Anda di halaman 1dari 11

PERANAN BAKAT DALAM PROSES BELAJAR

A. Pengertian Bakat
1. Pengertian Secara Umum
Menurut KBBI, bakat adalah dasar (kepandaian, sifat, dan
pembawaan) yg dibawa sejak lahir. Definisi Bakat menurut para ahli.
Bakat atau aptitude merupakan kecakapan potensial yang bersifat
khusus, yaitu khusus dalam sesuatu bidang atau kemampuan tertentu.
Seseorang lebih berbakat dalam bidang bahasa sedang yang lain dalam
matematika, yang lain lagi lebih menunjukkan bakatnya dalam sejarah,
dan sebagainya. Bakat dapat diartikan sebagai kemampuan bawaan yang
merupakan potensi (Potential Ability) yang masih perlu dikembangkan
melalui latihan. Bakat juga merupakan kemampuan alamiah untuk
memperoleh pengetahuan atau keterampilan yang relatif bersifat umum
(misalnya bakat intelektual umum) atau khusus (bakat akademis
khusus). Bakat khusus disebut juga talenta. Bakat pada awalnya
merupakan hal yang amat penting sehubungan dengan bidang pekerjaan
atau tugas. Kemudian pada bidang pendidikan juga memperhatikan
masalah bakat tersebut, mengingat fungsi pendidikan itu adalah untuk
mempersiapkan peserta didik dalam memasuki dunia kerja. Dalam
proses pendidikan, bakat merupakan faktor penting untuk mendapatkan
perhatian cara mendidik.

2. Pengertian Bakat Menurut Para Ahli


a. Brigham Crow Guilford. Menurut Brigham Crow Guilford, bakat
adalah kemampuan bawaan yang merupakan potensi yang masih
perlu dikembangkan atau dilatih untuk mencapai suatu kecakapan,
pengetahuan dan keterampilan khusus. Meskipun bakat adalah suatu
berkah yang dibawa seseorang dari lahir, bakat tersebut tidak
memberi manfaat besar baginya selama anak yang bersangkutan
tidak menghendaki bakat tersebut. Dalam hal ini diperlukan
bimbingan, dan dorongan atau dukungan dari lingkungan, baik
orangtua secara khusus dan masyarakat pada umumnya.

b. W. B Michael. Menurutnya, bakat merupakan suatu kapasitas atau


potensi yang belum dipengaruhi oleh pengalaman atau belajar, bakat
berkenaan dengan kemungkinan menguasai sesuatu pola tingkah
laku dalam aspek kehidupan tertentu.

c. Guillford. Menurutnya, bakat banyak sekali, sebanyak perbuatan


atau aktivitas individu. Ada tiga komponen dari bakat menurut
Guillford, yaitu komponen: Intelektual, perseptual dan psikomotor.
Komponen intelektual terdiri atas beberapa aspek, yaitu aspek
pengenalan, ingatan, dan evaluasi. Komponen perseptual juga
meliputi beberapa aspek, yaitu pemusatan perhatian, ketajaman
indra, orientasi ruang dan waktu, keluasan dan dan kecepatan
mempersepsi. Komponen psikomotor terdiri atas aspek-aspek
rangsangan, kekuatan dan kecepatan gerak, ketepatan, koordinasi
gerak dan kelenturan.

d. S.C. Utami Munandar (1985). Bakat (aptitude) pada umumnya


diartikan sebagai kemampuan bawaan sebagai potensi yang masih
perlu dikembangkan dan dilatih agar dapat terwujud.

e. Kartini Kartono (1979). Bakat mencakup segala faktor yang ada


pada individu sejak awal pertama dari kehidupannya yang kemudian
menumbuhkan perkembangan keahlian, kecakapan, dan
keterampilan khusus tertentu. Bakat bersifat laten potensial (dalam
arti dapat mekar berkembang). 
f. Suganda Pubakawatja (1982). Bakat sebagai benih dari suatu sifat,
yang baru akan nampak nyata, jika mendapat kesempatan atau
kemungkinan untuk berkembang.

g. William B.Michael. Bakat adalah kemampuan individu melakukan


tugas, sedikit atau tidak tergantung pada latihan sebelumnya.

h. Bingham. Bakat adalah kondisi atau seperangkat sifat-sifat yang


dianggap sebagai tanda kemampuan individu untuk menerima
latihan (respon).

B. JENIS-JENIS BAKAT
1. Berdasarkan cara berfungsinya, bakat dibedakan menjadi dua jenis,
yaitu:
a. Bakat umum
Bakat umum merupakan kemampuan yang berupa potensi
dasar yang bersifat umum, artinya setiap orang memiliki.
b. Bakat khusus
Bakat khusus merupakan kemampuan yang berupa potensi
khusus, artinya tidak semua orang memiliki misalnya bakat seni,
pemimpin, penceramah, olahraga. Yang termasuk kedalam bakat
khusus yang lain, yaitu :
1) Bakat Verbal. Bakat tentang konsep-konsep yang diungkapkan
dalam bentuk kata- kata.
2) Bakat Numerikal. Bakat tentang konsep-konsep dalam bentuk
angka.
3) Bakat Skolastik. Kombinasi kata-kata (logika) dan angka-angka.
Kemampuan dalam penalaran, mengurutkan, berpikir dalam pola
sebab-akibat, menciptakan hipotesis, mencari keteraturan
konseptual atau pola numerik, pandangan hidupnya umumnya
bersifat rasional. Ini merupakan kecerdasan para ilmuwan,
akuntan, dan pemprogram komputer. (Newton, Einstein, dkk.)
4) Bakat Abstrak. Bakat yang bukan kata maupun angka tetapi
berbentuk pola, rancangan, diagram, ukuran – ukuran, bentuk –
bentuk dan posisi-posisinya.
5) Bakat mekanik. Bakat tentang prinsip – prinsip umum IPA, tata
kerja mesin, perkakas dan alat – alat lainnya.
6) Bakat Relasi Ruang (spasial). Bakat untuk mengamati,
menceritakan pola dua dimensi atau berfikir dalam 3 dimensi.
Mempunyai kepekaan yang tajam terhadap detail visual dan dapat
menggambarkan sesuatu dengan begitu hidup, melukis atau
membuat sketsa ide secara jelas, serta dengan mudah
menyesuaikan orientasi dalam ruang tiga dimensi. Ini merupakan
kecerdasan para arsitek, fotografer, artis, pilot, dan insinyur
mesin. (Thomas Edison,  Pablo Picasso, Ansel Adams, dsb.)
7) Bakat Kecepatan Ketelitian Klerikal. Bakat tentang tugas tulis
menulis, ramu-meramu untuk laboratorium, kantor dan lain –
lainnya.
8) Bakat Bahasa (Linguistik). Bakat tentang penalaran analistis
bahasa (ahli sastra) misalnya untuk jurnalistik, stenografi,
penyiaran, editing, hukum, pramuniaga dan lain – lainnya.

Conny Semiawan dan Utami Munandar (1987)


mengklasifikasikan jenis-jenis bakat khusus, baik yang masih berupa
potensi maupun yang sudah terwujud menjadi lima bidang,
a. Bakat akademik khusus misalnya bakat untuk bekerja dalam
angka-angka (numeric), Logika bahasa, dan sejenisnya
b. Bakat kreatif-produktif artinya bakat dalam menciptakan sesuatu
yang baru misalnya menghasilkan rancangan arsitektur baru,
menciptakan teknologi terbaru dan lainnya.
c. Bakat seni misalnya mampu mengaransemen musik dan sangat
dikagumi, menciptakan lagu hanya dalam waktu 30 menit, mampu
melukis dengan sangat indah dala m waktu singkat dan sejenisnya.
d. Bakat kinestetik / psikomotorik misalnya bakat dalam bidang
sepak bola, bulu tangkis, tennis, dan keterampilan tekink
e. Bakat sosial misalnya sangat mahir melakukan negoisasi, mahir
berkomunikasi, dan sangat mahir dalam kepemimpinan.

2. Bakat juga digolongkan menurut fungsi dan aspek-aspek yang terlibat


dan yang terlihat dalam berbagai macam prestasi, yaitu:
a. Bakat psikofisik. Kemampuan yang berakar pada jasmaniah sebagai
dasar bakat tersebut. Seperti kemampuan motorik, ketangkasan,
kekuatan badan, kelincahan jasmani, keterampilan jari, dan anggota
tubuh lainnya.
b. Bakat kejiwaan yang bersifat umum. Kemampuan ingatan daya
khayal atau imajinasi dan inteligensi.
c. Bakat kejiwaan yang khas dan majemuk. Bakat yang terarah pada
suatu bidang yang terbatas, seperti bakat bahasa, bakat melukis,
bakat musik, bakat seni, bakat ilmu, dan lain-lain. Sedangkan bakat
majemuk seperti bakat hukum, bakat pendidik, bakat psikologi,
bakat kedokteran, bakat ekonomi, bakat politik, dan lain sebagainya.
d. Bakat yang lebih berdasarkan pada alam perasaan dan
kemauan. Bakat yang berhubungan dengan watak, seperti
kemampuan bersosial, kemampuan mengasihi, kemampuan
merasakan dan menghayati perasaan orang lain, dan sebagainya.

C. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERKEMBANGAN


BAKAT
1. Faktor Intern
a. Faktor Bawaan (Genetik)
Faktor bawaan atau keturunan (hereditas) merupakan faktor
pertama yang mempengaruhi tumbuh kembang anak. Faktor ini
dapat diartikan sebagai semua ciri atau karakteristik individu yang
diwariskan kepada anak atau segala potensi baik fisik maupun psikis
yang dimiliki seseorang sejak masa pembuahan sebagai warisan dari
orangtua. Faktor bawaan adalah faktor yang mendukung
perkembangan individu dalam minat dan bakat sebagai totalitas
karakteristik individu yang diwariskan orang tua kepada anak dalam
segala potensi melalui fisik maupun psikis yang dimiliki individu
sebagai pewarisan dari orang tuanya. Dari segi biologi, bakat sangat
berhubungan dengan fungsi otak. Bila otak kiri dominan, segala
tindakan dan verbal, intelektual, sequensial, teratur rapi, dan logis.
Sedangkan otak kanan berhubungan dengan masalah spasial, non
verbal, estetik dan artistic serta atletis.
b. Faktor Kepribadian
Faktor kepribadian yaitu keadaan psikologis dimana
perkembangan potensi anak tergantung pada diri dan emosi anak itu
sendiri. Hal ini akan membantu anak dalam membentuk konsep serta
optimis dan percaya diri dalam mengembangkan minat dan
bakatnya.
c. Faktor Interest (Minat)
Suatu bakat tidak akan berkembang dengan baik apabila anak
yang bersangkutan tidak memiliki inters atau minat terhadap
bakatnya. Contohnya, anak dengan bakat musik tidak akan
berkembang tanpa ia memiliki ketertarikan terhadap irama dan nada.
Apabila hal ini terjadi, maka orangtua perlu memberikan dorongan
yang lebih pada anak agar bakat anak bisa terasah secara optimal.
Kalau tidak mendapat dukungan dari orangtua atau dibangkitkan
minatnya, bakat yang dimiliki anak tidak akan berkembang. Bisa
saja anak tersebut agak lambat untuk mengembangkan
kemampuannya, terutama ketika menyadari bahwa ia mempunyai
bakat dalam bidang tertentu.
d. Motivasi
Bakat anak kurang berkembang atau tidak menonjol apabila
ia tidak memiliki motivasi atau dorongan dari dalam dirinya sendiri
untuk mengembangkan bakatnya tersebut. Motivasi berhubungan
dengan kuatnya daya juang anak untuk mencapai suatu sasaran
tertentu. Jika kurang motivasi untuk menjadi olahragawan, maka
seorang anak dengan bakat sepakbola, menghadapi rintangan kecil
saja dalam belajar sepakbola akan menghilangkan semangatnya
berlatih.
e. Value atau Penilaian
Value adalah bagaimana seorang anak memberi arti atau
penilaian terhadap bidang bakat yang dimilikinya. Meskipun anak
mengetahui bahwa ia memiliki suatu bakat di bidang tertentu, jika ia
menganggap bakat tersebut kurang bernilai atau bahkan negatif
dalam pandangannya, maka hal ini juga akan menghambat
perkembangan bakatnya. Misalnya bakat anak dalam olahraga catur,
jika anak memberi nilai negatif pada bakat ini atau menganggap
bahwa menjadi atlet catur tidak begitu membanggakan, kurang
terkenal dibanding bakat menyanyi, dan penilaian negatif lainnya
maka bakat anak di bidang catur tersebut akan tetap terpendam.
2. Faktor Ekstern
a. Faktor Lingkungan
Faktor lingkungan merupakan olahan dari berbagai hal
untuk mendukung pengembangan minat dan bakat anak. Faktor
lingkungan terdiri beberapa macam, yaitu :
1) Lingkungan Keluarga. Tempat latihan atau belajar dan tempat
anak memperoleh pengalaman, karena keluarga merupakan
lingkungan pertama dan paling penting bagi anak. (Sutiono ;
1998 ; 171).
2) Lingkungan Sekolah. Lingkungan yang dapat mempengaruhi
proses belajar mengajar kondusif yang bersifat formal.
Lingkungan ini sangat berpengaruh bagi pengembangan minat
dan bakat karena di lingkungan ini minat dan bakat anak
dikembangkan secara intensif.
3) Lingkungan Sosial. Lingkungan yang berhubungan dengan
kehidupan masyarakat. Di lingkungan ini anak akan
mengaktualisasikan minat dan bakatnya kepada masyarakat.
b. Sarana dan Prasarana
c. Dukungan dari Orang Tua
d. Pola asuh Orang Tua

D. USAHA GURU UNTUK MENGENALI DAN MENGEMBANGKAN


BAKAT

Bakat dimiliki oleh setiap individu. Peserta didik yang akan


mengukuti pembelajaran datang dengan membawa bakat sebuah bakat yang
ada pada diri mereka masing-masing. Disinilah peran guru sebagai
fasilitator dapat mengembangkan bakat peserta didik. Hal-hal yang mungkin
dapat dilakukan guru dalam mengembangkan bakat peserta didik  yaitu :
a. Mengenali bakat setiap peserta didik.
Dengan mengenali bakat peserta didik, maka guru memiliki
acuan yang jelas dalam mengembangkan bakat peserta didik tersebut.
Bakat dalam hal ini bisa berupa IQ dan SQ. Peserta didik dengan IQ
tinggi harus diperlakukan berbeda dengan peserta didik dengan IQ
sedang atau biasa saja. Dengan mengenali bakat ini, maka guru dapat
memberi motivasi kepada peserta didik untuk mencapai bakat
maksimalnya. “seorang siswa yang berbakat dalam bidang elektro,
misalnya, akan jauh lebih mudah menyerap informasi, pengetahuan,
dan keterampilannya yang berhubungan dengan bidang tersebut
dibanding dengan siswa lainnya.
b. Menggunakan Pendekatan Individual dalam pembelajaran
Rencana Keller (The Keller Plan), pengajaran yang ditentukan
secara individual, Program bagi Pembelajaran dalam kesesuaianya
dengan kebutuhan, dan pendidikan berpadukan secara
individual......”(Mark. K. Smith, 2010 : 94). Dalam teori ini, setelah
mengenali bakat peserta didik guru memberikan materi sesuai dengan
bakat yang mereka miliki. Misalnya sistem KBK yang diterapkan saat
ini, merupakan upaya mengefektifkan pengajaran yang bersifat
individual. Individu dengan bakat yang bagus, mungkin akan lebih
cepat menguasai matrei yang diajikan oleh guru, sehingga ia layak
mengikuti akselerasi materi, walaupun teman-teman dikelasnya belum
menguasai materi tersebut. Tetapi untuk melakukan ini,  guru harus
menyediakan waktu dan fikiran yang lumayan besar.

Guru sangat berperan penting dalam mengembangkan bakat siswa


dalam berprestasi di sekolah. Kerjasama antara guru, keluarga, dan
lingkungan sekitar sangat penting untuk mengembangkan bakat tersebut.
Upaya-upaya yang dapat dilakukan antara keluarga, guru, dan lingkungan
untuk mengenali dan mengembangkan bakat anak yaitu :
a. Mencermati berbagai kelebihan, keterampilan dan kemampuan yang
tampak menonjol pada anak.
b. Sejak usia dini cermati berbagai kelebihan, keterampilan dan
kemampuan yang tampak menonjol pada anak.
c. Membantu anak meyakini dan fokus pada kelebihan dirinya
d. Mengembangkan konsep diri positif pada anak
e. Memperkaya anak dengan berbagai wawasan, pengetahuan serta
pengalaman di berbagai bidang
f. Mengusahakan berbagai cara untuk meningkatkan minat anak untuk
belajar dan menekuni bidang keunggulannya serta bidang-bidang lain
yang berkaitan
g. Meningkatkan motivasi anak untuk mengembangkan dan melatih
kemampuannya
h. Menstimulasi anak untuk meluaskan kemampuannya dari satu bakat ke
bakat yang lain
i. Memberikan penghargaan dan pujian untuk setiap usaha yang
dilakukan anak
j. Menyediakan dan memfasilitasi sarana bagi pengembangan bakat
k. Mendukung anak untuk mengatasi berbagai kesulitan dan hambatan
dalam mengembangkan bakatnya
l. Menjalin hubungan baik serta akrab antara orang tua / guru dengan
anak
m. Menyalurkan bakat tersebut
n. Memberikan kesempatan untuk mengikuti lomba-lomba sesuai bakat
yang dimiliki
DAFTAR PUSTAKA

http://shetiechubby.blogspot.co.id/2011/08/peran-guru-dalam-mengembangkan-
bakat_23.html Diposkan oleh Gadis Pujangga di 19.09
http://syamsularifins.wordpress.com/2012/12/04/macam-macam-bakat/ Diposkan
pada 4 Desember 2012
http://vhasande.blogspot.co.id/2014/03/bakat-dalam-proses-belajar.html
Diposkan oleh Nova Sandewita 12 Maret 2014 di 21.52

Semiawan, R Conny. 2002. Belajar dan Pembelajaran Prasekolah dan Sekolah


Dasar. Jakarta : PT Indeks.
Sunarto,dkk. 1999. Perkembangan Peserta Didik. Jakarta: Rineka Cipta.
Suryabrata, Sumadi. 2004. Psikologi Pendidikan. Jakarta : PT. Raja Grafindo
Persada.
Yamin, Martinis, dkk. 2009. Taktik Mengembangkan Kemampuan Individual
Siswa. Jakarta : GP Press.

Anda mungkin juga menyukai