Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH PENGANTAR PENDIDIKAN

PENDIDIKAN PEMBANGUNAN

DISUSUN OLEH:
KELOMPOK 4

1.Sri Mindia Vanessa Pratiwi


2.Putri Wahyu Utami
3.Taufik Hidayat

Dosen Pembimbing: Dr.Leni Marlina M.Si

UNIVERSITAS SRIWIJAYA

1
BAB I
PENDAHULUAN

A.Latar Belakang
Keunggulan suatu bangsa tidak lagi bertumpu pada kekayaan alam, melainkan pada
keunggulan sumber daya manusia, yaitu tenaga terdidik yang mampu menjawab tantangan-
tantangan yang sangat cepat. Kenyataan ini sudah lebih dari cukup untuk mendorong pakar dan
praktisi pendidikan melakukan kajian sistematik untuk membenahi atau memperbaiki sistem
pendidikan nasional. Agar lulusan sekolah mampu beradaptasi secara dinamis dengan perubahan
dan tantangan itu, pemerintah melontarkan berbagai kebijakan tentang pendidikan yang
memberikan ruang yang luas bagi sekolah dan masyarakatnya untuk menentukan program dan
rencana pengembangan sendiri sesuai dengan kebutuhan.Pendidikan juga sangat berpengaruh dalam
pembangunan, baik itu dalam pembangunan sumber daya manusia, ekonomi, sosial, dan bahkan
masih lebih banyak lagi peranan pendidikan dalam pembangunan masyarakat, bangsa, dan Negara.

B.Tujuan
1. Menjelaskan perbedaan arah antara pendidikan dan pembangunan.
2 .Menjelaskan sumbangan pendidikan dalam pembangunan (pada umumnya)
3.Menunjukkan titik temu pendidikan dengan pembangunan.
4.Menjelaskan posisi manusia sebagai objek dan manusia sebagai subjek pembangunan.
5.Menjelaskan dengan menggunakan ilustrasi sumbangan pendidikan pada pembangunan diliat dari
sasaran pendidikan, sistem pendidikan, dan jenjang pendidikan.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A.ESENSI PENDIDIKAN DAN PEMBANGUNAN SERTA TITIK TEMUNYA


Pembangunan dalam arti terbatas pada bidang ekonomi dan industry saja belumlah
menggambarkan esensi yang sebenarnya dari pembangunan, jika kegiatan-kegiatan tersebut
belum dapat mengatasi masalah yang hakiki yaitu terpenuhinya hajat hidup dari rakyat banyak
material dan spriritual.

Di sini terlihat, bahwa esensi pembangunan bertumpu dan berpangkal dari manusianya,
bukan pada lingkungannya seperti perkembangan ekonomi sebagaimana telah dikemukakan.
Pembangunan berorientasi pada pemenuhan hajat hidup manuasia sesuai dengan kodratnya
sebagai manusia. Mengapa pembangunan yang demikian dikatakan bertumpu pada dan bertolak
dari manusia? Sebabnya, karena hanya pembangunan yang terarah kepada pemenuhan hajat
hidup manusia sesuai dengan kodratnya sebagai manusia yang dapat meningkatkan martabatnya
sebagai manusia. Peningkatan martabat manusia selaku manusia yang menjadi tujuan final dari
pembangunan. Tugasnya pembangunan apa pun jika berakibat mengurangi nilai manusiawi
berarti keluar dari esensinya.

Seperti yang dinyatakan dalam GBHN, hakikat pembangunan nasional adalah pembangunan
mahasiswa Indonesia. Pertanyaan tersebut dapat diartikan bahwa yang menjadi tujuan akhir
pembangunan adalah manusianya, yaitu dapatnya dipenuhi hajat hidup, jasmaniah dan rohaniah.
Sebagai makhluk individu, makhluk social, dan makhluk religious, agar dengan demikian dapat
meningkatkan martabatnya selaku makhluk. Jika pembangunan bertolak dari sifat hakikat
manusia, berorientasi kepada pemenuhan hajat hidup manusia sesuai sebutan dapat diartikan
bahwa yang menjadi tujuan akhir pembangunan adalah manusianya, yaitu dapatnya dipenuhi
hajat hidup, jasmaniah, dan rohaniah, sebagai makhluk individu, makhluk social, dan makhluk
religious, agar dengan demikian dapat meningkatkan martabatnya selaku makhluk.

Sebagai objek pembangunan manusia dipandang sebagai sasaran yang dibangun. Dalam hal
ini pembangunan meliputi ikhtiar ke dalam diri manusia, berupa pembinaan pertumbuhan
jasmani, dan perkembangan rohani yang meliputi kemampuan penalaran, sikap diri, sikap
social, dan sikap terhadap lingkungannya, tekad hidup yang positif serta keterampilan kerja.
Ikhtiar ini disebut pendidikan.

Oleh adanya perlindungan dan perlindungan dan bimbingan orang tua dan pihak lain yang
telah dewasa, bayi beranjak “status quo”nya dalam rentangan antara “naluri” dan “nurani”. Jika
seandainya manusia dapat hidup hanya dengan bekal naluri maka tidak ada bedanya manusia
itu dengan hewan. Justru adanya “nurani” menjadi kriterium pembeda yang principal antara
manusia dengan hewan.

Manusia dipandang sebagai “subjek” pembangunan karena ia dengan segenap


kemampuannya menggarap lingkungannya secara dinamis dan kreatif, baik terhadap sarana
lingkungan alam maupun lingkungan social/spiritual. Perekayasa terhadap lingkungan ini lazim
disebut pembangunan.
3
Jika pendidikan dan pembangunan dilihat sebagai suatu garis proses, maka keduanya
merupakan suatu garis yang terletak kontinu yang saling mengisi. Proses pendidikan pada satu
garis menempatkan manusia sebagai titik awal, karena pendidikan mempunyai tugas untuk
menghasilkan sumber daya manusia yang berkualitas untuk pembangunan, yaitu pembangunan
yang dapat memenuhi hajat hidup masyarakat luas serta mengangkat martabat manusia sebagai
makhluk. Bahwa hasil pendidikan itu menunjang pembangunan , juga dapat dilihat korelasinya
dengan peningkatan kondisi social ekonomi peserta didik yang mengalami pendidikan.

Bahwa hasil pendidikan dapat menunjang pembangunan dan sebaliknya hasil pembangunan
dapat menunjang usaha pendidikan. Jelasnya, suatu masyarakat yang makmur tentu lebih dapat
membiayai penyelenggaraan pendidikannya ke arah yang lebih bermutu.

Status pendidikan dan pembangunan masing-masing dalam esensi pembangunan serta antara
keduanya

1. Pendidikan merupakan usaha ke dalam diri manusia sedangkan pembangunan


merupakan usaha keluar dalam diri manusia.
2. Pendidikan menghasilkan sumber daya tenaga yang menunjang pembangunan dan hasil
pembangunan dapat menunjang pendidikan (pembinaan, penyediaan saran, dan
seterusnya)

B. SUMBANGAN PENDIDIKAN PADA PEMBANGUNAN


Sumbangan pendidikan terhadap pembangunan dapat dilihat dari berbagai segi, diantaranya,
segi sasaran, lingkungan, jenjang pendidikan, dan pembidangan kerja..

1. Segi Sasaran Pendidikan


Pendidikan adalah usaha sadar yang ditujukan kepada peserta didik agar menjadi
manusia yang berkepribadian kuat dan utuh serta bermoral tinggi. Jadi tujuan citra
manusia yang dapat menjadi sumber daya pembangunan yang manusiawi.

2. Segi Lingkungan Pendidikan


Klasifikasi ini menunjukkan peran pendidikan dalam berbagai lingkungan atau sistem.
Lingkungan keluarga(pendidikan informal), lingkungan sekolah (pendidikan formal),
lingkungan masyarakat (pendidikan nonformal), ataupun dalam sistem pendidikan
prajabatan dan dalam jabatan.

3. Segi Jenjang Pendidikan


Jenjang pendidikan meliputi pendidikan dasar (basic education), pndidikan lanjutan,
menengah, dan pendidikan tinggi.

4
4. Segi Pembidangan Kerja atau Sektor Kehidupan
Pembidangan kerja menurut sektor kehidupan meliputi bidang ekonomi, hukum, sosial
politik, keuangan, perhubungan, komunikasi, pertanian, pertambangan, pertahanan, dan
lain-lain.

C. PEMBANGUNAN SISTEM PENDIDIKAN NASIONAL


Bagian ini akan mengemukakan dua hal yaitu mengapa sistem pendidikan harus dibangun
dan wujud sisdiknas..

1. Mengapa Sistem Pendidikan Harus Dibangun


Sistem pendidikan perlu dibangun agar dapat memenuhi kebutuhan manusia. Manusia
cenderung berupaya untuk mendekatkan dirinya pada kesempurnaan, untuk itu perlu
dilakukan perbaikan-perbaikan, termasuk sistem pendidikan.

Selain itu, pengalaman manusia juga berkembang. Itulah sebabnya mengapa sistem
pendidikan sebagai sarana yang menghantar manusia untuk menemukan jawaban atas
teka teki mengenai dirinya, juga selalu disempurnakan.

2. Wujud Pembangunan Sistem Pendidikan


Secara makro, sistem pendidikan meliputi banyak aspek yang satu sama lain saling
terkait, yaitu aspek filosofis dan keilmuan, yuridis, struktur, dan kurikulum

a. Hubungan Antar Aspek-aspek


Aspek filosofis keilmuan dan yuridis menjadi landasan bagi aspek-aspek yang lain,
karena memberikan arah pada aspek-aspek lainnya. Meskipun aspek filosofis
menjadi landasan, tetapi tidak harus diartikan bahwa setiap terjadi perubahan
filosofis dan yuridis harus diikuti dengan perubahan aspek-aspek yang lain secara
total.

b. Aspek Filosofis dan Keilmuan


Aspek filosofis berupa penggarapan tujuan nasioanal pendidikan. Rumusan tujuan
pendidikan nasional yang etntunya memberikan peluang bagi pengembanga hakikat
manusia yang kodrati yang berartipula bersifat wajar. Bagi kita pengembangan sifat
kodrati manusia itu pararel dengan jiwa Pancasila.

5
c. Aspek Yuridis
UUD 1945 sebagai landasan hukum pendidikan sifatnya relatif tetap. Beberapa pasal
yang melandasi pendidikan sifatnya eksplisit (pasal 31 ayat (1) dan (2); pasal (32))
maupun yang implisit (pasal 27 ayat (1) dan (2); pasal (34)).

Pasal pasal tersebut sifatnya masih sangat global dan perlu dijabarkan lebih rinci
kedalam UU Pendidikan seperti UU Pendidikan No. 4 Tahun 1950, UU Pendidikan
No. 12 Tahun 1954 dan disempurnakan lagi oleh UU RI No. 2 Tahun 1989.

d. Aspek Struktur
Aspek struktur pembangunan sistem pendidikan berperan pada upaya pembenahan
struktur pembangunan pendidikan yang mencakup jenjang dan jenis pendidikan,
lama waktu belajar dari jenjang yang satu ke jenjang yang lai, sebagai akibat dari
perkembangan sosial budaya dan politik.

e. Aspek Kurikulum
Kurikulum merupakan sarana untuk mencapai tujuan. Tujuan kurikuler berubah,
maka kurikulum berubah pula. Perubahan tersebut dapat berupa materinya,
orientasinya,pendekatannya maupun metodenya.

D.PEMBANGUNAN NASIONAL
1. Batasan
Pembangunan ekonomi berarti suatu proses perubahan struktur produksi (pendapatan
nasional) struktur penduduk dan mata pencaharian (lapangan kerja) dan struktur lalu lintas
barang, jasa dan modal dalam hubungan internasional.
2. Tujuan (masyarakat masa depan)
Pembangunan nasional Indonesia pada akhirnya harus bertujuan mencapai negara
kesatuan yang berkedaulatan rakyat serta adil dan makmur berdasarkan Pancasila.
3. Strategi pelaksanaan
Strategi dasar pembangunan nasional Indonesia selama kurang lebih 30 tahun, baik
jangka panjang maupun jangka pendek, bertumpu pada pembangunan ekonomi yang terkait
dengan pembangunan bidang-bidang lainnya.

6
4. Karakteristik
Pembangunan nasional merupakan :
- Bentuk pengamalan Pancasila
- Pembangunan manusia Indonesia seutuhnya dan pembangunan masyarakat Indonesia
seluruhnya
- Dilaksanakan secara berencana, menyeluruh, terpadu, terarah, bertahap dan berlanjut
- Pembangunan dari, oleh dan untuk rakyat
- Trilogi pembangunan yaitu : pertumbuhan ekonomi, pemerataan dan stabilitas sosial
5. Asas Terdiri dari:
- Kemampuan dan ketakwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa
- Manfaat
- Adil dan merata
- Keseimbangan, keserasian, keselarasan dalam perikehidupan
- Mandiri
- Hukum
-IPTEK
6. Kedudukan Pembangunan Pendidikan mencakup 7 bidang yaitu :
- Bidang ekonomi
- Bidang kesejahteraan rakyat, pendidikan dan kebudayaan
- Bidang agama dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa
- Bidang IPTEK
- Bidang hukum
- Bidang politik
- Bidang pertahanan dan keagamaan

7
E.MANUSIA SEBAGAI SUBJEK PEMBANGUNAN

Paradigma pembangunan manusia dalam bagian sebelumnya jelas menempatkan manusia


sebagai motor dan subjek pembangunan. Dalam proses pembangunan manusia atau masyarakat
bukan hanya sebagai objek pembangunan, akan tetapi berperan penting sebagai subjek
pembangunan itu sendiri. Artinya proses pembangunan harus melibatkan peran aktif masyarakat.
Dengan perspektif ini, pembangunan pada saat yang yang bersamaan harus diarahkan guna
memberdayakan masyarakat untuk berpartisipasi dalam proses pembangunan. Menempatkan
manusia sebagai subjek pembangunan, berarti mengarahkan pembangunan untuk memenuhi
tujuannya yang paling utama yaitu pemberdayaan.

Model pembangunan untuk pemberdayaan berimplikasi pada kreasi program kesejahteraan


yang tidak reaktif, tidak karikatif, dan tidak parsial. Program tersebut menempatkan manusia
sebagai motor perubahan dan kemajuan dan dipersiapkan secara terencana, sistematis, dan
komprehensif. Masyarakat secara agregat memberikan kontribusi dalam pembangunan sehingga
pembangunan merupakan pekerjaan kolektif yang manfaatnya harus bisa dirasakan bersama secara
merata dan berkeadilan.

Pada era Orde Baru, strategi pembangunan bertumpu kepada pengejaran efisiensi daripada
partisipasi. Saat itu perencanaan pembangunan dihadapkan kepada dua pilihan strategi
pembangunan yang dilematis: prioritas produktivitas atau prioritas demokrasi. Keduanya dipandang
bersifat “zero sum game”, artinya jika yang satu dipilih yang satunya harus dipinggirkan.
Pemerintah Orde Baru memilih produktivitas dengan keyakinan demokrasi akan tercapai dengan
sendirinya tatkala produktivitas menghasilkan tingkat kemakmuran tertentu bagi rakyat, seperti
Jepang, Korea Selatan dan Singapura. Namun, strategi tersebut terbukti gagal total. Pembangunan
yang menekan partisipasi dan demokrasi bukan hanya menyebabkan implosi (ledakan ke dalam)
namun juga eksplosi (ledakan keluar). Akibat riilnya adalah krisis yang berlangsung sejak 1997
yang disusul dengan jatuhnya rejim Orde Baru.

Namun, bukan berarti dengan demikian yang tersedia adalah pilihan demokrasi atau
partisipasi. Karena tuntutan produktivitas tetap menjadi urgensi dalam proses pembangunan.
Produktivitas adalah modal dasar pertumbuhan. The only sign of life is growth, and the only sign of
growth is speed (kalau negara ingin tetap eksis maka harus tumbuh, dan kalau mau tumbuh harus
cepat). Globalisasi juga menuntut hal yang sama, there is only two thing left in the world: the quick
and the dead (jika negara ingin eksis harus serba-cepat).

8
Di sisi lain, partisipasi adalah harga yang sulit untuk ditawar karena partisipasi adalah
pondasi pembangunan agar memiliki manfaat yang optimal. Karena itu strategi pembangunan yang
paling akomodatif adalah pemberdayaan sumber daya manusia (SDM).

Sebagaimana telah diungkapkan, kunci kemenangan negara dalam kompetisi di era


globalisasi adalah pada kemampuannya mengelola dan memberdayakan SDM dalam menguasai
sains dan teknologi. Sejumlah negara maju atau negara yang diprediksi akan menjadi negara maju
menyadari hal ini dengan melakukan investasi SDM. Sebut saja China yang disebut banyak orang
sebagai ‘raksasa terbangun dari tidurnya’ mengawali kemajuan dengan mendobrak politik pintu
tertutup di zaman komunis menjadi politik pintu terbuka sebagai respon dari globalisasi.

Sejumlah negara maju tercatat miskin atau minim sumber daya alam, namun dengan
keahlian SDM yang dimiliki dan penguasaannya atas sains dan teknologi mampu melejit dalam
kemajuan meninggalkan negara-negara dengan sumber daya alam yang melimpah dengan SDM
yang lemah.

Jepang penghasil barang berteknologi (elektronik, mesin, robot, dan kendaraan). Norwegia
terkenal dengan produk ikan Salmon meski memiliki wilayah pesisir yang sangat terbatas dan
menjadi produsen minyak terbesar keenam di dunia. Finlandia melakukan investasi riset nasional
yang luar biasa, menerapkan teknologi komunikasi dan informasi (ICT) hampir di semua lini, dan
mengembangkan laboratorium masyarakat informasi di Eropa. Pada masyarakat Finlandia terlihat
ciri Masyarakat Berbasis Pengetahuan (Knowledge Based Society). Finlandia juga selalu lekat
dengan produk ICT terkenal Nokia yang merajai pasar seluler dunia.

Kenyataan tersebut jelas membuktikan keunggulan SDM dalam penguasaan sains dan
teknologi serta kemampuannya mengembangkan KBE telah mematahkan pendapat sumber daya
alam sebagai landasan (utama) dari ekonomi (Resource Based Economyi). Maka, sangat tepat
pernyataan pakar manajemen dunia, Peter F. Drucker: Aset paling berharga bagi perusahaan pada
abad 21 ialah ilmu pengetahuan dan pekerja terdidik (knowledge worker). Pengetahuan telah
menjadi modal bagi pembangunan ekonomi, menggantikan sumber daya alam yang tidak dapat
menjadi andalan lantaran dapat terdepresiasi bahkan memunculkan perusakan lingkungan yang
ujungnya merugikan umat manusia.

9
BAB III
PENUTUP

Kesimpulan
Pendidikan memiliki misi pembangunan. Awalnya membangun manusianya, selanjutnya
manusia yang sudah terbentuk oleh pendidikan menjadi sumber daya pembangunan. Pembangunan
yang di maksud baik yang bersasaran lingkungan fisik mau pun yang bersasaran lingkungan sosial
yaitu diri manusia itu sendiri Jika manusia memiliki jiwa pembangunan sebagai hasil pendidikan
maka di harapkan lingkungannya akan terbangun dengan baik.

10
DAFTAR PUSTAKA

Sumber Bacaan: Tirtarahardja, Umar dan S.L. La Sulo. 2005. Pengantar Pendidikan. Jakarta:
Rineka Cipta

https://www.eurekapendidikan.com/2014/10/pendidikan-nasional-dan-pembangunan.html
https://acehdroe.blogspot.com/2017/11/makalah-esensi-pendidikan-dan.html
http://ademujhiyat.blogspot.com/2016/05/manusia-sebagai-subjek-pembangunan.html

11

Anda mungkin juga menyukai