Anda di halaman 1dari 21

METODE MEMBACA PERMULAAN

MAKALAH

Diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Pembelajaran Bahasa dan Sastra
Indonesia di SD Kelas Awal yang diampu oleh :

Prof. N. Tatat Hartati, M.Ed., Ph.D.


Rahmat Sutedi, M.Pd.
Evi Rahmawati, M.Pd.

oleh

Alya Nurrul Faiha


NIM 2002829
PGSD 3A

PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya
sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Metode Membaca
Permulaan”. Maksud dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi salah satu tugas
Mata Kuliah Pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia di SD Kelas Awal. Selain itu, penulis
juga berharap agar makalah ini dapat menambah wawasan bagi pembaca.

Terwujudnya makalah ini tidak lepas dari bimbingan, bantuan, saran, dan motivasi
baik dalam bentuk moral maupun material. Untuk itu, pada kesempatan ini penulis
mengucapkan terima kasih kepada Ibu Prof. N. Tatat Hartati, M.Ed., Ph.D., Bapak Rahmat
Sutedi, M.Pd., dan Ibu Evi Rahmawati, M.Pd. selaku dosen mata kuliah Pendidikan Bahasa
Indonesia, kedua orang tua dan teman-teman yang senantiasa memberi dukungan. Dengan
segala kerendahan hati, penulis ucapkan terima kasih dan penulis menyadari masih terdapat
kekurangan dalam makalah ini. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang
membangun agar dapat menyempurnakan makalah ini. Penulis berharap makalah ini
bermanfaat, khususnya bagi penulis sendiri dan umumnya bagi pembaca baik pada masa kini
maupun masa yang akan datang.

Ciamis, 12 Oktober 2021

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................................................ i


DAFTAR ISI..............................................................................................................................ii
BAB I ......................................................................................................................................... 1
PENDAHULUAN ..................................................................................................................... 1
A. Latar Belakang ................................................................................................................ 1
B. Rumusan Masalah ........................................................................................................... 1
C. Tujuan ............................................................................................................................. 2
BAB II........................................................................................................................................ 3
PEMBAHASAN ........................................................................................................................ 3
A. Macam-macam Metode Membaca Permulaan................................................................ 3
B. Langkah-langkah Penerapan Berbagai Metode Membaca Permulaan ........................... 4
C. Keunggulan dan Kelemahan Berbagai Metode Membaca Permulaan ........................... 9
D. Contoh dan Media yang Digunakan ............................................................................. 12
BAB III .................................................................................................................................... 16
PENUTUP................................................................................................................................ 16
A. Kesimpulan ................................................................................................................... 16
B. Saran ............................................................................................................................. 16
DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................................. 17

ii
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2. 3 Media Kata Bergambar ....................................................................................... 13


Gambar 2. 1 Dadu .................................................................................................................... 14
Gambar 2. 2 Kuda .................................................................................................................... 14
Gambar 2. 4 Media Big Book ................................................................................................... 15

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Sebagaimana kita semua ketahui, tujuan akhir kita dari pengajaran bahasa
Indonesia adalah siswa terampil berbahasa. Dalam kehidupan sehari-hari, kegiatan
berbahasa tercermin dalam empat aspek keterampilan berbahasa, yakni
menyimak/mendengarkan, berbicara, membaca dan menulis. Pemerolehan
ketrampilan berbahasa selalu saling terkait, artinya pemerolehan ketrampilan
berbahasa yang satu akan mendasari ketrampilan lainnya.
Keterampilan membaca itu sendiri adalah suatu cara untuk mendapatkan
informasi dari suatu yang ditulis. Membaca permulaan merupakan tahapan proses
belajar membaca bagi siswa sekolah dasar kelas awal. Siswa belajar untuk
memperoleh kemampuan dan menguasai teknik-teknik membaca serta menangkap isi
bacaan dengan baik. Oleh karena itu, guru perlu merancang pembelajaran membaca
dengan baik sehingga mampu menumbuhkan kebiasan membaca sebagai suatu yang
menyenangkan.
Perlu diketahui tugas guru yang terpenting adalah sebagai pelaksana
operasional pembelajaran. Maka, guru hendaknya mempelajari, memahami, dan
mengkaji GBPP yang sudah menjadi tanggung jawabnya agar guru dapat memperoleh
gambaran sejauh mana mata pelajaran tersebut akan disajikan nantinya. Penggunaan
metode pada pembelajaran membaca permulaan sangat berpengaruh terhadap
keberhasilan siswa untuk mencapai tujuan pembelajaran. Oleh karena itu, penting
bagi seorang guru untuk mengetahui apa saja metode yang dapat diterapkan pada
pembelajaran membaca permulaan.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, penulis telah merumuskan masalah sebagai
berikut:
1. Apa saja metode yang dapat digunakan dalam membaca permulaan?
2. Bagaimana langkah-langkah penerapan metode membaca permulaan?
3. Apa saja keunggulan dan kelemahan setiap metode membaca permulaan?
4. Apa saja contoh dan media yang digunakan pada setiap metode membaca
permulaan?

1
2

C. Tujuan
Adapun beberapa tujuan dalam penulisan makalah ini, yaitu:
1. Untuk mengetahui apa saja metode yang dapat digunakan dalam membaca
permulaan.
2. Untuk mengetahui bagaimana langkah-langkah penerapan metode membaca
permulaan.
3. Untuk mengetahui apa saja keunggulan dan kelemahan setiap metode membaca
permulaan.
4. Untuk mengetahui apa saja contoh dan media yang digunakan pada setiap metode
membaca permulaan.
BAB II

PEMBAHASAN

A. Macam-macam Metode Membaca Permulaan


1. Metode Abjad (Alphabet Method)
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), arti metode abjad adalah
metode belajar membaca yang dimulai dengan mengenal huruf demi huruf, lalu
merangkaikannya menjadi suku kata.
2. Metode Eja/Bunyi (Spelling Method)
Pengertian metode eja adalah belajar membaca yang dimulai dari mengeja
huruf demi huruf. Pendekatan yang dipakai dalam metode eja adalah pendekatan
harfiah. Siswa mulai diperkenalkan dengan lambang-lambang huruf.
Pembelajaran metode Eja terdiri dari pengenalan huruf atau abjad A sampai
dengan Z dan pengenalan bunyi huruf atau fonem. (PENGERTIAN METODE EJA
- E-JURNAL, n.d.)
3. Metode Suku Kata (Sylabik Method)
Metode suku kata menurut Depdikbud (1992:12) metode suku kata adalah
suatu metode yang memulai pengajaran membaca permulaan dengan menyajikan
kata-kata yang sudah di rangkai menjadi suku kata, kemudian suku-suku kata itu
di rangkai menjadi kata yang terakhir merangkai kata menjadi kalimat. Sedangkan
pendapat Muhammad Amin (1995:207) metode suku kata adalah “ suatu metode
yang di mulai dengan mengajar suku-suku kata kemudian suku kata di gabungkan
menjadi kata dan diuraikan menjadi huruf”. Jadi metode suku kata ada dua
macam. Kedua metode ini dalam penerapannya menggunakan cara mengurai dan
merangkaikan. (METODE SUKU KATA - E-JURNAL, n.d.)
4. Metode Kata (Whole Word Method)
Metode kata adalah suatu metode yang diawali dengan pengenalan kata yang
bermakna, fungsional, dan kontekstual.
5. Metode Kalimat (Syntaxis Method)
Depdiknas (2000:6) mendefinisikan bahwa metode global adalah cara belajar
membaca kalimat secara utuh. Metode global ini didasarkan pada pendekatan
kalimat.
6. Metode SAS (Structural Analytic Syntetic)

3
4

Metode SAS (Struktural Analitik Sintetik) adalah metode yang disediakan


untuk belajar membaca dan menulis permulaan di kelas permulaan SD. Dalam
proses operasionalnya metode SAS mempunyai langkah-langkah berlandaskan
operasional dengan urutan: Struktural menampilkan keseluruhan dan
memperkenalkan kalimat yang utuh, Analitik melakukan proses penguraian,
Sintetik melakukan penggabungan kembali kepada bentuk struktural
semula.(Pengertian Metode Pembelajaran Struktural Analitik Sintetik (SAS) ~
Fatkhan.Web.Id, n.d.)
7. Metode Empat Tahap/Metode Stainberg (Four Steps Stainberg Method)
Metode Stainberg merupakan metode membaca permulaan yang dikemukakan
oleh Stainberg dan terdiri dari empat tahapan.

B. Langkah-langkah Penerapan Berbagai Metode Membaca Permulaan


1. Metode Abjad (Alphabet Method)
Pembelajaran membaca permulaan dengan metode abjad dimulai dengan
mengenalkan huruf-huruf secara alphabetis. Huruf-huruf tersebut dihafalkan dan
dilafalkan anak sesuai dengan bunyinya menurut abjad. Sebagai contoh A/a, B/b,
C/c, D/d, E/e, F/f, dan seterusnya, dilafalkan sebagai [a], [be], [ce], [de], [ef], dan
seterusnya. Untuk beberapa kasus, anak susah membedakan huruf-huruf b, d, p,q
atau n, u, m, w. Untuk itu guru melatihkan huruf-huruf tersebut berulang-ulang
atau dengan cara memberi warna yang berbeda.
Setelah tahapan itu siswa diajak untuk mengenal suku kata dengan cara
merangkaikan beberapa huruf yang sudah dikenalnya. Contoh :
b dan a dibaca ba
c dan a dibaca ca
Sehingga dua suku kata tersebut dibaca menjadi “baca”.
Proses pembelajaran selanjutnya adalah pengenalan kalimat-kalimat
sederhana. Contoh-contoh perangkaian huruf menjadi suku kata, suku kata
menjadi kata, dan kata menjadi kalimat diupayakan mengikuti prinsip pendekatan
spiral, pendekatan komunikatif, dan pengalaman berbahasa. Artinya, pemilihan
bahan ajar untuk pembelajaran membaca permulaan hendaknya dimulai dari hal-
hal yang konkret menuju hal-hal yang abstrak, dari hal-hal yang mudah, akrab,
familiar dengan kehidupan anak menuju hal-hal yang sulit dan mungkin
merupakan sesuatu yang baru bagi anak. (Setiawan, n.d.)
5

2. Metode Eja/Bunyi (Spelling Method)


Metode eja adalah metode belajar membaca yang dimulai dari mengeja huruf
demi huruf (Setiawan, n.d.). Pendekatan yang dipakai dalam metode eja adalah
pendekatan harfiah. Siswa mulai diperkenalkan dengan lambang-lambang huruf.
Pembelajaran metode Eja terdiri dari pengenalan huruf atau abjad A sampai
dengan Z dan pengenalan bunyi huruf atau fonem. Metode ini hampir sama
dengan metode abjad. Perbedaanya terletak pada sistem pelafalan abjad atau huruf
(baca: beberapa huruf konsonan). Contoh :
Huruf b dilafalkan /eb/ : dilafalkan dengan e pepet.
Huruf d dilafalkan /ed/
Huruf c dilafalkan /ec/
Huruf g dilafalkan /ec/
Huruf f dilafalkan /ep/
Huruf k dilafalkan /ek/
Catatan : dilafalkan dengan e pepet seperti pelafalan pada kata benar, keras, pedas,
lemah.
Dengan demikian, kata „buku‟ dieja menjadi:
/eb-u/ = bu
/ek-u/ = ku
Dibaca bu-ku.
3. Metode Suku Kata (Sylabik Method)
Metode ini diawali dengan pengenalan suku kata, seperti /ba, bi, bu, be, bo/;
/ca, ci, cu, ce, co/; /da, di, du, de, do/; /ka, ki, ku, ke, ko/, dan seterusnya. Suku-
suku kata tersebut, kemudian dirangkaikan menjadi kata-kata bermakna. Sebagai
contoh, dari daftar suku kata tadi, guru dapat membuat berbagai variasi paduan
suku kata menjadi kata-kata bermakna, untuk bahan ajar membaca permulaan.
Kata-kata dimaksud, misalnya:
bo - bi cu – ci da – da ka - ki
bi - bu ca – ci di – da ku - ku
bi – bi ci – ca da – du ka - ku
ba – ca ka – ca du – ka ku- da
Kegiatan ini dapat dilanjutkan dengan proses perangkaian kata menjadi
kelompok kata atau kalimat sederhana. Contoh perangkaian kata menjadi kalimat
6

dimaksud, seperti tampak pada contoh di bawah ini (METODE SUKU KATA - E-
JURNAL, n.d.).
ka-ki ku-da
ba-ca bu-ku
cu–ci ka–ki (dan sebagainya).
Proses perangkaian suku kata menjadi kata, kata menjadi kelompok kata atau
kalimat sederhana, kemudian ditindaklanjuti dengan proses pengupasan atau
penguraian bentuk-bentuk tersebut menjadi satuan-satuan bahasa terkecil di
bawahnya, yakni dari kalimat ke dalam kata-kata dan dari kata ke suku-suku kata.
Proses pembelajaran membaca permulaan yang melibatkan kegiatan merangkai
dan mengupas, kemudian melahirkan istilah lain untuk metode ini, yakni Metode
Rangkai-Kupas (Setiawan, n.d.).
Jika kita simpulkan, langkah-langkah pembelajaran membaca permulaan
dengan Metode Suku Kata adalah:
(1) Pengenalan suku-suku kata;
(2) Perangkaian suku-suku kata menjadi kata;
(3) Perangakaian kata menjadi kelompok kata atau kalimat sederhana;
(4) Pengintegrasian kegiatan perangakaian dan pengupasan:
(kalimat - kata-kata - suku-suku kata)
4. Metode Kata (Whole Word Method)
Metode ini diawali dengan pengenalan kata yang bermakna, fungsional, dan
kontekstual. Sebaiknya dikenalkan dengan kata yang terdiri dari dua suku kata
terlebih dahulu ((DOC) Metode Pembelajaran Membaca Permulaan Dan
Lanjutan | Ajeng Illa - Academia.Edu, n.d.). Kata ini, dijadikan lembaga sebagai
dasar untuk pengenalan suku kata dan huruf. Kemudian mengenalkan suku kata
tersebut dengan membaca kata secara perlahan, dan memberikan jeda pada tiap
suku kata. Hal ini dapat dikombinasikan dengan gerakan tepukan tangan pada
setiap suku kata. Tujuannya merangsang motorik anak serta melatih anak
mengenal penggalan suku kata. Artinya, kata dimaksud diuraikan (dikupas)
menjadi suku kata, suku kata menjadi huruf-huruf. Selanjutnya, dilakukan proses
perangkaian huruf menjadi suku kata dan suku kata menjadi kata. Dengan kata
lain, hasil pengupasan tadi dikembalikan lagi ke bentuk asalnya sebagai kata
lembaga (kata semula).
7

Karena proses pembelajaran membaca permulaan dengan metode ini


melibatkan serangkaian proses pengupasan dan perangkaian, maka metode ini
dikenal juga sebagai “Metode Kupas-Rangkai” (sebagai lawan dari Metode Suku
Kata yang biasa juga disebut Metode Rangkai-Kupas). Sebagian orang
menyebutnya ‟Metode Kata‟ atau ‟Metode Kata Lembaga‟ (Setiawan, n.d.).
5. Metode Kalimat (Syntaxis Method)
Metode ini diawali dengan penyajian beberapa kalimat secara global. Untuk
membantu pengenalan kalimat dimaksud, biasanya digunakan gambar. Di bawah
gambar dimaksud, dituliskan sebuah kalimat yang kira-kira merujuk pada makna
gambar tersebut. Sebagai contoh, jika kalimat yang diperkenalkan berbunyi ‟ini
nani‟, maka gambar yang cocok untuk menyertai kalimat itu adalah gambar
seorang anak perempuan (Setiawan, n.d.).
Selanjutnya, setelah anak diperkenalkan dengan beberapa kalimat, barulah
proses pembelajaran membaca permulaan dimulai. Mula-mula, guru mengambil
salah satu kalimat dari beberapa kalimat yang diperkenalkan di awal pembelajaran
tadi. Kalimat tersebut dijadikan dasar/alat untuk pembelajaran membaca
permulaan. Melalui proses deglobalisasi (proses penguraian kalimat menjadi
satuan-satuan yang lebih kecil, yakni menjadi kata, suku kata, dan huruf). Proses
penguraian kalimat menjadi kata, kata menjadi suku kata, suku kata menjadi
huruf-huruf, tidak disertai dengan proses sintesis (perangkaian kembali). Artinya,
huruf- huruf yang telah terurai itu tidak dikembalikan lagi pada satuan di atasnya,
yakni suku kata. Demikian juga dengan suku-suku kata, tidak dirangkaikan lagi
menjadi kata; kata-kata menjadi kalimat.
Jika kita simpulkan, langkah-langkah pembelajaran membaca permulaan
dengan Metode Kalimat adalah:
(1) Memperkenalkan gambar dan kalimat.
(2) Siswa membaca kalimat dengan bantuan gambar. Jika sudah lancar, siswa
membaca tanpa bantuan gambar, misalnya: ini dadu
(3) Menguraikan salah satu kalimat menjadi kata: /ini/ /dadu/
(4) Menguraikan kata-kata menjadi suku kata: i – ni - da – du
(5) Menguraikan suku kata menjadi huruf-huruf, misalnya: i-n-i - d-a-d-u
6. Metode SAS (Structural Analytic Syntetic)
Metode ini mengawali pelajarannya dengan menampilkan dan
memperkenalkan sebuah kalimat utuh. Mula-mula anak disuguhi sebuah struktur
8

yang memberi makna lengkap, yakni struktur kalimat. Hal ini dimaksudkan untuk
membangun konsep-konsep „‟kebermaknaan‟‟ pada diri anak. Akan lebih baik
jika struktur kalimat yang disajikan sebagai bahan pembelajaran membaca
permulaan dengan metode ini adalah struktur kalimat yang digali dari pengalaman
berbahasa si pembelajar itu sendiri. Untuk itu, sebelum KBM membaca permulaan
yang sesungguhnya dimulai, guru dapat melakukan pra-KBM melalui berbagai
cara. Sebagai contoh, guru dapat memanfaatkan rangsang gambar, benda nyata,
tanya jawab informal untuk menggali bahasa siswa. Setelah ditemukan suatu
struktur kalimat yang dianggap cocok untuk materi membaca permulaan, barulah
KBM membaca permulaan yang sesungguhnya dimulai. Pembelajaran membaca
permulaan dimulai dengan pengenalan struktur kalimat.
Kemudian, melalui proses analitik, anak-anak diajak untuk mengenal konsep
kata. Kalimat utuh yang dijadikan tonggak dasar untuk pembelajaran membaca
permulaan ini diuraikan ke dalam satuan-satuan bahasa yang lebih kecil yang
disebut kata. Proses penganalisisan atau penguraian ini terus berlanjut hingga pada
wujud satuan bahasa terkecil yang tidak bisa diuraikan lagi, yakni huruf-huruf.
Proses penguraian/penganalisian dalam pembelajaran membaca permulaan
dengan metode SAS, meliputi:
(a) kalimat menjadi kata-kata
(b) kata menjadi suku-suku kata, dan
(c) suku kata menjadi huruf-huruf.
Pada tahap selanjutnya, anak-anak didorong untuk melakukan kerja sintesis
(menyimpulkan). Satuan-satuan bahasa yang telah terurai tadi dikembalikan lagi
kepada satuannya semula, yakni dari huruf-huruf menjadi suku kata, suku-suku
kata menjadi kata, dan kata-kata menjadi kalimat. Dengan demikian, melalui
proses sintesis ini, anak-anak akan menemukan kembali wujud struktur semula,
yakni sebuah kalimat utuh.
Jadi, dapat disimpulkan dalam proses operasionalnya metode SAS mempunyai
langkah langkah berlandaskan operasional dengan urutan :
 Struktural menampilkan keseluruhan, guru menampilkan sebuah kalimat pada
anak
9

 Analitik melakukan proses penguraian: anak daiajak untuk megenal konsep


kata dan mulai menganalisis kalimat menjadi kata, kata menjadi suku kata dan
suku kata menjadi huruf.
 Sintetik melakukan penggabungan kembali kepada bentuk Struktural semula,
setelah kalimat diuraikan dari huruf dirangkai menjadi suku kata, suku kata
menjadi kata dan kata menjadi kalimat semula.

Bahan ajar untuk pembelajaran membaca permulaan dengan metode ini


tampak seperti berikut.

ini mama
ini mama
i - ni ma - ma
i-n-i m-a-m-a
i – ni ma - ma
ini mama
ini mama
7. Metode Empat Tahap/Metode Stainberg (Four Steps Stainberg Method)
Menurut Steinberg (1982) ada empat tahap (langkah) dalam pembelajaran
membaca permulaan, yaitu :
a. Mengenal kata dan maknanya (membaca kata dengan gambar)
b. Memahami kata yang dibacanya (membaca kata tanpa gambar)
c. Membaca frase atau kalimat
d. Membaca teks atau wacana

C. Keunggulan dan Kelemahan Berbagai Metode Membaca Permulaan


1. Metode Abjad (Alphabet Method)
Keunggulan:
1) Siswa diharuskan untuk mengetahui setiap lambang huruf jadi siswa lebih
cepat dan hafal dari alphabet.
2) Siswa langsung mengetahui bunyi dari setiap bentuk huruf.
Kelemahan:
1) Siswa diharuskan untuk mengetahui setiap lambang huruf kemudian
menyusunnya menjadi kata maka membutuhkan waktu yang lama.
10

2) Apabila tidak diulang terus menerus kebanyakan siswa akan mudah lupa
antara bentuk dan bunyi huruf tersebut.
3) Anak yang baru mulai belajar membaca, mungkin akan mengalami kesukaran
dalam memahami sitem pelafalan bunyi /b/ dan /a/ menjadi [ba], bukan [bea].
Bukankah huruf /b/ dilafalkan [be] dan huruf /a/ dilafalkan [a]. Mengapa
kelompok huruf /ba/ dilafalkan [ba], bukan [bea], seperti tampak pada
pelafalan awalnya? Hal ini, tentu akan membingungkan anak. Penanaman
konsep hafalan abjad dengan menirukan bunyi pelafalannya secara mandiri,
terlepas dari konteksnya, menyebabkan anak mengalami kebingungan
manakala menghadapi bentukan bentukan baru, seperti bentuk kata tadi.
4) Dalam pelafalan diftong dan fonem-fonem rangkap, seperti /ng/, /ny/, /kh/,
/ai/, /au/, /oi/, dan sebagainya. Sebagai contoh, kita ambil fonem /ng/. Anak-
anak mengenal huruf tersebut sebagai [en] dan [ge]. Dengan demikian, mereka
berkesimpulan bahwa fonem itu jika dilafalkan akan menjadi [en-ge] atau
[neg] atau [nege].
2. Metode Eja/Bunyi (Spelling Method)
Keunggulan:
1) Siswa diharuskan untuk mengetahui setiap lambang huruf jadi siswa lebih
cepat dan hafal fonem.
2) Siswa langsung mengetahui bunyi dari setiap bentuk huruf.
Kelemahan:
1) Siswa diharuskan untuk mengetahui setiap lambang huruf kemudian
menyusunnya menjadi kata maka membutuh kan waktu yang lama.
2) Apabila tidak diulang terus menerus kebanyakan siswa akan mudah lupa
antara bentuk dan bunyi huruf tersebut.
3. Metode Suku Kata (Sylabik Method)
Keunggulan:
1) Dalam membaca tidak ada mengeja huruf demi huruf sehigga mempercepat
proses penguasaan kemampuan membca permulaan
2) Dapat belajar mengenal huruf dengan mengupas atau menguraikan suku kata
suku kata yang dipergunakan dalam unsur-unsur hurufnya
3) Penyajian tidak memakan waktu yang lama
4) Dapat secara mudah mengetahui berbagai macam kata
Kelemahan:
11

1) Bagi anak kesuliatan belajar yang kurang mengenal huruf, akan mengalami
kesulitan merangkaikan huruf menjadi suku kata.
2) Siswa akan sulit bila disuruh membaca kata-kata lain, karena mereka akan
condong mengingat suku kata yang diajarkan saja
4. Metode Kata (Whole Word Method)
Keunggulan:
1) Dalam membaca tidak ada mengeja huruf demi huruf sehigga mempercepat
proses penguasaan kemampuan membca permulaan.
2) Langsung mengetahui kata tanpa harus mengejenya, yang dapat meperlambat
proses pengajaran
Kelemahan:
1) Biasanya anak tidak langsung bisa membaca perkata.
2) Susah diterapkan pada anak yang mempunyai intelegensi kurang.
5. Metode Kalimat (Syntaxis Method)
Keunggulan:
1) Karena menggunakan gambar maka siswa lebih cepat mengerti dan hafal.
Kelemahan:
1) Metode global memakai gambar metode ini tidak bisa diterapkan di SD daerah
pedesaan karena untuk mendapatkan gambar sangat sulit, jauh dari tempat
fotocopy atau print.
2) Mungkin siswa akan menghafal gambar saja, dan tidak terlalu memperhatikan
kalimatnya.
6. Metode SAS (Structural Analytic Syntetic)
Keunggulan:
1) Metode ini sejalan dengan prinsip linguistik (ilmu bahasa) yang memandang
satuan bahasa terkecil yang untuk berkomunikasi adalah kalimat. Kalimat
dibentuk oleh satuan-satuan bahasa dibawahnya, yakni kata, suku kata, dan
akhirnya fonem (huruf-huruf). Berdasarkan landasan linguistik metode ini
akan menolong anak menguasai bacaan dengan lancar.
2) Metode ini mempertimbangkan pengalaman berbahasa anak. Oleh karena itu,
pengajaran akan lebih bermakna bagi anak karena bertolak dari sesuatu yang
dikenal dan diketahui anak. Hal ini akan memberikan dampak positif terhadap
daya ingat dan pemahaman anak.
3) Metode ini dapat sebagai landasan berpikir analisis.
12

4) Dengan langkah-langkah yang diatur sedemikian rupa membuat anak mudah


mengikuti prosedur dan akan dapat cepat membaca pada kesempatan
berikutnya.
5) Metode ini sesuai dengan prinsip inkuiri (menemukan sendiri). Anak
mengenal dan memahami sesuatu berdasarkan hasil temuannya sendiri. Sikap
seperti ini akan membantu anak dalam mencapai keberhasilan belajar.
Kelemahan:
1) Metode SAS mempunyai kesan bahwa pengajar harus kreatif dan terampil
serta sabar. Tuntutan semacam ini dipandang sangat sulit untuk kondisi
pengajar saat ini.
2) Banyak sarana yang harus dipersiapkan untuk pelaksanaan metode ini untuk
sekolah sekolah tertentu dirasa sulit.
3) Metode SAS hanya untuk konsumen pembelajar di perkotaan dan tidak di
pedesaan.
4) Karena agak sulit mengajarkan metode SAS maka metode ini tidak banyak
diterapkan.
7. Metode Empat Tahap/Metode Stainberg (Four Steps Stainberg Method)
Keunggulan:
1) Lebih cepat memahami membaca karena kata yang diajarkan memiliki makna
yang telah diketahui oleh siswa seperti bola.
2) Proses pembelajaran mengikuti prinsip pendekatan spiral (dari yang mudah ke
yang sulit).
Kelemahan:
1) Sulit diterapkan pada anak-anak yang mempunyai intelegensi yang kurang
(Metode Membaca Permulaan Di Sekolah Dasar, n.d.).

D. Contoh dan Media yang Digunakan


1. Metode Abjad (Alphabet Method)
Pengucapan abjad dengan media lagu alphabet.

Siswa diajak untuk menyanyikan lagu bersama-sama.


Lirik lagu : (Lagu ABC Bahasa Indonesia CilukPa - Cilukpa, n.d.)
ABCDEFG
HIJKLMN
OPQ
13

RST
UVW
XYZ
Inilah A B C D
Ayo bernyanyi, hore!
2. Metode Eja/Bunyi (Spelling Method)
Pengucapan ejaan dengan media kartu abjad.
Siswa diajak mengenal cara mengeja abjad melalui kartu abjad. Misalnya:
B dieja /eb/
C dieja /ec/
D dieja /ed/
3. Metode Suku Kata (Sylabik Method)
Membaca suku kata dengan media benda/kartu kata bergambar.
Siswa diajak mengenal suku kata dengan media kartu kata bergambar. Kemudian
siswa membacanya sebagai kata, dan sebagai kalimat sederhana. Contoh:

Gambar 2. 1 Media Kata Bergambar

(Sumber: https://images.app.goo.gl/s5WkwaBGNiQqAgm76 )
4. Metode Kata (Whole Word Method)
Membaca dengan media benda/kartu kata.
Siswa diajak mengenal kata melalui benda. Contoh:
Guru menunjukkan sebuah bola.
5. Metode Kalimat (Syntaxis Method)
Membaca kalimat dengan media gambar/buku bacaan/kartu kalimat.
Siswa diajak membaca kalimat dengan media kartu kalimat bergambar.
Contoh:
(1) Memperkenalkan gambar dan kalimat.
14

Gambar 2. 2 Dadu Gambar 2. 3 Kuda

(Sumber : www.berpendidikan.com) (Sumber : www.inhilklik.com)

ini dadu ini kuda

(2) Siswa membaca kalimat dengan bantuan gambar. Jika sudah lancar, siswa
membaca tanpa bantuan gambar, misalnya: ini dadu
(3) Menguraikan salah satu kalimat menjadi kata: /ini/ /dadu/
(4) Menguraikan kata-kata menjadi suku kata: i – ni - da – du
(5) Menguraikan suku kata menjadi huruf-huruf, misalnya: i-n-i - d-a-d-u
ini dadu
ini dadu
i-ni da-du
i-n-i d-a-d-u
6. Metode SAS (Structural Analytic Syntetic)
Membaca dengan media buku bacaan disertai gambar.
Guru memfokuskan siswa pada satu skalimat di buku bacaan disertai gambar.
Siswa diajak menganalisis kalimat, kata, suku kata, dan huruf pada buku bacaan
disertai gambar. Selanjutnya, siswa menyatukan kembali huruf menjadi suku kata,
suku kata menjadi kata, dan kata menjadi kalimat. Contoh:

ini mama
ini mama
i - ni ma - ma
i-n-i m-a-m-a
i – ni ma - ma
ini mama
ini mama
7. Metode Empat Tahap/Metode Stainberg (Four Steps Stainberg Method)
Membaca dengan media Big Book dengan tahapan:
a. Mengenal kata dan maknanya (membaca kata dengan gambar)
15

b. Memahami kata yang dibacanya (membaca kata tanpa gambar)


c. Membaca frase atau kalimat
d. Membaca teks atau wacana
Contoh:

Gambar 2. 4 Media Big Book

(Sumber: http://belajarmembacamenulis.blogspot.com )
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Macam-macam metode membaca permulaan diantaranya:
1. Metode Abjad (Alphabet Method)
2. Metode Eja/Bunyi (Spelling Method)
3. Metode Suku Kata (Sylabik Method)
4. Metode Kata (Whole Word Method)
5. Metode Kalimat (Syntaxis Method)
6. Metode SAS (Structural Analytic Syntetic)
7. Metode Empat Tahap/Metode Stainberg (Four Steps Stainberg Method)
Berbagai media yang dapat digunakan pada pembelajaran membaca permulaan
diantaranya adalah lagu, kartu abjad, kartu kata, benda, dan big book.
Tidak ada metode yang terbaik dan juga tidak ada metode yang terburuk. Masing-
masing metode mempunyai kelebihan dan kekurangannya masing-masing. Metode
yang terbaik adalah metode yang cocok dengan pemakainya

B. Saran
Adapun saran yang dapat penulis sampaikan yaitu kita sebagai calon pendidik,
harus selalu menggali potensi yang ada pada diri kita. Salah satunya adalah dengan
cara mempelajari makalah ini. Berbagai metode yang telah penulis paparkan dapat
dijadikan sebagai referensi untuk mengajar membaca permulaan. Penggunaan metode
pada pembelajaran membaca permulaan bisa digabungkan atau dikolaborasikan satu
dengan yang lainnya untuk mencapai tujuan pembelajaran .Mudah-mudahan makalah
ini dapat bermanfaat untuk kita ke depannya.

16
DAFTAR PUSTAKA

(DOC) Metode Pembelajaran Membaca Permulaan dan Lanjutan | Ajeng Illa -


Academia.edu. (n.d.). Retrieved October 6, 2021, from
https://www.academia.edu/43884197/Metode_Pembelajaran_Membaca_Permulaan_dan
_Lanjutan

Lagu ABC Bahasa Indonesia CilukPa - Cilukpa. (n.d.). Retrieved October 12, 2021, from
https://www.cilukpa.com/2017/11/lagu-abc-bahasa-indonesia.html?m=1

Metode Membaca Permulaan di Sekolah Dasar. (n.d.). Retrieved October 6, 2021, from
https://windaulfah-pgsd11.blogspot.com/2013/12/metode-membaca-permulaan-di-
sekolah.html

METODE SUKU KATA - E-JURNAL. (n.d.). Retrieved October 6, 2021, from https://www.e-
jurnal.com/2013/12/metode-suku-kata.html

PENGERTIAN METODE EJA - E-JURNAL. (n.d.). Retrieved October 6, 2021, from


https://www.e-jurnal.com/2013/12/pengertian-metode-eja.html

Pengertian Metode Pembelajaran Struktural Analitik Sintetik (SAS) ~ Fatkhan.web.id. (n.d.).


Retrieved October 6, 2021, from https://fatkhan.web.id/pengertian-metode-
pembelajaran-struktural-analitik-sintetik-sas/

Setiawan, B. (n.d.). Modul MMP.

17

Anda mungkin juga menyukai