Kesimpulan benerin,,,
BAB I
PENDAHULUAN
Makalah ini ditulis untuk memenuhi tugas mata kuliah Metode Pengajaran
Bahasa dan Sastra.
BAB II
PEMBAHASAN
1
Syamsu Yusuf & Nani Sugandhi, Perkembangan Peserta Didik, (Jakarta : Rajawali Press, cet -3, 2012),
h.139
a. Sutradara
b. Manager
c. Partisipan
d. Fasilitator/Tutor
2
Sunardi Nur & Sri Wahyuningsih, Psikologi Pendidikan, (Jakarta : PT Grasindo, 2002), h.30
intim hubungan daripada controller atau organizer. Seperti dengan
mendorong dan bertindak sebagai sumber daya, kita perlu memastikan
bahwa kita tidak mengganggu terlalu banyak (Yang akan menghambat
otonomi pelajar) atau terlalu sedikit (yang akan membantu). Ada kalanya kita
perlu bertindak sebagai pendorong di mana, pada kesempatan lain, itu akan
lebih tepat untuk bertindak sebagai sumber daya. Banyak yang akan
tergantung pada kelompok yang kita ajarka, beberapa siswa mungkin merasa
lebih nyaman dengan gaya kepemimpinan; sedangkan beberapa siswa
mungkin akan lebih nyaman dengan menggunakan guru sebagai sumber
daya dan tutor.
e. Sumber
Salah satu peran yang telah dijabarkan dia tas. Ada kalanya siswa
tidak membutuhkan guru sebagai pengendali, pendorong, atau pun
partisipan. Namun, siswa membutuhkan guru mereka sebagai seorang
sumber. Mereka mungkin perlu bertanya mengenai bagaimana cara menulis
atau mengatakan, atau bertanya mengenai suatu kata atau frasa dan yang
lainnya. Mereka mungkin lebih membutuhkan informasi di tengah-tengah
kegiatan tentang aktivitas yang sedang di lakukan.
Dua hal yang perlu dikatakan tentang peran guru ini. Pertama, tidak
ada guru yang tahusegala sesuatu tentang bahasa! Pertanyaan-pertanyaan
seperti Apa perbedaan antara X dan Y? atau Mengapa tidak bisa saya
katakan Z? selalu sulit untuk ditangani karena kebanyakan dari kita tidak
membawa informasi yang kompleks semacam ini di kepala kita. Apa yang
bisa kita tawarkan, bagaimanapun, adalah bimbingan ke mana siswa dapat
pergi untuk mencari informasi tersebut. Kita bisa melangkah lebih jauh,
bagaimanapun, dan mengatakan bahwa salah satu pekerjaan yang paling
penting adalah untuk mendorong siswa untuk menggunakan bahan sumber
daya untuk diri mereka, dan untuk menjadi lebih mandiri dalam pembelajaran
mereka . Jika guru sulit menjawab pertanyaan siswa, guru bisa menyuruh
siswa langsung membuka kamus atau jika memiliki keberenian meminta
waktu kepada siswa untuk menjawab besok meskipun ini bisa saja
menghilangkan kepercayaan diri guru.3
3
Jeremy Harmer, The Practice of English Language Teaching; (England: Pearson Education, 2007)
h.108-112
4
H. Douglas Brown. Teaching by Principles an Interactive Aprroach to Language Pedagogy. (New
York: Pearson Education, 2007)h.
g. Peran Guru dalam Berbagai Pendekatan Pembelajaran
Peran Guru dalam Pendekatan SLT
SLT dikenal pada tahun 1920-1930, dipelopori oleh Harold Palmer dan
A. S. Hornby, dua orang terkemuka di Inggris pada abad 20-an dalam
pembelajaran bahasa. Metode SLT atau sering juga disebut Oral
Approach merupakan pengembangan dari Direct Method.
Teori bahasa yang mendasari SLT adalah British Structuralism.
Speech dianggap sebagai dasar bahasa, dan struktur dipandang sebagai
jantungya kemampuan berbicara. Teori yang dianut menjelaskan bahwa
struktur bahasa harus dihubungkan dengan situasi di mana struktur tersebut
digunakan. Hal ini menjadi fitur atau ciri pembeda dari Situational Language
Teaching.
Teori belajar yang mendasari SLT adalah teori pembiasaan belajar (habit
learning) kaum behavioris. Teori belajarnya lebih menekankan pada proses
daripada kondisi belajar. Tujuan dari SLT adalah mengajarkan empat
keterampilan dasar berbahasa. Hal ini juga dianut oleh kebanyakan metode
pengajaran bahasa. Yang membedakan adalah keterampilan berbahasa
didekati melalui struktur bahasanya.
Silabus yang digunakan dalam SLT adalah silabus struktural dan daftar
kosa kata. Silabus struktural merupakan sejumlah deret struktur dan pola-
pola kalimat dasar. Struktur diajarkan dalam kalimat, dan kosa kata dipilih
sesuai dengan seberapa besar kosa kata tersebut mampu digunakan di
dalam kalimat. Aktivitas yang dapat dilakukan berupa pengulangan, drill,
dictation.
Pada metode ini, guru harus menciptakan situasi yang sesuai dengan
materi pelajaran bahasa target, dia bisa menjadi model, dan memiliki
kemampuan untuk memberikan instruksi yang tepat, sedangkan siswanya
akan mendengarkan dengan cermat dan mengulangi apa yang dikatakan
gurunya. Materi yang digunakan dapat berupa textbook dan visual aids.
Peran Guru dalam Metode Audiolingual
Dalam audiolingual, seperti dalam pengajaran bahasa situasional,
peran guru sebagai pusat dan aktif; itu adalah metode guru yang didominasi.
Model guru bahasa target, mengontrol arah dan kecepatan belajar, dan
monitor dan memperbaiki kinerja peserta didik. Brooks berpendapat bahwa
guru harus dilatih untuk melakukan hal berikut:
Perkenalkan, mempertahankan, dan menyelaraskan pembelajaran
empat keterampilan dalam urutan ini: mendengar, berbicara, membaca, dan
menulis. Gunakan-dan tidak menggunakan-bahasa Inggris di kelas bahasa.
Model berbagai jenis bahasa dalam bentuk dialog. Ajarkan bahasa lisan
dalam bentuk dialog. Tanggapan paduan suara langsung oleh semua atau
bagian dari kelas.Ajarkan penggunaan struktural melalui praktek pola.
Tanggapan paduan suara langsung oleh semua atau bagian dari kelas.
Ajarkan penggunaan struktur melalui latihan pola. Membimbing siswa dalam
memilih dan kosa kata belajar. Tampilkan bagaimana kata-kata berhubungan
dengan arti dalam bahasa target. Dapatkan individu siswa untuk berbicara.
Reward percobaan oleh siswa sedemikian rupa bahwa belajar diperkuat.
Ajarkan cerita pendek dan bentuk sastra lainnya. Membangun dan
memelihara sebuah pulau budaya.
Peran Guru dalam Pendekatan Respon Fisik Total
Guru berperan aktif dan langsung dalam Respon Fisik Total.
"Instruktur adalah direktur sebuah drama panggung dimana siswa adalah
pelaku". Dalam hal ini, guru yang memutuskan apa yang akan diajarkan,
yang memberikan model dan menyajikan bahan-bahan baru, dan yang
memilih bahan-bahan pendukung untuk digunakan di dalam kelas. Guru
didorong untuk dipersiapkan dengan baik dan terorganisir dengan baik
sehingga pelajaran mengalir lancar dan diperkirakan.
Peran guru adalah tidak begitu banyak untuk mengajar seperti halnya
untuk memberikan kesempatan untuk belajar. Guru memiliki tanggung jawab
memberikan jenis paparan bahasa terbaik sehingga pelajar dapat
menginternalisasi aturan dasar dari bahasa sasaran. Guru juga harus
memungkinkan kemampuan berbicara berkembang dalam peserta didik
sesuai dengan kemampuan alami pembelajaran. Prasangka dapat
menghambat keberhasilan pelaksanaan prinsip TPR. Pertama, ia
memperingatkan tentang "ilusi kesederhanaan", dimana guru meremehkan
kesulitan yang terlibat dalam belajar bahasa asing. Hasil dalam berjalan pada
kecepatan yang terlalu cepat dan jatuh untuk memberikan transisi bertahap
dari satu tahap pengajaran yang lain. Guru juga harus menghindari toleransi
yang terlalu sempit untuk kesalahan dalam berbicara.
5
Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan (Jakarta: Prenada Media Group,
2006), h. 24)
6
C. E. Weinstein & R. E. Hayer, The Teaching of Learning Strategies dalam M. C. Wittrock (ed.), Handbook of
Research on Teaching (New York, Macmillan, 1986), h. 315-27.
b) Menganalisis dan memantau informasi selama pemerolehan.
c) Mengorganisasi atau memerinci informasi baru selama proses
penyandian.
d) Mengevaluasi pemelajaran setelah selesai dilaksanakan.
e) Menjamin seorang bahwa pemelajaran akan berhasil sebagai suatu cara
untuk menghilangkan keraguan.
Dengan demikian jelaslah bahwa strategi-strategi itu mempunyai dasar
afektif atau konseptual, dan mungkin saja mempengaruhi pembelajaran
tugas-tugas sederhana, seperti pembelajaran kosakata, atau tugas-tugas
rumit, seperti pemahaman bahasa atau produksi bahasa.
7 H. Douglas Brown, Prinsip Pembelajaran dan Pengajaran Bahasa (USA: Pearson Education Inc, 2007), h. 152.
Penggunaan strategi pembelajaran bahasa terkadang diterapkan secara
tidak sadar oleh peserta didik tertentu yang tampaknya memiliki bakat untuk
belajar bahasa.Tetapi seringnya, pembelajar bisa sukses dalam belajar
bahasa asing melalui pengaplikasian strategi secara sadar dan sistematis.
Berikut ini adalah hal-hal yang berkaitan dengan strategi pembelajaran
bahasa:
1. Investasi strategi
Dalam beberapa tahun terakhir pembelajaran metodologi bahasa,
khususnya pada kajian investasi strategis telah mendapat perhatian karena
dapat membantu pebelajar dalam proses pembelajaran mereka sendiri.
Dalam mempelajari investasi strategi tentunya membutuhkan usaha dan
waktu . Setiap paket keterampilan belajar contohnya seperti belajar
memainkan alat musik atau tenis-diperoleh melalui proses pengamatan dan
pengembangan strategi. Investasi strategi merupakan fondasi awal dalam
pembelajaran bahasa. Pada pembahasan sebelumnya yaitu mempelajari
tentang gaya dan strategi belajar secara umum. Dalam makalah ini kita akan
mempelajari tentang implikasinya terhadap metodologi pengajaran di kelas,
khususnya, bagaimana gaya dan strategi belajar tersebut dapat mebantu
dalam proses pembelajaran bahasa di kelas. Ketika siswa diajarkan
bagaimana mengenali diri mereka sendiri dan bagaimana memanfaatkan
bakat dan pengalaman mereka sesungguhnya siswa tersebut telah belajar
belajar pelajaran yang berharga sehingga dapat berguna bagi pembelajaran
bahasa di kelas.
Cognitive Learning
styles Personality Variables
styles
Socialization
Language ego
Self-efficacy
AWARENESS Intelligence
Culture
Styles Beliefs
Skill-specific strategies
Langkah langkah
Daftar dari SLIL ini diperuntukkan bagi siswa yang mempelajari bahasa
inggris sebagai bahasa kedua atau bahasa asing. Anda akan
menemukan pernyataan tentang belajar bahasa Inggris. Bacalah setiap
pernyataan. Pada kertas yang berbeda tulislah jawaban anda (1,2,3,4,5)
yang menggambarkan seberapa benar jawaban anda.
1. Never or almost never true of me/ tidak pernah
2. Usually not true of me/ biasanya tidak pernah
3. Somewhat true of me/ agak
4. Usually true of me/ biasanya pernah
5. Always or almost always true of me/ selalu
Part A
1. Saya memikirkan tentang hubungan antara apa yang saya ketahui
dan hal-hal baru yang saya pelajari dalam bahasa Inggris.
2. Saya menggunakan kosakata bahasa Inggris yang baru dalam
kalimat agar saya dapat mengingatnya.
3. Saya menghubungkan suara dari kata baru dan gambaran dari kata
tersebut untuk membantu memahaminya.
4. Saya mengingat kata baru dengan cara menggambarkanya dalam
benak saya dalam bentuk sebuah situasi seperti apa kata tersebut
akan digunakan.
5. Saya menggunakan irama untuk mengingat kata baru.
6. Saya menggunakan flashcard untuk mengingat kata baru.
7. Saya menggunakan akting secara fisik untuk mengingat kata baru.
8. Saya sering kali membaca kembali pelajaran bahasa Inggris
9. Saya mengingat kata baru atau frasa baru dengan mengingat
letaknya pada halaman buku, papan tulis, atau pada jalan raya.
Part B
10. Saya mengucap atau menulis kata dalam bahasa Inggris berulang
kali.
11. Saya berusasha melafalkan seperti pembicara aslinya.
12. Saya berlatih pengucapan bahasa Inggris.
13. Saya menggunakan kata yang saya ketahui dengan cara yang
berbeda.
14. Saya memulai percakapan.
15. Saya menonton acara TV berbahasa Inggris.
16. Saya membaca sebagai suatu kesenangan teks berbahasa Inggris
17. Saya menulis nota, memo, pesan dan lain - lain dalam bahasa Ingrris
18. Saya pertama - tama melakukan skiming pada teks berbahasa
Inggris (bacalah teks dengan cepat) kemudian kembalilah untuk
membaca dengan cepat.
19. Saya mengingat kata pada bahasa saya sendiri yang mirip dengan
kata baru dalam bahasa Inggris.
20. Saya berusaha mencari pola dalam bahasa Inggris.
21. Saya berusaha memahami makna dengan cara membaginya
menjadi begian bagian yang saya pahami.
22. Saya berusaha untuk tidak menerjemahkan kata - perkata.
23. Saya membuat kesimpulan dari informasi yang saya baca dan
dengar dalam bahasa inggris.
Part C
24. Untuk memahami kata yang asing saya mencoba menebaknya.
25. Ketika saya tidak bisa memikirkan sebuah kata dalam sebuah
percakapan, saya menggunakan bahasa tubuh.
26. Saya membuat kata baru jika saya tidak mengetahui kata yang benar
dalam bahasa Inggris.
27. Saya membaca teks berbahasa inggris tanpa melihat setiap kata
baru.
28. Saya berusaha menebak apa yang akan diucapkan oleh seseorang
dalam bahasa Inggris.
29. Jika saya tidak mengetahui kata dalam bahasa Inggris, saya
menggunakan satu kata atau frasa yang bermakna sama.
Part D
30. Saya berusaha mencari berbagai cara yang saya bisa untuk
menggunakan bahasa Inggris saya.
31. Saya mengenali kekeliruan berbahasa saya, dan menggunakan
informasi tersebut untuk membantu saya menjadi lebih baik.
32. Saya memerhatikan ketika seseorang berbicara bahasa Inggris.
33. Saya berusaha mencari tahu bagaimana memelajari bahasa Inggris.
34. Saya membuat jadwal agar saya memiliki waktu yang cukup untuk
belajar bahasa Inggris.
35. Saya berusaha mencari orang yang bisa diajak berbicara bahasa
Inggris.
36. Saya mencari kesempatan untuk membaca sebanyak mungkin.
37. Saya memiiki tujuan jelas untuk meningkantkan keterampilan
berbahasa Inggris.
38. Saya memikirkan perkembangan saya dalam belajar bahasa.
Part E
39. Saya berusaha untuk santai kapanpun saya merasa takut
menggunakan bahasa Inggris.
40. Saya memacu diri saya sendiri untuk berbahasa Inggris bahkan saat
saya takut menggunakannya.
41. Saya memberikan penghargaan kepada diri sendiri atau perlakuan
ketika saya berusaha dengan baik dan melakukan sesuatu dengna
benar.
42. Saya tahu ketika saya gugup ketika saya belajar bahasa Inggris.
43. Saya menuliskan perasaan saya dalam diari belajar bahasa.
44. Saya berbicara dengan orang lain tentang perasaan saya dalam
mempelajari bahasa Inggris.
Part F
45. Jika saya tidak mengerti sesuatu dalam bahasa Inggris saya
bertanya pada orang lain untuk mengucapkannya dengan perlahan
dan mengucapkannya kembali.
46. Saya meminta pembicara untuk memperbaiki kesalahan ketika
berbicara.
47. Saya melatih bahasa Inggris dengan siswa yang lainnya.
48. Saya meminta bantuan dari pembicara bahasa Inggris.
49. Saya bertanya dalam bahasa Inggris.
50. Saya belajar tentang budaya dalam bahasa Inggris.
4. Memanfaatkan saran guru yang tiba tiba tanpa diduga (Make use of
impromtu teacher-initiated advice)
Akhirnya sebagaimana dibahas sebelumnya tentang pengembangan
kesadaran akan gaya, siswa dapat memeroleh keuntungan dari semua teknik
dan trik yang Anda berikan setiap harinya kepada siswa. Ingat kembali pada
pengalaman belajar bahasa Anda, catat hal apa saja yang membuat anda
gagal dan ajarkan serta ingatkan mereka. Pada waktu yang tepat, ajarkan
siswa Anda bagaimana belajar bahasa. Dengan melakukannya anda akan
meningkatkan kesempatan bagi investasi dalam proses strategi belajar
mereka.
D. Packaged Models of SBI
8 Jack C. Richards and Willy A. Renandya, Methodology in Language Teaching: An Anthology of Current Practice.
(Cambridge: Cambridge University Press, 2003), h 128.
BAB III
KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA