Anda di halaman 1dari 23

HUBUNGAN ROMANTISME DALAM

KOMUNIKASI ANTAR PRIBADI

OLEH:
DEVIRA NELSON
NIM : 12112200077

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN


INSTITUT AGAMA ISLAM ABDULLAH SAID
TAHUN 2022/202
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI............................................................................................................1

BAB I

PENDAHULUAN...................................................................................................2
A. Latar Belakang Masalah........................................................................2
B. Rumusan Masalah.................................................................................3
C. Tujuan Masalah.....................................................................................4

BAB II

PEMBAHASAN......................................................................................................5
A. Hubungan Persahabatan dan Romantisme............................................5
B. Hubungan Persahabatan........................................................................6
C. Hubungan Romantisme.......................................................................13
D. Tahap Perkembangan Hubungan Romantisme...................................14
E. Komunikasi Dalam Membangun Dan Mengakhiri Hubungan...........17

PENUTUP..............................................................................................................21
A. Kesimpulan...........................................................................................21
B. Saran......................................................................................................21

DAFTAR PUSTAKA............................................................................................22

1
2

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Seorang ahli komunikasi Mac Parks dalam bukunya berjudul Personal


Relationships and Personal Networks (2007) menulis “we humans are social
animals down to our very cells. Nature did not make us noble loners”. Pernyataan
ini bisa dikatakan benar, karena para peneliti pun sudah membuktikan bahwa
motivasi manusia untuk membina hubungan lebih kepada faktor yang dibawa
sejak lahir daripada dipelajari.

Ini berarti membangun sebuah hubungan dengan orang lain merupakan


bagian tidak terpisahkan dari kehidupan manusia. Bisa dibayangkan bagaimana
hidup tanpa teman, keluarga dan kekasih. Semuanya merupakan hal penting
dalam kehidupan dan memberikan kontribusi yang signifikan terhadap diri
seorang individu. Terkadang seseorang mencari teman untuk dukungan
emosional, ingin berbagi hal-hal yang menyenangkan atau saat membutuhkan
masukan bagi masalah yang sedang dihadapi.

Kebutuhan akan keberadaan orang lain melalui hubungan-hubungan mutlak


diperlukan. Hubungan antar pribadi tercipta melalui komunikasi antar pribadi,
dengan kata lain hubungan antar pribadi merupakan hasil dari komunikasi antar
pribadi. Semakin baik komunikasi antar pribadi, semakin baik pula hubungan
antar pribadi yang terbina. Namun demikian setiap hubungan unik sekaligus
kompleks karena dipengaruhi oleh banyak faktor. Prinsip-prinsip yang bisa
diterapkan pada suatu hubungan, belum tentu tepat digunakan pada hubungan
yang lain.

Hubungan antar pribadi pun selalu berubah dan tidak tetap. Hubungan yang
mulanya baik bisa saja berakhir dengan penuh masalah atau sebaliknya.
3

Kemampuan komunikasi antar pribadi pun turut menentukan bagaimana sebuah


hubungan bisa bertahan atau tidak. Makalah ini akan membahas hubungan antar
pribadi, jenis, manfaat, serta bagaimana komunikasi berperan dalam membangun
atau mengakhiri sebuah hubungan

. Romantisme adalah hubungan romatisme antar dua individu yang menjalin


hubungan asmara, dapat dikatakan alur cerita yang dihadirkan menjadi standart
romantisme. Tidak hanya dalam bentuk hubungan romantis antar-individu dalam
pasangan, namun juga dapat diproyeksikan dalam hubungan ibu dan anak, ayah
dan anak, 2 individu dalam berteman.

Komunikasi merupakan cara manusia untuk berinteraksi antara satu dengan


yang lainnya, sehingga dapat dikatakan bahwa komunikasi adalah kemampuan
mendasar yang harus dimiliki oleh manusia untuk dapat berinteraksi dengan baik
dengan manusia lain. Dalam berkomunikasi, manusia dapat bertukar pikiran,
memberikan umpan balik, berinteraksi, serta berbagi ide lainnya. Komunikasi
dapat dilakukan dengan sedikitnya dua orang yang saling berinteraksi, tentu dalam
proses komunikasi dapat terjadi jika ada tambahan orang di dalamnya, bisa
bertambah satu atau lebih. Dalam proses interaksi tersebut akan terjadi pertukaran
informasi antara komunikator (pemberi pesan) dan komunikan (penerima pesan),
tentu peran ini dapat berganti posisi dalam sekali terjadi interaksi. Tentu dalam
interaksi tersebut diharapkan adanya umpan balik atau feedback agar kedua belah
pihak yakin mengenai ketersampaian pesan yang telah disampaikan.

B. Rumusan
Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah
diuraikan, maka diidentifikasikan Perkembangan Moral Remaja :

a. Apa itu hubungan romantisme?


b. apa yang dimaksud dengan persahabatan?
c. Apa tahap perkembangan hubungan romantisme?
4

C. Tujuan
Masalah
Tujuan penulisan makalah ini adalah :

1. Mengetahui dan memahami Hubungan romantisme dalam


komunikasi antar pribadi.
2. Mengetahui Teori-Teori perkembangan hubungan romantisme
3. Mengetahui Foktor-faktor yang mempengaruhi persahabatan
BAB II
PEMBAHASAN

A. Hubungan Persahabatan dan Romantisme

Sebuah hubungan bisa tercipta oleh karena keadaan ataupun karena


pilihan. Hubungan karena keadaan berarti seorang individu tidak bisa memilih
namun murni karena kehidupannya bersinggungan dengan hidup orang lain dalam
beberapa kesempatan (Beebe, 2005), misalnya hubungan dengan anggota
keluarga, guru, teman sekelas dan rekan kerja.

Sementara hubungan berdasarkan pilihan adalah hubungan yang dicari


atau dengan sengaja dibangun antara lain dengan sahabat, kekasih, dan 4 suami /
istri. Namun demikian penggolongan ini tidaklah mutlak. Hubungan karena
keadaan pun bisa saja menjadi hubungan karena pilihan, misalnya saudara laki-
laki juga bisa menjadi teman baik.

Seorang individu pun bertindak dan berkomunikasi secara berbeda pada


dua tipe hubungan di atas, komunikasi yang sama pada jenis hubungan yang
berbeda pun bisa menghasilkan efek yang berbeda, misalnya ketika seorang
individu bertindak tidak menyenangkan, sahabatnya mungkin akan menjauhi atau
memutuskan hubungan, namun keluarga akan tetap menjadi keluarga walaupun
tindakan tersebut membuat anggota keluarga tidak terlalu menyukainya.

Salah satu aspek paling signifikan dari sebuah hubungan adalah tingkat
keintiman. Beberapa kualitas yang seringkali identik dengan keintiman adalah :
kedekatan, berbagi perasaan dan pemikiran paling pribadi, ikatan emosional,
dukungan tanpa syarat, keterbukaan dan kejujuran, rasa sayang dan kehangatan,
saling menghargai dan rasa percaya.

Sebuah hubungan yang intim juga memberikan informasi mengenai diri


sendiri dan meningkatkan rasa percaya diri. Semakin intim sebuah hubungan
semakin seorang individu tergantung pada yang lain dalam penerimaan dan
pembentukan citra diri. Hubungan yang intim bisa terbangun bermula dari daya
5
6

tarik antar pribadi (interpersonal attraction) yang diartikan sebagai derajat seorang
individu ingin membentuk dan membina sebuah hubungan.

Daya tarik berada pada tahap awal pembangunan sebuah hubungan,


namun daya tarik bisa bersifat jangka pendek maupun dibina untuk jangka
panjang. Beberapa elemen yang mempengaruhi timbulnya rasa tertarik : (1) daya
tarik fisik, (2) kredibilitas, kompetensi dan karisma, (3) kedekatan, (4) kesamaan,
dan (5) pelengkap kebutuhan.

B. Hubungan Persahabatan

1. Pengertian Persahabatan

Mussen dkk (dalam Nashori, 2008) persahabatan adalah


hubungan pribadi yang menyangkut keseluruhan pribadi berdasarkan
kepercayaan yang mendalam dengan saling membagikan sesuatu,
menerima sesuatu dan merupakan kesempatan untuk memperluas diri.
Sahabat merupakan pribadi di mana kita dapat mengungkapkan
perasaan-perasaan subjektif, emosional, bahkan mungkin konyol.
Sahabat kita adalah tempat kita berkatarsis (mengeluarkan uneg-uneg).

King (2010) persahabatan merupakan hubungan yang dibangun


oleh manusia, bukan alam. Hubungan sosial, seperti persahabatan
merupakan hal penting untuk kesehatan dan kesajahteraan sepanjang
hidup kita. Para peneliti telah menemukan bahwa hubungan sosial “atas
pilihan” seperti persahabatan kita memilih bersahabat bukan karena
harus melainkan karena kita ingin bersahabat merupakan hal yang
penting bagi kesejahteraan. Sahabat merupakan bagian penting
kehidupan karena sahabat ada untuk kita, memberikan kita saran,

tempat untuk menumpahkan perasaan dan kadangkala


menyadarkan kita pada realita.
7

Sullivan (dalam Santrock, 2003) mengatakan bahwa persahabatan


dapat meningkatkan harga diri remaja. Sahabat bagi remaja dianggap
sebagai orang kepercayaan yang penting, yang menolong remaja
melewati berbagai situasi yang menjengkelkan (seperti kesulitan
dengan orang tua dan putus pada hubungan romantis) dengan
menyediakan dukungan emosi, nasihat, serta memberikan informasi.
Sahabat juga memberikan perlindungan bagi remaja dari kemungkinan
kejahatan teman sebaya lainnya. Sahabat (friends) adalah sekumpulan
kawan yang terlibat dalam kebersamaan, saling mendukung, dan
memiliki keakraban (Santrock, 2007).
Dariyo (2004) persahabatan merupakan hubungan emosional
antara individu yang ditandai dengan keakraban, saling percaya,
menerima satu dengan yang lain, mau berbagi perasaan dan pemikiran,
pengalaman serta melakukan aktivitas bersama. Sedangkan menurut
Santrock (2007) persahabatan adalah sekumpulan kawan yang terlibat
dalam kebersamaan, saling mendukung, dan memiliki keakraban.
Persahabatan atau pertemanan adalah istilah yang menggambarkan
perilaku kerja sama dan saling mendukung antara dua individu. Dalam
istilah persahabatan menggambarkan suatu hubungan yang melibatkan
pengetahuan, penghargaan, dan afeksi (Hadipranoto,2012).
Sebuah Persahabatandengan kualitas yang tinggi ditandai dengan
tingginya tingkat perilaku tolong menolong, keakraban dan perilaku
positif lainnya, serta rendahnya tingkat konflik, persaingan dan perilaku
negatif lainnya. penelitian terbaru menunjukkan bahwa kualitas
persahabatan mempengaruhi keberhasilan dalam interaksi sosial dan
teman sebaya. kualitas persahabatan juga memiliki pengaruh langsung
dalam mepengaruhi sikap dan perilaku karena dengan kualitas
persahabatan yang tinggi dapat mengurangi rassa malu serta isolasi diri
(Berndt, 2002)
Persahabatan, seorang akan memperoleh teman untuk bergaul,
sehingga akan dapat mengembangkan keterampilan sosial, konsep diri,
8

harga diri dan akan memperoleh dukungan emosional saat menghadapi


permasa-lahan (Lestari, 2012).
Collins dan Sprinthall (1995) menyatakan persahabatan adalah
hubungan dekat antar individu yang saling mengenal satu sama lain dan
saling menghargai. Dengan demikian persahabatan sangat besar artinya
terutama dalam kehidupan remaja. Karena individu merasa diakui dan
dibutuhkan oleh sahabatnya serta diterima oleh lingkungannya,
sehingga menumbuhkan rasa percaya diri pada individu tersebut.
Menurut Ahmadi (2009) persahabatan merupakan konsep sosial
yang murni. Persahabatan menuntut pemeliharaan dalam senua
interaksinya. Dua orang atau lebih yang semula berhubungan sebagai
teman biasa berkembang menjadi persahabatan karena adanya
persamaan. persamaan ini dapat berupa persamaan kesenangan atau
hobby, berpikir, keinginan, atau cita cita, nasib, dan sebagainya.

2. Aspek-aspek Persahabatan

Menurut Parker dan Asher (dalam Angelina, 2010) terdapat enam


aspek kualitas persahabatan, yaitu :
a. Dukungan dan kepedulian (validation and caring) adalah sejauh
mana hubungan ditandai dengan kepedulian, dukungan dan minat.
b. Pertemanan dan rekreasi (companionship and recreation) adalah
sejauh mana menghabiskan waktu bersama dengan teman-teman
baik di dalam maupun di luar lingkungan akademik atau kerja.
c. Bantuan dan bimbingan (help and guidance) adalah sejauh mana
teman-teman berusaha membantu satu sama lain dalam menghadapi
tugas-tugas rutin dan menantang.
d. Pertukaran yang akrab (intimate change) adalah sejauh mana
hubungan ditandai dengan pengungkapan informasi pribadi dan
perasaan.
e. Konflik dan penghianatan (conflict and betrayal) adalah sejauh
mana hubungan ditandai dengan argumen, perselisihan, rasa kesal,
9

dan ketidakpercayaan.
f. Pemecahan masalah (conflict resolution) adalah sejauh mana
perselisihan dalam hubungan diselesaikan secara efisien dan baik
3. Faktor - Faktor Pembentuk Persahabatan
pembentukan persahabatan, yaitu :
g. Kemiripan Kemiripan atau kesamaan
yang dapat mempererat hubungan antar pribadi adalah dalam
hal pandangan atau sikap. Persamaan juga sebagai ikatan
ketertarikan pada hubungan yang akrab.
h. Saling Menilai Positif
Kemudian yang memperkuat hubungan antar pribadi adalah
saling menilai positif sehingga timbul perasaan atau kesan suka
sama suka antara kedua pihak. Ungkapan penilaian positif dapat
dilakukan secara non lisan, yaitu melalui gerak, perubahan wajah,
kedipan mata dan sebagainya, atau lisan.

4. Ciri-Ciri Persahabatan
Ada sejumlah ciri persahabatan menurut ahli psikologi sosial
sebagaimana ditemukan berdasarkan penelitian yang dilakukan
Tedeschi (Grinder, 1978) dan Bukowski (dalam Angelina, 2010), yaitu:
a. Kesejatian
Persahabatan merupakan hubungan yang sejati. Di dalamnya
terkandung sejumlah sifat utama seperti ketulusan, kejujuran,
kesetiaan, dapat dipercaya, dan ada kehangatan pribadi. Kesejatian
juga mengandung penerimaan tanpa syarat, menghargai perbedaan
individu, dapat mengatasi ketidaksesuaian, dan juga meliputi
kepedulian yang ditandai sikap saling memperhatikan,
menghormati, menghargai, memberi dukungan, bantuan dan
sebagainya.
b. Keterbukaan diri
hubungan itu ditadai dengan adanyaketerbukaan kedua individu
10

mengenai perasaan dan masalah pribadi masing-masing menurut


Marton (Sears dkk, 1991) keterbukaan diri merupakan kegiatan
membagi perasaan dan informasi secara intim kepada orang lain,
baik deskriptif adalah pengungkapan barbagai fakta tentang diri
kita. Pengungkapan diri secara evaluasi berarti pengungkapan
pendapat atau perasaan pribadi.
c. Kesamaan
Persahabatan juga memiliki ciri adanya kesamaan antara dua
pribadi. Kesamaan itu dapat berupa kesamaan-kesamaan
karakteristik tertentu seperti latar belakang, etnis, agama, kelas
sosial, pendidikan, usia, nilai-nilai, pendapatan hidup, sikap dan
sebagainya. Secara naluriah, setiap individu menyukai orang yang
memiliki kesamaan dengan dirinya. Kesamaan karakteristik
menjadi dasar menjadi pembentuk persahabatan
d. Kebersamaan
Kebersamaan berkaitan dengan seberapa besar frekuensi
kebersamaan yang dijalani oleh kedua belah pihak dalam mengisi
waktu luangnya, seseorang cenderung memilih teman dekatnya
untuk menikmati dan menghabiskan waktu bersama-sama.

5. Fungsi Persahabatan
1. terhindar dari alienation (perasaan terasing dari
lingkungan sosialnya). Boleh jadi mereka berada diantara
banyak orang. Persahabatan akan menghindarkan individu
dari alienation. Dampak dari alienation ini adalah perasaan
tidak mendapat topangan dari lingkungannya. Sebagai
manusia sosial, setiap pribadi membutuhkan topongan
hidup. Bisa dari tuhan, dari keluarganya, dan tidak kalah
penting adalah para sahabat.
2. Dukungan emosi, Semakin banyak sahabat dan semakin
dekat hubungan antarsahabat makin besar pula topangan
11

hidup yang kita peroleh dari mereka. Kepada sahabat kita


dapat membuka diri (self disclosure) kita. Pengalaman
kita, perasaan kita, kritik, kegelisaan kita, dapat kita
ceritakan secara bebas pada mereka.
3. Pengembangan kepribadian, Sahabat membantu seseorang
lebih jujur dalam memandang diri. Sahabat dapat
berfungsi sebagai cermin agar seseorang dapat menilai
dirinya secara objektif dan selanjutnya sahabat akan
memberi dorongan untuk mencoba cara-cara baru yang
disertai pula dengan usaha untuk mengerahkannya.
sosialnya. Sahabat dapat memberi petunjuk, informasi dan
bahkan memberikan cotoh. Melalui sahabat, seseorang
belajar keterampilan sosial yang penting dalam hidup.
6. Jenis Hubungan Antar Pribadi
DeVito (2013) menggambarkan ada beberapa jenis hubungan antar
pribadi secara spesifik :
1. Hubungan pertemanan Hubungan pertemanan adalah hubungan antar
pribadi diantara dua orang yang saling bergantung, produktif dan
ditandai dengan hal positif bersama. Banyak peneliti mendefinisikan
pertemanan sebagai hubungan sukarela, hubungan berdasarkan pilihan.
2. Hubungan cinta Cinta merupakan perasaan yang ditandai dengan
kedekatan, kepedulian, keintiman, hasrat dan komitmen. Hubungan cinta
adalah hubungan antar pribadi yang dibangun, dipertahankan dan
terkadang dihancurkan melalui komunikasi.
Setidaknya ada 6 tipe hubungan cinta :
a) Eros (beauty and sexuality), fokus pada kecantikan dan daya
tarik fisik, bahkan bisa saja mengesampingkan kualitas yang
mungkin lebih penting dan lebih tahan lama.
b) Ludus (entertainment and excitement), menempatkan cinta
sebagai permainan yang menyenangkan, bukan untuk disikapi
12

terlalu serius, hasrat akan ditahan sehingga tidak sampai lepas


kendali.
c) Storge (peaceful and slow), cinta yang tidak memiliki gairah dan
intensitas. Pencinta storge tidaklah bertujuan menemukan kekasih
melainkan membangun hubungan dengan siapa mereka bisa
berbagi ketertarikan dan aktivitas. Perubahan dalam cinta jenis ini
berlangsung lambat dan bertahap, termasuk dalam hal seks yang
datang terlambat dan akhirnya menjadi hal yang tidak penting.
d) Pragma (practical and traditional), cinta pragma adalah cinta
yang praktis dan mencari hubungan yang akan berjalan baik,
mencari kecocokan dan hubungan dimana kebutuhan serta hasrat
terpuaskan.
e) Mania (elation and depression), memiliki ekstrim tertinggi dan
terendah. Pencinta model ini mencintai dengan intens namun juga
disertai kekhawatiran akan hilangnya cinta tersebut. Ketakutan
akhirnya membuat individu tidak memperoleh kesenangan dari
hubungannya, dengan sedikit provokasi mungkin akan timbul rasa
cemburu ekstrim. Cinta mania ini obsesif dan harus memiliki sang
kekasih sepenuhnya.
f) Agape (compessionate and selfless), adalah cinta penuh kasih,
tanpa ego, memberi diri, bahkan bisa mencintai orang yang belum
pernah ditemui sebelumnya. Agape adalah cinta spiritual dan tidak
mengharapkan balasan.
3. Hubungan kerja Lingkungan kerja memungkinkan segala jenis
komunikasi bisa terjadi, dan pada akhirnya segala jenis hubungan pun bisa
terlihat. Hal ini tentu tidak terlepas dari budaya yang berlaku dimana
terdapat ritual, norma dan aturan dalam berkomunikasi. Komunikasi dalam
lingkungan kerja bisa dibagi menjadi beberapa jenis :
a) Lateral communication, penyampaian pesan antar rekan yang
setara, misalnya manajer dengan manajer atau dua orang profesor
di sebuah universitas.
13

b) Upward communication, pesan disampaikan dari level bawah


kepada level yang lebih tinggi. Komunikasi ini biasanya berisi
laporan, penyampaian masalah, ide, saran untuk perubahan dan
hal-hal lain yang berhubungan dengan pekerjaan.
c) Downward communication, pesan disampaikan dari level yang
lebih tinggi ke level yang lebih rendah. Biasanya berisi perintah,
penjelasan, dan persetujuan.
d) Grapevine messages, pesan komunikasi yang penyalurannya
tidak mengikuti bentuk formal yang ada dalam organisasi.
Biasanya pesan berisi hal-hal yang bersifat personal atau isu-isu.

C. Hubungan Romantisme

Hubungan romantisme (committed romantic relationship) dalam Julia T.


Woods (2014) adalah “hubungan antara individu yang menganggap bahwa
mereka akan menjadi bagian utama dan berkelanjutan dari kehidupan masing-
masing.”. Sehingga, pasangan yang menjalin hubungan romantis adalah dua orang
yang saling mengakui, menganggap, satu sama lain sebagai pasangan romantis
yang akan menjadi bagian utama dan berkelanjutan dari kehidupan satu sama lain.

Yang membedakan antara hubungan keluarga, pertemanan dan hubungan


romantis adalah, hubungan romantis melibatkan kemesraan dan perasaan seksual
yang biasanya tidak dimiliki oleh hubungan dengan teman maupun hubungan
antar anggota keluarga (Woods, 2014). Satu hal lagi yang membedakan antara
hubungan keluarga, pertemanan dan hubungan romantis adalah hubungan
romantis dianggap sebagai hubungan utama dan abadi bagi kedua individu ini
(Woods, 2014).

Sebelum dua orang menjadi pasangan yang saling mengakui satu sama
lain. Terdapat tahapan yang dilalui oleh dua orang ini dalam hubungan mereka.
Mongeau dan Henningsen (2008) dalam Woods (2014) menyatakan bahwa
romantic relationship melibatkan tiga tahapan dasar yaitu Growth, Navigation,
14

dan Deterioration. Namun dalam penelitian ini secara spesifik akan meneliti
mengenai tahapan Growth dalam hubungan romantis.

Tahapan Growth dalam Woods (2014) menyatakan bahwa di tahapan ini


masing-masing individual mempunyai kebutuhan, tujuan, yang mungkin berbeda
dan akan mempengaruhi apa yang mereka lihat atau harapkan dalam sebuah
hubungan. Lebih lanjut lagi Mikuliner & Shaver (2005), dalam Woods (2014)
mengatakan bahwa apa yang seseorang lihat dari pasangannya, atau bagaimana
seseorang memilih pasangannya dalam hubungan romantis dipengaruhi oleh
sejarah personal, identitas diri, serta attachment styles dari orang itu sendiri.

DeVito (2013) menyatakan hubungan romantis diciptakan, dijaga


keberlangsungannya, bahkan dihancurkan sebagian besar dikarenakan oleh
komunikasi interpersonal. Komunikasi interpersonal menurut DeVito (2013)
menentukan kesuksesan, dan kebahagiaan seseorang dalam berbagai aspek
kehidupan, baik itu dalam berkarir, hubungan percintaan, maupun dalam
hubungan berkeluarga.

Pengertian dari komunikasi interpersonal sendiri menurut DeVito (2013)


adalah interaksi verbal dan nonverbal antara dua (atau kadang-kadang lebih dari
dua) orang yang saling bergantung (interdependen). Interdependen atau saling
bergantung disini maksudnya adalah tindakan satu orang memiliki konsekuensi
untuk orang lain. Sifat komunikasi interpersonal yang saling bergantung ini
menyebabkan komunikasi interpersonal merupakan hal yang tidak dapat dihindari
dan pada dasarnya sangat penting dalam kehidupan. Setiap kali manusia
melakukan komunikasi, mereka bukan hanya saja menyampaikan isi pesan,
namun juga menentukan kadar hubungan interpersonal diantara orang yang
terlibat komunikasi tersebut (Rakhmat, 2012). Pandangan tersebut telah
dikemukakan Ruesch dan Bateson (1951)

D. Tahap Perkembangan Hubungan


Romantisme
15

Kontak atau hubungan antar sesama manusia sangatlah penting. Begitu


pentingnya kontak ini sehingga bila manusia tidak berhubungan dengan orang lain
dalam waktu yang lama, rasa tertekan akan muncul, begitupun rasa ragu terhadap
diri sendiri, dan orang akan sulit menjalani kehidupan sehari-harinya.

Desmond Morris dalam Intimate Behavior (dalam DeVito, 1997) mencatat


bahwa kontak dengan orang lain begitu pentingnya sehingga kultur kita telah
membentuk segala macam substitusi untuk menggantikan ketiadaan hubungan ini.

Orang seringkali mengunjungi profesional seperti dokter, perawat dan pemijat


bukan karena sakit fisik melainkan karena kebutuhan akan kontak. Setiap
hubungan bersifat unik, begitupun manusia membina hubungan karena alasan-
alasan yang unik. DeVito (1997) mengungkapkan setidaknya ada 4 alasan umum
untuk pengembangan hubungan :

1. Mengurangi kesepian Adakalanya manusia mengalami kesepian karena


secara fisik memang sendirian, sementara itu kesepian bisa saja terjadi
meskipun seseorang bersama orang lain, namun tetap ada kebutuhan yang
terpenuhi akan kontak yang dekat, kadang secara fisik, terkadang secara
emosional, dan lebih sering kedua-duanya. Dalam upaya mengurangi
kesepian, seseorang mencoba memiliki banyak kenalan. Terkadang hal ini
membantu, tetapi seringkali malah membuat rasa sepi makin parah. Satu
hubungan yang dekat biasanya malah lebih baik.

2. Mendapatkan rangsangan (stimulasi) Manusia membutuhkan stimulasi, jika


tidak menerima stimulasi manusia mengalami kemunduran dan bisa mati.
Kontak antar manusia merupakan salah satu cara terbaik untuk mendapatkan
stimulasi. Manusia merupakan gabungan dari banyak dimensi berbeda-beda
dan dalam semua dimensi kita membutuhkan stimulasi. Manusia adalah
mahluk intelektual oleh karenanya membutuhkan stimulasi intelektual.
Manusia membicarakan gagasan, mengikuti seminar, dan berdebat di dalam
kelas untuk mengasah kemampuan penalaran, analitik dan interpretasi.
Manusia juga merupakan mahluk fisik yang membutuhkan 9 stimulasi fisik
16

seperti membelai-dibelai dan memeluk-dipeluk. Manusia pun membutuhkan


stimulasi emosional seperti tertawa, menangis, membutuhkan harapan, kejutan
serta mengalami kehangatan dan afeksi.

3. Mendapatkan pengetahuan diri (self-knowledge) Pengetahuan tentang diri


sebagian besar diperoleh dari kontak dengan orang lain, seperti yang tertuang
dalam bahasan mengenai konsep diri dimana persepsi diri sangat dipengaruhi
oleh apa yang diyakini individu dipikirkan orang lain tentang dirinya.

4. Memaksimalkan kesenangan, meminimalkan penderitaan Kita perlu berbagi


rasa dengan orang lain mengenai nasib baik, penderitaan emosi dan fisik kita.
Bila dulu saat kecil seorang anak berlari mendapati ibunya untuk mengecup
lukanya atau berbagi kebahagiaan bersama, maka saat dewasa manusia
mencari kawan-kawan yang bisa memberikan dukungan yang sama seperti
yang dilakukan seorang ibu saat kecil. Floyd (2011) menyebutkan terdapat
manfaat yang diperoleh dari hubungan antar manusia (hubungan sosial),
antara lain :

1. Manfaat emosional Terdapat setidaknya dua manfaat emosional dari


hubungan sosial :

(1) dukungan emosional, ketika seorang individu mengalami krisis atau


hari yang buruk, teman dapat memberikan kenyaman dan empati sehingga
bisa melalui krisis tersebut,

(2) kegembiraan, manusia menikmati interaksi dengan teman atau sahabat


karena menciptakan kegembiraan dan rasa santai karena hiburan yang
diberikan oleh teman.

5. Manfaat material Hubungan sosial pun memberikan manfaat memenuhi


kebutuhan material seperti kebutuhan akan uang, makanan, tempat tinggal
dan transportasi. Seorang individu akan berani meminta hal tersebut hanya
pada orang yang dianggap dekat, begitupun individu akan cenderung
menawarkan hal seperti itu pada orang dekat dibandingkan dengan orang
asing atau orang tidak terlalu dikenal.
17

6. Manfaat kesehatan Sebuah studi mengungkapkan bahwa orang dengan


relasi sosial yang kuat, dua kali lebih mampu bertahan setelah mengalami
serangan jantung bila dibandingkan dengan orang yang tidak memiliki realasi
sosial yang kuat. Selain itu dari 60 penelitian yang sudah dipublikasikan,
sosiolog James House 10 menyimpulkan bahwa kurangnya hubungan sosial
yang kuat dan positif menimbulkan resiko besar terjadinya kematian dini
akibat rokok, obesitas dan darah tinggi. Paling tidak ada dua alasan mengapa
memiliki hubungan membuat manusia tetap sehat,

(1) kebahagiaan dan rasa santai yang timbul dari pertemanan


membuat manusia terhindar dari dampak negatif stres. Stress
akibat tekanan sehari-hari dapat berakibat pada gangguan fisik
seperti gangguan tidur, berat badan meningkat, resiko serangan
jantung, stroke dan depresi.

(2) teman dapat menjaga kesehatan dan kesejahteraan sahabatnya,


misalnya dengan cara mengingatkan bila temannya memiliki pola
hidup tak sehat, mengingatkan pemeriksaan kesehatan bila
diperlukan dan berolahraga bersama untuk menjaga berat badan.

E. Komunikasi Dalam Membangun Dan Mengakhiri


Hubungan
Komunikasi merupakan sumber hidup dari sebuah hubungan, tanpa
komunikasi maka hubungan tidak akan ada. Begitu pun komunikasi efektif akan
menghasilkan hubungan yang efektif. Komunikasi efektif akan menciptakan
hubungan yang produktif, memuaskan, suportif, terbuka, jujur dan karakteristik
lain yang diinginkan dari sebuah hubungan. Banyak peneliti yang fokus pada
komunikasi antar pribadi secara tatap muka, saling terlibat dan intim.

Yang perlu diingat adalah pesan komunikasi antar pribadi dapat


disampaikan melalui media-media komunikasi karena sudah terbukti banyak
hubungan yang dimulai secara online. Kontak secara online sangat mudah dijaga
bahkan ketika rekan berada sangat jauh secara geografis. Berikut ini adalah
18

beberapa cara yang dilakukan orang untuk membangun dan menjaga hubungan
antarpribadinya (DeVito, :

1. Bersikap baik Peneliti menyebut ini dengan prosocial behavior,


dimana individu bisa bersikap sopan, riang, bersahabat,
menghindari kritik, dan tak masalah bi;a harus berkorban. Bersikap
baik juga termasuk rencana masa depan bersama seperti liburan
bersama atau membeli rumah.
2. Berkomunikasi. Terkadang komunikasi ringan seperti „apa
kabar‟ melalui kartu atau pesan singkat, dianggap tidak penting
namun justru bisa mempertahankan kontak, juga termasuk
berbicara mengenai kejujuran dan keterbukaan serta berbagi
perasaan bersama. 3. Terbuka. Individu terikat dalam diskusi
langsung dan mendengarkan rekannya berbicara, juga termasuk
memberi saran dan menyampaikan rasa empati.
4. Memberi jaminan. Individu memastikan bahwa orang lain
penting dalam sebuah hubungan misalnya memberikan rasa
nyaman, mengutamakan rekan dan mengekspresikan sayang.
5. Berbagi kegiatan bersama Individu menghabiskan waktu dengan
teman-teman atau keluarga seperti bermain bola, mengunjungi
teman, melakukan hal-hal tertentu secara berpasangan atau
terkadang hanya sekedar bersama dan berbincang, atau melakukan
acara seremonial seperti merayakan ulang tahun kelahiran dan
pernikahan.
Selain membangun hubungan, komunikasi yang dilakukan saat
buruknya sebuah hubungan dengan pola dan strategi perpisahan (DeVito,
2013), namun pola ini pun bisa menjadi penyebab, antara lain :

1. Pola komunikasi (communication pattern), ini dilakukan sebagai


respon ketika individu merasa hubungannya bermasalah. Beberapa
pola komunikasi yang biasa dilakukan untuk mengakhiri hubungan
:
19

(1) menarik diri, dimana individu menjaga jarak disertai


tanda-tanda nonverbal seperti berkurangnya kontak mata,
berkurangnya sentuhan, tidak mengenakan barang-barang
yang identik dengan pasangan seperti gelang, kalung dan
cincin. Menarik diri berarti keinginan untuk berbicara serta
mendengarkan menurun, obrolan ringan pun hanya
digunakan untuk menghindari konfrontasi dan bukan untuk
memulai percakapan serius,
(2) menolak membuka diri, ketika hubungan bermasalah
individu enggan membuka diri karena menganggap tidak
akan diterima, pasangan tidak bisa lagi dipercaya atau tidak
lagi memberi dukungan,
(3) menipu, terkadang hal ini dilakukan sebagai upaya
menghindari konfrontasi atau untuk menutupi rasa malu,
(4) pesan positif dan negatif, terjadi peningkatan pesan
negatif dan penurunan pesan positif. Hal yang sebelumnya
bisa ditolerir, lama kelamaan menjadi tidak bisa diterima,
termasuk basa-basi atau kesopanan dalam berbicara ikut
berubah.

2. Strategi untuk berpisah (strategies of disengagement), fokus


pada strategi yang dilakukan individu untuk mengakhiri sebuah
hubungan. Individu membutuhkan strategi untuk keluar dari
hubungan yang tidak lagi memuaskan. Namun yang penting untuk
diingat bahwa jenis strategi ditentukan oleh tujuan yang ingin
dicapai :

(1) menggunakan nada positif, untuk menjaga hubungan


dan mengungkapkan perasaan positif pada rekan, seperti :
„saya sangat peduli padamu, namun saya tidak siap untuk
hubungan yang terlalu intens‟,
20

(2) manajemen identitas negatif, untuk menyalahkan orang


lain atas perpisahan dan membebaskan diri dari tudingan
penyebab perpisahan, seperti : „saya sudah tidak tahan
dengan sifat cemburu dan posesifmu lagi‟,

(3) justifikasi (pembenaran), mencari alasan untuk


perpisahan, seperti alasan akan melanjutkan pendidikan,

(4) de-eskalasi, mengurangi intensitas hubungan misalnya


tidak mengangkat telepon atau mengurangi waktu yang
dihabiskan bersama.

PENUTUP

A. Kesimpulan
21

Hubungan antar pribadi adalah hasil dari komunikasi antar


pribadi yang dilakukan individu dengan individu lain. Hubungan antar
pribadi merupakan sebuah hubungan timbal balik yang saling
mempengaruhi dan bisa dilihat sebagai suatu sistem maupun suatu
proses. Berdasarkan jenisnya, hubungan antar pribadi bisa dibagi
menjadi : hubungan pertemanan, hubungan cinta, hubungan keluarga
dan hubungan kerja. Setiap jenis hubungan memiliki karakteristik yang
berbeda, begitupun dengan bentuk komunikasi antar pribadi di
dalamnya. Membangun hubungan antar pribadi menjadi hal mutlak
dalam kehidupan manusia, karena ternyata hubungan antar pribadi
memiliki sejumlah manfaat, antara lain mengurangi kesepian,
mendapatkan rangsangan, mendapatkan pengetahuan diri, dan
meminimalkan penderitaan serta memaksimalkan kesenangan. Dengan
membina hubungan, seorang individu dapat berbagi banyak hal
termasuk yang paling pribadi, melakukan kegiatan bersama,
mendapatkan dukungan emosional dan bahkan masukan saat
menghadapi masalah. Komunikasi menjadi nyawa dalam sebuah
hubungan.

B. Saran

Komunikasi yang efektif akan menciptakan hubungan antar


pribadi yang juga efektif. Komunikasi pun menjadi kunci apakah
sebuah hubungan bisa dibangun dan dipertahankan atau justru menjadi
retak dan berakhir dengan perpisahan.

DAFTAR PUSTAKA
Beebe, Steven A, Susan J. Beebe, Mark V. Redmond. 2005.
22

Interpersonal Communication : Relating to Others Fourth Edition. Boston : Pearson


Education, Inc. DeVito, Joseph A. 1997.
Komunikasi Antarmanusia Edisi Kelima. Jakarta : Professional Books, 2013.
The Interpersonal Communication Book 13th Ed. Boston : Pearson Education, Inc.
Floyd, Kory. 2011.
Interpersonal Communication 2nd Ed. New York : McGraw-Hill

Anda mungkin juga menyukai