Anda di halaman 1dari 14

KOMUNIKASI ANTAR PRIBADI

KOMUNIKASI DAN HUBUNGAN ANTAR PRIBADI

DISUSUN OLEH :

FEBY GRACE ADRIANY

147045003

MAGISTER ILMU KOMUNIKASI

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

2015
PENDAHULUAN

Communication is to a relationship what breathing is to maintaining life (Virginia Satir)

Seorang ahli komunikasi Mac Parks dalam bukunya berjudul Personal


Relationships and Personal Networks (2007) menulis we humans are social animals
down to our very cells. Nature did not make us noble loners. Pernyataan ini bisa
dikatakan benar, karena para peneliti pun sudah membuktikan bahwa motivasi manusia
untuk membina hubungan lebih kepada faktor yang dibawa sejak lahir daripada dipelajari.
Ini berarti membangun sebuah hubungan dengan orang lain merupakan bagian tidak
terpisahkan dari kehidupan manusia.
Bisa dibayangkan bagaimana hidup tanpa teman, keluarga dan kekasih. Semuanya
merupakan hal penting dalam kehidupan dan memberikan kontribusi yang signifikan
terhadap diri seorang individu. Terkadang seseorang mencari teman untuk dukungan
emosional, ingin berbagi hal-hal yang menyenangkan atau saat membutuhkan masukan
bagi masalah yang sedang dihadapi. Kebutuhan akan keberadaan orang lain melalui
hubungan-hubungan mutlak diperlukan.
Hubungan antar pribadi tercipta melalui komunikasi antar pribadi, dengan kata lain
hubungan antar pribadi merupakan hasil dari komunikasi antar pribadi. Semakin baik
komunikasi antar pribadi, semakin baik pula hubungan antar pribadi yang terbina. Namun
demikian setiap hubungan unik sekaligus kompleks karena dipengaruhi oleh banyak
faktor. Prinsip-prinsip yang bisa diterapkan pada suatu hubungan, belum tentu tepat
digunakan pada hubungan yang lain.
Hubungan antar pribadi pun selalu berubah dan tidak tetap. Hubungan yang
mulanya baik bisa saja berakhir dengan penuh masalah atau sebaliknya. Kemampuan
komunikasi antar pribadi pun turut menentukan bagaimana sebuah hubungan bisa bertahan
atau tidak. Makalah ini akan membahas hubungan antar pribadi, jenis, manfaat, serta
bagaimana komunikasi berperan dalam membangun atau mengakhiri sebuah hubungan.

2
PEMBAHASAN

A. HUBUNGAN ANTAR PRIBADI


Para ahli komunikasi mendefinisikan komunikasi antar pribadi secara berbeda-
beda. Joseph DeVito (1997) melihat komunikasi antar pribadi dari 3 sisi berbeda : (1)
berdasarkan komponen dimana komunikasi antar pribadi diartikan sebagai komunikasi
dari satu orang kepada orang lain atau sekelompok kecil orang dengan berbagai
dampaknya dan peluang untuk memberikan umpan balik segera, (2) berdasarkan
hubungan diadik dimana komunikasi antar pribadi diartikan sebagai komunikasi yang
berlangsung antara dua orang yang mempunyai hubungan yang mantap dan jelas, (3)
berdasarkan pengembangan, komunikasi antar pribadi dilihat sebagai akhir
perkembangan dari komunikasi yang bersifat tak pribadi (impersonal) pada satu
ekstrim menjadi komunikasi yang intim pada ekstrim yang lain.
Beebe (2005) mengungkapkan bahwa hubungan antar pribadi merupakan
hubungan yang terbangun antara dua orang sebagai hasil dari komunikasi antar
pribadi. Hubungan antar pribadi seperti layaknya komunikasi antar pribadi bersifat
transaksional dimana setiap individu yang terlibat saling mempengaruhi satu dengan
lainnya.
Terkait dengan hal ini maka hubungan antar pribadi dimaknai sebagai suatu
sistem sekaligus proses. Hubungan antar pribadi sebagai suatu sistem dimana
perubahan yang terjadi pada satu elemen dalam hubungan akan berpengaruh pada
elemen lainnya. Semakin bergantung satu dengan yang lain, maka semakin besarlah
pengaruh yang dirasakan bila terjadi perubahan pada satu elemen. Sebagai sebuah
proses, hubungan antar pribadi disebutkan terus berubah, berkembang dan dinamis.
Perubahan yang terjadi mungkin tidaklah besar, namun sebagai bagian dari hubungan,
individu pasti juga mengalami perubahan. Sebuah hubungan ada dari waktu ke waktu
yang berarti tercipta sejarah bersama yang menjadi bagian dari hubungan dan
mempengaruhi interaksi.
Sebuah hubungan bisa tercipta oleh karena keadaan ataupun karena pilihan.
Hubungan karena keadaan berarti seorang individu tidak bisa memilih namun murni
karena kehidupannya bersinggungan dengan hidup orang lain dalam beberapa
kesempatan (Beebe, 2005), misalnya hubungan dengan anggota keluarga, guru, teman
sekelas dan rekan kerja. Sementara hubungan berdasarkan pilihan adalah hubungan
yang dicari atau dengan sengaja dibangun antara lain dengan sahabat, kekasih, dan

3
suami / istri. Namun demikian penggolongan ini tidaklah mutlak. Hubungan karena
keadaan pun bisa saja menjadi hubungan karena pilihan, misalnya saudara laki-laki
juga bisa menjadi teman baik.
Seorang individu pun bertindak dan berkomunikasi secara berbeda pada dua
tipe hubungan di atas, komunikasi yang sama pada jenis hubungan yang berbeda pun
bisa menghasilkan efek yang berbeda, misalnya ketika seorang individu bertindak
tidak menyenangkan, sahabatnya mungkin akan menjauhi atau memutuskan
hubungan, namun keluarga akan tetap menjadi keluarga walaupun tindakan tersebut
membuat anggota keluarga tidak terlalu menyukainya.
Salah satu aspek paling signifikan dari sebuah hubungan adalah tingkat
keintiman. Beberapa kualitas yang seringkali identik dengan keintiman adalah :
kedekatan, berbagi perasaan dan pemikiran paling pribadi, ikatan emosional,
dukungan tanpa syarat, keterbukaan dan kejujuran, rasa sayang dan kehangatan, saling
menghargai dan rasa percaya. Sebuah hubungan yang intim juga memberikan
informasi mengenai diri sendiri dan meningkatkan rasa percaya diri. Semakin intim
sebuah hubungan semakin seorang individu tergantung pada yang lain dalam
penerimaan dan pembentukan citra diri.
Hubungan yang intim bisa terbangun bermula dari daya tarik antar pribadi
(interpersonal attraction) yang diartikan sebagai derajat seorang individu ingin
membentuk dan membina sebuah hubungan. Daya tarik berada pada tahap awal
pembangunan sebuah hubungan, namun daya tarik bisa bersifat jangka pendek
maupun dibina untuk jangka panjang. Beberapa elemen yang mempengaruhi
timbulnya rasa tertarik : (1) daya tarik fisik, (2) kredibilitas, kompetensi dan karisma,
(3) kedekatan, (4) kesamaan, dan (5) pelengkap kebutuhan.

B. JENIS HUBUNGAN ANTAR PRIBADI


DeVito (2013) menggambarkan ada beberapa jenis hubungan antar pribadi
secara spesifik :
1. Hubungan pertemanan
Hubungan pertemanan adalah hubungan antar pribadi diantara dua orang yang
saling bergantung, produktif dan ditandai dengan hal positif bersama. Banyak
peneliti mendefinisikan pertemanan sebagai hubungan sukarela, hubungan
berdasarkan pilihan. Terdapat beberapa tipe hubungan pertemanan :

4
a) persahabatan timbal balik (the friendship of reciprocity), merupakan tipe
ideal, ditandai dengan loyalitas, pengorbanan diri, rasa saling
menyayangi dan kemurahan hati. Persahabatan timbal balik berdasarkan
pada kesetaraan. Setiap individu berbagi secara seimbang dalam
memberi dan menerima manfaat dari hubungan mereka.
b) Persahabatan penerimaan (the friendship of receptivity), ada
ketidakseimbangan dalam memberi dan menerima, satu orang akan lebih
banyak memberi dan orang lainnya menjadi penerima. Bagaimanapun
juga ini adalah ketidakseimbangan positif, karena setiap orang
memperoleh sesuatu dari hubungan. Persahabatan ini biasanya terbangun
antara guru dan murid, dokter dan pasien. Pada kenyataannya, perbedaan
status sangat penting dalam membangun hubungan penerimaan.
c) Pertemanan asosiasi (the friendship of association), yang bersifat
sementara. Ini didefinisikan bukan sebagai persahabatan sejati.
Pertemanan asosiasi seperti halnya dengan teman sekelas, tetangga atau
rekan kerja. Tidak terdapat loyalitas besar, kepercayaan besar, tidak ada
prinsip memberi dan menerima secara sungguh-sungguh.
2. Hubungan cinta
Cinta merupakan perasaan yang ditandai dengan kedekatan, kepedulian,
keintiman, hasrat dan komitmen. Hubungan cinta adalah hubungan antar
pribadi yang dibangun, dipertahankan dan terkadang dihancurkan melalui
komunikasi. Setidaknya ada 6 tipe hubungan cinta :
a) Eros (beauty and sexuality), fokus pada kecantikan dan daya tarik fisik,
bahkan bisa saja mengesampingkan kualitas yang mungkin lebih penting
dan lebih tahan lama.
b) Ludus (entertainment and excitement), menempatkan cinta sebagai
permainan yang menyenangkan, bukan untuk disikapi terlalu serius,
hasrat akan ditahan sehingga tidak sampai lepas kendali. Seorang
pencinta model ini bisa menahan diri. Mungkin karena harus mengontrol
cinta, beberapa peneliti menyebut cinta ludus cenderung memuat agresi
seksual, tak heran bila pencinta ludus mempertahankan rekan hanya bila
sang rekan menarik dan menyenangkan, bila rasa itu hilang maka saatnya
berganti rekan.

5
c) Storge (peaceful and slow), cinta yang tidak memiliki gairah dan
intensitas. Pencinta storge tidaklah bertujuan menemukan kekasih
melainkan membangun hubungan dengan siapa mereka bisa berbagi
ketertarikan dan aktivitas. Perubahan dalam cinta jenis ini berlangsung
lambat dan bertahap, termasuk dalam hal seks yang datang terlambat dan
akhirnya menjadi hal yang tidak penting.
d) Pragma (practical and traditional), cinta pragma adalah cinta yang
praktis dan mencari hubungan yang akan berjalan baik, mencari
kecocokan dan hubungan dimana kebutuhan serta hasrat terpuaskan.
Pencinta pragma melihat kualifikasi sosial pasangan lebih penting
daripada kualitas pribadinya, dimana bisa menjadikan sisa hidup mereka
lebih mudah, merekalah yang biasanya bertanya : Apakah dia mapan?
Apakah dia pandai memasak?
e) Mania (elation and depression), memiliki ekstrim tertinggi dan terendah.
Pencinta model ini mencintai dengan intens namun juga disertai
kekhawatiran akan hilangnya cinta tersebut. Ketakutan akhirnya
membuat individu tidak memperoleh kesenangan dari hubungannya,
dengan sedikit provokasi mungkin akan timbul rasa cemburu ekstrim.
Cinta mania ini obsesif dan harus memiliki sang kekasih sepenuhnya.
f) Agape (compessionate and selfless), adalah cinta penuh kasih, tanpa ego,
memberi diri, bahkan bisa mencintai orang yang belum pernah ditemui
sebelumnya. Agape adalah cinta spiritual dan tidak mengharapkan
balasan. Yesus, Budha dan Gandhi dikatakan memiliki cinta jenis ini.
Yang penting untuk diingat adalah cinta berubah, cinta yang dimulai dengan
pragma bisa saja berkembang menjadi ludus atau eros, hubungan yang
dibangun dengan eros bisa saja menjadi mania atau storge.
3. Hubungan keluarga
Keluarga bila didefinisikan secara tradisional mungkin akan merujuk pada
pasangan suami istri dengan anak-anak. Namun kini tidak dapat dipungkiri ada
juga orang tua tunggal yang membesarkan anaknya, pasangan yang hidup
bersama tanpa menikah atau pasangan sejenis yang tinggal bersama, yang
semuanya juga disebut sebagai keluarga. Beberapa karakteristik keluarga
antara lain : (1) adanya pembagian peran, (2) adanya tanggungjawab dan
kewajiban, (3) berbagi sejarah dan masa depan, dan (4) tinggal bersama.

6
Keluarga sendiri dapat dibagi berdasarkan beberapa cara, namun berdasarkan
konformitas (kesesuaian) dan perbincangan (coversation) maka keluarga bisa
dibagi menjadi :
a) Consensual families, memiliki konformitas dan perbincangan yang
tinggi. Keluarga ini mendorong komunikasi yang terbuka dan adanya
persetujuan.
b) Protective families, memiliki konformitas tinggi namun minim
perbincangan. Keluarga ini menekankan persetujuan dan menghindari
konflik dengan hanya sedikit komunikasi.
c) Pluralistic families, memiliki konformitas rendah namun perbincangan
tinggi. Keluarga ini mendorong anggota keluarga untuk
mengungkapkan perbedaan tingkah laku dan pemikiran melalui
komunikasi terbuka.
d) Laissez-faire families, memiliki konformitas dan perbincangan yang
rendah. Keluarga ini menghindari interaksi dan komunikasi, menjaga
privasi dan mendorong perilaku lakukan semaumu.
4. Hubungan kerja
Lingkungan kerja memungkinkan segala jenis komunikasi bisa terjadi, dan
pada akhirnya segala jenis hubungan pun bisa terlihat. Hal ini tentu tidak
terlepas dari budaya yang berlaku dimana terdapat ritual, norma dan aturan
dalam berkomunikasi. Komunikasi dalam lingkungan kerja bisa dibagi
menjadi beberapa jenis :
a) Lateral communication, penyampaian pesan antar rekan yang setara,
misalnya manajer dengan manajer atau dua orang profesor di sebuah
universitas.
b) Upward communication, pesan disampaikan dari level bawah kepada
level yang lebih tinggi. Komunikasi ini biasanya berisi laporan,
penyampaian masalah, ide, saran untuk perubahan dan hal-hal lain yang
berhubungan dengan pekerjaan.
c) Downward communication, pesan disampaikan dari level yang lebih
tinggi ke level yang lebih rendah. Biasanya berisi perintah, penjelasan,
dan persetujuan.

7
d) Grapevine messages, pesan komunikasi yang penyalurannya tidak
mengikuti bentuk formal yang ada dalam organisasi. Biasanya pesan
berisi hal-hal yang bersifat personal atau isu-isu.

C. MENGAPA MELAKUKAN HUBUNGAN ANTAR PRIBADI


Kontak atau hubungan antar sesama manusia sangatlah penting. Begitu
pentingnya kontak ini sehingga bila manusia tidak berhubungan dengan orang lain
dalam waktu yang lama, rasa tertekan akan muncul, begitupun rasa ragu terhadap diri
sendiri, dan orang akan sulit menjalani kehidupan sehari-harinya. Desmond Morris
dalam Intimate Behavior (dalam DeVito, 1997) mencatat bahwa kontak dengan orang
lain begitu pentingnya sehingga kultur kita telah membentuk segala macam substitusi
untuk menggantikan ketiadaan hubungan ini. Orang seringkali mengunjungi
profesional seperti dokter, perawat dan pemijat bukan karena sakit fisik melainkan
karena kebutuhan akan kontak.
Setiap hubungan bersifat unik, begitupun manusia membina hubungan karena
alasan-alasan yang unik. DeVito (1997) mengungkapkan setidaknya ada 4 alasan
umum untuk pengembangan hubungan :
1. Mengurangi kesepian
Adakalanya manusia mengalami kesepian karena secara fisik memang sendirian,
sementara itu kesepian bisa saja terjadi meskipun seseorang bersama orang lain,
namun tetap ada kebutuhan yang terpenuhi akan kontak yang dekat, kadang
secara fisik, terkadang secara emosional, dan lebih sering kedua-duanya. Dalam
upaya mengurangi kesepian, seseorang mencoba memiliki banyak kenalan.
Terkadang hal ini membantu, tetapi seringkali malah membuat rasa sepi makin
parah. Satu hubungan yang dekat biasanya malah lebih baik.
2. Mendapatkan rangsangan (stimulasi)
Manusia membutuhkan stimulasi, jika tidak menerima stimulasi manusia
mengalami kemunduran dan bisa mati. Kontak antar manusia merupakan salah
satu cara terbaik untuk mendapatkan stimulasi. Manusia merupakan gabungan
dari banyak dimensi berbeda-beda dan dalam semua dimensi kita membutuhkan
stimulasi. Manusia adalah mahluk intelektual oleh karenanya membutuhkan
stimulasi intelektual. Manusia membicarakan gagasan, mengikuti seminar, dan
berdebat di dalam kelas untuk mengasah kemampuan penalaran, analitik dan
interpretasi. Manusia juga merupakan mahluk fisik yang membutuhkan

8
stimulasi fisik seperti membelai-dibelai dan memeluk-dipeluk. Manusia pun
membutuhkan stimulasi emosional seperti tertawa, menangis, membutuhkan
harapan, kejutan serta mengalami kehangatan dan afeksi.
3. Mendapatkan pengetahuan diri (self-knowledge)
Pengetahuan tentang diri sebagian besar diperoleh dari kontak dengan orang
lain, seperti yang tertuang dalam bahasan mengenai konsep diri dimana persepsi
diri sangat dipengaruhi oleh apa yang diyakini individu dipikirkan orang lain
tentang dirinya.
4. Memaksimalkan kesenangan, meminimalkan penderitaan
Kita perlu berbagi rasa dengan orang lain mengenai nasib baik, penderitaan
emosi dan fisik kita. Bila dulu saat kecil seorang anak berlari mendapati ibunya
untuk mengecup lukanya atau berbagi kebahagiaan bersama, maka saat dewasa
manusia mencari kawan-kawan yang bisa memberikan dukungan yang sama
seperti yang dilakukan seorang ibu saat kecil.
Floyd (2011) menyebutkan terdapat manfaat yang diperoleh dari hubungan
antar manusia (hubungan sosial), antara lain :
1. Manfaat emosional
Terdapat setidaknya dua manfaat emosional dari hubungan sosial : (1)
dukungan emosional, ketika seorang individu mengalami krisis atau hari yang
buruk, teman dapat memberikan kenyaman dan empati sehingga bisa melalui
krisis tersebut, (2) kegembiraan, manusia menikmati interaksi dengan teman
atau sahabat karena menciptakan kegembiraan dan rasa santai karena hiburan
yang diberikan oleh teman.
2. Manfaat material
Hubungan sosial pun memberikan manfaat memenuhi kebutuhan material
seperti kebutuhan akan uang, makanan, tempat tinggal dan transportasi. Seorang
individu akan berani meminta hal tersebut hanya pada orang yang dianggap
dekat, begitupun individu akan cenderung menawarkan hal seperti itu pada
orang dekat dibandingkan dengan orang asing atau orang tidak terlalu dikenal.
3. Manfaat kesehatan
Sebuah studi mengungkapkan bahwa orang dengan relasi sosial yang kuat, dua
kali lebih mampu bertahan setelah mengalami serangan jantung bila
dibandingkan dengan orang yang tidak memiliki realasi sosial yang kuat. Selain
itu dari 60 penelitian yang sudah dipublikasikan, sosiolog James House

9
menyimpulkan bahwa kurangnya hubungan sosial yang kuat dan positif
menimbulkan resiko besar terjadinya kematian dini akibat rokok, obesitas dan
darah tinggi. Paling tidak ada dua alasan mengapa memiliki hubungan membuat
manusia tetap sehat, (1) kebahagiaan dan rasa santai yang timbul dari
pertemanan membuat manusia terhindar dari dampak negatif stres. Stress akibat
tekanan sehari-hari dapat berakibat pada gangguan fisik seperti gangguan tidur,
berat badan meningkat, resiko serangan jantung, stroke dan depresi. (2) teman
dapat menjaga kesehatan dan kesejahteraan sahabatnya, misalnya dengan cara
mengingatkan bila temannya memiliki pola hidup tak sehat, mengingatkan
pemeriksaan kesehatan bila diperlukan dan berolahraga bersama untuk menjaga
berat badan.

D. KOMUNIKASI DALAM MEMBANGUN DAN MENGAKHIRI HUBUNGAN


Komunikasi merupakan sumber hidup dari sebuah hubungan, tanpa
komunikasi maka hubungan tidak akan ada. Begitu pun komunikasi efektif akan
menghasilkan hubungan yang efektif. Komunikasi efektif akan menciptakan hubungan
yang produktif, memuaskan, suportif, terbuka, jujur dan karakteristik lain yang
diinginkan dari sebuah hubungan.
Banyak peneliti yang fokus pada komunikasi antar pribadi secara tatap muka,
saling terlibat dan intim. Yang perlu diingat adalah pesan komunikasi antar pribadi
dapat disampaikan melalui media-media komunikasi karena sudah terbukti banyak
hubungan yang dimulai secara online. Kontak secara online sangat mudah dijaga
bahkan ketika rekan berada sangat jauh secara geografis.
Berikut ini adalah beberapa cara yang dilakukan orang untuk membangun dan
menjaga hubungan antarpribadinya (DeVito, :
1. Bersikap baik
Peneliti menyebut ini dengan prosocial behavior, dimana individu bisa
bersikap sopan, riang, bersahabat, menghindari kritik, dan tak masalah bi;a
harus berkorban. Bersikap baik juga termasuk rencana masa depan bersama
seperti liburan bersama atau membeli rumah.
2. Berkomunikasi.
Terkadang komunikasi ringan seperti apa kabar melalui kartu atau pesan
singkat, dianggap tidak penting namun justru bisa mempertahankan kontak,

10
juga termasuk berbicara mengenai kejujuran dan keterbukaan serta berbagi
perasaan bersama.
3. Terbuka.
Individu terikat dalam diskusi langsung dan mendengarkan rekannya berbicara,
juga termasuk memberi saran dan menyampaikan rasa empati.
4. Memberi jaminan.
Individu memastikan bahwa orang lain penting dalam sebuah hubungan
misalnya memberikan rasa nyaman, mengutamakan rekan dan
mengekspresikan sayang.
5. Berbagi kegiatan bersama
Individu menghabiskan waktu dengan teman-teman atau keluarga seperti
bermain bola, mengunjungi teman, melakukan hal-hal tertentu secara
berpasangan atau terkadang hanya sekedar bersama dan berbincang, atau
melakukan acara seremonial seperti merayakan ulang tahun kelahiran dan
pernikahan.
Selain membangun hubungan, komunikasi yang dilakukan saat buruknya
sebuah hubungan dengan pola dan strategi perpisahan (DeVito, 2013), namun pola ini
pun bisa menjadi penyebab, antara lain :
1. Pola komunikasi (communication pattern), ini dilakukan sebagai respon ketika
individu merasa hubungannya bermasalah. Beberapa pola komunikasi yang
biasa dilakukan untuk mengakhiri hubungan : (1) menarik diri, dimana individu
menjaga jarak disertai tanda-tanda nonverbal seperti berkurangnya kontak
mata, berkurangnya sentuhan, tidak mengenakan barang-barang yang identik
dengan pasangan seperti gelang, kalung dan cincin. Menarik diri berarti
keinginan untuk berbicara serta mendengarkan menurun, obrolan ringan pun
hanya digunakan untuk menghindari konfrontasi dan bukan untuk memulai
percakapan serius, (2) menolak membuka diri, ketika hubungan bermasalah
individu enggan membuka diri karena menganggap tidak akan diterima,
pasangan tidak bisa lagi dipercaya atau tidak lagi memberi dukungan, (3)
menipu, terkadang hal ini dilakukan sebagai upaya menghindari konfrontasi
atau untuk menutupi rasa malu, (4) pesan positif dan negatif, terjadi
peningkatan pesan negatif dan penurunan pesan positif. Hal yang sebelumnya
bisa ditolerir, lama kelamaan menjadi tidak bisa diterima, termasuk basa-basi
atau kesopanan dalam berbicara ikut berubah.

11
2. Strategi untuk berpisah (strategies of disengagement), fokus pada strategi yang
dilakukan individu untuk mengakhiri sebuah hubungan. Individu membutuhkan
strategi untuk keluar dari hubungan yang tidak lagi memuaskan. Namun yang
penting untuk diingat bahwa jenis strategi ditentukan oleh tujuan yang ingin
dicapai : (1) menggunakan nada positif, untuk menjaga hubungan dan
mengungkapkan perasaan positif pada rekan, seperti : saya sangat peduli
padamu, namun saya tidak siap untuk hubungan yang terlalu intens, (2)
manajemen identitas negatif, untuk menyalahkan orang lain atas perpisahan dan
membebaskan diri dari tudingan penyebab perpisahan, seperti : saya sudah
tidak tahan dengan sifat cemburu dan posesifmu lagi, (3) justifikasi
(pembenaran), mencari alasan untuk perpisahan, seperti alasan akan
melanjutkan pendidikan, (4) de-eskalasi, mengurangi intensitas hubungan
misalnya tidak mengangkat telepon atau mengurangi waktu yang dihabiskan
bersama.

12
PENUTUP

Hubungan antar pribadi adalah hasil dari komunikasi antar pribadi yang dilakukan
individu dengan individu lain. Hubungan antar pribadi merupakan sebuah hubungan timbal
balik yang saling mempengaruhi dan bisa dilihat sebagai suatu sistem maupun suatu
proses. Berdasarkan jenisnya, hubungan antar pribadi bisa dibagi menjadi : hubungan
pertemanan, hubungan cinta, hubungan keluarga dan hubungan kerja. Setiap jenis
hubungan memiliki karakteristik yang berbeda, begitupun dengan bentuk komunikasi antar
pribadi di dalamnya.
Membangun hubungan antar pribadi menjadi hal mutlak dalam kehidupan manusia,
karena ternyata hubungan antar pribadi memiliki sejumlah manfaat, antara lain
mengurangi kesepian, mendapatkan rangsangan, mendapatkan pengetahuan diri, dan
meminimalkan penderitaan serta memaksimalkan kesenangan. Dengan membina
hubungan, seorang individu dapat berbagi banyak hal termasuk yang paling pribadi,
melakukan kegiatan bersama, mendapatkan dukungan emosional dan bahkan masukan saat
menghadapi masalah.
Komunikasi menjadi nyawa dalam sebuah hubungan. Komunikasi yang efektif
akan menciptakan hubungan antar pribadi yang juga efektif. Komunikasi pun menjadi
kunci apakah sebuah hubungan bisa dibangun dan dipertahankan atau justru menjadi retak
dan berakhir dengan perpisahan. Terdapat beberapa strategi yang bisa digunakan untuk
memelihara sebuah hubungan, dan di sisi lain juga untuk mengakhiri sebuah hubungan.
Namun yang terpenting, kemampuan komunikasi antar pribadi memegang peranan sangat
penting dalam membina suatu hubungan yang efektif dan memuaskan.

13
DAFTAR REFERENSI

Beebe, Steven A, Susan J. Beebe, Mark V. Redmond. 2005. Interpersonal Communication


: Relating to Others Fourth Edition. Boston : Pearson Education, Inc.

DeVito, Joseph A. 1997. Komunikasi Antarmanusia Edisi Kelima. Jakarta : Professional


Books

_________________, 2013. The Interpersonal Communication Book 13th Ed. Boston :


Pearson Education, Inc.

Floyd, Kory. 2011. Interpersonal Communication 2nd Ed. New York : McGraw-Hill

14

Anda mungkin juga menyukai