Anda di halaman 1dari 3

DAMPAK RENDAHNYA DARI KUALITAS GURU

a. Rendahnya mutu Sumber Daya manusia

Guru atau pengajara adalah tonggak dari pendidikan di Indonesia karena peran guru sangatlah
penting dalam dunia pendidikan karena menjadi penentu dari kualitas pendidikan itu tersendiri.
Guru merupakan salah satu faktor penentu tinggi rendahnya kualitas pendidikan yang
mempunyai posisi strategis, karena bagi siswa guru sering dijadikan tokoh teladan dan bahkan
menjadi tokoh identifikasi diri, sehingga guru dituntut memiliki profesionalisme yang tinggi
yang mampu memberikan dan merealisasikan harapan dan semua keinginan semua pihak
terutama masyarakat umum yang telah mempercayai sekolah dan guru dalam membina anak
didiknya.

Dampak dari rendahnya kualitas pendidikan tersebut yakni rendahnya mutu sumberdaya manusia
yakni rendahnya produktivitas dan rendahnya daya saing. Sejalan dengan itu, Hasibuan
(2003:144) menyatakan bahwa “Sumberdaya manusia menjadi unsur pertama dan utama dalam
setiap aktivitas yang dilakukan”. Namun walaupun berbagai upaya seperti peningkatan alat-alat
yang canggih belum bisa meningkatkan sumberdaya manusia, karena tidak adanya peran aktif
menjadikan sumberdaya manusia tidak akan mempunyai arti apa-apa. Setiap negara
membutuhkan sumberdaya manusia yang berkualitas karena sumberdaya manusia yang
berkualitas berdampak positif terhadap perkembangan pembangunan suatu bidang dalam
berbagai bidang. Karena dengan pendidikan yang berkualitas akan tercipta sumber daya manusia
yang berkualitas pula, yang pada akhirnya akan mendukung terwujudnya target pendidikan
nasional. Sebagaimana telah dinyatakan dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 Tentang
Sistem Pendidikan Nasional, Pasal 3 menyatakan bahwa: “Pendidikan nasional berfungsi
mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabab
dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta
didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,
berakhlaq mulia, sehat, berilmu cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang
demokratis dan bertanggung jawab”.

b. Kurangnya Efisiensi Pendidikan


Efisiensi pendidikan juga bergantung pada mutu tenaga pendidik. Karena dari kurangnya mutu
tenaga pendidik dapat menyebabkan peserta didik akhirnya kurang maksimal dalam mencapai
hasil yang diharapkan dan akhirnya mengambil pendidikan tambahan di luar sekolah yang juga
mengeluarkan banyak biaya. Salah satu penyebab masalah ini adalah banyaknya tenaga pendidik
yang ditempatkan tidak sesuai dengan bidang garapannya. Sehingga banyak tenaga pendidik
yang tidak ahli karena tidak sesuai dengan bidangnya. Contohnya seorang guru lulusan
pendidikan bahasa indonesia di tugaskan untuk mengajar mata pelajaran teknologi ilmu
komputer, yang sebenarnya bukan kompetensinya. Penyebab lainnya juga akibat kurangnya
keterampilan tenaga pendidik dalam menyampaikan pelajaran pada peserta didik, sehingga
banyak peserta didik yang sulit memahami materi yang disampaikan oleh gurunya. Hal itu juga
secara tidak langsung mengurangi kualitas pendidikan di indonesia.

c. Potensi Murid Menjadi Sulit Tergali

Salah satu faktor rendahnya kualitas pendidikan yang ada di Indonesia adalah karena lemahnya
para pendidik dalam menggali potensi murid, para pendidik sering kali memaksakan
kehendaknya tanpa pernah memperhatikan kebutuhan, minat dan bakat yang dimiliki oleh
masing-masing siswanya, letak kelemahan para pendidik kita  mereka tidak pernah mengggali
masalah  dan potensi pada siswanya. Pendidikan seharusnya memperhatikan kebutuhan anak
bukan malah memaksakan sesuatu yang membuat anak kurang nyaman dalam mencari ilmu,
proses pendidikan yang baik adalah dengan memberikan kesempatan pada anak untuk lebih
kreatif lagi.

Selain kurang kreatifnya para pendidik dalam membimbing siswanya, kurikulum yang
sentralistik membuat potret pendidikan semakin suram. Kurikulum yang hanya didasarkan pada
pengetahuan pemerintah saja tanpa memperhatikan kebutuhan pada masyarakat, dan lebih
parahnya lagi pendidikan tidak mampu melahirkan lulusan yang kreatif dan handal. Letak
kesalahannya, saat kurikulum dibuat di Jakarta mungkin tidak memperhatikan kondisi yang
sedang dialami olah masyarakat bawah.

d. Rendahnya Mutu Pendidikan

Yang kita rasakan sekarang adalah adanya ketertinggalan didalam mutu pendidikan. Baik
pendidikan formal maupun informal. Dan hasil itu diperoleh setelah kita membandingkannya
dengan negara lain. Pendidikan memang telah menjadi penopang dalam meningkatkan sumber
daya manusia Indonesia untuk pembangunan bangsa. Oleh karena itu, kita seharusnya dapat
meningkatkan sumber daya manusia Indonesia yang tidak kalah bersaing dengan sumber daya
manusia di negara-negara lain.Setelah kita amati, nampak jelas bahwa masalah yang serius
dalam peningkatan mutu pendidikan di Indonesia adalah rendahnya mutu pendidikan di berbagai
jenjang pendidikan, baik pendidikan formal maupun informal.

Dan hal itulah yang menyebabkan rendahnya mutu pendidikan yang menghambat penyediaan
sumber daya menusia yang mempunyai keahlian dan keterampilan untuk memenuhi
pembangunan bangsa di berbagai bidang.Kualitas pendidikan Indonesia yang rendah itu juga
ditunjukkan data Balitbang (2003) bahwa dari 146.052 SD di Indonesia ternyata hanya delapan
sekolah saja yang mendapat pengakuan dunia dalam kategori The Primary Years Program
(PYP). Dari 20.918 SMP di Indonesia ternyata juga hanya delapan sekolah yang mendapat
pengakuan dunia dalam kategori The Middle Years Program (MYP) dan dari 8.036 SMA
ternyata hanya tujuh sekolah saja yang mendapat pengakuan dunia dalam kategori The Diploma
Program (DP).

Semua ini menyebabkan para lulusan hanya bisa mencari kerja akan tetapi tidak mampu
menciptakan lapangan kerja sendiri, padahal lapangan pekerjaan hanya terbatas, kualitas
pendidikan di Indonesia sangatlah memprihatinkan karena kualitas para gurunya saja menepati
peringkat terakhir dari 14 negara berkembang di Asia Pasifik, posisi tersebut menempatkan
negeri agraris ini di bawah vietnam yang negaranya baru merdeka beberapa tahun lalu,
sedangkan untuk kemampuan membaca indonesia berada pada peringkat ke 39 dari 42 negara
berkembang di dunia,

Restu Oktavia. 2012. KURANGNYA MUTU PENDIDIKAN DI INDONESIA.


file:///C:/Users/HP/Downloads/jURNAL%20DDIP%20SMT%203.pdf

Aulia, Akhsan. 2020. Rendahnya Kualitas Pendidikan.


https://mahasiswaindonesia.id/rendahnya-kualitas-pendidikan/

Anda mungkin juga menyukai