Anda di halaman 1dari 6

BAB I

PENDAHULUAN
B. Rumusan Masalah
A. Latar Belakang
Secara fungsional, pendidikan pada dasarnya ditujukan untuk menyiapkan manusia

1.

Apakah permasalahan pendidikan yang terjadi di Indonesia ?

menghadapi masa depan agar hidup lebih sejahtera, baik sebagai individu maupun secara kolektif

2.

Apakah penyebab permasalahan pendidikan di indonesia ?

3.

Apakah faktor-faktor penyebab masalah pendidikan di Indonesia ?

4.

Bagaimana solusi yang dapat dilakukan demi mengatasi permasalahan pendidikan di

sebagai warga masyarakat, bangsa maupun antar bangsa. Hal ini berarti pendidikan nasional
mempunyai tugas untuk menyiapkan sumber daya manusia yang baik, yang dapat berguna dalam
pembangunan dimasa depan. Derap langkah pembangunan sendiri selalu diupayakan seirama

Indonesia ?

dengan tuntutan zaman. Tetapi, perkembangan zaman selalu memunculkan tantangan-tantangan


baru, yang sebagiannya tidak dapat diramalkan sebelumnya. Sebagai konsekuensi logis,
pendidikan selalu dihadapkan pada masalah-masalah baru. Masalah-masalah tersebut kemudian

C. Tujuan

berdampak kepada kualitas sumber daya manusia dan pendidikan di Indonesia.


Kualitas pendidikan di Indonesia sendiri saat ini pantas dikatakan memprihatinkan. Ini

1.

Menjelaskan permasalahan pendidikan yang terjadi di Indonesia.

dibuktikan antara lain dengan data UNESCO (2000) tentang peringkat Indeks Pengembangan

2.

Menjelaskan penyebab permasalahan pendidikan di Indonesia.

Manusia (Human Development Index), yaitu komposisi dari peringkat pencapaian pendidikan,

3.

Meyebutkan faktor-faktor penyebab permasalahan pendidikan di Indonesia.

4.

Menjelaskan solusi untuk mengatasi permasalahan pendidikan di Indonesia.

kesehatan, dan penghasilan per kepala yang menunjukkan, bahwa indeks pengembangan manusia
Indonesia makin menurun. Di antara 174 negara di dunia, Indonesia menempati urutan ke-102
(1996), ke-99 (1997), ke-105 (1998), dan ke-109 (1999).
Survei Badan Pembangunan Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNDP), pada awal November
2011, yang merilis indeks pembangunan manusia (IPM) Indonesia berada di urutan ke-124 dari
187 negara yang disurvei. IPM Indonesia hanya 0,617, jauh di bawah Malaysia di posisi 61 dunia
dengan angka 0,761.
Dari data diatas, selain menggambarkan tentang rendahnya kualitas sumber daya
manusia Indonesia, juga menegaskan bahwa pada era bersaing nanti tidak ada jaminan bangsa
Indonesia akan memenangkannya, jika tidak dilakukan perbaikan. Oleh karena itu, dalam
memasuki abad ke- 21 dunia ini pendidikan di Indonesia menjadi heboh. Kehebohan tersebut
bukan disebabkan oleh kehebatan mutu pendidikan nasional tetapi lebih banyak disebabkan
karena kesadaran akan bahaya keterbelakangan pendidikan di Indonesia.

BAB II

PEMBAHASAN

menjamin terselenggaranya pendidikan yang bermutu bagi setiap warga negara

A. Permasalahan Pendidikan Yang Terjadi Di Indonesia


Masalah adalah suatu kendala atau persoalan yang harus dipecahkan, dengan kata lain
masalah merupakan kesenjangan antara kenyataan dengan suatu yang diharapkan dengan baik,
agar tercapai tujuan dengan hasil yang maksimal.
Sementara itu, Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana

tanpa diskriminasi.
Pemerataan pendidikan sendiri mencakup dua aspek penting yaitu aspek
equality dan aspek equity. Equality atau persamaan mengandung arti persamaan
kesempatan untuk memperoleh pendidikan, sedangkan equity bermakna keadilan
dalam memperoleh kesempatan pendidikan yang sama diantara berbagai kelompok

belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya

dalam masyarakat. Selain itu, Akses terhadap pendidikan yang merata berarti semua

untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak

masyarakat memiliki hak untuk memperoleh pendidikan dengan mudah.


Masalah pemerataan pendidikan ini berkenaan dengan rasio atau

mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara (UU No. 20
Tahun 2003).
Jadi Masalah pendidikan adalah kesenjangan antara apa yang diharapkan dengan apa
yang terwujud dalam bidang pendidikan.
Dalam perjalanannya menuju tujuan pendidikan nasional

perbandingan antara masukan pendidikan atau jumlah penduduk yang tertampung


dalam satuan-satuan pendidikan, dengan jumlah penduduk yang secara potensial
sudah siap memasuki satuan-satuan pendidikan. Makin besar kesenjangan antara

sebagaimana

yang

tertuang dalam Undang-Undang Nomor 2 tahun 1989 tentang tujuan pendidikan nasional
yakni mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia Indonesia seutuhnya,

jumlah penduduk yang menjadi peserta didik dengan penduduk yang seharusnya
memperoleh pendidikan, makin besar pula masalah pemerataan dan akses

yaitu manusia yang beriman dan bertaqwa terhadap tuhan yang maha esa dan berbudi pekerti

pendidikan tersebut.
Masalah ini kemudian dipandang penting sebab jika anak-anak usia sekolah

luhur, memiliki pengetahuan dan keterampilan, kesehatan jasmani dan rohani, kepribadian yang

memperoleh kesempatan belajar pada SD. Maka mereka memiliki bekal dasar berupa

mantap

dan

kemampuan membaca menulis, dan berhitung. Sehingga mereka dapat mengikuti

kebangsaan, Pendidikan di Indonesia dihadapkan kepada permasalahan-permasalahan yang

perkembangan kemajuan melalui berbagai media masa dan sumber belajar yang

berdampak kepada kualitas dan mutu pendidikan di Indonesia.


a) Permasalahan Umum
Terdapat empat masalah pokok pendidikan nasional yang perlu diprioritaskan

tesedia, baik, mereka nantinya berperan sebagai produser dan konsumen. Dengan

dan

mandiri

serta

rasa

tanggung

jawab

dan

kemasyarakatan

penanggulangannya. Masalah yang dimaksud adalah :


1. Masalah pemerataan kesempatan dan akses pendidikan.
Dalam melaksanakan fungsinya sebagai wahana untuk memajukan bangsa
dan kebudayaan nasional, pendidikan nasional diharapkan dapat menyediakan
kesempatan yang seluas-luasnya bagi seluruh warga Negara Indonesia untuk
memperoleh pendidikan. Sebagaimana dijelaskan dalam Undang-Undang No. 20
Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, pasal 5 ayat (1) yang menyatakan
bahwa Setiap warga negara mempunyai hak yang sama untuk memperoleh
pendidikan yang bermutu, dan pasal 11, ayat (1) yang menyatakan Pemerintah
dan Pemerintah Daerah wajib memberikan layanan dan kemudahan, serta

demikian mereka tidak terbelakang dan menjadi penghambat derap pembangunan.


Permasalahan ini dapat disebabkan oleh beberapa faktor, yakni :
a. Kondisi sosial ekonomi keluarga.
b. Kondisi fisik dan mental calon peserta didik.
c. Kondisi tempat pendidikan yang tersedia.
d. Tingkatan aspirasi masyarakat tentang peranan dan pentingnya pendidikan bagi
e.

kehidupan.
Daerah jangkauan satuan pendidikan.
Langkah-langkah kongkrit pun telah di upayakan oleh pemerintah dalam

mengatasi masalah ini. salah satunya adalah kebijakan pembangunan pendidikan


pada tahun 2007 mencakup diantaranya adalah mengenai pemerataan dan perluasan
akses pendidikan, dimana mengupayakan perluasan dan pemerataan kesempatan
memperoleh pendidikan yang bermutu tinggi bagi seluruh rakyat Indonesia menuju
terciptanya manusia Indonesia berkualitas tinggi dengan peningkatan anggaran

pendidikan secara berarti. Selain itu, ada pula kebijakan pemberian beasiswa

4.

kepada siswa tidak mampu dan program BOS atau Bantuan Operasional Sekolah
2.

bersangkut paut, berguna secara langsung (kamus bahasa Indonesia). Relevansi

untuk pendidikan dasar.


Masalah Efisiensi pendidikan
Masalah efisiensi pendidikan berkenaan dengan proses pengubahan atau

berarti kaitan, hubungan (kamus bahasa Indonesia). Itu berarti, Masalah relevansi
pendidikan

transformasi masukan produk (raw input) menjadi produk (output). Salah satu cara

mencakup

sejauh

mana

sistem

pendidikan

dapat

menghasilkan output atau sumber daya manusia yang sesuai dengan kebutuhan dan

menentukan mutu transformasi pendidikan adalah mengitung besar kecilnya


penghamburan pendidikan (educational wastage), dalam arti mengitung jumlah

dapat secara langsung berguna dalam proses pembangunan.


Masalah relevansi ini terlihat dari banyaknya lulusan dari satuan pendidikan

murid/mahasiswa/peserta didik yang putus sekolah, meng-ulang atau selesai tidak

tertentu yang tidak siap secara kemampuan kognitif dan teknikal untuk melanjutkan

tepat waktu.
Masalah efisiensi pendidikan tidak lepas dari masalah sistem manajemen

ke satuan pendidikan diatasnya. Masalah relevansi juga dapat diketahui dari


banyaknya lulusan dari satuan pendidikan tertentu, yaitu sekolah kejuruan dan

pendidikan, sistem yang tidak sesuai dengan potensi seorang peserta didik tentu akan

pendidikan tinggi yang belum atau bahkan tidak siap untuk bekerja.
Permasalahan relevansi pendidikan di Indonesia tersebut sedikit banyak

menjadikan peserta didik tersebut gagal menjadi sumber daya manusia yang dapat

3.

Masalah Relevansi Pendidikan


Secara umum, arti dari relevansi adalah kecocokan. Relevan adalah

diandalkan dan pada akhirnya pendidikan tersebut menjadi tidak efisien.


Masalah efisiensi pendidikan dapat terjadi karena berbagai faktor, yaitu :
a. Tenaga kependidikan, terutama mutu tenaga pengajar.
b. Peserta didik.
c. Kurikulum.
d. Program belajar dan pembelajaran
e. Sarana/prasarana pendidikan.
Masalah Efektifitas dan Mutu Pendidikan
Masalah efektivitas pendidikan berkenaan dengan rasio antara tujuan

dipengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya :


a. Ketersediaan lapangan pekerjaan dalam masyarakat.
b. Perkembangan dan perubahan yang cepat dalam

pekerjaan. Jenis dan tugas-tugas tenaga pekerjaan dalam masyarakat tidaklah


tetap, tetapi berubah, yang tidak jarang tidak dapat diikuti oleh lembaga
c.

yang jumlah yang kurang atau berlebihan merupakan masalah inti relevansi

kesesuaian antara apa yang diharapkan dengan apa yang dihasilkan, baik dalam hal

Sistem

Penjaminan

Mutu

Pendidikan

(SPMP).

SPMP dituangkan

dalam

Permendiknas No. 63 tahun 2009. Dalam Permendiknas tersebut dinyatakan


bahwa Penjaminan mutu adalah serangkaian proses dan sistem yang terkait untuk
mengumpulkan , menganalisis, dan melaporkan data mutu tentang kinerja staf,
program, dan lembaga.
Namun, hal tersebut tidak serta merta mengubah keadaan mutu pendidikan
di Indonesia. Pada kenyataannya mutu pendidikan di Indonesia justru makin
memprihatinkan. Hal ini berkaitan erat dengan kualitas sumber daya manusia di
Indonesia yang sama sekali tidak dapat diandalkan untuk pembangunan.

pendidikan.
Mutu dan perolehan tamatan yang dihasilkan sekolah tidak dapat memenuhi
harapan dan kebutuhan dunia kerja. Mutu tamatan yang dibawah standar

pendidiKan dengan hasil pendidikan (output), artinya sejauh mana tingkat


kuantitas maupun kualitas.
Sebagai komitmen terhadap mutu pendidikan, pemerintah merancang

jenis dan tugas

b)

pendidikan.
Permasalahan Khusus
Adapun permasalahan khusus dalam dunia pendidikan yaitu, diantaranya :
1. Rendahnya sarana fisik,
2. Rendahnya kualitas guru,
3. Rendahnya kesejahteraan guru,
4. Rendahnya prestasi siswa,
5. Rendahnya kesempatan pemerataan pendidikan
6. Rendahnya relevansi pendidikan dengan kebutuhan,
7. Dan mahalnya biaya pendidikan.

B. Penyebab Rendahnya Kualitas Pendidikan di Indonesia


Di bawah ini akan diuraikan beberapa penyebab rendahnya kualitas pendidikan di
Indonesia secara umum, yaitu:
a) Efektifitas Pendidikan di Indonesia

Pendidikan yang efektif adalah suatu pendidikan yang memungkinkan peserta


didik untuk dapat belajar dengan mudah, menyenangkan dan dapat tercapai tujuan sesuai
dengan yang diharapkan. Dengan demikian, pendidik (dosen, guru, instruktur, dan trainer)
dituntut untuk dapat meningkatkan keefektifan pembelajaran agar pembelajaran tersebut
dapat berguna.

b) Efisiensi Pengajaran di Indonesia


Efisien adalah bagaimana menghasilkan efektifitas dari suatu tujuan dengan
proses yang lebih murah. Dalam proses pendidikan akan jauh lebih baik jika kita

Beberapa faktor yang menjadi penyebab masalah pendidikan di Indonesia antara lain
adalah :
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.

Pertambahan jumlah penduduk yang cepat.


Kemampuan ekonomi keluarga.
Kesadaran akan arti pentingnya pendidikan bagi kehidupan.
Terbatasnya daya tampung satuan pendidikan.
Kualitas tenaga kependidikan.
Perkembangan ilmu dan teknologi.
Aspirasi masyarakat dan tuntutan dunia pekerjaan.
Keterbelakangan budaya.

memperhitungkan untuk memperoleh hasil yang baik tanpa melupakan proses yang baik
pula. Hal-hal itu jugalah yang kurang jika kita lihat pendidikan di Indonesia. Kita kurang
mempertimbangkan prosesnya, hanya bagaimana dapat meraih standar hasil yang telah
disepakati.
Sistem pendidikan yang baik juga berperan penting dalam meningkatkan efisiensi
pendidikan di Indonesia. Sangat disayangkan juga sistem pendidikan kita berubah-ubah
sehingga membingungkan pendidik dan peserta didik.
c) Standarisasi Pendidikan di Indonesia
Jika kita ingin meningkatkan mutu pendidikan di Indonesia, kita juga berbicara
tentang standarisasi pengajaran yang kita ambil. Tentunya setelah melewati proses untuk

D. Solusi dan Upaya dari Permasalahan-permasalahan Pendidikan di Indonesia


a) Solusi Mengatasi Permasalahan Pendidikan di Indonesia
Dengan adanya keterkaitan antara satu permasalahan dengan permasalahan
pendidikan yang lain, tentu kita dapat melakukan strategi pemecahan masalah yang mencakup
keseluruhan masalah. Yang mana pemecahan masalah yang dapat ditawarkan demi mengatasi
permasalahan pendidikan diantaranya ;
1.

menentukan standar yang akan diambil.


Peserta didik Indonesia terkadang hanya memikirkan bagaimana agar mencapai

pihak terkait.
Tenaga pendidik meningkatkan kualitas pengajarannya, Sekolah meningkatkan

standar pendidikan saja, bukan bagaimana agar pendidikan yang diambil efektif dan dapat

perannya sebagai ujung tombak penjaminan mutu pendidikan dan Instansi terkait lainnya

digunakan. Tidak perduli bagaimana cara agar memperoleh hasil atau lebih spesifiknya

menjalankan peran sesuai wewenangnya masing-masing. Hal tersebut bukan sebuah

nilai yang diperoleh, yang terpenting adalah memenuhi nilai di atas standar saja.
Hal seperti di atas sangat disayangkan karena berarti pendidikan seperti

pekerjaan yang semudah membalikkan telapak tangan, tetapi membutuhkan kerja keras
dan usaha. Karena tidak akan ada artinya ketika sistem sudah baik tetapi SDM yang ada

kehilangan makna saja karena terlalu menuntun standar kompetensi. Hal itu jelas salah
satu penyebab rendahnya mutu pendidikan di Indonesia.
Dalam kasus UAN yang hampir selalu menjadi kontrofesi misalnya. Kami

2.

tidak memiliki komitmen untuk mencapai mutu.


Solusi yang menyangkut hal-hal teknis yang berkaitan langsung dengan
pendidikan.
Yakni, dengan melakukan pemerataan akses pendidikan hingga ke pelosok

menilai adanya sistem evaluasi seperti UAN sudah cukup baik, namun yang kami
sayangkan adalah evaluasi pendidikan seperti itu yang menentukan lulus tidaknya peserta

negeri, meningkatkan kualitas dan kuantitas materi pelajaran, meningkatkan alat-alat

didik mengikuti pendidikan, hanya dilaksanakan sekali saja tanpa melihat proses yang
dilalui peserta didik yang telah menempuh proses pendidikan selama beberapa tahun.

Adanya partisipasi dari semua pihak, dalam hal ini adanya komitmen dari semua

3.

peraga dan sarana-sarana pendidikan, dan sebagainya.


Meningkatkan kualitas dan kuantitas kegiatan guru sebagai tenaga kependidikan.
Profesi guru harus memiliki dan menguasai perencanaan kegiatan belajar
mengajar, melaksanakan kegiatan yang direncanakan dan melakukan penilaian terhadap

C. Faktor-Faktor Penyebab Masalah Pendidikan Di Indonesia

hasil dari proses belajar mengajar. Kemampuan guru dalam merencanakan dan

melaksanakan proses pembelajaran merupakan faktor utama dalam mencapai tujuan

c.

Modernisasi pengelolaan pendidikan

pengajaran. Keterampilan merencanakan dan melaksanakan proses belajar mengajar ini

BAB III

sesuatu yang erat kaitannya dengan tugas dan tanggung jawab guru sebagai pengajar

4.

PENUTUP

yang mendidik.
Menerapkan sistem pendidikan berbasis life skill dan pengembangan learn how to
learn.
Para peserta didik tidak hanya dibekali dengan keterampilan-keterampilan yang
dibutuhkan oleh dunia usaha, tetapi juga dibekali dengan berbagai life skill dan nilainilai hidup dengan jiwa entrepeneur supaya mereka bisa survive di zaman global ini.
Sistem ini bukan hanya menjadi tanggungjawab staff pengajar agama, etika

A. Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan tersebut, dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :
a)

profesi dan kewarganegaraan saja, tetapi merupakan tanggung jawab semua staff

pemerataan kesempatan dan akses pendidikan, masalah efisiensi, masalah efektifitas dan

pengajar, sehingga nilai akhir yang diberikan kepada siswa didalamnya sudah mencakup

peningkatan mutu, dan masalah relevansi pendidikan.

nilai dari beberapa dimensi life skill. Dengan demikian staff pengajar dituntut untuk
melakukan kajian-kajian terhadap materi pembelajaran yang akan diberikan kepada

b) Permasalahan

disebabkan

oleh

beberapa

faktor

di indonesia, standarisasi pendidikan di indonesia, mutu dan perolehan tamatan yang

bagi anak didiknya.


Pembelajaran yang dikembangkan adalah pembelajaran yang Aktif, Kreatif,

dihasilkan sekolah tidak dapat memenuhi harapan dan kebutuhan dunia kerja, serta tenaga
kependidikan terutama mutu tenaga pengajar.

Menyenangkan, dan Berkelanjutan (PAKEMB) dengan konsep learn how to learn, yang
life together.
b) Upaya Pemecahan Masalah Pendidikan di Indonesia
1. Secara konvensional ,
yaitu upaya pemecahan masalah dengan cara yang biasa dilakukan. Upaya ini antara

dapat

keluarga, keterbelakangan budaya, efektifitas pendidikan di indonesia, efisiensi pengajaran

staff pengajar juga di tuntut untuk mampu menjadi figur yang layak menjadi tauladan

mencakup 4 (empat) dimensi, yaitu learn to know, learn to be, learn to do, dan learn to

pendidikan

diantaranya: pertambahan jumlah penduduk yang cepat, kondisi sosial ekonomi

warga belajar yang ada relevansinya dengan aspekaspek life skill. Dan secara personal

2.

Masalah pokok pendidikan yang perlu diprioritaskan penanggulangannya adalah : masalah

c)

Dari keempat masalah pendidikan di Indonesia tersebut masing-masing dikatakan teratasi


jika pendidikan :
1.

Dapat menyediakan kesempatan pemerataan belajar.

2.

Dapat mencapai hasil yang bermutu

3.

Dapat terlaksana secara efisien

4.

Produknya yang bermutu tersebut relevan

lain :
a. Penambahan jumlah bangunan atau kelas lembaga pendidikan;
b. Penambahan jumlah tenaga kependidikan;
c. Penambahan dan penggantian sejumlah sarana/prasarana pendidikan;
d. Melaksanakan penataran.
Secara inovatif,
artinya pemecahan masalah dengan cara baru, yang dilakukan dengan pendayagunaan

d) Solusi pemecahan masalah dari berbagai permasalahan yang melanda pendidikan di

hasil kreativitas tertentu terutama yang baru, yang berbeda dengan cara-cara

Indonesia adalah partisipasi dari semua pihak, dalam hal ini adanya komitmen dari semua

sebelumnya. Upaya pemecahan masalah pendidikan secara inovatif antara lain:

pihak

a.

Sistem pembelajaran online;

b.

Pemanfaatan fasilitas multi media;

terkait.

Tenaga

pendidik

meningkatkan

kualitas

pengajarannya,

sekolah

meningkatkan perannya sebagai ujung tombak penjaminan mutu pendidikan dan instansi
terkait lainnya menjalankan peran sesuai wewenangnya masing-masing.

B. Saran
Permasalahan pendidikan yang terjadi di Indonesia mengakibatkan rendahnya kualitas
pendidikan di Indonesia. Rendahnya kulitas pendidikan di Indonesia menyebabkan
keterbelakangan Sumber Daya Manusia Indonesia yang pada akhirnya berdampak pada
keterlambatan pembangunan di Indonesia. Hal ini tentu tidak di inginkan, oleh karena itu marilah
kita bersama-sama mengaasi berbagai permasalahan yang terjadi. Sehingga Negara Indonesia
tidak selamanya menjadi follower perkembangan bangsa lain.

DAFTAR PUSTAKA

Ahmadi, Abu. 1991. Ilmu pengantar pendidikan. Jakarta : Rineka Cipta.


Abu ihsan, manto. Masalah pendidikan di Indonesia penyebab dan solusinya. April 2011. Diakses

melalui www.mantoakg.blogspot.com
Ebekunt. Masalah efisiensi, efektifitas, dan relevansi pendidikan dalam perspektif manajemen pendidikan. 14 april

2009.
Diakses melalui www.ebekunt.wordpress.com
Undang-undang RI No. 20 Tahun 2003, Tentang Sistem Pendidikan Nasional, Jakarta: Sinar Grafika, 2003.

Anda mungkin juga menyukai