Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

TEORI BELAJAR DAN PEMBELAJARAN

TEORI KOGNITIVISTIK DAN PENERAPANNYA DALAM


PEMBELAJARAN

Dosen Pengampu : Hartini Nara, S.Pd., M.Pd.

Disusun Oleh :

Denny Hartanto (1503619041)

Syania Syifa Fauziah (1503619036)


Tri Hartono (1503619002)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNIK BANGUNAN

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA

2021
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan nikmat serta
hidayah-Nya terutama nikmat kesempatan dan kesehatan sehingga penulis dapat
menyelesaikan makalah mata kuliah “TEORI BELAJAR DAN
PEMBELAJARAN”. Kemudian shalawat beserta salam kita sampaikan kepada
Nabi besar kita Muhammad SAW yang telah memberikan pedoman hidup yaitu
al-qur’an dan sunnah untuk keselamatan umat di dunia.

Makalah ini merupakan salah satu tugas mata kuliah teori belajar dan
pembelajaran di program studi pendidikan teknik bangunan Fakultas teknik pada
Universitas Negeri Jakarta. Selanjutnya penulis mengucapkan terima kasih yang
sebesar- besarnya kepada Ibu Hartini Nara, S.Pd., M.Pd. selaku dosen
pembimbing mata kuliah teori belajar dan pembelajaran yang telah memberikan
bimbingan serta arahan selama penulisan makalah ini.

Akhirnya penulis menyadari bahwa banyak terdapat kekurangan dalam


penulisan makalah ini, oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran
yang konstruktif dari para pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

Jakarta, 14 April 2021

Syania Syifa Fauziah


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR............................................................................................. ............i


DAFTAR ISI ....................................................................................................................... ii
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang .............................................................................................................. 1
1.2 Rumusan Masalah ......................................................................................................... 2
1.3 Tujuan ........................................................................................................................... 2
PEMBAHASAN
2.1 Definisi Belajar ............................................................................................................. 3
2.2 Definisi Teori Belajar Kognitivistik .............................................................................. 4

2.3 Tujuan Teori Kognitivistik Dalam Pembelajaran ......................................................... 5

2.4 Penerapan Teori Kognitivistik Dalam Pembelajaran .................................................... 6


PENUTUP

3.1 Kesimpulan.................................................................................................................... 9
3.2 Saran .............................................................................................................................. 9
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Teori belajar adalah upaya untuk mendeskripsikan bagaimana manusia
belajar, sehingga dapat membantu dalam memahami proses inhern yang
kompleks dari proses pembelajaran. Teori pembelajaran menaruh perhatian
pada bagaimana seseorang mempengaruhi orang lain agar terjadi proses belajar.
Teori pembelajaran adalah preskriptif, sedangkan teori belajar adalah deskriptif.
Tujuan teori pembelajaran adalah menetapkan metode atau strategi
pembelajaran yang cocok agar dapat memperoleh hasil yang optimal. Oleh
karena itu, teori pembelajaran berurusan dengan upaya mengontrol variabel-
variabel yang spesifik dalam teori belajar agar dapat memudahkan belajar.
Sedangkan deskriptif artinya, tujuan teori belajar adalah menjelaskan proses
belajar. Teori belajar menaruh perhatian pada bagaimana seseorang belajar
(Wati, 2010).

Manusia merupakan makhluk sosial dan merupakan makhluk ciptaan


Tuhan YME yang paling sempurna diantara makhluk hidup lainnya. Manusia
memiliki akal sehat dan juga otak, sehingga manusia dapat menggunakan akal
tersebut untuk berfikir sebelum melakukan sesuatu, dan mengembangkan ilmu
pengetahuan yang dimilikinya. Dalam psikologi dan pendidikan, pembelajaran
secara umum didefinisikan sebagai proses yang menyatukan pengaruh kognitif,
emosional, dan lingkungan dan pengalaman untuk memperoleh, meningkatkan,
atau membuat perubahan dalam pengetahuan seseorang, keterampilan, nilai, dan
pandangan dunia (Widyati, 2014). Belajar tidak hanya sekedar memetakan
pengetahuan atau informasi yang disampaikan, namun bagaimana melibatkan
individu secara aktif membuat ataupun merevisi hasil belajar yang diterimanya
menjadi suatu pengalamaan yang bermanfaat bagi dirinya. Pembelajaran
merupakan suatu sistem yang membantu individu belajar dan berinteraksi
dengan sumber belajar dan lingkungan.

1
2

Teori merupakan seperangkat asas yang tersusun tentang kejadian-


kejadian tertentu dalam dunia nyata. Teori merupakan seperangkat preposisi
yang didalamnya memuattentang ide, konsep, prosedur dan prinsip yang terdiri
dari satu atau lebih variable yang saling berhubungan satu sama lainnya dan
dapat dipelajari, dianalisis dan diujiserta dibuktikan kebenarannya.

Berdasarkan pendapat yang telah disampaikan teori adalah seperangkat


asas tentang kejadian-kejadian yang didalamnnya memuat ide, konsep, prosedur
danprinsip yang dapat dipelajari, dianalisis dan diuji kebenarannya. Teori
belajar adalah suatu teori yang di dalamnya terdapat tata cara pengaplikasian
kegiatan belajar mengajar antara guru dan siswa, perancangan metode
pembelajaran yang akan dilaksanakan di kelas maupun di luar kelas. Teori
belajar akan memberikan kemudahan bagi guru dalam menjalankan model-
model pembelajaran yang akan dilaksanakan. Banyak ditemukan teori belajar
yang menitik beratkan pada perubahan tingkah laku setelah proses
pembelajaran.

1.1 Rumusan Masalah

1. Bagaimana definisi belajar?


2. Bagaimana definisi teori belajar kognitivistik?
3. Apa tujuan teori kognitivistik dalam pembelajaran?
4. Bagaimana penerapan teori kognitivistik dalam proses pembelajaran?

1.2 Tujuan

Tujuan pembuatan makalah ini adalah untuk memenuhi salah satu tugas
mata kuliah Teori Belajar dan Pembelajaran serta untuk wawasan dan ilmu
kami tentang teori kognitivistik, tujuan serta penerapannya dalam proses
pembelajaran.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Definisi Belajar


Belajar merupakan suatu kegiatan untuk memperoleh pengetahuan,
perilaku dan keterampilan dengan cara mengolah bahan belajar. Pegertian lain
yang sama halnya belajar yaitu proses mental yang terjadi dalam diri seseorang,
sehingga menyebabkan munculnya perubahan tingkah laku. Belajar merupakan
proses perubahan perilaku berkat pengalaman dan latihan (Widyati,W 2014).
Berdasarkan definisi diatas maka dapat ditarik kesimpulan bahwa belajar
merupakan suatu proses perubahan tingkah laku seseorang setelah berinteraksi
dengan lingkungannya, lingkungan kelas pada saat proses pembelajaran, yang
akan menambah pengetahuan, keterampilan, maupun sikap.
Pembelajaran adalah membelajarkan siswa menggunakan asas
pendidikan maupun teori belajar yang merupakan sebagai penentu utama
keberhasilan pendidikan Syaiful (dalam Hamalik 2007:77). Pembelajaran adalah
suatu sistem yang artinya suatu keseluruhan yang terdiri dari komponen-
komponen yang berinteraksi antara satu dengan lainnya untuk mencapai tujuan
pengajaran yang telah ditentukan. Komponen-komponen yang meliputi tujuan
antara lain pendidikan dan pengajaran, peserta didik, tenaga kependidikan
khususnya guru, perencanaan pengajaran, strategi pengajaran, media pengajaran,
dan evaluasi pengajaran.
Pembelajaran juga dapat diartikan sebagai kegiatan guru secara
terprogram dalam desain instruksional, untuk membuat siswa belajar secara aktif,
yang menekankan pada penyediaan sumber belajar. Pembelajaran dapat dikatakan
sebagai suatu proses dimana lingkungan seseorang secara sengaja dikelola untuk
memungkinkan ia turut serta dalam tingkah laku tertentu dalam kondisi-kondisi
khusus atau menghasilkan respon terhadap situasi tertentu.
Dari teori-teori tersebut pembelajaran juga dapat diartikan sebagai suatu
proses yang dilakukan oleh guru yang telah diprogram dalam rangka
membelajarkan siswa untuk mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditentukan
sesuai dengan petunjuk kurikulum yang berlaku.

3
4

2.1 Definisi Teori Belajar Kognitivistik

Pada teori belajar kognitivistik, belajar adalah pengorganisasian aspek-


aspek kognitif dan perseptual untuk memperoleh pemahaman. Tujuan dan tingkah
laku sangat dipengaruhi oleh proses berfikir internal yang terjadi selama proses
belajar (Wati, 2010). Pengertian kognitivistik jika diartikan perkata “Cognitive”
berasal dari kata “Cognition” memiliki persamaan dengan “knowing” yang
artinya mengetahui, secara garis besar cognition atau kognisi ialah perolehan
penataan, penggunaan pengetahuan.

Teori belajar ini lebih berpedoman pada proses belajar dari pada hasil
belajar itu sendiri, teori ini lebih menitik beratkan perhatian dari pada peristiwa-
peristiwa internal. Belajar tidak sekedar melibatkan hubungan antara stimulus dan
respon, namun lebih dari itu belajar dengan teori ini melibatkan proses berpikir
yang sangat kompleks. Berdasarkan teori kognitivistik, ilmu pengetahuan
dibangun didalam diri seseorang melalui proses interaksi yang berkesinambungan
dengan lingkungan. Proses ini tidak hanya berjalan terpatah-patah, terpisah-pisah,
tetapi melalui proses mengalir, bersambung dan menyeluruh.

Menurut psikologi, kognitif belajar diartikan sebagai usaha untuk


mengerti sesuatu. Usaha itu dilakukan secara aktif oleh siswa, keaktifan itu dapat
berupa mencari pengalaman, mencari informasi, mencermati lingkungan,
mempraktekkan sesuatu untuk mencapai suatu tujuan tertentu. Para psikolog
pendidikan kognitif berkeyakinan bahwa pengetahuan yang dimiliki sebelumnya
sangat menentukan keberhasilan mempelajari informasi atau pengetahuan yang
baru. Tokoh yang mengemukakan teori pembelajaran koginitiv ini salah satunya
adalah Jean Piaget, Jean Piaget adalah tokoh besar dari teori kalangan
kognitivistik. Ia mengemukakan mengenai teori kognitif, teori kognitif adalah
suatu pandangan yang melihat perkembangan manusia dari sudut kognisi. Piaget
adalah penganut organismic, yaitu suatu pandangan yang melihat anak sebagai
makhluk yang aktif yang perkembangannya ditentukan oleh kematangan biologis
maupun oleh pengalaman. Menurut Piaget proses belajar sebenarnya terdiri atas
tiga tahapan yaitu asimilasi yaitu proses pengintegrasian informasi baru ke
struktur kognitif yang sudah ada, yang kedua yaitu akomodasi yang mana
merupakan suatu proses penyesuaian struktur kognitif ke dalam situasi baru, dan
5

equilibrasi yang merupakan proses penyesuaian yang berkesinambungan antara


asimilasi dan akomodasi.

Piaget juga mengemukakan bahwa proses belajar harus disesuaikan


dengan tahap perkembangan kognitif yang dilalui siswa. Proses belajar yang
dialami seorang anak berbeda pada tahap satu dengan tahap lainnya yang secara
umum semakin tinggi tingkat kognitif seseorang, maka semakin teratur dan juga
semakin abstrak cara berpikirnya. Oleh karena itu guru seharusnya memahami
tahap-tahap perkembangan kognitif anak didiknya serta memberikan isi, metode,
media pembelajaran yang sesuai dengan tahapannya.

2.2 Tujuan Teori Kognitivistik Dalam Pembelajaran


Tujuan dari teori ini adalah untuk menyediakan pengalaman-pengalaman
belajar. Pembelajaran adalah suatu kegiatan yang dilakukan secara sadar dan
sengaja, oleh karena itu pembelajaran pasti mempunyai tujuan. Tujuan
pembelajaran adalah membantu pada siswa agar memperoleh berbagai
pengalaman dan dengan pengalaman itu tingkah laku siswa bertambah, baik
kuantitas maupun kualitas. Tingkah laku yang dimaksud meliputi pengetahuan,
keterampilan, dan nilai atau norma yang berfungsi sebagai pengendali sikap dan
perilaku siswa. Tujuan teori psikologi yaitu untuk dapat memahami atau
memprediksi suatu perilaku, kita harus memperhatikan orang tersebut dengan
lingkungan psikologisnya sebagai pola dari fakta dan fungsi-fungsi yang saling
membutuhkan. Teori kognitif dikembangkan terutama untuk membantu guru
memahami siswanya. Ternyata, hal ini juga dapat membantu guru memahami
dirinya sendiri dengan lebih baik. Agar belajar menjadi efektif, guru harus
memperhatikan dirinya sendiri dan orang lain jadi, psikologi kognitif
dikembangkan dengan maksud membantu guru-guru mampu memahami
muridnya secara lebih baik. Psikologi kognitif mengembangkan sistem psikologi
yang bermanfaat untuk berhubungan dengan anak-anak dan pemuda pada saat
belajar.

Teori belajar kognitif dibentuk dengan tujuan mengkonstruksi prinsip-


prinsip belajar secara ilmiah. Hasilnya berupa prosedur-prosedur yang dapat
diterapkan pada situasi kelas untuk mendapatkan hasil yang sangat produktif.
6

Teori belajar kognitif menjelaskan bagaimana seseorang mencapai pemahaman


atas dirinya dan lingkungannya lalu menafsirkan bahwa diri dan lingkungan
psikologisnya merupakan faktor-faktor yang kait-mengait. Teori ini
dikembangkan berdasarkan tujuan yang melatarbelakangi perilaku, cita-cita, cara-
cara, dan bagaimana seseorang memahami diri dan lingkungannya dalam usaha
untuk mencapai tujuan dirinya. Setiap pengertian yang diperoleh dari memahami
diri sendiri dan lingkungannya disebut insight.

2.3 Penerapan Teori Kognitivistik Dalam Pembelajaran

Hakekat belajar menurut teori kognitif dijelaskan sebagai suatu aktivitas


belajar yang berkaitan dengan oenataan informasi, reorganisasi perseptual, dan
proses internal. Teori belajar Kognitivistik tidak lepas selalu berhubungan dengan
rangkaian proses pembelajaran. Garis besar pembelajaran ditekankan pada the
best proses, bukan the best input, dengan menganut prinsip “setiap insan terlahir
ke dunia ini dalam keadaan yang berbeda antara yang satu dan yang lain”. Belajar
sendiri adalah perubahan persepsi atau pemahaman. Pada proses kegiatan belajar
mengajar yang menjadi titik paling dominan adalah mementingkan terbentuknya
struktur kognitif sebagai usaha memecahkan masalah yang didasarkan kepada
insight. Istilah insight adalah pengetahuan baru yang diperoleh setelah melalui
proses pengumpulan informasi, relatif mudah diingat, dan mampu dijadikan
acuan dalam menyelesaikan persoalan baru. Dengan demikian seorang guru dapat
mengajar dengan cara memasuki dunia anak “gaya mengajar guru adalah gaya
belajar siswa” dalam aplikasinya, guru harus memahami bahwa siswa bukan
sebagai orang dewasa yang mudah dalam proses berpikirnya, anak usia pra-
sekolah dan awal sekolah dasar belajar menggunakan benda-benda konkret,
keaktifan siswa sangat dipentingkan, guru menyusun materi dengan
menggunakan pola atau logika tertentu dari sederhana kekompleks, guru
menciptakan pembelajaran yang bermakna, memperhatikan perbedaan individual
siswa untuk mencapai keberhasilan siswa. Piaget menjabarkan aplikasinya dalam
pendidikan :
1. Memusatkan perhatian kepada cara berpikir atau proses mental anak, tidak
sekedar kepada hasilnya. Guru harus memahami proses yang digunakan
7

anak sehingga sampai pada hasil tersebut. Pengalaman-pengalaman belajar


yang sesuai dikembangkan dengan memperhatikan tahap fungsi kognitif,
2. Mengutamakan peran siswa dalam berinisiatif sendiri dan keterlibatan
aktifdalam kegiatan belajar, anak didorong menentukan sendiri
pengetahuannyamelalui interaksi spontan dengan lingkungan,
3. Memaklumi akan adanya perbedaan individual dalam hal kemajuan
perkembangan,

4. Mengutamakanperan siswa untuk saling berinteraksi, bertukar ide atau


gagasan- gagasan untuk perkembangan penalaran.
Belajar akan lebih berhasil apabila disesuaikan dengan tahap
perkembangan kognitif peserta didik. Peserta didik hendaknya diberi kesempatan
untuk melakukan eksperimen dengan obyek fisik, yang ditunjang oleh interaksi
dengan teman sebaya dan dibantu oleh pertanyaan tilikan dari guru. Guru
hendaknya banyak memberikan rangsangan kepada peserta didik agar mau
berinteraksi dengan lingkungan secara aktif, mencari dan menemukan berbagai
hal dari lingkungan. Implikasi teori perkembangan kognitif Piaget dalam
pembelajaran adalah bahasa dan cara berfikir anak berbeda dengan orang dewasa.
Oleh karena itu ketika mengajar guru harus pandai menyesuaikan
penggunaan bahasa dengan cara berfikir anak. Selain itu anak-anak akan belajar
lebih baik apabila dapat menghadapi lingkungandengan baik. Peran Guru dalam
hal ini harus mampu membimbing, mengarahkan anak agar dapat berinteraksi
dengan lingkungan sebaik- baiknya. Selain itu bahan yang harus dipelajari anak
hendaknya dirasakan baru tetapi tidakasing, menarik dan menyenangkan anak
didik, bukan membebani anak didik, dan berikan peluang agar anak belajar sesuai
tahap perkembangan usianya. Pada proses pembelajaran, anak-anak hendaknya
diberi peluang untuk saling berbicara menceritakan pengalamannya, serta
pendidikan berbasis aktifitas bisa diterapkan, berikan peran bagi anak dalam
proses pembelajaran.
Hakekat belajar menurut teori kognitif dijelaskan sebagai suatu aktifitas
belajar yang berkaitan dengan penataan informasi, reorganisasi perseptual dan
proses internal. Kegiatan pembelajaran yang berpijak pada teori belajar kognitif
ini sudah banyak digunakan. Dalam merumuskan pembalejaran,mengembangkan
strategi dan tujuan pembelajaran, tidak lagi mekanistik sbagaimana yang
8

dilakukan dalam pendekatan behavoristik. Kebebasan dan keterlibatan siswa


secara aktif dalam proses belajar amat diperhitungkan, agar belajar lebih
bermakna bagi siswa. Kegiatan pembelajarnya mengikuti prinsip-prinsp antara
lain siswa bukan sebagai oang dewasa yang muda dalam proses berfikirnya,
mereka mengalami perkembangan kognitif melalui tahap-tahap tertentu. Lalu
anak usia pra sekolah dan awal sekolah dasar akan dapat belajar dengan baik,
terutama jika menggunakan bnda-benda konkret. Selain itu keterlibatan siswa
secara aktif dalam belajar amat dipentingkan, karena hanya dengan mengaktifkan
siswa maka proses asimilasi dan akomodasi pengetahuan dan pengalaman dapat
terjadi dengan baik. Untuk menarik minat dan meningkatkan retensi belajar perlu
mengkaitkan pengalaman atau informasi baru dengan struktur kognitif yang telah
dimiliki si belajar.
Pemahaman dan retensi akan meningkat jika materi belajar disusun
dengan menggunakan pola dan atau logika tertentu, dari sederhana kekompleks,
dan belajar memahami akan lebih bermakna dari pada belajar menghafal. Agar
bermakna, informasi baru harus disesuaikan dan dihubungkan dengan
pengetahuan yang telah dimiliki siswa. Tugas guru adalah menunjukan hubungan
antara apa yang sedang dipelajari dengan apa yang telah diketahui siswa. Serta
adanya perbedaaan individual pada diri siswa perludiperhatikan, karena faktor ini
sangat mempengaruhi keberhasilan lajar siswa. Perbedaan tersebut misalnya pada
motivasi, persepsi, kemampan berfikir, pengetahuan awal dan sebagainya.
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Dari penjelasan yang cukup panjang di atas, maka penulis dapat


menyimpulkan intisari makalah ini mulai dari
1. Teori adalah seperangkat asas tentang kejadian-kejadian yang didalamnnya
memuat ide, konsep, prosedur dan prinsip yang dapat dipelajari, dianalisis
dan diuji kebenarannya.
2. Belajar merupakan sutu proses secara sadar untuk memperoleh pengajaran
dan pengalaman.
3. Teori belajar kognitivistik lebih mementingkan proses belajar dari pada
hasil belajar itu sendiri.
4. Teori kognitif dikembangkan bertujuan terutama untuk membantu guru
memahami muridnya. Teori ini juga dapat membantu guru memahami
dirinya sendiri dengan lebih baik.
5. Dalam teori ini guru harus memahami bahwa siswa bukan sebagai orang
dewasa yang mudah dalam proses berpikirnya, anak usia pra-sekolah dan
awal sekolah dasar belajar menggunakan benda-benda konkret,
keaktifansiswa sangat dipentingkan, guru menyusun materi dengan
menggunakanpola atau logika tertentu dari sederhana kekompleks, guru
menciptakan pembelajaran yang bermakna, memperhatian perbedaan
individual siswa untuk mencapai keberhasilan siswa.

3.2 Saran

Teori kognitif ini sangat mempengaruhi pengalaman serta kematangan


siswa untuk dapat berkembang dengan sendirinya dan dipengaruhi juga oleh usia.
Terlepas dengan hal tersebut ada baiknya pengetahuan tentang kognitivisme
siswa perlu didalami oleh calon guru dan para guru demi menyukseskan proses
belajar dikelas. Apabila dalam pengajaran hanya menggunakan metode kognitif,
maka dipastikan peserta didik tidak akan mengerti sepenuhnya materi yang
diberikan.

9
DAFTAR PUSTAKA

Maiti, & Bidinger. (1981). Teori Belajar. Journal of Chemical Information and
Modeling, 53(9), 1689–1699.

Nurhadi. (2020). Teori Kognitivisme Serta Aplikasinya Dalam Pembelajaran.


EDISI : Jurnal Edukasi Dan Sains, 2(1), 13–10.
https://ejournal.stitpn.ac.id/index.php/edisi

Wati, W. (2010). TEORI BELAJAR DAN PEMBELAJARAN. 9(1), 76–99.

Widyati, W. (2014). Belajar Dan Pembelajaran Perspektif Teori


Kognitivisme. Biosel (Biology Science and Education): Jurnal
Penelitian Sains Dan Pendidikan, 3(2), 177–187.
http://jurnal.iainambon.ac.id/index.php/BS/article/view/521/404

Nurhadi. 2018. Teori Belajar dan Pembelajaran Kognitivistik. Program Magister


Pasca Sarjana (Pps) Prodi Pendidikan Agama Islam Universitas Islam
Negeri Sutan Syarif Kasim Riau Pekanbaru.

Hamalik, Oemar. 2003. Perencanaan Pengajaran Berdasarkan Pendekatan Sistem.


Jakarta: Bumi Aksara.

Anda mungkin juga menyukai