TINGGI
UNIVERSITAS PALANGKA RAYA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
KAMPUS UNPAR TUNJUNG NYAHO JALAN H. TIMANG TELEPON (0536) 32 29107, 32 29117, 32 35159
KOTAK POS 2/ PLKUP PALANGKA RAYA (73111A) FAX (0536) 32 26975 KALIMANTAN TENGAH
Sistem transportasi yang sedang diterapkan saat ini memiliki tujuan dasar yaitu
memecahkan masalah lingkungan yang timbul dalam jangka panjang. Perencanaan sistem
transportasi yang kurang matang, bisa menimbulkan berbagai permasalahan, diantaranya
kemacetan dan tingginya kadar polutan udara akibat berbagai pencemaran dari asap
kendaraan bermotor. Dampak yang dirasakan akibat menurunnya kualitas udara
perkotaan adalah adanya pemanasan kota akibat perubahan iklim, penipisan lapisan ozon
secara regional, dan menurunnya kualitas kesehatan masyarakat yang ditandai terjadinya
infeksi saluran pencernaan, timbulnya penyakit pernapasan, adanya Pb (timbal) dalam
darah, dan menurunnya kualitas air bila terjadi hujan (hujan asam).
Polutan (bahan pencemar) yang ada di udara seperti gas buangan CO (karbon
monoksida) lambat laun telah memengaruhi komposisi udara normal di atmosfer. Hal ini
dapat memengaruhi kondisi lingkungan dengan adanya dampak perubahan iklim.
Perencanaan sistem transportasi harus disertai dengan pengadaan prasarana yang sesuai
dan memenuhi persyaratan dan kriteria transportasi antara lain volume penampungan,
kecepatan rata-rata, aliran puncak, keamanan pengguna jalan. Selain itu harus juga
memenuhi persyaratan lingkungan yang meliputi jenis permukaan, pengamanan penghuni
sepanjang jalan, kebisingan, pencemaran udara, penghijauan, dan penerangan. Dalam
mencapai sistem transportasi yang ramah lingkungan dan hemat energi, persyaratan
spesifikasi dasar prasarana jalan yang digunakan sangat amat menentukan.
Permasalahan polusi udara akibat emisi kendaraan bermotor sudah mencapai titik
yang cukup mengkhawatirkan terutama di kota-kota besar. Dengan terciptanya
transportasi berkelanjutan merupakan suatu transportasi yang tidak menimbulkan dampak
yang membahayakan kesehetan masyarakat atau ekosistem dan dapat memenuhi
kebutuha mobilitas yang ada secara konsisten dengan memperhatikan penggunaan
sumber daya energy yang terbarukan pada tingkat yang lebih rendah dari tingkat
regenerasinya dan penggunaan sumber daya tidak terbarukan pada tingkat yang lebih
rendah dari tingkat pengembangan sumber daya alternative yang terbarukan.