Anda di halaman 1dari 9

RESUME PSIKOLOGI PENDIDIKAN

TENTANG

PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGA SERTA


HUBUNGANNYA DENGAN PROSES
PEMBELAJARAN

OLEH

RADHA FIRAINA

PENDIDIKAN FISIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2015
PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN SERTA HUBUNGANNYA
DENGAN PROSES PEMBELAJARAN
A.    Pengertian Pertumbuhan dan Perkembangan
Sebagian ahli menganggap perkembangan sebagai proses yang berbeda
dari pertumbuhan. Berkembang itu tidak sama dengan tumbuh, begitu pula
sebaliknya. Pengertian pertumbuhan dan perkembangan dapat dibedakan sebagai
berikut.
1.      Pengertian Pertumbuhan
Pertumbuhan ialah perubahan secara fisiologis sebagai hasil dari proses
pematangan fungsi-fungsi fisik yang berlangung secara normal pada anak yang
sehat dalam peredaran waktu tertentu. Pertumbuhan juga dapat diartikan sebagai
proses transisi dari konstitusi fisik (keadaan jasmaniah) yang herediter dalam
bentuk proses aktif secara berkesinambungan. Hasil pertumbuhan antara lain
adalah perubahan-perubahan pada struktur jasmaniah dan dan perubahan-
perubahan sistem persyarafan. Dengan demikian, pertumbuhan dapat disebutkan
pula sebagai proses perubahan dan hanya terjadi sampai manusia mencapai
pematangan fisik (maturation).
Dalam pertumbuhannya, macam-macam bagian tubuh itu mempunyai
perbedaan  tempo kecepatan. Contohnya: pertumbuhan alat-alat kelamin
berlangsung paling lambat pada masa kanak-kanak, tapi mengalami percepatan
pada masa pubertas. Sebaliknya, pertumbuhan susunan syaraf pusat berlangsung
paling cepat pada masa kanak-kanak dan relatif berhenti pada masa pubertas.
Perbedaan kecepatan tumbuh dari masing-masing bagian tubuh mengakibatkan
adanya perbedaan pula dalam keseluruhan proporsi tubuh. Juga menimbulkan
perbedaan dalam fungsinya. Misalnya kepala seorang bayi relatif lebih besar,
sedangkan kaki dan tangannya relatif pendek. Jika dibandingkan dengan keadaan
orang dewasa, pada orang dewasa perbandingan badan dan anggota badan hampir
sama panjangnya.
Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa pertumbuhan itu adalah
matangnya fungsi-fungsi fisik seperti bertambah tingginya badan atau bertambah
gemuknya badan juga membesarnya lingkaran anggota tubuh.
2.      Pengertian Perkembangan
Perkembangan ialah proses perubahan kualitatif yang mengacu pada fungsi
organ-organ jasmaniah, bukan organ-organ jasmaniah itu sendiri. Dengan kata
lain, penekanan arti perkembangan itu terletak pada penyempurnaan fungsi
psikologis yang disandang oleh organ-organ fisik, ditunjang oleh faktor
lingkungan dan proses belajar dalam waktu tertentu menuju kedewasaan.
Perkembangan bisa juga diartikan sebagai proses transmisi dari konstitusi psiko-
fisik yang herediter, dirangsang oleh faktor-faktor lingkungan yang
menguntungkan dalam perwujudan proses aktif menjadi secara kontinu.
Dapat dipahami dari definisi perkembangan diatas bahwa perkembangan
itu adalah proses pematangan baik jiwa atau jasmani (psiko-fisik)  karena hasil
dari pematangan yang disebabkan, baik karena lingkungan atau karena belajar.
Perkembangan itu bisa dirincikan  sebagai berikut :
a. Seorang anak berkembang karena fungsi-fungsi fisik yang sudah matang
b. Seorang anak  berkembang karena matangnya fungsi-fungsi psikisnya
c. Anak belajar mencoba kemampuan jasmani dan rohaninya

B.     Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pertumbuhan dan Perkembangan


1. Faktor yang Mempengaruhi Perkembangan
Berikut ini penyusunan paparan aliran-aliran yang berhubungan dengan
faktor-faktor yang memengaruhi perkembangan siswa.
a. Aliran Nativisme
Para ahli menganut aliran ini berkeyakinan bahwa perkembangan manusia itu
ditentukan oleh pembawaannya, sedangkan pengalaman dan pendidikan tidak
berpengaruh apa–apa. Sebagai contoh, jika sepasang orang tua ahli musik, maka
anak–anak yang mereka lahirkan akan menjadi pemusik pula. Harimau pun akan
melahirkan harimau, tak akan pernah melahirkan domba. Jadi pembawaan dan
bakat orangtua selalu berpengaruh mutlak terhadap perkembangan anak –anaknya.

b. Aliran Empirisisme
Doktrin aliran empirisime yang amat mahsyur adalah “tabula rasa”, sebuah
istilah bahasa latin yang berarti batu tulis kosong atau lembaran kosong (blank
slate/blank tablet). Doktrin tabula rasa menekankan arti penting pengalaman,
lingkungan, dan pendidikan dalam arti perkembangan manusia itu semata–mata
bergantung pada lingkungan dan pengalaman pendidikannya, sedangkan bakat
dan pembawaan sejak lahir dianggap tidak ada pengaruhnya. Dalam hal ini, para
penganut empirisime menganggap setiap anak lahir seperti tabula rasa, dalam
keadaan kosong, tak punya kemampuan dan bakat apa–apa.
Jika seorang siswa memperoleh kesempatan yang memadai untuk mempelajari
ilmu politik, tentu kelak ia akan menjadi seorang politisi. Karena ia memilki
pengalaman belajar dibidang politik, ia tak akan pernah menjadi pemusik,
walaupun orang tuanya seorang pemusik sejati. Memang amat sukar dipungkiri
bahwa lingkungan memiliki pengaruh yang  besar terhadap proses perkembangan
dan masa depan siswa. Dalam hal ini, lingkungan keluarga dan lingkungan
masyarakat sekitar telah terbukti menentukan tinggi rendahnya mutu prilaku dan
masa depan siswa.

c. Aliran Konvergensi
Aliran konvergensi (convergence) merupakan gabungan antara aliran
empirisime dengan aliran nativisme. Aliran ini menggabungkan arti penting
hereditas (pembawaan) dengan lingkuanga sebagai faktor–faktor yang
berpengaruh dalam perkembangan manusia. Faktor pembawaan tidak berarti apa-
apa jika tanpa faktor pengalaman. Demikian pula sebaliknya, faktor pengalaman
tanpa faktor pembawaan tak akan mampu mengembangkan manusia yang sesuai
dengan harapan.
Faktor-faktor lain yang mempengaruhi perkembangan adalah   :
a. Faktor herediter (warisan sejak lahir/bawaan)
b. Faktor lingkungan, menguntungkan atau tidak
c. Kematangan, fungsi-fungsi organis dan fungsi-fungsi psikis
d. Aktivitas anak sebagai subyek bebas yang berkemampuan, kemampuan
seleksi, bisa menolak atau menyetujui, punya emosi, serta usaha membangun
diri sendiri.

2. Faktor yang mempengaruhi Pertumbuhan


a.      Faktor-faktor sebelum lahir. Contoh : Peristiwa kekurangan nitrisi pada ibu
dan janin, janin terkena virus, keracunan sewaktu bayi ada dalam kandungan,
terkena infeksi oleh bakteri syphilis, terkena penyakit bagang, TBC, Kholera,
Typhus, gondok, sakit gula dan lain-lain.
b.     Faktor ketika lahir. Contoh : Pendarahan pada bagian kepala bayi, disebabkan
oleh tekanan dari dinding rahim ibu sewaktu ia dilahirkan. Dan oleh defak
pada susunan syaraf pusat, karena kelahiran bayi dengan bantuan tangan.
c.      Faktor sesudah lahir. Contoh : Pengalaman traumatik (luka-luka) pada
kepala, kepala bagian dalam terluka karena bayi terjatuh, kepala terpukul atau
mengalami serangan sinar matahari, infeksi pada otak atau selaput otak,
misalnya oleh penyakit cerebral meningitis, gabag, malaria tropika, dyptheria,
radang kuping bernanah, dan lain-lain. Kekurangan nutrisia atau zat makanan
dan gizi.
d.     Faktor psiokologis. Contoh : Bayi ditinggalkan kedua orangtuanya, anak
dititipkan dalam satu institusionalia (rumah sakit, rumah yatim piatu, yayasan
perawatan bayi, dan lain lain). Sehingga mereka kurang sekali mendapatkan
perawatan jasmaniah dan kasih sayang.

C.    Prinsip/ Hukum Perkembangan


Pengertian hukum dalam perkembangan berbeda dengan hukum dalam  dunia
peradilan atau peraturan konstitusional. Hukum dalam pembahasan ini berarti
kaidah atau patokan mengenai terjadinya peristiwa tertentu. Secara spesifik,
hukum perkembangan dapat diartikan sebagai “kaidah atau patokan yang
menyatakan kesamaan sifat dan hakikat dalam perkembangan”. Dapat juga
dikatakan, hukum perkembangan adalah patokan generalisasi, mengenai sebab
dan akibat terjadinya peristiwa perkembangan dalam diri manusia.
1.      Hukum konvergensi
Hukum ini dipelopori oleh William Stern seorang Psikolog berkebangsaan
Jerman, ia berpendapat bahwa perkembangan individu adalah pengaruh unsur
lingkungan dan bawaan, kedua-duanya menentukan perkembangan manusia, dari
duah buah faktor perkembangan dan lingkungan. Tetapi perkembangan manusia
bukan hanya dari pembawaannya dan lingkungannya. Manusia itu tidak hanya
diperkembangkan tetapi juga memperkembangkan dirinya sendiri. Manusia
adalah makhluk yang memiliki pemikiran sendiri untuk menentukan pilihan dan
sesuatu yang mengenai dirinya dengan bebas. Aktivitas manusia itu sendiri dalam
pekembangannya turut menentukan atau memainkan peranan juga. Jadi kedua
pengeruh diatas sangat ditekankan untuk membentuk karakter individu.
Contoh:
a. Seorang siswa yang pengaruh antara lingkungan dan pembawaan sama
besarnya atau seimbang, maka hasil dari pembelajaran juga akan seimbang,
karena semua bawaan sang siswa bermanfaat dalam proses pembelajaran.
b. Seorang siswa yang faktor lingkungan lebih dominan maka hasil dari suatu
pembelajaran lebih condong sesuai dengan lingkungan yang ada di
sekelilingnya sehingga bakat menjadi sia-sia.
c. Seorang siswa yang faktor bawaan lebih dominan dalam proses pembelajran
maka seorang siswa hanya biasa dalam bakatnya saja.

2.      Hukum Perkembangan dan Pengembangan Diri


Pada anak balita, wujud pertahanan diri itu berupa tangisan ketika lapar, atau
teriakan yang disertai pelemparan batu ketika mendapat gangguan hewan atau
orang yang ada disekelilingnya. Dari usaha mempertahankan diri ini, berlanjut
menjadi usaha untuk mengembangkan diri. Naluri pengembangan diri pada anak,
antara lain memanifestasikan dalam bentuk bermain untuk mengetahui yang ada
di sekelilingnya. Selanjutnya, pada anak –anak biasanya tampak keingintahuannya
terhadap sesuatu itu berkali-kali. Hasilnya, manusia berkembang karena adanya
insting atau naluri pembawaan sejak lahir yang menuntutnya untuk bertahan dan
mengembangkan diri di muka bumi ini.

3.      Hukum Masa Peka


Peka artinya mudah terangsang atau mudah menerima stimulus.Masa peka
adalah masa yang tepat yang terdapat pada diri anak untuk mengermbangkan
fungsi-fungsi tertentu, seperti fungsi mulut untuk berbicara dan membaca, fungsi
tangan untuk menulis, dan sebagainya. Masa “ mudah dirangsang “ ini sangat
menentukan cepat dan lambatnya siswa dalam menerima pelajaran. Artinya, jika
seorang siswa belum sampai pada masa pekanya untuk mempelajari suatu materi
pelajaran, materi pelajaran tersebut akan sangat sulit diserap dan diolah oleh
system memorinya.
Contoh:
Dalam sebuah proses pembelajaran terkadang digunakan metode drama.
Misalnya untuk menjelaskan proses kemerdekaan siswa diajak untuk memahami
kronologinya dengan drama. Setiap siswa diberikan peran seseuai dengan pelaku
proklamasi dan disesuaikan dengan kebutuhan. Apabila siswa yang diberi peran
mengetahui siapa tokoh yang dia perankan, sang siswa tidak akan mengalami
kesusahan dalam memahami karakternya. Berbeda dengan siswa yang tidak
mengetahui siapa tokoh yang diperankannya, dia akan mengalami kesusahan
dalam praktek dan hal itu menandai sang siswa tidak mengalami masa peka
mengenali tokoh atau pahlawan di Indonesia

4.      Hukum Keperluan belajar


Keperluan belajar bagi proses perkembangan, terutama perkembangan fungsi-
fungsi psikis tak dapat kita ingkari, meskipun kebanyakan ahli tidak menyebutnya
secara eksplisit. Bahkan, kemampuan berjalan yang secara lahiriah dapat
diperkirakan akan muncul dengan sendirinya ternyata masih juga memerlukan
belajar, meskipun sekedar mengfungsikan organ kaki anak yang sebenarnya
berpotensi untuk bias berjalan sendiri itu.
5.      Hukum Kesatuan Anggota Badan
Proses perkembangan fungsi-fungsi organ jasmaniah tidak terjadi tanpa
diiringi proses perkrmbangan fungsi-fungsi rohaniah. Dengan demikian suatu
tahapan perkembangan tidak terlepas dari tahapan perkembangan lainnya. Jadi,
perkembangan panca indera misalnya, tidak terlepas dari perkembangan
kemampuan mendengar, melihat, berbicara, dan merasa.Selanjutnya kemampuan-
kemampuan ini juga tidak terlepas dari perkembangan berpikir, bersikap, dan
berperasaan.

6.      Hukum Tempo Perkembangan


Lambat atau cepatnya proses perkembangan seseorang tidak sama dengan
orang lain. Dengan kata lain, setiap orang memiliki tempo perkembangan masing-
masing. Tempo-tempo perkembangan manusia umunya terbagi dalam kategori
cepat, sedang, dan lambat. Tempo perkembangan yang terlalu cepat atau terlalu
lambat biasanya menjukkan kelainan yang relative sangat jarang terjadi.

7.      Hukum Irama Perkembangan


Disamping ada tempo, didalam perkembangan juga dikenal adanya irama atau
naik-turunnya proses perkembangan. Artinya, perkembangan manusia itu tidak
tetap, terkadang naik terkadang turun. Pada suatu saat seorang anak mengalami
perkembangan yang tenang, sedangkan pada saat lain ia mengalami
perkembangan yang menggoncangkan.

8.      Hukum Rekapitulasi


Hukum ini berasal dari teori rekapitulasi (recapitulation theory) yang berisi
doktrin yang mengatakan bahwa perkembangan proses perkembangan individu
manusia adalah sebuah mikrokosmik (dunia kehidupan kecil) yang mencerminkan
evolusi kehidupan jenis makhluk hidup dari tingkat yang paling sederhana ke
tingkat yang paling kompleks. Ada dua aspek yang digambarkan oleh teori ini,
yakni aspek psikis dan aspek fisik (Reber, 1988).
DAFTAR PUSTAKA

Sujatno, Agus. 1996. Psikologi Perkembangan (Edisi Revisi). Jakarta: PT. Rineka
Cipta.
Kartono, Kartini. 2007. Psikologi Anak.. Bandung: CV. Mandar Maju.
Syah, Muhibbin. 2006. Psikologi Pendidikan Dengan Pendekatan Baru. Bandung:
PT. Remaja Rosdakarya.
Syah, Muhibbin. 2003. Psikologi Pendidikan. Bandung: Rosdakarya.
http://mahaperpus.blogspot.com/2011/12/perkembangan-pesertadidik

hubungannya.html Diposkan pada 12 Agustus 2011

http://permanadotorg.wordpress.com/2011/09/20/proses-perkembangan-dan-
hubungannya-dengan-proses-belajar/ Diposkan pada 20 September 2011

Anda mungkin juga menyukai