Anda di halaman 1dari 13

ASAS – ASAS BK

KELOMPOK 4

Anggota Kelompok :
1. FELMI WARI (19075022)
2. NURULITA GUSTIANI (19075096)
3. SEPTIAN RAHMAWANTO (19086055)

BIMBINGAN DAN KONSELING


UNIVERSITAS NEGERI PADANG
28 Agustus 2021
A. PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Bimbingan dan konseling merupakan pekerjaan pelayanan yang profesional, yang
menguraikan pemahaman, penanganan dan penyikapan tentang keadaan seseorang yang
meliputi unsur kognisi, afeksi, dan psikomotori. Pekerjaan ini sangat penting sekali dalam
dunia pendidikan, agar tercipta keserasian atau keharmonisan antara guru dengan siswa.
Hal ini sesuai dengan Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang sistem Pendidikan
Nasional Pasal 1 Ayat 1 dan 6 : Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk
mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif
mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan,
pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang
diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Pendidik adalah tenaga kependidikan
yang berkualifikasi sebagai guru, dosen, konselor, pamong belajar, widyaiswara, tutor,
instruktur, fasilitator, dan sebutan lain yang sesuai dengan kekhususannya, serta
berpartisipasi dalam menyelenggarakan pendidikan.
Keberhasilan pelaksanaan bimbingan dan konseling sangat ditentukan oleh kaidah-
kaidah yang berlaku atau dalam kata lain disebut “asas”. Asas-asas bimbingan dan
konseling adalah merupakan rukun yang harus dipegang teguh dan dikuasai oleh seorang
guru pembimbing/konselor dalam menjalankan pelayanan atau kegiatan bimbingan dan
konseling. Asas-asas tersebut adalah sebagai jiwa dan nafas dari seluruh kehidupan
layanan bimbingan dan konseling. Apabila asas-asas ini tidak dijalankan dengan baik,
maka penyelenggara bimbingan dan konseling akan berjalan tersendat-sendat atau bahkan
berhenti sama sekali.
2. Tujuan
1) Untuk mengetahui pengertian asas bimbingan dan konseling
2) Untuk mengetahui asas-asas dalam pelayanan bimbingan dan konseling
B. PEMBAHASAN
1. Pengertian Asas Bimbingan dan Konseling
Dalam kamus besar bahasa indonesia asas berarti “Dasar”. Tetapi asas dalam
pengertian disini adalah bukan dasar tetapi “Rukun”. Jadi asas bimbingan dan konseling
berarti “Rukun yang harus dipegang teguh dan dikuasai oleh seorang guru pembimbing
atau konsleor dalam menjalankan pelayanan atau kegiatan bimbingan dan konseling”.
Setiap kegiatan kadang-kadang ada asas yang dijadikan pegangan dalam melakasanakan
kegiatan tersebut. Demikian pula dalam layanan/kegiatan bimbingan dan konseling, ada
asas yang dijadikan pegangan dalam menjalankan kegiatan tersebut.
Menurut prayino
2. Asas-Asas Bimbingan Konseling
Pelayanan bimbingan dan konseling adalah pekerjaan profesional sesuai dengan
makna apeksi, dan perlakuan konselor terhadap kasus, pekerjaan profesional itu harus
dilaksanakan dengan mengikuti kaidah-kaidah yang menjamin efisien dan efektivitas
proses dan lainnya. Kaidah-kaidah tersebut didasarkan atas tuntutan keilmuan layanan di
satu segi antara lain bahwa layanan harus didasarkan atas data dan tingkat perkembangan
klien, dan tuntutan oktimalisasi proses penyelenggara pelayanan di segi lain yaitu antara
lain suasana konseling di tandai oleh adanya kehangatan, pemahaman, penerimaan,
kebebasan, dan keterbukaan, serta sebagai sumber daya yang perlu diaktifkan.
Dalam penyelenggara pelayanan bimbingan dan konseling kaidah-kaidah tersebut
dikenal dengan asas bimbingan dan konseling, yaitu ketentuan-ketentuan yang harus
diterapkan dalam penyelenggara pelayanan itu. Asas-asas yang dimaksud adalah asas
kerahasiaan, asas kesukarelaan, asas keterbukaan, asas kegiatan, asas kemandirian, asas
kedinamisan, asas keterpaduan, asas kenormatifan, asas keahlian, asas alih tangan, asas
tutwurihandayani.
1) Asas Kerahasiaan
Maksudnya adalah segala sesuatu yang di bicarakan klien kepada konselor tidak
boleh di sampaikan kepada orang lain. Azas kerahasiaan ini merupakan azas kunci dalam
usaha bimbingan dan konselin. Jika azas ini benar-benar di laksanakan, maka konselor
akan mendapat kepercayaan dari semua pihak, terutama penerima bimbingan (klien)
sehingga mereka akan mau memanfaatkan jasa bimbingan dan koseling dengan sebaik-
baiknya. Sebaliknya, jika konselor jika konselor tidak dapat memegang azas kerahasiaan
dengan baik maka hilanglah kepercayaan klien mereka takut untuk menerima bantuan,
sebab khawatir masalah dan mereka akan menjadi bahan gunjingan.
Sebagai konselor berkewajiban untuk menjaga rahasia data tersebut, baik data yang
diperoleh dari hasil wawancara atau konseling, karena hubungan menolong dalam
bimbingan dan konseling hanya dapat berlangsung dengan baik jika data informasi yang
dipercayakan kepada konselor atau guru pembimbing dapat dijamin kerahasiaannya. Asas
ini bisa dikatakan sebagai “asas kunci” dalam kegiatan pelayanan bimbingan dan
konseling, karena dengan adanya asas kerahasiaan ini dapat menimbulkan rasa aman dalam
diri konseli.
Berdasarkan apa yang dikemukakan di atas, maka apa yang terjadi saat pelayanan
bimbingan dan konseling yang dilakukan oleh konselor dan konseli baik itu isi
pembicaraan atau pun sikap konseli, kerahasiaanya perlu dihargai dan dijaga dengan baik.
Demikian pula catatan-catatan yang dibuat sewaktu atau pun sesudah wawancara atau
konseling perlu disimpan dengan baik dan kerahasiaanya dijaga dengan cermat oleh
konselor.
Contoh asaa kerahasian :ada seorang konseli yang menceritakan kepada konselor
bahwa seorang konseli itu memiliki penyakit HIV yang didapatnya sejak lama maka
seorang konselor harus bisa menjaga kerahasian tersebut agar penyakit konseli itu tidak di
ketahui oleh orang banyak .
2) Asas Kesukarelaan
Asas kesukarelaan yaitu asas BK yang menghendaki adanya kesukaaan dan
kerelaan peserta didik mengikuti atau menjalankan layanan atau kegiatan yang di
peruntukan baginya .
Dalam proses pelayanan bimbingan dan konseling maka sangat di perlukan suasana
yang sukarela, sukarela di sini bermaksud bahwa dalam pelaksanaan pelayanan bimbingan
dan konseling tidak adanya paksaan sama sekali. Oleh karena itu seorang klien di harapkan
secara sukarela dapat menceritakan atau menjelaskan masalah yang di hadapi oleh klien itu
sendiri. Untuk itu hendaknya konselor membangkitkan semangat klien, sehingga klien
mampu dan mau melaksanakan kegiatan yang di perlukan dalam upaya penyelesaian
masalah yang menjadi pokok pembicaraan dalam konseling.Telah dikemukakan bahwa
bimbingan merupakan proses membantu individu.
Perkataan membantu disini mengandung arti bahwa bimbingan bukan merupakan
suatu paksaan, akan tetapi merupakan suatu binaan. Oleh karena itu dalam kegiatan
bimbingan dan konseling diperlukan adanya kerjasama yang demokratis antara konselor/
guru pembimbing dengan konselinya. Kerjasama akan terjalin bilamana konseli dapat
dengan suka rela menceritakan serta menjelaskan masalah yang dialaminya kepada
konselor.
Contoh asas kesukarelaan : ada seorang peserta didik yang selalu tidak masuk
dikarenakan tidak suka pada pada salah satu mata pelajaran di sekolahnya , sebagai guru
konselor seharusnya kita harus mengubah sikap/perilaku konseli tersebut agar dapat suka
pada mata pelajaran tersebut dengan selalu membina dan mengembangkanya.
3) Asas Keterbukaan

Yaitu asas yang menghendaki agar peserta didik (klien)  yang menjadi sasaran
layanan/kegiatan bersikap terbuka dan tidak berpura-pura, baik dalam memberikan
keterangan tentang dirinya sendiri maupun dalam menerima berbagai informasi dan materi
dari luar yang berguna bagi pengembangan dirinya. Guru pembimbing (konselor)
berkewajiban mengembangkan keterbukaan peserta didik (klien). Agar peserta didik
(klien) mau terbuka, guru  pembimbing (konselor) terlebih dahulu bersikap terbuka dan
tidak berpura-pura. Asas keterbukaan ini bertalian erat dengan asas kerahasiaan dan  dan
kekarelaan.
Asas keterbukaan merupakan asas yang sangat penting bagi konselor/ guru
pembimbing, karena hubungan tatap muka antara konselor dan konseli merupakan
pertemuan bathin tanpa tedeng aling-aling.Dengan adanya keterbukaan ini dapat
ditumbuhkan kecenderungan pada konseli untuk membuka dirinya, untuk membuka kedok
hidupnya yang menjadi penghalang bagi perkembangan psikisnya.Konselor yang sukses
adalah konselor yang bisa memudahkan konseli untuk membuka dirinya dan berusaha
memahami lebih jauh tentang dirinya sendiri.Truax dan Carkhuff menyimpulkan bahwa
“ada hubungan yang erat antara keterbukaan konselor dan kemampuan klien membuka diri
(self exploration).”
Asas ini menghendaki agar konseli bersifat terbuka dan tidak berpura-pura dalam
memberikan keterangan maupun informasi.Dalam hal ini konselor/ guru pembimbing
berkewajiban mengembangkan keterbukaan konseli.Agar konseli dapat terbuka, guru
pembimbing terlebih dahulu harus bersikap terbuka dan tidak berpura-pura. Hal demikian
akan mendorong konseli mengekspresikan pengalaman pribadinya.
Contoh asas keterbukaan : ada seorang konseli yang memiliki sifat tertutup sebagai
konselor kita harus dapat mengubah konseli untuk bicara secara terbuka dan tidak berpura-
pura dalam menceritakan maslah pribadinya sendiri ,sehingga konseli dapat berbicara jujur
dan merasa nyaman dalam menyampaikan masalahhnya.
4) Asas Kegiatan
Usaha layanan bimbingan dan konseling akan memberikan buah yang tidak berarti,
bila individu yang dibimbing tidak melakukan kegiatan dalam mencapai tujuan-tujuan
bimbingan. Hasil-hasil usaha bimbingan tidak tercipta dengan sendirinya tetapi harus
diraih oleh individu yang bersangkutan.
Asas kegiatan yaitu asa BK yang mengkehendaki agar peserta didik yang menjadi
sasaran layanan berpartisipasi secara aktif di dalam penyelenggaraan layanan atau kegiatan
BK.
Dalam proses pelayanan bimbingan dan konseling kadang-kadang konselor memberikan
beberapa tugas dan kegiatan pada konslinya. Dalam hal ini konseli harus mampu
melaksanakan sendiri kegiatan-kegiatan tersebut dalam rangka mencapai tujuan bimbingan
dan konseling yang telah ditetapkan.Asas ini menghendaki agar konseli bisa berpartisipasi
secara aktif atas kegiatan yang diselenggarakan oleh konselor. Di pihak lain konselor harus
berusaha/ mendorong agar konseli mampu melaksanakan kegiatan yang telah ditetapkan
tersebut.
Asas ini merujuk pada pola konseling”multidimensional” yang tidak hanya
mengandalkan transaksi perbal antara klien dan konselor. Dalam selenggara, yaitu klien
aktif menjalani proses konseling dan aktif pula melaksanakan/menerapkan hasil-hasil
konseling.
Contoh asas kegiatan : seorang konselor harus bisa membuat suatu program
kegiatan seperti ospek maupun MOS (siswa baru ) agar konseli /peserta didik dapat
mengenali lingkungan yang baru serta mampu untuk mnyesuaikan dirinya dengan
lingkungan yang baru.
5) Asas Kemandirian
Asas ini merujuk kepada tujuan umum bimbingan dan konseling yaitu konselor
berusaha menghidupkan kemandirian di dalam konseli, kemandirian ini ditunjukkan
dengan konseli mengenal dan menerima diri sendiri dan lingkungannya, mampu
mengambil keputusan dan dapat mengaktualisasi diri. Jika di awal proses konseling konseli
terlihat sangat tergantung pada konselor, maka selama proses konseling, konselor harus
berupaya menumbuhkan sikap kemandirian dengan memberikan respon-respon positif dan
cermat. Karena tidak jarang sikap ketergantungan konseli banyak ditentukan oleh respon
yang salah dan kurang cermat dari konselor.
bimbingan dan konseling yang menunjuk pada tujuan umum bimbingan dan
konseling, yaitupeserta didik (klien) sebagai sasaran layanan bimbingan dan konseling
diharapkan menjadi individu-individu yang mandiri dengan ciri-ciri mengenal dan
menerima diri sendiri danlingkungannya, mampu mengambilkeputusan, mengarahkan
serta mewujudkan diri sendiri sebagaimana telah diutarakan terdahulu. Guru
Pembimbing hendaknya mampu mengarahkan segenap layanan bimbingan dan
konseling yang diselenggarakannya bagi berkembangnya kemandirian peserta didik.
Dalam memberikan layanan pembimbing hendaklah selalu menghidupkan
kemandirian pada diri orang yang dibimbing, jangan sampai orang yang dibimbing itu
menjadi tergantung kepada orang lain, khususnya para pembimbing atau konselor. Guru
pembimbing hendaknya mampu mengarahkan segenap layanan diselenggarakannya bagi
berkembangnya kemandirian peserta didik.
Contoh asas kemandirian : ada seorang konseli yang cacat fisik datang pada kita dia
menceritakan bahwa dia tidak memiliki semangat untuk meluruskan hidupnya, sebagai
konselo yang profesional kita harus bisa menumbuhkan rasa semangat hidup dengan cara
memberikan pemahaman agar konseli tersebut mengenal dan menerima dirinya dan
lingkungan ,dan mampu mengambil sebuah keputusan agar konseli tersebut menjadi diri
yang mandiri .
6) Asas Kekinian
Asas ini berangkat dari pernyataan bahwa konseling bertitik tolak dari masalah
yang dirasakan konseli saat sekarang atau saat ini, walau tidak dapat dipungkiri bahwa
proses konseling itu menjangkau dimensi masa lalu, sekarang, dan masa yang akan datang.
Sejumlah masalah yang dihadapi konseli bersumber dari rasa sesal terhadap peristiwa yang
terjadi pada masa lalu, dan ketakutan dalam menghadapi apa yang akan terjadi pada masa
yang akan datang, sehingga dia tidak mengerti dengan apa yang harus dan mampu
dilakukan pada saat ini. Untuk itu konselor harus berupaya mengarahkan dan membantu
konseli untuk menyelesaikan masalah yang dihadapinya sekarang.
Masalah klien yang langsung ditanggulangi melaluiusaha bimbingan dan
konseling ialah masalah-masalah yang sedang dirasakan bukan masalah-masalah yang
sudah lampau dan juga bukan masalah yang mungkin akan dialami di masa
mendatang. Apabila ada hal-hal tertentu yang menyangkut masa lampau dan atau masa
datang yang perlu dibahas dalam upaya yang sedang diselenggarakan itu,
pembahasan tentang hal itu hanyalah merupakan latar belakang dan atau latar depan
dari masalah yang sedang dihadapi sekarang. Yang penting adalah apa yang perlu
ditanggulangi sekarang, yang perlu dilakukan sekarang, sehingga masalah yang
dihadapi itu teratasi. Dalam usaha yangbersifat pencegahan pada dasarnya pertanyaan
yang perlu dijawab adalah apa yang perlu dilakukan sekarang sehingga kemungkinan
yang kurang baik di masa datang dapat dihindari. Asas kekinian juga mengandung
pengertian bahwa konselor tidak boleh menunda-nunda pemberian bantuan. Dia harus
mendahulukan kepentingan klien dari pada yang lain.
Contoh asaa kekinian :Konselor tidak banyak fokus pada masalah yang telah di
hadapi, tetapi konselor harus terus memantau perkembangan konseli baik fisik dan
psikisnya.

7) Asas Kedinamisan
Usaha bimbingan dan konseling mneghendaki terjadinya perubahan pada diri
individu yang dibimbing, yaitu perubahan tingkah laku ke arah yang lebih baik. Perubahan
ini tidaklah sekedar mengulang-ulang hal yang sama, yang bersifat monoton, melainkan
perubahan yang selalu menuju ke suatu pembaharuan, sesuatu yang lebih maju.
Untuk mewujudkan terjadinya perubahan sikap dan tingkah laku itu membutuhkan
proses dan waktu tertentu sesuai dengan kedalaman dan kerumitan masalah yang dihadapi
konseli. Isi layanan bimbingan dan konseling dari asas ini adalah selalu bergerak maju,
tidak monoton, dan terus berkembang serta berkelanjutan sesuai dengan kebutuhan dan
tahap perkembangannya dari waktu ke waktu.Konselor dan pihak-pihak lain diminta untuk
memberikan kerjasama sepenuhnya agar pelayanan bimbingan dan konseling yang
diberikan dapat dengan cepat menimbulkan perubahan dalam sikap dan tingkah laku
konseli.Asas kedinamisan mengacuh pada hal-hal baru yang hendaknya terdapat pada dan
menjadi ciri-ciri dari proses konseling dan hasil-hasil nya.
Contoh asas kedinamisan :Seorang konselor harus mampu mengikuti pergerakan
zaman , agar konselor dapat menyelesaikan suatu permasalahn yang pada seorang konseli
yang semakin kompleks misalnya keluarga broken serta pergaulan bebas dikalangan
pemuda
8) Asas Keterpaduan
Yaitu asas bimbingan dan konseling yang menghendaki agar berbagai layanan
dan kegiatan bimbingan dan konseling, baik yang dilakukan oleh Guru Pembimbing
maupun pihak lain, saling menunjang, harmonis dan terpadukan. Untuk ini kerjasama
antara Guru Pembimbing dan pihak-pihak yang berperan dalam penyelenggaraan
pelayanan bimbingan dankonseling perlu terus dikembangkan. Koordinasi segenap
layanan/kegiatan bimbingan dan konseling itu harus dilaksanakan dengan sebaik-
baiknya. Layanan bimbingan dan konseling memadukan berbagai aspek individu yang
dibimbing sebagaimana diketahui individu yang dibimbing itu memiliki berbagai segi
kalau keadaanya tidak saling serasi dan terpadu justru akan menimbulkan masalah.
Pelayanan bimbingan dan konseling berusaha memadukan berbagai aspek dari
individu yang dibimbing. Di samping keterpaduan pada diri individu yang dibimbing, juga
harus diperhatikan yaitu keterpaduan isi dan proses layanan yang diberikan. Jangan sampai
terjadi aspek layanan yang satu tidak serasi atau bahkan bertentangan dengan aspek yang
lain. Untuk terselenggaranya asas keterpaduan, konselor perlu memiliki wawasan yang
luas tentang perkembangan klien dan aspek-aspek lingkungan klien serta berbagai sumber
yang dapat diaktifkan untuk menangani masalah klien. Kesemuanya dipadukan dalam
keadaan serasi dan saling menunjang dalam upaya bimbingan dan konseling.
Contoh asas keterpaduan : seorang konseli melakuakn kerjasama dengan seorang
psikologi seks mupun dokter kandungan ,dan mengundang kesekolah untuk memberikan
pemahaman kepada peserta didik di sekolah agar konseli/peserta didik memiliki
pengetahuan dan pemahaman yang lebih jelas tentang seks, upayah mereka tidak terjerat
dalam pergaulan besar.
9) Asas Kenormatifan
Yaitu asas yang menghendaki agar segenap layanan dan kegiatan bimbingan
dan konseling didasarkan pada norma-norma, baik norma agama, hukum, peraturan,
adat istiadat, ilmu pengetahuan, dan kebiasaan – kebiasaan yang berlaku. Bahkan lebih
jauh lagi, melalui segenap layanan/kegiatan bimbingan dan konseling ini harus
dapatmeningkatkan kemampuan peserta didik (klien) dalam memahami, menghayati
dan mengamalkan norma-norma tersebut.
konselor tentu akan menyertakan norma-norma yang dianutnya ke dalam hubungan
konseling, baik secara langsung atau tidak langsung. Tetapi harus diingat bahwa konselor
tidak boleh memaksakan nilai atau norma yang dianutnya itu kepada konselinya. Seluruh
layanan dan kegiatan bimbingan dan konseling ini adalah didasarkan pada norma-norma
yang berlaku yaitu norma agama, hukum, peraturan, adat istiadat, ilmu pengetahuan, dan
kebiasaan-kebiasaan yang berlaku. Bahkan lebih jauh lagi, layanan/ kegiatan bimbingan
dan konseling ini harus dapat meningkatkan kemampuan siswa/ konseli dalam memahami,
menghayati, dan mengamalkan norma-norma tersebut.
Contoh asas kenormatifan : seorang konselor dalam menjalankan tugasnya , harus
sesui dengan norma, hukum , adat istiadat sehingga terciptanya suasana yang harmonis
diantara konseli dan konselor karena seorang konselor yang profesional harus bisa
menciptakan suasana yang nyaman bagi seorang konseli.
10) Asas Keahlian
Yaitu asas yang menghendaki agar layanan dan kegiatan bimbingan dan
konseling diselnggarakan atas dasar kaidah-kaidah profesional. Dalam hal ini, para
pelaksana layanan dan kegiatan bimbingan dan konseling lainnya hendaknya tenaga
yang benarbenar ahli dalam bimbingan dan konseling. Profesionalitas guru pembimbing
(konselor) harus terwujud baik dalam penyelenggaraaan jenis-jenis layanan dan kegiatan
bimbingan dan konseling dan dalam penegakan kode etik bimbingan dan konseling.
Untuk menjamin keberhasilan usaha bimbingan dan konseling, para petugas harus
mendapatkan pendidikan dan latihan yang memadai. Pengetahuan, keterampilan, sikap dan
kepribadian yang ditampilkan oleh konselor/ guru pembimbing akan menunjang hasil
konseling. Pendek kata bahwa para pelaksana layanan bimbingan dan konseling ini harus
benar-benar ahli dibidang bimbingan dan konseling, atau dalam istilah lain adalah
profesional.
Contoh asas keahlian : apabila ada seorang peserta didik/konselor yang datang pada
seorang konselor , seorang harus bersikap seprti konselor bukan bersikap seprti dokter
maupun yang lainya yaitu memberikan sepenuhnya semua keputusan pada konseli .
11) Asas Alih Tangan
Yaitu asas yang menghendaki agar pihak-pihak yang tidak mampu
menyelenggarakan layanan bimbingan dan konseling secara tepat dan tuntas atas suatu
permasalahan peserta didik (klien) kiranya dapat mengalih-tangankan kepada pihak
yang lebih ahli. Guru pembimbing (konselor)dapat menerima alih tangan kasus dari
orang tua, guru-guru lain, atau ahli lain. Demikian pula, sebaliknya guru pembimbing
(konselor), dapat mengalihtangankan kasus kepada pihak yang lebih kompeten, baik yang
berada di dalam lembaga sekolah maupun di luar sekolah.
Bimbingan dan konseling merupakan kegiatan profesional yang menangani
masalah-masalah yang cukup pelik. Berhubung hakekat masalah yang dihadapi konseli
adalah unik (kedalamannya, keluasannya, dan kedinamisannya), disamping pengetahuan
dan keterampilan yang dimiliki oleh konselor adalah terbatas, maka ada kemungkinan
suatu masalah belum dapat diatasi setelah proses konseling berlangsung. Dalam hal ini
konselor perlu mengalih tangankan (referal) konseli pada pihak lain (konselor) yang lebih
ahli untuk menangani masalah yang sedang dihadapi oleh konseli tersebut.
Contoh asas alih tangan :ada seorang peserta didik/konseli yang mengalami tidak
lulus sekolah , seorang konselor tidak dapat bertindak sendiri dalam konteks ini ,seorang
konselor harus melakuakn kerjasama dengan pihak yang lebih kompeten dalam kasus ini
seperti membawa konseli tersebut pada seorang psikiater maupun dokter.
12) Asas Tutwurihandayani
Yaitu asas yang menghendaki agar pelayanan bimbingan dan konseling secara
keseluruhan dapat menciptakan suasana mengayomi (memberikan rasa
aman),mengembangkan keteladanan, dan memberikan rangsangan dan dorongan, serta
kesempatan yang seluas-luasnya kepada peserta didik (klien) untuk maju.
Sebagaimana yang telah dipahami dalam pengertian bimbingan dan konseling
bahwa bimbingan dan konseling itu merupakan kegiatan yang dilakukan secara sistematis,
sengaja, berencana, terus menerus, dan terarah kepada suatu tujuan.Oleh karena itu
kegiatan pelayanan bimbingan dan konseling tidak hanya dirasakan adanya pada saat
konseli mengalami masalah dan menghadapkannya kepada konselor/ guru pembimbing
saja.Kegiatan bimbingan dan konseling harus senantiasa diikuti secara terus menerus dan
aktif sampai sejauh mana konseli telah berhasil mencapai tujuan yang telah
ditetapkan.Asas ini menghendaki agar pelayanan bimbingan dan konseling secara
keseluruhan dapat menciptakan suasana mengayomi (memberikan rasa aman),
mengembangkan keteladanan, dan memberikan rangsangan dandorongan, serta
kesempatan yang seluas-luasnya kepada konseli untuk maju.(Anas Salahudin.
Contoh asas tut wuri handayani : seorang konselor harus menjadi guru teladan ,dan
menyenangkan agar peserta didik/ konseli tidak takut menceritakan masalahnya kepada
kita dan mampu mengayomi pasaerta didik.
C. PENUTUP
Asas-asas bimbingan dan konseling adalah merupakan subuah dasar yang dijadikan
pedoman dalam melaksanakan pelayanan/ kegiatan bimbingan dan konseling. Menurut
Prayitno ada dua belas asas yang mendasari layanan dan kegiatan bimbingan dan
konseling, asas-asas tersebut sesuai dengan apa yang sudah dikemukakan di atas. Kedua
belas asas bimbingan dan konseling tersebut pada dasarnya menegaskan bahwa para
konselor merupakan para ahli yang memiliki kemampuan untuk membimbing konselinya,
baik secara ikhlas maupun profesional sehingga mereka mampu meningkatkan taraf
kehidupannya yang lebih baik, terutama berkaitan dengan persoalan mentalitas konseli,
baik dalam menghadapi lingkungannya maupun orang-orang yang ada di
sekelilingnya.Demikianlah beberapa asas-asas penting yang dapat dijadikan dasar
pertimbangan dalam pelaksanaan pelayanan bimbingan dan konseling.
D. SUMBER BACAAN
1. El Fiah, Rida.2014.Dasar-dasar Bimbingan dan Konseling. Yogyakarta: IDEA
press Yogyakarta
2. Nasution, Henni Syafriana. Abdullah.2019.bimbingan konseling. Medan:LPPI

3. http://file.upi.edu/direktori/FIP/JUR._PEND_LUAR_SEKOLAH/19560810198101
1-D._NUNU_HERYANTO/Asas_Bimbingan_dan_konselingx.pdf
4. http://jurnal.um-tapsel.ac.id/index.php/Ristekdik/article/download/634/499
5. Suhertina. 2014. Dasar-dasar bimbingan dan konseling. Pekanbaru: CV. Mutiara
Pesisir Sumatra
6. Aufadila.”azas-azas bimbingan dan konseling”,https://osf.io
7. https://www.kajianpustaka.com/2018/02/pengertian-fungsi-tujuan-dan-asas-
bimbingan-konseling.html
8. https://ruangguruku.com/asa-bimbingan-konseling/
9. https://osf.io/preprints/6x2aq/
10. http://staffnew.uny.ac.id/upload/132319837/pendidikan/1.2%20Bahan%20Ajar
%20BK%20Prasekolah.pdf
E. HALAMAN KONTRIBUSI

Nama Mahasiswa NIM Deskripsi Kontribusi


SEPTIAN RAHMAWANTO 19086055 Asas kerahasiaan, asas
kesukarelaan, keterbukaan, asas
kegiatan
FELMI WARI 19075022 Asas kemandirian, asas kekinian,
asas kedinamisan, dan asas
keterpaduan
NURULITA GUSTIANI 19075096 asas kenormatifan, asas
keahlian, asas alih tangan,
asas tutwurihandayani

Anda mungkin juga menyukai