Anda di halaman 1dari 4

RENDAHNYA KUALITAS GURU DI INDONESIA

Karya Tulis ini Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Etika Profesi

Dosen Pengampu: Drs. Yulius Suparlis

Oleh:

Ignatius Rio Praseno (172925)

Ira Mardila (172927)

Pernyataan Integritas Akademik:

Penyusun menyatakan bahwa karya tulis ini adalah hasil karyanya sendiri, dan bahwa catatan
referensi yang jelas telah dituliskan bagi setiap penggunaan pikiran atau tulisan orang lain.

SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN “WIDYA YUWANA”

MADIUN

2018
A. Latar Belakang
Dalam kode etik guru yang keenam dikatakan bahwa guru secara pribadi dan bersama-
sama berusaha mengembangkan dan meningkatkan mutu profesinya. Berkaitan dengan hal
itu sangat disayangkan bahwa sekarang ini kualitas guru di Indonesia sangatlah rendah.
Kualitas guru yang rendah ini juga akan berdampak buruk bagi perkembangan dunia
pendidikan di Indonesia.
Oleh karena masalah di atas penulis menyusun suatu karya tulis yang berjudul Rendahnya
Kualitas Guru di Indonesia ini. Tulisan ini adalah tulisan yang di himpun dari beberapa
sumber dikolaborasikan dengan pendapat penulis secara pribadi. Untuk data-data yang
diambil dari referensi lain kami sertakan sumbernya.
Tulisan ini akan terbagi menjadi tiga rumusan masalah. Rumusan masalah yang pertama
adalah bagaimana data rendahnya kualitas guru di Indonesia? Kedua, apa penyebab kualitas
guru di Indonesia rendah? Ketiga, apa solusi yang dapat ditawarkan?
Tulisan ini bertujuan agar pembaca, khususnya mereka yang bergulat di dunia pendidikan
dapat lebih sadar akan keadaan ini dan mengusahakan solusi yang sesuai. Bagi para guru dan
calon guru agar dapat semakin memacu diri untuk terus meningkatkan kualitas
keprofesiannya.

B. Data Kualitas Guru di Indonesia


Dari data yang kami peroleh dari berbagai sumber didapatkan hasil sebagai berikut:
Pertama, Hasil Uji Kompetensi Guru (UKG) tahun 2015 dari 1,6 juta menunjukkan bahwa
guru Indonesia hanya berhasil mendapatkan nilai rata-rata 56,69 (Predikat D).Kedua,data
UNESCO dalam Global Education Monitoring (GEM) 2016 Indonesia menempati peringkat
ke 10 dari 14 Negara berkembang. Sedangkan Guru menempati urutan ke 14 dari 14 Negara
Berkembang. Ketiga, dari 3,9 juta guru masih terdapat 25% guru yang belum memenuhi
syarat kualifikasi akademik dan 52% guru belum memiliki sertifikat profesi.

C. Penyebab Rendahnya Kualitas Guru di Indonesia


Dari tada yang diperoleh pula kami menemukan beberapa penyebab akan rendahnya
kualitas guru di inonesia. Penyebabnya antara lain adalah pertama, ketidaksesuaian disiplin
ilmu dengan bidang ajar. Masih banyak guru di sekolah yang mengajar mata pelajaran yang
bukan bidang studi yang dipelajarinya. Hal ini terjadi karena persoalan kurangnya guru pada
bidang studi tertentu.
Kedua, kualifikasi guru yang belum setara sarjana. Konsekuensinya, standar keilmuan
yang dimiliki guru menjadi tidak memadai untuk mengajarkan bidang studi yang menjadi
tugasnya. Bahkan tidak sedikit guru yang sarjana, namun tidak berlatar belakang sarjana
pendidikan sehingga "bermasalah" dalam aspek pedagogik.
Ketiga, program peningkatan keprofesian berkelanjutan (PKB) guru yang rendah. Masih
banyak guru yang "tidak mau" mengembangkan diri untuk menambah pengetahuan dan
kompetensinya dalam mengajar. Guru tidak mau menulis, tidak membuat publikasi ilmiah,
atau tidak inovatif dalam kegiatan belajar. Guru merasa hanya cukup mengajar.
Keempat, rekrutmen guru yang tidak efektif. Karena masih banyak calon guru yang
direkrut tidak melalui mekanisme yang profesional, tidak mengikuti sistem rekrutmen yang
dipersyaratkan. Kondisi ini makin menjadikan kompetensi guru semakin rendah.
Kelima, kesejahteraan guru juga kurang diperhatikan, banyak guru yang masih
mendapatkan pendapatan yang sangat minim, oleh karena itu banyak guru yang bekerja
sampingan atau banyak guru yang mengambil pekerjaan di dua tempat, dan menyebabkan
guru tersebut kurang fokus dalam mengajar seperti sekedar hanya memberikan materi kepada
peserta didik, tanpa memberikan bimbingan kepada peserta didiknya.
Keenam, berkaitan dengan kualitas guru di Indonesia yaitu banyaknya guru yang tidak
dapat menyesuaikan diri dengan perkembangan jaman, banyak guru yang tidak dapat
menggunakan alat-alat canggih seperti komputer serta alat bantu lainnya dalam pembelajaran
dan guru juga tidak menguasai materi yang digunakan untuk mengajarkannya kepada peserta
didik.

D. Solusi yang Ditawarkan


Maka dari permasalahan di atas penulis menawarkan beberapa solusi berikut
1. Bagi Pemerintah:
 Diharapkan meningkatkan kesejahteraan bagi kehidupan para guru dan dunia
pendidikan.
 Membiayai guru dan calon guru untuk pelatihan dan studi lanjut.
 Pembinaan dan pelatihan yang menuntut agar guru mengikuti perkembangan jaman dan
lebih kontekstual.
 Mengupayakan agar terlaksananya sistem rekrutment guru sesuai dengan standart yang
ditentukan.
 Peningkatan infrastruktur.
2. Bagi lembaga pembinaan calon guru:
 Berusaha menjadikan lulusannya menjadi guru yang profesional / berkompeten.
 Melakukan pembiasaan menulis karya tulis terutama karya tulis ilmiah.
 Mempromosikan profesi guru kepada kaum muda dengan lebih menarik, sehingga
minat menjadi guru semakin besar.

3. Bagi Lingkungan/ Masyarakat:


 Mendukung guru dan mengusahakan kondisi yang nyaman bagi para guru.

4. Bagi Guru sendiri:


 Menyadari dan melakukan fungsinya sebagai pendidik dan pembina para generasi
bangsa.
 Menyadari dan melakukan tugasnya untuk mencerdaskan kehidupan bangsa (bdk.
Pembukaan UUD 1945).
 Mencoba mengembangkan dan membekali diri dengan pengetahuan yang terbaru.
 Mempelajari dan melaksanakan kembali janji dan kode etik guru.

Daftar Pustaka
https://www.kompasiana.com/desiintan/rendahnya-kualitas-guru-dalam-
pendidikan_555473f76523bd6e144aef5b (diakses pada tanggal 20 April 2018)

https://news.detik.com/kolom/d-3741162/mengkritisi-kompetensi-guru (diakses pada tanggal


20 April 2018)

https://www.jawapos.com/nasional/humaniora/27/04/2016/kualitas-guru-indonesia-masih-
terendah (diakses pada tanggal 20 April 2018)

https://indonesiana.tempo.co/read/119880/2017/11/28/Kenali-4-Penyebab-Rendahnya-
Kompetensi-Guru (diakses pada tanggal 20 April 2018)

Anda mungkin juga menyukai