Kebudayaan
(Minggu ke-2)
Pembahasan :
Isi filsafat itu ditentukan oleh objek apa yang dipikirkan. Karena
filsafat mempunyai pengertian yang berbeda sesuai dengan pandangan orang
yang meninjaunya, akan besar kemungkinan objek dan lapangan pembicaraan
fil-safat itu akan berbeda pula. Sehingga dalam hal ini hubungan filsafat
dengan agama adalah agama sebagai objek kajian filsafat. para tokoh Islam
juga berpendapat adanya hubungan antara filsafat dan agama. Abu Hayyan
Tauhidi, dalam kitab al-Imtâ' wa al-Muânasah, berkata, "Filsafat dan syariat
(agama) senantiasa bersama, sebagaimana syariat dan filsafat terus sejalan,
sesuai, dan harmonis"1[20]. Abul Hasan 'Amiri, dalam pasal kelima kitab al-
Amad 'ala al-Abad, juga menyatakan, "Akal mempunyai kapabilitas mengatur
segala sesuatu yang berada dalam cakupannya, tetapi perlu diperhatikan
bahwa kemampuan akal ini tidak lain adalah pemberian dan kodrat Tuhan.
Sebagaimana hukum alam meliputi dan mengatur alam ini, akal juga
mencakup alam jiwa dan berwenang mengarahkannya. Tuhan merupakan
sumber kebenaran yang meliputi secara kodrat segala sesuatu.
1
Kebudayaan adalah semua ciptaan manusia yang berlangsung dalam
kehidupan. Kebudayaan mempunyai fungsi yang besar bagi manusia dan
masyarkat, berbagai macam kekuatan harus dihadapi seperti kekuatan alam
dan kekuatan lain. Selain itu, manusia dan masyarakat memerlukan kepuasan
baik secara spritual maupun materil. Manusia merupakan makhluk yang
berbudaya, melalui akalnya manusia danpat mengembangkan kebudyaan.
Begitu pula manusia hidup dan tergantung apa kebudayaan sebagai hasil
ciptaanya. Kebudayaan memberikan aturan bagi manusia dalam mengolah
lingkungan dengan teknologi hasil ciptaannya. Dan kebudayaan juga
diharakan dengan pendidikan yang akan mengembangkan dan
membangkitkan budaya-budaya dulu, agar dia tidak punah dan terjaga untuk
selamanya. Oleh karena itu, dengan adanya filsafat, kita dapat mengetahui
tentang hasil karya manusia yang akan menimbulkan teknologi yang
mempunyai kegunaan utama dalam melindungi manusia terhadal alam
lingkungannya. Sehingga kebudayaan memiliki peran sebagai berikut :
1. Suatu hubungan antara manusia dan kelompoknya.
2. Wadah untuk menyalurkan perasaan dan kemampuan lain.
3. Sebagai pembimbing kehidupan dan penghidupan manusia.
4. Pembeda manusia dengan binatang.
5. Petunjuk-petunjuk tentang bagaimana harus bertindak dan berperilaku
dalam pergaulan.
6. Pengaturan agar manusia dapat mengerti bagaimana seharusnya bertindak,
berbuat, menentukan sikapnya jika berhubungan dengan orang lain.
7. Sebagai modal dasar pembangunan. Kebudayaan masyarakat tersebut
sebagian besar dipenuhi oleh kebudayaan yang bersumber pada
masyarakat itu sendiri. Hasil karya masyarakat melahirkan teknologi atau
kebudayaan kebendaan yang mempunyai kegunaan utama dalam
melindungi masyarakat terhadap lingkungan didalamnya.
Jadi, filsafat ialah cara atau metode berfikir sistematik dan universal
yang berujung pada setiap jiwa, sedangkaan kebudayaan adalah salah satu
hasil berfilsafat yang termaniferstasi pada cipta, rasa, dan karsa sikap hidup
dan pandangan hidup. Dengan demikian, jelaslah filsafat mengendalikan cara
berfikir kebudayaan.
Referensi :
Arbi, Zanti. 1980. Pengantar Filsafat Pendidikan. Padang: FJP IKIP Padang.
Kanisius.
Tafsir, Ahmad. 1994. Filsafat Umum, Akal dan Hati sejak Thales sampai James.
Bandung : Rosdakarya.