MAKALAH
Diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Pembelajaran Bahasa dan Sastra
Indonesia di SD Kelas Awal yang diampu oleh :
oleh
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya
sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Metode Membaca
Permulaan”. Maksud dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi salah satu tugas
Mata Kuliah Pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia di SD Kelas Awal. Selain itu, penulis
juga berharap agar makalah ini dapat menambah wawasan bagi pembaca.
Terwujudnya makalah ini tidak lepas dari bimbingan, bantuan, saran, dan motivasi
baik dalam bentuk moral maupun material. Untuk itu, pada kesempatan ini penulis
mengucapkan terima kasih kepada Ibu Prof. N. Tatat Hartati, M.Ed., Ph.D., Bapak Rahmat
Sutedi, M.Pd., dan Ibu Evi Rahmawati, M.Pd. selaku dosen mata kuliah Pendidikan Bahasa
Indonesia, kedua orang tua dan teman-teman yang senantiasa memberi dukungan. Dengan
segala kerendahan hati, penulis ucapkan terima kasih dan penulis menyadari masih terdapat
kekurangan dalam makalah ini. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang
membangun agar dapat menyempurnakan makalah ini. Penulis berharap makalah ini
bermanfaat, khususnya bagi penulis sendiri dan umumnya bagi pembaca baik pada masa kini
maupun masa yang akan datang.
Penulis
i
DAFTAR ISI
ii
DAFTAR GAMBAR
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sebagaimana kita semua ketahui, tujuan akhir kita dari pengajaran bahasa
Indonesia adalah siswa terampil berbahasa. Dalam kehidupan sehari-hari, kegiatan
berbahasa tercermin dalam empat aspek keterampilan berbahasa, yakni
menyimak/mendengarkan, berbicara, membaca dan menulis. Pemerolehan
ketrampilan berbahasa selalu saling terkait, artinya pemerolehan ketrampilan
berbahasa yang satu akan mendasari ketrampilan lainnya.
Keterampilan membaca itu sendiri adalah suatu cara untuk mendapatkan
informasi dari suatu yang ditulis. Membaca permulaan merupakan tahapan proses
belajar membaca bagi siswa sekolah dasar kelas awal. Siswa belajar untuk
memperoleh kemampuan dan menguasai teknik-teknik membaca serta menangkap isi
bacaan dengan baik. Oleh karena itu, guru perlu merancang pembelajaran membaca
dengan baik sehingga mampu menumbuhkan kebiasan membaca sebagai suatu yang
menyenangkan.
Perlu diketahui tugas guru yang terpenting adalah sebagai pelaksana
operasional pembelajaran. Maka, guru hendaknya mempelajari, memahami, dan
mengkaji GBPP yang sudah menjadi tanggung jawabnya agar guru dapat memperoleh
gambaran sejauh mana mata pelajaran tersebut akan disajikan nantinya. Penggunaan
metode pada pembelajaran membaca permulaan sangat berpengaruh terhadap
keberhasilan siswa untuk mencapai tujuan pembelajaran. Oleh karena itu, penting
bagi seorang guru untuk mengetahui apa saja metode yang dapat diterapkan pada
pembelajaran membaca permulaan.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, penulis telah merumuskan masalah sebagai
berikut:
1. Apa saja metode yang dapat digunakan dalam membaca permulaan?
2. Bagaimana langkah-langkah penerapan metode membaca permulaan?
3. Apa saja keunggulan dan kelemahan setiap metode membaca permulaan?
4. Apa saja contoh dan media yang digunakan pada setiap metode membaca
permulaan?
1
2
C. Tujuan
Adapun beberapa tujuan dalam penulisan makalah ini, yaitu:
1. Untuk mengetahui apa saja metode yang dapat digunakan dalam membaca
permulaan.
2. Untuk mengetahui bagaimana langkah-langkah penerapan metode membaca
permulaan.
3. Untuk mengetahui apa saja keunggulan dan kelemahan setiap metode membaca
permulaan.
4. Untuk mengetahui apa saja contoh dan media yang digunakan pada setiap metode
membaca permulaan.
BAB II
PEMBAHASAN
3
4
dimaksud, seperti tampak pada contoh di bawah ini (METODE SUKU KATA - E-
JURNAL, n.d.).
ka-ki ku-da
ba-ca bu-ku
cu–ci ka–ki (dan sebagainya).
Proses perangkaian suku kata menjadi kata, kata menjadi kelompok kata atau
kalimat sederhana, kemudian ditindaklanjuti dengan proses pengupasan atau
penguraian bentuk-bentuk tersebut menjadi satuan-satuan bahasa terkecil di
bawahnya, yakni dari kalimat ke dalam kata-kata dan dari kata ke suku-suku kata.
Proses pembelajaran membaca permulaan yang melibatkan kegiatan merangkai
dan mengupas, kemudian melahirkan istilah lain untuk metode ini, yakni Metode
Rangkai-Kupas (Setiawan, n.d.).
Jika kita simpulkan, langkah-langkah pembelajaran membaca permulaan
dengan Metode Suku Kata adalah:
(1) Pengenalan suku-suku kata;
(2) Perangkaian suku-suku kata menjadi kata;
(3) Perangakaian kata menjadi kelompok kata atau kalimat sederhana;
(4) Pengintegrasian kegiatan perangakaian dan pengupasan:
(kalimat - kata-kata - suku-suku kata)
4. Metode Kata (Whole Word Method)
Metode ini diawali dengan pengenalan kata yang bermakna, fungsional, dan
kontekstual. Sebaiknya dikenalkan dengan kata yang terdiri dari dua suku kata
terlebih dahulu ((DOC) Metode Pembelajaran Membaca Permulaan Dan
Lanjutan | Ajeng Illa - Academia.Edu, n.d.). Kata ini, dijadikan lembaga sebagai
dasar untuk pengenalan suku kata dan huruf. Kemudian mengenalkan suku kata
tersebut dengan membaca kata secara perlahan, dan memberikan jeda pada tiap
suku kata. Hal ini dapat dikombinasikan dengan gerakan tepukan tangan pada
setiap suku kata. Tujuannya merangsang motorik anak serta melatih anak
mengenal penggalan suku kata. Artinya, kata dimaksud diuraikan (dikupas)
menjadi suku kata, suku kata menjadi huruf-huruf. Selanjutnya, dilakukan proses
perangkaian huruf menjadi suku kata dan suku kata menjadi kata. Dengan kata
lain, hasil pengupasan tadi dikembalikan lagi ke bentuk asalnya sebagai kata
lembaga (kata semula).
7
yang memberi makna lengkap, yakni struktur kalimat. Hal ini dimaksudkan untuk
membangun konsep-konsep „‟kebermaknaan‟‟ pada diri anak. Akan lebih baik
jika struktur kalimat yang disajikan sebagai bahan pembelajaran membaca
permulaan dengan metode ini adalah struktur kalimat yang digali dari pengalaman
berbahasa si pembelajar itu sendiri. Untuk itu, sebelum KBM membaca permulaan
yang sesungguhnya dimulai, guru dapat melakukan pra-KBM melalui berbagai
cara. Sebagai contoh, guru dapat memanfaatkan rangsang gambar, benda nyata,
tanya jawab informal untuk menggali bahasa siswa. Setelah ditemukan suatu
struktur kalimat yang dianggap cocok untuk materi membaca permulaan, barulah
KBM membaca permulaan yang sesungguhnya dimulai. Pembelajaran membaca
permulaan dimulai dengan pengenalan struktur kalimat.
Kemudian, melalui proses analitik, anak-anak diajak untuk mengenal konsep
kata. Kalimat utuh yang dijadikan tonggak dasar untuk pembelajaran membaca
permulaan ini diuraikan ke dalam satuan-satuan bahasa yang lebih kecil yang
disebut kata. Proses penganalisisan atau penguraian ini terus berlanjut hingga pada
wujud satuan bahasa terkecil yang tidak bisa diuraikan lagi, yakni huruf-huruf.
Proses penguraian/penganalisian dalam pembelajaran membaca permulaan
dengan metode SAS, meliputi:
(a) kalimat menjadi kata-kata
(b) kata menjadi suku-suku kata, dan
(c) suku kata menjadi huruf-huruf.
Pada tahap selanjutnya, anak-anak didorong untuk melakukan kerja sintesis
(menyimpulkan). Satuan-satuan bahasa yang telah terurai tadi dikembalikan lagi
kepada satuannya semula, yakni dari huruf-huruf menjadi suku kata, suku-suku
kata menjadi kata, dan kata-kata menjadi kalimat. Dengan demikian, melalui
proses sintesis ini, anak-anak akan menemukan kembali wujud struktur semula,
yakni sebuah kalimat utuh.
Jadi, dapat disimpulkan dalam proses operasionalnya metode SAS mempunyai
langkah langkah berlandaskan operasional dengan urutan :
Struktural menampilkan keseluruhan, guru menampilkan sebuah kalimat pada
anak
9
ini mama
ini mama
i - ni ma - ma
i-n-i m-a-m-a
i – ni ma - ma
ini mama
ini mama
7. Metode Empat Tahap/Metode Stainberg (Four Steps Stainberg Method)
Menurut Steinberg (1982) ada empat tahap (langkah) dalam pembelajaran
membaca permulaan, yaitu :
a. Mengenal kata dan maknanya (membaca kata dengan gambar)
b. Memahami kata yang dibacanya (membaca kata tanpa gambar)
c. Membaca frase atau kalimat
d. Membaca teks atau wacana
2) Apabila tidak diulang terus menerus kebanyakan siswa akan mudah lupa
antara bentuk dan bunyi huruf tersebut.
3) Anak yang baru mulai belajar membaca, mungkin akan mengalami kesukaran
dalam memahami sitem pelafalan bunyi /b/ dan /a/ menjadi [ba], bukan [bea].
Bukankah huruf /b/ dilafalkan [be] dan huruf /a/ dilafalkan [a]. Mengapa
kelompok huruf /ba/ dilafalkan [ba], bukan [bea], seperti tampak pada
pelafalan awalnya? Hal ini, tentu akan membingungkan anak. Penanaman
konsep hafalan abjad dengan menirukan bunyi pelafalannya secara mandiri,
terlepas dari konteksnya, menyebabkan anak mengalami kebingungan
manakala menghadapi bentukan bentukan baru, seperti bentuk kata tadi.
4) Dalam pelafalan diftong dan fonem-fonem rangkap, seperti /ng/, /ny/, /kh/,
/ai/, /au/, /oi/, dan sebagainya. Sebagai contoh, kita ambil fonem /ng/. Anak-
anak mengenal huruf tersebut sebagai [en] dan [ge]. Dengan demikian, mereka
berkesimpulan bahwa fonem itu jika dilafalkan akan menjadi [en-ge] atau
[neg] atau [nege].
2. Metode Eja/Bunyi (Spelling Method)
Keunggulan:
1) Siswa diharuskan untuk mengetahui setiap lambang huruf jadi siswa lebih
cepat dan hafal fonem.
2) Siswa langsung mengetahui bunyi dari setiap bentuk huruf.
Kelemahan:
1) Siswa diharuskan untuk mengetahui setiap lambang huruf kemudian
menyusunnya menjadi kata maka membutuh kan waktu yang lama.
2) Apabila tidak diulang terus menerus kebanyakan siswa akan mudah lupa
antara bentuk dan bunyi huruf tersebut.
3. Metode Suku Kata (Sylabik Method)
Keunggulan:
1) Dalam membaca tidak ada mengeja huruf demi huruf sehigga mempercepat
proses penguasaan kemampuan membca permulaan
2) Dapat belajar mengenal huruf dengan mengupas atau menguraikan suku kata
suku kata yang dipergunakan dalam unsur-unsur hurufnya
3) Penyajian tidak memakan waktu yang lama
4) Dapat secara mudah mengetahui berbagai macam kata
Kelemahan:
11
1) Bagi anak kesuliatan belajar yang kurang mengenal huruf, akan mengalami
kesulitan merangkaikan huruf menjadi suku kata.
2) Siswa akan sulit bila disuruh membaca kata-kata lain, karena mereka akan
condong mengingat suku kata yang diajarkan saja
4. Metode Kata (Whole Word Method)
Keunggulan:
1) Dalam membaca tidak ada mengeja huruf demi huruf sehigga mempercepat
proses penguasaan kemampuan membca permulaan.
2) Langsung mengetahui kata tanpa harus mengejenya, yang dapat meperlambat
proses pengajaran
Kelemahan:
1) Biasanya anak tidak langsung bisa membaca perkata.
2) Susah diterapkan pada anak yang mempunyai intelegensi kurang.
5. Metode Kalimat (Syntaxis Method)
Keunggulan:
1) Karena menggunakan gambar maka siswa lebih cepat mengerti dan hafal.
Kelemahan:
1) Metode global memakai gambar metode ini tidak bisa diterapkan di SD daerah
pedesaan karena untuk mendapatkan gambar sangat sulit, jauh dari tempat
fotocopy atau print.
2) Mungkin siswa akan menghafal gambar saja, dan tidak terlalu memperhatikan
kalimatnya.
6. Metode SAS (Structural Analytic Syntetic)
Keunggulan:
1) Metode ini sejalan dengan prinsip linguistik (ilmu bahasa) yang memandang
satuan bahasa terkecil yang untuk berkomunikasi adalah kalimat. Kalimat
dibentuk oleh satuan-satuan bahasa dibawahnya, yakni kata, suku kata, dan
akhirnya fonem (huruf-huruf). Berdasarkan landasan linguistik metode ini
akan menolong anak menguasai bacaan dengan lancar.
2) Metode ini mempertimbangkan pengalaman berbahasa anak. Oleh karena itu,
pengajaran akan lebih bermakna bagi anak karena bertolak dari sesuatu yang
dikenal dan diketahui anak. Hal ini akan memberikan dampak positif terhadap
daya ingat dan pemahaman anak.
3) Metode ini dapat sebagai landasan berpikir analisis.
12
RST
UVW
XYZ
Inilah A B C D
Ayo bernyanyi, hore!
2. Metode Eja/Bunyi (Spelling Method)
Pengucapan ejaan dengan media kartu abjad.
Siswa diajak mengenal cara mengeja abjad melalui kartu abjad. Misalnya:
B dieja /eb/
C dieja /ec/
D dieja /ed/
3. Metode Suku Kata (Sylabik Method)
Membaca suku kata dengan media benda/kartu kata bergambar.
Siswa diajak mengenal suku kata dengan media kartu kata bergambar. Kemudian
siswa membacanya sebagai kata, dan sebagai kalimat sederhana. Contoh:
(Sumber: https://images.app.goo.gl/s5WkwaBGNiQqAgm76 )
4. Metode Kata (Whole Word Method)
Membaca dengan media benda/kartu kata.
Siswa diajak mengenal kata melalui benda. Contoh:
Guru menunjukkan sebuah bola.
5. Metode Kalimat (Syntaxis Method)
Membaca kalimat dengan media gambar/buku bacaan/kartu kalimat.
Siswa diajak membaca kalimat dengan media kartu kalimat bergambar.
Contoh:
(1) Memperkenalkan gambar dan kalimat.
14
(2) Siswa membaca kalimat dengan bantuan gambar. Jika sudah lancar, siswa
membaca tanpa bantuan gambar, misalnya: ini dadu
(3) Menguraikan salah satu kalimat menjadi kata: /ini/ /dadu/
(4) Menguraikan kata-kata menjadi suku kata: i – ni - da – du
(5) Menguraikan suku kata menjadi huruf-huruf, misalnya: i-n-i - d-a-d-u
ini dadu
ini dadu
i-ni da-du
i-n-i d-a-d-u
6. Metode SAS (Structural Analytic Syntetic)
Membaca dengan media buku bacaan disertai gambar.
Guru memfokuskan siswa pada satu skalimat di buku bacaan disertai gambar.
Siswa diajak menganalisis kalimat, kata, suku kata, dan huruf pada buku bacaan
disertai gambar. Selanjutnya, siswa menyatukan kembali huruf menjadi suku kata,
suku kata menjadi kata, dan kata menjadi kalimat. Contoh:
ini mama
ini mama
i - ni ma - ma
i-n-i m-a-m-a
i – ni ma - ma
ini mama
ini mama
7. Metode Empat Tahap/Metode Stainberg (Four Steps Stainberg Method)
Membaca dengan media Big Book dengan tahapan:
a. Mengenal kata dan maknanya (membaca kata dengan gambar)
15
(Sumber: http://belajarmembacamenulis.blogspot.com )
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Macam-macam metode membaca permulaan diantaranya:
1. Metode Abjad (Alphabet Method)
2. Metode Eja/Bunyi (Spelling Method)
3. Metode Suku Kata (Sylabik Method)
4. Metode Kata (Whole Word Method)
5. Metode Kalimat (Syntaxis Method)
6. Metode SAS (Structural Analytic Syntetic)
7. Metode Empat Tahap/Metode Stainberg (Four Steps Stainberg Method)
Berbagai media yang dapat digunakan pada pembelajaran membaca permulaan
diantaranya adalah lagu, kartu abjad, kartu kata, benda, dan big book.
Tidak ada metode yang terbaik dan juga tidak ada metode yang terburuk. Masing-
masing metode mempunyai kelebihan dan kekurangannya masing-masing. Metode
yang terbaik adalah metode yang cocok dengan pemakainya
B. Saran
Adapun saran yang dapat penulis sampaikan yaitu kita sebagai calon pendidik,
harus selalu menggali potensi yang ada pada diri kita. Salah satunya adalah dengan
cara mempelajari makalah ini. Berbagai metode yang telah penulis paparkan dapat
dijadikan sebagai referensi untuk mengajar membaca permulaan. Penggunaan metode
pada pembelajaran membaca permulaan bisa digabungkan atau dikolaborasikan satu
dengan yang lainnya untuk mencapai tujuan pembelajaran .Mudah-mudahan makalah
ini dapat bermanfaat untuk kita ke depannya.
16
DAFTAR PUSTAKA
Lagu ABC Bahasa Indonesia CilukPa - Cilukpa. (n.d.). Retrieved October 12, 2021, from
https://www.cilukpa.com/2017/11/lagu-abc-bahasa-indonesia.html?m=1
Metode Membaca Permulaan di Sekolah Dasar. (n.d.). Retrieved October 6, 2021, from
https://windaulfah-pgsd11.blogspot.com/2013/12/metode-membaca-permulaan-di-
sekolah.html
METODE SUKU KATA - E-JURNAL. (n.d.). Retrieved October 6, 2021, from https://www.e-
jurnal.com/2013/12/metode-suku-kata.html
17