Selain ciri jati diri PGRI tersebut, ada ciri lain yang menjadi ciri khas PGRI yaitu
1. PGRI sebagai Organisasi Kemasyarakatan
2. PGRI sebagai Organisasi Mandiri
3. PGRI sebagai Organisasi masyarakat
Sebagaimana yang telah dituliskan diatas, jati diri PGRI dibagi menjadi 3 yaitu
1. Sebagai Organisasi Perjuangan
2. Organisasi Profesi
3. Organisasi Ketenagakerjaan
2. Pendidik
Pendidik merupakan tenaga profesional yang bertugas merencanakan dan melaksanakan
proses pembelajaran, menilai hasil pembelajaran, melakukan pembimbingan dan pelatihan,
serta melakukan penelitian dan pengabdian kepada masyarakat, terutama bagi pendidik pada
perguruan tinggi. (UU No.20 Thn 2003, pasal 39 ayat 2).
a. Karakteristik Pendidik
Profesionalisme Pendidik merupakan tujuan dari pembinaan ketenagaan untuk dapat
menjawab segala tantangan dan perubahan sosial yang terjadi. Secara teoritis, karakteristik
profesi Pendidik meliputi;
b. Ciri-ciri Pendidik
Sebagai seorang profesional, pendidik memiliki ciri-ciri seperti yang dikembangkan oleh
Ikatan Sarjana Péndidikan Indonesia (1991).
1). Memiliki fungsi dan signifikasi sosial.
2). Memiliki keahlian dan keterampilan tingkat tertentu.
3). Memperoleh keahlian dan keterampilan melalui metode ilmiah.
4). Memiliki disiplin ilmu.
5). Memiliki latar pendidikan perguruan tinggi.
6). Memiliki etika profesi yang dikontrol organisasi profesi.
7). Bebas memutuskan sendiri dalam memecahkan masalah yang berkaitan dengan
pekerjaannya.
8). Mempunyai nilai sosial di masyarakat.
9). Berhak mendapatkan imbalan yang layak.
C. Tugas Pendidik
Pendidik di Indonesia lebih dikenal dengan pengajar, adalah tenag kependidikan yang
berpartisipasi dalam menyelenggarakan pendidika dengan tugas khusus sebagai profesi
pendidik. Pendidik mempuny sebutan lain sesuai kekhususannya yaitu: Guru, Dosen, Tutor,
Instruktu Pamong Belajar, konsclor, Widyaiswara, Fasilitator, Penguji, dan lain-la
Pendidik merupakan tenaga profesional yang bertugas merencanaka dan pelaksanakan proses
pembelajaran, menilai hasil pembelajaran melakukan pembimbingan dan pelatihan, serta
melakukan penelitian dar pengabdian kepada masyarakat terutama bagi pendidik pada
pergurua tinggi. Mengingat peran yang diembannya, pendidik berkewajiaban men ciptakan
suasana pendidikan yang bermakna, menyenangkan, kreatif dinamis, dan dialogis. la
mempunyai komitmen secara profesional untuk meningkatkan mutu pendidikan, memberi
teladan dan menjaga nama baik lembaga, profesi, dan kedudukan sesuai dengan kepercayaan
yang diberikan kepadanya.
Promosi dan penghargaan bagi pendidik dilakukan berdasarkan latar belakang pendidikan,
pengalaman, kemampuan dan prestasi mereka di bidang pendidikan. Seorang pendidik harus
senantiasa mengembangkan kinerjanya secara konsisten dan berkelanjutan mengingat
peranannya sebagai: (1) manajer pendidikan atau pengorganisasi kurikulum, (2) fasilitator
pendidikan, (3) pelaksana pendidikan, (4) pembimbing atau supervisor para siswa, (5)
penegak disiplin siswa, (6) model perilaku yang akan ditiru siswa. (7) konselor, (8) evaluator.
(9) petugas tata usaha kelas, (10) komunikator dengan orang tua siswa dan masyarakat. (11)
pengajar untuk meningkatkan profesi secara berkelanjutan, serta anggota profesi pendidikan.
(Pidarta. 1997).
Dalam mencapai usaha optimal tujuan pendidikan, peran guru dan kinerjanya merupakan hal
yang sangat penting. Secara Ideal seorang pendidik diharapkan memiliki nilai-nilai kinerja
positif seperti: préstasi kerja, rasa tanggung jawab, ketaatan, kejujuran, kerjasama, prakarsa,
dan kepe mimpinan. Hal-hal tersebut merupakan indikator kinerja seorang pendidik, selain
latar belakang akademik dan keterampilan khusus yang dimilikinya. e. Peningkatan
Profesionalisme Pendidik
Peningkatan profesionalisme pendidik itu dilakukan, mulai dari kegiatan rutin sampai
pelatihan dan pendidikan lanjut. Peningkatan profesionalisme pendidik sangat berkaitan erat
dengan empat kriteria kinerja, yaitu karakteristik tenaga pendidik, proses-proses peningkatan
profesionalisme, hasil dan kombinasi di antara ketiganya. Seorang tenaga pendidik harus
memahami tugas dan tanggung jawabnya, memiliki kemampuan mengajar sesual dengan
bidangnya, mempunyai semangat tinggi, serta memiliki inisiatif dan kemauan tinggi,
sehingga ia memiliki energi yang optimal dalam menjalankan tugas profesionalismenya.
Ada sejumlah hal yang perlu dicermati untuk meningkatkan profesiona lisme pendidik
1). Senantiasa belajar dari pekerjaan sehari-hari.
2). Melakukan observasi kegiatan manajemen pendidikan secara terencana.
3). Membaca berbagai hal yang berkaitan dengan dunia pendidikan atau
proses-proses pembelajaran yang sedang dilaksanakan.
4). Memanfaatkan hasil-hasil penelitian pendidikan orang lain..
Dalam upaya pembinaan dan peningkatan profesionalisme pendidik. perlu pula dilakukan
melalui pengembangkan konsep kesejawatan yang harmonis dan objektif Untuk itu,
diperlukan adanya sinergi dengan sebuah wadah organisasi (kelembagaan) para pendidik,
dengan bentuk dan mekanisme kegiatan yang jelas, serta standar profesi yang dapat
diterapkan secara praktis. Beberapa upaya lain yang dapat dilakukan untuk meningkat kan
profesionalisme tenaga pendidik adalah sebagai berikut:
3. Tenaga Kependidikan
Tenaga kependidikan adalah anggota masyarakat yang mengabdikan dir dan diangkat untuk
menunjang penyalenggaraan pendidikan Tenaga kependidikan adalah anggota masyarakat
yang mengabdikan diri dan diangka untuk menunjang penyelenggaraan pendidikan.
Tugasnya ialah melaksanakan pengawasan dan pelayanan teknis untuk menunjang proses
pendidikan pada suatu satuan pendidikan. Seperti halnya tenaga pendidik, tenaga
kependidikan juga berkewajiban untuk membantu menciptakan suasana pendidikan yang
bermakna, menyenangkan, kreatif dinamis, dan dialogis. la pun harus dapat menjadi teladan
dan menjaga nama baik lembaga, profesi, dan kedudukan, sesuai dengan kepercayaan yang
diberikan kepadanya. Dalam melaksanakan sistem administrasi sekolah, keberadaan tenaga
kependidikan sangatlah penting, mulai dari pengelola perpustakaan, bagian keuangan, sampai
pada bagian kebersihan sekolah, merupakan satu kesatuan sinergis yang membawa sekolah
dalam mencapai tujuan pendidikan.
a. Tugas Tenaga Kependidikan
Tenaga kependidikan dapat pula disebut sebagai tenaga penyelenggara pendidikan. Kepala
Sekolah dapat pula dimasukkan ke dalam tenaga kependidikan, karena ia menyelenggarakan
pendidikan dan menduduki jabatan struktural. Ada beberapa tugas bagi tenaga kependidikan.
1). Menjadi manajer atau pengendali sistem manajerial lembaga pendidikan dengan tugas
diantaranya: membuat prediksi kelangsungan lembaga pendidikanya di masa mendatang
untuk mengantisipasi dan mengem bangkan prestasi, merencanakan inovasi pendidikan,
menciptakan strategi, serta mengkoordinasikan dan melakukan pengendalian terhadap
pelaksanaaan pendidikan.
2). Menjadi pemimpin lembaga pendidikan dengan memimpin semua aset insani di sekolah,
memotivasi kerja dengan kinerja positif meningkatkan kesejahteraan, dan mengendalikan
disiplin kerja.
3). Menjadi supervisor atau pengawas yang akan mengawasi jalannya
kinerja administrasi pendidikan, melakukan supervisi, serta mencari dan memberi peluang
untuk meningkatkan profesi para pendidik.
Suatu keprihatinan jika keduanya yang merupakan tenaga profesional dan juga berperan
dalam peningkatan mutu pendidikan tidak disamakan. Pendidik khususnya guru dan dosen,
terkesan superior dan "dimanjakan" dengan UU No. 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen.
Sedangkan tenaga kependidikan sampai saat ini pun belum mempunyai payung hukum yang
menangani dan mengatur mereka secara jelas.
1) . Guru menghormati hak individu. Agama dan kepercayaan kepada Tuhan Yang Maha
Esa dari anak didiknya masing-masing.
6). Guru memiliki kejuruan profesional dalam menerapkan Kurikulsesuai dengan kebutuhan
anak didik masing-masing.
7). Menghargai dan memperhatikan perbedaan dan kebutuhan anak d masing-masing.
8) Guru hendaknya fleksibel di dalam menerapkan kurikulum sesu
dengan kebutuhan anak didiknya masing-masing.
9). Guru memberi pelajaran di dalam dan luar sekolah berdasarke kurikulum dan berlaku
secara baik tanpa membeda-bedakan jenis de posisi sosial orang tua muridnya.
B. guru mengadakan komunikasi, terutama dalam memperoleh informasi
tentang anak didik tetapi menghindarkan diri dari segala bentuk yang bersif penyalahgunaan.
1). Komunikasi guru dan anak didik di dalam dan luar sekolah dilandaskan pada rasa kasih
sayang.
2). Untuk berhasilnya pendidikan, guru harus mengetahui kepribadian anak dan latar
belakang orang tuanya.
3). Komunikasi hanya diadakan semata-mata untuk kepentingan pendidikan anak-anak didik.
c. Guru menciptakan suasana kehidupan sekolah dan memelihara hubungan dengan orang tua
murid yang sebaik-baiknya bagi kepentingan anak didik
1). Guru menciptakan suasana kehidupan sekolah sehingga anak didikbetah berada dan
belajar di sekolah.
2). Guru menciptakan hubungan baik dengan orang tua sehingga dapat
terjalin pertukaran informasi timbal balik untuk kepentingan anak didik.
3. Guru senantiasa menerima dengan lapang dada setiap kritik membangun yang disampaikan
orang tua murid/masyarakat terhadap kehidupan sekolahnya.
4). Guru turut bersama-sama masyarakat sekitarnya di dalam berbagaiaktivitas.
5). Guru mengusahakan terciptanya kerjasama yang sebaik-baiknya antara sekolah, orang tua
murid, dan masyarakat bagi kesempatan, usaha pendidikan atas dasar kesadaran bahwa
pendidikan merupakan tanggung jawab bersama antara pemerintah, orang tua murid dan
masyarakat.
kelompok.
3. PGRI Sebagai Organisasi Ketenagakerjaan
secara utuh ditopang oleh lima pilar, yaitu; imbalan jasa, rasa aman, hubunga antar
pribadi, kondisi kerja, serta kesempatan untuk pengembangan kar dan pribadi.
Pilar imbal jasa dapat berupa materi ataupun non materi sebagai ganjara atas kinerja guru
sesuai dengan tugas dan fungsinya. Imbalan jasa ini berup gaji, honor, upah, insentif
maupun tunjangan dan hak-hak lainnya sesu ketentuan dan peraturan yang berlaku.
Hingga saat ini, pilar ini masih belu memberikan kepuasan yang menunjang terwujudnya
kesejahteraan guru.
Rasa aman adalah kondisi lahir dan batin yang dirasakan oleh guru dalan melaksanakan
tugas dan menjalani kehidupannya dalam suasana damai, tanp ancaman dan gangguan
dalam menjalankan tugas profesinya sebagai pendidi pengajar, pelatih, pengasuh,
pembimbing, maupun penilai. Hingga saat in kondisi rasa aman itu belum sepenuhnya
tercipta. Untuk itu, perlindunga hukum bagi guru dalam melaksanakan tugasnya perlu
segera diwujudka secara nyata dalam bentuk aturan perundang-undangan yang mengikat.
Pilar selanjutnya adalah "hubungan antar-pribadi, baik sesama gur maupun dengan pihak
lain. Kondisi ini hingga batas tertentu telah dirasakan cukup baik meskipun belum
memberikan kepuasan yang optimal kepada para guru, Solidaritas kekeluargaan para guru
dalam beberapa aspek kehidupan pribadi maupun profesi dirasakan cukup baik, misalnya
melalui koperasi pertemuan sejawat, penataran, dan wadah pengembangan profesional
lainnya Melalui PGRI, hubungan antar pribadi dikembangkan dalam bentuk program
program yang bertujuan untuk memupuk rasa kebersamaan dan kekeluargaan namun
secara keseluruhan masih memerlukan peningkatan.
Kondisi kerja adalah keadaan berbagai aspek fisik ataupun non fisik, baik kualitas
maupun kuantitas yang secara langsung maupun tidak langsung berpengaruh terhadap
kualitas kinerja guru dalam melaksanakan tugas dan fungsinya. Hingga kini kondisi
tempat guru guru bekerja baik di kota maupun di desa, belum cukup kondusif untuk
mewujudkan kinerja mereka secara optimal.
Pilar yang terakhir adalah kesempatan meningkatkan dan mengem bangkan diri.
Kesempatan dimaksud adalah berupa kenaikan pangkat dan jabatan, kesempatan
melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi. kesempatan memperoleh
kedudukan jabatan struktural, kesempatan untuk mendapatkan jaminan pensiun dan hari
tua. Meskipun telah dikembangkan berbagai peraturan yang berkaitan dengan ini, dalam
kenyataannya semua itu masih belum memberikan dukungan yang optimal terhadap
kesejahteraan guru. Misalnya, kenaikan pangkat dengan sistem angka kredit dan
kesempatan untuk mengikuti pendidikan lanjutan cukup terbuka, namun dalam
pelaksanaan nya masih banyak kendala dihadapi yaitu berupa kendala administratif, dana
penunjang, dan fasil