester, program/program keahlian, mata pelajaran atau
temapelajaran, serta jumlah pertemuan.

b) Standar kompetensi

Standar kompetensi merupakan kualifikasi kemampuan minimal


peserta didik yang menggambarkan penguasaan pengetahuan,
sikap, dan ketrampilan yang diharapkan dicapai pada setiap kelas
atau semster pada suatu mata pelajaran.
24

c) Kompetensi dasar

Kompetensi dasar adalah sejumlah kemampuan yang ahrus


dikuasai peserta didik dalam mata pelajaran tertentu sebagai
rujukan penyusunan indikator kompetensi dalam suatu pelajaran.

3) Indikator pencapaian kompetensi

Indikator pencapaian kompetensi adalah prilaku yang dapat diukur


atau diobservasi untuk menunjukkan ketercapaian kompetensi dasar
tertentu yang menjadi acuan penilaian mata pelajaran.
Indikatorpencapaian kompetensi dirumuskan dengan menggunakan
katakerja operasional yang dapat diamati dan diukur, yang
mencangkuppengetahuan, sikap, dan keterampilan.

4) Tujuan pembelajaran

Tujuan pembelajaran menggambarkan proses dan hasil belajar


yangdiharapkan dicapai oleh peserta didik sesuai dengan kompetensi
dasar.

5) Materi ajar

Materi ajar memuat fakta, konsep, prinsip, dan prosedur yang


relevan dan ditulis dalam bentuk butir-butir sesuai dengan rumusan
indikator pencapaian kompetansi.

6) lokasi waktu

Alokasi waktu ditentukan sesuai dengan keperluan untuk


pencapaian pempetensi dasar dan beban belajar.

7) Metode pembelajaran

Metode pembelajaran digunakan oleh guru untuk mewujudkan


suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik mencapai
kompetensi dasar atau seperangkat indikator yang telah ditetapkan.
Pemilihan metode pembelajaran disesuaikan dengan situasi dan kondisi
25

peserta didik, serta karakteristik dari setiapindikator dan kompetensi


yang hendak dicapai pada setiap mata pelajaran.

8) Kegiatan pembelajaran
a) Pendahuluan
b) Inti
c) Penutup
9) Penilaian hasil belajar

Prosedur dan instrumen penilaian proses dan hasil belajar


disesuaikan dengan indikator pencapaian kompetensi dan mengacu
pada standar penilaian.

b. Pelaksanaan Pembelajaran

Persyaratan Pelaksanaan Proses pembelajaran

1) Rombongan belajar
Jumlah maksimal peserta didik setiap rombongan belajar
adalah:
a) SD/MI : 28 peserta
b) SMP/MTS : 32 peserta
c) SMA/MA : 32 peserta
2) Beban kerja minimal guru

Beban kerja guru mencangkup kegiatan pokok yaitu


merencanakanpembelajaran, melaksanakan pembelajaran, menilai
hasil pembelajaran, membimbing dan melatih peserta didik, serta
melaksanakan tugas tambahan.

3) Buku teks pelajaran


a) Buku teks pelajaran yang akan digunakan oleh sekolah/
madrasah dipilih melalui rapat guru dengan pertimbangan
komite sekolah/madrasah dari buku-buku teks pelajaran
yang ditetapkan oleh mentri.
26

b) Selain buku teks pelajaarn guru menggunakan buku


panduan guru, buku pengayaan, buku referensi, dan sumber
belajar lainnya.
c) Guru membiasakan peserta didik menggunakan buku-buku
dan sumber belajar lain yang ada di perpustakaan
sekolah//madrasah.
4) Pelaksanaan pembelajaran

Pelaksanaan pembelajaran merupakan implementasi dari


RPP.Pelaksanaan pembelajaran meliputi:

a) Kegiatan pendahuluan

Pendahuluan merupakan kegiatan awal dalam suatu


pertemuanpembelajaran yang ditunjukkan untuk
membangkitkan motivasi danmemfokuskan perhatian peserta
didik untuk berpartisipasi aktif dalam proses pembelajaran

b) Kegiatan inti

Kegiatan inti merupakan proses pembelajaran untuk


mencapai kompetensi dasar. Kegiatan pembelajaran dilakukan
secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang,
memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta
memberikan ruang yang cukup bagi prakarasa, kreativitas, dan
kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan
fisik, serta psikologis, peserta didik. Kegiatan ini dilakukan
secara sistematis dan sistematik melalui proses eksplorasi,
elaborasi, dan konfirmasi.

c) Kegiatan penutup

Penutupan merupakan kegiatan yang dilakukan untuk


mengakhiri aktivitas pembelajaran yang dapat dilakukan dalam
bentukrangkuman atau kesimpulan, penilaian dan refleksi,
umpan balik, serta tindak lanjut.
27

c. Penilaian hasil pembelajaran

Penilaian dilakukan oleh guru terhadap hasil pembelajaran untuk


mengukur tingkat pencapaian kompetensi peserta didik, serta
digunakan sebagai bahan penyusunan laporan kemajuan hasil belajar,
dan memperbaiki proses pembelajaran. Penilaian dilakukan secara
konsisten, sistematis, dan terprogram dengan menggunakan tes dan
nontes dalam bentuk tertulis atau lisan, pengamaatn kerja, pengukuran
sikap, penilaian hasil karya berupa tugas, proyek atau produk,
portofolio serta penilaian diri. Penilaian hasil pembelajaran
menggunakan Standar Penilaian Pendidikan dan Panduan Penilaian
Kelompok Mata Pelajaaran (wiwikseiawati:20016).

8. Strategi Peningkatan Mutu Pembelajaran di Sekolah

Secara umum untuk meingkatkan mutu pendidikan harus diawali


dengan strategi peningkatan pemerataan pendidikan, dimana unsure makro
dan mikro pendidikan ikut terlibat, untuk menciptakan (Equality dan
Equity) mengutip pendapat Indra Djati Sidi (2001:73) bahwa pemerataan
pendidikan harus mengambil langkah sebagai berikut:

a) Pemerintah menanggung biaya minimum pendidikan yang


diperlukan anak usia sekolah baik negeri maupun swasta yang
diberikan secara individual kepada siswa.
b) Optimalisasi sumber daya pendidikan yang sudah tersedia, antara
lain melalui double shift (contoh pemberdayaan SMP terbuka dan
kelas Jauh).
c) Memberdayakan sekolah-sekolah swasta melalui bantuan dan
subsidi dalam rangka peningkatan mutu embelajaran siswa dan
optimalisasi daya tampung yang tersedia.
d) Melanjutkan pembangunan Unit Sekolah Baru (USB) dan Ruang
Kelas Baru (RKB) bagi daerah-daerah yang membutuhkan dengan
memperhatikan peta pendidiakn di tiap –tiap daerah sehingga tidak
mengggangu keberadaan sekolah swasta.
28

e) Memberikan perhatian khusus bagi anak usia sekolah dari keluarga


miskin, masyarakat terpencil, masyarakat terisolasi, dan daerah
kumuh.
f) Meningkatkan partisipasi anggota masyarakat dan pemerintah
daerah untuk ikut serta mengangani penuntansan wajib belajar
pendidikan dasar 9 tahun.

Sedangkan peningkatan mutu sekolah secara umum dapat diambil


satu strategi dengan membangun Akuntabilitas pendidikan dengan pola
kepemimpinan , seperti kepemimpinan sekolah Kaizen ( Sudarwan
Danim, 2007:225)yang menyarankan :

a) Untuk memperkuat tim-tim sebagai bahan pembangun yang


fundamental dalam struktur perusahaan

b) Menggabungkan aspek –aspek positif individual dengan berbagai


manfaat dari konsumen

c) Berfokus pada detail dalam mengimplementasikan gambaran besar


tentang perusahaan

d) Menerima tanggung jawab pribadi untuk selalu mengidentifikasikan


akar menyebab masalah

e) Membangun hubungan antarpribadi yang kuat

f) Menjaga agar pemikiran tetap terbuka terhadap kritik dan nasihat


yang konstruktif

g) Memelihara sikap yang progresif dan berpandangan ke masa depan

h) Bangga dan menghargai prestasi kerja

i) Bersedia menerima tanggung jawab dan mengikuti pelatihan

C. Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM)

Menurut Sudjana (2004:2), Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM)


yakni tindak lanjut pada gagasan Community Learning Center telah dikenal di
Indonesia sejak tahun enam puluhan. Pada lembaga, perintisannya di Indonesia
29

yang nama PKBM baru diawali pada tahun 1998 dengan cara untuk
memperluas kesempatan masyarakat yang memperoleh layanan pendidikan.
PKBM adalah suatu tempat kegiatan belajar masyarakat yang terfokus pada
pemberdayaan masyarakat melalui pendidikan yang sama dengan kebutuhan
belajar dan potensi masyarakat dalam kemajuan pendidikan, ekonomi, sosial
budaya dan aspek aspek kehidupan lainnya. Kamil (2011:85), memberikan
definisi: PKBM adalah suatu lembaga pendidikan yang dilaksanakan di luar
sistem pendidikan formal diarahkan agar masyarakat desa atau kota yang
dikelola pada masyarakat itu sendiri serta memberi kesempatan kepada
masyarakatagar dikembangkan berbagai model pembelajaran dengan suatu
tujuan berkembangnya kemampuan dan keterampilan masyarakat agar mampu
meningkatkan kualitas hidupnya.

Dari definisi-definisi tersebut dapat menyimpulkan, bahwa PKBM yaitu


suatu lembaga pendidikan yang dikembangkan dan dikelola oleh masyarakat
dengan dikelola pada suatu sistem pendidikan formal baik dikotaatau
didesaagar tujuan yang diberikan berkesempatan belajar kepada semua lapisan
masyarakat agar mereka mampu membangun dirinya agar bisa mandiri
sehingga dapat meningkatkan kualitas hidupnya.

1. Tujuan PKBM

Salah satu karakteristik utama dan pertama yaitu perkembangan dan


penumbuhan semua kegiatan PKBM adalah peningkatan partisipasi
masyarakat. Sehingga PKBM adalah salah satu wadah yang diberikan
kepada masyarakat agar berkesempatan penuh kepada seluruh komponen
masyarakat yang mampu:

a) Memperdayakan masyarakat agar mandiri dan berswadaya;


b) Meningkatkan kualitas hidup masyarakat;
c) Mengembangan dan pembangunan masyarakat.
Dari ketiga kriteria tersebut PKBM hatus mampu dibangun dan
dikembangkan oleh masyarakat itu sendiri sehingga PKBM lebih
bermakna, bermanfaat, selaras, dan sesuai dengan kebutuhan.
30

Ada 3 tujuan yang utama dalam rangka pendirian dan pengembangan


PKBM:
a) Memperdayakan masyarakat agar dapat mandiri (berdaya).
b) Meningkatkan kualitas hidup masyarakat baik dari segi sosial atau
ekonomi.
c) Meningkatkan kepekaan terhadap masalah yang telah terjadi pada
lingkungannya agar mampu memecahkan permasalahan tersebut.
(yuliaekawati:2012).
Tujuan pelembagaan PKBM yaitu dengan mengasa,
mempertumbuhkan, mengembangkan, atau memanfaatkan seluruh
potensi di masyarakat, Agar meperluas pemberdayaan masyarakat itu
sendiri.

2. Fungsi Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) adalah:


a) Sebagai tempat masyarakat belajar, PKBM juga merupakan
tempatmasyarakat yang diperoleh pada ilmu pengetahuan atau
bermacam ragam keterampilan fungsional yang sesuai pada
kebutuhannya, agar masyarakat berdaya dengan
meningkatkannya kualitas kehidupannya.
b) Sebagai tempat yang pertukaran pada informasi dan ilmu
pengetahuan yang terampil antara masyarakat yang belajar
dengan masyarakat yang lain dapat saling mengisi pengetahuan.
c) Sebagai pusat informasi atau taman bacaan masyarakat
(perpustakaan) masyarakat, sebagi TBM. PKBM sebagai fungsi
bank informasi, yaitu PKBM dapat dijadikan tempat
penyimpanan dalam informasi pengetahuan atau keterampilan
yang aman ,setelah itu disalurkan kemasyarakat dan warga yang
membutuhkan.
d) Sebagai setra pertemuan dalam lapisan masyarakat, fungsi PKBM
yakni tidak hanya berfungsi sebagi tempat pertemuan dari
pengelola ke sumber belajar atau warga belajar, namun PKBM
sebagai fungsi tempat berkumpulnya seluruh komponen
31

masyarakat (tokoh masyarakat, organisasi masyarakat, aparat


pemerintah daerah, pengusaha/swasta, dokter LSM, dll).
e) Sebagai pusat penelitian masyarakatyang utama dalam
pengembangan pendidikan nonformal, PKBM berfungsi sebagi
tempat menggali, mengkaji, menelaah (menganalisisa).
3. Arah PKBM

PKBM merupakan lembaga pendidikan non formal berbasis


pendidikan masyarakat sudah selayaknya terbuka untuk semua kelompok
usia yang sesuai dengan peranannya, keinginannya, kebutuhan dan
kepentingan belajarnya. Maka dari itu PKBM perlu untuk dikembangkan
secara menyeluruh, luwes dan variasi pembelajaran yang beragam.
Dengan program-program yang demikian, diharapkan menjadi motivasi
bagi masyarakat untuk ikut berpartisipasi dalam kegiatan mulai dari
perencanaan, pelaksanaan, evaluasi sampai pada kelanjutan program-
program yang akan diselenggarakan PKBM untuk kedepannya
(Sihombing, 1999: 105). Jika PKBM ingin berkembang menjadi lebih
professional dan berorientasi ke depan, mesti dikembangkan strategi-
strategi SDM agar mampu menggerakkan PKBM menjadi lebih
professional, seperti strategi rekrutmen dan seleksi, strategi perencanaan
SDM, strategi pelatihan dan pengembangan, strategi penilaian kerja,
strategi kompensasi dan strategi manajemen karyawan (Kamil,
Musthofa, 2009). Menerapkan konsep strategi pengelolaan PKBM mulai
dari perencanaan. Perencanaan program kegiatan mesti dilakukan secara
komprehensif, yaitu perencanaan program yang mampu mengantisipasi
kebutuhan yang bervariasi dan luas untuk jangka panjang, dengan
menggerakkan sumber daya manusia yang ada untuk mencapai tujuan
program yang telah direncanakan (Himayaturohmah, 2017).

4. Proses Manajemen Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM)

PKBM Sebagi Lembaga Penyelenggara Satuan Pendidikan Luar


Sekolah. Menurut (Sihombing dan Gutama:2000)Pembangunan
pendidikan dilaksanakan dalam rangka meningkatkan kualitas manusia
32

Indonesia yang berlangsung dalam proses budaya, sehingga dapat


meningkatkan harkat dan martabat manusia Indonesia. Manusia
Indonesia yang berkualitas itu harus diselaraskan dengan upaya
mewujudkan pembentukan identitas bangsa. Dengan demikian manusia
Indonesia yang berkualitas adalah manusia yang mempunyai kapabilitas
dan kemandirian dalam kehidupan berbagsa dan bernegara. Di samping
itu, pelaksanaan pendidikan tidak sederhana. Keragaman letak geografis
bangsa dengan aneka ragam budaya, adat istiadat, dan bahasa, menuntut
adanya isi dan pola Pelaksanaan pendidikan yang tidak
seragam.Keragaman keperluan orang Indonesia yang berlatar-belakang
lingkungan alam dan pekerjaan yang berbeda menuntut pula adanya isi
dan pola layanan yang berbeda. Karakteristik pendidikan serupa itu,
menunjukkan bahwa pengelolaan pendidikan memerlukan dukungan
sumber daya yang memiliki kompetensi manajerial kependidikan. Orang
yang melakukan tugas mengelola pendidikan perlu dibekali dengan ilmu
manajemen pendidikan.

Ilmu manajemen pendidikan merupakan kajian terhadap


pendayagunaan berbagai potensi dalam upaya pengembangan potensi
sumber daya manusia untuk tumbuh secara optimal melalui proses
belajar, dengan memanfaatkan kurikulum, dan mempergunakan
metodologi dan media pendidikan yang selalu berkembang dan
dikembangkan. Kekhasan tersebut, merupakan proses yang sangat
berbeda dari proses pengelolaan kegiatan lainnya. Dalam beberapa hal
mungkin memiliki kesamaan dengan pengelolaan lembaga yang lain,
bahkan mengadopsi dan atau mengadaptasi teori dan prinsip dari ilmu-
ilmu lain, misalnya darisosiologi dan psikologi, tetapisecara hakiki tetap
berbeda dari sistem pengelolaan yang lain tersebut.

Menurut UU.No.2 Tahun 1989 dan PP No.38 Tahun 1992 jo


UU.No.20 Tahun 2003, ditemukan istilah-istilah pengelolaan
pendidikan, pengelola pendidikan, penyelenggaraan pendidikan,
pengawasan, dan peniliaian pendidikan. Pada dasarnya istilah-istilah
tersebut adalah merupakan penjabaran dan pengimplementasian konsep-
33

konsep administrasi pendidikan dalam pelaksanaan semua komponen


sistem pendidikan ke arah tercapainya tujuan pendidikan nasional.
Berpijak pada undang undang no 20 taun 2003 ialahketentuan
perundangan dapat dibedakan adanya dua macam pengelolaan
pendidikan, yaitu: (1) Pengelolaan sistem pendidikan nasional.
Pengelolaan sistem pendidikan nasional merupakan tanggung jawab
Menteri Pendidikan Nasional. Karena Diknas mempunyai susunan
organisasi sampai ke tingkat bawah, maka keseluruhan jajaran Diknas
tersebut termasuk pengelola pendidikan sesuai dengan posisinya dalam
organisasi Diknas.dalam hal ini pengelolaan pendidikan sebagai suatu
sistem dalam skala nasional. dalam skalakecil terdapat satuan-satuan
pendidikan sebagai sub sistem dalam pengelolaan pendidikan yang
disebut;. (2) Pengelolaan satuan pendidikan. Satuan Pendidikan adalah
satuan pelaksana kegiatan belajar mengajar yang dilaksanakan di jalur
pendidikan sekolah atau di jalur pendidikan luar sekolah.Yang termasuk
satuan pendidikan ini adalah Sekolah, Perguruan Tinggi, Lembaga
Pendidikan Keterampilan/kursus, Kelompok Belajar, dan sebagainya.

Berkenaan dengan pengelolaan satuan pendidikan pada jalur luar


sekolah, khususnya pada Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM)
dalam sistem pendidikan nasional tersurat dalam Undang-undang Sistem
pendidikan Nasional dan Peraturan Pemerintah (PP) No.73 Tahun 1991
tentang Pendidikan Luar Sekolah. Dalam Bab IV UU.No.2 Tahun 1989
yang menyatakan mengenai satuan jalur dan jenis pendidikan; Pasal 9
ayat 1 menyiratkan bahwa satuan pendidikan menyelenggarakan
kegiatan belajar mengajar yang dilaksanakan di sekolah atau di luar
sekolah. Satuan pendidikan luar sekolah meliputi keluarga, kelompok
belajar, kursus, dan satuan pendidikan sejenis. Dalam PP.No.73, Bab III,
pasal 3 ayat 1, bahwa “jenis pendidikan luar sekolah terdiri atas
pendidikan umum, pendidikan keagamaan, pendidikan jabatan,
pendidikan kedinasan dan pendidikan kejuruan”.

5. Program Pendidikan Kesetaraan


a. Pengertian Pendidikan Kesetaraan
34

Pendidikan kesetaraan merupakan salah satu program pendidikan


non-formal. Pendidikan kesetaraan merupakan program yang sangat
vital dalam menjawab permasalahan mutu sumber daya manusia,
terutama dalam masalah pendidikan (Mustofa Kamil 2011: 96).
Pendidikan kesetaraan sangat dibutuhkan oleh masyarakat dengan
penekanan pada penguasaan pengetahuan, keterampilan fungsional,
mengembangkan sikap, dan kepribadian profesional peserta didik.
Menurut Sudjana (2004: 145), pendidikan kesetaraan adalah program
pendidikan non-formal yang menyelenggarakan pendidikan umum
setara SD/MI, SMP/MTs, SMA/MA, dan mungkin pula PT yang
mencakup satuan kelompok belajar dalam bentuk program paket A,
paket B, paket C, dan mungkin paket D.

Dalam Undang-Undang No 20 Tahun 2003 tentang Sistem


Pendidikan Nasional pasal 26 ayat 3 dinyatakan bahwa pendidikan
kesetaraan adalah program pendidikan non formal yang
menyelenggarakan pendidikan umum setara SD/MI, SMP/MTs, dan
SMA/MA yang mencakup program Paket A, Paket B, dan Paket C.
Program ini ditujukan bagi peserta didik yang berasal dari masyarakat
yang kurang beruntung, tidak sekolah, putus sekolah, putus lanjut,
serta usia produktif yang ingin meningkatkan pengetahuan dan
kecakapan hidup. Program ini juga melayani warga masyarakat lain
yang memerlukan layanan khusus dalam memenuhi kebutuhan
belajarnya sebagai dampak dari perubahan peningkatan taraf hidup,
ilmu pengetahuan dan teknologi.

Menurut Undang-Undang No 20 Tahun 2003 tentang Sistem


Pendidikan Nasional Pasal 26 ayat 6 bahwa hasil pendidikan
nonformal dapat dihargai setara dengan hasil program pendidikan
formal setelah melalui proses penilaian penyetaraan oleh lembaga
yang ditunjuk pemerintah atau pemerintah daerah dengan mengacu
pada standar nasional pendidikan. Pendidikan kesetaraan merupakan
salah satu cara untuk mendukung tercapainya tujuan pendidikan 12
tahun, dalam hal ini pendidikan kesetaraan memberikan bekal
35

pengetahuan, ketrampilan fungsional, serta pengembangan sikap dan


kepribadian profesional.

Berdasarkan pengertian-pengertian dari pendidikan kesetaraan


tersebut dapat disimpulkan bahwa pendidikan kesetaraan meliputi
program Paket A setara SD, Paket B setara SMP, dan Paket C setara
SMA, merupakan bagian dari pendidikan non formal atau pendidikan
luar sekolah yang konten, konteks, metodologi dan pendekatan untuk
mencapai standar kompetensi lulusan tersebut lebih memberikan
konsep-konsep melatih kecakapan hidup berorientasi kerja atau
berusaha mandiri.

b. Progam Pendidikan Kesetaraan


1) Program Paket A
Program Paket A adalah progam pendidikan dasar pada jalur
pendidikan nonformal setara SD/MI. Pemegang ijazah Program
Paket A memiliki hak eligibilitas yang sama dengan pemegang
ijazah SD/MI.
2) Program Paket B
Program Paket B adalah program pendidikan dasar pada jalur
pendidikan nonformal setara SMP/MTs. Pemegang ijazah Program
Paket B memiliki hak eligibilitas yang sama dengan pemegang
ijazah SMP/MTs.
3) Program Paket C
Program Paket C adalah program pendidikan dasar pada jalur
pendidikan nonformal setara SMA/MA. Pemegang ijazah Program
Paket C memiliki hak eligibilitas yang sama dengan pemegang
ijazah SMA/MA.
c. Tujuan Pendidikan Kesetaraan
1) Memperluas pendidikan dasar 12 tahun melalui pendidikan
nonformal program Paket A setara SD/MI, Paket B setara
SMP/MTs, dan Paket C setara SMA/MA yang menekankan
pada keterampilan fungsional dan kepribadian profesional.
36

2) Meningkatkan mutu daya saing lulusan serta relevansi


program dan daya saing pendidikan kesetaraan program Paket
A, Paket B dan Paket C. Menguatkan tata kelola, akuntabilitas
dan citra publik terhadap penyelenggara dan penilaian
program pendidikan kesetaraan.
D. Penelitian Terdahulu

Dalam penelitian terdahulu peneliti belum menemukan judul yang sama,


akan tetapi peneliti mendapatkan karya yang relevansinya sama dengan judul
penelitian ini. Adapun karya tersebut antara lain:

1. Sebuah penelitian yang berjudulManajemen Mutu Pendidikan Di Mi


Ma’arif Nu 1 Pageraji Kecamatan Cilongok Kabupaten
Purwukertoyang dilakukan Munfasir Hidayat. Dalam Penelitianya
menyimpulkan bahwa MI Ma’arif NU 1 Pageraji memiliki komitmen
yang kuat dalam meningkatkan mutu pendidikan dan selalu berusaha
dalam meningkatkan mutu pendidikan dan melakukan perbaikan secara
terus menerus dengan memanfaatkan momen yang ada. Dalam
menjalankan pendidikan, MI Ma’arif NU 1 Pageraji berusaha untuk
memenuhi kepuasan pelanggan (siswa, orang tua, dan masyarakat
sebagai pengguna jasa pendidikan), dengan mewujudkan segala
kebutuhan dalam mewujudkan proses pembelajaran yang bermutu.
Adapun persamaan dengan penelitian yang akan dilakukan terletak
pada fokus objek masalah yaitu manajemen mutu, sedangkan untuk
perbedaannya terletak pada fokus subjeknya. Jika penelitian yang telah
dilakukan fokus subjek jalur pendidikannya adalah pendidikan formal,
maka berbeda dengan fokus jalur pendidikan pada penelitian yang
dilakukan yaitu pendidikan non formal.
2. Kedua, penelitian yang berjudul Implementasi Total Quality
Management (Tqm) dalam meningkatkan mutu pembelajaran Di
Lembaga PKBM al-irsad dilakukan oleh Febi Kurnian Devi. Dalam
skripsi tersebut disimpulkan bahwa implementasi Total Quality
Management dilakukan melalui lima hal yaitu :
37

a. Perubahan terus menerus yakni perbaikan sumber daya manusia


dengan melalui pelatihan dan pengembangan seperti seminar dan
workshop serta melakukan perbaikan sarana dan prasarana.
b. Menentukan standar mutu keluaran, yakni siswa tidak hanya
memiliki kemampuan akademik yang baik tetapi juga memiliki
ketrampilan.
c. Perubahan budaya yakni menetapkan tata tertib bagi guru dan
karyawan serta siswa secara bersama.
d. Perubahan organisasi, dalam hal ini sekolah memiliki waka yang
memiliki tugas, wewenang dan tanggungjawab terhadap program
kerjanya.
e. Menjaga hubungan yang baik dengan pelanggan di antaranya
kepada guru dan karyawan, siswa dengan orang tua, serta dengan
masyarakat dan instansi terdekat.
Selain lima hal tersebut PKBM juga melakukan upaya
memberikan kepuasan kepada pelanggan diantaranya mendirikan mini
market, memaksimalkan kegiatan ekstrakurikuler dan intrakurikuler
sekolah. Adapun persamaan penelitian yang telah dilakukan dengan
penelitian yang dilakukan penulis adalah terkait dengan masalah mutu
pendidikan. Untuk perbedaannya, jika penelitian yang telah dilakukan
fokus terhadap penerapan perbaikan terus menerus yang ada dalam
pendekatan Total Quality Management, sedangkan pada penelitian
yang dilakukan penulis berfokus pada peningkatan mutu
pembelajaran.
3. Ketiga, skripsi yangberjudul manajemen mutu layanan pendidikan
dalam peningkatan mutu pembelajaran di PKBM Tunas Banjarsari
Kabupaten Banyumas dilakukan oleh Atmaja Danang Wijaya. Dalam
skripsinya menyatakan bahwa perencanaan dilakukan sebelum program
kegiatan berjalan dengan cara menyusun, melakukan sosialisasi dan
pendataan, menentukan program, mengangkat tutor, melakukan
koordinasi dengan pihak terkait dan menentukan pelaksanaan program.
Untuk pelaksanaan dikelompokkan menjadi empat jenis yaitu
38

pengorganisasian, pengarahan dan pembinaan, pengkoordinasian, dan


pengkomunikasian. Jenis evaluasi yang dilakukan adalah evaluasi
program, evaluasi proses kegiatan, evaluasi hasil belajar peserta didik.
Adapun persamaan dengan penelitian yang dilakukan penulis adalah
sama-sama terkait dengan pengelolaan pusat kegiatan belajar
masyarakat. Namun yang membedakannya adalah jika penelitian yang
telah dilakukan fokus terhadap program pemberantasan buta aksara
sedangkan penelitian yang dilakukan penulis fokus terhadap
manajemen mutu yang diterapkan guna mencerdaskan anak bangsa
yang berkualitas.
E. Kerangka Berfikir

PKBM merupakan sebuah pendidikan Nonformal yang di harapakan


dapat berkontribusi lebih banyak terutama dalam mendukung suskesnya
program wajib belajar Sembiilan tahun dan juga dengan adanya pendidikan
kesetaraan di harapkan dapat meningkatkan kesejahtraan hidupnya melalui
pengetahuan dan keterampilan selama menjalankan pembelajaran. Maka dari
itu untuk menunjang terlaksananya kegiataan program kejar paket yang
berkualitas perlu mengetahui proses kelembagaan PKBM secara
kompreherensip yaitu dapat di lihat dalam komponen–komponen yang
meliputi kegiataan kegiataan yang terdiri dari perencanaan dan pelaksanaan.
Tahap perencanaan meliputi kegiataan: perekrutan peserta dan tenaga
pengajar, identifikasi terhadap dengan jenis program yang di butuhkan,
menyusun program belajar, menyiapkan alat dan bahan belajar, dan menyusun
jadwal kegiataan pembelajaran. Untuk tahapan pelaksanaan meliputi ,
koordinasi pelaksanaan belajar, pemantauaan kegiataan belajar dan memotivasi
semangat belajar. Fokus penelitian ini terletak pada manajemen kelembagaan
PKBM khususnya pada pengelolaan dalam meningkatkan mutu pembelajaran.
Beberapa faktor yang mempengaruhi berupa kurikulum, metode pemebelajaran
serta kualitas tenaga pendidik dan tutor yang ada di kelembagaan PKBM itu
sendiri.
39

Kerangka berfikir merupakan paparan dimensi tentang kajian utama,


factor kunci, variable dan hubungan dimensi yang di susun dalam bentuk
narasi dan grafis. Sebagai berikut :

Pendidikan NonFormal

PKBM
Manajemen

Faktor Peningkatan MutuPembelajaran


PpPembelajaran

Planing Strategi Peningkatan Mutu Pembelajaran

Organizing Unsur terlibat dalam Peningkatan Mutu Pembelajaran

Actuating Indikator Peningkatan Mutu


Pembelajaran
Controling
Upaya Peningkatan Mutu Pembelajaran

Komponen Mutu Pembelajaran

Mutu Pembelajaran
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian


1. Tempat Penelitian

Penelitian ini berjudul “Manajemen pusat kegiataan belajar masyarakat


(PKBM) dalam meningkatkan Mutu pembelajaran Program paket C Di
PKBM Nur hayati” berada di Dompyong Kulon Kec. Gebang Kab.
Cirebon. program ini didirikan pada tahun 2008 yang mengembangkan
pendidikan masyarakat dalam bidang Pendidikan kesetaraan. Pada tahun
2011 ibu hj. hindunsiap menampung Masyarakat yang putus sekolah
untuk melanjutkan ke jenjang selanjutnya dari tingkat SD-SMA yang akan
belajar layaknya sekolah umum dan bisa mendapatkan ijazah.

2. Waktu Penelitian

Jadwal Kegiatan Nov Des Jan Feb Jul Agus Sep


A. Tahap Persiapan
1. Pengajuan Judul *

2. Penyusunan Proposal *
3. Seminar Proposal *
9. Perizinan *
10. Penyusunan * *
Instrumen Penelitian

B.Tahap Pelaksanaan *

1. Penelitian Lapangan * *
2. Pengumpulan Data * * *
3. Penyusunan Skripsi * * *
4. Bimbingan dan Revisi * * *
C. Tahap Penyelesaian *

39
40

Adapun waktu penelitian yang dilakukan yaitu mulai dari tahap awal sampai
akhir penyusunan naskah skripsi dengan jadwal sebagai berikul.
Tabel 3.1 Jadwal Pelaksanaan Kegiatan

B. Metode Penelitian

Dalam hal ini penelitian menggunakan penelitian kualitatif. Menurut


Suharsimi, penelitian kualitatif adalah penelitian naturalistic. Istilah
“naturalistic” menunjukan bahwa wajar untuk melakukan penelitian ini dalam
situasi normal yang tidak di manipulasi oleh keadaan atau kondisi, dan
menekankan penjelasan yang alami. Pencarian data yang dilakukan dalam
keadaan yang wajar dikenal sebagai “pencarian data alami”. (Suharsimi, 2006).
Kemudian dalam penelitian kualitatif memiliki beberakarakteristik, antara lain
studi kasus, holistic, deskriptif, internal sampling (Nugrahani, 2014:92).
Sekarang dan Bougie dalam (Indrawati, 2018:2) menulis penelitian kualitatif
sebagai “research involving analysis of data/information that are descriptive in
nature and not readily quantifiable” yang bisa diartikan sebagai penelitian yang
melibatkan analisis data atau informasi yang aslinya bersifat deskriptif dan
tidak secara langsung dapat di kuantifikasikan.

Berdasarkan hal diatas, penelitian kualitatif bisa didefinisikan sebagai


penelitian yang melibatkan analisis data berupa deskripsi dan data tersebut
tidak secara langsung dikuantifikasi, penguantifikasian data kualitatif
dilakukan dengan pemberian kode, penelitian ini berupa untuk mentranformasi
objek penelitian kedalam bentuk yang dapat dipresentasikan seperti catatan
lapangan (field note), hasil interview, percakapan, foto-foto, rekaman, dan
memo. Penelitian ini memakai jenis penelitian kualitatif deskriptif, yaitu
prosedur penelitian yang menggambarkan temuan lapangan secara murni
berupa data deskriptif baik kata atau lisan dari sumber data yang diamati
(Kurniawan, 2017:23). Dalam penelitian ini berupaya mendeskripsikan suatu
indikasi, kejadian, perspektif partisipan. Partisipan merupakan orang-orang
yang diajak berwawancara, diobservasi, dimohon membagikan informasi,
komentar, pemikiran, serta persepsinya. Pada penelitian ini, peneliti
41

menggunakan metode tersebut untuk mengetahui lebih rinci terkait tema


manajemen pusat kegiataan belajar masyarakat (PKBM) dalam meningkatkan
Mutu pembelajaran Program paket C Di PKBM Nur hayati Dompyong kulon ,
Gebang, Cirebon.

Berdasarkan beberapa jenis penelitian kualitatif di atas, peneliti


menggunakan metode penelitian kualitatif deskriptif. Kajian kualitatif
menyoroti sebuah memo yang berisi rangkaian kalimat verbose secara rinci
dan lengkap yang menjelaskan setuasi sebenarnya untuk membantu penyajian
data (Nugrahani, 2014:96). Survei ini merupakan survei deskriptif kualitatif.
Prosedur penelitian yang murni menggambarkan hasil lapangan berupa data
deskriptif verbal atau dari sumber data yang diamati (Kurniawan, Educational
Research Methodologt, 2017). Penelitian ini juga mencoba menjelaskan gejala,
peristiwa, dan peristiwa yang sedang terjadi. Penelitian kualitatif bertujuan
untuk memahami fenomena sosial dari perspektifpartisipan. Partisipan adalah
orang yang diwawancarai, diamati, dan dimintai data, pendapat, pemikiran,
dan kesadarannya.

C. Desain Penelitian

Penelitian ini sesuai dengan uraian di atas menggunakan metode penelitian


kualitatif. Maka pendekatan yang dipakai juga menggunakan pendekatan
kualitatif. Maka pendekatan yang dipakai juga menggunakan pendekatan
kualitatif. Terdapat lima desain penelitian dalam penelitian kualitatif
(Sukmadinata, 2011:61-66), yaitu sebagai berikut:

1) Studi etnografik, yaitu mendeskripsikan, menginterpretasikan budaya,


kelompok sosial, atau sistem. Contohnya penelitian tentang budaya.
2) Studi historis, yaitu meneliti peristiwa-peristiwa yang telah berlalu.
Contohnya penelitian tentang sejarah perjuangan bangsa.
3) Studi fenomenologis, merupakan pencarian mengenai arti dari
pengalaman dari kehidupan. Contohnya penelitian tentang konsep,
pendirian, sikap, pendapat, penilaian dan pemberian makna dalam
situasi kehidupan.
42

4) Studi kasus, merupakan penelitian yang dilakukan terhadap suatu


sistem, yang diarahkan untuk menghimpun data, menyertakan berbagai
sumber informasi. Contohnya penelitian tentang peristiwa, kegiatan,
program, sekelompok individu yang terkait oleh tempat, waktu atau
ikatan tertentu.
5) Studi kritis, merupakan penelitian membandingkan dengan
menggunakan sebagai metode seperti, studi kasus, fenomena, yang
tujuannya untuk mengkritisi suatu permasalahan. Misalnya penelitian
tentang gender, usia, etnis, ras, status sosial, dan politis untuk
memberikan informasi kepada pembaca.
Berdasarkan uraian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa dalam
penelitian ini menggunakan penelitian kualitatif dengan desain penelitian studi
kasus, karena penelitian ini bertujuan untuk mengungkap bagaimana
penerapan gaya kepemimpinan demokratis yang dilakukan kepada Di PKBM
Nur hayati Desa Dompyong Kulon . Selain itu juga menggunakan sumber data
berupa foto-foto kegiatan serta dokumen yang mendukung.

D. Subjek Penelitian

Terdapat dua jenis data berdasarkan sumbernya, yaitu:

1) Data Primer, hanya bisa peneliti dapatkan dari sumber pertama atau
asli. Data primer ialah data yang dikumpulkan oleh peneliti sendiri dan
tidak pernah dikumpulkan sebelumnya. Adapun data primer yaitu:
Kepala PKBM , Tutor, dan Peserta Paket.
2) Data Sekunder, biasanya berasal dari penelitian lain yang dilaksanakan
oleh organisasi atau lembaga. Data sekunder ialah data yang diperoleh
bukan dari sumber pertama, melainkan didapatkan dari sumber kedua
(Kurniawan, 2018:227). Adapun data sekunder yaitu berupa data-data
mengenai Proses berlangsungnya peningkatan Mutu Pembelajaran di
PKBM.
43

Sumber data yang dapat digunakan dalam penelitian kualitatif menurut


Kurniawan (2018:229) meliputi:
1) Narasumber (informan) ialah orang yang dapat memberikan data atau
informasi secara lisan mengenai sesuatu yang hendak peneliti ketahui.
2) Peristiwa, yaitu data atau informasi bisa didapatkan dengan
pengamatan terhadap suatu fenomena atau peristiwa yang
berhubungan dengan masalah penelitian biasanya identic dengan
instrument observasi.
3) Tempat atau Lokasi, bisa menjadi sumber data. Apa yang terjadi
maupun peristiwa yang terkait dengan permasalahan penelitian dapat
digali oleh peneliti disuatu tempat.
4) Dokumen ialah sumber data yang bersifatnya benda mati tetapi
berhubungan dengan persoalan penelitian. Dokumentasi bisa berupa
rekaman, surat-surat, darabase, arsip, foto dan lainnya.
Berdasarkan penjelasan konsep sumber data di atas maka sumber data
dalam penelitian ini antara lain.
1) Informan atau narasumber dalam penelitian ini ialah Kepada PKBM
Nurayati yaitu Ibu Hj.Hindun,S.Pd.M.M.Pd.
2) Tempat dan aktivitas, tempat dalam penelitian ini adalah PKBM Nur
hayati Dompyong kulon . Aktivitas yang dimaksud adalah proses
berlangsungnya Kegiataan kependidikan diPKBM Nur hayati .
3) Dokumentasi, dokumentasi yang menjadi sumber data dalam
penelitian ini adalah foto-foto kegiatan, tata tertib, visi misi, dan lain
sejenisnya yang digunakan sebagai acuan dalam gaya kepemimpinan
demokratis kepala PKBM Nur hayati dalam mutu pembelajaran
E. Teknik Pengumpulan Data

Metode perolehan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah


metode direct query (deskriptif) yang menganut fakta yang ada tanpa
memanipulasi hasil yang ditemukan. Dalam pengumpulan data, penelitian
menggunakan metode yang berbeda: observasi, wawancara, dan dokumentasi.
Dari teknik akuisi data, penjelasannya adalah sebagai berikut:
44

1. Observasi
Metode observasi menurut Kurniawan (2018:175) merupakan kegiatan
memusatkan perhatian dan mengangkap (secara empiris) fenomena yang
terjadi pada sasaran survei dengan seluruh panca indera. Di sisi lain, juju
mengatakan observasi adalah teknik perolehan data yang tidak
menggunakan kata-kata atau melibatkan komunikasi verbal. Sasaran
umum, teknik observasi meliputi panca indera visual berupa data virtual,
atau panca indera lainnya seperti pendengaran, taklil, dan bau. (Djuju,
2006:55). Oleh karena itu, metode yang digunakan untuk memperoleh
data tentang kondisi fisik dan lingkungan penelitian, baik fisik maupun
non fisik, atau kejadian-kejadian yang dianggap penting dan relevan
dengan penelitian ini. Metode pengamatan yang digunakan dalam
penelitian ini adalah metode pengamatan langsung, dimana objek yang
diamati dan dicatat pada tempat terjadinya atau terjadinya peristiwa
tersebut sehingga pengamat berada bersama objek tersebut.
2. Wawancara
Wawancara merupakan metode penelitian yang dilakukan dengan cara
mengadakan pertemuan diantara dua orang guna bertukar data serta ide
lewat tanta jawab, sehingga bisa dikonstruksikan arti dalam sesuatu topik
tertentu (Sugiyono, 2015: 72). Wawancara digunakan sebagai metode
pengumpulan informasi apabila jika penelitian mau melaksanakan riset
pendahuluan guna menemukan kasus yang perlu diteliti, namun juga
apabila peneliti mau mengenali hal-hal dari responden yang lebih
mendalam. Berdasarkan pandangan tersebut, maka wawancara bisa
didefinisikan sebagai proses-proses tanya jawab yang dicoba oleh dua
orang ataupun lebih dan terdiri dari narasumber serta pewawancara.
Tujuan dari wawancara ialah untuk memperoleh data yang lebih.
Tujuan wawancara adalah untuk mendapatkan informasi yang lebih
banyak daripada subjek yang dimintai informasi dengan pertanyaan-
pertanyan yang mungkin tidak didapatkan peneliti selama observasi.
Dalam penelitian ini wawancara dilakukan sehubungan dengan
meningkatkan Mutu pembelajaran di PKBM Nur hayati Dompyong Kulon
45

3. Dokumentasi
Sugiyono (dalam Kurniawan, 2018:178) mendefinisikan dokumen
sebagai catatan kejadian yang telah lalu. Dokumen dapat berupa tulisan,
foto, ataupun karya-karya monumental. Dokumen yang berupa tulisan
misalnya catatan setiap hari, sejarah kehidupan life histories, cerita,
biografi, pengaturan, serta kebijakan. Dokumen yang berupa foto misalnya
gambar, foto hidup, sketsa, serta lain-lain. Dokumen yang berupa karya
misalnya karya seni yang bisa berbentuk foto, arca, film, serta lain-lain.
Studi dokumen ialah aksesiris dari pengguna tata cara observasi serta
wawancara dalam riset kualitatif.
Sedangkan menurut (Moleong, 2012:216-217) dokumentasi ialah setiap
bahan tertulis atau film, lain dari record, yang tidak dipersiapkan karena
adanya permintaan seorang penyidik. Dapat disimpulkan bahwa
dokumentasi adalah bahan-bahan atau data yang berupa catatan maupun
transkip yang dijadikan untuk mengumpulkan data. Metode ini digunakan
untuk mengumpulkan data tentang subjek penelitian yang diperoleh dari
dokumen PKBM Nur hayati Dompyong Kulon .
F. Instrumen Penelitian

Menurut Gulo, Instrumen penelitian adalah pedoman tertulis tentang


wawancara, atau pengamatan, atau daftar pertanyaan, yang dipersiapkan untuk
mendapatkan informasi. Instrument itu disebut pedoman pengamatan atau
pedoman wawancara atau kuesioner atau pedoman documenter, sesuai dengan
metode yang dipergunakan (Gulo, 2000). Instrument adalah alat untuk fasilitas
yang digunakan penelitian dalam mengumpulkan data agar pekerjaannya lebih
mudah dan hasilnya lebih baik, sehingga mudah diolah (Arikunto, 2006).
Instrumen penelitian adalah alat-alat yang diperlukan atau dipergunakan untuk
dipergunakan atau dipergunakan untuk mengumpulkan data. Ini berarti,
dengan menggunakan alat-alat tersebut data dikumpulkan. Ada perbedaan
antara alat-alat penelitian dalam metode kualitatif, atau intrumen utama dalam
pengumpulan data adalah manusia yaitu, peneliti sendiri atau orang lain yang
membantu peneliti.
46

Untuk mengumpulkan data dari sumber informasi (informan), peneliti


sebagai instrument utama penelitian memerlukan instrument bantuan. Peneliti
menggunakan instrument bantuan. Peneliti menggunakan instrument penelitian
sebagai berikut:

1. Panduan atau pedoman wawancara.

Ini adalah suatu tulisan singkat yang berisikan daftar informasi yang
perlu dikumpulkan. Pertanyaan-pertanyaan lazimnya bersifat umum yang
memerlukan jawaban panjang, bukan jawaban ya atau tidak.
2. Alat rekaman.
Peneliti dapat menggunakan alat rekaman seperti, tape recorder, telepon
seluler, kamera fot, dan kamera video untuk merekam hasil wawancara.
Alat rekaman dapat dipergunakan apabila peneliti mengalami kesulitan
untuk mencatat hasil wawancara (Affrizal, 2014:34).
G. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data merupakan proses mencari dan menyusun secara


sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan
dokumentasi dengan cara mengorganisasikan data ke dalam kategori,
menjabarkan ke dalam unit-unit, melakukan sintesa, Menyusun kedalam pola,
memilih mana yang penting dan yang akan dipelajari, dan membuat
kesimpulan sehingga mudah dipahami oleh diri sendiri maupun orang lain
(Sugiyono, 2015:88). Sedangkan dalam literature lain menyebutkan bahwa
teknik analisis data dalam penelitian kualititif, prosesnya dilakukan sejak awal
melakukan penelitian hingga akhir penelitian sehingga tidak mremiliki Batasan
waktu (Kurniawan, Metodologi Penelitian Pendidikan, 2018;240).

Analisis data menurut Miles dan Huberman (dalam Kurniawan, 2018:241-


242) dilakukan dengan tahapan berikut ini:

1. Pengumpulkan data, yaitu data hasil observasi, wawancara, dan


dokumentasi dikumpulkan dengan mencatatnya dalam catatan dengan
menentukan strategi pengumpulan data yang dipandang tempat dan
47

untuk menentukan focus serta pendalam data pada proses pengumpulan


data berikutnya.
2. Reduksi data, yaitu sebagai proses seleksi, pemfokusan, pengabstrakan,
trasnformasi data kasar yang ada di lapangan langsung, dan diteruskan
pada waktu pengumpulan data.
3. Penyajian data, yaitu penyajian informasi yang telah didapatkan baik
dalam bentuk gambar, tulisan, kata-kata, tabel maupun grafik. Dalam
penyajian data diperoleh sebagai jenis, jaringan kerja, keterkaitan
kegiatan atau table.
4. Penarikan kesimpulan, yaitu dilaksanakan selama proses penelitian
berjalan seperti halnya proses reduksi data, setelah data terkumpul
sangat mencukupi kemudian dibuat kesimpulan sementara, dan sesudah
data betul-betul lengkap disusun kesimpulan akhir.
Proses analisis data yang dilaksanakan dalam penelitian ini ialah sebagai
berikut:
1. Pengumpulan data mengenai Mutu Pembelajaran Di PKBM Nur hayati
Desa Dompyong Kulon wawancara kepada informan peneliti,
observasi pelaksanaan dengan cara mengadakan pengamatan dan
dokumentasi.
2. Data yang diperoleh selanjutnya diseleksi dan difokuskan pada masalah
penelitian.
3. Data yang sudah terseleksi selanjutnya dirangkai dalam suatu analisis
sehingga dapat diperoleh suatu gambaran penerapan gaya
kepemimpinan demokratis dalam meningkatkan Mutu Pembelajaran Di
PKBM Nur hayati Desa Dompyong Kulon.
4. Penarikan kesimpulan berdasarkan gambaran dalam meningkatkan
Mutu Pembelajaran Di PKBM Nur Hayati Desa Dompyong Kulon .
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Data

Data ini peneliti dapatkan langsung dari tempat pelaksanan penelitian


yaitu di PKBM Nur Hayati Dompyong Kulon, Gebang, Cirebon, dalam dua
tahun terakhir yang merupakan masa pandemi covid-19 PKBM Nur Hayati
Dompyong Kulon, Gebang, Cirebon tetap konsisten dalam melaksanakan
kegiatan pembelajaran, meskipun pembelajaran dilaksanakan secara dalam
jaringan atau luar jaringan namun tidak sedikitpun menurunkan semangat
belajar para warga belajar dengan tetap mengikutinya secara maksimal. Dan
bagi para tutor dan staf lainnya tetap melaksanakan tugasnya sesuai dengan
peraturan kesehatan dan peraturan Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan.

Berdasarkan hasil pengambilan data yang dilakukan oleh peneliti di


PKBM Nur Hayati Dompyong Kulon, Gebang, Cirebon dapat dijelaskan
beberapa informasi terkait manajemen PKBM dalam meningkatkan mutu
pembelajaran pada program pendidikan kesetaraan di PKBM tersebut.
Informasi terkait dengan manajemen PKBM pada program pendidikan
kesetaraan tersebut di antaranya meliputi peningkatan Mutu Pembelajaran,
peran pemimpin PKBM dalam menjalankan manajemen PKBM pada program
pendidikan kesetaraan, pelaksanaan perbaikan yang berkelanjutan. Penelitian
ini bertujuan untuk menganalisis manajemen PKBM pada program pendidikan
kesetaraan di PKBM. Untuk mewujudkan tercapainya tujuan tersebut maka
peneliti melakukan penelitian di PKBM Nur Hayati Dompyong Kulon,
Gebang, Cirebon dengan menggunakan metode wawancara, observasi dan
dokumentasi, untuk mengetahui data-data tersebut peneliti telah menetapkan
beberapa strategi dalam proses kegiatan penelitian.

Data yang telah peneliti peroleh dengan melakukan kegiatan wawancara


mendalam, kemudian diverifikasi dengan metode dokumentasi dan observasi.
Secara detail data hasil penelitian mengenai manajemen PKBM dalam

48
49

meningkatkan mutu pembelajaran pada program pendidikan kesetaraan paket


C di PKBM Nur Hayati adalah sebagai berikut:

1. Cara lembaga mengelola PKBMNur hayati Dompyong Kulon,


Gebang, Cirebon

Manajemen pendidikan kesetaraan kejar paket c pusat kegiatan belajar


masyarakat adalah dimana merupakan salah satu lembaga yang berfungsi
sebagai wadah dalam memberikan kesempatan penuh kepada seluruh
masyarakat agar mampu, memberdayakan masyarakat agar mandiri dan
berswadaya ,meningkatkan kualitas hidup masyarakat, dan pengembangan
atau pembangunan masyarakatnya. Program ini bersentuhan langsung
dengan kebutuhan masyarakat dimana mampu memberi solusi yang tepat,
melalui proses pembelajar masyarakat dalam meningkatkan kualitas
hidup, untuk itu maka sangat diperlukan manajemen pusat kegiatan belajar
masyarakat (PKBM) agar mampu atau terampil untuk melakukan suatu
kegiatan bersama orang lain atau melalui orang lain agar tercapai tujuan,
oleh karena itu pengelola PKBM dapat berkerja sama sebagaimana
pengelolaan atau manajemen merupakan kegiatan yang dilakukan dalam
upaya menerapkan fungsi–fungsi manajemen yaitu perencanaan,
pengorganisasian, pelaksanaan dan pengawasan.

Selanjutnya agar dapat mengetahui bagaimana manajemen PKBM


dalam pengelolaanya dalam pelayanan administrasi dan juga pembelajaran
maka akan dipaparkan secara detail data informasi yang telah peneliti
dapatkan melalui wawancara dengan Kepala PKBM, para tutor dan juga
sebagian warga belajar. Ada beberapa Fungsi manajamen yang terkait
dengan Peningkatan mutu pembelajaran, diantaranya adalah:

a. Fungsi Perencanaan dalam Pusat Kegiatan Belajar


Masyarakat

Fungsi perencanaan ini adalah proses mempersiapkan rangkaian


keputusan untuk mengambil tindakan pada waktu yang akan datang
agar tercapainya tujuan. perencanaan ini dilakukan untuk menyusun
50

rangkaian tindakan atau kegiatan agar mencapai tujuan yang diawali


dengan kegiatan identifikasi dimana dijelaskan identifikasi adalah
upaya yang dilakukan untuk mengumpulkan warga masyarakat.
Manajemen pusat kegiatan belajar masyarakat juga dilakukan dengan
langkah langkah atau sumber sumber agar menentukan yang
diharapkan tercapai dan dapat dilihat juga sebagaimana pentingnya
perencanaan dalam pusat kegiatan belajar masyarakat dimana pada
hakikatnya bahwa perencanaan sebagai penetapan sasaran yang ingin
dicapai dan tindakan yang harus dilakukan untuk mencapainya.

Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan peneliti dengan


Kepala PKBM Nur hayati Ibu Hj. Hindun, S.Pd.I, M.Pd.I
mengatakan bahwa:

“Dalam melakukan perencanaan pusat kegiatan belajar


masyarakat, terlebih dahulu direncanakan dengan langkah langkah,
seperti dibenahi sumber daya manusia atau sumber daya manusia
yang ditunjang oleh sarana/prasarana. Perencanaan dilakukan agar
masyarakat dapat mengetahui bagaimana tentang pusat kegiatan
belajar masyarakat yang ada di PKBM Nur hayati inisehingga perlu
diperjelas bedasarkan apa pusat kegiatan belajar masyarakat
dilakukan sehingga perlu melakukan perencanan membenahi sumber
daya manusia” (Hasil wawancara, 23 Agustus 2022).
Berdasarkan hasil wawancara tersebut diatas, maka sangatlah
jelas bahwa perencanaan untuk kegiatan belajar masyarakat
dilakukan dengan langkah–langkah sumber daya manusia agar dapat
memperjelas tentang bagaimana kegiatan belajar di PKBM.

Selanjutnya, masihhasil wawancara peneliti dengan Kepala


PKBM Nur hayati Ibu Hj. Hindun, S.Pd.I, M.Pd.I mengatakan
bahwa:

“Dalam perencanaan agar mencapai tujuan yang diinginkan


maka perlu strategi dalam pengembangan sumber daya manusia yang
dimana halnya melalui tutor atau pengurus PKBM dalam bentuk
kegiatan yang direncanaan dan penjelasan ini menguatkan alasan
tentang perencanaan yang harus dikerjakan oleh seorang kepala
PKBM itu sendiri dalam usaha untuk mengarahkan segala kegiatan
dalam rangka meraih visi dan misi serta tujuan lembaga PKBM kita
ini” (Hasil Wawancara , 23 Agustus 2022).
51

Berdasarkan hasil wawancara tersebut diatas maka dapat


dikemukakan bahwa perencanaan agar tercapainya tujuan dalam
pengembangan sumber daya manusia dilakukan melalui tutor atau
pengurus PKBM dan yang harus mengerjakan perencanaan oleh
ketua PKBM untuk mengarah pada visi dan misi agar tercapainya
tujuan lembaga.

Kemudian lanjut wawancara oleh masihhasil wawancara


peneliti dengan Kepala PKBM Nur hayati Ibu Hj. Hindun, S.Pd.I,
M.Pd.I mengatakan bahwa:

“Dalam perencanaan yang dimaksud PKBM (Pusat Kegiatan


Belajar Masyarakat) yang kita butuhkan merencanakan untuk
mewujudkan manajemen PKBM yang baik, karena perencanaan
merupakan fungsi utama dalam mencapai tujuan pendidikan yang
sesuai dengan target yang telah ditetapkan”. (Hasil Wawancara, 23
Agustus 2022).
Berdasarkan hasil tersebut diatas, maka dapat dikemukakan
bahwa pusat kegiatan belajar masyarakat di dasarkan pada proses
perencanaan, agar mewujudkan manajemen PKBM yang baik,
karena perencanaan fungsi paling utama dalam mencapai tujuan
kegiatan belajar masyarakat.

Lanjut, hasil wawancara peneliti dengan Kepala PKBM Nur


hayati Ibu Hj. Hindun, S.Pd.I, M.Pd.I mengatakan bahwa:

“Di dalam merencanakan Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat


yang dimaksud pengurus PKBM atau Tutor yaitu pengurus bertugas
untuk membantu melaksanakan tugas dan tanggung jawab seksi –
seksi dalam menjalan kegiatan sesuai dengan bidang program yang
telah ditetapkan dan tugas tutor yaitu dimana memberikan materi
atau bahan ajar kepada peserta belajar sesuai kurikulum yang telah
ditentukan Pemerinta” (Hasil Wawancara, 23 Agustus 2022).
Berdasarkan hasil wawancara tersebut diatas, dijelaskan bahwa
perencanaan pusat kegiatan belajar masyarakat yang dilakukan
pengurus PKBM atau tutor yaitu pengurus melakukan tugas dan
tanggung jawab terhadap kegatan belajar sesuai yang telah
52

ditetapkan, dan sedangkan yang dilakukan tutor yaitu memberi


materi pembelajaran kepada peserta belajar

Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan peneliti terhadap


informan, maka peneliti dapat menyimpulkan bahwa perencanaan
pusat kegiatan belajar masyarakat Nur hayati dilakukan sebelumnya
langkah langkah sumber daya manusia yang perlu dibenahi agar
dapat memperjelas kepada masyarakat tentang pusat kegiatan belajar
masyarakat tentang kegiatan atau pembelajaran yang dilakukan
sebagaimana perencanaan yang dilakukan sesuai dengan sarana atau
prasarana agar tercapainya suatu tujuan pusat kegiatan belajar
masyarakat Nur hayati. Kemudian pusat kegiatan belajar masyarakat
yang melakukan pengembangan suatu pusat kegiatan belajar
masyarakat yaitu pengurus PKBM dan Tutor yang dimana sudah
terarahkan oleh ketua PKBM sesuai visi dan misi PKBM Nur hayati
agartercapainya tujuan yang diinginkan.

b. Fungsi Pengorganisasian dalam Pusat Kegiatan Belajar


Masyarakat

Fungsi pengorganisasian adalah merupakan kegiatan atau


meyiapkan dan menggerakkan sumber daya yang teridentifikasi,
mengkaji atau menata sumber daya yang akan dimanfaatkan sesuai
dengan kebutuhan atau tuntutan program kegiatan. Fungsi ini
menyangkut dengan pusat kegiatan belajar masyarakat dimana ciri ciri
organisasi yaitu merupakan upaya pemimpin atau pengelola untuk
memadukan sumber daya manusia, pengorganisasian juga merupakan
kegiatan untuk menghimpun dan menyusun sumber daya manusia
sehingga kegiatan pencapaian tujuan yang telah ditetapkan dapat
dilaksanankan secara efektif dan efesien.

Untuk mengetahui pengorganisasian/ pengelompokkan Pusat


Kegiatan Belajar Masyarakat, maka berikut ini akan dikemukakan
Lanjut, hasil wawancara peneliti dengan Kepala PKBM Nur hayati
Ibu Hj. Hindun, S.Pd.I, M.Pd.I mengatakan bahwa:
53

“Dalam pusat kegiatan belajar masyarakat kita ini, untuk


melakukan pengelompokan yang dimana tidak menentukan dalam
kelompok kegiatan atau pembelajaran. Namun, biasanya hanya
berjumlah 35 peserta dalam pembelajaran” (Hasil Wawancara, 23
Agustus 2022).
Berdasarkan hasil wawancara terhadap informan tersebut diatas,
memberikan gambaran bahwa pengorganisasian atau pengelompokan
oleh pusat kegiatan belajar masyarakat Nur hayati biasanya hanya
berjumlah 35 orang dalam kegiatan belajar.

Lanjut, hasil wawancara peneliti dengan Kepala PKBM Nur


hayati Ibu Hj. Hindun, S.Pd.I, M.Pd.I mengatakan bahwa:

“Dalam penentuan tugas pusat kegiatan belajar masyarakat yaitu


pengurus atau tutor yang melakukan kegiatan atau pembelajaran
kepada peserta kemudian pengurus harus membuahi program langkah-
langkah sesuai visi dan misi kemudian dimana tutor yang memberikan
kerangka pembelajaran atau berdasarkan silabus” (Hasil Wawancara,
23 Agustus 2022).
Berdasarkan hasil wawancara tersebut diatas, yaitu apabila dalam
melakukan kegiatan atau pembelajaran kepada peserta tutor dan
pengurus membuahi langkah sesuai visi dan misi yang ada di pusat
kegiatan belajar masyarakat Nur hayati, seperti tutor memberi bahan
ajar kepada peserta belajar dan pengurus PKBM yaitu mendukung,
memantau menindak lanjuti dan memecahkan masalah yang ada pada
kegiatan belajar.

Untuk mendapatkan informasi lebih, maka peneliti kembali


melakukan wawancara keputusan yang harus diambil dalam
organisasi atau kelompok dalam pusat kegiatan belajar masyarakat
Nur hayati. hasil wawancara peneliti dengan Kepala PKBM Nur
hayati Ibu Hj. Hindun, S.Pd.I, M.Pd.I mengatakan bahwa:

“Untuk mengambil keputusan dalam organisasi atau kelompok


maka dilakukan melalui musyawarah karena dalam melakukan segala
sesuatu atau keputusan harus diadakan pertemuan dari setiap bagian
yang terlibat dalam pusat kegiatan belajar masyarakat agar mendapat
titik terang atau temu dari setiap pendapat yang dikeluarkan” (Hasil
Wawancara , 23 Agustus 2022).
54

Berdasarkan hasil tersebut dijelaskan bahwa dalam melakukan


segala kegiatan diadakan pertemuan dari semua bagian pengurus
PKBM agar dapat menemukan pendapat masing masing sehingga
dapat menemukan kesepakatan bersama agar mencapai tujuan yang
diinginkan.

Lanjut, hasil wawancara peneliti dengan Kepala PKBM Nur


hayati Ibu Hj. Hindun, S.Pd.I, M.Pd.I mengatakan bahwa:

“Pengaturan aktifitas setiap anggota PKBM untuk mencapai


tujuan dilakukan dengan fungsi manajemen yang dimana sesuai
dengan visi misi pusat kegiatan belajar masyarakat kita ini kemudian
pengorganisasian membentuk organisasi yang terdiri dari sumber
daya manusia yang akan mendayagunakan sumber daya yang ada
untuk melaksanakan kegiatan sesuai yang direncanakan sebelumnya”
(Hasil Wawancara, 23 Agustus 2022).
Berdasarkan hasil wawancara diatas dapat dikemukakan bahwa
pengorganisasian pusat kegiatan belajar masyarakat berdasarkan
sumber daya manusia yang sudah direncanakan sebelumnya dalam
kegiatan belajar sehingga untuk mencapai tujuan pusat kegiatan
belajar sesuai dengan visi dan misi yang ada dipusat PKBM
Nurhayati.

Berdasarkan hasil wawancara penyataan dari informan di atas


menunjukkan bahwa Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat Nur hayati
tidak mengharuskan berapa jumlah peserta karena tidak menentukan
jumlah peserta, kemudian tugas pengurus harus membuahi pusat
kegiatan belajar masyarakat sesuai visi dan misi , dan kemudian tutor
mempunyai tugas dengan kerangka pembelajaran berdasarkan silabus,
dan setiap keputusan yang diambil dalam organisasi pusat PKBM
dilakukan dengan musyawarah agar mendapatkan titik terang dari
setiap pendapat masing masing bidang PKBM, kemudian dalam
melakukan suatu aktifitas dari setiap anggota PKBM harus sesuai
dengan visi dan misi agar tercapainya tujuan.
55

c. Fungsi Pelaksanaan Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat

Fungsi pelaksanaan dalam manajemen PKBM tidak lain


merupakan upaya untuk menjadikan perencanaan menjadi kenyataan
dengan melalui pengorganisasian yang baik, pelaksanaan pusat
kegiatan belajar masyarakat telah terlaksana dengan baik meskipun
apa yang telah direncanakan tidak semua terealisasi karena sebagian
sumber daya manusia dilaksanakan sendiri dan sebagian juga berkerja
sama dengan forum PKBM.

Untuk mengetahui sejauh mana pelaksanaan pusat kegiatan


belajar masyarakat, maka berikut ini Lanjut, hasil wawancara peneliti
dengan Kepala PKBM Nur hayati Ibu Hj. Hindun, S.Pd.I, M.Pd.I
mengatakan bahwa:

“Metode yang dilakukan dalam proses pelaksanaan pusat


kegiatan belajar masyarakat yaitu dimana metode pembelajaran
disesuaikan dengan situasi dan kondisi peserta belajar, yang dimana
ada tiga metode pembelajaran yaitu metode tatap muka, metode
tutorial, dan metode belajar mandiri” (Hasil Wawancara, 23 Agustus
2022).
Proses pelaksanaan pusat kegiatan belajar masyarakat dilakukan
dengan metode tatap muka seperti, peserta didik datang kelembaga
dengan bertemu langsung dengan tutor dengan jadwal yang telah
ditentukan yaitu dengan 2 atau 3 hari tatap muka layaknya sekolah
formal, kedua metode tutorial yaitu peserta didik melakukan tanya
jawab dengan tutor tentang materi pelajaran yang belum diketahui
pada modul, tutorial metode ini juga dapat dilakukan melalui online
dengan menggunakan media sosial atau dengan melakukan tatap
muka secara langsung tapi tidak didalam kelas dengan prinsip
fleksibel sehingga peserta nyaman, menyesuaikan atau merupakan
suatu penghargaan pada peserta didik untuk mau belajar, dan
kemudian metode belajar mandiri yaitu para peserta harus
mempelajari materi tanpa harus bantuan dari tutor, pembelajaran
mandiri dilakukan ditempat masing masing peserta. Dan selanjutnya
akan dibahas pada pertemuan tatap muka.
56

Lanjut, hasil wawancara peneliti dengan Kepala PKBM Nur


hayati Ibu Hj. Hindun, S.Pd.I, M.Pd.I mengatakan bahwa:

“Dalamhal–hal yang perlu diperhatikan dalam pelaksanaan pusat


kegiatan belajar masyarakat kita ini yaitu dengan pengembangan ilmu
pengetahuan kemudian memotivasi warga belajar, melaksanakan
proses belajar mengajar, dan memulai proses dan hasil kegiatan
mengajar secara berskala”(Hasil Wawancara, 23 Agustus 2022).
Berdasarkan hasil wawancara diatas, yang perlu diperhatikan
pada proses pelaksanaan kegiatan belajar yaitu ilmu pada peserta,
untuk dapat memulai proses dan hasil untuk mengembangkan ilmu
pengetahuan.

Lanjut, hasil wawancara peneliti dengan Kepala PKBM Nur


hayati Ibu Hj. Hindun, S.Pd.I, M.Pd.I mengatakan bahwa:

“Pelaksanaan Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat dilakukan


setiap proses pembelajaran dan dimana pembelajarannya setiap sabtu
dan ahad, pusat kegiatan belajar masyarakat dilaksanakan
disekretariat atau gedung pusat kegiatan belajar masyarakat Nur
hayati ”(Hasil Wawancara, 23 Agustus 2022).
Berdasarkan hasil tersebut diatas, maka pelaksanaan kegiatan
belajar di PKBM Nur hayati diadakan pada hari sabtu dan minggu
yang kemudian kegiatan belajar dilakukan diruangan kelas atau
gedung pusat kegiatan belajar PKBM Nur hayati dompyong kulon
Berdasarkan data dan hasil wawancara di atas menunjukkan
bahwapelaksanaan pusat kegiatan belajar masyarakat Nur hayati
menggunakan 3 metode pembelajaran yaitu metode tatap muka,
metode tutorial, dan metode mandiri. Kemudian hal hal yang perlu
diperhatikan dalam pelaksanaan pusat kegiatan belajar masyarakat
dimana mengembangkan ilmu pengetahuan kepada masyarakat
dengan memotivasi, pelaksanaan pusat kegiatan belajar masyarakat
juga dilakukan pada setiap proses pembelajaran yang dimana
dilakukan pada hari sabtu atau minggu di ruang sekretariat atau kantor
PKBM Nur hayati.
57

d. Fungsi Pengawasan

Pengawasan adalah salah satu kunci keberhasilan dalam seluruh


proses pendidikan, pengawasan merupakan monitoring pada kegiatan
yang bertujuan untuk menentukan harapan yang nyata yang akan
dicapai terhadap apa yang terjadi, karena semua fungsi yang terlebih
dahulu baik perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan tidak akan
efektif tanpa adanya fungsi pengawasan.

Untuk mendapatkan informasi lebih, maka peneliti kembali


melakukan wawancara mengenai pengawasan pusat kegiatan belajar
masyarakat yaitu: Hasil wawancara peneliti dengan Kepala PKBM
Nur hayati Ibu Hj. Hindun, S.Pd.I, M.Pd.I mengatakan bahwa:

“Di PKBM kita ini untuk melakukan pengawasan perlu laporan


yang setiap saat dilaporkan kepada Dinas Pendidikan Kabupaten
Cirebon , sebagai evaluasi kinerja laporan salah satunya presentase
kehadiran peserta didik, melalui pengawasan” (Hasil Wawancara, 23
Agustus 2022).
Berdasarkan hasil wawancara diatas, yang dilakukan PKBM
sangat terstruktur melalui laporan yang serahkan kepada Dinas
Pendidikan Kabupaten Cirebon tentang peserta didik.

Kemudian lanjut ,hasil wawancara peneliti dengan Kepala


PKBM Nur hayati Ibu Hj. Hindun, S.Pd.I, M.Pd.I mengatakan
bahwa:

“Pusat Kegiatan Belajar masyarakat kita ini adapun yang ikut


berpartisipasi dalam kegiatan belajar oleh pengurus PKBM itu sendiri,
dan untuk ujian paket a,b, dan c itu dari Dinas pendidikan Kabupaten
Cirebon” (Hasil Wawancara, 23 Agustus 2022).
Pengawasan yang dilakukan PKBM untuk evaluasi akhir yaitu
dari Dinas Pendidikan Kabupaten Cirebon, dan kemudian yang ikut
berpartisipi itu sendiri yaitu pengurus PKBM Nur hayati.

Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan peneliti terhadap


informan, Bahwa lembaga PKBM perlu melakukan pelaporan kepada
Dinas Pendidikan Kabupaten Cirebon untuk mengetahui kehadiran
58

warga belajar dan kemudian pengawasan juga yang ikut berpartisipasi


dalam kegiatan belajar oleh pengurus PKBM sendiri dan untuk ujian
akhir paket a, b dan c itu dari Dinas Pendidikan Kabupaten Cirebon
dan kemudian sebelum melakukan ujian akhir pada peserta dilakukan
arahan seperti memotivasi dan memberi kisi – kisi agar peserta
bersemangat melakukan ujian tersebut.

2. Peran Pemimpin PKBM dalam Menjalankan Manajemen Mutu


di PKBM Nur Hayati
a. Mutu Isi dan Proses

Penulis mewawancarai Kepela PKBM dan Tenaga Kependidikan


untuk penjelasan mutu isi dan proses yang ada di PKBM. Mutu isi
dan proses; isi adalah focus pada kurikulum dan proses adalah
pembelajaran yang berfokus pada peserta PKBM dan konten.
Berbagai input dan proses harus selalu mengacu pada mutu-hasil
(output) yang ingin dicapai.

Berdasarkan hasil wawancara peneliti dengan Kepala PKBM


Nur hayati Ibu Hj. Hindun, S.Pd.I, M.Pd.I mengatakan bahwa:

“Tentang proses pembelajaran yang ada di PKBM Nur hayati,


yang jelas kita berpacu pada kurikulum yang sudah di instruksikan
kepada pihak Dinas Pendidikan, baik itu Kabupaten, Provinsi
maupun pusat tetap acuannya sesuai dengan kurikulum yang
diselenggarakan oleh Dinas pendidikan. Kemudian sistem
pembelajaran di PKBM, disamping menggunakan kurikulum yang
ada Lembaga PKBM ini yang berpacu pada kurikulum yang sudah
ditentukan, kami juga senantiasa memberikan apresiasi dan
memotivasi agar para tutor lebih semangat dalam melaksanakan
kegiataan belajar mengajar’’(Hasil Wawancara, 23 Agustus 2022).
Berdasarkan hasil wawancara peneliti dengan Tenaga Pendidik
PKBM Nur hayati Bapak. Abdul Kholiq, S.Pd, mengatakan bahwa:

“Tentang proses pembelajaran yang ada di PKBM Nur hayati


kita sudah sesuai pembelajaran dengan kurikulum K13 revisi,
membuat RPP, KD dan lain lain.”(Hasil Wawancara, 23 Agustus
2022).
59

Ungkapan Bapak tutor tersebut menggambarkan bahwa beliau


telah melakukan tugasnya sebagai pendidik sudah cukup baik
dengan cara sebagaimana tersebut di atas. Proses pembelajaran yang
ada di sekolah tersebut mengacu pada kurikulum yang sudah
ditentukan oleh Dinas pendidikan. Diketahui kepala PKBM juga
yang dalam hal ini selaku pemimpin Lembaga Pendidikan adalah
orang yang paling berperan dalam menentukan arah kebijakan
PKBM, kepala PKBM selalu melakukan pembinaan kepada Tutor
melalui monitoring yang dilakukan kepala PKBM ataupun
pengawas.
b. Mutu Pendidik dan Tenaga Kependidikan

Penulis mewawancarai tenaga Kepala PKBM untuk penjelasan


mutu pendidik dan tenaga kependidikan yang ada di PKBM. Mutu
pendidik dan tenaga kependidikan; rasio antara tutor dengan warga
belajar sesuai dengan tutor-tutor memiliki kualifikasi yang
dinyatakan dengan sertifikasi guru. Di samping itu tutor memiliki
jaminan pengembangan karier.

Berdasarkan hasil wawancara dengan Tenaga Pendidik, Ibu Hj.


Hindun, S.Pd.I, M.Pd.Iyang menyatakan bahwa:

“Tentang masalah rasio tutor tentunya kita sudah menyiapkan


tenaga-tenaga tutor yang profesional, dibidangnya terutama yang ada
kaitannya dengan pembelajaran, basiknya itu harus benar-benar
basik yang sudah mampu menekuni di bidang itu kemudian kami
juga banyak mencari dewan tutor yang terutama tutot-tutor yang
prestasi yang mempunyai pengalaman kemudian mempunyai
dedikasi yang baik dan kedisiplinan yang baik supaya tutor-tutor
memberikan contoh kepada warga belajar yang ada di sini.
Kemudian untuk warga belajar juga tetap kita untuk para warga
belajar yang unggul atau berprestasi memang mempunyai nilai
yang bagus, tentunya juga banyak ilmu banyak pembinaan supaya
tetap mereka menjadi warga belajar yang nomer satu, tetap kami
berusaha seperti itu, intinya tenaga kependidikan yang ada disini
memang membutuhkan atau memang mencari orang-orang
berprestasi terutama basik dalam pendidikan. Supaya ilmunya bisa
menyampaikan dengan harapan yang sudah ditentukan itu.” (Hasil
Wawancara, 23 Agustus 2022)
60

Berdasarkan hasil wawancara dengan salah satu yang tenaga


pendidik yag ada di PKBM yaitu,BapakAbdul Kholiq, S.Pd,, yang
menyatakan bahwa:

“Tentang rasio tutor dengan warga belajar, Alhmdulillah


jumlah tutor yang ada di PKBM ini yang sejumlah 13 orang dengan
siswa 134 menurut saya sudah cukup untuk mencover Peserta
PKBM, dan tutor yang sudah sertifikasi.” (Hasil Wawancara, 23
Agustus 2022)
Berdasarkan hasil wawancara di atas, kriteria prajabatan yang
ada di PKBM tersebut sesuai dengan acuan dari pemerintah dan
sesuai mata pelajaran yang di ampu dari latar belakang pendidikan
tutor-tutor tersebut.
Berdasarkan hasil dokumentasi dan wawancara yang penulis
lakukan antara rasio tutor dengan warga belajar di PKBM tersebut
juga sudah sesuai dengan standar nasional pendidikan.
c. Mutu Sarana dan Prasarana

Penulis mewawancarai kepala PKBM untuk penjelasan mutu


sarana dan prasarana yang ada di sekolah. Mutu sarana dan
prasarana; sarana yang memadai dan mutakhir yang senantiasa
didayagunkan untuk mendukung pembelajaran.

Berdasarkan hasil wawancara dengan Kepala PKBM IbuHj.


Hindun, S.Pd.I, M.Pd.Iyang menyatakan bahwa:

“Mengenai mutu sarana dan prasarana yang ada di PKBM Nur


hayati Dompyong Kulon , ya mutunya tentunya kita harus sebagai
kunci utama mutu, visi, misi, tujuan tetap ada cuman nanti bisa
digali artinya bisa didapatkan apa sih visi, misi dan tujuan
pendidikan yang ada di PKBM ini kemudian tentunya dari semua
itu kita melihat dari kondisi geografis, kondisi warga belajar dekat
jauhnya juga akan menjadi suatu tujuan, banyak warga belajar
yang PKBM disini benar-benar bisa menerapkan sistem pendidikan
yang ada di Lembaga Pendidikan ini.” (Hasil Wawancara, 23
Agustus 2022).
Berdasarkan hasil wawancara dengan salah satu tenaga
Kependidikan yang ada di PKBM, BapakAbdul Kholiq, S.Pd,
yang menyatakan bahwa:
61

“Soal mutu sarana dan prasarana sudah baik yah hanya saja
perlu peningkatan, insyaallah semua memadai, Lab ada, sarana
belajar sudah standar, Ruang belajar yang memadai, MCK, Masjid,
perpustakan dan labolatorium komputer’’(Hasil Wawancara, 23
Agustus 2022)
Berdasarkan hasil wawancara yang penulis lakukan, PKBM Nur
hayati tetap berusaha meningkatkan mutu sarana dan prasarana.
Mutu sarana dan prasarana diperkuat dengan hasil dokumentasi dan
observasi yang dilakukan oleh penulis. Labolatorium Komputer dan
perpustakaan yang ada di PKBM tersebut yang cukup memadai.
d. Mutu Pengelolaan

Penulis mewawancarai Kepala PKBM untuk penjelasan mutu


pengelolaan yang ada di Lembaga Pendidikan. Mutu pengelolaan;
terletak pada manajemen sumber daya pendidikan secara efektif dan
efisien yang diarahkan secara kontruktif pada pembentukan
kemampuan warga belajar.

Berdasarkan hasil wawancara dengan Kepala PKBM IbuHj.


Hindun, S.Pd.I, M.Pd.Iyang menyatakan bahwa:

“Tentang perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran yang ada


PKBM Nur hayati, perencanaan tentunya sudah disiapkan diawal
bahkan di akhir tahun itu sebelum awal pembelajaran terutama di
hari libur sekolah itu dari pihak sekolah sudah menyiapkan baik
sarana dan prasarana kemudian perangkat pembelajaran untuk tutor,
untuk tahun depannya atau tahun yang akan dijalani, perangkat
tersebut harus sudah siap saat mulai belajar aktif. Tutor-tutor
diharapkan perangkat pembelajaran, sarana pembelajaran, kemudian
sarana perlengkapan secara umum juga harus sudah disiapkan oleh
PKBM sehingga warga belajar itu masuk sekolah sudah kita siapkan
semuanya.” (Hasil Wawancara, 23 Agustus 2022)

Diperkuat dengan hasil wawancara dengan salah satu tutor


yang ada di PKBM, BapakAbdul Kholiq, S.Pd, yang menyatakan
bahwa:
“Perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran sudah sesuai
dengan kurikulum hanya saja perlu peningkatan sumber daya yang
ada agar nantinya mencapai hasil belajar yang maksimal.” (Hasil
Wawancara, 23 Agustus 2022)
62

Berdasarkan hasil wawancara yang penulis lakukan, mutu


pengelolaan yang ada di Lembaga PKBM tersebut sudah cukup
baik, perencanaan pembelajaran disekolah tersebut sudah disiapkan
sebelum mulai belajar aktif bahkan perangkat tersebut sudah
dilengkapi ketika libur sekolah. Perencanaan dan pelaksanaan
pembelajaran sudah sesuai dengan kurikulum hanya saja perlu
peningkatan sumber daya yang ada agar nantinya mencapai hasil
belajar yang maksimal.
e. Mutu Pembiayaan

Penulis mewawancarai Kepala PKBM untuk penjelasan mutu


pembiayaan yang ada di Lembaga Pendidikan tersebut. Mutu
pembiayaan; bahwa mutu adalah cost, aktivitas yang dilakukan
memerlukan biaya, maka biaya untuk mutu harus dirancang
sedemikian rupa dengan tetap mempertimbangkan prinsip efisiensi
dan akuntabilitas.

Berdasarkan hasil wawancara dengan Kepala PKBM IbuHj.


Hindun, S.Pd.I, M.Pd.Iyang menyatakan bahwa:

“Pembiayaan pada dasarnya kita bermusyawarah,


bermusyawarah kepada pihak-pihak yang terkait seperti
kelembagaan itu sendiri punya perencanaan yang namanya RAPBS
untuk tahun berikutnya kemudian sistemnya tentang masalah
penggalian dana kita tidak terlepas dari musyawarah kepada semua,
baik lembaga maupun musyawarah kepada sekolah dan musyawarah
pada para warga belajar. Itu tentang masalah mutu pembiayaan ,
insyaallah biayanya juga bisa dijangkau oleh warga belajar tidak
merasa keberatan demi proses dan untuk upaya mencerdaskan
masyrakat.”(Hasil Wawancara, 23 Agustus 2022)

Berdasarkan hasil wawancara dengan salah satu tenaga Pendidik


yang ada di sekolah, BapakAbdul Kholiq, S.Pd, yang menyatakan
bahwa:
“Untuk mutu pembiayaan baik intinya tidak memberatkan
karena disini kitaitu selalu diadakan rapat dengan yayasan antar
pihak eleemen terkait dan warga belajar berkaitan dengan
pembiayaan itu sudah dibahas di awal semester, awal tahun
pelajaran biasanya di bulan Juli biasanya dibicarakan dan disepakati
63

berapa nominalnya. Dan juga bagi para warga yang mempunyai


Kartu Indonesi Pintar ini sangat membantu para warga belajar dalam
mengikuti program kelas kejar paket di PKBM ini sendiri’’(Hasil
Wawancara, 23 Agustus 2022).

Berdasarkan hasil wawancara yang penulis lakukan,


pembiayaan yang ada di sekolah tersebut pada dasarnya
bermusyawarah, bermusyawarah kepada pihak-pihak yang terkait
seperti kelembagaan itu sendiri, punya perencanaan yang namanya
RAPBS untuk tahun berikutnya kemudian sistemnya tentang
masalah penggalian dana tidak terlepas dari musyawarah kepada
semua, baik lembaga maupun musyawarah kepada sekolah dan
musyawarah pada wali murid.
3. Cara Lemaga PKBM dalam Meningkatkan Mutu Pembelajaran
a. Proses Perencanaan Pembelajaran

Dalam Perencanaan Pembelajaran ada beberapa yang harus


dipersiapkan oleh tenaga pendidik yaitu menyiapkan perangkat
pembelajaran. Perangkat pembelajaran terdiri dari Silabus dan
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang memuat identitas
mata pelajaran, Standar Kompetensi (SK), Kompetensi Dasar (KD),
indikator pencapaian kompetensi, tujuan pembelajaran, materi ajar,
alokasi waktu, metode pembelajaran, kegiatan pembelajaran,
penilaian hasil belajar, dan sumber belajar.

Berdasarkan wawancara yang penulis lakukan dengan Kepala


PKBM IbuHj. Hindun, S.Pd.I, M.Pd.Iyang menyatakan bahwa:

“Bahwa memang benar dalam perencanaan pembelajaran tutor-


tutor yang ada di PKBM kita ini harus mempersiapkan perangkat
pembelajaran dengan baik, mereka harus membuat RPP, dan silabus
serta perangkat pembelajaran lainya.Dan juga kami sebelumnya
mengadakan seperti pelatihan yaitu namanya In House Training
agar menyamakan supervisi dan mampu melaksanakan proses
belajar yang efektif dan efesien Tetapi terkadang masih ada tutor
yang telat atau tidak membuat RPP, semua itu dikarenakan tutor
kurang paham, dan juga kesibukan tutor tersebut menyebabkan tidak
sempat membuatnya. Maka jika ada tutor yang telat atau tidak
membuat RPP saya langsung menegur tutor tersebut, dan saya juga
64

selalu mengarahkan dan memberi pembinaan dalam program


penyusunan perangkat belajar, dan saya selalu memantau kegiatan
proses belajar mengajar diruangan melalui CCTV yang
terpasang’’(Hasil Wawancara, 23 Agustus 2022).

Berdasarkan hasil wawancara dengan salah satu tenaga Pendidik


yang ada di sekolah, BapakAbdul Kholiq, S.Pd, yang menyatakan
bahwa:
“Kami selalu memprsiapkan perangkat pembelajaran, saya
selalu membuat RPP, dan silabus. Agar nanti ketika pelaksanaan
pembelajaran bisa melaksakannya dengan maksimal. Kami juga
mempersiapkan alat praga dan media yang relevan. Dan juga kami
di bekali biasanya yaitu adanya IHT (In House Training )Sehingga
warga belajar bisa memahami tentang materi yang disampaikan.
Akan tetapi apabila tutor-tutor yang ada disini tidak membuat RPP,
kepala PKBM langsung menegur. Dan kami selalu dipantau dengan
kepalah sekolah pada saat proses pembelajaran melalui CCTV yang
terpasang.” (Hasil Wawancara, 23 Agustus 2022).

Hasil wawancara diatas sesuai dengan temuan observasi yang


penulis lakukan. Sebelum memulai pembelajaran guru
mempersiapkan perangkat pembelajarannya, seperti bahan ajar dan
lain sebagainya yang juga penulis dokumentasikan, prota, promes,
silabus, RPP terlampir.
Dengan begitu penulis dapat menyimpulkan bahwa Perencanaan
Pembelajaran di PKBM Nur hayati sudah berjalan dengan baik.
Karena RPP dan Silabus merupakan acuan untuk mengarahkan
kegiatan belajar peserta didik dalam upaya mencapai kompetensi
dasar. Setiap tenaga pendidik pada satuan pendidikan berkewajiban
menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran secara lengkap
sistematis agar pembelajaran berlangsung secara interaktif,
inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik agar
berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi
prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat,
dan perkembangan fisik, serta Psikologis warga belajar.
65

b. Proses Pelaksanaan Pembelajaran


1) Persyaratan Pelaksanaan Pembelajaran
Berdasarkan wawancara yang penulis lakukan dengan
Kepala PKBM IbuHj. Hindun, S.Pd.I, M.Pd.Imenyatakan
bahwa:
“Persyaratan pelaksanaan pembelajaran di PKBM Nur hayati
ini terkait (Rombel) rombongan belajar sudah memenuhi
kriteria jumlah maksimal Warga Belajar, dimana ketersediaan
ruangan dengan jumlah warga belajar dapat terpenuhi dengan
seimbang, sehingga dapat melaksanakan kegiatan belajar
mengajar dengan baik.”(Hasil Wawancara, 23 Agustus 2022).

Berdasarkan hasil wawancara dengan salah satu tenaga


Pendidik yang ada di sekolah, BapakAbdul Kholiq, S.Pd,
“Sudah berjalan efektif, sesuai dengan jumlah maksimalnya.
Sehingga kami sebagai tenaga pendidik lebih leluasa berinovasi
membuat kelas menjadi hidup dan nyaman.”(Hasil Wawancara,
23 Agustus 2022).

Berdasarkan hasil wawacara, observasi, dan diperkuat


dengan dokumentasi serta teori diatas, maka penulis dapat
menyimpulkan bahwa dalam hal rombongan belajar (Rombel)
sudah efektif, hal itu dikarenakan jumlah warga belajar
sebanding dengan jumlah ruangan yang tersedia. Ini menjadi
suatu keuntungan tersendiri bagi pihak PKBM terutama bagi
dewan tenaga pendidik PKBM Nur hayati agar terus
mengembangkan kreatifitas, berinovasi, dan berdaya saing
tinggi.
Peneliti juga melakukan wawancara terkait dengan
pengelolaan kelas yang ada di PKBM Nur hayati. Menurut salah
satu tutor yaitu Bapak Ardi,S.Pd beliau mengatakan bahwa :
“Pengelolaan kelas merupakan salah satu bagian terpenting
dalam pelaksanaan pembelajaran. Pengelolaan kelas adalah
kunci dari keberhasilan proses pembelajaran. Apabila
pengelolaan kelas dilakukan secara baik,efektif dan efisien
maka suasana pembelajaran akan lebih menarik, namun masih
ada tutor yang belum mampu mengelola kelas dengan baik
sehingga warga belajar ribut dikelas dan keluar kelas dan
mengakibatkan proses belajar mengajar tidak efektif.” (Hasil
Wawancara, 23 Agustus 2022).
66

Hasil wawancara dengan salah satu tutor tersebut di perkuat


dengan ketika peneliti melakukan observasi, hasil observasi
yang peneliti lakukan bahwa dalam pengelolaan kelas dengan
baik hal ini terlihat dari beliau mengatur tempat duduk
semenarik dan serapih mungkin, memberi apersepsi dan
motivasi sebelum menyampaikan pelajaran, memberikan
penguatan dan umpan balik terhadap respons dan hasil belajar
warga belajar dalam proses pembelajaran berlangsung. Tutor
menghargai setiap warga belajar saat proses pembelajaran tanpa
memandang latar belakang, suku, jenis kelamin, dan status
sosial dan ekonomi.
Hasil wawancara dengan tenaga pendidik tersebut di perkuat
dengan hasil wawancara dengan Mbak Sri Rahayuselaku
warga belajar PKBM Nur hayati. sebagai berikut:

“Pada saat proses pembelajaran berlangsung kami sering


merasa bosan namun tutor juga mempunyai banyak cara agar
kami tetap menyimak pelajaran, karena terkadang tempat duduk
kami di atur tergantung kemauan tutornya, beliau juga dalam
menyampaikan materi semangat, asik dan suara nya keras.
Metode yang digunakan pun membuat kami semangat
mengikuti pembelajaran.” (Hasil Wawancara, 23 Agustus
2022).
Berdasarkan hasil wawacara, observasi oleh peneliti , maka
penulis dapat memberi kesimpulan bahwa dalam hal
pengelolaan kelas tutor melaksanakan sesuai dengan ketentuan
yang berlaku, tenaga pendidik sudah mengatur tempat duduk
sesuai dengan karakteristik peserta didik dan mata pelajaran,
volume dan intonasi suara tenaga pendidik dalam proses
pembelajaran juga dapat didengar dengan baik oleh warga
belajar.
67

c. Pelaksanaan Pembelajaran
1) Kegiatan Pendahuluan

Hal ini sesusai dengan hasil wawancara dengan tutormata


pelajaran TIK,Bapak Ardi, S.Pdmengatakan bawa:

“Untuk memulai materi pelajaran, kegiatan pendahuluan


yang beliau seperti memberi salam, menyapa, mengondisikan
siswa, mengecek kehadiran siswa, memberi motivasi belajar,
mengingatkan pelajaran yang lalu dan mengaitkan dengan
pelajaran yang akan dimulai, menjelaskan tujuan pembelajaran
dan kompetensi dasar yang akan di capai serta menjelaskan
pentingnya materi pelajaran yang akan di pelajari, dan juga
mengaitkan materi yang akan dipelajari dengan kehidupan
sehari-hari selain itu kerapihan tempat duduk warga belajar
juga hendaknya perlu diperhatikan agak proses kegiatan belajar
mengajar bisa berjalan dengan baik.’’(Hasil Wawancara, 23
Agustus 2022).

Hasil wawancara tersebut dilengkapi dengan hasil


wawancara yang dilakukan peneliti kepadaMas Arya Aliefio
Akbar Warga belajar PKBM Nur hayati mengatakan :
“Benar sebelum pelajaran dimulai, tutor mengingati soal
kebersihan dan kerapihan kelas, selalu memberi motivasi, dan
mengaitkan pelajaran yang akan di bahas dengan pelajaran yang
sudah dipelajari.’’(Hasil Wawancara, 23 Agustus 2022).

Hasil wawancara diatas sesuai dengan hasil observasi dan


dokumentasi yang penulis lakukan, dalam kegiatan
pendahuluan, Tutor sudah melaksanakannya dengan baik sesuai
dengan indikator yang penulis gunakan dan RPP yang dibuat.
Kegiatan inti adalah suatu proses dalam pembelajaran untuk
mencapai kompetensi dasar. Kegiatan pembelajaran dilakukan
secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang,
memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta
memberikan ruang yang cukup bagi prakarasa, kreativitas, dan
kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan
fisik, serta psikologis peserta didik. Kegiatan inti ini
dilaksanakan secara sistematis dan sistemik melalui proses
eksplorasi, elaborasi, dan konfirmasi.
68

Peneliti melakukan wawancara kepada Bapak Ardi,S.Pd


selaku tutor mata pelajaran TIK di PKBM Nur hayati, beliau
mengatakan bahwa :
“Pada saat berlangsungnya proses kegiatan pembelajaran
memang sudah ketentuannya materi yang di sampaikan sesuai
dengan acuan RPP yang dipakai yaitu kurikulum 2013, materi
harus jelas, memiliki wawasan yang luas, keterampilan, inovasi,
dan kreativitas itu semua harus di kuasai dan di terapkan dalam
kegiatan belajar mengajar.’’(Hasil Wawancara, 23 Agustus
2022).

Hasil wawancara dengan guru tersebut relevan dengan hasil


wawancara yang dilakukan kepadaMas Arya
AliefioAkbarwarga belajar di PKBM Nur hayatimengatakan :
“Pada saat pembelajaran berlangsung tutor selalu
menerangkan pelajaran dengan jelas dan sabar, tutor
menerapkan system kerja kelompok, jika ada yang tidak kami
mengerti, guru menjelaskan kembali lalu di lanjutkan dengan
berdiskusi dengan teman satu kelompok.’’(Hasil Wawancara,
23 Agustus 2022).

Hasil wawancara dengan warga belajar tersebut di perkuat


dengan hasil observasi yang penulis lakukan, dalam kegiatan
pendahuluan, tenaga pendidik sudah melaksanakannya dengan
baik sesuai dengan indikator yang penulis gunakan dan RPP
yang dibuat.
2) Kegiatan Penutup
Penutupan merupakan kegiatan yang dilakukan untuk
mengakhiri aktivitas pembelajaran yang dapat dilakukan dalam
bentuk rangkuman atau kesimpulan, penilaian dan refleksi,
umpan balik, serta tindak lanjut.
Peneliti melakukan wawancara kepada Bapak Ardi,S.Pd
selaku guru mata pelajaran TIK di PKBM Nur hayati, beliau
mengatakan bahwa :

“Tentu, ketika menutup pelajaran saya memberi kesempatan


kepada siswa untuk menyimpulkan pembelajaran yang telah
dilakukan, setelah itu saya yang memperjelas kesimpulan dari
siswa tersebut, melakukan evaluasi serta melakukan pengayan
69

dan pendalaman seperti memberikan tugas rumah/ PR dan


diakhiri dengan salam.’’ (Hasil Wawancara, 23 Agustus 2022).
Hasil wawancara dengan guru tersebut di perkuat dengan
hasil wawancara yang dilakukan dengan Mas Arya
AliefioAkbar Warga belajar di PKBM Nur hayati, sebagai
berikut:

“Ya, tutor selalu memberi kami kesempatan untuk


menyimpulkan pelajaran apa yang telah disampaikan,
menanyakan lagi apa yang telah disampaikan dan guru
mempertegas apa yang telah di sampaikan.’’(Hasil Wawancara,
23 Agustus 2022).
Hasil wawancara dengan guru dan siswa tersebut juga
diperkuat dengan hasil observasi yang dilakukan peneliti,
bahwasanya kegiatan penutup dilakukan oleh guru dengan
memberikan rangkuman atau kesimpulan, umpan balik serta
pendalaman, guru melakukan tindak lanjut dalam bentuk
pemberian tugas, baik tugas individu maupun kelompok, dan
guru juga memberikan informasi tentang rencana kegiatan
berikutnya.
Berdasarkan teori, hasil wawancara dan diperkuat dengan
hasil observasi di atas maka peneliti bisa menyimpulkan bahwa
dalam kegiatan penutup sudah terlaksana dengan baik. Hal itu di
dikarenakan dalam kegiatan penutup guru memberikan umpan
balik, rangkuman atau kesimpulan, serta memberikan tugas
yang sifatnya memberikan pengayaan dan pendalaman.
3) Penilaian Hasil Pembelajaran
Penilaian dilakukan oleh tenaga pendidik terhadap hasil
pembelajaran untuk mengukur tingkat pencapaian kompetensi
peserta didik, serta digunakan sebagai bahan penyusunan
laporan kemajuan hasil belajar, dan memperbaiki proses
pembelajaran. Penilaian dilakukan secara konsisten, sistematis,
dan terprogram dengan menggunakan tes dan nontes dalam
bentuk tertulis atau lisan, pengamatan kinerja, pengukuran
70

sikap, penilaian hasil karya berupa tugas, proyek dan/atau


produk, portofolio, serta penilaian diri. Penilaian hasil
pembelajaran menggunakan Standar Penilaian Pendidikan dan
Panduan Penilaian Kelompok Mata Pelajaran. .
Hal ini disampaikan oleh Kepala PKBM IbuHj. Hindun,
S.Pd.I, M.Pd.Imenyatakan bahwa:
“Bahwa Penilaian dilakukan untuk mengetahui sejauh mana
pencapaian kompetensi lulusan, penguasaan pengetahuan, serta
untuk memantau dan mengevaluasi, kemajuan belajar, dan
perbaikan hasil belajar, warga belajar secara
berkesinambungan.’’ (Hasil Wawancara, 23 Agustus 2022).

Hasil wawancara dengan kepala Kepala PKBM tersebut


diperkuat dengan hasil wawancara Bapak Ardi,S.Pd selaku
guru mata pelajaran TIK di PKBM Nur hayati, beliau
mengatakan bahwa :
“Dalam melakukan penilaian hasil pembelajaran dengan 3
cara yaitu penilain sikap, penilain pengetahuan, dan
keterampilan.’’(Hasil Wawancara, 23 Agustus 2022).

Hasil wawancara dengan tenaga pendidik tersebut juga


diperkuat dengan hasil wawancara kepada warga belajar.
MbaSri Rahayumengatakan :
“Ya, pada saat pembelajaran berlangsung guru selalu
memberikan tugas atau pekerjaan rumah dan kelas pasti hasil
tugas kami selalu dikumpul untuk diberi nilai. Tidak hanya nilai
pengetahuan aja yang dinilai tetapi nilai keterampilan, dan nilai
sikap, dan beliau memiliki buku penilaian yang berisi tentang
kami. ‘’(Hasil Wawancara, 23 Agustus 2022).

Berdasarkan hasil wawancara, observasi, maka penulis dapat


menganalisis bahwa dalam penilaian hasil pembelajaran
terlaksana sesuai dengan ketentuan yangberlaku, penilaian
yang dilakukan sudah memenuhi indikator manajemen mutu
pembelajaran.
71

4. Pelaksanaan Perbaikan secara Berkelanjutan di PKBM Nur


Hayati
a. PKBM dalam Memperhatikan Kebutuhan dan Harapan
Masyarakat

Perbaikan yang berkelanjutan berhubungan dengan komitmen


(continuous quality improvement) dan proses (continuous process
improvement). Komitmen terhadap mutu diawali dengan pernyataan
pengabdian pada misi dan visi bersama, serta pemberdayaan setiap
partisipan untuk secara bersama-sama merealisasikan visi misi
tersebut. Penyajian data hasil wawancara dengan kepala PKBM,
IbuHj. Hindun, S.Pd.I, M.Pd.Iyang menyatakan bahwa:

“Jadi gini mas PKBM Nur Hayati ini sudah cukup banyak diakui
sepak terjangnya di masyarakat bahkan di luar masyarakat Kecamatan
Gebang dari berbagai aspeknya. Karena apa? Kami sangat
memperhatikan kebutuhan dan harapan dari warga belajar. Adanya
simbiosis mutualisme antara PKBM dengan masyarakat, jadi kami
membutuhkan warga belajar dan interaksi sosial dengan masyarakat,
sebaliknya juga masyarakat membutuhkan bimbingan dari PKBM
Nur Hayati’’(Hasil Wawancara, 23 Agustus 2022).
Hasil wawancara di atas dapat diperkuat dengan hasil wawancara
Tutor PKBM,BapakAbdul Kholiq, S.Pd, yang menyatakan bahwa:

“Untuk di PKBM ini anak-anak sudah datang dan mau belajar


kita sangat senang sekali, karena sebagian besar dari mereka kan
kurang beruntung ya dalam artian mereka harus bekerja jadi harus
bisa membagi waktunya, ya ada yang full tapi persentasenya kecil.
Mayoritas faktor ekonomi maka mereka larinya kesini. Tapi bukannya
saya mengagungkan PKBM ini ya mas, lulusan-lulusan yang dari
PKBM itu ada yang jadi tentara, bidan, anggota DPR,pabrik dan yang
jadi lurah juga hampir mayoritas. Dan saya juga mendorong mereka
supaya lanjut ke perguruan tinggi’’(Hasil Wawancara, 23 Agustus
2022).
Lanjut Hasil wawancara dengan warga belajar, Mas Rizky,
yang menyatakan bahwa:

“Sudah memberikan lebih lah untuk kebutuhan masyarakat,


artinya bahwa perpustakaan dengan buku-bukunya sudah
dipersiapkan untuk para warga yang belajar di sini, kemudian fasilitas
yang lainnya juga sudah dipersiapkan dengan baik. Jadi kualitas dan
72

kuantitas PKBMini sudah tidak diragukan lagi’’,(Hasil Wawancara,


23 Agustus 2022).
Berdasarkan hasil wawancara di atas maka dapat penulis
simpulkan bahwa PKBM Nur Hayati dalam memperhatikan
kebutuhan dan harapan masyarakat selalu berusaha memberikan
pendidikan yang terbaik dari segi pelayanan maupun pembelajaran
kepada warga belajar sehingga kepercayaan dari masyarakat semakin
meningkat terlebih telah mendapatkan pengakuan dari pihak
Kabupaten Cirebon tentang kredibilitas dari PKBM Nur Hayati.

b. PKBM dalam Memberikan Kenyamanan dan Penanganan


Keluhan yang Memuaskan

Dalam suatu lembaga pendidikan lumrah jika terdapat masalah


terkait dengan kenyamanan yang diberikan pihak lembaga, namun
yang terpenting adalah bagaimana penanganan keluhan yang
diberikan.

Ada beberapa metode penanganan keluhan yang dapat dipakai,


tujuannya adalah memberikan kepuasan yang optimal kepada
pelanggan, meningkatkan loyalitas konsumen, terhadap lembaga
pendidikan dalam menangani keluhan masyarakat adalah dengan
mengubah keluhan dan kritikan masyarakat menjadi suatu informasi
yang berharga bagi lembaga pendidikan sehingga mampu
meningkatkan kepuasan dan loyalitas masyarakat. Penyajian data
hasil wawancara dengan kepala PKBM, tutor, dan warga belajar
adalah sebagai berikut.

Hasil wawancara dengan kepala PKBM, IbuHj. Hindun, S.Pd.I,


M.Pd.Iyang menyatakan bahwa:

“PKBM ini kan sudah lama berdiri dan sampai saat ini
alhamdulillah belum ada keluhan-keluhan dari masyarakat ataupun
warga belajar. Tapi bukan berarti dengan tidak adanya keluhan yang
datang kami hanya diam dan seolah-olah sudah memberikan
kenyamanan yang terbaik, salah satu yang perlu diketahui bahwa
tempat parkir motor tidak cukup memadai apalagi Lapanagan cukup
73

luas buat sedemikian rupa agar aman dan nyaman’’,(Hasil


Wawancara, 23 Agustus 2022).
Hasil wawancara di atas dapat diperkuat dengan hasil wawancara
dengan BapakAbdul Kholiq, S.Pd, yang menyatakan bahwa:

“Jadi gini mas selama ini kami selaku para tutor belum menerima
keluhan dari masyarakat terkait fasilitas dan lainnya di PKBM,
hubungan kami dengan masyarakat pun baik. Dalam proses
pembelajaran juga dilaksanakan sebagaimana mestinya, ketika ada
tutor yang berhalangan hadir maka digantikan tutor lain agar tidak ada
kekosongan jam pelajaran. Itulah bentuk kepedulian kami agar warga
belajar merasa nyaman dan senang’’,(Hasil Wawancara, 23 Agustus
2022).
Berdasarkan hasil wawancara di atas, penulis dapat menyimpulkan
bahwa PKBM Nur Hayati terus berupaya dalam memberikan
kenyamanan untuk warga belajar dan masyarakat luasnya, dan juga
satu hal yang patut dibanggakan oleh PKBM Nur Hayatiadalah
minimnya komplain ataupun keluhan yang berarti dari masyarakat,
adapun sempat adanya komplain dari masyarakat tapi hal tersebut
terjadi karena perbuatan kurang baiknya warga belajar tersebut,
namun sudah menjadi tugas kami untuk menasihati mereka untuk
tidak mengulanginya lagi. Selain itu salah satu aspek yang tidak kalah
penting adalah terjalinnya hubungan baik dengan masyarakat
sehingga tercipta kerukunan di antara keduanya dan tujuan
pembelajaran akan tercapai dengan maksimal.

c. PKBM dalam Memenuhi Semua Persyaratan Sarana dan


Prasarana yang dibangun Agar Berfungsi Dengan Baik

Untuk mencapai pembelajaran efektif diperlukan pengelolaan


sarana dan prasarana. Pengelolaan sarana dan prasarana sangat
penting karena sarana dan prasarana akan terpelihara dan jelas
kegunaanya. Dalam pengelolaannya PKBM harus dapat bertanggung
jawab terhadap sarana dan prasarana terutama pemimpin PKBM yang
langsung menangani sarana dan prasarana tersebut. Penyajian data
hasil wawancara dengan kepala PKBMIbuHj. Hindun, S.Pd.I,
M.Pd.Iyang menyatakan bahwa:
74

“Untuk saat ini keadaan sarana dan prasarana di PKBM cukup


memadai lah karena banyak fasilitas yang sudah lama tapi ada yang
masih bagus dan sudah rusak jadi kalau dibilang sudah terpenuhi atau
belum ya belum sepenuhnya mas, maka dari itu untuk ke depannya
diharapkan fasilitas di sini bisa lebih menyeluruh supaya bisa
menunjang pembelajaran lebih baik lagi’’(Hasil Wawancara, 23
Agustus 2022).
Berdasarkan hasil wawancara di atas, penulis dapat menyimpulkan
bahwa sarana dan prasarana di PKBM Nur Hayati untuk saat ini suda
cukup baik dansepenuhnya memenuhi persyaratan. Akan tetapi
PKBM akan selalu berusaha semaksimal mungkin untuk memenuhi
segala sarana prasarana dan dapat memfungsikannya dengan sebaik
mungkin.

B. Pembahasan
Sesuai dengan hasil penelitian yang telah digambarkan pada bagian
sebelumnya, maka peneliti akan membahas data-data yang diperoleh ,
dikaitkan dengan kajian kepustakaan atau referensi dalam penelitian ini.
Berikut dipaparkan lebih jelas dari hasil penelitian yang diperoleh oleh
peneliti. Manajemen Pendidikan Kesetaraan Kejar Paket C Pusat Kegiatan
Belajar Masyarakat Nur masih tergolong belum optimal meskipun terdapat
beberapa alasan-alasan mengenai hal tersebut. Adapun analisis yang lebih
spesifik mengenai Manajemen PKBM dalam meningkatkan Mutu
Pembelajaran Paket C, sebagai berikut:
1. Proses Pengelolaan PKBMdiLembaga PKBM Nur hayati
Penyelenggaraan pendidikan berbasis masyarakat dalam bentuk PKBM
merupakan arah baru dalam sistem pendidikan luar sekolah yang memiliki
visi untuk memberdayakan masyarakat agar mampu meningkatkan kualitas
hidupnya. “PKBM adalah suatu wadah dari berbagai kegiatan pembelajaran
masyarakatyang diarahkan pada pemberdayaan potensi untuk
menggerakkan pembangunan di bidang sosial, ekonomi dan budaya”.
PKBM dibentuk oleh masyarakat, merupakan milik masyarakat, dan
dikelola oleh masyarakat yang pembentukannya dilakukan dengan
memperhatikan sumber-sumber potensi yang terdapat pada daerah yang
bersangkutan terutama jumlah kelompok sasaran dan jenis
75

usaha/keterampilan yang secara ekonomi, sosial dan budaya dapat


dikembangkan untuk meningkatkan kesejahteraan warga belajar khususnya
dan warga masyarakat sekitarnya.
Secara umum pembentukan PKBM bertujuan untuk memperluas
kesempatan masyarakat khususnya yang tidak mampu untuk meningkatkan
pengetahuan, keterampilan, dan sikap mental yang diperlukan untuk
mengembangkan diri dan bekerja mencari nafkah. Maka dari itu Sejalan
dengan visi pembentukan menjadikan PKBM Nur hayati tersebut maka
tugas pokok menjadikan PKBM Nur hayati adalah memberikan kemudahan
bagi masyarakat khususnya masyarakat kurang mampu untuk
mengembangkan diri melalui penyelenggaraan pendidikan luar sekolah
dalam suatu wadah terpusat yang berasal dari, oleh dan untuk masyarakat
dan diharapkan dapat tumbuh dan berkembang atas prakarsa masyarakat
sendiri, sehingga akan lebih berorientasi pada kebutuhan belajar masyarakat
setempat yang pada akhirnya mampu menjadikan PKBM Nur hayati sebagai
suatu wadah pembelajaran berkelanjutan. Sebagai tempat pembelajaran dan
tempat sumber informasi bagi masyarakat yang dibentuk dan dikelola oleh
masyarakat menjadikan PKBM Nur hayati memiliki banyak fungsi, sebagai
berikut, Lima fungsi PKBM, yaitu:
a) Sebagai tempat kegiatan belajar bagi warga masyarakat.
b) Sebagai tempat pusaran berbagai potensi yang ada dan berkembang
di masyarakat.
c) Sebagai sumber informasi yang handal bagi warga masyarakat
yang membutuhkan keterampilan fungsional.
d) Sebagai yang tukar-menukar berbagai pengetahuan dan
keterampilan fungsional di antara warga masyarakat.
e) Sebagai tempat berkumpulnya warga masyarakat yang
inginmeningkatkan pengetahuan dan keterampilannya.
Sementara Balai Pengembangan Kegiatan Belajar menentukan bahwa
PKBM memiliki dua fungsi yaitu fungsi utama dan fungsi pendukung.
Adapun fungsi utama PKBM menurut Balai Pengembangan Kegiatan
Belajar adalah “Sebagai wadah berbagai kegiatan belajar masyarakat untuk
76

meningkatkan pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang diperlukan


untuk mengembangkan diri dan masyarakat”. Sedangkan Fungsi
Pendukungnya adalah:
a) Sebagai pusat informasi bagi masyarakat sekitar, lembaga
pemerintah dan lembaga swadaya masyarakat.
b) Pusat jaringan informasi dan kerjasama bagi lembaga yang ada di
masyarakat (lokal) dan lembaga di luar masyarakat.
c) Sebagai tempat koordinasi, konsultasi, komunikasi dan
bermusyawarah para pembina teknis, tokoh masyarakat dan para
pemuka agama untuk merencanakan pembangunan dan
pemberdayaan masyarakat desa.
d) Sebagai tempat kegiatan penyebarluasan program dan teknologi
tepat guna.
Berlakunya UU.No.22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah serta
UU.No.25 Tahun 1999 tentang Perimbangan Keuangan Pusat dan Daerah
menuntut penanganan berbagai masalah, yang selama ini menjadi
wewenang pemerintah pusat, termasuk masalah pendidikan yang selama ini
ditangani secara sentralistik diserahkan kepada pemerintah kabupaten dan
kota. Adanya perubahan tersebut menuntut perubahan di dalam manajemen
pendidikan secara keseluruhan. Sehingga pemerintah kabupaten atau kota
mempunyai wewenang penuh untuk mengelola pendidikan secara mandiri
dengan memberdayakan semua potensi yang ada di daerah. Dengan adanya
perubahan manajemen pendidikan ini diharapkan akan lebih meningkatkan
kualitas pendidikan sebagaimana yang diharapkan.
PKBM Nur hayatimerupakan unit organisasi tersendiri dengan tata
kerja dan personil yang terlibat di dalamnya. Sebagai suatu organisasi
pendidikan mengemban tugas dan tanggung jawab berat karena bertugas
mencetak sumber daya manusia handal yang memiliki keterampilan,
kemampuan intelektual serta moralitas yang tinggi. Untuk itu PKBM Nur
hayatiharus ditata dalam suatu sistem yang rapihmelalui apa yang disebut
manajemen PKBM.Manajemen pendidikan tidak bisa disamakan dengan
manajemen perusahaan/bisnis karena pendidikan merupakan organisasi
77

kompleks dengan visi dan misi yang berbeda. dariperusahaan, sehingga


proses pengaturannya pun akan berbeda pula. Walaupun demikian, dalam
pelaksanaannya manajemen pendidikan lebih banyak diilhami dari teori
administrasi dan manajemen pada umumnya.Sebagaimana diungkapkan
Fakry Gaffar (2001) “Guna mewujudkan makna manajemen pendidikan
secara operasional perlu dipahami fungsi-fungsi pokok manajemen tersebut,
yaitu perencanaan, pelaksanaan dan pengawasan”.
Ketiga fungsi tersebut menjadikan PKBM Nur hayati hanyamerupakan
bagian dari fungsi manajemen karena masih banyak fungsi lain yang
dikemukakan para ahli serta dapat diterapkan dalam berbagai bidang
termasuk bidang pendidikan. Tetapi dari sekian banyak fungsi manajemen
yang dikemukakan para ahli, ketiga fungsi tersebut merupakan fungsi yang
paling mudah dipahami. Perencanaan merupakan kegiatan penting yang
harus dilakukan dalam proses manajemen karena tanpa perencanaan tujuan
suatu kegiatan akan sulit tercapai serta memungkinkan munculnya berbagai
hambatan yang sulit ditanggulangi. Perencanaan merupakan proses
terstruktur sebagaimana dikemukakan Fakry Gaffar (2001) bahwa
“Kegiatan-kegiatan perencanaan dan pelaksanaan perencanaan memerlukan
tahapan-tahapan sesuai dengan karakteristik perencanaan yang sedang
dikembangkan”. Selain proses perencanaan dan pelaksanaan, pengawasan
juga penting untuk dilakukan sebagai monitoring terhadap pelaksanaan
rencana dan memudahkan penemuan terhadap penyimpangan yang terjadi
sehingga mengurangi resiko kegagalan.
Proses manajemenmenjadikan PKBM Nur hayati perlu diterapkan
dalam semua aspek kehidupan termasuk pendidikan, Keberhasilan
pendidikan akan sangat menentukan keberhasilan, pembangunan karena
tujuan pendidikan adalah mencetak sumber daya manusia berkualitas
sebagai pelaksana pembangunan. Dalam hal ini, Fakry Gaffar (2001)
mengemukakan: “Manajemen pendidikan di Indonesia merupakan titik
sentral dalam mewujudkan tujuan pembangunan sumber daya manusia.
Berdasarkan hasil pengamatan para ahli, menunjukkan bahwa manajemen
pendidikan kita masih belum menampakkan kemampuan profesional
78

sebagaimana diharapkan. Kemelut sering terjadi karena ketidakmatangan


manajemen. Kemelut dalam bidang kurikulum, dalam bidang pengadaan
prasarana dan sarana pendidikan, dalam bidang pengangkatan dan dalam
bidang kualitas, sebenarnya kontribusi dari manajemen yang belum kuat.
Aspek yang menonjol kelemahannya adalah sistem dan faktor manusianya.
Sistem pendidikan kita masih terlalu dipengaruhi oleh politik. Karena
itu sangat terasa bahwa sistem pendidikan kita tidak responsif terhadap
berbagai perkembangan sosial teknologi yang begitu cepat melanda
masyarakat. Kurangnya sikap profesional, lemahnya sikap hidup yang
rasional dan kemauan untuk berkarya, serta lemahnya disiplin ilmu dalam
bekerja menyebabkan produktivitas kerja rendah dan akibatnya produksi
sistem juga rendah. Persoalan kualitas sebenarnya persoalan lemahnya
manajemen karena orientasi manajemen masih belum pada pembelajaran
anak didik. Berbagai hal di atas secara perlahanlahan berkembang menjadi
sikap hidup personil dalam manajemen dan bilamana itu tumbuh menjadi
budaya manajemen dalam pendidikan Indonesia, pendidikan Indonesia yang
berkualitas sulit diwujudkan.
Mutu pendidikan yang merupakan bagian dari manajemen pendidikan,
akhir-akhir ini muncul menjadi masalah nasional yang dipandang sangat
merisaukan. Mutu atau kualitas pendidikan adalah sentral karena
pendidikan yang diharapkan adalah pendidikan yang mampu menghasilkan
sumber daya manusia berkualitas. Manusia berkualitas tidak mungkin
dihasilkan oleh pendidikan yang tidak bermutu. Karena itu pembangunan
pendidikan harus diartikan sebagai pembangunan kualitas pendidikan.
Ukuran kualitas pendidikan didasarkan atas standar hasil yang ditentukan
bersama dan telah menjadi konsensus bersama sesuai dengan level, jenjang
dan jenis pendidikan. Kualitas dalam konteks ini merupakan hasil proses
yang panjang dan sangat kompleks, karena faktor-faktor yang terlibat di
dalamnya juga sangat kompleks. Faktor-faktor itu antara lain: guru,
kurikulum, fasilitas pengajaran, manajemen, murid, sumber belajar,
teknologi dan evaluasi.
79

Pendidikan yang berkualitas memang harus ditunjang oleh faktor-faktor


berkualitas pula. Temuan peneliti Secara konseptual proses
manajemenyang ada di PKBM Nur hayati dalam pendidikan mencakup
perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan pembelajaran, pengendalian
dan pengevaluasian. Selanjutnya, unsur-unsur proses tersebut akan
diuraikan berikut ini. Untuk itu di PKBM Nur hayati dapat melaksanakan
Perencanaan sebagai bagian penting dalam proses manajemen merupakan
suatu tahap yang harus dilewati sebelum melangkah ke tahap berikutnya,
karena melalui proses ini dapat ditentukan tujuan yang hendak dicapai
melalui proses tersebut disesuaikan dengan kebutuhan serta fakta-fakta di
lapangan. Sebagaimana diungkapkan Maman Ukas (2003) bahwa
perencanaan dapat didefinisikan sebagai “suatu proses penggunaan fakta-
fakta yang berhubungan dengan dugaan masa yang akan datang yang akan
diikuti dengan tindakan perbuatan untuk mencapai tujuan tertentu”.
Sehubungan dengan hal tersebut maka PKBM Nur hayati sebagai suatu
wadah pemberdayaan masyarakat memerlukan suatu perencanaan yang
matang dengan memperhatikan persyaratan-persyaratan tertentu serta
penggunaan strategi yang tepat dalam mewujudkannya. Melalui
perencanaan yang baik menjadikan PKBM Nur hayati diharapkan dapat
menjadi suatu wadah pemberdayaan masyarakat yang benarbenar handal
sehingga mampu meningkatkan kualitas hidup masyarakat sebagaimana
yang diharapkan dan pada akhirnya mampu meningkatkan kualitas sumber
daya manuasia secara menyeluruh.
Berdasarkan temuan peneliti, langkah yang ditempuhdi PKBM Nur
hayati dalam suatu proses perencanaan PKBM adalah sebagai berikut:
a) Melakukan pendataan umum masalah/kebutuhan dan sumber daya
pendukungnya;
b) Menyusun prioritas kebutuhan program masing-masing bidang;
c) Menyusun program kegiatan layanan;
d) Menyusun program kerja tahunan PKBM.
Pengorganisasiandi PKBM Nur hayati ini sebagai salah satu fungsi
manajemen bertujuan menciptakan hubungan yang baik antar tiap bagian
80

sehingga mampu melahirkan koordinasi yang baik antara atasan dengan


bawahan dalam suatu organisasi.
Maman Ukas (2005) mengemukakan bahwa “ada tiga langkah yang
dapat dilaksanakan: 1) Merancangkan struktur organisasi, 2)
Mendefinisikan wewenang, pendelegasian wewenang dan tanggung jawab,
dan 3) Menetapkan hubungan kerja. Sejalan dengan tujuan
pengorganisasian di atas, berdasarkan uraian tersebut maka PKBM Nur
hayati dapat melakasnakan fungsi manajemen itu sendiri maka dapat
dijelaskan bahwa tujuan pengoranisasian di PKBM Nur hayatisemaksimal
mungkin adalah:
a) Pendayagunaan sumber daya untuk pelaksanaan program/kegiatan;
b) Pelaksanaan program/kegiatan;
c) Tenaga kependidikan pada penyelenggaraan PKBM dan
pelaksanaan program kegiatan.
Berdasrkan temuan di lapangan kegiatan yang dilakukan PKBM Nur
hayatidalam proses pengorganisasian PKBM adalah :
a) Menyiapkan dan menggerakkan sumber daya yang teridentifikasi;
b) Mengkaji dan menata sumber daya yang akan dimanfaatkan sesuai
dengan kebutuhan/tuntutan program/kegiatan;
c) Menata pelaksanaan program/kegiatan serta menata tenaga
kependidikan
Pada prinsipnya pelaksanaan pembelajaran di PKBM Nur hayati ini
tidak jauh berbeda dengan pelaksanaan pembelajaran pada sistem
persekolahan, namun di PKBM Nur hayati kegiatan pembelajaran lebih
berorientasi pada kebutuhan masyarakat setempat disesuaikan dengan
perkembangan ilmu pengetahuan serta tuntutan pasar, di samping itu warga
belajar yang ada di PKBM Nur hayati tidak dibatasi oleh usia sebagaimana
dalam pendidikan persekolahan.
Adapun kegiatanyang dilaksanaandi PKBM Nur hayati adalah:
a) Memotivasi warga belajar
Mengadakan dan atau mengembangkan bahan belajar pokok
bagiwarga belajar dan bahan pengajaran pokok bagi tutor/ nara sumber;
81

b) Melaksanakan proses belajar mengajar;


c) Menilai proses dan hasil kegiatan mengajar secara berkala.
Temuan peneliti, Proses pelaksanaan kegiatanmenjadikan PKBM Nur
hayati dalam berbagai bidang perlu dikendalikan serta dievaluasi secara
berkesinambungan guna memperoleh hasil yang maksimal. Demikian
halnya pelaksanaan menjadikan PKBM Nur hayati sebagai suatu wadah
pengembangan sumber daya manusia, karenanya menjadikan PKBM Nur
hayatimenetapkan langkah-langkah:
a) Melaksanakan pemantauan dan pengendalian pelaksanaan
program/kegiatan;
b) Mengukur tingkat pencapaian tujuan penyusunan;
c) Menyusun rekomendasi hasil pengukuran dan bahan masukan
penyusunan rencana kerja tahunan; dan
d) Menyusun laporan tahunan penyelenggaraanPKBM.
2. Peran Pemimpin PKBM Nur hayati dalam menjalankan
manajemen mutu pada lembaga pendidikan
Hasil penelitian temuan pertama dalam manajemen mutu dalam
peningkatan mutu pendidikan di PKBM Nur hayati meliputi
perencanaan, pengorganisasian, penggerakan, dan pengawasaan. Yang
mana pada sebuah lembaga pendidikan harus ada yang namanya
perencanaan dalam setiap tindakan yang akan dilakukan oleh lembaga
pendidikan tersebut, agar tujuan yang ingin dicapai dapat terlaksana
dengan efektif dan efisien nantinya. Perencanaan mempunyai hubungan
erat dengan manajemen. Suatu rencana pada dasarnya merupakan suatu
kegiatan yang ditentukan sebelum melakukan berbagai kegiatan guna
mencapai suatu tujuan. Kepala PKBM selaku pemimpin di dalam sebuah
Lembaga Pendidikan mampu membuat perencanaan dalam meningkatkan
mutu pendidikan diLembaga Pendidikan.
Kepala PKBM melakukan perencanaan dengan Mengapresiasi
kebutuhan para tutor , sebab tutor adalah tombak perubahan dalam
pendidikan, membuat kebijakan, peraturan dan tata tertib lembaga
pedidikan serta sanksi bagi masyarakat sekolah yang melanggarnya,
82

Membuat roster jam mengajar bagi tutor-tutor, membiasakan rapat setelah


proses kegiatan belajar mengajar untuk menyampaikan masalah yang
terjadi di dalam kelas, hal ini biasanya dilakukan dalam kurun waktu 1
bulan sekali atau sesuai kebutuhan, membuat group WA untuk para
pendidik dan tenaga kependidikan agar mudah dalampenyampaian
informasi-informasi penting jika saat itu waktu tidak memungkinkan
untuk melangsungkan rapat.
Dalam temuan selanjutnya pengorganisasian lembaga pendidikan
dijelaskan dalam panduan kerja pengelola lembaga pendidikan dimana
masing-masing memiliki tanggung jawab, kewenangan dan tugas yang
harus dikerjakan, baik harian, mingguan, bulanan, semesteran, awal tahun,
dan akhir tahun pelajaran. Teamwork sekolah dibentuk berdasarkan
musyawarahlembaga pendidikan dan surat keputusan kepala PKBM dan
pihak terkait. PKBM Nur hayati memiliki tim pengembang lembaga, tim
tutor mata pelajaran yang tergabung dala MGMP, dan KKG. Masing-
masing tim memiliki rencana kerja yang tercermin dari berbagai kegiatan
dan program pengembangan Lembaga berdasarkan bidang pengembangan
masing-masing.
Temuan selanjutnya tindakan penggerakan dilakukan dengan
caramemberikan semangat, motiavsi, inspirasi atau dorongan sehingga
timbul kesadaran dan kemauan bawahan untuk bekerja dengan baik.
Pemberian bimbingan lewat contoh-contoh tindakan atau teladan.
Tindakan ini juga disebut leading, yang meliputi beberapa tindakan
seperti: pengambilan keputusan, mengadakan komunikasi agar ada bahasa
yang samaantara pimpinan dan bawahan. Kepala PKBM melakukan
tindakan penggerakan dengan cara membuat tata tertib lembaga
pendidikan, setiap kali apel sebelum masuk kelas kepalaPKBM
mengingatkan, memotivasi dan memberikan contoh teladan bagi tutor
agar mereka berkarakter susuai dengan bagaimana yang diinginkan orang
tua. Sehingga mereka bisa menerapkan apa yang mereka dapatkan di
PKBM Nur hayati . Untuk para tutor, kepala PKBM selalu mengingatkan
tutor sebelum melakukan KBM (Kegiatan Belajar Mengajar) RPP selalu
83

harus disiapkan agar guru tahu apa yang akan diajarkan, bagaimana
langkah-langkahnya, apa saja peralatan-peralatan yang bisa memotivasi
warga belajarsehingga tutor-tutor ini nanti semangatnya ada untuk
mengajar, sehingga para tutor tidak menganggap remeh tugas mereka
sebagai pengajar.
Pada temuan selanjutnya kepala sekolah melakukan pengawasan.
Pengawasan disini maksudnya membuat rencana yang sebaik-baiknya
dalam rangka memberi jaminan bahwa hasil yang akan dicapai sesuai
dengan yang diharapkan. Temuan Hasil penelitian menunjukkan bahwa
mutu sarana dan prasarana di PKBM Nur Hayati merupakan kegiatan
menyediakan semua sarana dan prasarana yang akan digunakan dalam
meningkatkan mutu pendidikan yangmana arus sejalan dengan visi misi
PKBM agar semunya bermanfaat dengan semestinya. Anatara lain berupa
peralatan dan ruang pembelajaran praktik sesuai dengan apa yang telah
direncanakan. Hal ini sesuai dengan pendapat Kompri (Ikawati, 2018)
bahwa pengadaan sarana dan prasarana pendidikan merupakan upaya yang
dilakukan oleh pihak sekolah dalam memenuhi kebutuhan sarana dan
prasarana yang dibutuhkan dalam proses pembelajaran yang telah
dirumuskan dalam perencanaan.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa inventarisasi sarana dan
prasarana di PKBM Nur Hayati dilakukan dengan mencatat, memberikan
kode dan membuat laporan secara terperinci terhadap semua sarana dan
prasarana yang ada di sekolah. Hal ini berdasarkan dengan pendapat
Bafadal (Ikawati, 2018) yang menyatakan bahwa inventarisasi sarana dan
dan prasarana yang dimiliki oleh sekolah. Hasil penelitian selanjutnya
tentang pemanfaatan sarana dan prasarana di PKBM Nur Hayati
menunjukkan bahwa, yaitu telah menggunakan semua sarana dan
prasarana untuk memperlancar proses pembelajaran guna meningkatkan
mutu pendidikan yang lebih baik dan fasilitas di PKBM Nur Hayati cukup
lengkap dari mulai ruangan kelas, MCK, masjid, labolatorium komputer
dan lain-lainnya.
84

Hal ini berdasarkan pada pendapat Arifin dan Barnawi (Ikawati, 2018)
bahwa pemanfaatan sarana dan prasarana pendidikan merupakan kegiatan
yang dilakukan dalam memanfaatkan sarana dan prasarana pendidikan
untuk memperlancar proses pembelajaran. Perawatan sarana dan prasarana
yang ada pada masing-masing ruang kelas merupakan tanggung jawab
dari masing-masing rombongan belajar, serta pihak pengelola sarana dan
prasarana pendidikan. (Asiyai, 2012:77).
Temuan Hasil penelitian selanjutnya tentang Pembiayaan pendidikan
ini sangat diperlukan untuk program lembaga pendidikan, pengadaan
sarana dan prasarana, gaji tutor, gaji tenaga pendidik dan kependidikan,
keperluan untuk menunjang tercapainya visi dan misi lembaga pendidikan
dan menciptakan sumber daya manusia yang berkualitas. Kolerasi yang
tercipta antara pembiayaan lembaga pendidikan dengan mutu pendidikan
dapat terlihat jelas dalam kegiatan belajar mengajar. Kedua hal tersebut
juga tidak lepas dari proses pengelolaan (manajemen). Maka dari itu
PKBM Nur Hayati melaksanakan , proses belajar mengajar di
lembaganya tidak akan berjalan jika tidak ada manajemen pembiayaan
yang efektif dan efisien yang akan membantu mencapai tujuan pendidikan.
Dengan manajemen pembiayaan pendidikan yang baik, maka PKBM
Nur Hayati dapat meningkatkan mutu pendidikan. Dengan melaksanakan
fungsifungsi manajemen pembiayaan pendidikan mulai dari perencanaan,
pembukuan, penggunaan keuangan atau pembelanjaan, pencatatan,
pengawasan, hingga pertanggungjawaban, PKBM Nur Hayati dapat
terbantu dalam meraih tujuan. Kepala PKBM Nur Hayati, tutor, dan
tenaga pendidik bersama-sama dalam mengelola keuangan PKBM Nur
Hayati agar mampu meningkatan kualitas pendidikan. Kesimpulan Secara
umum, manajemen pembiayaan pendidikan adalah proses mengelola dan
mengatur keuanganPKBM Nur Hayati secara efektif dan efisien untuk
meraih tujuan pendidikan dan meningkatkan mutu pendidikan di PKBM
Nur Hayati. Manajemen pembiayaan pendidikan memiliki hubungan yang
erat dengan mutu pendidikan di lembaga pendidikan. Sehingga, dengan
tata kelola keuangan PKBM Nur Hayati yang baik, diharapkan manajemen
85

lainnya juga baik, sehingga dapat menghasilkan output yang bermutu


tinggi.
3. Peran pemimpin PKBM dalam meningkatkan Mutu Pembelajaran

Mutu Lembaga Pendidikan PKBM ditentukan oleh tiga variabel, yakni


kultur lembaga Pendidikan , proses belajar mengajar, dan realitas
Lembaga pendidikan. Kultur lembaga pendidikan merupakan nilai-nilai,
kebiasaan-kebiasaan, upacara-upacara, slogan-slogan, dan berbagai
perilaku yang telah lama terbentuk di lembaga pendidikan dan diteruskan
dari satu angkatan ke angkatan berikutnya, baik secara sadar maupun
tidak. Kultur ini diyakini mempengaruhi perilaku seluruh komponen
lembaga pendidikan, yaitu tutor, kepala, staf administrasi, warga belajar,
dan juga Lingkungan sekitar. Kultur yang kondusif bagi peningkatan mutu
akan mendorong perilaku warga kearah peningkatan mutu lembaga,
sebaliknya kultur yang tidak kondusif akan menghambat upaya menuju
peningkatan mutu lembaga.

Dalam rangka mewujudkan proses pembelajaran yang berkualitas,


pemerintah mengeluarkan Peraturan Pemerintah No 19 tahun 2005 tentang
Standar Nasional Pendidikan (SNP) sebagai penjabaran lebih lanjut dari
Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional, yang di dalamnya memuat
tentang standar proses. Dalam Bab I Ketentuan Umum SNP, yang
dimaksud dengan standar proses adalah standar nasional pendidikan yang
berkaitan dengan pelaksanaan pembelajaran pada satuan pendidikan untuk
mencapai standar kompetensi lulusan. Bab IV Pasal 19 Ayat 1 SNP lebih
jelas menerangkan bahwa proses pembelajaran pada satuan pendidikan
diselenggarakan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang,
memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan
ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemampuan sesuai bakat,
minat dan perkembangan fisik dan psikologis peserta didik.

Mutu pembelajaran dapat dikatakan sebagai gambaran mengenai baik-


buruknya hasil yang dicapai oleh warga belajar dalam proses
pembelajaran yang dilaksanakan. Lemabaga Pendidikan PKBM Nur
86

hayati di kategorikan bermutu bila berhasil mengubah sikap, perilaku dan


keterampilan warga belajar dikaitkan dengan tujuan pendidikannya. Mutu
pendidikan sebagai sistem selanjutnya tergantung pada mutu komponen
yang membentuk sistem, serta proses pembelajaran yang berlangsung
hingga membuahkan hasil.

Terkait dengan upaya penjaminan mutu pembelajaran di PKBM Nur


hayati sebagai implementasi pendidikan dalam skala kelembagaan satuan
pendidikan, target yang dapat diupayakan di PKBM Nur hayati adalah:

a) Terpetakan permasalahan dalam pembelajaran di satuan pendidikan


melalui kegiatan analisis kebutuhan;
b) Memberikan layanan fasilitasi bagi SDM pendidik dan tenaga
kependidikan terkait teori, model-model dan media-media
pembelajaran sesuai kebutuhan Lembaga pendidikan
c) Membangun budaya mutu di antara komponen sistem pembelajaran
di Lembaga pendidikan
d) Adanya pembagian tugas dan tanggung jawab yang jelas dan
proporsional di antara komponen sistem pembelajaran di sekolah;
e) Mulai ditetapkannya secara internal sekolah tentang standar mutu
pembelajaran yang menjadi komitmen dari semua komponen dalam
sistem pembelajaran;
f) Terbangunnya sistem informasi mutu pembelajaran di satuan
pendidikan.

Temuan peneliti di PKBM Nur hayati dalam meningkatkan Mutu


pembelajaran yaitu ada hal pokok yang harus dibenahi dalam rangka
peningkatan mutu pembelajaran. Dalam hal ini tutor di lembaga
pendidikan PKBM Nur hayati menjadi titik fokusnya. Berkenaan dengan
ini Suhadan (2010:67) mengemukakan pembelajaran pada dasarnya
merupakan kegiatan akademik yang berupa interaksi komunikasi anatara
pendidik dan peserta didik proses ini merupakan sebuah tindakan
professional yang bertumpu padakaidah-kaidah ilmiah. Aktivitas ini
87

merupakan kegiatan guru dalam mengaktifkan proses belajar peserta didik


dengan menggunakan berbagai metode belajar

Berkaitan denganmeningkatkan pembelajaran yang bermutu, Pudji


Muljono (2006:29) menyebutkan bahwa konsep mutu pembelajaran
mengandung lima rujukan, yaitu:.

a) Kesesuaian meliputi indikator sebagai berikut: sepadan dengan


karakteristik peserta didik, serasi dengan aspirasi masyarakat
maupun perorangan, cocok dengan kebutuhan masyarakat, sesuai
dengan kondisi lingkungan, selaras dengan tuntutan zaman, dan
sesuai dengan teori, prinsip, dan / atau nilai baru dalam pendidikan.
b) Pembelajaran yang bermutu juga harus mempunyai daya tarik yang
kuat, indikatornya meliputi: kesempatan belajar yang tersebar dan
karena itu mudah dicapai dan diikuti, isi pendidikan yang mudah
dicerna karena telah diolah sedemikian rupa, kesempatan yang
tersedia yang dapat diperoleh siapa saja pada setiap saat diperlukan,
pesan yang diberikan pada saat dan peristiwa yang tepat,
keterandalan yang tinggi, terutama karena kinerja lembaga
lulusannya yang menonjol, keanekaragaman sumber baik yang
dengan sengaja dikembangkan maupun yang sudah tersedia dan
dapat dipilih serta dimanfaatkan untuk kepentingan belajar, suasana
yang akrab hangat dan merangsang pembentukan kepribadian
peserta didik.
c) Efektivitas pembelajaran sering kali diukur dengan tercapainya
tujuan, atau dapat pula diartikan sebagai ketepatan dalam mengelola
suatu situasi, atau “doing the right things”. Pengertian ini
mengandung ciri: bersistem (sistematik), yaitu dilakukan secara
teratur, konsisten atau berurutan melalui tahap perencanaan,
pengembangan, pelaksanaan, penilaian dan penyempurnaan, sensitif
terhadap kebutuhan akan tugas belajar dan kebutuhan pernbelajar,
kejelasan akan tujuan dan karena itu dapat dihimpun usaha untuk
88

mencapainya, bertolak dari kemampuan atau kekuatan mereka yang


bersangkutan (peserta didik, pendidik, masyarakat dan pemerintah).
d) Efisiensi pembelajaran dapat diartikan sebagai kesepadanan antara
waktu, biaya, dan tenaga yang digunakan dengan hasil yang
diperoleh atau dapat dikatakan sebagai mengerjakan sesuatu dengan
benar. Ciri yang terkandung meliputi: merancang kegiatan
pembelajaran berdasarkan model mengacu pada kepentingan,
kebutuhan kondisi peserta didik pengorganisasian kegiatan belajar
dan pembelajaran yang rapi, misalnya lingkungan atau latar belakang
diperhatikan, pemanfaatan berbagai sumber daya dengan pembagian
tugas seimbang, serta pengembangan dan pemanfaatan aneka sumber
belajar sesuai keperluan, pemanfaatan sumber belajar bersama, usaha
inovatif yang merupakan penghematan, seperti misalnya
pembelajaran jarak jauh dan pembelajaran terbuka yang tidak
mengharuskan pembangunan gedung dan mengangkat tenaga
pendidik yang digaji secara tetap. Inti dari efisiensi adalah
mengembangkan berbagai faktor internal maupun eksternal
(sistemik) untuk menyusun alternatif tindakan dan kemudian
memilih tindakan yang paling menguntungkan.
e) Produktivitas pada dasarnya adalah keadaan atau proses yang
memungkinkan diperolehnya hasil yang lebih baik dan lebih banyak.
Produktivitas pembelajaran dapat mengandung arti: perubahan
proses pembelajaran (dari menghafal dan mengingat ke menganalisis
dan mencipta), penambahan masukan dalam proses pembelajaran
(dengan menggunakan berbagai macam sumber belajar),
peningkatan intensitas interaksi peserta didik dengan sumber belajar,
atau gabungan ketiganya dalam kegiatan belajar-pembelajaran
sehingga menghasilkan mutu yang lebih baik, keikutsertaan dalam
pendidikan yang lebih luas, lulusan lebih banyak, lulusan yang lebih
dihargai oleh masyarakat, dan berkurangnya angka putus sekolah.

PKBM Nur hayati berhasil melaksanakanPembelajaran yang bermutu


dengan bermuara pada kemampuan tutor dalam proses pembelajaran yaitu
89

mulai dari perencanaan pembelajaran seperti RPP, Silabus, KD dan lain-


lainya. Secara sederhana kemampuan yang harus dimiliki oleh tutor yaitu
kemampuan merencanakan pembelajaran, proses pembelajaran, serta
evaluasi pembelajaran.

Mengacu pada PP No. 19 tahun 2005, PKBM Nur hayati berhasil


melaksanakan standar proses pembelajaran yang sedang dikembangkan,
maka lingkup kegiatan untuk terlaksananya proses pembelajaran yang
efektif dan efisien meliputi perencanaan proses pembelajaran, pelaksanaan
proses pembelajaran, penilaian hasil pembelajaran, dan pengawasan proses
pembelajaran.

Dalam kacamata pemerintah, Lembaga Pendidikan yang bermutu harus


memenuhi Standar Nasional Pendidikan (SNP) berikut, maka temuan
yang ada di PKBM Nur hayati itu sendiri yaitu (1) lulusannya yang
cerdas komprehensif; (2) kurikulum yang dinamis sesuai kebutuhan
zaman; (3) proses pembelajaran yang berorientasi pada warga belajar dan
mengembangkan kreativitasnya; (4) prosespembelajaran dilengkapi
dengan sistem penilaian dan evaluasi pendidikan yang handal, sahih, dan
memenuhi prinsip-prinsip penilaian; (5) tutor dan tenaga kependidikan
yang profesional, berpengalaman dan dapat menjadi teladan; (6) sarana
dan prasarana yang digunakan lengkap dan sesuai dengan kearifan lokal;
(7) sistem manajemen yang akurat dan handal; (8) pembiayaan pendidikan
yang efektif dan efesien.

Temuan selanjutnyaKomponen kriteria pendidikan yang dapat


meningkatkan mutu pembelajaran, yang ada di PKBM Nur hayati antara
lain: (1) materi pelajaran dirasakan manfaatnya oleh warga belajar baik
dirasakan langsung maupun dikemudian, memberi wawasan yang bersifat
meningkat secara terus menerus, memberi pengalaman berharga,
menumbuhkan semangat, motivasi dan kreativitas berpikir, dan mampu
mengubah sikap, pemikiran, dan perilaku; (2) perencanaan pendidikan
yang baik tidak hanya untuk menciptakan dan mempersiapkan masa depan
warga belajar, dan (3) tata kelola pendidikan yang baik adalah sistem tata
90

kelola yang bersifat komprehensif, saling terikat, dan berkesinambungan


antar komponen.

Dalam hal meningkatkan Pembelajaran yang bermutu maka dihasilkan


oleh tutor di PKBM Nur hayati yang bermutu pula. Kecakapan
tutorPKBM Nur hayati dalam mengelola proses pembelajaran menjadi inti
persoalannya. Tahapan-tahapan dalam proses pembelajaran sedikitnya
harus meliputi fase-fase berikut (Surakhmad 1986:45-46):

a) Menetapkan tujuan pembelajaran yang kan dicapai


b) Memilih dan melaksanakan metode yang tepat dan sesuai materi
pelajaran serta memperhitungkan kewajaran metode tersebut dengan
metode-metode yang lain.
c) Memilih dan mempergunakan alatbantu atau media guna membantu
tercapainya tujuan.
d) Melakukan penilaian atau evaluasi pembelajaran

Berdasrkan temuan peneliti hal-hal yang menjadi tugas tutor di PKBM


Nur Hayati adalah Tutor dituntut untuk memepunyai kecakapan dan
pengetahuan dasar agar mampu melaksankaan tugsnya secara professional.
Surakhmad (1986:47) memaparkan bahwa pengetahuan dan kecakapan
dasar yan harus dimiliki seorang tutor yaitu:

a) Tutor harus mengenal setiap siswa. Karakteristik, kebutuhan, minat,


tingkat kepandaian siswa harus bisa dipahami oleh guru.
b) Tutor harus mempunyai kecakpaan dalam bimbingan terhadap siswa.
Proses pemebelajaran didalamnya terdapat prosesbimbingan.
Bimbingan ini dilaksanakan sebagai bentuk layanan dengan tujuan
untuk mengetahui tingkat perkembangan siswa dalam pemebelajaran.
Dengan demikian dapat dibuat perencanaan yang baik atar dasar data
tersebut.
c) Tutor harus memiliki pengetahuan dan pemahman yang luas mengenai
tujuan pendidikan dan tujuan pembelajaran. Hal ini agar proses yang
91

dilaksanakannya tidak menyimpang dan sesuai dengan tujuan yang


hendak dicapai.
d) Tutor harus mempunyai pengetahuan yang bulat menganai pelajaran
yang dipegangnya dan juga metode-metode yang sesuai.

Temuan selanjutnya Pembelajaran di PKBM Nur hayati di kategorikan


meningkat dan bermutukarena pembelajaran yang efektif yang pada
intinya adalah menyangkut kemampuan tutor dalam proses pembelajaran
di kelas. Proses pembelajaran yang dilakukan oleh tutor akan sangat
menentukan mutu hasil pembelajaran yang akan diperoleh warga belajar.

Mutu pembelajaran pada hakikatnya menyangkut mutu proses dan mutu


hasil pembelajaran, berdasarkan temuan di lapangan PKBM Nur hayati
mampu melakukan upaya semaksimal mungkin agar dapat meningkatkan
mutu pembelajarannya dimana semua rangkaiaan kegiataan proses dari
awal perencanaan pembelajaran sampai penutup dan penilaiaan
pembelajaran sangat di awasi dengan baik agar penyempaian materi
mengalami ketepatan dan dapat di cermati dengan baik. Hadis (2010:97)
menjelaskan bahwa mutu proses pembelajaran diartikan sebagai mutu
aktivitas pembelajaran yang dilaksankan oleh guru dengan pesrta didik di
kelas dan tempat lainnya. Sedangkan mutu hasil pemebelajaran adalah
mutu aktivitas pemebelajaran yang terwujud dalam bentuk hasil belajar
nyata yang dicapai oleh peserta didik berupa nilai-nilai.

4. Pelaksanaan Perbaikan Secara Berkelanjutan di PKBM Nur


Hayati

Perbaikan yang berkelanjutan berhubungan dengan komitmen


(continuous quality improvement) dan proses (continuous process
improvement). Komitmen terhadap mutu diawali dengan pernyataan
pengabdian pada misi dan visi bersama, serta pemberdayaan setiap
partisipan untuk secara bersama-sama merealisasiakn visi tersebut.
Perbaikan yang berkelanjutan tergantung pada dua unsur. (1) mempelajari
92

proses, instrumen, dan keterampilan yang tepat. (2) menerapkan


keterampilan baru pada small achieveable projects.

Pengertian dari perbaikan secara berkelanjutan dalam implementasi


manajemen mutu terpadu di PKBM Nur Hayati adalah bentuk evaluasi
warga belajar melihat upaya perbaikan secara berkelanjutan yang meliputi
pemberian kenyamanan dan penanganan keluhan, respon PKBM ketika ada
komplain dari warga belajar, dan fungsi sarana prasarana dalam menunjang
proses pembelajaran di PKBM Nur Hayati. Ketika hal tersebut dapat
terlaksana dengan maksimal maka implementasi manajemen mutu terpadu
berhasil. Untuk mengetahui apakah PKBM Nur Hayati telah berhasil
menerapkan manajemen mutu melalui pelaksanaan perbaikan yang
berkelanjutan, peneliti akan melakukan analisis sebagai berikut.

1. PKBM dalam Memperhatikan Kebutuhan dan Harapan


Masyarakat
Aspek ini penting untuk diperhatikan oleh PKBM karena agar
suatu lembaga pendidikan dapat eksis di tengah-tengah masyarakat
maka perlu untuk memperhatikan kebutuhan dan harapan masyarakat.
Kebutuhan dan harapan yang dimaksud adalah kebutuhan yang
seharusnya diterima oleh warga belajar seperti ruang kelas yang
memadai, ruang perpustakaan, ruang keterampilan dan ruang-ruang
penunjang lainnya agar dapat pihak PKBM penuhi supaya
meningkatkan kepercayaan dari masyarakat. Sedangkan harapan yang
dimaksud adalah masyarakat sudah sepatutnya berharap pada PKBM
agar dapat menciptakan lulusan yang berkualitas dan dapat menjadi
manusia yang berguna bagi bangsa dan negara. Menurut Tjiptono
(1997) harapan pelanggan berperan penting dalam menentukan suatu
kualitas produk baik itu berupa barang ataupun jasa juga kepuasan
pelanggan.
PKBM Nur Hayatidinilai amat sangat memperhatikan kebutuhan
dan harapan masyarakat, bahkan dari pihak Kabupaten Cirebon telah
mempercayai sepenuhnya pada masyarakat yang ingin melanjutkan
93

pendidikan yang sempat terhenti akibat putus sekolah atau keadaan


ekonomi yang kurang beruntung disarankan untuk memilih PKBM Nur
Hayati sebagai tempat mencari ilmu pengetahuan dan keterampilan
hidup (life skill).
Berdasarkan pengamatan yang telah peneliti lakukan dalam waktu
satu bulan, peneliti melihat bahwa kinerja para tutor sangat patut di
contoh dalam hal kesabaran dan juga penyampaian pelajaran dan juga
pengabdiannya yang sangat layak di apresiasi karena dalam
mewujudkan tercapainya visi dan misi PKBM Nur Hayati, para tutor
ini begitu semangat dan tidak mengenal kata lelah dan menyerah. Jadi
kesimpulannya adalah PKBM Nur Hayatisangat memperhatikan
kebutuhan dan harapan masyarakat. Dengan adanya pengakuan dari
pihak kabupaten tentang kredibilitas PKBM Nur Hayati ini. Di sisi lain
sebagai bentuk pembuktian kepada masyarakat yaitu warga belajar
yang mengakui segala kebutuhannya telah terpenuhi dan pemimpin
PKBM Nur Hayatiyang menerangkan bahwa tidak sedikit lulusan dari
PKBM Nur Hayatiini menjadi manusia yang berprofesi terpandang.
2. PKBM dalam Memberikan Kenyamanan dan Penanganan
Keluhan yang Memuaskan
Dalam suatu lembaga pendidikan sangat lumrah jika terjadi
permasalahan terkait persoalan kenyamanan, hal itu bisa terjadi karena
kualitas pelayanan yang diberikan tidak memenuhi persyaratan yang
seharusnya. Seperti sarana dan prasarana sangat jauh dari kata
memuaskan, kualitas tutor atau pendidik yang kurang pengalaman
sehingga berdampak pada kualitas pengajarannya, kualitas tutor yang
buruk dan lain-lain. Dengan adanya berbagai macam permasalahan
tersebut maka suatu lembaga pendidikan sudah semestinya memberikan
penangan terbaik atas keluhan dari masyarakat. Penanganan keluhan
membuka kesempatan bagi suatu isntansi untuk memperbaiki masalah
yang datang dari masyarakat. Oleh karena itu, suatu isntansi dapat
membangun ide inovasi produk, pemasaran dan peningkatan pelayanan
(Suchaeri, 2012:34).
94

Ada berbagai macam metode penanganan keluhan yang dapat


dipakai, tujuannya adalah memberikan kepuasan yang optimal kepada
pelanggan pendidikan, meningkatkan loyalitas konsumen, terhadap
lembaga pendidikan dalam menangani keluhan masyarakat adalah
dengan mengubah keluhan dan kritikan masyarakat menjadi suatu
informasi yang berharga bagi lembaga pendidikan sehingga mampu
meningkatkan kepuasan dan loyalitas masyarakat.
Menurut Ibu Hj. Hindun, S.Pd.I, M.Pd.I selaku Pemimpin PKBM
Nur Hayatimenjelaskan bahwa PKBM Nur Hayati telah ada sejak
sebelum tahun 2011 dan hingga saat ini sangat minim keluhan yang
datang dari masyarakat terkait kualitas pelayanan pendidikan yang
diberikan. Dijelaskan lagi bahwa hal ini bisa terjadi karena pihak
PKBM memandang kepuasan warga belajar adalah segalanya. Namun
jika ada keluhan yang datang, dengan senang hati menerimanya. Hal ini
dilakukan agar perbaikan terus dilanjutkan kedepannya agar mutu dari
PKBM Nur Hayatisemakin berkualitas. Berdasarkan pengamatan yang
telah dilakukan peneliti, maka peneliti dapat melihat sendiri bahwa
dalam salah satu kesempatan kegiatan pembelajaran di paket C hanya
ada satu warga belajar saja, namun dengan kegigihan tutor maka
pembelajaran tetap berjalan sebagaimana mestinya. Ini menunjukkan
tentang keprofessionalan seorang tutor sangat baik dan patut di
apresiasi setinggi-tingginya.
3. PKBM dalam Memenuhi Semua Persyaratan Sarana dan
Prasarana yang Dibangun Agar Berfungsi Dengan Baik
Untuk mencapai pembelajaran efektif diperlukan pengelolaan
sarana dan prasarana. Sarana pendidikan adalah segala fasilitas yang
diperlukan dalam proses pembelajaran, yang dapat meliputi barang
bergerak maupun barang tidak bergerak agar tujuan pendidikan tercapai
(Wahyuningrum, 2004: 5). Sedangkan prasarana adalah semua
perangkat kelengkapan dasar secara tidak langsung yang menunjang
keberlangsungan sebuah proses pendidikan. (Bafadal, 2004: 12).
95

Pengelolaan sarana dan prasarana sangat penting karena sarana dan


prasarana akan terpelihara dan jelas kegunaanya. Dalam
pengelolaannya PKBM harus dapat bertanggung jawab terhadap sarana
dan prasarana terutama pemimpin PKBM yang langsung menangani
sarana dan prasarana tersebut. Dan pihak PKBM harus dapat
memelihara dan memperhatikan sarana dan prasarana yang sudah ada.
Maka dengan adanya sarana dan prasarana warga belajar dapat belajar
dengan maksimal dan seefesien mungkin. Dalam hal pemenuhan segala
sarana dan prasarana sebenarnya PKBM Nur Hayatiini bisa dikatakan
sudah optimal, artinya bahwa semua fasilitas ruangan itu sudah ada.
Akan tetapi semuanya belum berfungsi dengan baik, bahkan sudah
tidak digunakan lagi dan berubah menjadi tempat gudang, seperti
misalnya ruang keterampilan. Ruang keterampilan dahulunya
dipergunakan dengan sebaik-baiknya sesuai dengan fungsinya yaitu
tempat warga belajar mengikuti kegiatan keterampilan yang bernilai
rupiah, namun saat ini sudah sangat memprihatinkan dikarenakan tidak
maksimalnya pengelolaan sarana dan prasarana oleh seluruh jajaran
PKBM, jadi pelaksanaan kegiatan keterampilan dilaksanakan bukan
pada tempatnya dan sebenarnya tidak ada keluhan dari warga belajar
terkait hal tersebut karena kegiatan keterampilan bisa dilaksanakan di
mana saja.
Berdasarkan hasil pengamatan yang penulis lakukan, keadaan
ruang kelas di PKBM Nur Hayatiini dalam satu ruangan yang cukup
luas dan diisi untuk dua ruang kelas tanpa adanya pembatas antara
kelas yang satu dengan lainnya. Jadi menurut penulis hal ini
sebenarnya kurang begitu baik karena dapat memecah konsentrasi
warga belajar, namun dapat di maklumi keadaannya karena
keterbatasan biaya dan adanya prioritas yang lain perlu untuk di
tingkatkan. PKBM Nur Hayatidalam upaya menerapkan manajemen
mutu pada program pendidikan kesetaraan melalui pelaksanaan
perbaikan secara berkelanjutan yang meliputi tiga indikator yaitu
memperhatikan kebutuhan dan harapan masyarakat, pemberian
96

kenyamanan dan penanganan keluhan dari masyarakat, dan pemenuhan


sarana dan prasarana agar fungsinya berjalan dengan baik, belum bisa
dikatakan telah melaksanakan perbaikan yang berkelanjutan secara
konsisten.
Terwujudnya lembaga pendidikan yang berkualitas sangat
membutuhkan sangat membutuhkan proses tahapan yang cukup
panjang. Oleh karena itu satu pilar mutu yang dibangun adalah
bagaimana melakukan perbaikan berkelanjutan terhadap sistem mutu
yang dikembangkan oleh sekolah. Moedjiarto (2002, hal. 3-4),
menyatakan bahwa ada tiga tipe sekolah unggul, yaitu: tipe I, sekolah
yang inputnya unggul dan menghasilkan lulusan yang bermutu unggul,
tipe II, sekolah yang memiliki fasilitas unggul sehingga dalam proses
belajar mengajar berjalan lancar dan menghasilkan lulusan yang
bermutu tinggi, (3) tipe III, sekolah yang penekanannya pada iklim
belajar yang positif dilingkungan sekolah.
Jika teori di atas dikaitkan dengan PKBM Nur Hayatimaka pada
tipe I input dari calon warga belajar tidak bisa dikatakan unggul
dikarenakan latar belakang yang berbeda-beda, namun dengan
kompetensi dan kredibilitas yang besar dari para tutor dan pemimpin
PKBM, output/lulusan yang dihasilkan dapat disejajarkan dengan
lembaga pendidikan formal yang jauh lebih unggul dari segi inputnya.
Pada tipe II dari segi fasilitas PKBM Nur Hayatihampir memenuhi
segala persyaratannya, namun ada beberapa bagian ruangan yang sudah
sudah lama tidak berfungsi seperti ruang keterampilan. Namun menurut
para warga belajar tidak menjadikan suatu persoalan yang berarti. Pada
tipe III dari segi penekanan pada iklim belajar yang kondusif, PKBM
Nur Hayatiselalu memberikan aura-aura yang positif pada masyarakat
umumnya dan khususnya pada warga belajar yang mengikuti kegiatan
pembelajaran langsung. Sampai saat ini tidak ada keluhan yang berarti
datang pada PKBM Nur Hayati.
97

C. Keterbatasan Masalah
Penelitian yang telah dilaksanakan ini tidak terlepas dari berbagai macam
keterbatasan. Keterbatasan itu mencakup antara lain:
1. Peneliti belum mampu menerima segala informasi tentang apa yang
peneliti tanyakan terkait dengan peningkatan mutupembelajaran pada
seluruh tingkatan warga belajar di PKBM Nur Hayati. Peneliti hanya
melakukan wawancara untuk penggalian informasi hanya pada warga
belajar paket C kelas 11, hal itu disebabkan karena kesiapan dan
kemampuannya dalam mengetahui pertanyaan yang peneliti tanyakan.
Akan tetapi dengan segala keyakinan peneliti bahwa hasil wawancara
dengan warga belajar paket C dapat mewakili secara keseluruhan warga
belajar di PKBM Nur Hayati.
2. Hasil wawancara yang didapat dari narasumber tutor sangat terbatas
dikarenakan penguasaan terhadap teori dalam meningkatkan mutu
pembelajaran yang dijadikan sebagai perspektif dalam penelitian ini
masih rendah sehingga hasil yang didapat dirasa kurang memuaskan.
Selain itu hasil wawancara yang didapat terbatas disebabkan juga karena
keterbatasan waktu antara peneliti dengan para tutor yang lain sehingga
tidak ada kesempatan untuk berdiskusi. Mengingat keterbatasan
penelitian tersebut maka peneliti memohon maaf kepada pembaca apabila
ada beberapa hal yang tidak sesuai dengan apa yang telah dirumuskan,
karena ini tidak lain adalah keterbatasan dari peneliti sendiri dalam
menyusun tugas akhir skripsi.
98

BAB V
SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN

A. Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian mengenai Manajemen Pusat Kegiataan Belajar
Masyarakat dalam meningkatkan mutu pembelajaran pada program kesetaraan
Paket C di PKBM Nur Hayati Dompyong Kulon dapat diperoleh kesimpulan
sebagai berikut:
1. Proses Manajemen PKBM Nur Hayati

Aspek fungsi manajemen dinilai cukup memenuhi harapan warga belajar.


Hal ini dibuktikan warga belajar yang mengatakan telah merasakan kepuasan
terhadap keadaan pelayanan pembelajaran yang maksimal dan sarana dan
prasarana yang ada. Dari Aspek perencanaan sampai penilaian dalam hal
kedisiplinan para tutor menurut warga belajar tidak perlu diragukan lagi,
kesabaran dan semangatnya sangat patut untuk ditiru. Terutama kelapala
PKBM selalu bersedia membantu warga belajar dari segi pelayanan
pembelajaran dan selalu mendengarkan segala keluhan. Kompetensi para tutor
dari aspek dinilai direspon positif oleh seluruh warga belajar, artinya harapan
warga belajar untuk mendapatkan pengajar yang kompeten telah terpenuhi.
Keseriusan tutor menunjukkan bahwa hubungan antara warga belajar dengan
para tutor yang memberikan pelayanan pendidikan secara langsung kepada
warga belajar terjalin dengan baik dan dapat meningkatkan mutu
pembelajaran.

2. Peran Pemimpin PKBM Nur Hayati dalam Menjalankan Manajemen


Mutu

PKBM Nur Hayati dalam hal penyelenggaraan, administrasi, proses


pendidikan sarana prasarana dan pembiayaan dinilai cukup baik dibuktikan
dengan segala kelancaran pendidikan yang saat ini mendapatkan kepercayaan
dari masyarakat dan minimnya keluhan yang datang. Peran dan tanggung
jawab kepala PKBM cukup baik, karena mampu menjalankan
kepemimpinannya dalam mendidik para tutor agar mengarahkan warga
99

belajar supaya mendapatkan ilmu, dan perannya sebagai pemimpin terus


berupaya untuk mewujudkan visi dan misi agar tercapai dilaksanakan dengan
baik. Sedangkan untuk efektifitas pembiayaan di PKBM Nur Hayati belum
sesuai dengan apa yang diharapkan pada standar mutu. Hal itu karena
keterbatasan dana dari pemerintah yang seret dalam membiayai pendidikan
pada PKBM.

3. Cara lembaga pendidikan di PKBM Nur Hayati dalam meningkatkan


mutu pembelajaran

Dinilai meningkat kualitas pembelajaran di PKBM Nur Hayati karena


semua alur proses pengelolaan yang baik dan komprehensif, perencanaan
pelaksanaan pembelajaran yang efektif dan efesien oleh tutor yang di siapkan
dengan sungguh-sungguh untuk merangsang pembelajaran yang intraktif
dengan warga belajar, mampu merespon warga belajar untuk lebih giat lagi
untuk belajar dan mendapatkan hasil dari proses pembelajaran yang maksimal
sehingga kulitas pembelajaran yang di sampaikan oleh tutor kepada warga
belajar mengalami peningkatan mutu.

4. Pelaksanaan Perbaikan Secara Berkelanjutan di PKBM Nur Hayati

PKBM Nur Hayati sangat memperhatikan kebutuhan dan harapan


masyarakat, bahkan dari pihak Kabupaten Cirebon telah mempercayai
sepenuhnya PKBM Nur Hayati Dompyong Kulon sebagai tempat mencari
ilmu pengetahuan dan keterampilan hidup (life skill). Pemimpin PKBM Nur
Hayati menjelaskan hingga saat ini sangat minim keluhan yang datang dari
masyarakat terkait kualitas pelayanan pendidikan yang diberikan. Dalam hal
pemenuhan sarana dan prasarana PKBM Nur Hayati bisa dikatakan sudah
optimal, artinya bahwa semua fasilitas ruangan itu sudah ada. Akan tetapi
semuanya belum berfungsi dengan baik, seperti misalnya ruang keterampilan.
B. Implikasi
Dalam penelitian ini yang membahas tentang Manajemen Pusat Kegiataan
Belajar Masyarakat dalam meningkatkan mutu pembelajaran pada program
kesetaraan Paket C di PKBM Nur Hayati Dompyong Kulon. Berdasarkan
100

pengolahan data, analisis data dan pembahasan hasil penelitian. Hasil penelitian
ini dapat memberikan kontribusi baik secara teoritis maupun praktik.
1. Implikasi Teoritis
Hasil penelitian ini dapat memberikan kontribusi dalam pengembangan
teori atau menambah wawasan tentang peningkatan mutu pembelajaran pada
program pendidikan kesetaraan Paket C di PKBM. Pengembangan teori akan
menjadi dasar dari implikasi praktik, selain itu hasil dari penelitian ini juga
dapat dijadikan referensi atau informasi bagi para peneliti, stakeholder
PKBM, warga belajar, masyarakat, calon donatur dan pemerintah
pusat/daerah.
Hasil penelitian ini memberikan implikasi secara teoritik bahwa
pentingnya tata kelola manajemen mutu pembelajaran pada program
pendidikan kesetaraan paket C di PKBM, dikarenakan dapat membawa
pengaruh positif terhadap perkembangan dan kemajuan PKBM sehingga
tingkat kepuasan dan kepercayaan masyarakat meningkat.
2. Implikasi Praktik
Hasil penelitian ini mengungkap temuan bahwa manajemen PKBM
dalam meningkatkan mutu pembelajaran pada program pendidikan kesetaraan
Paket C di PKBM sangat berpengaruh secara signifikan pada tingkat
kepuasan dan kepercayaan masyarakat. Temuan tersebut dapat memberikan
kontribusi secara praktik bagi PKBM untuk mampu meningkatkan kualitas
belajar masyarakat setiap tahunnya, PKBM harus mampu secara konsisten
dalam memberikan pelayanan terbaiknya kepada masyarakat di setiap
tahunnya.
Berhubung PKBM Nur Hayati sedikit mengalami keterbatasan dalam hal
pembiayaan sehingga untuk pengembangan fasilitas sarana dan prasarana
menemui hambatan, namun di sisi lain tingkat kepuasan dan kepercayaan
masyarakat sangat tinggi. Kondisi ini seharusnya bisa menarik perhatian para
donatur agar dapat memberikan sumbangan terhadap PKBM Nur Hayati untuk
pengembangan sarana dan prasarana agar dapat memberikan pelayanan
pembelajaran yang semakin maju dan berkembang.
101

C. Saran
Penulis menyadari bahwa dalam skripsi ini masih banyak kekurangan dan
jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik, saran dan bimbingan sangat
dibutuhkan dalam penyelesaian skripsi ini agar lebih baik lagi. Tanpa mengurangi
rasa hormat kepada semua pihak yang terlibat. Dalam penelitian ini, penulis
memberikan rekomendasi sebagai berikut:
1. Bagi Pihak PKBM

Sesuai dengan tema penelitian ini, manajemen PKBM dalam


meningkatkan mutu pembelajaran pada program pendidikan kesetaraan Paket
C di PKBM Nur Hayati Dompyong Kulon telah berjalan dengan baik dan
diharapkan terus mengembangkan dan meningkatkan kualitas belajar dan
kepercayaan masyarakat, utamanya pada pemanfaatan fasilitas sarana dan
prasarana agar dapat difungsikan kembali dengan baik dan agar dapat
memanfaatkan fasilitas lebih baik lagi sangat perlu bagi PKBM untuk
mencari sumber dana yang lebih banyak lagi, mengingat pembiayaan dari
pemerintah terkadang seret.

2. Bagi Pihak Tutor

Bagi tutor dalam pelaksanaan pembelajaran harus lebih melakukan


pendekatan individual agar warga belajar dapat lebih dimengerti
kebutuhannya. Dan yang terpenting adalah harus tetap memperjuangkan
kualitas belajar di kelas demi keberlangsungan pendidikan kesetaraan di
PKBM Nur Hayati Dompyong Kulon agar dapat meningkatkan kualitas
pembelajaran.
3. Bagi Warga Belajar

Pentingnya bagi warga belajar untuk dapat mencontoh sikap dan


keteladanan para tutor dalam segala hal agar dapat menjadi manusia yang
berharga di lingkungan masyarakat. Selain itu dalam pembelajaran
diharapkan bisa menjadi lebih giat, dan bisa meningkatkan kesopanan
terhadap para tutor yang secara usia sudah bisa dikatakan sepuh.
102

4. Bagi Peneliti Selanjutnya

Penelitian ini diharapkan dapat dikembangkan oleh peneliti selanjutnya


dengan membahas mengenai manajemen PKBM dalam meningkatkan mutu
pembelajaran pada program pendidikan kesetaraan paket C di PKBM, karena
dalam penelitian ini peneliti mengakui masih belum sempurna dan masih
banyak hal yang belum dibahas secara detail mengenai beberapa aspek
komponen dalam penelitian ini, khususnya pada efektivitas pembiayaan di
PKBM. Maka diharapkan peneliti selanjutnya untuk meneruskan penelitian
ini dengan memfokuskan pada efektivitas pembiayaan di PKBM yang sangat
minim konsentrasi dari pemerintah, karena pembiayaan sangat memiliki
pengaruh dalam terciptanya suatu lembaga pendidikan yang bermutu.

Anda mungkin juga menyukai