Anda di halaman 1dari 16

TEORI BEHAVIORISTIK

Disusun Oleh :

KELOMPOK 2

Fitriyah Dwi Febriana (17080554065)

Marina Nur Cahyaningrum (17080554013)

Alvia Herna Tertia (17080554075)

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA

2018

1
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan
rahmat-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah “Teori Belajar Behavioristik” untuk
memenuhi tugas dari mata kuliahTeori Belajar. Kami juga sangat berterima kasih kepada
Tuhan Yang Maha Esa serta dosen pengampu yang telah memberikan tugas makalah ini. Tak
lupa juga kami ucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah membantu dalam
penyusunan makalah kami.

Akhirnya, dengan kerendahan hati kami berharap semoga tugas dan makalah ini dapat
memberikan wawasan dan ilmu pengetahuan serta bermanfaat bagi pembaca pada umumnya
dan bagi penulis pada khususnya maupun bisa menjadikan referensi bagi kita semua dan bisa
dipergunakan dengan semestinya. Kami menyadari bahwa tugas makalah ini masih banyak
terdapat kesalahan, kekurangan, dan jauh dari kata sempurna baik dalam hal isi maupun
penulisan. Untuk itu, kami mengharapkan masukan serta tak lupa kritik dan saran yang
membangun demi perbaikan laporan ini. Akhir kata, semoga laporan ini bisa memberikan
manfaat bagi penulis dan pembaca.

Surabaya, Februari 2018

Penulis

2
DAFTAR ISI

Halaman Judul……………………………………………………………………………..1
Kata Pengantar …………………………………………………………………………….2
Daftar Isi ..............................................................................................................................3
BAB I : PENDAHULUAN………………………………………………………………..4
BAB II
A. Rumusan Masalah….................................................................................................5
B. Tujuan…………………...........................................................................................5
BAB III : KAJIAN PUSTAKA
A.Teori Belajar..............................................................................................................6
B.Refleks……………………………………...............................................................6
C.Teori Belajar Behavioristik.......................................................................................6
BAB IV : PEMBAHASAN
A. Pengertian Teori Behavioristik................................................................................7
B. Pendapat Para Tokoh Ahli Teori Behavioristik…………………….......................7
C. Teori S-R………………………………………………………………………….12
D. Aplikasi Teori Behaviorsitik dalam Pembelajaran………………………………..13
E. Kelebihan dan Kekurangan Teori Behavioristik………………………………….14
BAB III : PENUTUP
A. Kesimpulan .............................................................................................................15
B. Saran .......................................................................................................................15
Daftar Pustaka ....................................................................................................................16

3
BAB I

PENDAHULUAN

Belajar merupakan suatu proses usaha sadar yang dilakukan individu untuk
suatuperubahan dari tidak tahu menjadi tahu. Belajar tidak hanya sekadar memetakan
pengetahuan atau informasi yang disampaikan, namun bagaimana melibatkan individu secara
aktif membuat hasil belajar yang diterimanya menjadi suatu pengalaman yang bermanfaat
bagi seseorang.pembelajaran merupakan suatu sistem yang membantu individu belajar dan
berinteraksi dengan lingkungan.

Teori belajar adalah suatu teori yang didalamnya terdapat tata cara pengaplikasian
kegiatan belajar mengajar antara guru dan siswa. Dalam hal ini teori yang akan dibahas adalah
teori belajar behavioristik. Menurut teori behaviorisme, belajar adalah perubahan tingkah laku
sebagai akibat dari adanya interaksi antara stimulus dan respons.

4
BAB II

RUMUSAN MASALAH DAN TUJUAN

1.1 Rumusan Masalah


1. Apa yang dimaksud dengan teori behavioristik?
2. Bagaimana pendapat para tokoh mengenai teori belajar behavioristik?
3. Apa yang dimaksud teori S-R?
4. Bagaimana aplikasi teori behavioristik dalam pembelajaran?
5. Apa kelebihan dan kekurangan teori behavioristik?

1.2 Tujuan
1. Mengetahui pengertian teori behavioristik
2. Mengetahui tokoh-tokoh yang berpandangan teori behavioristik beserta pendapatnya
3. Mengetahui kelebihan dan kekurangan teori behavioristik

5
BAB III

KAJIAN PUSTAKA

3.1 Teori Belajar


Suatu teori yang di dalamnya terdapat tata cara pengaplikasian kegiatan belajar
mengajar antara guru dan siswa, perancangan metode pembelajaran yang akan
dilaksanakan di kelas maupun di luar kelas.

3.2 Refleks
Gerakan atau reaksi tidak sadar yang disebabkan adanya perangsang dari luar.
Semua keaktifan jiwa yang lebih tinggi seperti perasaan, kemauan dan berpikir,
dikembalikan kepada refleks. Gejala psikis yang mungkin terjadi adalah akibat dari
adanya gelaja atau perubahan sebagai reaksi terhadap perangsang tersebut.

3.3 Teori Belajar Behavioristik


Adalah suatu teori tentang perubahan tingkah laku sebagai hasil dari
pengalaman yang dicetuskan oleh Gagne dan Berliner. Belajar berupakan akibat
adanya interaksi antara stimulus dan respons.

6
BAB IV

PEMBAHASAN

4.1 Pengertian Teori Behavioristik

Teori behavioristik adalah teori belajar yang menekankan pada tingkah laku manusia
sebagai akibat adanya interaksi antara stimulus dan respon. Teori behavioristik merupakan
teori yang dikemukakan oleh Gage dan Berliner. Kemudian teori ini berkembang menjadi
aliran psikologi belajar yang berpengaruh terhadap pengembangan teori pendidikan dan
pembelajaran yang dikenal sebagai aliran behavioristik. Aliran ini menekankan pada
terbentuknya perilaku yang tampak sebagai hasil belajar.

Teori behavioristik dengan model hubungan stimulus responnya, mendudukan orang


yang belajar sebagai orang yang pasif. Seseorang telah dianggap belajar apabila orang
tersebut dapat menunjukkan perubahan perilakunya. Dalam teori belajar ini yang terpenting
adalah input yang berupa stimulus dan output yang berupa respon.

Stimulus adalah segala hal yang diberikan oleh pengajar kepada pelajar, sedangkan
respon adalah reaksi pelajar terhadap stimulus yang diberikan oleh pengajar. Teori ini
mengutamakan pengukuran, sebab pengukuran merupakan suatu hal penting untuk melihat
perubahan tingkah laku tersebut terjadi atau tidak.

4.2 Pendapat Para Tokoh Ahli Teori Behavioristik

A.Teori Belajar Menurut Thorndike (1874-1949)

Menurut Thorndike, belajar adalah proses interaksi antara stimulus dan respon.
Stimulus adalah apa yang merangsang terjadinya kegiatan belajar seperti pikiran, perasaan,
atau hal-hal lain yang dapat ditangkap melalui alat indera. Sedangkan respon adalah reaksi
yang dimunculkan peserta didik ketika belajar, yang dapat pula berupa pikiran, perasaan, atau
gerakan/tindakan. Jadi perubahan tingkah laku akibat kegiatan belajar dapat berwujud konkrit,
yaitu yang dapat diamati, atau tidak konkrit yaitu yang tidak dapat diamati. Meskipun aliran
behaviorisme sangat mengutamakan pengukuran, tetapi tidak dapat menjelaskan bagaimana
cara mengukur tingkah laku yang tidak dapat diamati. Teori Thorndike ini disebut pula
dengan teori koneksionisme (Slavin, 2000).

7
Ada beberapa hukum belajar, yakni sebagai berikut:

1. Hukum sebab akibat, yang menunjukkan kuat lemahnya hubungan antara stimulus
dengan respon tergantung pada akibat yang ditimbulkan.
2. Hukum pembiasaan, yang menunjukkan bahwa hubungan stimulus dengan respon bisa
menjadi kuat ketika dilatih.
3. Hukum kesiapan, yang menyatakan bahwa hubungan antara stimulus dengan respon
akan mudah terbentuk jika ada kesiapan dari orang tersebut.
4. Hukum sikap, yaitu hukum yang menyatakan bahwa perilaku seseorang juga
ditentukan oleh keadaan yang ada dalam diri.
5. Hukum respon, yang merupakan pemahaman bahwa individu bisa menyatakan respon
tindakan bahkan pada situasi yang belum pernah dialami.
6. Hukum reaksi bervariasi, yaitu hukum yang menyatakan bahwa individu melakukan
trial and error lebih dulu untuk menunjukkan macam-macam respon sebelum
mendapat respon paling tepat.
7. Hukum aktivitas berat sebelah, yaitu individu memberikan repson pada stimulus
tertentu sesuai dengan persepsi terhadap keseluruhan situasi.
8. Hukum perpindahan asosiasi, yaitu proses peralihan situasi lama ke situasi baru
dengan cara bertahap, mengurangi unsur situasi lama dan mengenalkan unsur situasi
baru.

B.Teori Belajar Menurut Ivan Petrovich Pavlov (1849-1936)

Teori classical conditioning, dengan menggunakan kata kunci conditioning, Pavlov


hendak menekankan bahwa tidak semua stimulus dapat dianggap sebagai variable anteseden
dari peristiwa belajar. Stimulus yang tidak menyebabkan terjadinya aktivitas disebut dengan
stimulus fisiologis terutama melalui system reseptor. Bagi Pavlov, stimulus ini hanya
melahirkan refleks dan karena itu tidak dapat dikategorikan sebagai respon belajar. Stimulus
fisiologis biasanya hanya dapat memunculkan refleks, sehingga diperlukan adanya stimulus
yang terkindisi untuk merubah refleks menjadi aktivitas belajar. Dengan demikian respon
belajar hanya terjadi melalui stimulus yang terkondisikan.

Dari pendapat Pavlov ini terlihat bahwa aktivitas belajar berlangsung dalam suatu
proses evolusi melalui stimulus terkondisi yang dirancang secara sistematis dan dikontrol
secara ketat untuk mendapat perilaku belajar yang memadai.

8
C.Teori Belajar Menurut Burrhus Frederic Skinner (1904-1990)

Burrhus Skinner (20 Maret 1904 sampai 18 Agustus 1990) adalah seorang psikolog
dari Amerika yang terkenal akan aliran behaviorismenya. Skinner memiliki pendapat bahwa
hubungan antara stimulus dengan respon yang ditunjukkan individu atau subyek terjadi
melalui interaksi dengan lingkungan. Respon yang ditunjukkan pun tak seluruhnya
merupakan hasil dari rangsangan yang ada, tetapi karena interaksi antara stimulus yang
menghasilkan respon. Respon menghasilkan konsekuensi. Pada akhirnya konsekuensi akan
menghasilkan atau memunculkan perilaku.

Skinner dalam teori behaviorisitk melahirkan buah pemikirannya yang dikenal dengan
istilah Teori Operant Condiitioning. Teori ini mengungkapakan bahwa tingkah laku yang
dilihatkan subyek tak semata-mata merupakan respon terhadap stimulus tetapi juga tindakan
yang disengaja. Skinner menyatakan pendapatnya bahwa pribadi seseorang merupakan hasil
dari respon terhadap lingkungannya. Dua macam respon tersebut adalah:

1. Respondent Response yaitu respon akibat rangsangan tertentu. Contoh: anjing yang
mengeluarkan air liurnya ketika majikannya membawakan makanan untuknya.
2. Operant Response yaitu respon yang muncul dan semakin berkembang oleh
rangsangan tertentu. Contoh: seorang anak yang mendapatkan reward ketika ia
menjadi juara kelas, maka ia akan semakin giat belajar untuk mempertahankan bahkan
menaikkan prestasinya dengan harapan diberikan reward kembali (dengan nilai yang
sama atau lebih tinggi).

Beberapa prinsip Skinner antara lain :


1. Hasil belajar harus segera diberitahukan kepada siswa, jika salah dibetulkan, jika
bebar diberi penguat
2. Proses belajar harus mengikuti irama dari yang belajar.
3. Materi pelajaran, digunakan sistem modul.
4. Dalam proses pembelajaran, tidak digunkan hukuman. Untuk itu lingkungan perlu
diubah, untuk menghindari adanya hukuman.
5. Dalam proses pembelajaran, lebih dipentingkan aktifitas sendiri.
6. Tingkah laku yang diinginkan pendidik, diberi hadiah, dan sebaiknya hadiah diberikan
dengan digunakannya jadwal variabel Rasio rein forcer.
7. Dalam pembelajaran digunakan shaping.

9
D.Teori Belajar Menurut Robert Gagne (1916-2002)

Gagne adalah seorang psikolog pendidikan berkebangsaan amerika yang terkenal


dengan penemuannya berupa condition of learning. Gagne pelopor dalam instruksi
pembelajaran yang dipraktekkannya dalam training pilot AU Amerika. Ia kemudian
mengembangkan konsep terpakai dari teori instruksionalnya untuk mendisain pelatihan
berbasis komputer dan belajar berbasis multi media. Teori Gagne banyak dipakai untuk
mendisain software instruksional.
Gagne disebut sebagai Modern Neobehaviouris mendorong guru untuk merencanakan
instruksioanal pembelajaran agar suasana dan gaya belajar dapat dimodifikasi. Ketrampilan
paling rendah menjadi dasar bagi pembentukan kemampuan yang lebih tinggi dalam hierarki
ketrampilan intelektual. Guru harus mengetahui kemampuan dasar yang harus disiapkan.
Belajar dimulai dari hal yang paling sederhana dilanjutnkanpada yanglebih kompleks ( belajar
SR, rangkaian SR, asosiasi verbal, diskriminasi, dan belajar konsep) sampai pada tipe belajar
yang lebih tinggi(belajar aturan danpemecahan masalah). Prakteknya gaya belajar tersebut
tetap mengacu pada asosiasi stimulus respon.
Tahapan proses pembelajaran menurun Gagne dijelaskan dalam beberapa tingkatan,
yaitu: motivasi, pemahaman, perolehan, penyimpanan, ingatan kembali, generalisasi,
perlakuan, dan umpan balik. Gagne juga menyatakan adanya beberapa kategori belajar, di
antaranya:

1. Verbal Information. Informasi verbal bisa berwujud uraian kata-kata, ulasan, maupun
penjelasan yang bisa dikomunikasikan menggunakan bahasa baik secara lisan maupun tulisan.
2. Intellectual Skill. Kemampuan intelektual merupakan kemampuan yang dibutuhkan dalam
aktivitas mental seperti berpikir, menggunakan logika, dan memecahkan masalah.
3. Attitude atau perilaku.
4. Cognitive Strategy. Strategi kognitif merupakan kemampuan internal atau dalam diri
seseorang dalam berpikir, memecahkan masalah, hingga mengambil keputusan terkait suatu
kejadian.

E.Teori Belajar Menurut Albert Bandura (1925)

Albert Bandura merupakan ahli dalam teori belajar behavioristik yang paling muda. Ia
adalah seorang psikolog lulusan University of British of Columbia yang kemudian

10
melanjutkan pendidikannya di Universitas Iowa dan Universitas Stanford. Hingga saat ini,
Bandura tercatat sebagai dosen di Universitas Stanford.

Albert Bandura cukup terkenal dalam dunia psikologi pendidikan, terutama dengan
Teori Pembelajaran Sosial (Social Learning Theory), yaitu konsep dalam teori behavioristik
yang menekankan komponen kognitif, pikiran, pemahaman, dan evaluasi. Teori Pembelajaran
Sosial ini memiliki konsep utama pembelajaran dengan metode pengamatan. Menurut teori
ini, perilaku individu bisa timbul karena proses modeling, atau tindakan peniruan.

Modeling juga dikenal sebagai pembelajaran melalui proses observasi. Pembelajaran


ini tidak sekadar melakukan fotokopi pada tindakan yang dilihatnya tetapi juga menyesuaikan,
baik itu mengurangi, menambahi, atau menggeneralisasi dari satu observasi ke observasi
lainnya. Ada beberapa faktor yang memengaruhi dan menentukan apakah seseorang akan
belajar dari suatu situasi, faktor-faktor tersebut antara lain:

1. Karakteristik model. Faktor ini menjelaskan kalau manusia lebih mungkin melakukan
modeling pada individu contoh dengan status (sosial, ekonomi, pekerjaan) yang lebih tinggi.
2. Karakteristik orang yang mempelajari tersebut, biasanya adalah mereka yang tidak
memiliki status, kemampuan, atau pun kekuatan. Misalnya anak yang mengikuti atau
modeling perilaku orang tuanya.
3. Konsekuensi dari tindakan yang ditiru. Konsekuensi yang semakin besar juga akan
semakin menekan orang untuk melakukan modeling. Misalkan, pegawai kantoran berusaha
sedisiplin mungkin seperti rekan kerjanya untuk menyabet gelar karyawan terbaik tahun ini.

F. Teori Belajar Menurut J.B. Watson

Mengemukakan dua prinsip dasar dalam pembelajaran, yaitu :

1. Prinsip kekerapan, menyatakan bahwa semakin kerap individu bertindak balas


terhadap suatu rangsangan, akan lebih besar kemungkinan individu memberikan
tindak balas yang sama terhadap rangsangan itu.
2. Prinsip kebaruan, menyatakan bahwa apabila individu membuat tindak balas yang
baru terhadap rangsangan, apabila kelak muncul lagi rangasangan besar kemungkinan
individu tersebut akan bertindak balas dengan cara yang serupa terhadap rangsangan
itu.

Menurut teori ini belajar adalah proses perubahan yang terjadi karena adanya syarat yang
kemudian menimbulkan reaksi. Penganut teori ini mengatakan bahwa segala tingkah laku
manusia adalah hasil conditioning, yakni hasil dari latihan-latihan bereaksi terhadap syarat
atau perangsang tertentu yang dialaminya di dalam kehidupan.

G. Teori Belajat Menurut Carck Hull


11
Mengemukakan teorinya, yaitu bahwa suatu kebutuhan atau keadaan terdorong harus
ada dalam diri seseorang yang belajar, sebelum suatu respons dapat diperkuat atas dasar
pengurangan kebutuhan. Dalam hal ini, efisiensi belajar tergantung pada besarnya tingkat
pengurangan dan kepuasan motif yang menyebabkan timbulnya usaha belajar oleh respons
yang dibuat individu. Dua hal yang sangat penting dalam proses belajar ini adalah adanya
motivasi intensif dan pengurangan stimulus pendorong.

H. Teori Belajar Menurut Edwin Guthrie

Mengemukakan cara untuk mengubah kebiasaan yang kurang baik berdasarkan teori
conditioning. Menurutnya tingkah laku secara keseluruhan dapat dipandang sebagai deretan
tingkah laku yang terdiri dari unit-unit. Unit-unit ini merupakan reaksi dari stimulus
sebelumnya, kemudian unit tersebut menjadi stimulus juga yang akhirnya menimbulkan
respons bagi unit tingkah laku berikutnya. Edwin Guthrie mengemukakan tiga metode untuk
mengbah kebiasaan buruk, yaitu sebagai berikut :

1. Metode Ambang (The Threshold Method), adalah metode mengubah tindak balas
dengan menurunkan atau meningkatkan rangsangan secara berangsur.
2. Metode Meletihkan (The Fatigue Method), adalah menghilangkan tindak balas yang
tidak diingingkan dengan menggalakkan individu mengulangi tindak balas itu sampai
akhirnya ia letih.
3. Metode Ambang Rangsangan Tak Serasi (The Incompatible Response Method),
adalah dengan memasangkan rangsangan yang menimbulkan tindak balas yang tidak
diinginkan.

4.3 Teori S-R

Stimulus merupakan rangsangan dari dalam diri seseorang yang mendorong terjadinya
kegiatan. Dalam sistem pembelajaran stimulus juga merupakan rangsangan yang diberikan
oleh guru atau pengajar kepada muridnya. Agar terjadi interaksi dadalam proses pembelajaran
seperti dalam hukum fisika dimana sutau benda diberikan gaya maka akan terjadi sebuah
reaksi terhadap benda tersebut. Sedangkan respon merupakan aktivitas yang dilakukan
seseorang. Setelah memperoleh rangsangan(stimulus).

Teori S-R merupakan gabungan dari beberapa teori yang memiliki kemiripan, tetapi
juga memiliki kualitas-kualitas unik tertentu. Sistem-sistem ini bermula sebagai usaha untuk
menjelaskan perolehan atau penyimpanan bentuk-bentuk tingkah laku baru yang muncul
akibat pengalaman.

Ada beberapa teori mengenai stimulus dan respon, di antaranya:

1.Teori Ivan Petrovich Pavlov

Memunculkan reaksi yang di inginkan, maka stimulus harus di lakukan secara


berulang- ulang, dalam artian semuanya tergantung dari kebiasaan yang di lakukan.

2.Teori Asosiasi Edward L. Thorndike

Ketika melakukan sesuatu memang harus ada kegagalan - kegagalan sebelumnya.


Ketika ia gagal maka ia akan terus mencoba sampai akhirnya ia bisa berhasil.

12
3.Teori Behaviorisme dari Jhon Broades Watson

Segala perilaku manusia sebagian besar akibat pengaruh lingkungan sekitarnya.


Dengan kata lain, lingkunganlahyang membentuk kepribadian manusia.

4.Teori Kesegaran dari Edwin Guthrie

Seseorang di anggap belajar apabila ada perubahan dalam tahap akhir pada sebuah
situasi.

5.Teori Burrhus Frederic Skinner ( 1904-1990)

Terdapat penguatan positif dan penguatan negative dalam proses pembelajaran.


Penguatan positif dan negative ini bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan dalam proses
pembelajaran.

Hubungan antara stimulus dan respon akan semakin erat jika sering di latih dan
semakin kurang apabila jarang di latih. Dalam mengajar kita harus perhatikan situasi peserta
didik dan perhatikan respon yang di harapkan dari situasi tersebut. Hendaknya guru mampu
menciptakan hubungan respon dengan sengaja dan membuat hubungan sedemikian rupa
sehingga menghasilkan stimulus dan respon yang baik.

Terdapat banyak aspek eksternal yang berpengaruh terhadap diri siswa di sekolah.
Teman-teman, struktur sekolah, suasana kelas, kebersihan, peralatan dan banyak hal lainnya
adalah contoh dari sekian banyak stimulus yang mestinya diperhatikan untuk kesuksesan
proses KBM. Namun diantara semua itu, aspek guru merupakan stimulus yang paling besar
pengaruhnya. Bagaimana semangat, kreativitas, ketekunan dan kesabaran guru dalam
mengajar akan menentukan proses pengkondisian siswa dalam belajar.

Stimulus tidak lain adalah lingkungan belajar anak baik yang internal maupun
eksternal yang menjadi penyebab belajar. Sedangkan respon adalah akibat atau dampak
berupa reaksi fisik terhadap stimulus. Belajar berarti penguatan ikatan, asosiasi, sifat,
kecendrungan perilaku S – R (Stimulus – Respon). Maka dengan memperhatikan kondisi
internal dan eksternal peserta didik akan lebih membantu dalam pembelajaran yang akan
dilakukan. Secara sadar bahwa dalam proses belajar ini yang diutamakan adalah bagaimana
individu dapat menyelesaikan dan terhadap rangsangan kehidupan kemudian individu ini
mengadakan reaksi. Reaksi yang dilakukan merupakan usaha untuk menciptakan kegiatan
sekaligus menyelesaikan dan akhirnya mendapatkan hasil yang mengakibatkan perubahan
pada dirinya. Sebagai hal baru serta menambah pengetahuan. Belajar bertujuan untuk
mengubah sikap positif artinya apabila seseorang belajar sesuatu hal yang baru tergantung
stimulus disekitarnya (faktor lingkungan yang kondusif memberikan kenyamanan dalam
proses belajar) termasuk keaktifan proses mental yang sering dilatih dan akhirnya menjadi
suatu kegiatan yang terbiasa.

4.4 Aplikasi Teori Behavioristik dalam Pembelajaran

Menurut Suprijono (2009:21), implikasi prinsip-prinsip behavioristic pada kegiatan


pembelajaran adalah sebagai berikut:

a. Kegiatan belajar adalah kegiatan figuratif


13
b. Belajar menekankan perolehan informasi dan penambahan informasi
c. Belajar merupakan proses dialog imperative, bukan dialog interaksi
d. Belajar bukan proses organic dan kostruktif, melainkan proses mekanik
e. Aktivitas belajar didominasi oleh kegiatan menghafal dan melatih
Hal-hal yang harus diperhatikan dalam menerapkan teori behavioristic adalah ciri-ciri
kuat mendasarinya, yaitu:
a. mementingkan pengaruh lingkungan
b. mementingkan bagian-bagian
c. mementingkan peranan reaksi
d. mengutamakan mekanisme terbentuknya hasil belajar melalui prosedur stimulus
respons

Sebagai konsekuensi teori ini, para guru yang menggunakan teori behaviorisme akan
menyusun bahan pelajaran dalam bentuk yang sudah siap sehingga tujuan
pembelajaran yang harus dikuasai siswa disampaikan secara utuh oleh guru. Metode
behavioristic ini sangat cocok untuk perolehan kemampuan yang membutuhkan
praktik dan pembiasaan yang mengandung unsur-unsur seperti kecepatan, kelenturan,
reflex, dan sebagainya.

4.5 Kelebihan dan Kekurangan Teori Behavioristik

1. Kelebihan teori behavioristik

a. Sesuai dengan materi pembelajaran, Teori belajar ini dinilai cukup cocok dengan
pembelajaran dengan tujuan memiliki kemampuan yang membutuhkan praktik serta
pembiasaan yang disiplin.

b. Membangun konsentrasi individu

c. Membiasakan guru untuk bersikap jeli pada situasi belajar

2. Kekurangan teori behavioristik

a. Hanya berpusat pada tenaga pendidik, Hal ini berpotensi membuat individu yang belajar
justru kehilangan kemampuan dan kelebihan alaminya seperti berkreasi sesuai dengan
pikirannya.

b. Pelajar dibentuk menjadi pasif dan tidak inovatif

14
c. Lebih mengutamakan hafalan daripada latihan

d. Penggunaan hukuman sebagai salah satu cara untuk mendisiplinkan siswa

BAB V

PENUTUP

5.1 SIMPULAN
1. Teori behavioristik, adalah teori yang menunjukkan tingkah laku manusia dari
hasil interaksi antara stimulus dan respon
2. Dalam teori behavioristik seseorang dianggap telah belajar apabila ia bisa
menunjukkan perubahan tingkah lakunya
3. Dalam penerapan teori behavioristik yang salah akan membuat siswa sangat
tidak menyenangkan, seperti behavioristic dipandang bahwa siswa dituntut
untuk pasif dan guru bersifat otoriter.

5.2 SARAN

Sebagai calon guru sebaiknya kita harus mampu mendidik peserta didik dengan baik
dengan metode metode dan teori teori yang pasti dan tepat, sehingga tercipta lah proses
belajar mengajar berjalan dengan baik. Maka dari itu kita sebagai calon guru pelajarilah teori
teori pembelajaran yang ada agar kita mampu menemukan kecocokan dalam metode
mengajar yang tepat.

15
DAFTAR PUSTAKA

https://www.academia.edu/5530695/Makalah_TEORI_BEHAVIORISTIK

16

Anda mungkin juga menyukai