Anda di halaman 1dari 14

MATA KULIAH AGAMA KRISTEN

“CARA BERGAUL YANG BAIK”

Disusun oleh :
Samuel J. Laluyan – 23024191
Andini S. Londa – 23024177
Sofia N. Samel – 23024162
Yonatan N. Tampi – 23024120
Sandro Mangari – 23024202
Cisilia S. Masambe – 23024117
Heaven T. J. Assa - 23024145
Efrain C. Israel – 23024180

KELOMPOK 8
TEKNIK ELEKTRO
D4 TEKNIK INFORMATIKA
POLITEKNIK NEGERI MANADO
A. Pengertian Bergaul
Secara umum :
Bergaul adalah suatu aktivitas sosial di mana individu atau kelompok berinteraksi,
berkomunikasi, dan berhubungan dengan orang lain. Ini mencakup berbagai bentuk interaksi
sosial, termasuk percakapan, pertemuan, aktivitas bersama, dan komunikasi verbal maupun
non-verbal.

Bergaul adalah cara penting bagi manusia untuk membangun hubungan sosial,
mengembangkan keterampilan komunikasi, dan menjalin hubungan interpersonal. Selama
proses berinteraksi dengan orang lain, individu dapat bertukar informasi, pendapat, ide, dan
pengalaman. Ini dapat terjadi dalam berbagai konteks, seperti di kampus, pekerjaan,
komunitas, atau dalam lingkungan yang lebih informal.

Bergaul juga memainkan peran penting dalam pengembangan kepribadian seseorang dan
membantu individu untuk memahami norma sosial, etika, dan aturan perilaku yang berlaku
dalam masyarakat. Kemampuan untuk bergaul dengan baik dengan orang lain sering
dianggap sebagai keterampilan yang berharga dalam kehidupan sehari-hari, baik dalam aspek
pribadi maupun profesional.

Menurut Alkitab :
Alkitab mengandung banyak ajaran dan prinsip yang relevan untuk bagaimana seorang
individu harus bersikap dan berinteraksi dengan sesama manusia dalam konteks sosial dan
moral.

Salah satu prinsip dasar dalam Alkitab yang berkaitan dengan bergaul adalah prinsip
"Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri." Ini ditemukan dalam Perjanjian Lama
(Kitab Imamat 19:18) dan dikonfirmasi oleh Yesus dalam Perjanjian Baru sebagai salah satu
dari dua perintah terbesar (Matius 22:39). Ini adalah panggilan untuk mencintai dan
memperlakukan orang lain dengan kasih, hormat, dan belas kasihan, sama seperti kita ingin
diperlakukan.

1
Alkitab juga berisi banyak ajaran tentang pentingnya hidup dalam kebenaran, keadilan, dan
integritas dalam semua interaksi sosial. Contohnya adalah "Jangan berdusta satu sama lain"
(Kolose 3:9) dan "Berbicaralah yang benar satu sama lain" (Efesus 4:25), yang
menggarisbawahi pentingnya kejujuran dan integritas dalam berkomunikasi dengan orang
lain.

Manusia selalu akan terlibat dalam pergaulan. Pergaulan bila disorot secara khusus akan
memberikan gambaran yang berbeda-beda dari segi kualitas waktu, misalnya, pergaulan yang
hanya bersifat sementara, meliputi jangka waktu yang pendek dan yang meliputi jangka
panjang. Demikian pula, sifat pergaulan tidak selalu sama. Ada pergaulan yang
menggambarkan hubungan reaktif saja, seolah-olah antara dua individu atau lebih hanya
terjalin hubungan bagaikan tanya jawab saja. Ada pula pergaulan yang individu-individunya
aktif dan kreatif menciptakan hubungan, masing-masing individu saling memajukan taraf
kehidupannya, dan saling menyempurnakan martabatnya.

Pergaulan yang sebenarnya diperlukan demi penyempurnaan martabat manusia, tidak selalu
mengarah ke kehidupan yang positif dalam rangka pembangunan mental, akan tetapi
sebaliknya sering berakibat negatif dan menghambat kelancaran hidup sosial. Pergaulan yang
matang, dewasa dan positif membantu kelancaran kehidupan sosial tidak mudah dicapai.

Penting untuk diingat bahwa bergaul yang baik melibatkan kemampuan mendengarkan,
berbicara dengan hormat, menghormati perbedaan, dan menjaga hubungan yang sehat dengan
orang lain. Artinya, bergaul tidak hanya sebatas berkomunikasi, tetapi juga mencakup aspek-
aspek seperti empati, pengertian, dan sikap positif terhadap sesama.

B. Konsep Seni Bergaul

2
Manusia tidak dapat hidup sendiri tanpa hubungan dengan orang lain. Oleh
sebab itu, adanya individu-individu lain merupakan suatu keharusan. Manusia
diciptakan sebagai makhluk sosial yang selalu akan hidup dalam suatu
hubungan keterikatan dengan individu lainnya. Seorang manusia selalu
membutuhkan pergaulan dengan manusia lainnya agar dapat mencapai taraf tingkah laku
manusia

Dalam konsep bergaul, ada beberapa dimensi yaitu :


1). Dimensi persamaan.
Kita memilih teman yang mempunyai persamaan dalam kepribadian, nilai-nilai, hidup,
perilaku, minat dan latar belakang.
2) Dimensi timbal balik.
Kita mencari teman yang bisa saling mengerti, saling percaya, saling tolong, saling mengakui
keunggulan dan saling memaklumi kelemahan masing-masing.
3) Dimensi kecocokan.
Kita berteman karena merasa cocok dan senang berada bersama dia
4) Dimensi struktur.
Kita mencari teman yang berjarak dekat, mudah dihubungi dan bisa langgeng.
5) Dimensi model.
Kita berteman karena kita respek dan mengagumi kualitas kepribadiannya

Sejalan dengan berkembangnya kemampuan, kematangan dan kebutuhan pola hubungan


antarorang berkembang dalam tujuh tahap. Adapun ketujuh tahap tersebut adalah: tahap bayi,
tahap anak kecil (3-6 tahun), tahap anak besar (6-12 tahun), tahap remaja dan pemuda (12-25
tahun), tahap dewasa muda (25-40 tahun), tahap dewasa (40-65) dan tahap usia lanjut.

Tahap-tahap pergaulan :

1. Persahabatan Biasa

Dalam tahap ini, hubungan seorang dengan yang lain masih bebas tanpa ikatan. Seseorang
dapat bergaul dengan siapa saja. Tahap pertama ini adalah persahabatan biasa baik dengan

3
teman-teman sejenis maupun teman-teman lawan jenis. Pada tahap ini, tidak ada pikiran
tentang pernikahan atau hubungan seksual dengan sahabat- sahabat itu. Pergaulan tahap ini
dapat terjadi di sekolah, di gereja, di rumah teman-teman, dan di tempat-tempat yang lain.
Tahap ini penting sekali karena di dalamnya kita mengenal teman lawan jenis sebagai
manusia dan bukan sebagai objek seksual saja. Di dalam persahabatan ini, kita bertukar
pikiran, bekerja sama, dan mengalami saat-saat biasa dan istimewa dengan orang-orang
lawan jenis tanpa hubungan asmara.

2. Persahabatan Istimewa

Adalah lumrah apabila ada dua jenis manusia yang berbeda kelamin itu menjalin
persahabatan yang lebih akrab dan istimewa. Hubungan ini berdasarkan keinginan untuk
lebih mengenal seorang atau beberapa orang lawan jenis karena kita merasa tertarik kepada
mereka. Kita berusaha untuk mengenal mereka dengan lebih baik dengan bercakap-cakap
bersama di gereja, di kampus pada waktu santai. Pada tahap ini pertemuan- pertemuan tidak
selalu terjadi secara kebetulan saja, tetapi berdasarkan usaha dan rencana untuk bertemu.
Namun, pertemuan ini tidak mengikat dua orang yang bertemu. Selalu ada kebebasan untuk
tidak bertemu lagi. Pertemuan- pertemuan semacam ini juga tidak usah terbatas kepada satu
orang lain saja. Seorang laki-laki bisa berusaha untuk lebih mengenal beberapa orang wanita.
Begitu juga seorang wanita bisa berusaha untuk lebih mengenal beberapa orang laki-laki.
Pada tahap persahabatan yang lebih istimewa ini tidak ada kemesraan yang intim. Pada tahap
ini pertemuan diadakan dalam kelompok, bukan sebagai pasangan yang terlepas dari
kelompok.

3. Pacaran

Pergaulan tahap ini sepasang pemuda pemudi melakukan suatu persetujuan bahwa mereka
akan mengadakan hubungan khusus dan akan menghentikan semua hubungan khusus dan
akrab yang lain dengan orang-orang dari lawan jenisnya. Mereka masih ingin saling
mengenal dengan lebih baik, tetapi sekarang ada unsur yang baru. Mereka masih bebas untuk
memutuskan hubungan mereka, tetapi sekarang tindakan putus itu perlu disertai pembicaraan

4
bersamadan keterangan bersama yang lebih dalam daripada yang diperlukan pada tahap-
tahap sebelumnya. Karena tujuan pokok tahap ini adalah lebih mengenal pacar, mereka perlu
banyak berbicara bersama dan banyak menjalankan aktivitas- aktivitas bersama. Tahap ini
perlu makan waktu yang cukup lama sehingga mereka dapat mengetahui apakah mereka
benar-benar tepat untuk meneruskan hubungan mereka ke tahap yang lebih dalam. Tahap
pacaran ini tidak selamanya diakhiri dengan perkawinan. Mungkin juga terjadi perpisahan
apabila ternyata ada ketidakcocokan yang hakiki. Oleh sebab itu, prinsip yang berlaku dalam
pacaran adalah tidak melangkah jauh kepada kemesraan yang membuat tidak dapat
mengendalikan diri, harus menjaga kesucian diri masing-masing dan dapat menahan diri
tidak terbuai oleh cinta berahi. Karena hubungan pacaran jelas masih bisa tidak berlanjut atau
putus.

4. Bertunangan

Berbeda dengan semua tahap sebelumnya, pertunangan biasanya berdasar atas perjanjian
resmi yang diumumkan kepada orang-orang lain. Perjanjian ini berbunyi bahwa sepasang
pemuda pemudi akan menuju pernikahan. Tahap ini merupakan masa ujian. Mereka
memperdalam hubungan mereka dengan menguji apakah mereka tepat menikah atau cocok
membangun suatu rumah tangga. Ada persetujuan bahwa mereka akan menikah kecuali kalau
ternyata suatu alasan kuat untuk tidak menikah. Pertunangan dapat dibatalkan, tetapi
pembatalan harus disertai dengan alasan-alasan yang penting yang penuh tanggung jawab.
Biasanya pertunangan akan berakhir dalam pernikahan. Bila ternyata bahwa mereka
sebaiknya tidak menikah, mereka sebaiknya berpisah sebelum pernikahan mereka terjadi.

5. Pernikahan

Pada tahap ini, ada dua unsur baru. Pertama, hubungan antara dua orang itu sekarang tidak
boleh diceraikan. Menurut ajaran Kristen mereka yang telah menikah tidak boleh dipisahkan
kecuali oleh kematian. Kedua, mereka mulai hidup bersama dan bersenggama. Unsur kedua
berhubungan erat dengan unsur pertama, karena senggama hanya tepat kalau dilindungi oleh
hubungan yang tidak dapat dihentikan. Dengan demikian, senggama memperkuat hubungan

5
itu. Sebaiknya, pernikahan di catatan sipil diadakan pada waktu yang sama atau hampir sama
dengan pemberkatan pernikahan oleh gereja. Bila pemberkatan dua orang ditunda sesudah
pernikahan di catatan sipil, timbul kebingungan tentang status hubungan

mereka dalam mata orang banyak dan mungkin juga dalam pikiran mereka sendiri. Pada
setiap tahap dalam proses ini ada derajat kesetiaan dan kemesraan yang patut. Pada tahap-
tahap pertama, hubungan tidak begitu mesra dan dapat dibatalkan dengan aga mudah. Pada
tahap-tahap terakhir hubungan menjadi makin mesra dan makin sukar untuk dibatalkan. Dua
orang perlu berusaha supaya kemesraan dan keintiman mereka berjalan sejajar dengan
kesetiaan mereka. Kalau derajat kemesraan menjadi lebih tinggi daripada derajat kesetiaan,
banyak masalah bisa muncul.

Contohnya ; perbedaan pendapat, masalah keuangan, kurang nya rasa hormat kepada
pasangan, kekerasan dalam rumah tangga, serta masih banyak lagi.

Seni bergaul adalah cara bagaimana membuat diri kita disukai oleh sesama (Selan 1991,
103). Keinginan untuk disukai merupakan kodrat manusia. Oleh sebab itu, manusia
mencurahkan segenap akal budinya untuk menemukan cara- cara yang jitu agar dirinya
disukai oleh banyak orang.

Faktor utama dalam memupuk seni bergaul adalah pengertian dari kita sendiri tentang pribadi
orang lain. Sering terjadi kita tidak menyenangi seseorang, karena kita salah mengerti motif,
kemampuan, sikap dan kepribadian orang tersebut.

Hubungan antarpribadi yang baik akan meningkatkan nilai dan arti dari seseorang. Hubungan
tersebut akan menghasilkan kepuasan bagi mereka yang tahu seni bergaul. Untuk
meningkatkan seni bergaul, Anda perlu memerhatikan empat belas pedoman berikut ini
(Selan 1991, 104-105).

Pertama, dalam pergaulan pada setiap individu perlu adanya keterbukaan diri : melalui
pertimbangan menerima apa yang diberikan oleh orang lain dalam bentuk pendapat dan
pandangan.

Kedua, melihat seseorang sebagaimana Tuhan memandangnya.

6
Ketiga, mengenal individu lain sebagai seorang individu yang lain yang tidak sama dengan
diri kita sendiri. Mengenal individu lain berarti berusaha mengetahui sifat-sifat, sikap,
pandangan dan latar belakangnya yang telah membentuk individu lain itu dan yang
mendasari kepribadiannya maupun tingkah lakunya.

Keempat, mengerti bahwa individu lain memiliki ciri khas, sifat khusus dan latar belakang
masing-masing.

Kelima, memerhatikan orang lain dalam berbagai keadaan.

Keenam, ambillah waktu untuk bersahabat dengan dia dan membiarkan dia berbicara
tentang hobinya serta problemnya, temantemannya dan pokok-pokok yang menarik baginya.

Ketujuh, memahami faktor psikologis yang mendorong kelakuannya. Mengapa seseorang


bertindak demikian? Dengan mengerti keadaan psikologisnya, kita lebih dapat menerima
orang lain sebagaimana adanya.

Kedelapan, berusaha untuk menghindari sifat atau sikap yang kurang menyenangkan
seseorang.

Kesembilan, perbuatlah apa yang menurut pendapat Anda harus diperbuat orang lain kepada
Anda.

Kesepuluh, setiap orang mendambakan pujian. Usaha manusia yang terbesar adalah untuk
mendapatkan pujian.

Kesebelas, hindarilah perbantahan. Ini bukan berarti menjadi yes-man, melainkan bahwa
Anda terlalu bijaksana untuk terseret dalam perbantahan yang sia-sia, yang tidak seorang pun
akan menang.

Keduabelas, jangan merusak kesenangan orang lain.

Ketigabelas, bersahabatlah dengan pemuda atau pemudi yang akan membawa Anda ke hidup
yang baik, jangan yang jahat.
Keempatbelas, pupuklah rasa humor. Rasa humor dapat membuat suasana gembira dan
santai. Humor yang sehat dapat mempererat persahabatan, tetapi humor yang kasar dapat
merusak pergaulan yang baik (Fances 1993, 84).

7
C. Menjadi Sahabat Sejati Dalam Pergaulan
Sahabat adalah sebuah kata yang tidak asing dalam hidup manusia. Kata ini mempunyai
makna yang sangat mendalam. Setiap orang pasti membutuhkannya dan senantiasa berusaha
mendapatkan sahabat, bahkan bila orang tersebut telah memilikinya, ia akan senantiasa
memeliharanya.
Menjadi sahabat bagi orang lain dan mempunyai seorang sahabat adalah sesuatu yang sangat
berarti dan berharga dalam hidup seseorang, karena memang Sang Pencipta menata manusia
untuk hidup bersama dengan orang lain. Bagi orang Inggris, arti seorang sahabat
diungkapkan dalam sebuah pepatah : a friend in need is a friend indeed, artinya sahabat yang
sejati ialah sahabat yang selalu siap menolong ketika seseorang memerlukannya (Chandra
2006, 97).
Alasan utama mengapa orang sulit menjalin persahabatan adalah kenyataan bahwa mereka
tidak pernah benar-benar menerima diri mereka sendiri. Jika kita tidak menerima diri kita
sendiri, kita akan mendapatkan kesulitan untuk menerima orang lain, dan kebiasaan negatif
ini akan tercermin dalam hubungan kita.
Untuk membangun persahabatan ada tujuh prinsip berikut ini yang perlu diperhatikan.
Pertama, perhatikan setiap orang baru di sekitar Anda.
Kedua, kembangkan ekspresi yang membuat suasana ceria.
Ketiga, berlatih menyapa orang dengan nama.
Keempat, ajukan pertanyaan yang tepat.
Kelima, menjadi pendengar yang baik.
Keenam, jangan congkak dan merasa lebih baik dari orang lain.
Ketujuh, hendaknya sopan santun dalam tingkah laku.
Persahabatan itu memerlukan waktu. Anda mungkin bertemu seseorang dan segera
berhubungan. Sebelum hubungan itu bisa tumbuh menjadi persahabatan yang sungguh, Anda
harus saling mengenal selama suatu jangka waktu. Persahabatan jangan seluruhnya
bergantung pada perasaan. Perasaan memang penting, tetapi jengkel atau kecewa terhadap
seseorang jangan sampai merusak hubungan itu.
Bila Anda mempunyai sahabat orang-orang non-Kristen, Anda perlu bertanya kepada diri
Anda sendiri, apakah persahabatan ini memungkinkan Anda tetap dekat dengan Tuhan atau
dapat memisahkan Anda dari Tuhan. Jikalau Anda mulai melihat bahwa persahabatan Anda
dengan seorang non-Kristen tertentu menjauhkan Anda dari Tuhan, Anda harus melakukan
sesuatu.
Pertama, sahabat sejati adalah sahabat yang bersedia mendengarkan segala macam cerita
dan keluh kesah sahabatnya. Oleh sebab itu, jadilah pendengar yang baik untuk sahabat-

8
sahabat Anda. Jika mereka membutuhkan masukan, berilah pendapat Anda secara perlahan-
lahan tanpa bersikap menggurui.
Kedua, belajarlah menghargai segala macam perbedaan sifat sahabat Anda. Ingat setiap
orang memiliki berbagai macam kepribadian yang berbeda. Cobalah mengerti bagaimana
karakter sahabat Anda. Jika Anda mengalami perbedaan pendapat, selesaikanlah masalah
tersebut dengan baik-baik. Sebab, semua masalah pasti ada jalan keluarnya.
Ketiga, jagalah baik-baik kepercayaan yang telah diberikan oleh sahabat Anda. Jangan
pernah sekali pun Anda membocorkan rahasia penting sahabat Anda, apalagi yang berupa
aib. Banyak kejadian sahabat berubah menjadi musuh karena telah membocorkan rahasia
penting sahabatnya.
Keempat, jadilah sahabat yang selalu siap memberikan dukungan. Jika sahabat Anda
melakukan kesalahan, jadilah orang pertama yang menyemangatinya. Jika perlu sebisa
mungkin Anda jangan menyalahkannya. Berilah sahabat Anda motivasi agar dapat bangkit
dari kesalahannya.
Kelima, jangan jadikan sahabat Anda sebagai saingan terberat Anda. Hilangkan perasaan iri
atas keberhasilan sahabatAnda. Jadikanlah rasa iri tersebut sebagai cambuk bagi Anda agar
berbuat lebih baik lagi. Lalu, jangan lupa ikutlah berbahagia dengan keberhasilan yang telah
dicapainya.
Keenam, jangan pernah ragu untuk minta maaf pada sahabat saat Anda melakukan sebuah
kesalahan padanya. Setelah itu, berusahalah perbaiki kesalahan Anda. Begitu pula
sebaliknya, berikanlah maaf dan lupakan kesalahan sahabat Anda jika ia bersalah.

D. Membangun Argumen tentang Suka dan Duka Pergaulan


Setiap orang mesti bergaul. Orang yang sama sekali tidak bergaul akan lekas mati. Oleh para
ahli sosiologi, pergaulan disebut interaksi. Interaksi bisa bersifat luas (bergaul dengan banyak
orang) atau bersifat frekuen (sering bergaul dengan orang). Dua orang yang bersahabat secara
kental tidak bergaul secara luas tetapi frekuen, sedangkan seorang ekstrovert bergaul secara
luas tetapi hanya sebentar saja (Brouwer 1981, 2).
Manusia mempunyai naluri untuk hidup berkumpul dengan orang-orang lain, karena memang
manusia itu tidak diperlengkapi dengan alat-alat yang cukup untuk dapat hidup sendiri di
dunia. Oleh karena itu, gejala yang wajar jika manusia selalu akan mencari kawan, baik
semas dia baru dilahirkan, maupun sampai dewasa.
Selain itu, tidaklah terlalu mengherankan bila muda- mudi senang hidup berkumpul dan
bergaul dengan kawan-kawannya, walaupun hal tersebut tidak selalu akan membawa
pengaruh-pengaruh yang baik. Sebab sukar untuk disangkal bahwa di samping pengaruh-
pengaruh baik atau positif, pergaulan juga memiliki banyak pengaruh-pengaruh buruk atau
negatif. Apalagi kalau kawankawannya berasal dari lingkungan sosial yang kurang baik.

9
Sebagai salah satu buktinya, mengendarai kendaraa bermotor dengan ugal-ugalan adalah
hasil dari pengaruh tidak baik dari lingkungan. Salah satu penyebab penyalahgunaan
narkotika adalah pengaruh yang tidak baik dari lingkungan yang negatif sifatnya.
Orang yang ekstrovert mempunyai bakat bergaul. Selain itu, orang yang mempunyai bakat
bergaul biasanya adalah orang yang menyukai keramaian dan suka bertemu dengan banyak
orang. Sebaliknya, orang yang tidak bisa bergaul dengan orang lain adalah orang yang bertipe
introvert.
Orang yang tidak bisa bergaul dengan orang lain biasanya kalau bertemu orang lain merasa
tegang dan membenci keramaian. Di samping itu, perlu diperhatikan juga adanya beberapa
sifat yang menghalangi pergaulan, seperti sikap sombong, egois, cerewet, kecenderungan
suka memaksa orang lain dan sebagainya.
Suka dan duka dalam pergaulan tentu saja ada, bahkan boleh dikatakan banyak. Contoh
sukanya adalah sebagai berikut. Anda sedang sendirian di rumah karena anggota keluarga
yang lain sedang pergi. Sendiri adalah sesuatu yang tidak menyenangkan. Tiba-tiba datang
seorang teman dan akhirnya Anda asyik ngobrol. Dengan bergaul Anda juga dapatmencari
jalan untuk memecahkan persoalan yang Anda hadapi bersama dengan teman.
Pergaulan mendatangkan banyak keuntungan. Misalnya, setelah Anda mulai bergaul lebih
dekat dengan teman-teman kuliah, Anda memeroleh keterangan bahwa dahulu mereka
menganggap bahwa Anda merupakan pribadi yang sombong, lebih senang bermain dengan
teman yang sama sekali tidak setingkat dengan Anda.
Dalam pergaulan Anda tidak boleh terlalu acuh atau akrab sebab dalam pergaulan ada duka.
Misalnya, Anda telah akrab dengan seseorang. Apabila terjadi perselisihan dengan orang
tersebut, rahasia Anda bisa dibongkar semua. Sikap tersebut tidaklah benar bagi
persahabatan.
Duka pergaulan yang lain lagi adalah terjadi salah paham dalam pergaulan antara Anda
dengan teman dan mengakibatkan hubungan menjadi agak terganggu. Ada pula yang mau
menghargai teman yang bermobil saja, kaya raya, dan sebagainya, tetapi tidak mau
menghargai teman yang kurang mampu sehingga dalam pergaulan, Anda dapat melihat
adanya kelompok-kelompok dalam pergaulan.
Yang kaya dengan yang kaya, sedangkan yang miskin dengan yang miskin. Di dalam
bergaul, kita juga sering mendapat kesukaran karena tidak semua orang mempunyai sifat
yang sama, ada yang sombong, ada yang genit, ada yang egois dan sebagainya.

E. Tanggung jawab etis kristiani dalam Pergaulan muda mudi


Tanggung jawab etis Kristen dalam pergaulan muda-mudi adalah sebuah konsep yang
mengandung nilai-nilai moral dan prinsip-prinsip agama yang menjadi pedoman dalam
interaksi antara remaja Kristen. Pertama, dalam pergaulan muda-mudi, orang Kristen

10
diharapkan untuk menjaga kesucian dan moralitas dalam hubungan dengan lawan jenis. Ini
berarti menghindari perilaku yang tidak sesuai dengan ajaran agama Kristen, seperti seks di
luar nikah, dan mengedepankan hubungan pranikah yang benar dan berlandaskan pada nilai-
nilai agama.
Kedua, tanggung jawab etis Kristen juga mencakup komitmen untuk membangun spiritualitas
dalam kehidupan remaja Kristen. Hal ini mencakup partisipasi aktif dalam kegiatan gereja,
doa, dan ibadah, serta menjauhi pengaruh negatif pergaulan masa kini. Dengan demikian,
remaja Kristen diharapkan untuk memperkuat keyakinan dan prinsip moral-religius dalam
diri mereka.
Terakhir, gereja juga memiliki peran penting dalam membina remaja Kristen terhadap
pergaulan muda-mudi. Gereja dapat memberikan bimbingan, konseling, dan pengajaran
agama yang memperkuat nilai-nilai etis dalam pergaulan remaja Kristen. Dengan demikian,
tanggung jawab etis Kristen dalam pergaulan muda-mudi melibatkan upaya individu,
keluarga, dan gereja untuk memastikan bahwa remaja Kristen menjalani pergaulan yang
sesuai dengan ajaran agama Kristen.

F. Prinsip etis kristiani dalam Pergaulan muda-mudi


Prinsip etis Kristen dalam pergaulan muda-mudi adalah seperangkat nilai moral dan tata
krama yang dipegang oleh remaja Kristen dalam interaksi mereka dengan sesama. Prinsip-
prinsip ini mencakup:
Hormat dan Sopan Santun: Remaja Kristen diharapkan untuk menjunjung tinggi nilai
hormat dan sopan santun dalam pergaulan mereka. Ini berarti menghargai orang lain, baik
sesama remaja maupun orang dewasa, dengan cara berbicara dan bertindak dengan baik.
Etika pergaulan Kristen menekankan pentingnya menghindari perilaku yang tidak pantas atau
kasar.
Kebenaran dan Integritas: Prinsip etis Kristen juga mencakup komitmen untuk berbicara
dan bertindak dengan kebenaran serta integritas. Remaja Kristen diharapkan untuk
menghindari kebohongan, gosip, atau perilaku curang dalam pergaulan mereka. Ini
mencerminkan nilai-nilai kebenaran dan integritas yang diajarkan dalam ajaran Kristen.
Pemeliharaan Kesucian: Etika Kristen menekankan pentingnya pemeliharaan kesucian
dalam hubungan antara remaja Kristen. Ini termasuk menghindari perilaku seks di luar nikah
dan menjalani hubungan pranikah yang sesuai dengan ajaran agama Kristen. Kesucian adalah
nilai penting dalam prinsip etis Kristen dalam pergaulan muda-mudi.
Hormat terhadap Nilai Agama dan Moral: Remaja Kristen diharapkan untuk menjunjung
tinggi nilai-nilai agama dan moral yang diajarkan dalam ajaran Kristen. Ini mencakup
menghindari perilaku yang bertentangan dengan prinsip-prinsip agama Kristen dan selalu
menjalani hidup dengan kesadaran akan nilai-nilai tersebut.

11
Prinsip etis Kristen dalam pergaulan muda-mudi bertujuan untuk membimbing remaja
Kristen agar menjalani kehidupan yang sesuai dengan ajaran agama mereka, menjaga
kesucian, dan memelihara nilai-nilai moral dalam hubungan dengan sesama.

G. Kesimpulan
Pergaulan muda-mudi perlu diperhatikan dan dikembangkan dengan baik.
Penting untuk memiliki pandangan hidup yang lebih luas, manusiawi, dan sesuai dengan
kehendak Tuhan.
Kita harus menjaga integritas dan tidak terpengaruh oleh pengaruh negatif.
Bahaya keeksklusifan dalam hubungan dengan teman-teman perlu dihindari.
Pergaulan dapat membawa pengaruh baik atau buruk, tergantung pada lingkungan sosialnya.
Prinsip-prinsip pergaulan yang berdasarkan kasih Kristus dan sesuai dengan kebenaran
Alkitab perlu diterapkan.
Pertemuan dalam tahap persahabatan yang lebih istimewa tidak mengikat dan dapat
dilakukan dalam kelompok.
Penting untuk mempertimbangkan tujuan dan dampak dari perbuatan dalam hubungan
dengan lawan jenis.
Kejujuran dan saling menghargai adalah kunci dalam pergaulan yang baik

12
13

Anda mungkin juga menyukai