Anda di halaman 1dari 16

LAPORAN webinar

Semarak Hari Guru Nasional 2020 dengan tema:


Peran Organisasi Profesi Untuk Dalam Kehidupan Berbangsa
dan Bernegara

OLEH:

HIDAYATUL MAHSUNAH, S.Pdi.M.A

PEMERINTAH KABUPATEN GRESIK


DINAS PENDIDIKAN
UPT SMP NEGERI 1 GRESIK
JL. JAKSA AGUNG SUPRAPTO NO. 79

2020
LAPORAN WEBINAR
Semarak Hari Guru Nasional 2020 dengan tema:
Peran Organisasi Profesi Dalam Kehidupan Berbangsa dan Bernegara

Oleh : Hidayatul Mahsunah , S.Pdi. M.A

1. LATAR BELAKANG

Fungsi dan Peran PGRI sebagai tempat terhimpunnya segenap guru dan tenaga
kependidikan lainnya merupakan organisasi perjuangan, organisasi profesi, dan organisasi
ketenagakerjaan yang berdasarkan Pancasila, bersifat unitaristik, independen, dan tidak
berpolitik praktis, secara aktif menjaga, memelihara, mempertahankan, dan meningkatkan
persatuan dan kesatuan bangsa yang dijiwai semangat kekeluargaan, kesetiakawanan sosial
yang kokoh serta sejahtera lahir batin, dan kesetiakawanan organisasi baik nasional maupun
internasional. PGRI secara terus menerus berupaya mewujudkan pengabdiannya melalui
pembinaan profesi guru dan tenaga kependidikan lainnya, membina serta mengembangkan
pendidikan dan kebudayaan bagi pembangunan Indonesia dalam upaya mencerdaskan
kehidupan bangsa berdasarkan Pancasila dan UUD 1945. PGRI bertugas membina serta
mengembangkan sikap, perilaku, dan keahlian agar para guru anggota PGRI mampu
melakukan tugasnya dengan baik, bertanggung jawab, dan dapat diharapkan serta dapat
diandalkan oleh bangsa dan negaranya.

2. TUJUAN

Tujuan diselenggerakannya webinar adalah:


a) Memberi wawasan bagi guru dan tenaga kependidikan lainnya, tentang fungsi dan peran
organisasi PGRI dalam kehidupan berbangsa dan bernegara
b) Memberi wawasan bagi guru dan tenaga kependidikan lainnya tentang upaya yang
dilakukan PGRI untuk mewujudkan pengabdiannya melalui pembinaan profesi guru dan
tenaga kependidikan lainnya, membina serta mengembangkan pendidikan dan
kebudayaan bagi pembangunan Indonesia dalam upaya mencerdaskan kehidupan bangsa
berdasarkan Pancasila dan UUD 1945.

3. JADWAL KEGIATAN DAN NARASUMBER

Webinar dilaksanakan pada hari kamis, tanggal 03 Desember 2020


Narasumber :
Drs. Amich Al Humani (Direktur Agama,Pendidikan dan Kebudayaan)
Supratman,S.H ( Direktur Advokasi Deputi Bidang Pencegahan)
Prof. Dr.Hariyono,M.Pd ( Wakil Ketua Badan Ideologi Pancasila)
Moderator: Imron Rosadi ( Sekretaris Jenderal FGTIKKNAS)
4. MATERI
PGRI bertugas membina serta mengembangkan sikap, perilaku, dan keahlian agar para
guru anggota PGRI mampu melakukan tugasnya dengan baik, bertanggung jawab, dan dapat
diharapkan serta dapat diandalkan oleh bangsa dan negaranya. Guru anggota PGRI tidak
hanya mengajar kompetensi dasar kepada anak didik, akan tetapi juga bertanggung jawab atas
pembentukan karakter untuk anak didik agar menjadi sumber daya manusia Indonesia yang
kompeten, berilmu, berwatak mulia, bermoral tinggi, demokratis dan bertanggung jawab.
Guru yang bermutu dan bertanggung jawab merupakan pilar utama untuk mencapai
keberhasilan pendidikan, yang pada gilirannya hasil dari didikannya akan menjadi tulang
punggung pembangunan bangsa dan negara ini. Oleh karena itu, kebulatan tekad, jiwa dan
semangat kejuangan, kesetiakawanan sosial dan organisasi, peningkatan mutu dan
kemampuan profesional, dan ditingkatkan secara menyeluruh dan berkesinambungan.

Dalam mengembangkan profesionalisme guru PGRI mempunyai program-program yang


dibagi dalam beberapa bidang. Bidang-bidang itu antara lain: a) Bidang Umum, Organisasi,
dan Kaderisasi, b) Bidang Profesi dan Pendidikan, c) Bidang Ketenagakerjaan dan
Kesejahteraan, d) Bidang Pendidikan Agama, e) Bidang Pemberdayaan Perempuan, f) Bidang
Pendidikan Pra Sekolah, Pendidikan Dasar dan Generasi Muda, g) Bidang Olah Raga dan
Seni Budaya, h) Bidang Advokasi dan Hukum, i) Bidang Keuangan. Dalam setiap bidang
mempunyai beberapa program yang tentunya harus tuntas dan terlaksana dalam kurun waktu
lima tahun masa bakti kepengurusan PGRI. Dalam kurun waktu lima tahun tersebut tak jarang
terjadi masalah-masalah dalam beberapa program yang sudah dicanangkan. Hal tersebut
diatasi dengan musyawarah melalui rapat kerja yang diadakan minimal satu kali dalam
setahun. Diharapkan melalui kegiatan-kegiatan yang dilakukan PGRI tersebut dapat
menuntaskan semua program-program yang telah dicanangkan, sehingga tujuan yang
diharapkan dapat terpenuhi

5. TINDAK LANJUT
Tindak Lanjut dari pelaksanaan webinar adalah berupa kegiatan sebagai berikut:
Guru berpartisipasi aktif dan organisasi profesi dalam bentuk nyata yang bersifat professional
untuk mencerdaskan kehidupan berbangsa dan bernegara. Beberapa bentuk partisipasi guru
dalam profesi guru pendidikan bisa berupa :
a) Aktif mengomunikasikan berbagai pikiran dan pengalaman yang mengarah kepada
pembaharuan dan perbaikan mutu pendidikan. Komunikasi ini bisa dalam bentuk
seminar, symposium, dan sejenisnya atau komunikasi tertulis dalam bentuk jurnal profesi
atau media lainnya.
b) Secara aktif melakukan evaluasi diri, baik secara perorangan maupun kelompok dalam
hal praktek professional (pendidikan) dengan mengacu kepada standar profesi yang telah
ditetapkan oleh organisasi profesi.
c) Mewujudkan prilaku dan sikap professional dalam kehidupan dan lingkungan kerja guru
itu sendiri. Partisipasi ini ialah dalam bentuk mewujudkan prilaku dan sikap professional
dalam kehidupan dan lingkungan kerja guru.

6. DAMPAK TERHADAP PENINGKATAN KOMPETENSI GURU DALAM


PENINGKATAN MUTU KBM DAN SISWANYA

Guru yang berperan aktif dalam organisasi profesi akan memiliki semangat dan
dorongan dalam mengembangkan kualitas kerja untuk menjadi guru yang profesional serta
memberikan motivasi pada guru untuk selalu mengembangkan kariernya guna kemajuan di
dunia pendidikan di Indonesia. Guru merupakan ujuk tombak dalam mencerdaskan anak
bangsa. Dengan adanya guru - guru yang profesional, kualitas pendidikan di negara ini akan
bisa dipertanggungjawabkan.

7. PENUTUP

Demikian laporan webinar Semarak Hari Guru Nasional 2020 dengan tema: Peran
Organisasi Profesi Dalam Kehidupan Berbangsa dan Bernegara dan semoga laporan ini
bermanfaat.

Gresik, 04 Desember 2020

Plt. Kepala UPT SMPN 1 Gresik Guru PAI,

Sulistyorini,M.Pd Hidayatul Mahsunah,S.Pdi.M.A


NIP. 19710705 199702 2 002 NIP.19781118 200901 2 004

Lampiran
MATRIK RINGKASAN PELAKSANAAN WEBINAR

Nama Tempat Jumlah Nama Mata Diklat/ Nama Dampak


Diklat Kegiatan Jam Narasumber Kompetensi Penyelenggara
Kegiatan Kegiatan
Diklat
Webinar Online - 1. Drs. Amich Al Peran OrganisasiDirektorat Guru yang berper
Semarak (Dalam Humani Profesi Untuk Dalam Pendidikan Profesi aktif dalam organis
Hari Jaringan/ 2. Supratman, S.H Kehidupan dan Pembinaan profesi akan memil
Guru Daring) Berbangsa danGuru dan Tenaga semangat d
3. Prof.
Nasional melalui Bernegara Kependidikan (Dit. dorongan dala
2020 zoom/ you Dr.Hariyono,M. P3GTK) mengembangkan
dengan tube Channel Pd kualitas kerja unt
tema: menjadi guru ya
profesional se
Peran memberikan motiv
Organisas pada guru untuk sela
i Profesi mengembangkan
Untuk kariernya gu
Dalam kemajuan dun
Kehidupa pendidikan
n Indonesia. Gu
Berbangs merupakan uj
a dan tombak dala
Bernegar mencerdaskan an
a bangsa. Dengan adan
guru - guru ya
profesional, kuali
pendidikan di nega
ini akan b
dipertanggungjawabk
n.

Gresik, 04 Desember 2020

Plt. Kepala UPT SMPN 1 Gresik Guru PAI,

Sulistyorini,M.Pd Hidayatul Mahsunah,S.Pdi.M.A


NIP. 19710705 199702 2 002 NIP.19781118 200901 2 004
SURAT TUGAS
Nomor: 800/ /437.53.01.02/ 2020

Yang bertanda tangan dibawah ini:


Nama : Sulistyorini, M.Pd
NIP : 19710705 199702 2 002
Pangkat/ Golongan : Pembina Tk.I, IV/b
Jabatan : Kepala UPT SMPN 1 Gresik
Memberikan tugas kepada:
Nama : Hidayatul Mahsunah, S.PdI.M.A
NIP : 19781118 200901 2 004
Pangkat / Gol : Penata Tk 1 / III d
Jabatan : UPT SMP Negeri 1 Gresik

Untuk mengikuti Webinar Semarak Hari Guru Nasional 2020 dengan tema: Peran Organisasi
Profesi Untuk Dalam Kehidupan Berbangsa dan Bernegara yang akan dilaksanakan pada:
Hari : Kamis
Tanggal : 03 Desember 2020
Tempat : Daring ( Zoom dan You tube Channel)

Demikian surat tugas ini dibuat agar dilaksanakan dengan penuh tanggung jawab.

Gresik, 02 Desember 2020


Plt Kepala UPT SMP Negeri 1 Gresik

SULISTYORINI, M.Pd
NIP. 1960020819840121004
Latar Belakang
Dalam  Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem  Pendidikan Nasional,
pendidikan diartikan sebagai usaha  sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan
proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk 
memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan akhlak
mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.
Lebih lanjut mengenai organisasi profesi keguruan di jelaskan dalam undang-undang
nomor 14 tahun 2005 tentang guru dan dosen dalam pasal 41 dijelaskan bahwa guru membentuk
organisasi profesi yang brsifat andependent dan berfungsi untuk memajukan profesi,
meningkatkan kompetensi, karier, wawasan kependidikan, perlindungan profesi, kesejahteraan
dan pengabdian kepada masyarakat. Dalam pasal ini dijelaskan juga bahwa guru wajib menjadi
anggota organisasi profesi.
Berdasarkan dua batasan di atas, maka organisasi profesi di Indonesia ini tidak hanya
memprioritaskan memajukan profesi, meningkatkan kompetensi, karier, wawasan kependidikan,
perlindungan profesi, kesejahteraan dan pengabdian kepada masyarakat tetapi perkembangan
individu (siswa) sebagai pribadi yang  unik secara utuh.  Oleh karena setiap satuan pendidikan
harus memberikan layanan  yang dapat memfasilitasi perkembangan pribadi siswa  secara
optimal berupa pengajaran kelas, Pemahaman mengenai hal-hal yang berkaitan dengan profesi
keguruan juga harus di prioritaskan. Hal ini merupakan bagian dari kompetensi yang juga harus
dikuasai oleh siswa.

B.     Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakan diatas diharapkan kita kaan mengetahui tentang :
a.       Organisasi profesi guru seperti PGRI dan lain – lain.
b.      Konsep dasar dan peran  organisasi profesional  guru

BAB II
PEMBAHASAN

A.           KONSEP ORGANISASI KEGURUAN


Di dalam perkembangannya, organisasi profesi guru/kependidikan telah banyak
mengalami diferensiasi dan diversifikasi. Hal ini sejalan dengan terjadinya diferensiasi dan
diversifikasi profesi kependidikan. Sebagaimana dinyatakan dalam UU No. 20 tahun 2003 pasal
1 ayat (6) bahwa “pendidik adalah tenaga kependidikan yang berkualifikasi sebagai guru, dosen,
konselor, pamong belajar, widyaiswara, tutor, instruktur, fasilitator dan sebutan lain yang sesuai
dengan kekhususannya, serta berpartisipasi dalam menyelenggarakan pendidikan,”
Kelahiran suatu organisasi keprofesian tidak terlepas dari perkembangan jenis bidang
pekerjaan yang bersangkutan, karena organisasi tersebut pada dasarnya dan lazimnya dan dapat
terbentuk atas prakarsa dari pengemban bidang pekerjaan tadi. Beberapa organisasi profesi
kependidikan di indonesia, disamping PGRI, yang sudah rilatif berkembang pesat diantaranya
Ikatan Sarjana Pendidikan Indonesia (ISPI). Organisasi ini beranggotakan para sarjana
pendidikan dari berbagai bidang pendidikan, yang didalamnya mempunyai sejumlah himpunan
sejenis seperti Himpunan Sarjana Pendidikan Biologi, Himpunan Sarjana Pendidikan Bahasa dan
sebagainya. Organisasi lain yang sudah lebih berkembang ialah Asosiasi Bimbingan dan
Konseling Indonesia (ABKIN) yang dulu bernama Ikatan Petugas Bimbingan Indonesia (IPBI)
Kedua organisasi ini menaruh perhatian pada pendidikan kebutuhan khusus, terutama
bagi kelompok yang mengalami gangguan dalam perkembangan baik secara fisik, mental,
maupun sosial.
Organisasi apapun yang di bentuk oleh sebuah profesi, tujuan akhirnya adalah memberi
manfaat kepada anggota profesi itu terutama di dalam meningkatkan kemampuan profesional,
melindungi anggota dalam melaksanakan layanan profesional, dan melindungi masyarakat dari
kemungkinan melapraktek dari layanan profesional.

B.            PENGERTIAN, FUNGSI, DAN TUJUAN ORGANISASI PROFESIONAL


            Organisasi profesi merupakan organisasi yang anggotanya adalah para praktisi yang
menetapkan diri mereka sebagai profesi dan bergabung bersama untuk melaksanakan fungsi-
fungsi sosial yang tidak dapat mereka laksanakan dalam kapasitas mereka sebagai  individu.
            Sebagaimana dijelaskan dalam PP No. 38 tahun 1992, pasal 61 ada lima misi dan tujuan
organisasi kependidikan, yaitu meningkatkan dan atau mengembangkan: karier, kemampuan,
kewenangan profesional, martabat dan kesejateraan seluruh tenaga kependidikan. Sedangkan
visinya secara umum adalah terwujudnya tenaga kependidikan yang profesional.
1. a.       Meningkatkan dan atau menngembangkan karier anggota, merupakan upaya
organisasi profesi kependidikan dalam mengembangkan karier anggota sesuai dengan bidang
pekerjaan yang diembannya. Karier yang di maksud adalah perwujudan diri seorang
pengemban profesi secara psikofisis yang bermakna, baik bagi dirinya sendiri maupuin bagi
oran lain (lingkungannya) melalui serangkaian aktifitas.
2. b.         Meningkatkan dan atau mengembangkan kemampuan anggota, merupakan
upaya terwujudnya kompetensi kependidikan yang handal dalam diri tenaga kependidikan
atau guru, yang mencakup: performance component, subject component, profesional
component. Dengan kekuatan dan kewibawaan organisasi, para pengemban profesi
kependidikan/keguruan akan memiliki kekuatan moral untuk senantiasa meningkatkan
kemampuannya, baik melalui program terstruktur maupun program tidak terstruktur.
3. c.         Meningkatkan dan mengembangkan kewenangan profesinal anggota, ini
merupakan upaya paraprofesional untuk menempatkan anggota suatu profesi sesuai dengan
kemampuannya. Proses ini tidak lain dari proses spesifikasi pekerjaan yang tidak dapat
dilakukan oleh sembarang orang, kecuali oleh ahlinya yang telah mengikuti proses
pendidikan tertentu dan dalam waktu tertentu yang relatif  lama. Umpamanya, keahlian guru
pembimbing dalam bimbinghan karier, pribadi/sosial, dan bimbingan belajar.
4. d.        Meningkatkan dan atau mengembangkan martabat anggota, ini merupakan
upaya organisasi profesi kependidikan agar anggotanya terhindar dari perlakuan tidak
manusiawi dari pihak lain, dan tidak melakukan praktik yang melecehkan nilai-nilai
kemanusiaan. Ini dapat dilakukan karena saat seorang profesional menjadi anggota organisasi
suatu profesi, pada saat itu pula terikat oleh kode etik profesi sebagai pedoman perilaku
anggota profesi itu. Dengan memasuki organisasi profesi akan terlindung dari perlakuan
masyarakat yang tidak mengindahkan martabat kemanusiaan dan berupaya memberikan
pelayanan kepada masyarakat sesuai dengan standar etis yang telah disepakati.
5. e.         Meningkatkan dan mengembangkan kesejahteraan, ini merupakan upaya
organisasi profesi kependidikan untuk meningkatkan kesejahteraan lahir batin anggotanya.
Dalam poin ini tercakup juga upaya untuk menjaga dan meningkatkan kesehatan anggotanya.
Tidak disangsikan lagi bahwa tuntutan kesejahteraan ini merupakan prioritas utama. Karena
selain masalah ini ada kaitannya dengan kelangsungan hidup, juga merupakan dasar bagi
tercapainya peningkatan dan pengembangan aspek lainnya. Dalam teori kebutuhan maslow,
kesejahteraan ini mungkin menempati urutan pertama berupa kebutuhan fisiologis yang harus
segera dipenuhi.
            Organisasi profesi kependidikan memiliki fungsi tersendiri yang bermanfaat bagi
anggotanya. Organisasi profesi kependidikan berfungsi sebagai berikut:
1.      Fungsi pemersatu
            Kelahiran suatu organisasi profesi tidak terlepas dari motif yang mendasarinya, yaitu
dorongan yang menggerakan para profesional untuk membentuk suatu organisasi keprofesian.
Organisasi profesi kependidikan merupakan wadah pemersatu berbagai potensi profesi
kependidikan dalam menghadapi kompleksitas tantangan dan harapan masyarakat pengguna jasa
kependidikan. Dengan mempersatukan potensi tersebut diharapkan organisasi profesi
kependidikan memiliki kewibawaan dan kekuatan dalam menentukan kebijakan dan melakukan
tindakan bersama, yaitu uaya untuk melindungi dan memperjuangkan kepentingan para
pengemban profesi kependidikan itu sendiri dan kepentingan masyarakat pengguna jasa profesi
ini.
2.      Fungsi peningkatan kemampuan profesional
            fungsi ini secara jelas tertuang dalam PP No. 38 tahun 1992, pasal 61 yang berbunyi
“tenaga kependidikan dapat membentuk ikatan profesi sebagai wadah untuk meningkatkan dan
mengembangkan karier, kemampuan, kewenangan profesional, martabat dan kesejahteraan
tenaga kependidikan” peraturan pemerintah tersebut menunjukan adanya legalitas formal yang
secara tersirat mewajibkan anggota profesi kependidikan untuk selalu meningkatkan kemampuan
profesionalnya melalui organisasi atau ikatan profesi kependidikan. Bahkan dalam UUSPN
Tahun 1989 : pasal 31 ayat 4 menyatakan bahwa, “tenaga kependidikan berkewajiban untuk
berusaha mengembangkan kemampuan profesionalnya sesuai dengan perkembangan tuntutan
ilmu pengetahuan dan teknologi serta pembangunan bangsa”.
Dalam PP No. 38 1992, pasal 61, ada 5 misi dan tujuan organisasi pendidikan, yaitu ;
meningkatkan dan mengembangkan,
1.      Karier anggota
2.      Kemampuan anggota
3.      Kewenangan professional anggota
4.      Martabat anggota
5.      Kesejahteraan anggota
Selain itu organisasi profesi guru juga mempunyai kewenangan :
1.    Menetapkan dan menegakkan kode etik guru.
2.    Memberikan bantuan hukum kepada guru.
3.    Memberikan perlindungn profesi guru.
4.    Melakukan pembinaan dan pengembangan profesi guru.
5.    Memajukn pendidikan nasional.

C.           BENTUK, CORAK, STRUKTUR, KEDUDUKAN, DAN KEANGGOTAAN


1.      Bentuk dan corak organisasi kependidikan
Bentuk organisasi kependidikan begitu bervariasi dipandang dari segi derajat dan
keterkaitan antar anggotanya. Ada tiga bentuk organisasi profesi kependidikan :
         Pertama, bentuk persatuan ( union), antara lain di Australia, singapura, dan Malaysia.
Misalnya : Australian education union (AUE).
         Kedua, berbentuk federasi ( federation) antara lain di india dan Bangladesh, misalnya : all
india primary teachers federation (AIPTF).
         Ketiga, berbentuk aliansi (alliance), antara lain di Filipina, seperti national alliance of teachers
and office workers (NATOW).
         Keempat, berbentuk asosiasi ( association ), seperti yang terdapat dikebanyakan Negara,
misalnya, brunei malay teachers association (BMTA) di brunei.
2.         Struktur dan kependudukan organisasi kependidikan
Berdasarkan struktur dan kependudukannya, organisasi kependidikan terbagi tiga
kelompok, yaitu :
a.       Organisasi profesi kependidikan yang bersifat local (kedaerahan dan kewilayahan).
b.      Organisasi profesi kependidikan yang bersifat nasional.
c.       Organisasi kependidikan yang bersifat internasional.

3.         Keanggotaan organisasi profesi kependidikan


Dengan adanya keragaman bentuk dan corak serta struktur kedudukan organisasi profesi
kependidikan/keguruan seperti telah dipaparkan dimuka, dengan sendirinya keanggotaan
organisasi kependidikan ini beragam pula. Akan tetapi pada umumnya organisasi profesi
kependidikan yang bersifat asosiasi atau persatuan langsunga dari setiap pribadi pengamban
profesi yang bersangkutan. Sedangkan keanggotaan organisasi profesi kependidikan yang
bersifat federasi cukup terbatas oleh pucuk organisasi yang berserikat saja.

D.           RAGAM BENTUK PARTISIPASI GURU


Bentuk partisipasi anggota profesi tidak sebatas terdaftar menjadi anggota dengan
memberikan sejumlah iuran rutin, namun lebih dalam bentuk nyata yang bersifat professional.
Beberapa bentuk partisipasi guru dalam profesi guru pendidikan bisa berupa :
a.       Aktif mengomunikasikan berbagai pikiran dan pengalaman yang mengarah kepada
pembaharuan dan perbaikan mutu pendidikan. Komunikasi ini bisa dalam bentuk seminar,
symposium, dan sejenisnya atau komunikasi tertulis dalam bentuk jurnal profesi atau media
lainnya.
b.      Secara aktif melakukan evaluasi diri, baik secara perorangan maupun kelompok dalam hal
praktek professional (pendidikan) dengan mengacu kepada standar profesi yang telah ditetapkan
oleh organisasi profesi. Setiap profesi mesti memiliki standar profesi baik untuk praktik maupun
proses pendidikan, dan standar ini dijadikan patokan bagi praktik dan layanan profesi
dimasyarakat. Seorang guru professional mesti secara aktif melakukan evaluasi apakah dirinya
sedah melakukan praktik atau layanan pendidikan dengan mengacu kepada standar professional
itu.
c.       Mewujudkan prilaku dan sikap professional dalam kehidupan dan lingkungan kerja guru itu
sendiri. Partisipasi ini ialah dalam bentuk mewujudkan prilaku dan sikap professional dalam
kehidupan dan lingkungan kerja guru. Ini merupakan partisipasi kedalam diri tetapi memiliki
dampak besar terhadap organisasi profesi. Disiplin, tanggung jawab, sikap professional yang
dilakukan guru didalam melaksanakan layanan pendidikan kepada anak akan memperkokoh
eksistensi dan identitas profesi, dan akan membentuk rekognisi atau pengakuan masyarakat
terhadap pekerjaan guru sebagai suatu profesi bahwa pekerjaan guru tidak bisa dilakukan oleh
sembarang orang karena terikat pada standar prilaku profesi.
E.            ORGANISASI PROFESIONAL KEGURUAN DI INDONESIA
1.    PGRI
            Persatuan Guru Republik Indonesia lahir pada 25 November 1945, setelah 100 hari
proklamasi kemerdekaan Indonesia. Cikal bakal organisasi PGRI adalah diawali dengan nama
Persatuan Guru Hindia Belanda (PGHB) tahun 1912, kemudian berubah nama menjadi Persatuan
Guru Indonesia (PGI) tahun 1932. Pada saat didirikannya, organisasi ini disamping memiliki
misi profesi juga ada tiga misi lainnya, yaitu misi politis-deologis, misi peraturan organisaoris,
dan misi kesejahteraan.
a.       Misi profesi PGRI adalah upaya untuk meningkatkan mutu guru sebagai penegak dan
pelaksana pendidikan nasional. Guru merupakan pioner pendidikan sehingga dituntut oleh
UUSPN tahun 1989: pasal 31; ayat 4, dan PP No. 38 tahun 1992, pasal 61 agar memasuki
organisasi profesi kependidikan serta selalu meningkatkan dan mengembangkan kemampuan
profesinya.
b.      Misi politis teologis tidak lain dari upaya penanaman jiwa nasionalisme, yaitu komitmen
terhadap pernyataan bahwa kita bangsa yang satu yaitu bangsa indonesia, juga penanaman nilai-
nilai luhur falsafah hidup berbangsa dan bernegara, yaitu pancasila.
c.       Misi peraturan organisasi PGRI merupakan upaya pengejawantahan peaturan keorganisasian ,
terutama dalam menyamakan persepsi terhadap visi, misi, dan kode etik keelasan sruktur
organisasi.
d.      Dipandang dari segi derajat keeratan dan keterkaitan antaranggotanya, PGRI berbentuk
persatuan (union). Sedangkan struktur dan kedudukannya bertaraf nasional, kewilayahan, serta
kedaerahan. Keanggotaan organisasi profesi ini bersifat langsung dari setiap pribadi pengemban
profesi kependidikan. Dengan demikian PGRI merupakan organisasi profesi yang memiliki
kekuatan dan mengakar diseluruh penjuru indonesia. Arrtinya, PGRI memiliki potensi besar
untuk meningkatkan hakikat dan martabat guru, masyarakat, lebih jauh lagi bangsa dan negara.
2.      MGMP
              Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) didirikan atas anjuran pejabat-pejabat
Departemen Pendidikan Nasional. Organisasi ini bertujuan untuk meningkatkan mutu dan
profesionalisasi dari guru dalam kelompoknya masing-masing.
3.      KKG
              Kelompok Kerja Guru (KKG) sebagai kelompok kerja seluruh guru dalam satu gugus.
Pada tahap pelaksanaannya dapat dibagi ke dalam kelompok kerja guru yang lebih kecil, yaitu
kelompok kerja guru berdasarkan jenjang kelas, dan kelompok kerja guru berdasarkan atas mata
pelajaran.
Tujuan organisasi Kelompok Kerja Guru (KKG) yaitu :
a.       Memfasilitasi kegiatan yang dilakukan di pusat kegiatan guru berdasarkan masalah dan
kesulitan yang dihadapi guru.
b.      Memberikan bantuan profesional kepada para guru kelas dan mata pelajaran di sekolah.
c.       Meningkatkan pemahaman, keilmuan, keterampilan serta pengembangan sikap profesional
berdasarkan kekeluargaan dan saling mengisi (sharing).
d.      Meningkatkan pengelolaan proses pembelajaran yang aktif, kreatif, dan menyenangkan
(Pakem).
              Melalui KKG dapat dikembangkan beberapa kemampuan dan keterampilan mengajar,
seperti yang di ungkapkan Turney (Abin, 2006), bahwa keterampilan mengajar guru sangat
memengaruhi terhadap kualitas pembelajaran di antaranya; keterampilan bertanya, keterampilan
memberi penguatan, keterampilan mengadakan variasi, keterampilan menjelaskan, keterampilan
membuka dan menutup pelajaran, keterampilan memimpin diskusi kelompok kecil dan
perorangan.

  Pengawasan terhadap pelaksanaan kode etik keguruan


Setiap profesi, seperti telah dibicarakan dalam bagian terdahulu, harus mempunyai kode etik
profesi. Dengan demikian, jabatan dokter, notaris, arsitek, guru, dan lain-lain yang merupakan
bidang pekerjaan profesi mempunyai kode etik. Sama halnya dengan kata profesi sendiri,
Menurut Undang-undang Nomor 8 Tahun 1974 tentang Pokok-pokok Kepegawaian jelas
menyatakan bahwa “Pegawai Negeri/Sipil mempunyai Kode Etik sebagai pedoman sikap,
tingkah laku dan perbuatan di dalam dan di luar kedinasan.” Dalam penjelasan Undang-undang
tersebut dinyatakan bahwa dengan adanya Kode Etik ini, pegawai negeri sispil sebagai aparatur
Negara, abdi negara, dan abdi masyarakat mempunyai pedoman sikap, tingkah laku, dan
perbuatan dalam melaksanakan tugasnya dan dalam pergaulan hidup sehari-hari.
         Pengertian kode etik
Kode etik suatu profesi adalah norma-norma yang harus diindahkan oleh setiap anggota profesi
di dalam melaksanakan tugas profesinya dan dalam hidupnya di masyarakat. Norma-norma
tersebut berisi petunjuk-petunjuk bagi para anggota profesi tentang bagaimana mereka
melaksanakan profesinya dan larangan-larangan, yaitu ketentuan-ketentuan tentang apa yang
tidak boleh diperbuat atau dilaksanakan oleh mereka, kode etik juga menyangkut tingkah laku
anggota profesi pada umumnya dalam pergaulan sehari-hari di dalam masyarakat.
Kode Etik Guru Indonesia dapat dirumuskan sebagai himpunan nilai-nilai dan norma-norma
profesi guru yang tersusun dengan baik dan sistematik dalam suatu sistem yang utuh dan bulat.
Fungsi Kode Etik Guru Indonesia adalah sebagai landasan moral dan pedoman tingkah laku
setiap guru warga PGRI dalam menuunaikan tugas pengabdiannya sebagai guru, baik di dalam
maupun di luar sekolah serta dalam kehidupan sehari-hari di masyarkat. Dengan demikian, maka
Kode Etik Guru Indonesia merupakan alat yang amat penting untuk pembentukan sikap
profesional para anggota profesi keguruan.
         Peningkatan mutu dan kualitas guru
Tugas guru dalam menjalankan profesi kependidikan yang teramat luas, termasuk didalamnya
tugas guru sebagai pendidik dan sebagai pengajar. Akan tetapi muara tugas utama kedua peran
tersebut terjadi pada arena proses pembelajaran, yaitu suatu upaya guru dalam menciptakan
situasi iteraksi pergaulan sosial dengan merekayasa lingkungan yang kondusif bagi terjadinya
perkembangan optimal peserta didik. Upayanya adalah membuat sinergi semua unsur yang
terlibat bagi terciptanya lingkungan yang kondusif untuk terjadinya proses pembelajaran pada
peserta didik.
Guru memainkan multiperan dalam proses pembelajaran yang diselenggarakanya dengan tugas
yang amat berfariasi yaitu sebagai:
1. Konservator (pemelihara) Guru bertugas memelihara sitem nilai yang merupan
sumber norma kedewasaan. Dalam sistem pembelajaran guru merupakan figur bagi peserta
didik dalam memelihara sistem nilai.
2. Inovator (pengembang) sistem nilai ilmu pengetahuan dan teknologi yang dikaji
dalam sistem pembelajaran itu. Jadi guru bukan saja bertugas sebagai memelihara sistem nilai
tetapi juga mengembangkan kepada tataran yang lebih luas dan lebih maju.
3. Transmitor (penerus) sistem-sistem nilai, guru selayaknya meneruskan sistem-sistem
nilai tersebut kepada peserta didik. Dengan demikian, sistem nilai tersebut dimungkinkan
akan diwariskan kepada Peserta didik sebagai generasi yang akan melanjutkan sitem nilai
tersebut
4. transformator (penerjemah) sistem-sistem nilai, guru bertugas menerjemahkan sistem-
sistem nilai tersebut melalui penjelmaan dalam pribadi dan prilakunya. Lewat interaksinya
dengan peserta didik diharapkan pula sistem-sistem nilai tersebut menjelma dalam pribadi
peserta didiknya.
5. perencana (planner) guru bertugas mempersiapkan apa yang akan dilakukan dalam
proses pembelajaran. Seorang guru harus membuat rencana pembelajaran yang matang, yang
sekarang dikenal dengan satuan acara pembelajaran (SAP)
6. manajer proses pembelajaran, guru bertugas mengelola proses pembelajatran, mulai
dari persiapan, mengorganisasikan, melaksanakan, dan mengevaluasi hasi pembelajaran.
Dsini ditentukan siapa yang harus terlibat dalam proses pembelajaran serta sejauh mana
tingkat keterlibatannya. Semua unsur yang diperkirakan menunjang atau menghambat
berhasilnya proses pembelajaran dikelola sesuai dengan kondisi objektifnya masing-masing.
7. Pemandu (director) guru bertugas menunjukan arah dari tujusan pembelajaran kepada
pesertta didik. Kegiatan ini bukan saja memperjelas arah kegiatan belajar peserta didik, tetapi
juga menjadi motifator bagi mereka untuk mencapai tujuan pembelajaran yang telah
dirancang, baik oleh guru maupun dirancang bersama peserta didik.
8. organisator (penyalanggara) guru bertugas mengorganisasikan  seluruh kegiatan
pembelajaran. Guru bertugas menciptakan situasi, memimpin, merangsan, menggerakan, dan
mengarahkan kegiatan belajar mengajar sesuai dengan rencana.
9. Komunikator guru bertugas mengkomunikasikan murid dengan berbagai sumber
belajar. Pekerjaannya, antara lain memberikan informasi tentang buku sumber yang di
gunakan, tempat belajar yang kondusif, bahkan mungkiun sampai menginformasikan
narasumber lain yang dituigasi jika diperlukan.
10. Fasilitator, guru bertugas menyediakan kemudahan-kemudahan belajar bagi siswa,
seperti memberikan informasi tentang cara belajar yang efektif, menyediakan buku sumber
yang cocok, memberikan pengarahan dalam pemecahan masalah dan pengembangan diri
peserta didik, dan lain-lain.
11. Motivator, guru bertugas memberikan dorongan belajar sehingga muncul hasrat yang
tinggi untuk belajar secara instriksi. Dalam proses belajar pembelajaran, dorongan yang
diberikan mungkin berupa penghartgaan seperti pujian dan lain-lain.
12. penilai (evaluator), guru bertugas mengidentifikasi, mengumpulkan, menganalisis,
menafsirkan data yang valid, reliabel, dan objektif dan akhirnya harus memberikan
pertimbangan atau (jubgement) atas tingkat keberhasilan pembelajaran tersebut berdasarkan
kriteria yang ditetapkan, baik mengenai program, proses, maupun hasil atau produk.
         Peningkatan mutu penyelenggaraan pendidikan
Salah satu isu penting dalam penyelenggaraaan pendidikan di negara kita saat ini adalah
peningkatan mutu pendidikan, namun yang terjadi justru kemerosotan mutu pendidikan dasar,
menengah, maupun tingkat pendidikan tinggi. Hal ini berlangsung akibat penyelenggaraan
pendidikan yang lebih menitikberatkan pada aspek kuantitas dan kurang dibarengi dengan aspek
kualitasnya. Peningkaran kualitas pendidikan ditentukan oleh peningkatan proses belajar
mengajar. Dengan adanya peningkatan proses belajar mengajar dapat meningkat pula kualitas
lulusannya. Peningkatan kualitas proses pembelajaran ini akan sangat tergantung pada
pengelolaan sekolah dan pengajaran/pendekatan yang diterapkan guru.
Berdasarkan kajian teori, kepemimpinan kepala sekolah terbukti mempengaruhi implementasi
dan pemeliharaan perubahan dan berkolerasi dengan hasil belajar murid. Kualitas lulusan
pendidikan dipengeruhi oleh kualitas manajemen sekolah atau manajemen pengelolaan
pendidikan. Hasil belajar siswa dipengaruhi oleh fasilitas pendukung, proses belajar mengajar,
dan pengajaran. Kemampuan sosial ekonomi orang tua siswa yang tinggi akan berkorelasi
dengan penyediaan fasilitas belajarnya, yang akhirnya dapat meningkatkan motivasi belajar.
Dalam proses pembelajaran, motivasi merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi proses
dan hasil belajar.

BAB III
PENUTUP
A.           KESIMPULAN
            Organisasi profesi adalah suatu wadah perkumpulan orang-orang yang memiliki suatu
keahlian khusus yang merupakan ciri khas dari bidang keahlian tertentu. Profesionalisme guru
dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya adalah:
1.      Kepuasan kerja
2.      Supervisi pendidikan
3.      Komitmen
            Kepuasan kerja diartikan sebagai cerminan sikap dan perasaan dari individu terhadap
pekerjaannya, atau keadaan emosional menyenangkan dan tidak menyenangkan para pegawai
memandang pekerjaan mereka. Kepuasan kerja yang tinggi sangat diperlukan dalam setiap usaha
kerjasama guru untuk mencapai tujuan sekolah, yang seperti kita ketahui bahwa pencapaian
tujuan sekolah ini adalah sesuatu yang diidam-idamkan. Tetapi sebaliknya dengan guru yang
memiliki kepuasan kerja yang rendah akan sangat sulit mencapai hasil yang baik. Seseorang guru
memiliki hak professional jika memiliki lima aspek pokok yakni:
1.      Mendapat pengakuan dan perlakuan hukum.
2.      Memiliki kebebasan untuk mengambil langkah-langkah interaksi edukatif dalam batas
tanggung jawabnya, dan ikut serta dalam proses pengembangan pendidikan setempat.
3.      Menikmati kepemimpinan teknis dan dukungan pengelolaan yang efektif dan efisien dalam
rangka menjalankan tugasnya sehari-hari.
4.      Menerima perlindungan dan penghargaan yang wajar terhadap usaha-usaha dan prestasi yang
inovatif dalam bidang pengabdiannya.
5.      Menghayati kebebasan mengembangkan kompetensi profesionalnya secara individual maupun
secara institusional. Etika profesional seorang guru sangat dibutuhkan dalam rangka
meningkatkan mutu pendidikan nasional. Seorang guru baru dapat disebut profesional jika telah
menaati Kode Etik Keguruan yang telah ditetapkan.

B.            SARAN
Makalah kami ini masih jauh dari kata sempurna untuk itu kritik dan saran yang membangun
dari para pembaca  sekalian sangat kami harapakan demi tercapainya kesempurnaan dari
makalah kami ini kedepannya.
Fungsi dan Peran PGRI Cabang Wagir sebagai tempat terhimpunnya segenap guru dan tenaga
kependidikan lainnya merupakan organisasi perjuangan, organisasi profesi, dan organisasi
ketenagakerjaan yang berdasarkan Pancasila, bersifat unitaristik, independen, dan tidak berpolitik
praktis, secara aktif menjaga, memelihara, mempertahankan, dan meningkatkan persatuan dan
kesatuan bangsa yang dijiwai semangat kekeluargaan, kesetiakawanan sosial yang kokoh serta sejahtera
lahir batin, dan kesetiakawanan organisasi baik nasional maupun internasional. PGRI Cabang Wagir
beserta seluruh anggotanya secara terus menerus berupaya mewujudkan pengabdiannya melalui
pembinaan profesi guru dan tenaga kependidikan lainnya, membina serta mengembangkan pendidikan
dan kebudayaan bagi pembangunan Indonesia dalam upaya mencerdaskan kehidupan bangsa
berdasarkan Pancasila dan UUD 1945. PGRI bertugas membina serta mengembangkan sikap, perilaku,
dan keahlian agar para guru anggota PGRI mampu melakukan tugasnya dengan baik, bertanggung
jawab, dan dapat diharapkan serta dapat diandalkan oleh bangsa dan negaranya. Guru anggota PGRI
tidak hanya mengajar kompetensi dasar kepada anak didik, akan tetapi juga bertanggung jawab atas
pembentukan karakter untuk anak didik agar menjadi sumber daya manusia Indonesia yang kompeten,
berilmu, berwatak mulia, bermoral tinggi, demokratis dan bertanggung jawab. Guru yang bermutu dan
bertanggung jawab merupakan pilar utama untuk mencapai keberhasilan pendidikan, yang pada
gilirannya hasil dari didikannya akan menjadi tulang punggung pembangunan bangsa dan negara ini.
Oleh karena itu, kebulatan tekad, jiwa dan semangat kejuangan, kesetiakawanan sosial dan organisasi,
peningkatan mutu dan kemampuan profesional, dan ditingkatkan secara menyeluruh dan
berkesinambungan. Dalam mengembangkan profesionalisme guru PGRI mempunyai program-program
yang dibagi dalam beberapa bidang. Bidang-bidang itu antara lain: a) Bidang Umum, Organisasi, dan
Kaderisasi, b) Bidang Profesi dan Pendidikan, c) Bidang Ketenagakerjaan dan Kesejahteraan, d) Bidang
Pendidikan Agama, e) Bidang Pemberdayaan Perempuan, f) Bidang Pendidikan Pra Sekolah, Pendidikan
Dasar dan Generasi Muda, g) Bidang Olah Raga dan Seni Budaya, h) Bidang Advokasi dan Hukum, i)
Bidang Keuangan. Dalam setiap bidang mempunyai beberapa program yang tentunya harus tuntas dan
terlaksana dalam kurun waktu lima tahun masa bakti kepengurusan PGRI. Dalam kurun waktu lima
tahun tersebut tak jarang terjadi masalah-masalah dalam beberapa program yang sudah dicanangkan.
Hal tersebut diatasi dengan musyawarah melalui rapat kerja yang diadakan minimal satu kali dalam
setahun. Diharapkan melalui kegiatan-kegiatan yang dilakukan PGRI tersebut dapat menuntaskan semua
program-program yang telah dicanangkan, sehingga tujuan yang diharapkan dapat terpenuhi Jurnal
Pendidikan; Vol. 1, No. 1; Januari 2013; 30-36 ISSN: 2337-7607; EISSN: 2337-7593 34 termasuk kegiatan-
kegiatan yang berkaitan dengan pengembangan profesionalisme guru di Kecamatan Wagir Kabupaten
Malang. Pengakuan masyarakat dan pemerintah atas eksistensi PGRI sebagai organisasi profesi akan
mempermudah dan memperlancar PGRI dalam menjalankan tugas dan perannya, dan sebagai
penyemangat bagi para pengurus PGRI. Sesuai dengan PGRI sebagai organisasi yang bersifat unitaristik,
independent dan non politik. Dengan demikian, hal-hal yang menjadi faktor-faktor penghambat bagi
program-program yang telah dicanangkan PGRI akan bisa teratasi, salah satu contohnya kurangnya
sarana dan prasarana yang saat ini masih belum bisa terpenuhi, dengan dukungan anggota yang besar,
mungkin akan segera dapat teratasi. 5. Simpulan Dasar Kebijakan organisasi PGRI Cabang Wagir didalam
melaksanakan tugas, peran dan fungsinya sebagai organisasi perjuangan, organisasi profesi, dan
organisasi ketenagakerjaan adalah pada Hasil Konggres XX tahun 2008, dimana didalamnya menimbang
antara lain Undang-Undang RI Nomer 8 tahun 1985 tentang Organisasi Kemasyarakatan; UU RI Nomer
20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional; UU RI Nomer 14 tahun 2005 tentang Guru dan
Dosen, Keputusan Presiden Nomer 78 tahun 1994 tentang Hari Guru Nasional, ditambahkan Peraturan
Pemerintah Nomer 16 tahun 2007 tentang Standar Kualifikasi Akademik dan kompetensi. Fungsi dan
peran PGRI Cabang Wagir sebagai organisasi profesi telah menerapkan amanat dari Hasil Konggres,
Undang-Undang RI dan Peraturan Pemerintah yang menjadi dasar kebijakan dari pelaksanaan
organisasi, terutama dalam tugas memberikan semangat dan dorongan pada para guru dalam
mengembangkan kualitas kerja untuk menjadi guru yang profesional dalam tugas serta memberikan
motivasi pada guru untuk selalu mengembangkan kariernya guna kemajuan di dunia pendidikan. Guru
merupakan ujuk tombak dalam mencerdaskan anak bangsa. Dengan adanya guruguru yang profesional,
kualitas pendidikan di negara ini akan bisa dipertanggungjawabkan. Upaya PGRI Cabang Wagir dalam
mengembangkan profesionalisme guru yaitu PGRI mempunyai program-program yang dibagi dalam
beberapa bidang. Bidang-bidang itu antara lain: a) Bidang Umum, Organisasi, dan Kaderisasi, b) Bidang
Profesi dan Pendidikan, c) Bidang Ketenagakerjaan dan Kesejahteraan, d) Bidang Pendidikan Agama, e)
Bidang Pemberdayaan Perempuan, f) Bidang Pendidikan Pra Sekolah, Pendidikan Dasar dan Generasi
Muda, g) Bidang Olah Raga dan Seni Budaya, h) Bidang Advokasi dan Hukum, i) Bidang Keuangan. Setiap
bidang merumuskan program-program yang tentunya mempunyai tujuan dalam pengembangan profesi
guru. 6. Saran Bagi PGRI Cabang Wagir yang mempunyai peran besar bagi guru, hendaklah selalu
meningkatkan jatidirinya sebagai organisasi perjuangan. Organisasi profesi, dan organisasi
ketenagakerjaan. Lebih meningkatkan kerjasama yang baik dengan pihak terkait, seperti PGRI di tingkat
diatasnya, Dinas Pendidikan, Pemerintah Daerah sampai pusat. Diharapkan akan lebih mudah bagi PGRI
Cabang Wagir untuk memperjuangkan dan mewujudkan semua aspirasi anggota guna terwujudnya visi,
misi, dan tujuan PGRI. Menerapkan peran-peran tersebut untuk mengembangkan profesionalisme guru
dengan tetap mengacu pada Undang-undang atau Peraturan Pemerintah Republik Indonesia yang
mengatur tentang wewenang organisasi profesi dan guru. Dalam merumuskan program-program PGRI
Cabang Wagir untuk masa bakti 5 tahunan, hendaklah selalu mensosialisasikan kepada anggota.
Harapannya, semua anggota akan mengetahui program-program yang sedang dalam rencana, yang
sedang, dan yang akan dilaksanakan terutama yang berhubungan dengan pengembangan
profesionalisme guru. Dengan mengetahui sepak terjang yang dilakukan PGRI Cabang, harapannya para
guru akan dapat memberikan dukungannya terhadap semua program-program tersebut. PGRI Cabang
Wagir diharapkan dapat meningkatkan dan mengembangkan program-program yang sudah baik dan
terus memperjuangkan yang belum dap

Anda mungkin juga menyukai